SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Laporan Praktikum
Kesuburan Tanah dan Pemupukan
PENGELOLAAN LIMBAH
NAMA : ANDI TENRI IKA SARI
NIM : G111 14 503
KELAS : F
ASISTEN : IKA MUDRIKA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik
(seperti, kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daundaun)
difermentasikan atau mengalami proses metanisasi. Fermentasi bahan organik
dilakukan oleh bakteri anaerob. Proses metanisasi menghasilkan suatu gas yang
sebagian besar merupakan metan dan karbon dioksida. Dunia peternakan
merupakan salah satu penghasil biomassa yang berlimpah, antara lain limbah cair
(urin) dan padat (kotoran) serta penghasil gas metan yang cukup tinggi.
Bionergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh
sumber daya hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah
peternakan dan pertanian. Jenis energi yang dihasilkan berupa energi dalam
bentuk gas (biogas), cair (biofuel), atau padat (biomass). Energi tersebut
selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan panas (kalor), gerak (mekanik),
dan listrik tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan dari pengguna.
Dengan kekayaan dan keragaman sumber daya hayati yang ada di Indonesia,
pemanfaatan bioenergi merupakan pilhan yang tepat dalam rangka penyediaan
energi yang terbarukan, murah, dan ramah lingkungan.
Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam
hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang
oksigen (anaerob). Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama
adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas, dapat juga berasal dari
sampah organik. Namun sampai saat ini pemanfaatan limbah kotoran ternak
sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang
karena teknologi dan produk tersebut merupakan hal yang baru di masyarakat.
Padahal biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan
terbarukan, dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG) dan dapat dugunakan sebagai
sumber energi penggerak generator listrik.
Limbah daun kering merupakan limbah organik yang baik untuk digunakan
dalam pembuatan biogas. Selain karena mudahnya ditemukan daun kering yang
berguguran, juga karena mudahnya diuraikan daun kering oleh mikroorganisme.
Limbah daun kering sangat mudah untuk dihaluskan apabila telah direndam
didalam air sehingga hasil yang didapatkan akan menjadi bagus untuk proses
pembuatan biogas.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai
pembuatan biogas.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui proses
pembuatan biogas serta dapat mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-
sehari untuk pemanfaatan limbah yang dapat merugikan manusia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik
(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok
untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan
makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran
limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah
industri tersebut berasal dari bahan organik yang homogeny (Haryati, 2006).
Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang
unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan
dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas campuran metan
(CH4) , karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur
dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada
limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawaBiomassa yang
mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan
pangan digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas (Haryati, 2006).
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau
pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena
menumpuknya limbah peternakan. Di banyak negara berkembang kotoran ternak,
limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah yang
dapat menjadi pusat perhatian karena emisi-emisi metan dan karbondioksida yang
menyebabkan efek rumah kaca dan dapat mempengaruhi proses-proses yang
terjadi pada perubahan iklim-iklim global (Haryati, 2006).
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang
tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari (Haryati, 2006).
Menurut Haryati (2006), ada beberapa alasan lain mengapa biogas dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin mendapat perhatian yaitu :
1.Misalanya harga pada bahan-bahan bakar yang terus menerus meningkat.
2.Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui.
3.Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik.
4.Dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana.
Menurut Haryati (2006), pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses
diantaranya yaitu:
1. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut
dan pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana, perubahan
struktur bentuk polimer menjadi bentuk monomer.
2. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana)
yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri
pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana ini yaitu
asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas
karbondioksida, hidrogen dan amonia; serta.
3. Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan.
Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu mereduksi sulfat dan
komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfide.
2.2 Biogas Dari Limbah Daun
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Di negara-negara berkembang
komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan
sampah anorganik sebesar ± 30%. Sampah memiliki potensi untuk memberi
sumbangan terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca, peristiwa ini terjadi
pada penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane
(CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah.
Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap emisi gas rumah kaca yaitu
gas metan (CH4). Gas CH4 memiliki potensi merusak 20 kali lebih besar dari gas
CO2 terhadap pemanasan global (Sudarman, 2010).
Selain dimanfaatkan sebagai kompos, sampah organik dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar alternatif, seperti biogas dan briket. Sampah organik
memiliki dampak yang besar terhadap global warming. Dengan dijadikan bahan
bakar padat seperti briket, maka gas metan yang merupakan memiliki dampak
negatif terhadap global warming, maka pada saat terjadi pembakaran gas metan
(CH4) tersebut akan berubah menjadi gas CO2 dan energi panas yang dapat
dimanfaatkan sebagai pemanas untuk memasak ataupun kebutuhan skala industri.
Persamaan pembakaran: CxHy + O2 ⇌ CO2 + H2O + panas. Sehingga jika terjadi
pembakaran CH4, maka: CH4 + O2 ⇌ CO2 + H2O + panas. Pada hasil reaksi kimia
yang terjadi tersebut, mampu meminimalisasi terjadinya kontribusi terhadap
global warming, karena gas metan tersebut telah menjadi gas karbon dioksida dan
uap air serta menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk kebtuhan
sehari-hari maupun kebutuhan industri (Sudarman, 2010).
Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang
mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-
bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa
udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan
biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok
untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah organik tersebut membusuk, akan
dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) (Anggraini, dkk. 2012).
Penggolongan limbah menjadi dua, yaitu limbah organik dan anorganik.
Limbah organik merupakan limbah terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam. Atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau lainnya. Termasuk di dalamnya adalah limbah rumah tangga
seperti limbah dapur, sisasayuran, kulit buah, dan daun. Limbah anorganik adalah
limbah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan
minyak bumi atau dari proses industry (Perdana, 2013).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin. Pada hari Sabtu, tanggal 8 dan 22 Oktober 2016 pukul
16.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu baskom, blender, gunting, dan timbangan. Adapun
bahan yang digunakan yaitu limbah daun kering dan air.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan daun-daun kering yang berguguran.
2. Menyeleksi daun dan membersihkan daun dari kotoran atau tanah yang
menempel pada permukaan daun serta ranting yang terdapat pada daun.
3. Menimbang daun yang telah diseleksi sebanyak 5 kg.
4. Memotong daun dengan gunting hingga berukuran lebih kecil.
5. Merendam daun dalam ember hingga lunak.
6. Menghaluskan daun menggunakan blender.
7. Mengumpulkan hasil blender limbah daun kedalam ember.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar Keterangan
Daun disortir dan dibersihkan.
Daun dikumpulkan sebanyak 5 kg.
Daun kering dipotong
Daun kering dihaluskan.
Hasil blender dikumpulkan kedalam
baskom bersih.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum pengelolaan limbah yang telah dilakukan, hasil yang
diatas dapat dilihat bahwa proses pengolahan limbah dimulai dengan
mengumpulkan daun kering lalu menyeleksi daun-daun tersebut dan
membersihkan daun dari ranting dan kotoran atau tanah yang menempel. Daun
yang telah diseleksi ditimbang dan dikumpulkan sebanyak 5 kg. Selanjutnya
disimpan kedalam baskom lalu isi dengan air. Blender daun sampai menjadi halus
lalu satukan semua hasil blender kedalam baskom. Simpan hasil blender untuk
kemudian nanti dilakukan pengenceran.
Pemisahan daun dari ranting dan cabang dilakukan agar limbah daun dapat
dengan mudah dihaluskan yang memudahkan penguraian oleh mikroorganisme
dalam pembuatan biogas. Hal ini didukung oleh Sudarman (2010), bahwa limbah
organik merupakan limbah yang mudah terurai yang mengandung unsur karbon
(C), kandungan unsur C dapat mempercepat proses penguraian oleh
mikroorganisme.
Selain dimanfaatkan sebagai biogas. Sampah organik memiliki dampak yang
besar terhadap global warming. Hal ini didukung oleh Sudarman (2010), bahwa
sampah organik dapat memberi sumbangan terhadap meningkatnya emisi gas
rumah kaca peristiwa ini terjadi pada penumpukan sampah tanpa diolah yang
melepaskan gas metan/methane (CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir
selalu menghasilkan sampah. Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap
emisi gas rumah kaca yaitu gas metan (CH4). Gas CH4 memiliki potensi merusak
20 kali lebih besar dari gas CO2 terhadap pemanasan global.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum yaitu limbah dari daun kering
sangat mudah didapatkan sehingga pembuatan biogas yang menggunakan limbah
daun kering jauh lebih terjangkau dan lebih ramah lingkungan. Proses pengolahan
limbah daun kering yang dilakukan juga lebih mudah karena daun kering lebih
mudah untuk dihancurkan dan dihaluskan menggunakan blender. Selain
dimanfaatkan sebagai biogas. Sampah organik seperti daun kering memiliki
dampak yang besar terhadap global warming.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Dkk. 2012. Pengaruh Jenis Sampah, Komposisi Masukan Dan Waktu
Tinggal Terhadap Komposisi Biogas Dari Sampah Organik. Jurnal Teknik
Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012
Haryati, Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi
Alternatif. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Wartazoa Vol. 16 No . 3 Th.
2006
Perdana. 2013. Pendayagunaan Limbah Serasah Di Universitas Muhammadiyah
Surakarta Menggunakan Dua Jenis Feses Untuk Produksi Biogas Skala
Laboratorium. Naskah Publikasi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Sudarman, 2010. Meminimalkan Daya Dukung Sampah Terhadap Pemanasan
Global. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan komposeka42853
 
Pemanfaatan Lingkungan Hidup Geografi
Pemanfaatan Lingkungan Hidup GeografiPemanfaatan Lingkungan Hidup Geografi
Pemanfaatan Lingkungan Hidup GeografiRendy Fedias
 
Pendidikan lingkungan hidup ppt
Pendidikan lingkungan hidup pptPendidikan lingkungan hidup ppt
Pendidikan lingkungan hidup pptmak55ms
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk komposLaporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk komposAnggunW
 
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tanggaMakalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tanggaHafshah Zuhairoh
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Wila Dantika
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamrequistia
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Manado State University
 

What's hot (20)

Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Tugas akhir
Tugas akhirTugas akhir
Tugas akhir
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Fix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ editFix!!♥♥♥ edit
Fix!!♥♥♥ edit
 
4 27-1-pb (1)
4 27-1-pb (1)4 27-1-pb (1)
4 27-1-pb (1)
 
Pemanfaatan Lingkungan Hidup Geografi
Pemanfaatan Lingkungan Hidup GeografiPemanfaatan Lingkungan Hidup Geografi
Pemanfaatan Lingkungan Hidup Geografi
 
13. lap kompos
13. lap kompos13. lap kompos
13. lap kompos
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Pendidikan lingkungan hidup ppt
Pendidikan lingkungan hidup pptPendidikan lingkungan hidup ppt
Pendidikan lingkungan hidup ppt
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
Presentasi lingkungan hidup
Presentasi lingkungan hidupPresentasi lingkungan hidup
Presentasi lingkungan hidup
 
Penangan limbah
Penangan limbahPenangan limbah
Penangan limbah
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk komposLaporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
 
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tanggaMakalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
 
Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos Makalah kondas ipa kompos
Makalah kondas ipa kompos
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
 

Similar to BiogasDaun (20)

Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
 
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
 
bioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkunganbioteknologi di bidang lingkungan
bioteknologi di bidang lingkungan
 
Kuliah 10 & 11
Kuliah 10 & 11Kuliah 10 & 11
Kuliah 10 & 11
 
bahan bakar fosil presentasi Klp 2.pdf
bahan bakar fosil presentasi Klp 2.pdfbahan bakar fosil presentasi Klp 2.pdf
bahan bakar fosil presentasi Klp 2.pdf
 
Contoh karya ilmiah
Contoh karya ilmiahContoh karya ilmiah
Contoh karya ilmiah
 
Kel ipa
Kel ipaKel ipa
Kel ipa
 
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4) TERHADAP JUMLAH GAS D...
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4)  TERHADAP JUMLAH GAS D...PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4)  TERHADAP JUMLAH GAS D...
PENGARUH PEMBERIAN LEVEL EFFECTIVE MICROORGANISM (EM4) TERHADAP JUMLAH GAS D...
 
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKANLAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
LAPORAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
 
Ekosistem pencemaran ling.
Ekosistem pencemaran ling.Ekosistem pencemaran ling.
Ekosistem pencemaran ling.
 
garuda1195212.pdf
garuda1195212.pdfgaruda1195212.pdf
garuda1195212.pdf
 
Bab i biogas rina n
Bab i biogas rina nBab i biogas rina n
Bab i biogas rina n
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao16073402 komposlimbahkakao
16073402 komposlimbahkakao
 
74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
 
Kelola_sampah.pdf
Kelola_sampah.pdfKelola_sampah.pdf
Kelola_sampah.pdf
 
Paper
PaperPaper
Paper
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 

Recently uploaded (12)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 

BiogasDaun

  • 1. Laporan Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan PENGELOLAAN LIMBAH NAMA : ANDI TENRI IKA SARI NIM : G111 14 503 KELAS : F ASISTEN : IKA MUDRIKA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti, kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daundaun) difermentasikan atau mengalami proses metanisasi. Fermentasi bahan organik dilakukan oleh bakteri anaerob. Proses metanisasi menghasilkan suatu gas yang sebagian besar merupakan metan dan karbon dioksida. Dunia peternakan merupakan salah satu penghasil biomassa yang berlimpah, antara lain limbah cair (urin) dan padat (kotoran) serta penghasil gas metan yang cukup tinggi. Bionergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas), cair (biofuel), atau padat (biomass). Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan panas (kalor), gerak (mekanik), dan listrik tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan dari pengguna. Dengan kekayaan dan keragaman sumber daya hayati yang ada di Indonesia, pemanfaatan bioenergi merupakan pilhan yang tepat dalam rangka penyediaan energi yang terbarukan, murah, dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob). Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas, dapat juga berasal dari sampah organik. Namun sampai saat ini pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang karena teknologi dan produk tersebut merupakan hal yang baru di masyarakat. Padahal biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan, dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG) dan dapat dugunakan sebagai sumber energi penggerak generator listrik.
  • 3. Limbah daun kering merupakan limbah organik yang baik untuk digunakan dalam pembuatan biogas. Selain karena mudahnya ditemukan daun kering yang berguguran, juga karena mudahnya diuraikan daun kering oleh mikroorganisme. Limbah daun kering sangat mudah untuk dihaluskan apabila telah direndam didalam air sehingga hasil yang didapatkan akan menjadi bagus untuk proses pembuatan biogas. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai pembuatan biogas. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan biogas serta dapat mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari- sehari untuk pemanfaatan limbah yang dapat merugikan manusia.
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak cocok untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut berasal dari bahan organik yang homogeny (Haryati, 2006). Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. Gas ini dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan anaerob, merupakan gas campuran metan (CH4) , karbondioksida (CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawaBiomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas (Haryati, 2006). Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena menumpuknya limbah peternakan. Di banyak negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah yang dapat menjadi pusat perhatian karena emisi-emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca dan dapat mempengaruhi proses-proses yang terjadi pada perubahan iklim-iklim global (Haryati, 2006). Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
  • 5. solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri caliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan melakukan kegiatan komunitas di malam hari (Haryati, 2006). Menurut Haryati (2006), ada beberapa alasan lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin mendapat perhatian yaitu : 1.Misalanya harga pada bahan-bahan bakar yang terus menerus meningkat. 2.Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui. 3.Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik. 4.Dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana. Menurut Haryati (2006), pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses diantaranya yaitu: 1. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk polimer menjadi bentuk monomer. 2. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia; serta. 3. Metanogenik, pada tahap metanogenik terjadi proses pembentukan gas metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfide. 2.2 Biogas Dari Limbah Daun Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%. Sampah memiliki potensi untuk memberi sumbangan terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca, peristiwa ini terjadi pada penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane
  • 6. (CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah. Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap emisi gas rumah kaca yaitu gas metan (CH4). Gas CH4 memiliki potensi merusak 20 kali lebih besar dari gas CO2 terhadap pemanasan global (Sudarman, 2010). Selain dimanfaatkan sebagai kompos, sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, seperti biogas dan briket. Sampah organik memiliki dampak yang besar terhadap global warming. Dengan dijadikan bahan bakar padat seperti briket, maka gas metan yang merupakan memiliki dampak negatif terhadap global warming, maka pada saat terjadi pembakaran gas metan (CH4) tersebut akan berubah menjadi gas CO2 dan energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai pemanas untuk memasak ataupun kebutuhan skala industri. Persamaan pembakaran: CxHy + O2 ⇌ CO2 + H2O + panas. Sehingga jika terjadi pembakaran CH4, maka: CH4 + O2 ⇌ CO2 + H2O + panas. Pada hasil reaksi kimia yang terjadi tersebut, mampu meminimalisasi terjadinya kontribusi terhadap global warming, karena gas metan tersebut telah menjadi gas karbon dioksida dan uap air serta menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk kebtuhan sehari-hari maupun kebutuhan industri (Sudarman, 2010). Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan- bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) (Anggraini, dkk. 2012). Penggolongan limbah menjadi dua, yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah organik merupakan limbah terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam. Atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau lainnya. Termasuk di dalamnya adalah limbah rumah tangga seperti limbah dapur, sisasayuran, kulit buah, dan daun. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industry (Perdana, 2013).
  • 7. III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada hari Sabtu, tanggal 8 dan 22 Oktober 2016 pukul 16.00 WITA sampai selesai. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu baskom, blender, gunting, dan timbangan. Adapun bahan yang digunakan yaitu limbah daun kering dan air. 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan daun-daun kering yang berguguran. 2. Menyeleksi daun dan membersihkan daun dari kotoran atau tanah yang menempel pada permukaan daun serta ranting yang terdapat pada daun. 3. Menimbang daun yang telah diseleksi sebanyak 5 kg. 4. Memotong daun dengan gunting hingga berukuran lebih kecil. 5. Merendam daun dalam ember hingga lunak. 6. Menghaluskan daun menggunakan blender. 7. Mengumpulkan hasil blender limbah daun kedalam ember.
  • 8. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Gambar Keterangan Daun disortir dan dibersihkan. Daun dikumpulkan sebanyak 5 kg. Daun kering dipotong Daun kering dihaluskan. Hasil blender dikumpulkan kedalam baskom bersih.
  • 9. 4.2 Pembahasan Berdasarkan praktikum pengelolaan limbah yang telah dilakukan, hasil yang diatas dapat dilihat bahwa proses pengolahan limbah dimulai dengan mengumpulkan daun kering lalu menyeleksi daun-daun tersebut dan membersihkan daun dari ranting dan kotoran atau tanah yang menempel. Daun yang telah diseleksi ditimbang dan dikumpulkan sebanyak 5 kg. Selanjutnya disimpan kedalam baskom lalu isi dengan air. Blender daun sampai menjadi halus lalu satukan semua hasil blender kedalam baskom. Simpan hasil blender untuk kemudian nanti dilakukan pengenceran. Pemisahan daun dari ranting dan cabang dilakukan agar limbah daun dapat dengan mudah dihaluskan yang memudahkan penguraian oleh mikroorganisme dalam pembuatan biogas. Hal ini didukung oleh Sudarman (2010), bahwa limbah organik merupakan limbah yang mudah terurai yang mengandung unsur karbon (C), kandungan unsur C dapat mempercepat proses penguraian oleh mikroorganisme. Selain dimanfaatkan sebagai biogas. Sampah organik memiliki dampak yang besar terhadap global warming. Hal ini didukung oleh Sudarman (2010), bahwa sampah organik dapat memberi sumbangan terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca peristiwa ini terjadi pada penumpukan sampah tanpa diolah yang melepaskan gas metan/methane (CH4). Manusia dalam setiap kegiatannya hampir selalu menghasilkan sampah. Sampah memiliki daya dukung yang besar terhadap emisi gas rumah kaca yaitu gas metan (CH4). Gas CH4 memiliki potensi merusak 20 kali lebih besar dari gas CO2 terhadap pemanasan global.
  • 10. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum yaitu limbah dari daun kering sangat mudah didapatkan sehingga pembuatan biogas yang menggunakan limbah daun kering jauh lebih terjangkau dan lebih ramah lingkungan. Proses pengolahan limbah daun kering yang dilakukan juga lebih mudah karena daun kering lebih mudah untuk dihancurkan dan dihaluskan menggunakan blender. Selain dimanfaatkan sebagai biogas. Sampah organik seperti daun kering memiliki dampak yang besar terhadap global warming.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Dkk. 2012. Pengaruh Jenis Sampah, Komposisi Masukan Dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi Biogas Dari Sampah Organik. Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 18, Januari 2012 Haryati, Tuti. 2006. Biogas: Limbah Peternakan Yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Wartazoa Vol. 16 No . 3 Th. 2006 Perdana. 2013. Pendayagunaan Limbah Serasah Di Universitas Muhammadiyah Surakarta Menggunakan Dua Jenis Feses Untuk Produksi Biogas Skala Laboratorium. Naskah Publikasi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Sudarman, 2010. Meminimalkan Daya Dukung Sampah Terhadap Pemanasan Global. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang.