SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
Hkmsetdawktb 016136
1
BUPATI WAKATOBI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PERATURAN BUPATI WAKATOBI
NOMOR 43 TAHUN 2016
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WAKATOBI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI WAKATOBI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Wakatobi, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Wakatobi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten
Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi
Sulawesi Tenggara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4339);
2. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Hkmsetdawktb 016136
2
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
5. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Wakatobi (Lembaran Daerah
Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 Nomor 5);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN,
SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN WAKATOBI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Wakatobi.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Wakatobi.
3. Bupati adalah Bupati Wakatobi.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi.
5. Dinas adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Wakatobi.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas, yang selanjutnya disingkat UPTD
adalah unsur pelaksana teknis dinas yang melaksanakan
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu lingkup Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Wakatobi.
8. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang
berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
BAB II
BENTUK, NOMENKLATUR DAN TIPE PERANGKAT DAERAH
Bagian Kesatu
Bentuk Perangkat Daerah
Pasal 2
(1) Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan
bidang penanaman modal diwadahi dalam bentuk dinas.
Hkmsetdawktb 016136
3
(2) Dalam meningkatkan kualitas pelayanan perizinan kepada
masyarakat, Daerah membentuk unit pelayanan terpadu satu
pintu yang melekat pada Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penanaman modal.
Bagian Kedua
Nomenklatur Perangkat Daerah
Pasal 3
Nomenklatur Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahan bidang penanaman modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu.
Bagian Ketiga
Tipe Perangkat Daerah
Pasal 4
(1) Tipe Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
diklasifikasikan atas tipe B.
(2) Penentuan tipe Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan hasil pengukuran intensitas penyelenggaraan
urusan pemerintahan bidang Penanaman modal.
(3) Penentuan intensitas penyelenggaraan urusan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Kedudukan Organisasi
Pasal 5
(1) Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di
bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 6
Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Daerah.
Hkmsetdawktb 016136
4
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Dinas menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan
iklim dan promosi di bidang penanaman modal;
b. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan, pengendalian
pelaksanaan penanaman modal dan informasi penanaman modal;
c. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan dan
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
d. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan penanganan
pengaduan, kebijakan dan pelaporan layanan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan;
f. pelaksanaan administrasi Dinas;
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas
dan fungsi Dinas.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 8
(1) Susunan Organisasi Dinas, terdiri atas :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi;
d. Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal;
e. Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan;
f. Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan;
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Struktur Organisasi Dinas sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Bupati ini.
BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 9
Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a,
mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan
urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi
kewenangan Daerah dan bertanggung jawab atas terlaksananya
tugas dan fungsi Dinas.
Hkmsetdawktb 016136
5
Bagian Kedua
Sekretariat
Pasal 10
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf
b, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi
meliputi urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan serta mengkoordinasikan penyusunan program,
evaluasi dan pelaporan Dinas.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh
Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran Dinas;
b. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;
c. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
e. pengelolaan barang milik daerah/kekayaan daerah;
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 12
(1) Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh
Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Sekretaris.
Pasal 13
(1) Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas
melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program, evaluasi
dan pelaporan, penyusunan anggaran, penatausahaan keuangan,
perbendaharaan, verifikasi, pelaporan dan pertanggungjawaban
keuangan serta pelaksanaan urusan pengelolaan barang dan aset
Dinas.
(2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas melaksanakan
urusan ketatausahaan, surat menyurat dan kearsipan,
kehumasan, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan,
pendidikan dan pelatihan aparatur lingkup Dinas serta hukum
dan perundang-undangan.
Hkmsetdawktb 016136
6
Bagian Ketiga
Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi
Pasal 14
(1) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas merumuskan
dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan iklim dan
promosi penanaman modal.
(2) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1), Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi menyelenggarakan
fungsi :
a. pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana
strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup
Daerah berdasarkan sektor usaha maupun wilayah;
b. pengkajian, penyusunan dan pengusulan pengembangan iklim
penanaman modal mencakup deregulasi dan pemberdayaan
usaha lingkup Daerah;
c. penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan promosi
penanaman modal;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 16
(1) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Penanaman Modal;
b. Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
c. Seksi Promosi Penanaman Modal.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi.
Pasal 17
(1) Seksi Perencanaan Penanaman Modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan
rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan
penanaman modal lingkup Daerah berdasarkan sektor usaha;
b. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan
rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan
penanaman modal lingkup Daerah berdasarkan wilayah.
Hkmsetdawktb 016136
7
(2) Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan
deregulasi/kebijakan penanaman modal lingkup daerah
berdasarkan sektor usaha dan wilayah;
b. melaksanakan pengkajian pengembangan potensi dan peluang
penanaman modal lingkup Daerah dengan mengembangkan
badan usaha melalui kemitraan dan daya saing berdasarkan
sektor usaha dan wilayah.
(3) Seksi Promosi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas :
a. melaksanakan perencanaan promosi penanaman modal
berdasarkan sektor usaha dan wilayah;
b. melaksanakan promosi penanaman modal berdasarkan sektor
usaha dan wilayah.
Bagian Keempat
Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal
Pasal 18
(1) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d,
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan
teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan
pengelolaan informasi penanaman modal di Daerah.
(2) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1), Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pemantauan realisasi penanaman modal
berdasarkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan
kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan
kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan
penanaman modal;
c. pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi
penanaman modal dan pengolahan data penanaman modal
penyusunan perencanaan bidang data dan pengendalian;
d. pelaksanaan fungsi lain yag diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Hkmsetdawktb 016136
8
Pasal 20
(1) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal, terdiri
dari :
a. Seksi Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman
Modal;
b. Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal;
c. Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi Penanaman
Modal.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal.
Pasal 21
(1) Seksi Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman
Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a,
mempunyai tugas :
a. melaksanakan pemantauan realisasi penanaman modal
berdasarkan sektor usaha dan wilayah serta pengawasan
kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan
kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;
b. melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian
permasalahan penanaman modal.
(2) Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. melaksanakan pembinaan pelaksanaan penanaman modal
berdasarkan sektor usaha dan wilayah;
b. melaksanakan fasilitasi penyelesaian permasalahan
penanaman modal lingkup Daerah.
(3) Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf c,
mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengolahan data dan pelaporan perizinan dan
nonperizinan penanaman modal;
b. melaksanakan pembangunan dan pengembangan sistem
informasi penanaman modal.
Bagian Kelima
Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan
Pasal 22
(1) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf e, mempunyai tugas
melaksanakan, merencanakan, mengolah, memeriksa,
memverifikasi, mengidentifikasi, mengkoordinasikan, menvalidasi,
mengevaluasi, memimpin, pelaporan, mengadministrasi
pelayanan, menerbitkan perizinan dan nonperizinan.
Hkmsetdawktb 016136
9
(2) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (1), Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi,
identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan,
pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan
nonperizinan;
b. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi,
identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan,
pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan
nonperizinan;
c. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi,
identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan,
pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan
nonperizinan;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 24
(1) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan dan Pendaftaran;
b. Seksi Perizinan;
c. Seksi Non Perizinan.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Perizinan
dan Nonperizinan.
Pasal 25
(1) Seksi Pelayanan dan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas menyiapkan bahan
perumusan kebijakan di bidang perizinan, menyusun rencana,
program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas, melaksanakan pelayanan penerimaan
pengajuan permohonan perizinan dan nonperizinan,
melaksanakan pemeriksaan berkas permohonan dan persyaratan
administrasi perizinan dan nonperizinan.
(2) Seksi Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
huruf b, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan
kebijakan teknis di bidang perizinan, meneliti, memverifikasi dan
mengkaji dokumen permohonan izin, menyiapkan draft perizinan
Hkmsetdawktb 016136
10
bagi yang sudah memenuhi persyaratan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
(3) Seksi NonPerizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(1) huruf c, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan
kebijakan teknis di bidang perizinan, meneliti, memverifikasi dan
mengkaji dokumen permohonan nonperizinan, menyiapkan draft
nonperizinan bagi yang sudah memenuhi persyaratan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Bagian Keenam
Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan
Pasal 26
(1) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f, mempunyai
tugas melaksanakan, memfasilitasi, merencanakan,
mengumpulkan, merumuskan, mengidentifikasi, memverifikasi,
memimpin, mengkoordinasi, mengevaluasi, memonitoring,
merancang, menyusun, menindaklanjuti, mendokumentasikan,
penanganan pengaduan dan informasi pelayanan perizinan dan
nonperizinan.
(2) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
ayat (1), Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan, fasilitasi, perencanaan, pengumpulan, perumusan,
identifikasi, verifikasi, memimpin, koordinasi, evaluasi,
monitoring, merancang, penyusunan, tindaklanjut, dokumentasi,
penanganan pengaduan dan informasi pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
b. pelaksanaan, perencanaan, pengumpulan, perumusan, verifikasi,
analisis, fasilitasi, perancangan, identifikasi, koordinasi,
pengolahan, memimpin, simplifikasi, sinkronisasi, evaluasi,
monitoring penyusunan kebijakan, hormonisasi dan pemberian
advokasi layanan serta sosialisasi penyuluhan kepada masyarakat
dalam penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan;
c. pelaksanakan, fasilitasi, perencanaan, pengumpulan, verifikasi,
analisis, koordinasi, pengolahan, memimpin, monitoring, evaluasi,
pengukuran terhadap mutu layanan, perumusan standar layanan
pengolahan, operasionalisasi, penginputan, pengarsipan data,
pendokumentasian, pemetaan layanan, pembangunan sarana dan
prasarana infrastruktur jaringan layanan dan dukungan
administrasi serta peningkatan layanan, menciptakan (inovasi)
pola layanan menyusun data dan pelaporan pelayanan perizinan
Hkmsetdawktb 016136
11
dan nonperizinan terjangkau, murah, transparan serta terciptanya
produk layanan yang efesien dan efektif;
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 28
(1) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan, terdiri
dari :
a. Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan Perizinan dan
Nonperizinan;
b. Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan;
c. Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan.
(2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan.
Pasal 29
(1) Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan Perizinan dan
Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)
huruf a, mempunyai tugas :
a. melaksanakan administrasi pengaduan, informasi, dan
konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan nonperizinan;
b. menyiapkan dan mengumpulkan data pengaduan, infomasi,
dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan nonperizinan;
c. merencanakan penanganan pengaduan, informasi, dan
konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan nonperizinan;
d. mengidentifikasi teknis penanganan pengaduan, informasi, dan
konsultasi layanan secara teknis dan operasional
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
e. mendokumentasikan dan mengarsipkan penanganan
pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
f. memberikan dan memfasilitasi layanan pengaduan, infomasi,
dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan perizinan dan
nonperizinan;
g. menganalisis data permasalahan penanganan pengaduan,
informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan
pelayanan perizinan dan nonperizinan;
h. merumuskan permasalahan penanganan pengaduan,
informasi, dan konsultasi layanan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
Hkmsetdawktb 016136
12
i. memonitoring dan mengevaluasi data penanganan pengaduan,
informasi¸ dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan
pelayanan perizinan dan nonperizinan;
j. mengkoordinasikan penanganan pengaduan, informasi, dan
konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan nonperizinan;
k. membuat konsep penanganan pengaduan dan tindaklanjut
pengaduan, informasi dan konsultasi layanan dalam
penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan;
l. menyusun laporan penanganan pengaduan, informasi dan
konsultasi layanan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan.
(2) Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas :
a. menyiapkan bahan-bahan kebijakan peraturan dan advokasi
terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan serta
bahan penyuluhan kepada masyarakat;
b. merencanakan kebijakan dan harmonisasi serta advokasi
layanan terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan.
c. mengumpulkan bahan kebijakan (peraturan perundang-
undangan) terkait harmonisasi regulasi daerah dan advokasi
penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan;
d. menganalisis bahan-bahan kebijakan (peraturan perundang-
undangan) terkait harmonisasi regulasi daerah dan advokasi
penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan;
e. mengkaji dan mengolah (simplifikasi, sinkronisasi) bahan-
bahan kebijakan dan harmonisasi, serta memfasilitasi
pendampingan dan/atau pelaksanaan advokasi (termasuk
untuk memenuhi ajudikasi dan mediasi) dalam penyelesaian
sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. mengkoordinasikan kebijakan dan harmonisasi regulasi daerah
terkait pelayanan perizinan dan nonperizinan, serta advokasi
dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
g. memberikan sosialisasi penyuluhan kepada masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
h. menerima dan menganalisis permohonan pemberian insentif
dan pemberian kemudahan berusaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan serta membuat telahaan staf
dan/atau surat sebagai bahan pertimbangan pimpinan
dan/atau instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan
tindakan pemberian insentif dan pemberian kemudahan
berusaha;
i. mengevaluasi bahan-bahan kebijakan dan harmonisasi regulasi
daerah terkait pelayanan perizinan dan nonperizinan, serta
advokasi dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan
Hkmsetdawktb 016136
13
nonperizinan serta model atau tatacara penyuluhan terhadap
masyarakat;
j. membuat konsep rancangan kebijakan dan harmonisasi
peraturan serta advokasi layanan terkait dengan pelayanan
perizinan dan nonperizinan;
k. menyusun laporan kebijakan dan harmonisasi peraturan serta
advokasi layanan terkait dengan perizinan dan nonperizinan
dalam mengeluarkan peraturan lingkup Daerah.
(3) Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas :
a. menyiapkan data dan bahan pelaporan yang meliputi
pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan,
dan inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan;
b. merencanakan penyusunan data dan bahan pelaporan yang
meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar
layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan;
c. mengidentifikasi dan mengkalsifikasikan data dan bahan
pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu
layanan, standar layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
d. mempelajari dan memetakan data dan bahan pelaporan yang
meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar
layanan, dan inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan;
e. mengkaji dan mengevaluasi data dan bahan pelaporan yang
meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar
layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan;
f. menganalisis dan mengukur data dan bahan layanan
pelaporan terhadap pengendalian, mutu layanan, mengolah
data serta pembangunan sarana dan prasarana layanan,
menciptakan inovasi pengembangan pola perizinan dan
nonperizinan yang cepat, mudah, murah, terjangkau,
transparan serta terciptanya pelayanan perizinan dan
nonperizinan yang efesien dan efektif;
g. merumuskan dan memetakan data dan bahan pelaporan yang
meliputi pengembangan, pengendalian, data perizinan dan
nonperizinan, inovasi layanan perizinan dan nonperizinan,
bahan data dan pelaporan pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
h. mengkoordinasikan data dan bahan pelaporan yang meliputi
pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan,
dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
i. membangun, menyediakan, mengembangkan sarana dan
prasarana infrastruktur jaringan sistem teknologi informasi
dan dukungan administrasi serta peningkatkan layanan
perizinan dan nonperizinan;
Hkmsetdawktb 016136
14
j. membuat konsep data dan bahan pelaporan yang meliputi
pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan,
dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan;
k. menyusun laporan data dan bahan pelaporan yang meliputi
pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan,
dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan pada sistem teknologi informasi (secara
elektronik).
Bagian Ketujuh
Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pasal 30
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis
Dinas secara operasional di lapangan.
(2) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(3) Unit Pelaksana Teknis Dinas dilengkapi dengan Tata Usaha dan
Jabatan Fungsional yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas.
(4) Ketentuan mengenai pembentukan dan susunan organisasi serta
tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati setelah dikonsultasikan secara tertulis
kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Bagian Kedelapan
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 31
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas teknis Dinas sesuai bidang keahliannya.
Pasal 32
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31, terdiri dari sejumlah aparatur sipil negara dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
bidang keahliannya.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk
oleh Bupati dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hkmsetdawktb 016136
15
BAB V
TATA KERJA
Pasal 33
(1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan
kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan
masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan
Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain diluar Pemerintah
Daerah sesuai dengan tugas masing-masing.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris dan
Kepala Bidang menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi baik internal maupun antar unit organisasi lainnya
sesuai dengan tugas masing-masing.
(3) Setiap pemimpin satuan organisasi dilingkungan Pemerintah
Daerah wajib melaksanakan pengawasan melekat.
Pasal 34
Kepala Dinas wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya
masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 35
Kepala Dinas, memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing-
masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk terhadap
pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 36
Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi wajib
mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada
atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat
pada waktunya.
Pasal 37
Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Dinas dari bawahannya,
wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk teknis kepada
bawahannya.
Pasal 38
Dalam menyampaikan laporan, tembusan wajib disampaikan pula
kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai
hubungan kerja.
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas dibantu oleh Kepala
Satuan Organisasi bawahannya dan dalam rangka pemberian
bimbingan kepada bawahannya wajib mengadakan rapat berkala.
Hkmsetdawktb 016136
16
Pasal 40
(1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Sekretaris melakukan
tugas-tugas Kepala Dinas sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
(2) Dalam hal Sekretaris berhalangan sebagai pelaksana Kepala
Dinas dapat menunjuk Kepala Bidang yang membidangi tugas
instansi tersebut untuk mewakili Kepala Dinas.
Pasal 41
Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna, masing-masing
pejabat dalam lingkungan Pemerintah Daerah dapat mendelegasikan
kewenangan tertentu kepada pejabat dibawahnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
BAB VI
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, ESELONISASI DAN
PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 42
(1) Kepangkatan, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan
struktural dilingkungan Dinas, berpedoman pada peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
(2) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul
Sekretaris Daerah.
(3) Kepala Dinas merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan
pimpinan tinggi pratama.
(4) Sekretaris Dinas merupakan jabatan eselon IIIa atau jabatan
administrator.
(5) Kepala Bidang lingkup Dinas merupakan jabatan eselon IIIb atau
jabatan administrator.
(6) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi lingkup Dinas merupakan
jabatan eselon IVa atau jabatan pengawas.
(7) Pejabat eselon III atau jabatan administrator dan eselon IV atau
jabatan pengawas dilingkungan Dinas diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas melalui
Sekretaris Daerah.
(8) Formasi dan persyaratan jabatan pada Dinas berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hkmsetdawktb 016136
17
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Wakatobi.
Ditetapkan di Wangi-Wangi
pada tanggal 13-12-2016
BUPATI WAKATOBI,
TTD/CAP
ARHAWI
Diundangkan di Wangi-Wangi
pada tanggal 13 – 12 - 2016
Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAKATOBI,
TTD/CAP
JUHAIDDIN
BERITA DAERAH KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2016 NOMOR 43
Hkmsetdawktb 016136
18
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI WAKATOBI
NOMOR : 43 TAHUN 2016
TANGGAL : 13 - 12 - 2016
TENTANG : KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA
KERJA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU KABUPATEN WAKATOBI
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN WAKATOBI
BUPATI WAKATOBI,
TTD/CAP
ARHAWI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
PELAYANAN DAN
PENDAFTARAN
SEKSI
PERIZINAN
SEKSI
NONPERIZINAN
BIDANG
PELAYANAN PERIZINAN
DAN NONPERIZINAN
SEKSI
PEMANTAUAN DAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN
PENANAMAN MODAL
SEKSI
PEMBINAAN
PELAKSANAAN
PENANAMAN MODAL
SEKSI
PENGOLAHAN DATA
DAN SISTEM
INFORMASI
PENANAMAN MODAL
BIDANG
PENGENDALIAN DAN
INFORMASI PENANAMAN
MODAL
SEKSI
PERENCANAAN
PENANAMAN MODAL
SEKSI
PENGEMBANGAN
IKLIM PENANAMAN
MODAL
SEKSI
PROMOSI PENANAMAN
MODAL
BIDANG
PENGEMBANGAN IKLIM
DAN PROMOSI
UPTD
KEPALA
DINAS
SEKRETARIS
SUB BAGIAN
PROGRAM,
KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SEKSI
PENGADUAN DAN
INFORMASI LAYANAN
PERIZINAN DAN
NONPERIZINAN
SEKSI
KEBIJAKAN DAN
PENYULUHAN
LAYANAN
SEKSI
PELAPORAN DAN
PENINGKATAN
LAYANAN
BIDANG
PENGADUAN,
KEBIJAKAN DAN
PELAPORAN LAYANAN

More Related Content

What's hot

Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...IntanApriscaSari
 
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...Eksanto Santo
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Penataan Ruang
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Penataan Ruang
 
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Penataan Ruang
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008Nandang Sukmara
 
PERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaPERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaJhon Blora
 
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanPerbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanbahraeni
 
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Bayu Wahyudi
 
Pergub Lampung Nomor 88 tahun 2016
Pergub Lampung Nomor  88 tahun 2016Pergub Lampung Nomor  88 tahun 2016
Pergub Lampung Nomor 88 tahun 2016santoni toni
 

What's hot (19)

Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008Permendagri No. 46 Tahun 2008
Permendagri No. 46 Tahun 2008
 
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional nomor 3 tahun 2001 tentang Organisasi ...
 
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
 
Pedoman RTRW Segala Aspek
Pedoman RTRW Segala AspekPedoman RTRW Segala Aspek
Pedoman RTRW Segala Aspek
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
 
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
 
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
Permen PU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang K...
 
Perbup sotf inspektorat konsep (1)
Perbup sotf inspektorat konsep (1)Perbup sotf inspektorat konsep (1)
Perbup sotf inspektorat konsep (1)
 
Bahan persiapan lomdes
Bahan persiapan lomdesBahan persiapan lomdes
Bahan persiapan lomdes
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008
 
PERDA Lemtekda
PERDA LemtekdaPERDA Lemtekda
PERDA Lemtekda
 
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatanPerbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
Perbup no.-58-tahun-2016-ttg-tupoksi-dinas-kesehatan
 
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
Tupoksi BKD Kab. Trenggalek - Perbup Trenggalek No. 108 Tahun 2011
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Pergub Lampung Nomor 88 tahun 2016
Pergub Lampung Nomor  88 tahun 2016Pergub Lampung Nomor  88 tahun 2016
Pergub Lampung Nomor 88 tahun 2016
 

Similar to OPTIMASI PENANAMAN MODAL

Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Dandy Putra
 
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedaPergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedasantoni toni
 
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN 2008
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN  2008PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN  2008
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN 2008Trisno Setiawan
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007Yusgo Telaumbanua
 
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2Ichi Tanukichi
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkadPA_Klaten
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...inideedee
 
Tugas kecamatan
Tugas kecamatanTugas kecamatan
Tugas kecamatanlorddzaki
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...Kota Serang
 
2012 Perda sot setda
2012 Perda sot setda2012 Perda sot setda
2012 Perda sot setdaPA_Klaten
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanJhon Blora
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanJhon Blora
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...iniPurwokerto
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahAbdul Rohman
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPenataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Government Institution
 

Similar to OPTIMASI PENANAMAN MODAL (20)

Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukimanTupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
 
Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_Pergub no.256 tahun_.2016_
Pergub no.256 tahun_.2016_
 
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappedaPergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
Pergub Provinsi Lampung Nomor 33 thn2010_ Tupoksi bappeda
 
Tusi bkd 2016
Tusi bkd 2016Tusi bkd 2016
Tusi bkd 2016
 
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN 2008
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN  2008PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN  2008
PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR : 31 TAHUN 2008
 
Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..
 
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
RANCANGAN PENGGANTI PP NO. 41 TAHUN 2007
 
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2
Perbup Karawang nomor 44 tahun 2016 2
 
2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad2011 Sot dppkad
2011 Sot dppkad
 
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah - Perg...
 
Tugas kecamatan
Tugas kecamatanTugas kecamatan
Tugas kecamatan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
 
2012 Perda sot setda
2012 Perda sot setda2012 Perda sot setda
2012 Perda sot setda
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwan
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
 
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerahPp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
Pp 41 2007 organisasi perangkat daerah Pemernitah daerah
 
Permentan 68-10
Permentan 68-10Permentan 68-10
Permentan 68-10
 
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat DaerahPeraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
 
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 2007
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 

Recently uploaded (9)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 

OPTIMASI PENANAMAN MODAL

  • 1. Hkmsetdawktb 016136 1 BUPATI WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WAKATOBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAKATOBI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wakatobi, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339); 2. UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
  • 2. Hkmsetdawktb 016136 2 Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 5. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Wakatobi (Lembaran Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 Nomor 5); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WAKATOBI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Wakatobi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Wakatobi. 3. Bupati adalah Bupati Wakatobi. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi. 5. Dinas adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas, yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana teknis dinas yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu lingkup Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Wakatobi. 8. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. BAB II BENTUK, NOMENKLATUR DAN TIPE PERANGKAT DAERAH Bagian Kesatu Bentuk Perangkat Daerah Pasal 2 (1) Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal diwadahi dalam bentuk dinas.
  • 3. Hkmsetdawktb 016136 3 (2) Dalam meningkatkan kualitas pelayanan perizinan kepada masyarakat, Daerah membentuk unit pelayanan terpadu satu pintu yang melekat pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal. Bagian Kedua Nomenklatur Perangkat Daerah Pasal 3 Nomenklatur Perangkat Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Bagian Ketiga Tipe Perangkat Daerah Pasal 4 (1) Tipe Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diklasifikasikan atas tipe B. (2) Penentuan tipe Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan hasil pengukuran intensitas penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Penanaman modal. (3) Penentuan intensitas penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Kedudukan Organisasi Pasal 5 (1) Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Daerah. (2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 6 Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
  • 4. Hkmsetdawktb 016136 4 Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan, pengembangan iklim dan promosi di bidang penanaman modal; b. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan, pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan informasi penanaman modal; c. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan dan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; d. pelaksanaan perumusan kebijakan, perencanaan penanganan pengaduan, kebijakan dan pelaporan layanan; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; f. pelaksanaan administrasi Dinas; g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsi Dinas. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 8 (1) Susunan Organisasi Dinas, terdiri atas : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi; d. Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal; e. Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan; f. Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Struktur Organisasi Dinas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 9 Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan Daerah dan bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan fungsi Dinas.
  • 5. Hkmsetdawktb 016136 5 Bagian Kedua Sekretariat Pasal 10 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi meliputi urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta mengkoordinasikan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan Dinas. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi penyusunan rencana, program dan anggaran Dinas; b. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi; c. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; e. pengelolaan barang milik daerah/kekayaan daerah; f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 12 (1) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan; b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. (2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Pasal 13 (1) Sub Bagian Program, Keuangan dan Perlengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyusunan program, evaluasi dan pelaporan, penyusunan anggaran, penatausahaan keuangan, perbendaharaan, verifikasi, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan serta pelaksanaan urusan pengelolaan barang dan aset Dinas. (2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, surat menyurat dan kearsipan, kehumasan, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, pendidikan dan pelatihan aparatur lingkup Dinas serta hukum dan perundang-undangan.
  • 6. Hkmsetdawktb 016136 6 Bagian Ketiga Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi Pasal 14 (1) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan iklim dan promosi penanaman modal. (2) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi menyelenggarakan fungsi : a. pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup Daerah berdasarkan sektor usaha maupun wilayah; b. pengkajian, penyusunan dan pengusulan pengembangan iklim penanaman modal mencakup deregulasi dan pemberdayaan usaha lingkup Daerah; c. penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal; d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 16 (1) Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Penanaman Modal; b. Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal; c. Seksi Promosi Penanaman Modal. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Iklim dan Promosi. Pasal 17 (1) Seksi Perencanaan Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas : a. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup Daerah berdasarkan sektor usaha; b. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan rencana umum, rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup Daerah berdasarkan wilayah.
  • 7. Hkmsetdawktb 016136 7 (2) Seksi Pengembangan Iklim Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas : a. melaksanakan pengumpulan data, analisis dan penyusunan deregulasi/kebijakan penanaman modal lingkup daerah berdasarkan sektor usaha dan wilayah; b. melaksanakan pengkajian pengembangan potensi dan peluang penanaman modal lingkup Daerah dengan mengembangkan badan usaha melalui kemitraan dan daya saing berdasarkan sektor usaha dan wilayah. (3) Seksi Promosi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas : a. melaksanakan perencanaan promosi penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah; b. melaksanakan promosi penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah. Bagian Keempat Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal Pasal 18 (1) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf d, mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal dan pengelolaan informasi penanaman modal di Daerah. (2) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pemantauan realisasi penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah dan pengawasan kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan; b. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal; c. pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal dan pengolahan data penanaman modal penyusunan perencanaan bidang data dan pengendalian; d. pelaksanaan fungsi lain yag diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
  • 8. Hkmsetdawktb 016136 8 Pasal 20 (1) Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal, terdiri dari : a. Seksi Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal; b. Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal; c. Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Informasi Penanaman Modal. Pasal 21 (1) Seksi Pemantauan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas : a. melaksanakan pemantauan realisasi penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah serta pengawasan kepatuhan perusahaan penanaman modal sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan; b. melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal. (2) Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas : a. melaksanakan pembinaan pelaksanaan penanaman modal berdasarkan sektor usaha dan wilayah; b. melaksanakan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal lingkup Daerah. (3) Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas : a. melaksanakan pengolahan data dan pelaporan perizinan dan nonperizinan penanaman modal; b. melaksanakan pembangunan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal. Bagian Kelima Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan Pasal 22 (1) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf e, mempunyai tugas melaksanakan, merencanakan, mengolah, memeriksa, memverifikasi, mengidentifikasi, mengkoordinasikan, menvalidasi, mengevaluasi, memimpin, pelaporan, mengadministrasi pelayanan, menerbitkan perizinan dan nonperizinan.
  • 9. Hkmsetdawktb 016136 9 (2) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi, identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan, pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan nonperizinan; b. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi, identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan, pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan nonperizinan; c. pelaksanaan, perencanaan, pengolahan, pemeriksaan, verifikasi, identifikasi, koordinasi, validasi, evaluasi, memimpin, pelaporan, pengadministrasian pelayanan, penerbitan perizinan dan nonperizinan; d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 24 (1) Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan, terdiri dari : a. Seksi Pelayanan dan Pendaftaran; b. Seksi Perizinan; c. Seksi Non Perizinan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan. Pasal 25 (1) Seksi Pelayanan dan Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan di bidang perizinan, menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, melaksanakan pelayanan penerimaan pengajuan permohonan perizinan dan nonperizinan, melaksanakan pemeriksaan berkas permohonan dan persyaratan administrasi perizinan dan nonperizinan. (2) Seksi Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perizinan, meneliti, memverifikasi dan mengkaji dokumen permohonan izin, menyiapkan draft perizinan
  • 10. Hkmsetdawktb 016136 10 bagi yang sudah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (3) Seksi NonPerizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perizinan, meneliti, memverifikasi dan mengkaji dokumen permohonan nonperizinan, menyiapkan draft nonperizinan bagi yang sudah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Keenam Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan Pasal 26 (1) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f, mempunyai tugas melaksanakan, memfasilitasi, merencanakan, mengumpulkan, merumuskan, mengidentifikasi, memverifikasi, memimpin, mengkoordinasi, mengevaluasi, memonitoring, merancang, menyusun, menindaklanjuti, mendokumentasikan, penanganan pengaduan dan informasi pelayanan perizinan dan nonperizinan. (2) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan, fasilitasi, perencanaan, pengumpulan, perumusan, identifikasi, verifikasi, memimpin, koordinasi, evaluasi, monitoring, merancang, penyusunan, tindaklanjut, dokumentasi, penanganan pengaduan dan informasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; b. pelaksanaan, perencanaan, pengumpulan, perumusan, verifikasi, analisis, fasilitasi, perancangan, identifikasi, koordinasi, pengolahan, memimpin, simplifikasi, sinkronisasi, evaluasi, monitoring penyusunan kebijakan, hormonisasi dan pemberian advokasi layanan serta sosialisasi penyuluhan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan; c. pelaksanakan, fasilitasi, perencanaan, pengumpulan, verifikasi, analisis, koordinasi, pengolahan, memimpin, monitoring, evaluasi, pengukuran terhadap mutu layanan, perumusan standar layanan pengolahan, operasionalisasi, penginputan, pengarsipan data, pendokumentasian, pemetaan layanan, pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur jaringan layanan dan dukungan administrasi serta peningkatan layanan, menciptakan (inovasi) pola layanan menyusun data dan pelaporan pelayanan perizinan
  • 11. Hkmsetdawktb 016136 11 dan nonperizinan terjangkau, murah, transparan serta terciptanya produk layanan yang efesien dan efektif; d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 28 (1) Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan, terdiri dari : a. Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan Perizinan dan Nonperizinan; b. Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan; c. Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan. Pasal 29 (1) Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan Perizinan dan Nonperizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas : a. melaksanakan administrasi pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; b. menyiapkan dan mengumpulkan data pengaduan, infomasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; c. merencanakan penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; d. mengidentifikasi teknis penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan secara teknis dan operasional penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; e. mendokumentasikan dan mengarsipkan penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; f. memberikan dan memfasilitasi layanan pengaduan, infomasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan; g. menganalisis data permasalahan penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; h. merumuskan permasalahan penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan;
  • 12. Hkmsetdawktb 016136 12 i. memonitoring dan mengevaluasi data penanganan pengaduan, informasi¸ dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; j. mengkoordinasikan penanganan pengaduan, informasi, dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; k. membuat konsep penanganan pengaduan dan tindaklanjut pengaduan, informasi dan konsultasi layanan dalam penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan; l. menyusun laporan penanganan pengaduan, informasi dan konsultasi layanan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan. (2) Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf b, mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan-bahan kebijakan peraturan dan advokasi terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan serta bahan penyuluhan kepada masyarakat; b. merencanakan kebijakan dan harmonisasi serta advokasi layanan terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan. c. mengumpulkan bahan kebijakan (peraturan perundang- undangan) terkait harmonisasi regulasi daerah dan advokasi penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan; d. menganalisis bahan-bahan kebijakan (peraturan perundang- undangan) terkait harmonisasi regulasi daerah dan advokasi penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan; e. mengkaji dan mengolah (simplifikasi, sinkronisasi) bahan- bahan kebijakan dan harmonisasi, serta memfasilitasi pendampingan dan/atau pelaksanaan advokasi (termasuk untuk memenuhi ajudikasi dan mediasi) dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; f. mengkoordinasikan kebijakan dan harmonisasi regulasi daerah terkait pelayanan perizinan dan nonperizinan, serta advokasi dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan nonperizinan; g. memberikan sosialisasi penyuluhan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; h. menerima dan menganalisis permohonan pemberian insentif dan pemberian kemudahan berusaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta membuat telahaan staf dan/atau surat sebagai bahan pertimbangan pimpinan dan/atau instansi terkait dalam pengambilan kebijakan dan tindakan pemberian insentif dan pemberian kemudahan berusaha; i. mengevaluasi bahan-bahan kebijakan dan harmonisasi regulasi daerah terkait pelayanan perizinan dan nonperizinan, serta advokasi dalam penyelesaian sengketa pelayanan perizinan dan
  • 13. Hkmsetdawktb 016136 13 nonperizinan serta model atau tatacara penyuluhan terhadap masyarakat; j. membuat konsep rancangan kebijakan dan harmonisasi peraturan serta advokasi layanan terkait dengan pelayanan perizinan dan nonperizinan; k. menyusun laporan kebijakan dan harmonisasi peraturan serta advokasi layanan terkait dengan perizinan dan nonperizinan dalam mengeluarkan peraturan lingkup Daerah. (3) Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas : a. menyiapkan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; b. merencanakan penyusunan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; c. mengidentifikasi dan mengkalsifikasikan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; d. mempelajari dan memetakan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; e. mengkaji dan mengevaluasi data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi pelayanan perizinan dan nonperizinan; f. menganalisis dan mengukur data dan bahan layanan pelaporan terhadap pengendalian, mutu layanan, mengolah data serta pembangunan sarana dan prasarana layanan, menciptakan inovasi pengembangan pola perizinan dan nonperizinan yang cepat, mudah, murah, terjangkau, transparan serta terciptanya pelayanan perizinan dan nonperizinan yang efesien dan efektif; g. merumuskan dan memetakan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, data perizinan dan nonperizinan, inovasi layanan perizinan dan nonperizinan, bahan data dan pelaporan pelayanan perizinan dan nonperizinan; h. mengkoordinasikan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; i. membangun, menyediakan, mengembangkan sarana dan prasarana infrastruktur jaringan sistem teknologi informasi dan dukungan administrasi serta peningkatkan layanan perizinan dan nonperizinan;
  • 14. Hkmsetdawktb 016136 14 j. membuat konsep data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan; k. menyusun laporan data dan bahan pelaporan yang meliputi pengembangan, pengendalian, mutu layanan, standar layanan, dan Inovasi dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan pada sistem teknologi informasi (secara elektronik). Bagian Ketujuh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 30 (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis Dinas secara operasional di lapangan. (2) Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Unit Pelaksana Teknis Dinas dilengkapi dengan Tata Usaha dan Jabatan Fungsional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas. (4) Ketentuan mengenai pembentukan dan susunan organisasi serta tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 31 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas sesuai bidang keahliannya. Pasal 32 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, terdiri dari sejumlah aparatur sipil negara dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 15. Hkmsetdawktb 016136 15 BAB V TATA KERJA Pasal 33 (1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain diluar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing. (2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Bidang menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik internal maupun antar unit organisasi lainnya sesuai dengan tugas masing-masing. (3) Setiap pemimpin satuan organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan pengawasan melekat. Pasal 34 Kepala Dinas wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Pasal 35 Kepala Dinas, memimpin dan mengkoordinasi bawahannya masing- masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk terhadap pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 36 Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 37 Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Dinas dari bawahannya, wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk teknis kepada bawahannya. Pasal 38 Dalam menyampaikan laporan, tembusan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 39 Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas dibantu oleh Kepala Satuan Organisasi bawahannya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya wajib mengadakan rapat berkala.
  • 16. Hkmsetdawktb 016136 16 Pasal 40 (1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Sekretaris melakukan tugas-tugas Kepala Dinas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam hal Sekretaris berhalangan sebagai pelaksana Kepala Dinas dapat menunjuk Kepala Bidang yang membidangi tugas instansi tersebut untuk mewakili Kepala Dinas. Pasal 41 Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna, masing-masing pejabat dalam lingkungan Pemerintah Daerah dapat mendelegasikan kewenangan tertentu kepada pejabat dibawahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB VI KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, ESELONISASI DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 42 (1) Kepangkatan, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan struktural dilingkungan Dinas, berpedoman pada peraturan perundangan-undangan yang berlaku. (2) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah. (3) Kepala Dinas merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi pratama. (4) Sekretaris Dinas merupakan jabatan eselon IIIa atau jabatan administrator. (5) Kepala Bidang lingkup Dinas merupakan jabatan eselon IIIb atau jabatan administrator. (6) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi lingkup Dinas merupakan jabatan eselon IVa atau jabatan pengawas. (7) Pejabat eselon III atau jabatan administrator dan eselon IV atau jabatan pengawas dilingkungan Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah. (8) Formasi dan persyaratan jabatan pada Dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 17. Hkmsetdawktb 016136 17 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 43 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Wakatobi. Ditetapkan di Wangi-Wangi pada tanggal 13-12-2016 BUPATI WAKATOBI, TTD/CAP ARHAWI Diundangkan di Wangi-Wangi pada tanggal 13 – 12 - 2016 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAKATOBI, TTD/CAP JUHAIDDIN BERITA DAERAH KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2016 NOMOR 43
  • 18. Hkmsetdawktb 016136 18 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI WAKATOBI NOMOR : 43 TAHUN 2016 TANGGAL : 13 - 12 - 2016 TENTANG : KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WAKATOBI BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WAKATOBI BUPATI WAKATOBI, TTD/CAP ARHAWI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PELAYANAN DAN PENDAFTARAN SEKSI PERIZINAN SEKSI NONPERIZINAN BIDANG PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN SEKSI PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PEMBINAAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN SISTEM INFORMASI PENANAMAN MODAL BIDANG PENGENDALIAN DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL SEKSI PERENCANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL SEKSI PROMOSI PENANAMAN MODAL BIDANG PENGEMBANGAN IKLIM DAN PROMOSI UPTD KEPALA DINAS SEKRETARIS SUB BAGIAN PROGRAM, KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKSI PENGADUAN DAN INFORMASI LAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN SEKSI KEBIJAKAN DAN PENYULUHAN LAYANAN SEKSI PELAPORAN DAN PENINGKATAN LAYANAN BIDANG PENGADUAN, KEBIJAKAN DAN PELAPORAN LAYANAN