SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Teknik Kompilasi
I. Pendahuluan
Teknik kompilasi merupakan teknik dalam melakukan pembacaan suatu program
yang ditulis dalam bahasa sumber, kemudian diterjemahkan ke dalam suatu bahasa lain
yang disebut bahasa sasaran. Dalam melakukan proses penerjemahan tersebut, sudah
barang tentu kompilator akan melaporkan adanya keanehan-keanehan atau kesalahan
yang mungkin ditemukannya. Proses penerjemahan yang dilakukan oleh kompilator ini
disebut proses kompilasi (compiling).
Bila dipandang sepintas lalu, maka akan timbul beranekaragam kompilator yang dapat
dibuat antara lain sebagai berikut :
 Bahasa Sumber seperti bahasa FORTRAN, PASCAL, C dan juga bahasa-bahasa
lainnya yang sifat dan pemakaiannya agak spesifik atau khusus, seperti bahasa
untuk program DBASE, SPSS dan lain sebagainya.
 Bahasa Sasaran dapat berupa bahasa sumber lain seperti C, FORTRAN dan lain
sebagainya atau Bahasa Mesin (Machine Language) yang digunakan oleh suatu
prosessor mikro atau sumber komputer besar maupun komputer super.
Sejarah perkembangan suatu kompilator sudah dimulai sejak lama, yaitu pada saat
mulai ditemukannya komputer pada awal 1950-an. Sejak waktu tersebut teknik dan cara
pembentukan suatu kompilator telah berkembang dengan sangat pesat dan pembentukkan
suatu kompilator dapat dilakukan makin mudah. Demikian pula program bantu (tools)
untuk membuat suatu kompilator sudah dapat diperoleh sehingga pembentukan suatu
kompilator dapat dilakukan dengan cepat.
Kompilator pertama yang dibuat adalah kompilator untuk bahasa FORTRAN yang
pada saat itu dikembangkan dengan memakan sejumlah tenaga ahli yang setara dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh 18 orang. Dengan adanya program bantu dan tata cara
pembentukan yang sistematis dan tertata dengan baik serta pendefinisian struktur bahasa
yang cermat, maka suatu kompilator untuk bahasa yang terstruktur seperti PASCAL atau
C dapat dikembangkan.
Proses kompilasi dari suatu kompilator pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 2 bagian
utama yaitu bagian analisis dan bagian sintesis.
 Tahap analisis program yang ditulis dalam bahasa sumber dibagi dan dipecah ke
dalam beberapa bagian yang kemudian akan dipresentasikan ke dalam suatu
bentuk antara dari program sumber.
Operasi-operasi yang dilakukan oleh program sumber ditentukan dan dicatat
dalam suatu struktur pohon (tree) yang disebut dengan nama pohon sintaks (sintax
tree) Dalam hal ini setiap nodal pada tree tersebut menyatakan suatu operasi,
sedangkan anak dari nodal (titik) tersebut memberikan argumen yang diperlukan
Secara umum proses dalam tahap analis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
1. Proses analisis leksikal
2. Proses analisis sintaktik
3. Proses analisis semantik
 Tahap sintesis yang berikutnya program sasaran dibentuk berdasarkan
representasi antara yang dihasilkan pada tahap analisis.
Untuk tahap sintetis terdiri dari 2 bagian utama, yaitu
4. Proses yang menghasilkan kode (code generator)
5. Proses optimasi kode (code optimizer)
Sebelum Bahasa sasaran dapat dihasilkan, dalam melakukan ini tiap bagian utama
akan berhubungan dan berkomunikasi dengan suatu berkas tabel yang disebut tabel
simbol (symbol table) yaitu suatu tabel yang berisi semua simbol yang digunakan dalam
bahasa sumber. Selain kompilator masih diperlukan beberapa program lainnya sebelum
dapat dibentuk bahasa sasaran yang dapat dijalankan. Seperti suatu bahasa sumber dapat
dituliskan dalam beberapa modul yang terpisah dan disimpan dalam beberapa file yang
terpisah.
Untuk menanggulangi hal ini, maka suatu program khusus yang disebut dengan
suatu praprosesor digunakan untuk mengumpulkan modul-modul yang saling lepas ini ke
dalam suatu program baru. Praposesor dapat pula melengkapi singkatan-singkatan atau
ungkapan-ungkapan maupun kependekan-kependekan yang digunakan dalam bahasa
sumber seperti pendef
II. Analisis Leksikal
2.1 Pengertian
Analisis Leksikal/Analisis Linier/Pembacaan Sekilas (Scanner). Dalam kaitan ini
aliran karakter yang membentuk program sumber dibaca dari kiri ke kanan dan
dikelompokkan dalam apa yang disebut token yaitu barisan dari karakter yang dalam
suatu kesatuan mempunyai suatu arti tersendiri..
Analisis ini melakukan penerjemahan masukan menjadi bentuk yang lebih
berguna untuk tahap-tahap kompilasi berikutnya. Analisis Leksikal merupakan
antarmuka antara kode program sumber dan analisis sintaktik (parser). Scanner
melakukan pemeriksaan karakter per karakter pada teks masukan, memecah sumber
program menjadi bagian-bagian disebut Token. Analisis Leksikal mengerjakan
pengelompokkan urutan-urutan karakter ke dalam komponen pokok: identifier, delimeter,
simbol-simbol operator, angka, keyword, noise word, blank, komentar, dan seterusnya
menghasilkan suatu Token Leksikal yang akan digunakan pada Analisis Sintaktik.
Model dasar untuk membentuk suatu Analisis Leksikal adalah Finite-State Automata, 2
aspek penting pembuatan Analisis Leksikal adalah:
• Menentukan token-token bahasa.
• Mengenali token-token bahasa dari program sumber.
Token-token dihasilkan dengan cara memisahkan program sumber tersebut
dilewatkan ke parser. Analisis Leksikal harus mengirim token ke parser. Untuk mengirim
token, scanner harus mengisolasi barisan karakter pada teks sumber yang merupakan 1
token valid. Scanner juga menyingkirkan informasi seperti komentar, blank, batas-batas
baris dan lain-lain yang tidak penting (tidak mempunyai arti) bagi parsing dan Code
Generator.
Scanner juga harus dapat mengidentifikasi token secara lengkap dan membedakan
keyword dan identifier. Untuk itu scanner memerlukan tabel simbol. Scanner
memasukkan identifier ke tabel simbol, memasukkan konstanta literal dan numerik ke
tabel simbol sendiri setelah konversi menjadi bentuk internal.
Analisis Leksikal merupakan komponen kompilasi independen yang
berkomunikasi dengan parser lewat antarmuka yang terdefinisi bagus dan sederhana
sehingga pemeliharaan analisis leksikal menjadi lebih mudah dimana perubahan-
perubahan terhadap analisis leksikal tidak berdampak pada pengubahan kompilator
secara keseluruhan. Agar dapat memperoleh fitur ini, maka antarmuka harus tidak
berubah. Kebanyakan kode yang menyusun analisis leksikal adalah sama untuk seluruh
kompilator, tidak peduli bahasa.
Pada analisis leksikal yang dituntun tabel (table-driven lexical analyzer), maka
satu-satunya yang berubah adalah tabel itu sendiri. Kadang diperlukan interaksi analisis
leksikal dan analisis sintaktik yang lebih kompleks. Sehingga analisis leksikal harus dapat
menganggap string sebagai token bertipe, bukan identifier. Untuk itu perlu komunikasi
tingkat lebih tinggi yang biasanya dilakukan suatu struktur data dipakai bersama seperti
tabel simbol. Analisis Sintaktik dapat memasukkan string ke tabel simbol,
mengidentifikasi sebagai Type atau typedef, sehingga analisis leksikal dapat memeriksa
tabel simbol untuk menentukan apakah lexeme adalah tipe token atau identifier.
2.2 Tugas-tugas Analsis Leksikal
Tugas-tugas Analisis leksikal antara lain sebagai berikut :
1. Konversi Program Sumber Menjadi Barisan Token. Mengubah program sumber
yang dipandang sebagai barisan byte/karakter menjadi token.
2. Menangani Kerumitan Sistem Masukkan/Keluaran. Karena analisis leksikal
biasanya berhubungan langsung dengan kode sumber yang diwadahi file, maka
analisis leksikal juga bertindak sebagai benteng untuk komponen-komponen lain
di kompilator dalam mengatasi keanehan-keanehan sistem masukkan/keluaran
sistem operasi dan sistem komputer.
Optimasi perlu dilakukan agar analisis leksikal membaca karakter degan sekaligus
membaca sejumlah besar bagian file. Perangkat masukkan/keluaran benar-benar
diisolasi agar tidak terlihat oleh parser dan komponen-komponen kompilator yang
lain.
2.3 Tugas-tugas tambahan Analisis Leksikal
Tugas-tugas tambahan Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut :
1. Penghilangan komentar dan whitespace (tab,spasi,karakter lainnya).Tindakan
housekeeping dilakukan scanner sehingga mengisolasikan dari parser dan
komponen-komponen kompilator lain.
Peran ini menyederhanakan perancangan parser (dan grammar bahasa
pemrograman). Scanner juga mencatat nomor baris saat itu sehingga penanganan
kesalahan yang cerdas dapat mengirim pesan kesalahan dengan lebih akurat.
2. Konversi literal/konstanta numerik menjadi tipe data tertentu. Analisis leksikal
dapat mengirim token, dan nilainya. Nilai ini biasa disebut atribut. Namun
demikian, bila analisis leksikal ditambahin dengan tugas-tugas tambahan yang
terlalu banyak juga akan menjadi tidak baik. Karena itu membatasi analisis
leksikal hanya untuk melakukan tugas pengenalan pola token (ditambah membuang
komentar) adalah mempermudah pemeliharaan.
2.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal
Tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut :
 Pada single one pass.
Terjadi interaksi antara scanner dan parser. Sacnner dipanggil saat parser
memerlukan token berikutnya. Pendekatan ini lebih baik karena bentuk
internal program sumber yang lengkap tidak perlu dibangun dan disimpan di
memori sebelum parsing dimulai.
 Pada separate pass.
Scanner memproses secara terpisah, dilakukan sebelum parsing. Hasil scanner
disimpan dalam file. Dari file tersebut, parsing melakukan kegiatannya.
Scanner mengirim nilai-nilai integer yang mempresentasikan bentuk internal
token, bukan nilai-nilai string.
Keunggulan cara ini adalah ukurannya kecil dan tetap. Parser sangat lebih
efisien bekerja dengan nilai integer yang mempresentasikan simbol daripada
string nyata dengan panjang variabel.
2.5 Implementasi Analisis Leksikal
Implementasi Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut :
 Pengenalan Token.
1. Scanner harus dapat mengenali token
2. Terlebih dahulu dideskripsikan token-token yang harus dikenali
 Pendeskripsian Token.
1. Menggunakan reguler grammar. Menspesifikasikan aturan-aturan
pembangkit token-token dengan kelemahan reguler grammar
menspesifikasikan token berbentuk pembangkit, sedang scanner perlu
bentuk pengenalan.
2. Menggunakan ekspresi grammar. Menspesifikasikan token-token
dengan ekspresi reguler.
3. Model matematis yang dapat memodelkan pengenalan adalah finite-
state acceptor (FSA) atau finite automata.
 Implementasi Analisis Leksikal sebagai Finite Automata.
Pada pemodelan analisis leksikal sebagai pengenal yang menerapkan finite
automata, analisis leksikal tidak cuma hanya melakukan mengatakan YA atau
TIDAK. Dengan demikian selain pengenal, maka analisis leksikal juga
melakukan aksi-aksi tambahan yang diasosiasikan dengan string yangsedang
diolah.
Analisis leksikal dapat dibangun dengan menumpangkan pada konsep pengenal
yang berupa finite automata dengan cara menspesifikasikan rutin-rutin (aksi-aksi)
tertentu terhadap string yang sedang dikenali.
 Penanganan Kesalahan di Analisis Leksikal Hanya sedikit kesalahan yang
diidentifikasi di analisis leksikal secara mandiri karena analisis leksikal benar-
benar merupakan pandangan sangat lokal terhadap program sumber.
Bila ditemui situasi dimana analisis leksikal tidak mampu melanjutkan proses
karena tidak ada pola token yang cocok, maka terdapat beragam alternatif
pemulihan. yaitu:
1. "Panic mode" dengan menghapus karakter-karakter berikutnya sampai
analisis leksikal menemukan token yang terdefinisi bagus
2. Menyisipkan karakter yang hilang
3. Mengganti karakter yang salah dengan karakter yang benar
4. Mentransposisikan 2 karakter yang bersebelahan.
Salah satu cara untuk menemukan kesalahan-kesalahan di program adalah
menghitung jumlah transformasi kesalahan minimum yang diperlukan untuk
mentransformasikan program yang salah menjadi program yag secara sintaks
benar.
2.6 Input Buffering
Perancangan analisis leksikal seharusnya dapat membuat buffering masukkan
yang membantu mempercepat proses pembacaan dari file serta mempunyai fleksibelitas
yang tinggi agar analisis leksikal tidak bergantung platform sehingga mempunyai
portabilitas yang tinggi.
III. Analisis Semantik
Disini dilakukan pengecekan pada struktur akhir yang telah diperoleh dan
diperiksa kesesuainnya dengan komponen program yang ada. Merupakan pusat dari
tahapan translasi, struktur sintaktik yang dikenali oleh Analisis Sintaktik diproses, dan
struktur objek eksekusi sudah mulai dibentuk. Analisis Semantik kemudian menjadi
jembatan antara analisis dan sintesis dari translasi.
Analisis Semantik menghasilkan suatu kode objek yang dapat dieksekusi dalam
translasi sederhana, tetapi biasanya bentuk dari kode objek yang dapat dieksekusi ini
merupakan bentuk internal dari final program eksekusi, yang kemudian dimanipulasi oleh
tahap optimisasi dari translator sebelum akhirnya kode eksekusi benar-benar dihasilkan.
IV. Analisis Sintaktik
Analisis Sintaktik/Analisis Hirarki/Parsing. Dalam tahap ini karakter atau token
yang diperoleh pada analisis leksikal disusun dan dikelompokkan dalam suatu hirarki
tertentu yang secara keseluruhan mempunyai arti tertentu..
Disinilah struktur program yang lebih besar diidentifikasi (statement, deklarasi,
ekspresi, dan lainnya) menggunakan token leksikal yang dihasilkan Analisis Leksikal.
Analisis Sintaktik selalu bekerja bergantian dengan Analisis Semantik.
 Pertama, Analisis Sintaktik mengidentifikasikan urutan Token Leksikal seperti
ekspresi, statement, subprogram, dan lainnya.
 Analisis Semantik kemudian dipanggil untuk proses unit ini.
Analisis Sintaktik berfungsi menghasilkan pohon sintaks program sumber yang didefinisi
grammar. Simbol terminal pohon sintaks adalah token-token yang dihasilkan scanner.
Sebelum akhirnya kode eksekusi benar-benar dihasilkan.
V. Code Generation
Code Generator/Pembentukan Kode. Dimana dalam tahap ini dibentuk antara dari
bahasa sumber yang berupa suatu pohon sintaks diterjemahkan ke dalam suatu bahasa
assembler atau bahasa mesin.
Bentuk antara yang diperoleh biasanya merupakan suatu perintah 3 alamat atau
suatu kuadrupel (3-address code atau quadruples), sedangkan bahasa mesin yang
dihasilkan adalah suatu bahasa assembler yang merupakan suatu perintah 1 alamat, 1
akumulator.
VI Code Optimizer
Code Optimizer/Optimasi Kode. Hasil pembentukan kode yang diperoleh
kemudian dibuat kompak lagi dengan melakukan beberapa teknik optimasi supaya dapat
diperoleh program yang lebih efesien.
Dalam hal ini dilakukan beberapa hal seperti pendeteksian suatu ekspresi yang
sering terjadi, sehingga pengulangan tidak perlu terjadi dan lain sebagainya.
VII. Lexeme
Lexeme adalah string yang merupakan masukan dari analisis Leksikal.
VIII. Praposesor
Praposesor adalah suatu program khusus menanggulangi terjadinya beberapa modul yang
terpisah saat melakukan penulisan bahasa sumber menjadi beberapa file ke dalam suatu
program baru.
Suatu Praposesor menghasilkan suatu input bagi suatu kompilator. Hal ini mungkin
dilakukan oleh suatu kompilator antara lain:
 Pemroses Makro.
Makro yang merupakan kependekan dari suatu bagian program yang lebih
panjang memungkinkan penulis program untuk memperpendek program yang
ditulisnya.
Dalam hal ini perlu dilakukan dua hal yaitu :
1. Mendefinisikan makro yang digunakan.
Parameter yang didefinisikan pada makro disebut dengan parameter
formal
2. Melakukan pemanggilan makro yang mungkin juga mengandung beberapa
parameter. Sedangkan parameter yang digunakan untuk memanggil makro
disebut dengan paramater aktual.
 Pengikutsertaan berkas (File Inclusion).
Suatu Praprosesor memungkinkan diikutsertakannya beberapa berkas program
yang telah ditulis sebelumnya ke dalam program yang sedang ditulis.
Biasanya berkas program yang ditulis sebelumnya merupakan segmen program
yang sekali digunakan, banyak manfaatnya dan sering terjadi sudah merupakan
bagian dari sistem bahasa yang digunakan.
Misalnya pada bahasa C, isi dari berkas global.h dapat diikutsertakan dalam
program yang sedang ditulis dengan menggunakan perintah #include global.h
 Praposesor Rasional.
Praprosesor ini memberikan kemampuan baru dari suatu bahasa dengan fasilitas
pengendalian aliran (flow-of-control) atau struktur data yang lebih baik.
Misalnya dengan menambahkan kemampuan perintah while, if-then-else pada
bahasa yang pada mulanya tidak mempunyai fasilitas tersebut.
Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan makro yang sudah ada dalam
bahasa tersebut.
 Perluasan Bahasa.
Praprosesor ini memungkinkan suatu bahasa untuk berinteraksi dengan sistem
atau bahasa lainnya.
Misalnya pada bahasa C yang ditambahkan kemampuannya untk dapat
mengakses data dalam suatu database.
Untuk itu praprosesor memungkinkan menggunakan tanda ## yang menyatakan
bahwa bagian ini bukan merupakan bagian dari bahasa C, tetapi berhubungan
dengan sistem suatu paket database lain yang sudah baku.
Dengan demikian bagian ini akan diterjemahkan kedalam pemanggilan procedure
untukmelakukan akses database.
IX. Single One Pass
Single One Pass adalah Suatu kompilator dapat dibuat hanya dengan melakukan 1
kali pembacaan program sumber. Tetapi kompilator yang demikian biasanya tidak dapat
melakukan optimasi kode dengan baik.
Namun demikian kebanyakan kompilator untuk bahasa yang terstruktur melakukan
beberapa kali pembacaan untuk :
 dapat melakukan deteksi kesalahan
 menemukan kembali kesalahan yang telah diperoleh
 melakukan proses debugging
Rancangan kompilator ini dimaksudkan untuk menerjemahkan suatu ekspresi matematika
yang ditulis dalam notasi infix menjadi notasi yang ditulis dalam notasi postfix.
Penekanan yang diberikan hanya pada bagian depan dari proses kompilasi yang
dilakukan yaitu:
 Analisis Leksikal
 Penguraian (parser)
 Pembentukan Kode Antara
Suatu penerjemahan berdasarkan sintaks merupakan kombinasi dari proses Analisis
Leksikal dan Pembentuk Kode Antara
X. Sintaks
Pendefisian Sintaks suatu bahasa dilakukan dengan menggunakan suatu notasi
tata bahasa bebas konteks (context-free grammar) atau untuk memudahkan disebut tata
bahasa saja.
Suatu tata bahasa secara alamiah menerangkan struktur hirarki dari banyak bentuk bahasa
pemrograman. Misalkan perintah if-else dari bahasa C mempunyai bentuk:
if (ekspresi) perintah else perintah
Ket :
Dalam hal ini suatu perintah adalah gabungan dari :
 kata kunci if
 kurung buka
 ekspresi
 kurung tutup
 perintah
 kata kunci else
 perintah lainnya
(Dalam bahasa C tidak ada kata kunci then).
Bila digunakan nama variabel expr untuk menyatakan suatu ekspresi dan variabel stmt
untuk menyatakan suatu perintah, maka struktur aturan ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
stmt → if (expr) stmt else stmt
Ket:
→ (tanda panah dibaca sebagai) "Dapat berbentuk suatu".
Aturan diatas disebut juga suatu produksi (production). Dalam suatu produksi seperti ini
unsur leksikal seperti kata kunci if dan tanda kurung "(",")" disebut suatu token
Variabel seperti expr dan stmt disebut dengan non-terminal.
Secara lengkap suatu tata bahasa bebas konteks dapat mempunyai 4 komponen berikut:
 Himpunan dari token yang dikenal dengan simbol token.
 Himpunan dari unsur non-terminal
 Himpunan dari produksi, di mana masing-masing produksi terdiri dari unsur non-
terminal (bagian kiri tanda panah dari suatu produksi). Bagian kanan produksi
berupa → (tanda panah) dan barisan dari token dan/atau non-terminal (sebelah
kanan tanda panah).
 Salah satu unsur non-terminal yang telah ditentukan sebagai awal tata bahasa
disebut sebagai simbol awal.
Aturan umum yang digunakan dalam menentukan suatu tata bahasa adalah dengan
menuliskan produksi yang ada dengan dimulai dari produksi yang mengandung simbol
awal.
Terminal dapat berupa angka-angka, tanda-tanda seperti <=, dan rangkaian karakter yang
ditulis huruf tebal seperti while dan lain-lainnya juga nama lain yang tidak dicetak
miring.
Non-teminal dapat berupa nama yang dicetak miring.
Untuk memudahkan penulisan, maka produksi yang mempunyai simbol non-teminal
disebelah kiri yang sama bagian kanannya dapat dikelompokkan dengan menggunakan
tanda "|" yang memisahkan pilihan bagian kanan yang ada. pengelompokkan seperti ini
dapat dibaca sebagai "atau"
Contoh 1:
9-5+2, 3-1, 7 merupakan barisan dari angka-angka yang dipisahkan oleh tanda '+' atau '-'.
Tata bahasa berikut memberkan sintaks dari ekspresi-ekspresi di atas. Produksi yang ada
adalah:
list → list + digiT
list → list – digit
list → digit
digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9
Bagian kanan dari produksi untuk unsur non-terminal list
list → list + digit
list → list – digit
list → digit
di bagian kiri dapat dikelompokkan menjadi 1 produksi yang setara, yaitu:
list → list + digit | list - digit | digit
 Penulisan Produksi menjadi:
list → list + digit | list - digit | digit
digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9
 Token yang menjadi terminal digunakan adalah simbol +,-,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
 Sedangkan unsur non-terminal adalah nama-nama yang digaris miring seperti list
dan digit
 Simbol Awal adalah produksi non-terminal list
Suatu unsur non-terminal dapat merupakan suatu produksi bila unsur non-terminal
tersebut timbul dibagian kiri dari produksi.
Barisan token adalah barisan dari nol atau lebih token. Unsur yang mengandung nol
token ditulis sebagai ε, dan disebut dengan nama barisan kosong.
Suatu bahasa diperoleh dari :
 barisan-barisan yang dimulai dari simbol awal
 bagian kanan yang masih berupa non-terminal (bukan token/terminal) dari
produksi dapat diganti dengan mencari acuan pada bagian kiri dari produksi yang
ada dengan non-terminal yang sama.
 mengganti unsur non-terminal pada bagian kiri produksi dengan bagian kanan
dari produksi non-terminal tersebut.
 Barisan token pada bagian kanan produksi yang menjadi pengganti unsur non
terminal acuan pada bagian kiri produksi merupakan akhir dalam pembentukan
bahasa.
Contoh 2:
Bahasa yang didefinisikan oleh tata bahasa pada contoh 1 terdiri dari barisan angkaangka
yang dipisahkan oleh tanda '-' atau '+'.
Kesepuluh produksi dari unsur nonterminal digit (digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9)
dapat digunakan sebagai penganti token-token yang berhubungan dengan angka yaitu
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dari produksi list → digit, maka dapat dikatakan bahwa 1 angka yang
berdiri sendiri adalah suatu list juga, yaitu :
Pada produksi list → digit
0 merupakan bahasa yang dibentuk list
1 merupakan bahasa yang dibentuk list
2 merupakan bahasa yang dibentuk list
3 merupakan bahasa yang dibentuk list
4 merupakan bahasa yang dibentuk list
5 merupakan bahasa yang dibentuk list
6 merupakan bahasa yang dibentuk list
7 merupakan bahasa yang dibentuk list
8 merupakan bahasa yang dibentuk list
9 merupakan bahasa yang dibentuk list
Pada produksi lainnya
list → list + digit
list → list – digit
menyatakan bahwa list yang diikuti oleh tanda '+' atau '-' dan diikuti oleh list akan
membentuk suatu list baru.
Ternyata semua produksi yang digunakan pada contoh 1 adalah produksi-produksi yang
diperlukan untuk dapat mendefinisikan bahasa yang diinginkan untuk ekspresi 9-5+2, 31,
7
9-5+2 merupakan salah satu anggota dari bahasa yang dibentuk list, dimana list adalah
simbol awal. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
 9 merupakan list dari produksi "list → digit" dimana digit membentuk 9 pada
"digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9" atau secara terpisah menjadi
digit → 0
digit → 1
digit → 2
digit → 3
digit → 4
digit → 5
digit → 6
digit → 7
digit → 8
digit → 9.
 9-5 merupakan list dari produksi "list → list - digit" dimana 9 sudah berupa list
dan digit membentuk 5 pada "digit → 5".
 9-5+2 merupakan list dari produksi "list → list + digit" = (9-5) + 2. Dimana 9-5
sudah berupa list dan digit membentuk 2 pada "digit → 2".
Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini
Gambar 1 Pohon urai dari ekspresi 9-5+2 menurut tata bahasa contoh 1
Pada gambar ini setiap nodal (titik pertemuan antar garis) pada pohon urai diberi label
salah satu simbol tata bahasa.
Nodal dalam (internal node / nodal di atas nodal yang lain) dan anak-anaknya (nodal
yang terletak di bawah nodal dalam) berhubungan dengan suatu produksi.
Nodal dalam berhubungan dengan bagian kiri dari produksi, sedangkan anak-anaknya
berhubungan dengan bagian kanan dari produksi yang sama.
Pohon demikian disebut pohon urai dari ekspresi yang diberikan.
Contoh 3
Pada bahasa Pascal dapat dijumpai dalam cakupan blok begin-end. Salah satu perbedaan
yang sangat mencolok yang terdapat pada contoh adalah adanya list dari perintah-
perintah yang mungkin kosong diantara token-token begin dan end.
Untuk itu dikembangkan suatu tata bahasa yang mengandung produksi berikut:
block → begin opt_stmts end
opt_stmts → stmt_list | ε
stmt_list → stmt_list εstmt | stmt
Pada produksi opt_stmts, kemungkinan ke-2 bagian kanan pada "opt_stmts → stmt_list |
ε" adalah perintah yang boleh memilih "ε", yang mengartikan rangkaian kosong dari
simbol-simbol. Jadi suatu blok dapat hanya terdiri dari 2 token yaitu begin dan end
Pada produksi stmt_list sangat mirip dengan produksi list pada contoh 1, dimana tanda "|"
menggantikan operator "+" dan "-" (list → list + digit | list - digit | digit). Unsur non-
terminal stmt menggantikan unsur non-terminal digit.
XI. Token
Token merupakan unit atau elemen dasar bahasa komputer (seperti 'kata' di
bahasa manusia), dimana unit tersebut tidak terbagi lagi. Token merupakan bagian hasil
dari pemecahan sumber program yaitu penerjemahan lexeme pada saat melakukan
scanner.
Token mereprentasikan nama :
 identifier -> nama variabel, fungsi, tipe atau nama yang didefinisikan pemakai.
 Keyword
 literal string
 operator
 label
 simbol tanda -> tanda kurung, koma, titik koma.
Kata Pengantar
Kalau mahasiswa mendengar kata-kata “tehnik kompilasi” atau compiler, maka
yang terbayang adalah suatu matakuliah killer. Kesan tersebut memeng ada benarnya,
apalagi kalau dosen menggunakan acuan buku teks karangan Alfert V. Aho, Ravi Sethi,
dan Jeffrey D. Ullman, atau yang sering disebut “buku naga” karena kulit muka buku
tersebut bergambar naga. Buku tersebut penuh dengan teori-teori dasar tehnik kompilasi
dan automata berhingga.
Memang teori tersebut sangat diperlukan, tetapi agar matakuliah tehnik kompilasi
tidak terkesan angker. Maka makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga para pembaa
merasa nyaman memepelajarinya.
Mungkin masih banyak hal yang berada di luar pengamatan penulis. Oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca masih sangat diperlukan.
Depok, Agustus 2008
Penulis
18
Daftar Pustaka
Tehnik-kompilasi.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Nurfarani iin, Kuis-tehnik-kompilasi (http://i2n.juve.blogspot.com/), 2008.
Analisis-Leksikal.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Analisis-Sintaktk.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Analisis-Simantik.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Code-Generation.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Code-Optimizer.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Praposesor.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Token.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Lexeme.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Singgle-One-Pass.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
Sintaks.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
I. Pendahuluan 1
II. Analisis Leksikal 2
2.1 Pengertian 2
2.2 Tugas-tugas Analisis Leksikal 4
2.3 Tugas-tugas Tambahan Analisis Leksikal 4
2.4 Tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal 5
2.5 Implementasi Analisis Leksikal 5
2.6 Input Buffering 7
III. Analisis Semantik 7
IV. Analisis Sintaktik 7
V. Code Generation 8
VI. Code Optimizer 8
VII. Lexeme 8
VIII. Praposesor 9
IX. Singgle One Pass 10
X. Sintaks 11
XI. Token 17
Daftar Pustaka 18

More Related Content

What's hot

Metode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipherMetode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipherBobby Chandra
 
Pemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - JavascriptPemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - JavascriptNur Fadli Utomo
 
metode-pengujian-blackbox
 metode-pengujian-blackbox metode-pengujian-blackbox
metode-pengujian-blackboxIwan Kurniarasa
 
Hirarki memori
Hirarki memoriHirarki memori
Hirarki memorimmrifai
 
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)Kukuh Setiawan
 
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianPertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianEndang Retnoningsih
 
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerPertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerEndang Retnoningsih
 
Proposal Proyek Aplikasi Web Percetakan
Proposal Proyek Aplikasi Web PercetakanProposal Proyek Aplikasi Web Percetakan
Proposal Proyek Aplikasi Web Percetakansubhan
 
Desain dan notasi dialog
Desain dan notasi dialogDesain dan notasi dialog
Desain dan notasi dialogarfianti
 
technik kompilasi
technik kompilasitechnik kompilasi
technik kompilasimastnie
 
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat LunakRPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat LunakAdam Mukharil Bachtiar
 
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDM
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDMMakalah I Rancangan Database CDM dan PDM
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDMElma Fiana
 
Implementasi queue
Implementasi queueImplementasi queue
Implementasi queueRhe Dwi Yuni
 
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerAuliaa Oktarianii
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataShofura Kamal
 
Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antaraGunawan Manalu
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLLaporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLShofura Kamal
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1IDementor
 

What's hot (20)

Metode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipherMetode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipher
 
Pemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - JavascriptPemrograman Web 5 - Javascript
Pemrograman Web 5 - Javascript
 
metode-pengujian-blackbox
 metode-pengujian-blackbox metode-pengujian-blackbox
metode-pengujian-blackbox
 
Hirarki memori
Hirarki memoriHirarki memori
Hirarki memori
 
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
 
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan PencarianPertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
Pertemuan 4-5-6 Metode Pelacakan dan Pencarian
 
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon BinerPertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
Pertemuan 10 Kunjungan Pada Pohon Biner
 
Proposal Proyek Aplikasi Web Percetakan
Proposal Proyek Aplikasi Web PercetakanProposal Proyek Aplikasi Web Percetakan
Proposal Proyek Aplikasi Web Percetakan
 
Desain dan notasi dialog
Desain dan notasi dialogDesain dan notasi dialog
Desain dan notasi dialog
 
technik kompilasi
technik kompilasitechnik kompilasi
technik kompilasi
 
Manajemen Input Output
Manajemen Input OutputManajemen Input Output
Manajemen Input Output
 
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat LunakRPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
RPL 1 (Lama) - Pengujian Perangkat Lunak
 
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDM
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDMMakalah I Rancangan Database CDM dan PDM
Makalah I Rancangan Database CDM dan PDM
 
10.manajemen sistem io
10.manajemen sistem io10.manajemen sistem io
10.manajemen sistem io
 
Implementasi queue
Implementasi queueImplementasi queue
Implementasi queue
 
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan KomputerRagam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
Ragam Dialog :: Interaksi Manusia dan Komputer
 
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis DataLaporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
Laporan Makalah Pembuatan Website E-Commerce-Basis Data
 
Intermediate code kode antara
Intermediate code   kode antaraIntermediate code   kode antara
Intermediate code kode antara
 
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQLLaporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
Laporan Praktikum Basis Data Modul I-Membangun Database SQL Pada MYSQL
 
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1Kecerdasan Buatan - Tugas 1
Kecerdasan Buatan - Tugas 1
 

Similar to Teknik kompilasi

Tm teknik kompilasi juni 2013
Tm   teknik kompilasi juni 2013Tm   teknik kompilasi juni 2013
Tm teknik kompilasi juni 2013Ratzman III
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasiahmad haidaroh
 
Pendahuluan teknik kompilasi session 1
Pendahuluan teknik kompilasi session 1Pendahuluan teknik kompilasi session 1
Pendahuluan teknik kompilasi session 1adhifatra agussalim
 
Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4ahmad haidaroh
 
Analisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAnalisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAminah Rahayu
 
Teknik kompilasi
Teknik kompilasi Teknik kompilasi
Teknik kompilasi Mr. FM
 
Pengertian pemograman dasar
Pengertian pemograman dasarPengertian pemograman dasar
Pengertian pemograman dasarMaslik Sekaran
 
Algoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrogramanAlgoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrogramanMastur Cell
 
Bahasa pemograman
Bahasa pemogramanBahasa pemograman
Bahasa pemogramanankg44
 
4.analisisleksikalfix
4.analisisleksikalfix4.analisisleksikalfix
4.analisisleksikalfixyuster92
 

Similar to Teknik kompilasi (20)

Teknik kompilasi
Teknik kompilasiTeknik kompilasi
Teknik kompilasi
 
Teknik kompilasi
Teknik kompilasiTeknik kompilasi
Teknik kompilasi
 
Teknik kompilasi
Teknik kompilasiTeknik kompilasi
Teknik kompilasi
 
Tm teknik kompilasi juni 2013
Tm   teknik kompilasi juni 2013Tm   teknik kompilasi juni 2013
Tm teknik kompilasi juni 2013
 
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik KompilasiP 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
P 1 Pendahuluan - Teknik Kompilasi
 
Perkuliahan 01 Teknik kompilasi
Perkuliahan 01 Teknik kompilasiPerkuliahan 01 Teknik kompilasi
Perkuliahan 01 Teknik kompilasi
 
Pendahuluan teknik kompilasi session 1
Pendahuluan teknik kompilasi session 1Pendahuluan teknik kompilasi session 1
Pendahuluan teknik kompilasi session 1
 
Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4Analisis Leksikal - P4
Analisis Leksikal - P4
 
Analisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugasAnalisis leksikal tugas
Analisis leksikal tugas
 
Tahap pemrograman
Tahap pemrogramanTahap pemrograman
Tahap pemrograman
 
Tahap pemrograman
Tahap pemrogramanTahap pemrograman
Tahap pemrograman
 
Tahap pemrograman
Tahap pemrogramanTahap pemrograman
Tahap pemrograman
 
02 evolution
02 evolution02 evolution
02 evolution
 
Teknik kompilasi
Teknik kompilasi Teknik kompilasi
Teknik kompilasi
 
Pengertian pemograman dasar
Pengertian pemograman dasarPengertian pemograman dasar
Pengertian pemograman dasar
 
Daskom 4
Daskom 4Daskom 4
Daskom 4
 
Algoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrogramanAlgoritma dan pemrograman
Algoritma dan pemrograman
 
Bahasa pemograman
Bahasa pemogramanBahasa pemograman
Bahasa pemograman
 
4.analisisleksikalfix
4.analisisleksikalfix4.analisisleksikalfix
4.analisisleksikalfix
 
Tekom part 1
Tekom part 1Tekom part 1
Tekom part 1
 

More from arya bakri

ASESMEN NASIONAL 2.pptx
ASESMEN NASIONAL 2.pptxASESMEN NASIONAL 2.pptx
ASESMEN NASIONAL 2.pptxarya bakri
 
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptx
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptxEksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptx
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptxarya bakri
 
Dasar pemikiran
Dasar pemikiranDasar pemikiran
Dasar pemikiranarya bakri
 
An interpretation of assessment
An interpretation of assessmentAn interpretation of assessment
An interpretation of assessmentarya bakri
 
Teknik geomatika
Teknik geomatikaTeknik geomatika
Teknik geomatikaarya bakri
 

More from arya bakri (6)

ASESMEN NASIONAL 2.pptx
ASESMEN NASIONAL 2.pptxASESMEN NASIONAL 2.pptx
ASESMEN NASIONAL 2.pptx
 
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptx
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptxEksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptx
Eksplorasi Konsep - Asesmen Formatif dan Sumatif.pptx.pptx
 
Dasar pemikiran
Dasar pemikiranDasar pemikiran
Dasar pemikiran
 
An interpretation of assessment
An interpretation of assessmentAn interpretation of assessment
An interpretation of assessment
 
Teknik geomatika
Teknik geomatikaTeknik geomatika
Teknik geomatika
 
Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

Teknik kompilasi

  • 1. Teknik Kompilasi I. Pendahuluan Teknik kompilasi merupakan teknik dalam melakukan pembacaan suatu program yang ditulis dalam bahasa sumber, kemudian diterjemahkan ke dalam suatu bahasa lain yang disebut bahasa sasaran. Dalam melakukan proses penerjemahan tersebut, sudah barang tentu kompilator akan melaporkan adanya keanehan-keanehan atau kesalahan yang mungkin ditemukannya. Proses penerjemahan yang dilakukan oleh kompilator ini disebut proses kompilasi (compiling). Bila dipandang sepintas lalu, maka akan timbul beranekaragam kompilator yang dapat dibuat antara lain sebagai berikut :  Bahasa Sumber seperti bahasa FORTRAN, PASCAL, C dan juga bahasa-bahasa lainnya yang sifat dan pemakaiannya agak spesifik atau khusus, seperti bahasa untuk program DBASE, SPSS dan lain sebagainya.  Bahasa Sasaran dapat berupa bahasa sumber lain seperti C, FORTRAN dan lain sebagainya atau Bahasa Mesin (Machine Language) yang digunakan oleh suatu prosessor mikro atau sumber komputer besar maupun komputer super. Sejarah perkembangan suatu kompilator sudah dimulai sejak lama, yaitu pada saat mulai ditemukannya komputer pada awal 1950-an. Sejak waktu tersebut teknik dan cara pembentukan suatu kompilator telah berkembang dengan sangat pesat dan pembentukkan suatu kompilator dapat dilakukan makin mudah. Demikian pula program bantu (tools) untuk membuat suatu kompilator sudah dapat diperoleh sehingga pembentukan suatu kompilator dapat dilakukan dengan cepat. Kompilator pertama yang dibuat adalah kompilator untuk bahasa FORTRAN yang pada saat itu dikembangkan dengan memakan sejumlah tenaga ahli yang setara dengan pekerjaan yang dilakukan oleh 18 orang. Dengan adanya program bantu dan tata cara pembentukan yang sistematis dan tertata dengan baik serta pendefinisian struktur bahasa yang cermat, maka suatu kompilator untuk bahasa yang terstruktur seperti PASCAL atau C dapat dikembangkan. Proses kompilasi dari suatu kompilator pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 2 bagian utama yaitu bagian analisis dan bagian sintesis.
  • 2.  Tahap analisis program yang ditulis dalam bahasa sumber dibagi dan dipecah ke dalam beberapa bagian yang kemudian akan dipresentasikan ke dalam suatu bentuk antara dari program sumber. Operasi-operasi yang dilakukan oleh program sumber ditentukan dan dicatat dalam suatu struktur pohon (tree) yang disebut dengan nama pohon sintaks (sintax tree) Dalam hal ini setiap nodal pada tree tersebut menyatakan suatu operasi, sedangkan anak dari nodal (titik) tersebut memberikan argumen yang diperlukan Secara umum proses dalam tahap analis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : 1. Proses analisis leksikal 2. Proses analisis sintaktik 3. Proses analisis semantik  Tahap sintesis yang berikutnya program sasaran dibentuk berdasarkan representasi antara yang dihasilkan pada tahap analisis. Untuk tahap sintetis terdiri dari 2 bagian utama, yaitu 4. Proses yang menghasilkan kode (code generator) 5. Proses optimasi kode (code optimizer) Sebelum Bahasa sasaran dapat dihasilkan, dalam melakukan ini tiap bagian utama akan berhubungan dan berkomunikasi dengan suatu berkas tabel yang disebut tabel simbol (symbol table) yaitu suatu tabel yang berisi semua simbol yang digunakan dalam bahasa sumber. Selain kompilator masih diperlukan beberapa program lainnya sebelum dapat dibentuk bahasa sasaran yang dapat dijalankan. Seperti suatu bahasa sumber dapat dituliskan dalam beberapa modul yang terpisah dan disimpan dalam beberapa file yang terpisah. Untuk menanggulangi hal ini, maka suatu program khusus yang disebut dengan suatu praprosesor digunakan untuk mengumpulkan modul-modul yang saling lepas ini ke dalam suatu program baru. Praposesor dapat pula melengkapi singkatan-singkatan atau ungkapan-ungkapan maupun kependekan-kependekan yang digunakan dalam bahasa sumber seperti pendef II. Analisis Leksikal
  • 3. 2.1 Pengertian Analisis Leksikal/Analisis Linier/Pembacaan Sekilas (Scanner). Dalam kaitan ini aliran karakter yang membentuk program sumber dibaca dari kiri ke kanan dan dikelompokkan dalam apa yang disebut token yaitu barisan dari karakter yang dalam suatu kesatuan mempunyai suatu arti tersendiri.. Analisis ini melakukan penerjemahan masukan menjadi bentuk yang lebih berguna untuk tahap-tahap kompilasi berikutnya. Analisis Leksikal merupakan antarmuka antara kode program sumber dan analisis sintaktik (parser). Scanner melakukan pemeriksaan karakter per karakter pada teks masukan, memecah sumber program menjadi bagian-bagian disebut Token. Analisis Leksikal mengerjakan pengelompokkan urutan-urutan karakter ke dalam komponen pokok: identifier, delimeter, simbol-simbol operator, angka, keyword, noise word, blank, komentar, dan seterusnya menghasilkan suatu Token Leksikal yang akan digunakan pada Analisis Sintaktik. Model dasar untuk membentuk suatu Analisis Leksikal adalah Finite-State Automata, 2 aspek penting pembuatan Analisis Leksikal adalah: • Menentukan token-token bahasa. • Mengenali token-token bahasa dari program sumber. Token-token dihasilkan dengan cara memisahkan program sumber tersebut dilewatkan ke parser. Analisis Leksikal harus mengirim token ke parser. Untuk mengirim token, scanner harus mengisolasi barisan karakter pada teks sumber yang merupakan 1 token valid. Scanner juga menyingkirkan informasi seperti komentar, blank, batas-batas baris dan lain-lain yang tidak penting (tidak mempunyai arti) bagi parsing dan Code Generator. Scanner juga harus dapat mengidentifikasi token secara lengkap dan membedakan keyword dan identifier. Untuk itu scanner memerlukan tabel simbol. Scanner memasukkan identifier ke tabel simbol, memasukkan konstanta literal dan numerik ke tabel simbol sendiri setelah konversi menjadi bentuk internal. Analisis Leksikal merupakan komponen kompilasi independen yang berkomunikasi dengan parser lewat antarmuka yang terdefinisi bagus dan sederhana sehingga pemeliharaan analisis leksikal menjadi lebih mudah dimana perubahan- perubahan terhadap analisis leksikal tidak berdampak pada pengubahan kompilator secara keseluruhan. Agar dapat memperoleh fitur ini, maka antarmuka harus tidak berubah. Kebanyakan kode yang menyusun analisis leksikal adalah sama untuk seluruh kompilator, tidak peduli bahasa.
  • 4. Pada analisis leksikal yang dituntun tabel (table-driven lexical analyzer), maka satu-satunya yang berubah adalah tabel itu sendiri. Kadang diperlukan interaksi analisis leksikal dan analisis sintaktik yang lebih kompleks. Sehingga analisis leksikal harus dapat menganggap string sebagai token bertipe, bukan identifier. Untuk itu perlu komunikasi tingkat lebih tinggi yang biasanya dilakukan suatu struktur data dipakai bersama seperti tabel simbol. Analisis Sintaktik dapat memasukkan string ke tabel simbol, mengidentifikasi sebagai Type atau typedef, sehingga analisis leksikal dapat memeriksa tabel simbol untuk menentukan apakah lexeme adalah tipe token atau identifier. 2.2 Tugas-tugas Analsis Leksikal Tugas-tugas Analisis leksikal antara lain sebagai berikut : 1. Konversi Program Sumber Menjadi Barisan Token. Mengubah program sumber yang dipandang sebagai barisan byte/karakter menjadi token. 2. Menangani Kerumitan Sistem Masukkan/Keluaran. Karena analisis leksikal biasanya berhubungan langsung dengan kode sumber yang diwadahi file, maka analisis leksikal juga bertindak sebagai benteng untuk komponen-komponen lain di kompilator dalam mengatasi keanehan-keanehan sistem masukkan/keluaran sistem operasi dan sistem komputer. Optimasi perlu dilakukan agar analisis leksikal membaca karakter degan sekaligus membaca sejumlah besar bagian file. Perangkat masukkan/keluaran benar-benar diisolasi agar tidak terlihat oleh parser dan komponen-komponen kompilator yang lain. 2.3 Tugas-tugas tambahan Analisis Leksikal Tugas-tugas tambahan Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut : 1. Penghilangan komentar dan whitespace (tab,spasi,karakter lainnya).Tindakan housekeeping dilakukan scanner sehingga mengisolasikan dari parser dan komponen-komponen kompilator lain.
  • 5. Peran ini menyederhanakan perancangan parser (dan grammar bahasa pemrograman). Scanner juga mencatat nomor baris saat itu sehingga penanganan kesalahan yang cerdas dapat mengirim pesan kesalahan dengan lebih akurat. 2. Konversi literal/konstanta numerik menjadi tipe data tertentu. Analisis leksikal dapat mengirim token, dan nilainya. Nilai ini biasa disebut atribut. Namun demikian, bila analisis leksikal ditambahin dengan tugas-tugas tambahan yang terlalu banyak juga akan menjadi tidak baik. Karena itu membatasi analisis leksikal hanya untuk melakukan tugas pengenalan pola token (ditambah membuang komentar) adalah mempermudah pemeliharaan. 2.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal Tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut :  Pada single one pass. Terjadi interaksi antara scanner dan parser. Sacnner dipanggil saat parser memerlukan token berikutnya. Pendekatan ini lebih baik karena bentuk internal program sumber yang lengkap tidak perlu dibangun dan disimpan di memori sebelum parsing dimulai.  Pada separate pass. Scanner memproses secara terpisah, dilakukan sebelum parsing. Hasil scanner disimpan dalam file. Dari file tersebut, parsing melakukan kegiatannya. Scanner mengirim nilai-nilai integer yang mempresentasikan bentuk internal token, bukan nilai-nilai string. Keunggulan cara ini adalah ukurannya kecil dan tetap. Parser sangat lebih efisien bekerja dengan nilai integer yang mempresentasikan simbol daripada string nyata dengan panjang variabel. 2.5 Implementasi Analisis Leksikal Implementasi Analisis Leksikal antara lain sebagai berikut :  Pengenalan Token. 1. Scanner harus dapat mengenali token
  • 6. 2. Terlebih dahulu dideskripsikan token-token yang harus dikenali  Pendeskripsian Token. 1. Menggunakan reguler grammar. Menspesifikasikan aturan-aturan pembangkit token-token dengan kelemahan reguler grammar menspesifikasikan token berbentuk pembangkit, sedang scanner perlu bentuk pengenalan. 2. Menggunakan ekspresi grammar. Menspesifikasikan token-token dengan ekspresi reguler. 3. Model matematis yang dapat memodelkan pengenalan adalah finite- state acceptor (FSA) atau finite automata.  Implementasi Analisis Leksikal sebagai Finite Automata. Pada pemodelan analisis leksikal sebagai pengenal yang menerapkan finite automata, analisis leksikal tidak cuma hanya melakukan mengatakan YA atau TIDAK. Dengan demikian selain pengenal, maka analisis leksikal juga melakukan aksi-aksi tambahan yang diasosiasikan dengan string yangsedang diolah. Analisis leksikal dapat dibangun dengan menumpangkan pada konsep pengenal yang berupa finite automata dengan cara menspesifikasikan rutin-rutin (aksi-aksi) tertentu terhadap string yang sedang dikenali.  Penanganan Kesalahan di Analisis Leksikal Hanya sedikit kesalahan yang diidentifikasi di analisis leksikal secara mandiri karena analisis leksikal benar- benar merupakan pandangan sangat lokal terhadap program sumber. Bila ditemui situasi dimana analisis leksikal tidak mampu melanjutkan proses karena tidak ada pola token yang cocok, maka terdapat beragam alternatif pemulihan. yaitu: 1. "Panic mode" dengan menghapus karakter-karakter berikutnya sampai analisis leksikal menemukan token yang terdefinisi bagus 2. Menyisipkan karakter yang hilang 3. Mengganti karakter yang salah dengan karakter yang benar
  • 7. 4. Mentransposisikan 2 karakter yang bersebelahan. Salah satu cara untuk menemukan kesalahan-kesalahan di program adalah menghitung jumlah transformasi kesalahan minimum yang diperlukan untuk mentransformasikan program yang salah menjadi program yag secara sintaks benar. 2.6 Input Buffering Perancangan analisis leksikal seharusnya dapat membuat buffering masukkan yang membantu mempercepat proses pembacaan dari file serta mempunyai fleksibelitas yang tinggi agar analisis leksikal tidak bergantung platform sehingga mempunyai portabilitas yang tinggi. III. Analisis Semantik Disini dilakukan pengecekan pada struktur akhir yang telah diperoleh dan diperiksa kesesuainnya dengan komponen program yang ada. Merupakan pusat dari tahapan translasi, struktur sintaktik yang dikenali oleh Analisis Sintaktik diproses, dan struktur objek eksekusi sudah mulai dibentuk. Analisis Semantik kemudian menjadi jembatan antara analisis dan sintesis dari translasi. Analisis Semantik menghasilkan suatu kode objek yang dapat dieksekusi dalam translasi sederhana, tetapi biasanya bentuk dari kode objek yang dapat dieksekusi ini merupakan bentuk internal dari final program eksekusi, yang kemudian dimanipulasi oleh tahap optimisasi dari translator sebelum akhirnya kode eksekusi benar-benar dihasilkan. IV. Analisis Sintaktik Analisis Sintaktik/Analisis Hirarki/Parsing. Dalam tahap ini karakter atau token yang diperoleh pada analisis leksikal disusun dan dikelompokkan dalam suatu hirarki tertentu yang secara keseluruhan mempunyai arti tertentu..
  • 8. Disinilah struktur program yang lebih besar diidentifikasi (statement, deklarasi, ekspresi, dan lainnya) menggunakan token leksikal yang dihasilkan Analisis Leksikal. Analisis Sintaktik selalu bekerja bergantian dengan Analisis Semantik.  Pertama, Analisis Sintaktik mengidentifikasikan urutan Token Leksikal seperti ekspresi, statement, subprogram, dan lainnya.  Analisis Semantik kemudian dipanggil untuk proses unit ini. Analisis Sintaktik berfungsi menghasilkan pohon sintaks program sumber yang didefinisi grammar. Simbol terminal pohon sintaks adalah token-token yang dihasilkan scanner. Sebelum akhirnya kode eksekusi benar-benar dihasilkan. V. Code Generation Code Generator/Pembentukan Kode. Dimana dalam tahap ini dibentuk antara dari bahasa sumber yang berupa suatu pohon sintaks diterjemahkan ke dalam suatu bahasa assembler atau bahasa mesin. Bentuk antara yang diperoleh biasanya merupakan suatu perintah 3 alamat atau suatu kuadrupel (3-address code atau quadruples), sedangkan bahasa mesin yang dihasilkan adalah suatu bahasa assembler yang merupakan suatu perintah 1 alamat, 1 akumulator. VI Code Optimizer Code Optimizer/Optimasi Kode. Hasil pembentukan kode yang diperoleh kemudian dibuat kompak lagi dengan melakukan beberapa teknik optimasi supaya dapat diperoleh program yang lebih efesien. Dalam hal ini dilakukan beberapa hal seperti pendeteksian suatu ekspresi yang sering terjadi, sehingga pengulangan tidak perlu terjadi dan lain sebagainya.
  • 9. VII. Lexeme Lexeme adalah string yang merupakan masukan dari analisis Leksikal. VIII. Praposesor Praposesor adalah suatu program khusus menanggulangi terjadinya beberapa modul yang terpisah saat melakukan penulisan bahasa sumber menjadi beberapa file ke dalam suatu program baru. Suatu Praposesor menghasilkan suatu input bagi suatu kompilator. Hal ini mungkin dilakukan oleh suatu kompilator antara lain:  Pemroses Makro. Makro yang merupakan kependekan dari suatu bagian program yang lebih panjang memungkinkan penulis program untuk memperpendek program yang ditulisnya. Dalam hal ini perlu dilakukan dua hal yaitu : 1. Mendefinisikan makro yang digunakan. Parameter yang didefinisikan pada makro disebut dengan parameter formal 2. Melakukan pemanggilan makro yang mungkin juga mengandung beberapa parameter. Sedangkan parameter yang digunakan untuk memanggil makro disebut dengan paramater aktual.  Pengikutsertaan berkas (File Inclusion). Suatu Praprosesor memungkinkan diikutsertakannya beberapa berkas program yang telah ditulis sebelumnya ke dalam program yang sedang ditulis.
  • 10. Biasanya berkas program yang ditulis sebelumnya merupakan segmen program yang sekali digunakan, banyak manfaatnya dan sering terjadi sudah merupakan bagian dari sistem bahasa yang digunakan. Misalnya pada bahasa C, isi dari berkas global.h dapat diikutsertakan dalam program yang sedang ditulis dengan menggunakan perintah #include global.h  Praposesor Rasional. Praprosesor ini memberikan kemampuan baru dari suatu bahasa dengan fasilitas pengendalian aliran (flow-of-control) atau struktur data yang lebih baik. Misalnya dengan menambahkan kemampuan perintah while, if-then-else pada bahasa yang pada mulanya tidak mempunyai fasilitas tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan makro yang sudah ada dalam bahasa tersebut.  Perluasan Bahasa. Praprosesor ini memungkinkan suatu bahasa untuk berinteraksi dengan sistem atau bahasa lainnya. Misalnya pada bahasa C yang ditambahkan kemampuannya untk dapat mengakses data dalam suatu database. Untuk itu praprosesor memungkinkan menggunakan tanda ## yang menyatakan bahwa bagian ini bukan merupakan bagian dari bahasa C, tetapi berhubungan dengan sistem suatu paket database lain yang sudah baku. Dengan demikian bagian ini akan diterjemahkan kedalam pemanggilan procedure untukmelakukan akses database. IX. Single One Pass
  • 11. Single One Pass adalah Suatu kompilator dapat dibuat hanya dengan melakukan 1 kali pembacaan program sumber. Tetapi kompilator yang demikian biasanya tidak dapat melakukan optimasi kode dengan baik. Namun demikian kebanyakan kompilator untuk bahasa yang terstruktur melakukan beberapa kali pembacaan untuk :  dapat melakukan deteksi kesalahan  menemukan kembali kesalahan yang telah diperoleh  melakukan proses debugging Rancangan kompilator ini dimaksudkan untuk menerjemahkan suatu ekspresi matematika yang ditulis dalam notasi infix menjadi notasi yang ditulis dalam notasi postfix. Penekanan yang diberikan hanya pada bagian depan dari proses kompilasi yang dilakukan yaitu:  Analisis Leksikal  Penguraian (parser)  Pembentukan Kode Antara Suatu penerjemahan berdasarkan sintaks merupakan kombinasi dari proses Analisis Leksikal dan Pembentuk Kode Antara X. Sintaks Pendefisian Sintaks suatu bahasa dilakukan dengan menggunakan suatu notasi tata bahasa bebas konteks (context-free grammar) atau untuk memudahkan disebut tata bahasa saja. Suatu tata bahasa secara alamiah menerangkan struktur hirarki dari banyak bentuk bahasa pemrograman. Misalkan perintah if-else dari bahasa C mempunyai bentuk: if (ekspresi) perintah else perintah Ket :
  • 12. Dalam hal ini suatu perintah adalah gabungan dari :  kata kunci if  kurung buka  ekspresi  kurung tutup  perintah  kata kunci else  perintah lainnya (Dalam bahasa C tidak ada kata kunci then). Bila digunakan nama variabel expr untuk menyatakan suatu ekspresi dan variabel stmt untuk menyatakan suatu perintah, maka struktur aturan ini dapat dinyatakan sebagai berikut : stmt → if (expr) stmt else stmt Ket: → (tanda panah dibaca sebagai) "Dapat berbentuk suatu". Aturan diatas disebut juga suatu produksi (production). Dalam suatu produksi seperti ini unsur leksikal seperti kata kunci if dan tanda kurung "(",")" disebut suatu token Variabel seperti expr dan stmt disebut dengan non-terminal. Secara lengkap suatu tata bahasa bebas konteks dapat mempunyai 4 komponen berikut:  Himpunan dari token yang dikenal dengan simbol token.  Himpunan dari unsur non-terminal  Himpunan dari produksi, di mana masing-masing produksi terdiri dari unsur non- terminal (bagian kiri tanda panah dari suatu produksi). Bagian kanan produksi
  • 13. berupa → (tanda panah) dan barisan dari token dan/atau non-terminal (sebelah kanan tanda panah).  Salah satu unsur non-terminal yang telah ditentukan sebagai awal tata bahasa disebut sebagai simbol awal. Aturan umum yang digunakan dalam menentukan suatu tata bahasa adalah dengan menuliskan produksi yang ada dengan dimulai dari produksi yang mengandung simbol awal. Terminal dapat berupa angka-angka, tanda-tanda seperti <=, dan rangkaian karakter yang ditulis huruf tebal seperti while dan lain-lainnya juga nama lain yang tidak dicetak miring. Non-teminal dapat berupa nama yang dicetak miring. Untuk memudahkan penulisan, maka produksi yang mempunyai simbol non-teminal disebelah kiri yang sama bagian kanannya dapat dikelompokkan dengan menggunakan tanda "|" yang memisahkan pilihan bagian kanan yang ada. pengelompokkan seperti ini dapat dibaca sebagai "atau" Contoh 1: 9-5+2, 3-1, 7 merupakan barisan dari angka-angka yang dipisahkan oleh tanda '+' atau '-'. Tata bahasa berikut memberkan sintaks dari ekspresi-ekspresi di atas. Produksi yang ada adalah: list → list + digiT list → list – digit list → digit digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 Bagian kanan dari produksi untuk unsur non-terminal list list → list + digit
  • 14. list → list – digit list → digit di bagian kiri dapat dikelompokkan menjadi 1 produksi yang setara, yaitu: list → list + digit | list - digit | digit  Penulisan Produksi menjadi: list → list + digit | list - digit | digit digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9  Token yang menjadi terminal digunakan adalah simbol +,-,0,1,2,3,4,5,6,7,8,9  Sedangkan unsur non-terminal adalah nama-nama yang digaris miring seperti list dan digit  Simbol Awal adalah produksi non-terminal list Suatu unsur non-terminal dapat merupakan suatu produksi bila unsur non-terminal tersebut timbul dibagian kiri dari produksi. Barisan token adalah barisan dari nol atau lebih token. Unsur yang mengandung nol token ditulis sebagai ε, dan disebut dengan nama barisan kosong. Suatu bahasa diperoleh dari :  barisan-barisan yang dimulai dari simbol awal  bagian kanan yang masih berupa non-terminal (bukan token/terminal) dari produksi dapat diganti dengan mencari acuan pada bagian kiri dari produksi yang ada dengan non-terminal yang sama.  mengganti unsur non-terminal pada bagian kiri produksi dengan bagian kanan dari produksi non-terminal tersebut.  Barisan token pada bagian kanan produksi yang menjadi pengganti unsur non terminal acuan pada bagian kiri produksi merupakan akhir dalam pembentukan bahasa.
  • 15. Contoh 2: Bahasa yang didefinisikan oleh tata bahasa pada contoh 1 terdiri dari barisan angkaangka yang dipisahkan oleh tanda '-' atau '+'. Kesepuluh produksi dari unsur nonterminal digit (digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9) dapat digunakan sebagai penganti token-token yang berhubungan dengan angka yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dari produksi list → digit, maka dapat dikatakan bahwa 1 angka yang berdiri sendiri adalah suatu list juga, yaitu : Pada produksi list → digit 0 merupakan bahasa yang dibentuk list 1 merupakan bahasa yang dibentuk list 2 merupakan bahasa yang dibentuk list 3 merupakan bahasa yang dibentuk list 4 merupakan bahasa yang dibentuk list 5 merupakan bahasa yang dibentuk list 6 merupakan bahasa yang dibentuk list 7 merupakan bahasa yang dibentuk list 8 merupakan bahasa yang dibentuk list 9 merupakan bahasa yang dibentuk list Pada produksi lainnya list → list + digit list → list – digit menyatakan bahwa list yang diikuti oleh tanda '+' atau '-' dan diikuti oleh list akan
  • 16. membentuk suatu list baru. Ternyata semua produksi yang digunakan pada contoh 1 adalah produksi-produksi yang diperlukan untuk dapat mendefinisikan bahasa yang diinginkan untuk ekspresi 9-5+2, 31, 7 9-5+2 merupakan salah satu anggota dari bahasa yang dibentuk list, dimana list adalah simbol awal. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:  9 merupakan list dari produksi "list → digit" dimana digit membentuk 9 pada "digit → 0 | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9" atau secara terpisah menjadi digit → 0 digit → 1 digit → 2 digit → 3 digit → 4 digit → 5 digit → 6 digit → 7 digit → 8 digit → 9.  9-5 merupakan list dari produksi "list → list - digit" dimana 9 sudah berupa list dan digit membentuk 5 pada "digit → 5".  9-5+2 merupakan list dari produksi "list → list + digit" = (9-5) + 2. Dimana 9-5 sudah berupa list dan digit membentuk 2 pada "digit → 2". Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini
  • 17. Gambar 1 Pohon urai dari ekspresi 9-5+2 menurut tata bahasa contoh 1 Pada gambar ini setiap nodal (titik pertemuan antar garis) pada pohon urai diberi label salah satu simbol tata bahasa. Nodal dalam (internal node / nodal di atas nodal yang lain) dan anak-anaknya (nodal yang terletak di bawah nodal dalam) berhubungan dengan suatu produksi. Nodal dalam berhubungan dengan bagian kiri dari produksi, sedangkan anak-anaknya berhubungan dengan bagian kanan dari produksi yang sama. Pohon demikian disebut pohon urai dari ekspresi yang diberikan. Contoh 3 Pada bahasa Pascal dapat dijumpai dalam cakupan blok begin-end. Salah satu perbedaan yang sangat mencolok yang terdapat pada contoh adalah adanya list dari perintah- perintah yang mungkin kosong diantara token-token begin dan end. Untuk itu dikembangkan suatu tata bahasa yang mengandung produksi berikut: block → begin opt_stmts end opt_stmts → stmt_list | ε stmt_list → stmt_list εstmt | stmt
  • 18. Pada produksi opt_stmts, kemungkinan ke-2 bagian kanan pada "opt_stmts → stmt_list | ε" adalah perintah yang boleh memilih "ε", yang mengartikan rangkaian kosong dari simbol-simbol. Jadi suatu blok dapat hanya terdiri dari 2 token yaitu begin dan end Pada produksi stmt_list sangat mirip dengan produksi list pada contoh 1, dimana tanda "|" menggantikan operator "+" dan "-" (list → list + digit | list - digit | digit). Unsur non- terminal stmt menggantikan unsur non-terminal digit. XI. Token Token merupakan unit atau elemen dasar bahasa komputer (seperti 'kata' di bahasa manusia), dimana unit tersebut tidak terbagi lagi. Token merupakan bagian hasil dari pemecahan sumber program yaitu penerjemahan lexeme pada saat melakukan scanner. Token mereprentasikan nama :  identifier -> nama variabel, fungsi, tipe atau nama yang didefinisikan pemakai.  Keyword  literal string  operator  label  simbol tanda -> tanda kurung, koma, titik koma. Kata Pengantar Kalau mahasiswa mendengar kata-kata “tehnik kompilasi” atau compiler, maka yang terbayang adalah suatu matakuliah killer. Kesan tersebut memeng ada benarnya, apalagi kalau dosen menggunakan acuan buku teks karangan Alfert V. Aho, Ravi Sethi, dan Jeffrey D. Ullman, atau yang sering disebut “buku naga” karena kulit muka buku
  • 19. tersebut bergambar naga. Buku tersebut penuh dengan teori-teori dasar tehnik kompilasi dan automata berhingga. Memang teori tersebut sangat diperlukan, tetapi agar matakuliah tehnik kompilasi tidak terkesan angker. Maka makalah ini dibuat sedemikian rupa sehingga para pembaa merasa nyaman memepelajarinya. Mungkin masih banyak hal yang berada di luar pengamatan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca masih sangat diperlukan. Depok, Agustus 2008 Penulis 18 Daftar Pustaka Tehnik-kompilasi.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Nurfarani iin, Kuis-tehnik-kompilasi (http://i2n.juve.blogspot.com/), 2008. Analisis-Leksikal.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008.
  • 20. Analisis-Sintaktk.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Analisis-Simantik.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Code-Generation.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Code-Optimizer.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Praposesor.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Token.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Lexeme.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Singgle-One-Pass.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. Sintaks.htm, Global Komputer (http://globalkomputer.com/), 2008. ii Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii I. Pendahuluan 1 II. Analisis Leksikal 2
  • 21. 2.1 Pengertian 2 2.2 Tugas-tugas Analisis Leksikal 4 2.3 Tugas-tugas Tambahan Analisis Leksikal 4 2.4 Tahap Pelaksanaan Analisis Leksikal 5 2.5 Implementasi Analisis Leksikal 5 2.6 Input Buffering 7 III. Analisis Semantik 7 IV. Analisis Sintaktik 7 V. Code Generation 8 VI. Code Optimizer 8 VII. Lexeme 8 VIII. Praposesor 9 IX. Singgle One Pass 10 X. Sintaks 11 XI. Token 17 Daftar Pustaka 18