Kelompok 3 terdiri dari 6 anggota. Dokumen membahas tentang ikatan ion dan kovalen serta sifat-sifat senyawa ionik seperti titik leleh dan kemampuan menghantarkan listrik. Juga dijelaskan tentang pembentukan ion positif dan negatif serta faktor yang mempengaruhi kekuatan ikatan ion.
1. Kelompok 3:
Arif Dzikrullah
Arry Citta T
Cecep AM
Cecep AF
Dadang Kaesar
2. Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk
akibat gaya tarik listrik (gaya Coulomb)
antara ion yang berbeda. Ikatan ion juga
dikenal sebagai ikatan elektrovalen.
3. 1. Orbital-orbital atom-atom yang berikatan harus saling tumpang
tindih.
2. Setiap ikatan kovalen terbentuk dari dua buah elektron yang
berpasangan dengan spin berlawanan
3. Unsur-unsur pada periode dua , bila pada valensi atom pusat
seperti C, N, O, dan F terdapat 4 atau lebih elektron , maka
berlaku aturan oktet.
4. Untuk unsur-unsur periode dua, bila pada kulit valensi atom
pusat seperti pada Li, Be dan B, terdapat 4 elektron, aturan
oktet tidak mesti harus terpenuhi.
5. Bila atom pusat mempunyai orbital d yang terisi elektron,
maka pada pembentukan ikatan kovalen jumlah elektron pada
kulit valensi atom pusat dapat lebih dari 8 elektron.
4. Bersifat polar
Larutannya dalam air menghantarkan arus
listrik
Titik lelehnya tinggi
Lelehannya menghantarkan arus listrik
Larut dalam pelarut-pelarut polar
5. Pembentukan ion positif Ion positif terbentuk
ketika suatu atom melepaskan elektron.
Atom-atom yang cenderung mudah
melepaskan elektron valensi terletak pada
golongan IA (kecuali H) dan golongan IIA.
Masing-masing melepaskan 1 dan 2
elektronnya
6. Pembentukan ion negatif Ion negatif
terbentuk ketika suatu atom menerima
elektron. Atom-atom yang mudah menerima
elektron terletak pada golongan VIIA dan VIA.
Karena mempunyai afinitas elektron yang
besar. Untuk memperoleh kestabilan, sesuai
dengan aturan oktet, unsur dengan valensi 7
dan 6 akan dengan mudah menerima
elektron.
7. Pada umumnya unsur-unsur yang membentuk
ikatan ion adalah unsur logam (gol IA & IIA)
dengan unsur nonlogam (gol VIA & VIIA)
Contoh:
Na ® Na + e-
1s2 2s2 2p6 3s1 1s2 2s2 2p6 (konfigurasi Ne)
Cl + e- ® Cl-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 (konfigurasi Ar)
Menghasilkan Na+Cl-
9. Kekuatan ikatan ion suatu senyawa dapat
dipredeksikan dari perbedaan skala
keelektro-negatifan atom unsur
pembentuknya. Makin besar beda skala
kelektronegatifannya makin kuat ikatan
ionnya
10. Untuk senyawa ionik padat kristal perubahan
entalpi dalam membentuk padat dari ion gas
disebut energi kisi. Nilai eksperimental untuk
energi kisi dapat ditentukan dengan
menggunakan siklus Born-Haber.
Siklus Born-Haber adalah sebuah pendekatan
untuk menganalisis energi reaksi. Dinamai
setelah dikembangkan oleh dua ilmuwan
Jerman Max Born dan Fritz Haber.
11. Polarisasi dari ion negatif mengarah ke
penumpukan kepadatan biaya tambahan
antara dua inti, yaitu Kovalensi parsial. Ion
negatif yang lebih besar lebih mudah
terpolarisasi, tetapi efeknya biasanya hanya
ketika ion positif dengan 3 + (misalnya, Al3 +)
yang terlibat. Namun, 2 + ion (Be2 +) atau
bahkan 1 + (Li +) menunjukkan beberapa
kekuatan polarisasi karena ukuran mereka
sangat kecil (misalnya, LII adalah ion namun
memiliki beberapa hadir ikatan kovalen).
12. Senyawa ionik, jika dilelehkan atau
dilarutkan, dapat menghantarkan listrik
karena ion-ion dalam kondisi ini bebas untuk
bergerak dan membawa elektron antara
anoda dan katoda. Dalam bentuk padat, hal
itu tidak dapat terjadi karena elektron yang
terikat terlalu erat untuk bergerak. Namun,
beberapa senyawa ionik dapat
menghantarkan listrik saat padat. Hal ini
disebabkan migrasi ion diri di bawah
pengaruh suatu medan listrik. Senyawa ini
dikenal sebagai konduktor ion cepat.