2. Definisi Manajemen Peserta Didik
Manajamen peserta didik atau Pupil Personal
Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa dikelas
dan diluar kelas. Manajamen peserta didik juga dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus sekolah
3. 2. Definisi Pondok Pesantren
Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari pondok
dan pesantren. Pondok berasal dari bahsa Arab Funduk yang berarti
hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan
lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar
sebagai asrama bagi para santri. Sedangkan pesantren merupakan
gabungan dari kata pe-santri-an yang berarti tempat santri.
Sehingga dapat disimpulan bahwa pondo pesantren adalah tempat
atau asrama bagi santri yang mempelajari agama dari seorang Kyai
atau Syaik
4. 3. Definisi Pondok Pesantren Menurut Para ilmuwan
Ridlwan Nasir dalam bukunya mengatakan bahwa pondok
pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan
pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan
menyerbarkan ilmu agama islam.
Nurcholish Madjid menegaskan bahwa pondok pesantren
adalah artefak peradaban Indonesai yang dibangun sebagai
institut pendidika keagamaan becorak tradisional, unik, dan
indigeneous(asli).
Zamakhsyari Dhofier, bahwa pesantren berasa; dari kata
santri dengan awal pe di depan dengan akhiran an yang berarti
tempat tinggal para santri
5. Unsur Pokok Pondok Pesantren
Pondok
Merupakan tempat tingal kiai bersama para santri dan bekerja
sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, merupakan
pembeda dengan lembaga pendidikan yang berlangsung
dimasjid atau langgar
Masjid
Sebagai pusat kegiatan ibadah dan belajar. Masjid yang
merupakan unsur pokok kedua dari pesantren, di samping
berfungsi sebagai tempat melakukan shalat berjamaah setiap
waktu shalat, juga berfungsi sebagai tempat belajar mengajar
Santri
Santri adalah sekelompok masyarakat yang masih belajar
tentang agama kepada kiai atau ulama dilingkungan pondok
pesantren
Kiai
Merupakan tokoh sentral dalam pesantren memberikan
pengajaran. Karena itu, kiai merupakan salah satu unsur yang
paling dominan dalam kehidupan suatu pesantren
6. Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren
Lembaga pendidikan dalam melakukan pembinaan terhadap
peserta didik melalui manajemen peserta didik yang diterapkan
tentunya disesuaikan dengan visi misi dari lembaga tersebut,
seperti sekolah atau madrasah yang bearada dibawah naungan
pesantren misalnya. Sekolah atau madrasah yang berada
dibawah naungan pesantren tersebut tentunya juga akan
menerapkan model manajemen peserta didik yang mampu
mengkomodir visi misi persatuan terkait output yang
diharapkan.
Pola kehidupan pondok pesantren dan pendidikan yang berada
di bawah pengelolaannya termanifestasikan dalam istilah
“panca jiwa” di mana didalamnya memuat “lima jiwa” yanh
harus diwujudkan dalam proses pendidikan dan pembinaan
karakter peserta didik. Kelima jiwa tersebut adalah jiwa
keikhlasan, jiwa sederhana, jiwa kemandirian,jiwa ukhuwah
Islamiyah, dan jiwa kebebasan yang bertanggung jawab.
7. Pembentukan Karakter Peserta Didik
Karakter yang dipahami sebagai sebuah sifat utama
yang terukir, baik pikiran, sikap, perilaku, maupun tindakan,
yang melekat dan menyatu kuat pada diri seseorang, yang
membedakan dengan orang lain bukanlah sesuatu yang
terbentuk dengan sendirinya. Ada empat faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang, yaitu:
faktor hereditas, faktor lingkaran, faktir kebebasan, faktor
lingkungan, faktor kebebasan manusia dalam menentukan
karakter dan ansibnya, dan faktor hidayah Tuhan.
Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa
karakter adalah sesuatu yang bisa dibentuk semenjak usia dini
serta membutuhkan proses atau tahapan dalam
pembentukannya. Menurut Zubaedi, proses pembentukan
karakter terbagi dalam empat tahapan: pertama, pada usia
dini, disebut dengan tahap pementukan karakter. Kedua, pada
usia remaja, disebut dengan tahap pengembangan. Ketiga,
pada usia dewasa, disebut dengan tahap pemantapan.
Keempat, pada usia tua, disebut dengan pembijaksanaan. Dan
pengembangan dalam setiap tahapan tersebut harus melaui tiga
tahapan, yaitu knowing (pengetahuan) acting (pelaksanaan),
dan menuju kebiasaan (habit).
8. Model pembelajaran pendidikan karakter
Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara
berulanh-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.
Pembiasaan dikenal juga sebagai operan conditioning,
mnegajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku
terpuji, disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas, jujur,
dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang diberikan
Keteladanan
Keteladanan bagi guru merupakan bagian integral yang
berarti guru menerima tanggung jawab untuk menjadi
teladan
CTL (Contextual Teaching and Learning)
Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat dikembangkan menjadi model
pembelajaran pendidikan karakter karena dalam
pelaksanaannya lebih menekankan pada kegiatan materi
pemebelajaran dengan kehidupan peserta didik secara
nyata