SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Tinjauan Pustaka Divisi Imunologi Klinik



TOKSOPLASMOSIS PADA
     KEHAMILAN
      Oleh : Djoko Siswantoro, dr
Pembimbing : Endang Retnowati, dr, SpPK

 BAGIAN PATOLOGI KLINIK FK UNAIR /
    RSU DR SOETOMO SURABAYA
          1 Agustus 2007


                                            1
PENDAHULUAN

• Toksoplasmosis :
  - penyakit infeksi disebabkan T.gondii,
  - tersebar di seluruh dunia,
  - menyerang semua spesies vertebrata,
  - angka kejadian 15% (♀ amerika), 53%
   (♀Indonesia),
  - infeksi primer ♀ hamil 1-10/1000.

                                            2
PENDAHULUAN 2

• Dua kelompok individi berisiko berat, px
  imunodefisiensi dan ♀ hamil → kongenital.
• Frekuensi kejadian toksoplasmosis kongenital
  tergantung risiko infeksi area setempat, status
  imun ibu dan program preventif.
• Gejala klinis sering asimtomatis, tetapi pada
  ibu hamil berakibat serius.



                                                    3
PENDAHULUAN 3

• Toksoplasmosis kongenital :
  - prevalensi 400-4000/th (di Amerika),
  - 90% asimtomatis saat kelahiran,
  - cacat okuler 45%, cacat neurologis 20% pada
   bulan/tahun berikutnya,
  - gejala klinik→ trias klasik (hidrosefalus, korioretinitis
   dan kalsifikasi) dan gejala lainnya (hepatomegali,
  slenomegali, limfadenopati, ikterus, anemia, epilepsi, tuli
  dsb).

                                                                4
PENDAHULUAN 4

• Gejala klinis minimal/mirip penyakit lain →dx
  lambat ditegakkan → pemeriksaan penunjang,
  penting.
• Banyak jenis pemerisaan untuk diagnosis,
  paling sering digunakan diagnosis berdasar
  pemeriksaan serologi.




                                              5
SIKLUS HIDUP

• Siklus hidup T.gondii :
  - seksual, pada sel epitel hospes definitif
  - aseksual, jaringan ekstra epitelial kucing dan
   hospes perantara (Gambar 1).
• Tiga bentuk selama sikluis hidup; ookista,
   tropozoit dan kista.



                                                     6
SIKLUS HIDUP 2




Gambar 1. Siklus hidup Toxoplasma gondii                    7
PATOGENESIS

• Tiga cara penularan ; direk, indirek dan
  transplasenta (juga parenteral).
• Ookista (tertelan)→sporozoit (penetrasi sel gastro
  intestinal) → takizoit (membelah diri →kerusakan sel) →
  aliran darah/limfe keseluruh jaringan →
  penetrasi & proliferasi di se ap sel → kista
  (bertahan lama).



                                                       8
PATOGENESIS 2

• Proliferasi parasit di jaringan:
  - kerusakan jaringan (sel membengkak,
   sebagian nekrosis → dikelilingi limfosit,
   monosit dan sel plasma),
  - diikuti reaksi imunitas seluler dan humoral.




                                                   9
PATOGENESIS 3

• T.gondii → pembentukan antibodi IgM,IgG,
  IgA dan IgE.
• Antibodi memegang peranan parsial (sebagian
  kecil) dalam mengontrol infeksi T.gondii tapi
  diproduksi terus selama infeksi.




                                              10
PATOGENESIS 4
• IgM diproduksi mulai minggu 1, mencapai
  puncak 1-2 bulan, menurun setelah 4 bulan.
• IgA diproduksi akhir bulan pertama, menca- pai
  puncak 2-3 bulan, menghilang 4-7 bulan.
• IgG diproduksi beberapa minggu setelah IgM
  mencapai puncaknya setelah 4 bulan, bertahan
  titer tinggi bertahun-tahun, lalu turun perlahan
  dan menetap seumur hidup dengan kadar
  rendah. (Gambar 2)

                                                 11
PATOGENESIS 5




Keterangan: IgM              IgG               IgA

Gambar 2. Pola titer antibodi terhadap infeksi T.gondii.4
                                                            12
PATOGENESIS 6

• T.gondii juga merangsang sel Limfosit T CD4
  dan CD8.
• Untuk mengontrol parasit, tubuh
  mengerahkan CD4 Th1 (walau CD4 Th2 juga
  terangsang).
• IL-12 membangkitkan respon imun yang
  protektif dengan ↑ produksi IFN-γ dan
  menimbulkan respon imun CD4 Th1.

                                                13
PATOGENESIS 7

• IL-12 dan IFN-γ akan mengaktifkan makrofag
  dengan ↑ ekspresi molekul permukaan sel,
  ↑ fagositosis dan memproduksi reactive oxigen
  intermediates (ROIs) dan reactive nitrogen
  intermeiates (RNIs) yang merupakan bahan
  mikrobisidal efektif.




                                              14
PATOGENESIS 8

• Ibu hamil yang terinfeksi sebelum kehamilan
  jarang mentrasmisikan ke janin.
• Ibu hamil yang terinfeksi primer/reaktifasi
  dapat mentransmisikan ke janin.
• Risiko terjadinya toksoplamosis kongenital dan
  derajad beratnya penyakit saat kehamilan
  terilustrasi seperti gambar 3.


                                               15
PATOGENESIS 9




Gambar 3. Hubungan antara waktu kejadian infeksi primer T.
gondii pada ibu hamil dengan frekuensi transmisi dan derajad
keparahannyan pada janin.


                                                               16
MANIFESTASI KLINIS

• Toksoplasmosis pada ibu hamil :
 Biasanya asimtomatis.
 Kecurigaan berdasarkan riwayat infertilitas, abortus, lahir
  mati, kelainan kongenital dan adanya riwayat memelihara
  kucing.
 Gejala yang umum; limfadenopati dan lesu tanpa panas.
  Kelenjar yang paling umum terkena ; kel servikal, oksipetal
  supra klavikular, axilar dan inguonal.



                                                                17
MANIFESTASI KLINIS 2

• Toksoplasmosis kongenital
 Gejala klinis sangat beragam. Gejala lebih berat dibanding
  toksoplasmosis didapat dan angka kematian lebih tinggi.
 Paparan infeksi saat awal kehamilan, gx klinis makin berat,
  transmisi makin kecil.
 Paparan infeksi saat akhir kehamilan, gx klinis makin ringan,
  transmisi makin besar.
 Hubungan saat infeksi, transmisi dan gejala terangkum pada
  gambar 2.



                                                             18
DIAGNOSIS

•  Macam-macam metode pemeriksaan
   toksoplasmosis.
1. Pemeriksaan Histologik.
     - Takizoit dalam jaringan/cairan tubuh → diamati dg
      pengecatan peroksidase-antiperoksidase.
    - Kista dalam jaringan
    - Perubahan histologik pada limfadenitis     toksoplasmik



                                                            19
DIAGNOSIS 2

2. Isolasi parasit/kultur.
     Isolasi dari biopsi/otopsi (infeksi kronis) dan
     cairan tubuh (infeksi akut).
     Perlu waktu lama (5 hari- 6 minggu).
3. Deteksi Antigen
     Toxoplasma antigenemia dengan Elisa.
     Bahan lain : CSF atau amnion


                                                       20
DIAGNOSIS 3

4. Deteksi antibodi
a. Sabin Fieldman Dye Test
Prinsip:
Ag+Ab+C → Ag-Ab-C+Biru me len →lisis (pos)
                           tidak berwarna
Ag+C → Ag+C+Biru me len → dak lisis (neg)
                                berwarna


                                             21
DIAGNOSIS 4

b. Uji Hemaglutinasi tidak langsung (IHA)
Prinsip:
Ag larut+sdm→Ag-sdm+serum(Ab)→Ab-Ag-sdm
                                  aglutinasi (pos)
Ag larut+sdm→Ag-sdm+ serum→Ag-sdm
                             tidak aglutinasi (neg)



                                                      22
DIAGNOSIS 5

c. Uji Fiksasi Komplemen (CFT)
Prinsip
Ag+serum(Ab)+C →Ag-Ab-C+sensitized ery
   → dak lisis (pos)
Ag+serum+C →Ag+C+sensitized ery → C-
   sensitized ery → lisis (neg)



                                         23
DIAGNOSIS 6

d. Uji Fluoresens tidak langsung (IFA)
Prinsip
Ag+serum(Ab)→Ag-Ab+AHG-F→Ag-Ab-AHG-F
                               berfluoresensi
                        (dg mikroskop Fluoresens)




                                                    24
DIAGNOSIS 7

e. Elisa
Prinsip
Ag+Ab+AHG-E→ Ag-Ab-AHG-E+ Substrat
  berkromogen → produk berwarna




                                     25
DIAGNOSIS 8

f. IgM Elisa
Prinsip
AHIgM+IgM→AHIgM-IgM+ Ag-E →
AHIgM-IgM-Ag-E+ substrat berkromogen →
    Produk berwarna




                                         26
DIAGNOSIS 9

g. Ig Avidity
Prinsip
Strip referens:
Ag+Ab→Ag-IgG+AHIgG-E →Ag-IgG-AHIgG-E+
  substrat fluorescein →produk berfluoresensi
Strip tes:
Ag+Ab →Ag-IgG+ dissociating agent →Ag-IgG high
  avidity →Ag-IgGha+AHIgG-E →substrat
  fluorescein →produk berfluoresensi
Index avidity = IgGha (Strip tes) / IgG (Strip
  reverens)
                                            27
DIAGNOSIS 10

h. IgM Isaga
Prinsip
  AHIgM+IgM→AHIgM-IgM+ Ag-sdm → AHIgM-
  IgM-Ag-sdm → aglu nasi (pos)




                                     28
DIAGNOSIS 11




Gambar 4. Pembentukan antibodi pada toksoplasmosis
                                                     29
DIAGNOSIS 12
• Diagnosis Prenatal pada ibu hamil
 IgG-, IgM- :
  Belum pernah terinfeksi. Sangat berisiko terkena infeksi
  →perlu monitor terus sampai akhir kehamilan.
  Adanya serokonversi (positif) menunjukkan infeksi akut.
 IgG+, IgM- :
  Infeksi sebelum hamil, konfirmasi dg IgG avidity (IgG
  avidity tinggi menyingkirkan infeksi baru, IgG avidity
  rendah → infeksi < 4 bulan).
 Perlu pemeriksan ulang 3 minggu kemudian.


                                                             30
DIAGNOSIS 13

IgG+, IgM+ :
 Dua kemungkinan; Infeksi primer atau infeksi
 lama dg IgM menetap. Konfirmasi dg IgG avidity.
 Pemeriksaan setelah pertengahan TM2 dg IgG
 aviditas tinggi lihat titer IgG, jika tinggi →lama,
 jika rendah →baru. Perlu ulangan 3 minggu lagi.
 IgG aviditas rendah menunjukkan infeksi baru (<4
 bln), ulang 3 minggu lagi.
 (Gambar 4, 5 dan 6)

                                                 31
DIAGNOSIS 14




Gambar 5. Manajemen infeksi primer T.gondii pada kehamilan.
                                                        32
DIAGNOSIS 15
•   Diagnosis prenatal pada janin
1. Serologi, untuk deteksi antibodi dalam
   darah/amnion janin.
2. USG, dilaksanakan serial untuk mendeteksi
   pembesaran ventrikel serebral.
3. Kultur, dilaksanakan setelah umur kehamilan
   lebih 18 minggu, secara invivo/invitro dengan
   sampel dari amniosentesis.
4. PCR, umum digunakan untuk diagnosis
   toksoplasmosis kongenital dengan sampel dari
   amniosentesis.
                                               33
DIAGNOSIS 16




Gambar 6. Monitoring serologi toksoplasmosis pada wanita hamil   34
DIAGNOSIS 17
• Diagnosis post natal
 Gx klinis toksoplasmosis kongenital pada neonatus
  amat beragam, lebih sulit ditegakkan.
 Pemeriksaan meliputi; px serologi (IgM & IgA), kultur
  dan PCR pada plasenta.
 Pemeriksaan serologi yang negatif perlu ulangan tiap 2-
  3 bulan sampai setahun (Gambar 7).
 Kultur dapat dibuat dari darah tali pusat atau darah
  perifer.
 Otopsi dapat dilakukan pada aborsi dan lahir mati.

                                                       35
DIAGNOSIS 18
Lanjutan dx post natal
Pemeriksaan selanjutnya terutama ditujukan
  mendeteksi adanya sekuele terutama
  korioretinitis.
Adanya sekuele korioretinitis perlu pemeriksaan
  serologi perifer, serologi aqueous humor dan
  PCR aqueous humor.
Tidak dianjurkan monitoring jangka lama, karena
  gejala yang muncul lebih bermakna untuk
  diagnosisnya.

                                              36
DIAGNOSIS 19




Gambar 7. Kadar imunoglobulin dalam serum janin dan
bayi baru lahir.


                                                      37
PENCEGAHAN

• Pencegahan toksoplasmosis pada kehamilan
  (CDC and Prevention, 2000)
 Makanan harus dimasak sampai suhu aman (71ºC).
 Buah/sayur harus dikupas/dimasak.
 Alat dapur yang kontak dg daging mentah, unggas,
  seafood, sayur dan buah harus dicuci dg air hangat dan
  sabun.
 Wanita hamil harus pakai sarung tangan ketika
  berkebun, menyentuh tanah dan memindahkan bak
  sampah.

                                                       38
PENCEGAHAN 2

Lanjutan pencegahan.
Bak sampah harus dibuang (sampahnya) tiap
  hari.
Kucing tidak boleh diberi daging mentah.
Pendidikan kesehatan pada bumil harus meliputi
  informasi pencegahan transmisi T.gondii dari
  makanan dan tanah.
Pemerintah dan pengusaha daging harus terus
  berupaya menekan adanya T.gondii pada daging
  pasaran.

                                             39
RINGKASAN
• Toksoplasmosis : penyakit infeksi karena T.gondii.
• Dua kelompok individu berisiko terjadi px berat bila
  terkena toksoplasmosis : Individu imunodefisiensi dan
  bumil.
• Gejala klinik sering minimal →laboratorik pen ng.
• Pemeriksaan laboratorik paling banyak digunakan/
  penting : serologi.
• Toksoplasmosis bumil→toksoplasmosis kongenital.
• Diagnosis : prenatal dan post natal.
• Penyakit endemis →pencegahan pen ng.

                                                      40
TERIMAKASIH



              41
Tabel 1. Laboratory diagnostic test for congenital toxoplasmosis




                                                                   42
Lanjutan tabel 1




                   43
Lanjutan tabel 1




                   44
45
+   +C→         C + Biru me len →Lisis
                      (tidak menyerap warna)



    Gambar prinsip reaksi SFDT

                                          46
Strip referens            E          E

    +     →      +    →          →

Strip tes DA           E             E

    +    →       +   →          →

  Gambar prinsip reaksi Toxo IgG Avidity

                                           47

More Related Content

Similar to Rim6

180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptxRiskiSyahputra4
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksiVrilisda Sitepu
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptnoijakarta
 
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxssuser6ff545
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxJemsOtniel1
 
World Leprosy Day.pptx
World Leprosy Day.pptxWorld Leprosy Day.pptx
World Leprosy Day.pptxdilamuflikhy
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilSofie Krisnadi
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusDuniaShare
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxNotulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxbintangrzki
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikOlivia590142
 
INFEKSI MATERNAL.ppt
INFEKSI MATERNAL.pptINFEKSI MATERNAL.ppt
INFEKSI MATERNAL.pptMasBayyu
 

Similar to Rim6 (20)

torch.pdf
torch.pdftorch.pdf
torch.pdf
 
Torch pada kehamilan
Torch pada kehamilanTorch pada kehamilan
Torch pada kehamilan
 
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
180219037-PPT-DEMAM-TIFOID-pptx.pptx
 
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
10 djs kehamilan dgn penyakit infeksi
 
Rim7
Rim7Rim7
Rim7
 
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.pptInfeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
Infeksi imunologi TORCH dalam kehamilan-6.ppt
 
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptxKegawatdaruratan Neonatus.pptx
Kegawatdaruratan Neonatus.pptx
 
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptxflusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
flusingaporeflubabi-140605181349-phpapp01.pptx
 
World Leprosy Day.pptx
World Leprosy Day.pptxWorld Leprosy Day.pptx
World Leprosy Day.pptx
 
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamilDiagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
Diagnosis dan manajemen toksoplasmosis pada ibu hamil
 
Rim3
Rim3Rim3
Rim3
 
Rim3
Rim3Rim3
Rim3
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxNotulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
INFEKSI MATERNAL.ppt
INFEKSI MATERNAL.pptINFEKSI MATERNAL.ppt
INFEKSI MATERNAL.ppt
 

More from andreei

More from andreei (20)

Tibaru18
Tibaru18Tibaru18
Tibaru18
 
Tibaru17
Tibaru17Tibaru17
Tibaru17
 
Tibaru16
Tibaru16Tibaru16
Tibaru16
 
Tibaru15
Tibaru15Tibaru15
Tibaru15
 
Tibaru14
Tibaru14Tibaru14
Tibaru14
 
Tibaru13
Tibaru13Tibaru13
Tibaru13
 
Tibaru12
Tibaru12Tibaru12
Tibaru12
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru9
Tibaru9Tibaru9
Tibaru9
 
Tibaru11
Tibaru11Tibaru11
Tibaru11
 
Tibaru10
Tibaru10Tibaru10
Tibaru10
 
Tibaru8
Tibaru8Tibaru8
Tibaru8
 
Tibaru7
Tibaru7Tibaru7
Tibaru7
 
Refhemabaru8
Refhemabaru8Refhemabaru8
Refhemabaru8
 
Refhemabaru7
Refhemabaru7Refhemabaru7
Refhemabaru7
 
Refhemabaru6
Refhemabaru6Refhemabaru6
Refhemabaru6
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
12
1212
12
 
12
1212
12
 
11
1111
11
 

Rim6

  • 1. Tinjauan Pustaka Divisi Imunologi Klinik TOKSOPLASMOSIS PADA KEHAMILAN Oleh : Djoko Siswantoro, dr Pembimbing : Endang Retnowati, dr, SpPK BAGIAN PATOLOGI KLINIK FK UNAIR / RSU DR SOETOMO SURABAYA 1 Agustus 2007 1
  • 2. PENDAHULUAN • Toksoplasmosis : - penyakit infeksi disebabkan T.gondii, - tersebar di seluruh dunia, - menyerang semua spesies vertebrata, - angka kejadian 15% (♀ amerika), 53% (♀Indonesia), - infeksi primer ♀ hamil 1-10/1000. 2
  • 3. PENDAHULUAN 2 • Dua kelompok individi berisiko berat, px imunodefisiensi dan ♀ hamil → kongenital. • Frekuensi kejadian toksoplasmosis kongenital tergantung risiko infeksi area setempat, status imun ibu dan program preventif. • Gejala klinis sering asimtomatis, tetapi pada ibu hamil berakibat serius. 3
  • 4. PENDAHULUAN 3 • Toksoplasmosis kongenital : - prevalensi 400-4000/th (di Amerika), - 90% asimtomatis saat kelahiran, - cacat okuler 45%, cacat neurologis 20% pada bulan/tahun berikutnya, - gejala klinik→ trias klasik (hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi) dan gejala lainnya (hepatomegali, slenomegali, limfadenopati, ikterus, anemia, epilepsi, tuli dsb). 4
  • 5. PENDAHULUAN 4 • Gejala klinis minimal/mirip penyakit lain →dx lambat ditegakkan → pemeriksaan penunjang, penting. • Banyak jenis pemerisaan untuk diagnosis, paling sering digunakan diagnosis berdasar pemeriksaan serologi. 5
  • 6. SIKLUS HIDUP • Siklus hidup T.gondii : - seksual, pada sel epitel hospes definitif - aseksual, jaringan ekstra epitelial kucing dan hospes perantara (Gambar 1). • Tiga bentuk selama sikluis hidup; ookista, tropozoit dan kista. 6
  • 7. SIKLUS HIDUP 2 Gambar 1. Siklus hidup Toxoplasma gondii 7
  • 8. PATOGENESIS • Tiga cara penularan ; direk, indirek dan transplasenta (juga parenteral). • Ookista (tertelan)→sporozoit (penetrasi sel gastro intestinal) → takizoit (membelah diri →kerusakan sel) → aliran darah/limfe keseluruh jaringan → penetrasi & proliferasi di se ap sel → kista (bertahan lama). 8
  • 9. PATOGENESIS 2 • Proliferasi parasit di jaringan: - kerusakan jaringan (sel membengkak, sebagian nekrosis → dikelilingi limfosit, monosit dan sel plasma), - diikuti reaksi imunitas seluler dan humoral. 9
  • 10. PATOGENESIS 3 • T.gondii → pembentukan antibodi IgM,IgG, IgA dan IgE. • Antibodi memegang peranan parsial (sebagian kecil) dalam mengontrol infeksi T.gondii tapi diproduksi terus selama infeksi. 10
  • 11. PATOGENESIS 4 • IgM diproduksi mulai minggu 1, mencapai puncak 1-2 bulan, menurun setelah 4 bulan. • IgA diproduksi akhir bulan pertama, menca- pai puncak 2-3 bulan, menghilang 4-7 bulan. • IgG diproduksi beberapa minggu setelah IgM mencapai puncaknya setelah 4 bulan, bertahan titer tinggi bertahun-tahun, lalu turun perlahan dan menetap seumur hidup dengan kadar rendah. (Gambar 2) 11
  • 12. PATOGENESIS 5 Keterangan: IgM IgG IgA Gambar 2. Pola titer antibodi terhadap infeksi T.gondii.4 12
  • 13. PATOGENESIS 6 • T.gondii juga merangsang sel Limfosit T CD4 dan CD8. • Untuk mengontrol parasit, tubuh mengerahkan CD4 Th1 (walau CD4 Th2 juga terangsang). • IL-12 membangkitkan respon imun yang protektif dengan ↑ produksi IFN-γ dan menimbulkan respon imun CD4 Th1. 13
  • 14. PATOGENESIS 7 • IL-12 dan IFN-γ akan mengaktifkan makrofag dengan ↑ ekspresi molekul permukaan sel, ↑ fagositosis dan memproduksi reactive oxigen intermediates (ROIs) dan reactive nitrogen intermeiates (RNIs) yang merupakan bahan mikrobisidal efektif. 14
  • 15. PATOGENESIS 8 • Ibu hamil yang terinfeksi sebelum kehamilan jarang mentrasmisikan ke janin. • Ibu hamil yang terinfeksi primer/reaktifasi dapat mentransmisikan ke janin. • Risiko terjadinya toksoplamosis kongenital dan derajad beratnya penyakit saat kehamilan terilustrasi seperti gambar 3. 15
  • 16. PATOGENESIS 9 Gambar 3. Hubungan antara waktu kejadian infeksi primer T. gondii pada ibu hamil dengan frekuensi transmisi dan derajad keparahannyan pada janin. 16
  • 17. MANIFESTASI KLINIS • Toksoplasmosis pada ibu hamil :  Biasanya asimtomatis. Kecurigaan berdasarkan riwayat infertilitas, abortus, lahir mati, kelainan kongenital dan adanya riwayat memelihara kucing.  Gejala yang umum; limfadenopati dan lesu tanpa panas. Kelenjar yang paling umum terkena ; kel servikal, oksipetal supra klavikular, axilar dan inguonal. 17
  • 18. MANIFESTASI KLINIS 2 • Toksoplasmosis kongenital  Gejala klinis sangat beragam. Gejala lebih berat dibanding toksoplasmosis didapat dan angka kematian lebih tinggi.  Paparan infeksi saat awal kehamilan, gx klinis makin berat, transmisi makin kecil.  Paparan infeksi saat akhir kehamilan, gx klinis makin ringan, transmisi makin besar. Hubungan saat infeksi, transmisi dan gejala terangkum pada gambar 2. 18
  • 19. DIAGNOSIS • Macam-macam metode pemeriksaan toksoplasmosis. 1. Pemeriksaan Histologik. - Takizoit dalam jaringan/cairan tubuh → diamati dg pengecatan peroksidase-antiperoksidase. - Kista dalam jaringan - Perubahan histologik pada limfadenitis toksoplasmik 19
  • 20. DIAGNOSIS 2 2. Isolasi parasit/kultur. Isolasi dari biopsi/otopsi (infeksi kronis) dan cairan tubuh (infeksi akut). Perlu waktu lama (5 hari- 6 minggu). 3. Deteksi Antigen Toxoplasma antigenemia dengan Elisa. Bahan lain : CSF atau amnion 20
  • 21. DIAGNOSIS 3 4. Deteksi antibodi a. Sabin Fieldman Dye Test Prinsip: Ag+Ab+C → Ag-Ab-C+Biru me len →lisis (pos) tidak berwarna Ag+C → Ag+C+Biru me len → dak lisis (neg) berwarna 21
  • 22. DIAGNOSIS 4 b. Uji Hemaglutinasi tidak langsung (IHA) Prinsip: Ag larut+sdm→Ag-sdm+serum(Ab)→Ab-Ag-sdm aglutinasi (pos) Ag larut+sdm→Ag-sdm+ serum→Ag-sdm tidak aglutinasi (neg) 22
  • 23. DIAGNOSIS 5 c. Uji Fiksasi Komplemen (CFT) Prinsip Ag+serum(Ab)+C →Ag-Ab-C+sensitized ery → dak lisis (pos) Ag+serum+C →Ag+C+sensitized ery → C- sensitized ery → lisis (neg) 23
  • 24. DIAGNOSIS 6 d. Uji Fluoresens tidak langsung (IFA) Prinsip Ag+serum(Ab)→Ag-Ab+AHG-F→Ag-Ab-AHG-F berfluoresensi (dg mikroskop Fluoresens) 24
  • 25. DIAGNOSIS 7 e. Elisa Prinsip Ag+Ab+AHG-E→ Ag-Ab-AHG-E+ Substrat berkromogen → produk berwarna 25
  • 26. DIAGNOSIS 8 f. IgM Elisa Prinsip AHIgM+IgM→AHIgM-IgM+ Ag-E → AHIgM-IgM-Ag-E+ substrat berkromogen → Produk berwarna 26
  • 27. DIAGNOSIS 9 g. Ig Avidity Prinsip Strip referens: Ag+Ab→Ag-IgG+AHIgG-E →Ag-IgG-AHIgG-E+ substrat fluorescein →produk berfluoresensi Strip tes: Ag+Ab →Ag-IgG+ dissociating agent →Ag-IgG high avidity →Ag-IgGha+AHIgG-E →substrat fluorescein →produk berfluoresensi Index avidity = IgGha (Strip tes) / IgG (Strip reverens) 27
  • 28. DIAGNOSIS 10 h. IgM Isaga Prinsip AHIgM+IgM→AHIgM-IgM+ Ag-sdm → AHIgM- IgM-Ag-sdm → aglu nasi (pos) 28
  • 29. DIAGNOSIS 11 Gambar 4. Pembentukan antibodi pada toksoplasmosis 29
  • 30. DIAGNOSIS 12 • Diagnosis Prenatal pada ibu hamil  IgG-, IgM- : Belum pernah terinfeksi. Sangat berisiko terkena infeksi →perlu monitor terus sampai akhir kehamilan. Adanya serokonversi (positif) menunjukkan infeksi akut.  IgG+, IgM- : Infeksi sebelum hamil, konfirmasi dg IgG avidity (IgG avidity tinggi menyingkirkan infeksi baru, IgG avidity rendah → infeksi < 4 bulan). Perlu pemeriksan ulang 3 minggu kemudian. 30
  • 31. DIAGNOSIS 13 IgG+, IgM+ : Dua kemungkinan; Infeksi primer atau infeksi lama dg IgM menetap. Konfirmasi dg IgG avidity. Pemeriksaan setelah pertengahan TM2 dg IgG aviditas tinggi lihat titer IgG, jika tinggi →lama, jika rendah →baru. Perlu ulangan 3 minggu lagi. IgG aviditas rendah menunjukkan infeksi baru (<4 bln), ulang 3 minggu lagi. (Gambar 4, 5 dan 6) 31
  • 32. DIAGNOSIS 14 Gambar 5. Manajemen infeksi primer T.gondii pada kehamilan. 32
  • 33. DIAGNOSIS 15 • Diagnosis prenatal pada janin 1. Serologi, untuk deteksi antibodi dalam darah/amnion janin. 2. USG, dilaksanakan serial untuk mendeteksi pembesaran ventrikel serebral. 3. Kultur, dilaksanakan setelah umur kehamilan lebih 18 minggu, secara invivo/invitro dengan sampel dari amniosentesis. 4. PCR, umum digunakan untuk diagnosis toksoplasmosis kongenital dengan sampel dari amniosentesis. 33
  • 34. DIAGNOSIS 16 Gambar 6. Monitoring serologi toksoplasmosis pada wanita hamil 34
  • 35. DIAGNOSIS 17 • Diagnosis post natal  Gx klinis toksoplasmosis kongenital pada neonatus amat beragam, lebih sulit ditegakkan.  Pemeriksaan meliputi; px serologi (IgM & IgA), kultur dan PCR pada plasenta.  Pemeriksaan serologi yang negatif perlu ulangan tiap 2- 3 bulan sampai setahun (Gambar 7).  Kultur dapat dibuat dari darah tali pusat atau darah perifer.  Otopsi dapat dilakukan pada aborsi dan lahir mati. 35
  • 36. DIAGNOSIS 18 Lanjutan dx post natal Pemeriksaan selanjutnya terutama ditujukan mendeteksi adanya sekuele terutama korioretinitis. Adanya sekuele korioretinitis perlu pemeriksaan serologi perifer, serologi aqueous humor dan PCR aqueous humor. Tidak dianjurkan monitoring jangka lama, karena gejala yang muncul lebih bermakna untuk diagnosisnya. 36
  • 37. DIAGNOSIS 19 Gambar 7. Kadar imunoglobulin dalam serum janin dan bayi baru lahir. 37
  • 38. PENCEGAHAN • Pencegahan toksoplasmosis pada kehamilan (CDC and Prevention, 2000)  Makanan harus dimasak sampai suhu aman (71ºC).  Buah/sayur harus dikupas/dimasak.  Alat dapur yang kontak dg daging mentah, unggas, seafood, sayur dan buah harus dicuci dg air hangat dan sabun.  Wanita hamil harus pakai sarung tangan ketika berkebun, menyentuh tanah dan memindahkan bak sampah. 38
  • 39. PENCEGAHAN 2 Lanjutan pencegahan. Bak sampah harus dibuang (sampahnya) tiap hari. Kucing tidak boleh diberi daging mentah. Pendidikan kesehatan pada bumil harus meliputi informasi pencegahan transmisi T.gondii dari makanan dan tanah. Pemerintah dan pengusaha daging harus terus berupaya menekan adanya T.gondii pada daging pasaran. 39
  • 40. RINGKASAN • Toksoplasmosis : penyakit infeksi karena T.gondii. • Dua kelompok individu berisiko terjadi px berat bila terkena toksoplasmosis : Individu imunodefisiensi dan bumil. • Gejala klinik sering minimal →laboratorik pen ng. • Pemeriksaan laboratorik paling banyak digunakan/ penting : serologi. • Toksoplasmosis bumil→toksoplasmosis kongenital. • Diagnosis : prenatal dan post natal. • Penyakit endemis →pencegahan pen ng. 40
  • 42. Tabel 1. Laboratory diagnostic test for congenital toxoplasmosis 42
  • 45. 45
  • 46. + +C→ C + Biru me len →Lisis (tidak menyerap warna) Gambar prinsip reaksi SFDT 46
  • 47. Strip referens E E + → + → → Strip tes DA E E + → + → → Gambar prinsip reaksi Toxo IgG Avidity 47