Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
ppt refarat.pptx
1. Pemeriksaan Forensik Pada
Trauma Tajam Pada Kasus
Pembunuhan
Amirah Jihan Afry
11120201002
Pembimbing:
Dr. Denny Mathius, Sp.F, M.Kes
20
23
20
23
Bagian Forensik & Medikolegal
Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
3. PENDAHULUAN
Ilmu kedokteran forensik atau yang biasa dikenal dengan Legal Medicine adalah suatu
cabang spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari ilmu kedokteran untuk
kepentingan penegakan hukum.
Pasal 133 KUHAP menyebutkan: Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya
Keterangan ahli akan dijadikan sebagai alat bukti yang sah di depan sidang pengadilan (pasal
184 KUHAP ayat (1), “Alat bukti yang sah ialah: a. Keterangan Saksi; b. Keterangan Ahli; c.
Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan terdakwa”.
5. DEFINISI TRAUMATOLOGI
Traumatologi berasal dari bahasa Yunani, yang berarti
luka, adalah cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang trauma, perlukaan, cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan, yang
kelainannya terjadi pada tubuh karena adanya
diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.
9. MEKANISME TRAUMA TAJAM
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka.
Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan = 1⁄2
masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan
luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s
menyebabkan perlukaan.
11. PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Proses penyembuhan luka sesuai fase inflamasi (6 jam setelh
kecelakaan), fase proliferatif (hari pertama dan hari kedua), dan fase
maturasi (Hari ke tujuh).
12. KLASIFIKASI TRAUMA TAJAM
Luka Iris
• Istilah diiriskan mengandung pengertian mata tajam dari senjata
tersebut ditekankan lebih dahulu ke suatu bagian dari tubuh dan
kemudian digeser ke arah yang sesuai dengan arah senjata.
• Panjang luka lebih besar dari dalamnya luka
13. KLASIFIKASI TRAUMA TAJAM
Luka Tusuk
• Ditusukkan artinya bagian ujung dari senjata tajam ditembakkan pada suatu bagian
dari tubuh dengan arah tegak lurus atau miring dan kemudian ditekan ke dalam tubuh
sesuai arah tadi.
• Dalam luka lebih besar dari panjangnya luka.
14. KLASIFIKASI TRAUMA TAJAM
Luka Bacok
• Istilah dibacokkan mengandung pengertian bahwa senjata tajam yang ukurannya relatif besar
dan diayunkan dengan tenaga yang kuat sehingga mata tajam dari senjata tersebut mengenai
suatu bagian dari tubuh. Tulang-tulang di bawahnya biasanya berfungsi sebagai bantalan
sehingga ikut menderita luka.
• Ukuran luka besar dan menganga
• Panjang luka kurang lebih sama dengan dalam luka
• Biasanya tulang-tulang dibawahnya ikut menderita luka
• Jika senjata yang digunakan tidak begitu tajam maka di sekitar garis batas luka terdapat
memar.
16. KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
1. Luka Ringan
Pasal 352 KUHP Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka
penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam,
sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
17. KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
Luka Sedang
a. PS 351 (2) KUHP: maks 2 tahun 8 bulan
Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp 4,5 juta
b. PS 353 (1) KUHP: maks 4 tahun
Penganiayaan berencana yang tidak berakibat luka berakibat luka berat atau kematian
dan dihukum penjara paling lama 4 tahun, lalu penganiayaan berencana yang berakibat
luka berat dan dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun.
18. KLASIFIKASI DERAJAT LUKA
Luka Berat
a. PS 351 (2) KUHP: maks 5 tahun
Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya lima tahun
b. PS 353 (2) KUHP: maks 7 tahun
Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
c. PS 354 (1) KUHP: maks 8 tahun
Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
d. PS 355 (1) KUHP: maks 12 tahun
Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
20. Latar belakang terjadinya luka dapat disebabkan oleh
peristiwa pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan. Untuk
menentukan berat ringannya hukuman perlu ditentukan
lebih dahulu berat ringannya luka Klasifikasi derajat luka
berdasarkan KUHP adalah luka ringan, luka sedang dan
luka berat.