2. Apa itu Passion ?
Menurut Levin (journal of the american Dentish associaction).
Passion merupakan hal yang erat kaitannya dengan kepuasan diri ( Personal
satisfaction).
dan bahkan dalam salah satu definisi yang tertulis dalam laman merriam
webster, Passion dibari arti sabagai sesuatu yang sering dikapitalisasi (often
capitalized).
Sederhananya, “kapitalisasi” adalah suatu cara untuk menggunakan
anggaran dana atau bahkan utang untuk sesuatu yang dinilai sebagai aset.
Tujuannya apa?, tentu saja untuk pembangunan bisnis dalam institusi atau
badan usaha yang berjangka panjang.
Jika digabungkan dengan kata Levin, upaya yang digunakan untuk
membangun aset ini pada dasarnya dilakukan dengan asas personal
satisfaction.
2
3. Contoh
Mas Slamet yang senang dengan dunia fotografi, namun
selama ini profesinya lebih dikenal sebagai seorang akuntan
di sebuah perusahaan UMKM. Gajinya cukup untuk
kebutuhan sebulan sambil menabung 10% dari gajinya setiap
bulan. Kemudian di akhir pekan dia dia menekuni dunia
fotografi sebagai bentuk dari pemenuhan kesenangan
pribadi. Dengan kamera telepon genggamnya, ia sering
memotret objek visual yang menurutnya menarik, dan
sesekali juga mempelajari bagaimana cara untuk
menggunakan aplikasi edit foto secara otodidak melalui
informasi yang ada di internet agar hasil fotonya lebih baik.
Disinilah proses untuk mambangun passion itu berlangsung.
3
4. Mas Slamet tentu tidak
bisa begitu saja
mendeklarasikan dirinya
sebagai fotografer
prosefional. Meskipun
begitu, dia tetap memiliki
kans untuk menjadi pakar
di bidang tersebut.
4
5. Bagaimana caranya?
Buku yang cukup laris ditulis oleh Duckworth (2016),
menjelaskan bahwa salah satu yang bisa membuat seseorang
menjadi seorang pakar adalah Latihan ditambah dengan
ketabahan. Ketabahan inilah yang menjadi proses seleksi alam
dimana seseorang bisa benar benar berhasil, paling tidak untuk
mengalahkan ego dan ambisinya sendiri. Ketabahanyang
dimaksud Duckworth tentu saja tidal sekedar kebiasaan dan
konsistensi dalam Latihan saja. Slamet boeh jadi tekun berlatih
di bidang yang digemarinya selama kurun waktu lamanya.
Namun konsistensi saja tidak cukup, ia harus terukur dan
memiliki target tertentu.
5
6. Selama orang tersebut memiliki antusiasme yang
tinggi untuk melakukan sesuatu, dan pekerjaan itu
dilakukan untuk memenuhi kepuasan pribadi
(personal satisfaction), maka bisa dikataan bahwa
pekerjaan itu merupakan passion dari orang tersebut.
Mengapa demikian? Sebab mereka melakukan hal
tersebut atas dasar cinta kasih dan suka cita. Mereka
tidak merasa terbebani untuk menyita waktu dan
tenaga (bahkan mungkin biaya) untuk menjalani
proses tersebut.
7. Kita senang berbicara tentang hobi pada usia anak-anak.
Apa apa yang kita sebut sebagai hobi ketika usia kita
masih memasuki usia sekolah dasar biasanya tak jauh
dari kegiatan yang bersifat aktifitas fisik. Seperti sepak
bola, basket, badminton, membaca, dll. Seiring
bertambahnya usia, hobi menjadi sesuatu yang lebih
kompleks dan sulit untuk di definisikan. Tidak setiap
individu mampu menyadari dan mengidentifikasi apa
yang menjadi hobinya. Terlebih tren dari lingkungan
sosial senantiasa membentuk hobi itu sendiri.
Passion, Hobi, dan Minat apakah sama??
7
8. Hobi merupakan suatu bentuk kegiatan yang kita senangi
dan biasanya membutuhkan usaha yang lebih untuk
meraih kepuasan yang lebih juga.
Alhasil ketika dewasa, hobi merupakan kebutuhan yang
sifatnya tersier. Terlebih ketika kebutuhan hidup lainnya
yang lebih mendesak selalu menuntut untuk lebih
diutamakan.
Lalu, apa itu hobi?
8
9. Masyarakat zaman sekarang menjadi lebih kreatif. Karena
mereka tahu bahwa menghidupi hobi tidaklah mudah dan
murah, maka mereka menjadikan hobi tersebut sebagai
salah satu ruang profesi. Ia tidak lagi menjadi ruang untuk
berekspresi. Tiap orang beerlomba lomba dan berinvestasi
pada hobinya dengan mengasah skill serta dengan
melakukan upgrade peranti supaya semakin ahli dalam
melakoni hobinya. Imbasnya, tidak sedikit orang yang bisa
menambah penghasilan dengan menjalankan hobi yang
ditekuninya
10. Contohnya, seorang fotografer sebelum memutuskan untuk
menjadikan hobinya sebagai profesi, lebih senang mengambil
gambar yang bernuansa alam. Ia gemar bereksplorasi ke
tempat tampat yang masih belum terjamah. Namun, ketika ia
sudah mendedikasikan jasa fotonya untuk bekerja maka ia
harus menyesuaikan logika kebtuhan pasar. Akhirnya, objek
yang ia foto bergeser pada momentum seremonial seperti
kelulusan, pernikahan, bahkan kehamilan dan kelahiran.
Dari contoh tersebut, bisa disebutkan bahwasannya minat itu
sendiri berdiri untuk mendorong seseorang memlakukan
sesuatu yang disenangi. Sesuatu itu tidak melulu tentang hobi,
tetapi juga pekerjaan atau profesi.
10
11. Minat juga bisa
berkembang menjadi
sebuah bakat. Seperti
tulisan Duckworth, minat
yang diasah dengan
konsisten, maka kemudian
hari bisa menjadi sesuatu
kepakaran bari seseorang.
11
12. Passion menjadi dasar untuk memilih pekerjaan
Ada yang pernah bilang bahwa profesi dan pekerjaan
bukan hal yang sama. Seseorang yang berfrofesi
sebagai sutradara, boleh jadi pekerjaan nya tidak
sekedar membuat film. Lebih dari itu, dia ia melakoni
profesinya untuk bekerja sebagai pendidik, guru, atau
seorang motivator.
“Kerjakanlah apa yang kamu cintai, jika itu sulit, maka
belajarlah mencintai apa yang kamu kerjakan.”
12
13. Mengerjakan apa yang kita
cintai merupakan perwujudan
dari proses menjadikan
passion sebagai dasar untuk
memilih pekerjaan. Maka
bukan tidak mungkin hal hal
yang kita cintai itu bisa
menghasilkan sesuatu, entah
itu berupa materi, relasi, atau
eksistensi.
13
14. 14
Ketiga hal tersebut merupakan kekuatan atau modal dasar untuk membuat
seseorang semakin termotivasi menekuni Passion-nya. Ada juga yang
merasa ketiga hal tersebut bisa menjadi wujud prestasi yang bisa ditunjukan
kepada orang tua dan keluarga bahwa dirinya mampu menjadinseorang
yang berguna
Relasi
Eksistensi
Materi
15. Belajar mencintai sesuatu pekerjaan yang tidak kita
cintai pada hakikatnya adalah belajar mengalahkan
ego sendiri. Dengan belajar mencintai pekerjaan
yang sudah ada di depan kita, maka kita juga
berproses untuk mempelajari sesuatu yang ada
diluar kepakaran kita.
Selain itu, proses belajar mencintai suatu pekerjaan
juga mengajarkan seseorang untuk melatih
keikhlasan diri. Tidak semua orang mampu untuk
menerima kenyataan yang telah tertulis dalam
hidupnya.
15
16. Masa bodoh dengan Passion
Akhir akhir ini tidak jarang terdapat semacam sikap
sentimen orang orang terhadap pilihan seseorang untuk
melakoni pekerjaan sesuai passion. Mereka menganggap
pilihan semacam ini kurang realistis dan terdengar
begitu ambisius. Menuruti passion saja tanpa ada
dukungan materi tambahan memang tidak bisa
membuat kita lantas lancer membeli kendaraan, rumah,
dan kebutuhan lainnya.
17. Tapi jikalau kalian memang
tetap ingin melakoni pekerjaan
sesuai passion, selesaikan dulu
urusan perutmu, Jangan sampai
hidup terlunta-lunta demi
menuruti egountuk bekerja sesuai
passion. Bangun dulu
kemerdekaan finansialmu,
seiring berjalannya waktu,
passion akan tetap bisa kamu
lakukan jika kebutuhan yang
utama sudah terpenuhi.
17
18. Menumbuhkan passion menjadi profession
Salah satu yang diperlukan dalan menumbuhkan passion menjadi profession
adalah seseorang harus segera mulai produktif. Jangan banyak bicara kalau kalian
punya passion di bidang A, B, atau C kalua sejaub ini kalian tifak pernah terlihat
menghasilkan apa-apa di bidang tersebut.
Maka berproseslah mulai dari sekarang. Jika passion kalian di dunia kuliner, maka
masuklah ke dapur dan coba resep resep sederhana yang bisa kamu masak. Pelajari
bumbu nya dan bagaimana rasanya di lidahmu. Jadi ke depannya, kamu tidak
sekedar mengklaim diri mempunyai passion di dunia kuliner untuk sekedar
menjustifikasi kan hobimu yang suka makan.
Lebih dari itu, ketika kamu makan, kamu bisa tahu masakan tersebut dimasak
dengan bumbu apa saja dan di proses seperti apa.
18
19. Menjadi eksper merupakan suatu hal yang
memerlukan Langkah nyata. Hal tersebut tidak bisa di
dapat dengan hanya menulis mimpi tanpa daya dan
usaha.
Selanjutnya, konsisten lah dengan proses tersebut.
Sebab banyak orang yang ditengah jalan merasa Lelah
dan frustasi dengan hambatan dan tantangan ketika
menjalani proses ini.
20. Salah satu dari hambatan dan tantangan itu adalah
tidak adanya sikap suportif dari orang sekitar, baik itu
teman, keluarga, maupun pasangan.
Oleh sebab itu, ketika kalian sudah mantap memilih
untuk menekuni passion kalian menjadi sebuah
profesi, maka mantapkan pula hati orang-orang
disekitar kalian. Berusahalah semaksimal mungkin
agar mereka tidak merasa khawatir.
20
21. Berhenti membandingkan
21
Pada dasarnya, minat dan tujuan yang
menggerakan setiap manusia untuk melakoni passion
nya tidaklah sama. Mungkin beberapa orang
memiliki passion yang sama,tetapi minat dan tujuan
yang yang menggerakan passion masing masing
orang tidaklah sama. Maka jangan berharap bentuk
pencapaiannya akan sama.
22. Setiap keputusan adakah baik
Duckworth dalam bukunya juga menulis tentang cara pandang manusia
dalam meniilai pekerjaannya. Ia membuat cara pandang tersebut secara
hierarkis bertingkat tiga.
Pertama, pekerjaan dilihat sebagai profesi, yang kedua sebagai karier, yang
ketiga sebagai sebuah panggilan.
Singkatnya, orang yang melakukan pekerjaan dengan tujuan yang
berorientasi hanya untuk dirinya sendiri (misal: Yang penting dapat gaji,
kebutuhan tercukupi, tidak menjadi pengangguran), maka pekerjaan
tersebut berada di tataran sebuah profesi.
.
22
23. 23
Yang kedua,, ketika seseorang sudah bisa melihat
pekerjaannya memiliki potensi dan tujuan untuk orang
lain, maka pekerjaan tersebut sudah bernilai karier
baginya.
Dan yang terakhir,
ketika pekerjaan tersebut sudah bernilai konstribusi
janga panjang, maka oekerja tersebut melakukan
pekerjaannya karena sebuah panggilan
24. Menjalani passion atau tidak, kita tetap bisa hidup
dengan sebaik-baiknya hidup. Passion hadir bisa menjadi
sebuah kemewahan yang membuat semangat kita semakin
melejit sambil menemukan ruang eskapisme dari penatnya
dunia. Yang oenting, jangan merasa diri lebih baik
dengan keputusan yang sudah diambil. Jangan pula
merasa diri lebih buruk atas keadaan yang telah
menimpa.