SlideShare a Scribd company logo
1 of 99
Teori dan aplikasi 
optimisasi 
Firmanto Hadi
RENCANA MATERI KULIAH 
• Pendahuluan 
• Linear Programing 
– Solusi Grafis 
– Solusi Matematis 
• Assignment Problem 
• Transportation Problem 
• Integer Programing 
• Non-Linear Programing 
• Project Management 
Sistem Penilaian 
UAS 30% 
UTS 30% 
Tugas 20% 
miniproject 20% 
Kamis, 20 November 2014 2
Pendahuluan 
• Pengertian Metode Optimisasi (Riset Operasi) 
– Optimisasi adalah suatu metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam 
proses pegambilan keputusan. 
– Tujuan metode ini adalah untuk mencari alternatif terbaik (optimum) dengan 
menerapkan model matematis atas suatu permasalahan dengan 
memperhatikan batasan-batasan tertentu 
– Bagian terpenting dari metode ini adalah menerjemahkan permasalahan ke 
dalam model matematis.  (art and science) 
• Proses pengambilan keputusan: 
– Defining the problem 
– Determining the objective 
– Exploring the alternatives 
– Predicting consequences 
– Making a choice 
– Performing sensitivity analysis 
Kamis, 20 November 2014 3
Pendahuluan 
• Contoh: 
– Seorang manajer pabrik harus mengambil keputusan 
untuk membeli mesin otomatis atau semi-otomatis 
untuk proses produksi di pabriknya. Informasi biaya 
untuk kedua alternatif mesin tersebut adalah sebagai 
seperti tabel di bawah. Keputusan yang harus diambil, 
mesin jenis manakah yang harus di beli? 
Cost in Dollar 
semi-automatic automatic 
Set up cost 20 50 
Unit variable cost 0.6 0.4 
Kamis, 20 November 2014 4
Pendahuluan 
• Untuk memformulasikan persoalan tersebut, 
maka: 
– Identifikasi alternatif solusi yang tersedia 
– Menentukan kriteria untuk mengevaluasi kelayakan 
masing-masing alternatif 
– Menggunakan kriteria tersebut sebagai dasar untuk 
menentukan pilihan terbaik 
• Tujuan yang diinginkan 
– biaya produksi minim 
• Alternatif yang tersedia: 
– Membeli mesin otomatis 
– Membeli mesin semi otomatis 
Kamis, 20 November 2014 5
Pendahuluan 
• Untuk mengevaluasi kedua alternatif tersebut, 
maka digunakan kriteria biaya produksi (yang 
terdiri atas biaya tetap, dan biaya variabel) dengan 
tujuan untuk meminimalisasi biaya produksi 
• Misalkan, x adalah jumlah produksi dalam satu 
batch, maka formulasi perhitungan biaya produksi 
adalah sebagai berikut: 
– Biaya produksi = setup cost + (variable cost)x 
= 50 + 0,4 x  mesin otomatis 
= 20 + 0,6x  mesin semiotomatis 
Kamis, 20 November 2014 6
• Tahap berikutnya adalah mengambil keputusan, yang dilakukan 
dengan break-even chart seperti berikut 
160 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Breakeven 
point 
Buy semiautomatic Buy automatic 
0 50 100 150 200 250 
Biaya Produksi 
Jumlah Produksi 
Otomatis Semiotomatis 
Kamis, 20 November 2014 7
Pendahuluan 
• Contoh sebelumnya mengasumsikan bahwa production 
rate dari kedua jenis mesin tersebut adalah sama. 
• Bagaimana jika production rate keduanya tidak sama? 
(agar lebih realistis) 
• Informasi tambahan, production rate mesin otomatis 
adalah 25 unit/jam dan semiotomatis adalah 15 unit/jam. 
Pabrik beroperasi hanya 8 jam sehari (satu shift) dan 
permintaan atas hasil produksi mesin ini adalah 100 
unit/hari dan ada kemungkinan meningkat menjadi 150 
unit/hari. 
Kamis, 20 November 2014 8
Pendahuluan 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
Feasible range for automatic 
Feasible range 
for semiautomatic Infeasible range 
Buy semiautomatic Buy automatic 
Do not buy 
either machine 
20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 
Biaya Produksi 
Jumlah Produksi 
Otomatis Semiotomatis 
Kamis, 20 November 2014 9
LINEAR PROGRAMMING 
Kamis, 20 November 2014 10
Contoh Persoalan LP Sederhana 
• Sebuah pabrik cat memproduksi 2 jenis cat (exterior dan interior). Untuk 
memproduksi cat tersebut dibutuhkan material A dan B. Jumlah material A yang 
tersedia maksimum adalah 6 ton/hari dan material B 8 ton/hari. Jumlah 
kebutuhan material yang dibutuhkan untuk menghasilkan cat tersebut adalah 
sebagai berikut: 
Kebutuhan material 
untuk 1 ton cat 
Exterior Interior 
Jml Maksimum 
Material yang 
tersedia 
Material A 1 2 6 
Material B 2 1 8 
• Hasil survei menunjukkan bahwa perbedaan permintaan antara cat interior dan 
exterior tidak lebih dari 1 ton per hari, sedangkan permintaan untuk cat interior 
sendiri adalah 2 ton per hari. Harga jual untuk cat exterior adalah $3.000 dan cat 
interior adalah $2.000 per ton. Berapakah jumlah cat interior dan exterior yang 
harus diproduksi oleh pabrik tersebut sedmikian sehingga pendapatan pabrik 
semaksimum mungkin. 
Kamis, 20 November 2014 11
Menyusun Model 
• Variabel 
– Apakah yang ingin dicari (tidak diketahui)  jumlah cat 
interior dan ekterior yang harus diproduksi 
• xE = jumlah cat exterior yang harus diproduksi 
• xI = jumlah cat interior yang harus diproduksi 
• Objective Function (fungsi tujuan) 
– Berapa cat interior dan ekterior yang harus diproduksi 
sedemikian sehingga pendapatan maksimum 
• Z = 3xE + 2xI 
Kamis, 20 November 2014 12
Menyusun Model 
• Constraint (batasan) 
– Batasan ketersediaan material 
• xE + 2xI ≤ 6  Material A 
• 2xE + xI ≤ 8  Material B 
– Batasan kondisi pasar 
• xI – xE ≤ 1  Selisih demand interior dan ekterior 
• xI ≤ 2  kebutuhan cat interior 
– Batasan Non-negatif 
• xI ≥ 0 
• xE ≥ 0 
Kamis, 20 November 2014 13
Menyusun Model 
• Stadard penulisan model optimisasi 
z x x 
maximize  3  
2 
subject to: 
x x 
  
2 6 
E I 
x x 
2 8 
1 
2 
0 
0 
  
E I 
x x 
   
 
 
 
E I 
I 
x 
E 
I 
E I 
x 
x 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
Kamis, 20 November 2014 14
Solusi Grafis 
• Contoh model di atas dapat diselesaikan secara grafis (karena terdiri 
atas 2 variabel) 
• Penyelesaian model dengan 3 atau lebih variabel akan sangat sulit 
dilakukan 
• Meskipun dalam praktek penyelesaian persoalan, penggunaan 
metode grafis jarang dilakukan, namun pemahaman atas metode ini 
menjadi penting agar anda dapat membayangkan bagaimana proses 
ini berjalan 
• Langkah pertama dalam metode grafis adalah mengambar feasible 
solution yaitu yang memenuhi semua constraint yang telah 
ditentukan 
Kamis, 20 November 2014 15
Gambar Solusi Grafis 
9 
8 
7 
5 
6 
5 
4 
3 
2 
1 
0 
Solusi Optimum 
xE = 10/3 
xI = 4/3 
Z = 38/3 
1 
2 
3 
4 
6 
E D 
feasible region 
C 
F 
A B 
Garis Objective 
Function 
Z=9 
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 
Kamis, 20 November 2014 16
Analisis Sensitivitas 
• Analisis ini dilakukan setelah hasil optimum 
diperoleh 
• Berguna untuk mengetahui seberapa sensitif hasil 
optimum tadi jika terjadi perubahan data atau 
informasi pada model 
– Bagaimana jika harga jual berubah 
– Bagaimana jika ketersediaan material berubah 
– Bagaimana jika kebutuhan pasar berubah, dll 
• Analisis sensivitas adalah bagian yang tidak 
terpisahkan dalam proses optimisasi 
– Mampu menjawab what-if scenario 
Kamis, 20 November 2014 17
Analisis Sensitivitas 
• Sensitivitas 1 
– Seberapa banyak material dapat ditingkatkan untuk 
meningkatkan pendapatan dari hasil optimum? 
– Seberapa banyak material dapat dikurangi tanpa 
mengurangi pendapatan dari hasil optimum? 
• Sensitivitas 2 
– Material manakah yang merupakan prioritas utama jika 
kondisi budget terbatas 
• Sensitivitas 3 
– Seberapa besar koefisien objective function dapat 
diubah (dinaik/turunkan) tanpa merubah titik optimum 
 harga 
Kamis, 20 November 2014 18
Sensitivitas 1 
• Terdapat 2 jenis constraint dalam LP 
– Binding  adalah constraint yang melewati titik optimum 
– Non-binding  constraint yang tidak melewati titik optimum 
• Dalam solusi grafis terlihat bahwa constraint 1 dan 2 adalah yg 
melewati titik optimum  binding 
• Jika suatu constraint adalah binding, maka dapat dikatakan sebagai 
scarce resource karena seluruh yang tersedia terpakai habis 
• Sebaliknya, constraint yang nonbinding  abundant resource  
tidak habis terpakai 
• Oleh karena itu: 
– Binding constraint  seberapa besar scarce resource itu dapat ditingkatkan untuk 
meningkatkan hasil optimum 
– Nonbinding constraint  seberapa besar kita dapat mengurangi abundant 
resource tanpa menurunkan hasil optimum 
Kamis, 20 November 2014 19
Sensitivitas 1 
• Hasil optimisasi  material A dan B termasuk 
binding constraint 
Pers. garis 1 (constraint material A=6 ton) digeser sejajar hingga menyentuh 
Perpotongan antara constraint 4 dan 2 (titik K), ketika titik K tercapai, maka 
constraint 2 dan 4 menjadi binding dan constraint 1 menjadi nonbinding, dan 
feasible region menjadi ABKEF. Titik optimum menjadi K, yang merupakan 
perpotongan antaran constraint 2 dan 4 
2xE + xI = 8 
xI = 2 
C 
E D 
A B 
Kamis, 20 November 2014 20 
F 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
K 
xE = 3 dan xI = 2 
Substitusi ke pers. Constraint 1 
xE + 2xI = 3 + 2(2) = 7 ton 
C: (10/3,4/3)  Z = 38/3 
K: (2,3)  Z = 13
Sensitivitas 1 
• Constraint Material B dapat dilakukan dg cara yang sama 
Dengan cara yang sama seperti pada material A, maka material B dapat ditingkatkan 
hingga 12 ton (perpotongan antaran constraint 1 dan 6  titik J) 
C 
E D 
A B 
C: (10/3,4/3)  Z = 38/3 
J: (6,0)  Z = 18 
Kamis, 20 November 2014 21 
F 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
J
Sensitivitas 1 
• Mengurangi nonbinding constraint (constraint 4 dan 3) 
– Constraint 4 dapat dikurangi maksimum hingga melewati titik optimum (C) tanpa 
mengurangi nilai optimum  karena C (10/3,4/3), maka maksimum pengurangan 
demand untuk cat interior adalah hingga 4/3 ton  xI ≤ 4/3 
– Constraint 3 dpt dilakukan dengan menggeser pers 3 sejajar hingga melewati titik 
C tanpa mengurangi nilai optimum  -xE + xI = (-10/3) + (4/3) = - 2  xE- xI ≥ 2  
yang berarti bahwa solusi optimum tidak akan berubah jika permintaan cat 
exterior melebihi cat interior hingga 2 ton 
C 
E D 
A B 
Kamis, 20 November 2014 22 
F 
1 
2 
3 
4 
5 
6
Sensitivitas 1 
• Summary 
Perubaham Max Perubahan Max 
Constraint Tipe pd nilai constraint pd nilai optimum 
1 Binding 7 - 6 = +1 13 - 38/3 = +1/3 
2 Binding 12 - 8 = +4 18 - 38/3 = +16/3 
3 Nonbinding -2 - 1 = -3 38/3 - 38/3 =0 
4 Nonbinding 4/3 - 2 = -2/3 38/3 - 38/3 =0 
Kamis, 20 November 2014 23
Sensitivitas 2 
• Berguna untuk menjawab material manakah yang memiliki prioritas 
tertinggi (budget terbatas) 
– Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan satu satuan pada scarce resource 
dan bagaimana perubahan terhadap objective function 
– Scarce resource yang memberikan nilai perubahan pada objective function lebih 
tinggi memiliki prioritas yang lebih tinggi 
– Rumus umumnya : 
maksimum perubahan pada nilai optimum 
maksimum perubahan pada masing -masing resource 
 i y 
– Misalnya material A  dari tabel summary pada sensitivitas sebelumnya: 
– 
1 
3 
2 
 
13  
12 3 
7  
6 
 i y 
Material A memiliki nilai $ 1/3 ribu per ton 
– Dengan cara yang dilakukan untuk constraint-constraint yang lain 
Constraint Tipe Nilai Yi 
1 Binding y1 = 1/3 
2 Binding y2 = 4/3 
3 Nonbinding y3 = 0 
4 Nonbinding y4 = 0 
Material B memiliki prioritas tertinggi 
Kamis, 20 November 2014 24
Sensitivitas 3 
• Berguna untuk mengetahui seberapa besar koefisien objective 
function dapat diubah 
• Perubahan koefisien pada objective function berakibat pada 
berubahnya slope persamaan objective function, oleh karena itu 
sensitivitas ini berhubungan dengan: 
– Seberapa besar koefisien objective function dapat berubah tanpa merubah titik 
optimum 
– Seberapa besar perubahan koefisien objective function yang akan menyebabkan 
constraint yang tadinya binding menjadi nonbinding atau sebaliknya 
• Misal cE dan cI masing-masing adalah pendapatan per ton dari cat 
exterior dan interior, maka objective function dapat ditulis sebagai : 
z = cExE + cIxI 
• Sensitivitas ini berkaitan dengan bagaimana jika nilai cE dan cI 
dibesarkan atau dikecilkan  pers. Objective function akan 
berputar dengan tumpuan titik optimum (C) 
Kamis, 20 November 2014 25
Sensitivitas 3 
• Nilai optimum (C) tidak akan berubah sepanjang slope pers z 
tersebut bervariasi antara constraint 1 dan 2. 
– Ketika slope z sama dengan pers. 1, kita memiliki alternative optima yaitu pada C 
dan D 
– Ketika slope z sama dengan pers. 2, kita memiliki alternative optima yaitu pada B 
dan C 
Misal nilai cI = 2 (nilai asal)  cE akan membesar sampai z berhimpit dengan 
pers. 2 dan akan mengecil sampai z berhimpit dengan pers. 1 
Dengan demikian, variasi nilai maksimum dan minimum perubahan pada cE dapat dicari dengan 
menyamakan slope z dengan slope 2 dan 1 
C 
E D 
A B 
Kamis, 20 November 2014 26 
F 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
Decrease cE 
or 
increase cI 
Increase cE 
or 
decrease cI
Sensitivitas 3 
• Karena slope z = cE/2 dan slope 1 dan 2 masing-masing adalah ½ dan 2, maka nilai 
minimum cE dapat ditentukan dengan cara: 
1 
 E c 
• nilai minimu cE = 1 
2 
2 
• Dengan cara yang sama, maka nilai maksimum cE = 4 
• Dengan kata lain 1 < cE < 4 
– Jika cE = 1, maka titik optimum terjadi di C atau D dan jika cE dibawah 1, maka titik optimum menjadi D 
– Jika cE = 4, maka titik optimum terjadi di C atau B dan jika cE diatas 4, maka titik optimum menjadi B 
• Jika cE dibawah 1  resource 2 menjadi abundant dan resource 4 menjadi scarce 
 jika revenue per ton dari cat exterior turun dibawah $1000, maka lebih 
menguntungkan untuk memproduksi cat interior hingga batas maksimumnya 
• Dengan cara yang sama, maka bila cE diatas 4  lebih menguntungkan 
memproduksi cat exterior 
• Variasi cI dapat dilakukan dengan cara sama dengan membuat nilai cE fixed (anda 
dapat mencoba sendiri!!) 
Kamis, 20 November 2014 27
Tugas 1-a 
• A small plant makes two types of automobile parts. It buys castings 
that are machined, bored, and polished. The data shown in table 
below 
Part A Part B 
Machining Capacity 25 per hour 40 per hour 
Boring Capacity 28 per hour 35 per hour 
Polishing Capacity 35 per hour 25 per hour 
• Casting for part A cost $2 each; for part B they cost $3 each. They 
sell for $5 and $6 respectively. The three machines have running 
costs of $20, $14 and $17.5. Assuming that any combination of parts 
A and B can be sold, what product mix maximizes profit? 
Kamis, 20 November 2014 28
Tugas 1-b 
• A company makes desk organizers. The standard model requires 2 
hours of the cutter’s and 1 hour of the finisher’s time. The deluxe 
model requires 1 hour of the cutter’s time and 2 hours of the 
finisher’s time. The cutter has 104 hours of time available for this 
work per month, while the finisher has 76 hours of time available 
for work. The standard model brings a profit of $6 per unit, while 
the deluxe one brings a profit of $11 per unit. The company, of 
course, whishes to make the most profit. Assuming they can sell 
whatever is made, how much of each model should be made in 
each month? 
Kamis, 20 November 2014 29
Solusi Matematis 
• Jika persoalan optimisasi memiliki variable 3 atau lebih, maka solusi 
secara grafis sulit untuk diterapkan  perlu solusi matematis 
• Solusi matematis untuk LP yang paling umum digunakan akan 
METODE SIMPLEX 
• Metode ini menyelesaikan persoalan optimisasi secara iterasi 
(perhitungan yang sama dilakukan berulang-ulang) sampai titik 
optimum diketemukan 
• Karena sifatnya yang iteratif  penggunaan software akan sangat 
membantu  banyak software yang dirancang untuk 
menyelesaikan persoalan LP ini 
• Metode Simplex ini adalah contoh yang paling mudah untuk 
dipahami bagaimana logika percarian titik optimum dalam 
persoalan LP 
Kamis, 20 November 2014 30
Bentuk Standar LP Model 
• Pada contoh sebelumnya, kita berhadapan dengan constraint dalam 
bentuk ≤,= dan ≥ 
• Untuk menyelesaikan LP secara matematis, maka ada suatu format 
khusus yang harus dipenuhi yang disebut dengan Bentuk Standar LP 
Model. Bentuk standar tersebut harus memenuhi hal-hal sebagai 
berikut: 
– Semua constraint harus berbentuk persamaan (=) dan ruas kanan harus 
berbentuk non-negative 
– Semua variabel harus non-negative 
– Objective function harus berbentuk maximumkan atau minimumkan 
• Bagaimana menuliskan persoalan optimisasi kita dalam bentuk 
Standard LP Model sehingga bisa diselesaikan secara matematis? 
Kamis, 20 November 2014 31
Bentuk Standar LP Model 
• Constraint  merubah constraint dari pertidak-samaan menjadi persamaan 
– Constraint berbentuk ≤ dapat diubah menjadi bentuk = dengan jalan menambahkan 
slack variabel pada ruas kiri persamaan 
2 6 1 2 x  x  2 6; 0 1 2 1 1 x  x  s  s  
– Constraint berbentuk ≥ dapat diubah menjadi bentuk = dengan jalan mengurangi 
dengan surplus variabel pada ruas kiri persamaan 
3 2 3 5 1 2 3 x  x  x  3 2 3 5; 0 1 2 3 2 2 x  x  x  s  s  
• Ruas kanan harus non-negative  dapat dilakukan dengan 
mengalikan kedua ruas dengan -1 
2 3 7 5 1 2 3 x  x  x   2 3 7 5 1 2 3  x  x  x  
• Tanda pertidak-samaan akan berganti arah ketika dikalikan dengan -1 
2 5 1 2 x  x   2 5 1 2  x  x  
Kamis, 20 November 2014 32
Bentuk Standar LP Model 
• Variable 
– Unrestricted variable yi 
 dapat dinyatakan dalam bentuk dua non-negative 
variabel dengan menggunakan subsitusi  yi=yi’-yi” dimana yi’ dan yi” non-negative 
– Substitusi ini harus berlaku untuk semua constraint dan objective function 
• Objective function 
– Objective function berbentuk maximumkan atau minimumkan 
– Namun, jika diperlukan maka bentuk maximumkan dapat dikonversikan 
menjadi bentuk minimumkan dengan jalan mengalikan fungsi tersebut 
dengan -1 
1 2 3 maksimumka n z  5x  2x  3x 
1 2 3 Minimumkan  z  5x  2x 3x 
Kamis, 20 November 2014 33
Bentuk Standar LP Model 
Contoh 
• Ubah persamaan LP berikut dalam bentuk standar 
z x x 
minimumkan  2  
3 
subject to: 
x 
x   
10 
1 2 
1 2 
x x 
    
2 3 5 
1 2 
x x 
7 4 6 
unrestricted 
0 
  
1 2 
x 
1 
2 
 
 
x 
1. Constraint 2  kalikan dengan -1 dan kurangi dengan 
surplus variable s2 pada ruas kirinya 
2. Constraint 3  tambahkan slack variable s3 pada ruas 
kirinya 
3. Substitusikan x1 = x1’ – x1” dimana x1’, x1” ≥ 0 pada 
pers. Objective function dan semua constraint 
" 
1 
' 
1 
z x x x 
minimumkan  2  2  
3 
10 
subject to: 
x x x 
" 
1 
' 
1 
   
2 
" 
1 
' 
1 
x x x s 
2  2  3   
5 
" 
1 
' 
1 
2 2 
x x x s 
7  7  4   
6 
" 
1 
2 3 
x x x x s s 
, , , , , 0 
2 3 2 3 
' 
1 
2 
 
Kamis, 20 November 2014 34
Metode Simplex 
• Ingat penyelesaian secara grafis  titik optimum selalu berada pada 
titik ekstrem dari feasible region  metode simplex menggunaka 
logika ini untuk mencari titik optimum 
• Pencarian titik optimum pada metode simplex selalu diawali dari 
titik origin (0,0) untuk dilakukan pengujian apakah titik optimum 
sudah tercapai, kemudian pindah ke titik ekstrem lainnya 
selanjutnya dilakukan pengujian, demikian seterusnya hingga titik 
optimum tercapai 
C 
E D 
A B 
Kamis, 20 November 2014 35 
F 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
Titik A (origin) sebagai starting solution, 
kemudian pindah ke titik terdekat berikutnya 
(bisa F atau B). Pilihan berikunya F atau B 
tergantung pada koefisien dalam Objective 
function. Karena koefisien xE lebih besar dari 
xI dan persoalan kita maksimumkan, maka 
pilihan berikutnya adalah titik B
Metode Simplex 
• Pada contoh sebelumnya, jika persoalan diubah menjadi bentuk standard, maka: 
z x x s s s s 
maximize  3  2  0  0  0  
0 
subject to: 
x x s 
   
2 6 
1 
E I 
x x s 
2 8 
1 
2 
   
2 
E I 
x x s 
    
3 
E I 
x s 
  
1 4 
x x s s s s 
, , , , , 0 
1 2 3 4 
1 2 3 4 
 
E I 
E I 
Ada 4 persamaan dengan 6 yang tidak diketahui 
Secara umum, dalam bentuk standar, model LP 
akan memiliki m persamaan dengan n yang tidak 
diketahui dimana m < n. 
• Hal-hal yang harus diingat pada metode simplex 
– Buat n-m variabel sama dengan nol, dan selesaikan variabel lainnya 
– Dengan memasukkan n-m variabel sama dengan nol, maka variabel lainnya harus non-negative 
– Dalam contoh sebelumnya  titik A ketika xE=xI=0 menghasilkan s1=6, s2=8, s3=1 dan s4=2 
– Secara matematis hasil yang diperoleh dari m-n variabel sama dengan nol disebut dengan BASIC 
SOLUTION 
– Jika basic solution ini memenuhi kriteria non-negative maka disebut FEASIBLE BASIC SOLUTION 
– Variabel yang diset sama dengan nol disebut dengan NON-BASIC VARIABLES, sedangkan sisanya disebut 
dengan BASIC VARIABLES. 
– Metode simplex hanya bekerja dengan feasible basic solution ketika bergerak dari satu titik ke titik 
lainnya. 
– Penyelesaian untuk satu basic solution disebut satu kali iterasi, sehingga jumlah iterasi maksimum tidak 
akan melebihi jumlah basic solution dari bentuk standard  max iterasi 
n 
! 
 !( )! 
 
m  
m n m 
Cn 
Kamis, 20 November 2014 36
Metode Simplex 
• Pada contoh sebelumnya, berikut adalah daftar basic variables and 
non-basic variables 
Extreme Non-basic (zero) Basic 
Point Variable Variable 
A xE, xI s1, s2, s3, s4 
B s2, xI s1, xI, s3, s4 
– Titik B dapat diperoleh dari A dengan jalan melakukan pertukaran variable  
non-basic xE diganti dengan basic s2 sehingga pada titik B, s2 berubah menjadi 
non-basic variable dan xE menjadi basic variable 
– Konsep pertukaran variable ini membawa kita pada 2 kelompok istilah: 
• Entering variable  non-basic variable yang “masuk” menjadi basic variable 
• Leaving variable  basic variable yang “keluar” menjadi non-basic variable 
– Dalam contoh kita pergerakan dari titik A ke titik B  xE adalah entering variable 
dan s2 adalah leaving variable 
Kamis, 20 November 2014 37
Metode Simplex 
• Langkah-langkahnya: 
1. Tentukan basic feasible solution awal dengan membuat n-m variabel (non-basic 
variable) sama dengan nol 
2. Pilih entering variable dari non-basic variable yang jika nilainya ditambah (di atas 
nol) akan meningkatkan nilai objective function saat ini. Jika tidak ada maka 
berarti sudah optimum. Hentikan perhitungan. Jika belum maka, lanjutkan ke 
langkah 3 
3. Pilih leaving variable dari basic variable saat ini dan harus di set sama dengan 
nol ketika entering variable “masuk” menjadi basic variable 
4. Tentukan basic feasible solution yang baru dengan membuat entering variable 
menjadi basic variable dan leaving variable menjadi non-basic variable. Kembali 
ke langkah 2 
E I Objective function 
z x x 
   
3 2 0 
x x s 
   
2 6 
1 
E I 
x x s 
2 8 
1 
2 
   
2 
E I 
x x s 
    
3 
E I 
x s 
  
4 
I 
Pers. Constraint 
Kamis, 20 November 2014 38
Metode Simplex 
Starting feasible solution 
m-n = 6-4 = 2 variable diset = 0  xE = xI = 0  s1=6, s2=8, s3=1 dan s4=2 
Solusi  z = 0 
Entering 
variable 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution 
z 1 -3 -2 0 0 0 0 0 
s1 0 1 2 1 0 0 0 6 
s2 0 2 1 0 1 0 0 8 
s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 
Check optimality: 
Check kondisi z equation, koefisien pada xE dan xI masih bertanda negatif 
Oleh karena masih ada yang bertanda negatif  belum optimal  harus memilih 
entering variable 
Optimum tercapai jika semua nilai non-basic variable pada pers. Z adalah non-negative 
Entering variable dipilih dari koefisien yang memiliki nilai negatif terbesar  xE 
Kamis, 20 November 2014 39
Metode Simplex 
• Selanjutnya memilih leaving variable (dari basic variable saat ini; s1,s2,s3 dan s4) yang 
akan berfungsi sebagai leaving variable yang akan digantikan oleh entering variable 
• Leaving variable dipilih salah satu dari basic variable saat ini yang akan mencapai nilai nol 
tercepat ketika entering variable mencapai harga maksimum 
• Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung ratio antara ruas kanan persamaan constraint 
dengan nilai positif dari koefisien yang ada pada kolom entering 
• Yang terpilih sebagai leaving variable adalah yang memiliki ratio terkecil 
Entering 
column 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution ratio 
z 1 -3 -2 0 0 0 0 0 
s1 0 1 2 1 0 0 0 6 6 
s2 0 2 1 0 1 0 0 8 4 
s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 - 
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 - 
Leaving 
Variable 
Pivot 
Equation 
Pivot 
Element 
Diabaikan 
krn ≤ 0 
Kamis, 20 November 2014 40
Metode Simplex 
• Setelah menentukan entering dan leaving variable, maka langkah 
selajutnya dilakukan operasi baris (row operation) dengan 
menggunakan metode Gauss-Jordan 
– Tipe 1  pivot equation  new pivot equation = old pivot equation / pivot 
elemen 
– Tipe 2  semua pers. termasuk z : 
• New equation = old equation – (its entering column coefficient) x new pivot equation 
• Operasi tipe 1  membuat pivot elemen = 1 pada new pivot 
equation 
• Operasi tipe 2  membuat koefisien (selain elemen pivot) menjadi 
nol pada entering column. 
Kamis, 20 November 2014 41
Metode Simplex 
• Feasible solution iterasi ke-2 
Entering 
variable 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution 
z 1 0 - 1/2 0 1 1/2 0 0 12 
s1 0 0 1 1/2 1 - 1/2 0 0 2 
xE 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4 
s3 0 0 1 1/2 0 1/2 1 0 5 
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 
Check optimality !!! 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution ratio 
z 1 0 - 1/2 0 1 1/2 0 0 12 
s1 0 0 1 1/2 1 - 1/2 0 0 2 1 1/3 
xE 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4 8 
s3 0 0 1 1/2 0 1/2 1 0 5 3 1/3 
s4 0 0 1 0 0 0 1 2 2 
Kamis, 20 November 2014 42
Metode Simplex 
• Feasible solution iterasi ke-3 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution 
z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 
xI 0 0 1 2/3 - 1/3 0 0 1 1/3 
xE 0 1 0 - 1/3 2/3 0 0 3 1/3 
s3 0 0 0 -1 1 1 0 3 
s4 0 0 0 - 2/3 1/3 0 1 2/3 
– Check optimality  sdh tidak ada variable yang berharga negatif pada z equation 
 kondisi optimum tercapai 
• Solusi: 
– xI = 1 1/3 
– xE = 3 1/3 
– Z = 12 2/3 
Kamis, 20 November 2014 43
Metode Simplex 
• INGAT!!! 
– Memilih entering variable: 
• Persoalan maksimum  dipilih yang paling negatif pada z equation 
• Persoalan minimumkan  dipilih yang paling positif pada z equation 
– Memilih leaving variable: 
• Baik pada persoalan maksimumkan maupun minimumkan, leaving 
variable dipilih dari ratio yang terkecil 
– Kondisi optimum: 
• Persoalan maksimumkan  jika semua non-basic coefficient berharga 
non-negative 
• Persoalan minimumkan  jika semua non-basic coefficient berhaga non-positive 
Kamis, 20 November 2014 44
Metode Simplex – Artificial Starting Solution 
• Dalam contoh sebelumnya, kita menggunakan slack variable sebagai 
starting solution 
• Namun jika constraint yg kita miliki berbentuk ≥ atau = maka kita 
tidak memiliki starting solution 
• Perhatikan contoh berikut 
z x x 
minimize 4 
  
subject to: 
x 
3x   
3 
1 2 
x x 
4  3  
6 
1 2 
x x 
  
2 4 
1 2 
x x 
, 0 
1 2 
1 2 
 
z x x 
minimize 4 
  
subject to: 
x 
3x   
3 
1 2 
x x x 
4  3   
6 
1 2 3 
x x x 
   
2 4 
1 2 4 
x x x x 
, , , 0 
1 2 3 4 
1 2 
 
Bentuk standard 
Kita memiliki 3 pers. Dg 4 
variable  hanya 1 variable 
yang dapat menjadi non-basic 
variable 
Dengan hanya 1 variable sebagai non-basic variable kita tidak dapat yakin bahwa dengan 
membuat vairable tersebut = 0 akan menghasilkan basic variable yang non-negative. Kita bisa 
menggunakan jalan trial and error, namun cara ini kurang efektif. Oleh karena itu perlu ada metode 
khusus yang dapat menangani kasus seperti ini dengan menggunakan artificial variable. 
Kamis, 20 November 2014 45
Metode Simplex – Artificial Starting Solution 
• Dilakukan dengan menambahkan non-negative variable pada ruah kiri persamaan 
yang tidak memiliki starting basic variable. 
• Variable yang ditambahkan tersebut akan berfungsi sebagai slack variable dalam 
starting basic variable. 
• Namun karena variable ini tidak memiliki arti fisik dalam soal, maka persedur 
hanya valid jika variabel ini dipaksa untuk menjadi nol ketika titik optimum 
tercapai 
• Dengan kata lain, kita hanya menggunakan variable tersebut pada starting 
solution dan harus dipaksa menjadi nol pada solusi akhir, jika tidak maka 
hasilanya akan infeasible 
• Hal ini dilakukan dengan memberikan “penalti” pada variable tersebut pada 
objective function. Dua metode yang sering digunakan: 
– Metode Penalti (M-Technique) 
– Two-phase Technique 
Kamis, 20 November 2014 46
Metode Simplex – Metode Penalti 
• Perhatikan contoh sebelumnya 
z x x Pers. 1 dan 2 tidak memiliki 
minimize 4 
  
subject to: 
x 
3x   
3 
1 2 
x x x 
4  3   
6 
1 2 3 
x x x 
   
2 4 
1 2 4 
x x x x 
, , , 0 
1 2 3 4 
1 2 
 
variable yg dpt berfungsi 
sebagai slack  perlu 
adanya artificial variable, 
misalnya dinotasikan R1 dan 
R2 
x x R 
3    
3 
1 2 1 
x x x R 
4  3    
6 
1 2 3 2 
Kita dapat mem”penalti” R1 dan R2 dalam 
objective function dengan jalan memberikan 
very large positive coefficient 
z x x MR MR Kita memiliki 3 pers dg 6 variabel  ada 3 variable yang = 0 
minimize 4 
    
subject to: 
x R 
3x    
3 
1 2 1 
x x x R 
4  3    
6 
1 2 3 2 
x x x 
   
2 4 
1 2 4 
x x x R R x 
, , , , , 0 
1 2 3 1 2 4 
1 2 1 2 
 
Misalnya x1,x2 dan x3 kita nol kan, maka kita akan dapatkan 
R1=3, R2=6 dan x4=4  starting feasible solution 
Untuk dapat menyelesaikan persoalan ini dg table simplex, 
maka hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan 
komponen R dalam objective function 
R x x 
 3  3 
 Dengan mensubstitusikan 
1 1 2 
R  6  4 x  3 
x  
x 
2 1 2 3 
pers ini dalam objective function 
z 4 7Mx 1 4Mx Mx 9M 1 2 3       
z 4 7Mx 1 4Mx Mx 9M 1 2 3       
Kamis, 20 November 2014 47
Metode Simplex – Metode Penalti 
Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio 
z 1 -4+7M -1+4M -M 0 0 0 9M 
R1 0 3 1 0 0 0 0 3 1 
R2 0 4 3 -1 0 1 1 6 1.5 
x4 0 1 2 0 0 0 1 4 4 
Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio 
z 1 0 (-1+5M)/3 -M (4-7M)/3 0 0 4+2M 
x1 0 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3 
R2 0 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 1.2 
x4 0 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 1.8 
Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio 
z 1 0 0 1/5 8/5-M -1/5-M 0 18/5 
x1 0 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5 3 
x2 0 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5 -2 
x4 0 0 0 1 1 -1 1 1 1 
Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution 
z 1 0 0 0 7/5-M -M -1/5 17/5 
x1 0 1 0 0 2/5 0 -1/5 2/5 
x2 0 0 1 0 -1/5 0 -3/5 9/5 
x3 0 0 0 1 1 -1 1 1 
optimum 
Kamis, 20 November 2014 48
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Degeneracy 
– Ingat, cara menentukan leaving variable  memilih ratio terkecil 
– Bagaimana jika nilai ratio yang terkecil lebih dari satu?  satu atau lebih 
variable akan bernilai nol pada iterasi berikutnya 
– Kondisi demikian disebut dengan degeneracy 
– Contoh: 
z x x Dg menggunakan x3 dan x4 sbg 
maximize  3  
9 
subject to: 
x x 
  
4 8 
1 2 
x x 
  
2 4 
1 2 
x x 
, 0 
1 2 
1 2 
 
slack variable maka: 
Pada iterasi 0  terdapat 2 
leaving variable (x3 dan x4)  
x4 akan bernilai 0 pada iterasi 1 
 degeneracy  optimum 
tercapai pada iterasi 1 meskipun 
msh terdapat koefisien z 
berharga negative 
Iteration Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio 
0 z -3 -9 0 0 0 
x2 enter x3 1 4 1 0 8 2 
x3 leave x4 1 2 0 1 4 2 
1 z -0.75 0 2.25 0 18 
x1 enter x2 0.25 1 0.25 0 2 8 
x4 leave x4 0.5 0 -0.5 1 0 0 
2 z 0 0 1.5 1.5 18 
optimum x2 0 1 0.5 -0.5 2 
x1 1 0 -1 2 0 
Kamis, 20 November 2014 49
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Degeneracy 
– Apakah implikasi dari problem degeneracy ini dalam prakteknya? 
– Perhatikan garfik di bawah  tiga garis melalui titik optimum  salah satu 
constraint bersifat redundant. 
– Sayangnya kita tidak dapat mengetahui constraint yang redundant dari table 
simplex 
4.5 
4 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
const. 1 
Const. 2 
obj.function 
x1 
x2 
0 2 4 6 8 10 12 14 
Kamis, 20 November 2014 50
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Degeneracy 
– Secara teoritis, degeneracy memiliki 2 implikasi: 
• Terjadinya fenomena cycling atau circling  jika anda lihat iterasi 1 dan 2 pada 
tabel simplex sebelumnya, maka nilai objective function tidak berubah (z=18)  
prosedur simplex akan melakukan iterasi yang sama dan tidak akan meningkatkan 
nilai optimum dari objective function  perhitungan tidak akan berhenti 
(khususnya jika dilakukan dengan menggunakan program/software) 
• Oleh karena itu biasanya dalam program komputer ada teknik untuk tidak 
memasukkan kondisi cycling ini yaitu pencarian nilai optimum akan dihentikan jika 
ditemui kondisi degeneracy meskipun pada pers z masih terdapat nilai koefisien 
yang masih negatif (untuk maksimumkan) atau positif (untuk minimumkan) 
Kamis, 20 November 2014 51
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Alternative Optima 
– Terjadi jika persamaan objective function paralel dengan binding constraint 
– Pada kondisi demikian  kondisi optimum terjadi pada lebih dari satu titik 
– Contoh: 
z x x 
maximize  2  
4 
subject to: 
x x 
  
2 5 
4 
1 2 
x x 
  
1 2 
x x 
, 0 
1 2 
1 2 
 
5 
4.5 
4 
3.5 
3 
2.5 
2 
1.5 
1 
0.5 
0 
const. 1 
const. 2 
obj. function 
Optimal basic 
soulution 
0 2 4 6 8 10 
Kamis, 20 November 2014 52
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Alternative Optima 
– Secara matematis 
Iteration Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio 
0 z -2 -4 0 0 0 
x2 enter x3 1 2 1 0 5 2.5 
x3 leave x4 1 1 0 1 4 4 
1 z 0 0 2 0 10 
x1 enter x2 0.5 1 0.5 0 2.5 5 
x4 leave x4 0.5 0 -0.5 1 1.5 3 
2 z 0 0 2 0 10 
alternative x2 0 1 1 -1 1 
optima x1 1 0 -1 2 3 
– Pada iterasi 1 terlihat bhw titik optimum (x1=0, x2=2.5, z=10) titik B (pada 
gambar) 
– Bagaimana kita mengetahui adanya alternative optima pada tabel? 
– Lihat koefisien non-basic variable pada pers. Z pada iterasi 1  koefisien dari 
non-basic x1 =0 yang mengindikasikan bahwa x1 dpt masuk menjadi basic 
variable tanpa merubah nilai optimum 
– Iterasi ke 2 hanya berfungsi untuk merubah x1 menjadi basic variable dan 
menggantikan x4 tanpa merubah nilai optimum dan ini merupakan titik C 
pada gambar (x1=3, x2=1, z=10) 
Kamis, 20 November 2014 53
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Unbounded Solution 
– Kadang-kadang persoalan LP memiliki variable yang memiliki 
nilai meningkat tak terhingga solution space menjadi tak 
terhingga 
– Hal ini menyebabkan objective function akan meningkat terus 
(kasus maksimukan) atau menurun terus (kasus minimumkan) 
tak terhingga 
– Oleh karena itu, pada kasus demikian dikatakan bahwa nilai 
optimum adalah tak terhingga (unbounded solution) 
– Jika kita berhadapan pada kondisi yang unbounded solution, 
maka kita harus waspada apakah hal ini disebabkan karena 
model kita yang salah atau memang persoalan ini adalah 
unbounded solution 
Kamis, 20 November 2014 54
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Unbounded Solution 
z x x 
maximize 2 
  
subject to: 
x 
x   
10 
1 2 
1 2 
x 
2 40 
1 
 
x x 
, 0 
1 2 
 
– Secara Matematis 
80 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
-10 
-20 
const. 1 
const. 2 
obj. fuction 
0 5 10 15 20 25 30 35 40 
• Pada iterasi 0, x1 dan x2 merupakan kandidat entering variable, namun 
karena x1 paling negative, maka seharusnya dipilih sbg entering var. 
• Seharusnya x1 menggantikan x3, namun perhatikan koefisien dibawah x2 
yang semuanya bernilai negatif dan nol  x2 dapat meningkat tak 
terhingga  yang meningkatkan z juga tak terhingga 
• Kesimpulannya  unbounded solution 
Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio 
z -2 -1 0 0 0 
x3 1 -1 1 0 10 10 
x4 2 0 0 1 40 20 
Kamis, 20 November 2014 55
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Unbounded Solution 
– Secara umum untuk mengetahui bahwa model kita unbounded 
solution: 
• Jika dalam setiap iterasi koefisien constraint dari non-basic variable adalah 
non-positive maka adalah merupakan unbounded solution 
• Jika koefisien objective function adalah negatif (dalam kasus 
maksimumkan) atau positif (dalam kasus minimumkan) maka nilai 
optimumnya juga tak terhingga 
Kamis, 20 November 2014 56
Metode Simplex – Kasus2 Spesial 
• Infeasible Solution 
– Terjadi jika constraint-constraint tidak dapat dipenuhi 
secara bersamaan  no feasible solution (infeasible 
solution) 
– Situasi ini tidak akan pernah terjadi jika seluruh 
constraint berbentuk ≤ (dg asumsi sisi ruas kanan 
adalah konstan dan non-negative)  karena slack 
variabel akan selalu memberikan feasible solution 
Kamis, 20 November 2014 57
Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex 
• Iterasi terakhir dari metode simplex, disamping berguna untuk 
mengetahui nilai optimum, juga berguna untuk analisis sensitivitas 
• Ingat !! 
– Sensitivitas 1 
• Seberapa banyak material dapat ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan 
dari hasil optimum? 
• Seberapa banyak material dapat dikurangi tanpa mengurangi pendapatan dari 
hasil optimum? 
– Sensitivitas 2 
• Material manakah yang merupakan prioritas utama jika kondisi budget terbatas 
– Sensitivitas 3 
• Seberapa besar koefisien objective function dapat diubah (dinaik/turunkan) tanpa 
merubah titik optimum  harga 
• Bagaimana melakukan analisis sensitivitas ini dg menggunakan 
tabel simplex?? 
Kamis, 20 November 2014 58
Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex 
• Ingat kembali hasil optimum kita pada contoh pabrik cat 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution 
z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 
xI 0 0 1 2/3 - 1/3 0 0 1 1/3 
xE 0 1 0 - 1/3 2/3 0 0 3 1/3 
s3 0 0 0 -1 1 1 0 3 
s4 0 0 0 - 2/3 1/3 0 1 2/3 
Decision 
Optimum Solution 
Decision 
Variable 
Optimum 
Value 
xE 3 1/3 Produce 3 1/3 ton of exterior paint 
xI 1 1/3 Produce 1 1/3 ton of interior paint 
z 12 2/3 Resulting profit of 12 2/3 thousand dollars 
Kamis, 20 November 2014 59
Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex 
• Status of Resources 
Resources Slack Status of Resources 
Raw Material A s1 = 0 Scarce 
Raw Material B s2 = 0 Scarce 
Limit on excess of interior over exterior s3 = 3 Abundant 
Limit on demand of interior s4 = 2/3 Abundant 
• Unit of Worth of a Resources 
Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution 
z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 
Kamis, 20 November 2014 60
LP dengan Spreadsheet 
• Selain dengan metode grafis dan matematis (secara manual), kita 
dapat menyelesaikan persoalan LP dengan bantuan software 
– Spreadsheet (Ms Excel) dengan add-in solver 
– Tora 
– Lindo 
– MatLab 
– Dll 
• Contoh persoalan produksi cat ekterior dan interior 
Kamis, 20 November 2014 61
LP dengan Spreadsheet 
Contoh Lain 
• Sebuah perusahaan memproduksi 4 tipe frame kacamata (tipe 1,2,3 dan 4). Ke-4 
tipe tersebut berbeda dari sisi ukuran, bentuk dan material yang digunakan. 
Masin-masing tipe memerlukan sejumlah tertentu tenga manusia (labor), logam 
(metal) dan kaca (glass) seperti terlihat pada tabel berikut 
Labor Metal Glass Selling Price 
Frame 1 2 4 6 $28.50 
Frame 2 1 2 2 $12.50 
Frame 3 3 1 1 $29.25 
Frame 4 2 2 2 $21.50 
• Selama 1 minggu kedepan, perusahaan tersebut mampu membeli (mengadakan) 
4.000 jam labor, 6.000 ons metal dan 10.000 ons glass. Unit cost masing-masing 
resources adalah $8,0 per labor, $0,5 per ons metal dan $0,75 per ons glass. 
• Dari sisi pasar, dapat diketahui bahwa maksimum permintaan pasar adalah 1.000 
frame tipe 1, 2.000 frame tipe 2, 500 frame tipe 3 dan 1.000 frame tipe 4 
• Berapakah masing-masing tipe frame kacamata yang harus diproduksi selama 
minggu depan agar profit maksimum?? 
Kamis, 20 November 2014 62
Contoh Soal LP 
• The Red Tomato Company operates two plants for canning their tomatoes 
and has three warehouse for storing the finished products. The company 
wants to arrange its shipments from the plants to the warehouses so that 
the requirements of the warehouse are met and show that shipping costs 
are kept at a minimum. The unit shipping cost is shown at table A. 
• Each week, plant I can produce up to 850 cases and plant II can produce up 
to 650 cases of tomatoes. Also, each week warehouse A requires 300 
cases, warehouse B requires 400 cases and warehouse C requires 500 
cases. If the number of cases shipped from plant I to warehouse A is 
represented by x1, from plant I to warehouse B by x2, and so on (see table 
B). Solve this problem. 
Table A 
WH-A WH-B WH-C 
Plant 1 $ 0.25 $ 0.17 $ 0.18 
Plant 2 $ 0.25 $ 0.18 $ 0.14 
Table B 
WH-A WH-B WH-C 
Plant 1 x1 x2 x3 
Plant 2 x4 x5 x6 
Kamis, 20 November 2014 63
Blending Problem 
• Chandler oil has 5.000 barrels of crude oil 1 and 10.000 barrels of 
crude oil 2 available. Chandler sells gasoline and heating oil. These 
products are produced by blending together the two crude oils. 
Each barrel of crude oil 1 a “quality level” of 10 and each barrel of 
crude oil 2 has a “quality level” of 5. gasoline must have an average 
quality level of at least 8, whereas heating oil must have an average 
quality level of at least 6. Gasoline sells for $25 per barrels and 
heating oil sells for $20 per barrel. The advertising cost to sell one 
barrel of gasoline is $0,20 and the advertising cost to sell one barrel 
of heating oil is $0,10. Assume that demand for heating oil dan 
gasoline is unlimited. Chandler wants to maximize its profit 
Kamis, 20 November 2014 64
Persoalan Jaringan (Network) 
• Transportation problem 
– Persoalan transportasi  mencari pola transportasi dari 
beberapa sumber menuju beberapa tujuan dengan biaya yang 
paling minim 
– Umumnya, informasi yang harus ada pada persoalan transportasi 
adalah: 
• Jumlah supply pada masing-masing sumber dan jumlah demand pada 
masing-masing tujuan. 
• Unit biaya transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut komoditi dari 
asal tertentu ke tujuan tertentu  seringkali unit biaya transportasi ini 
harus dicari sendiri 
– Bentuk yang paling sederhana  single commodity  tujuan 
dapat menerima dari satu atau beberapa sumber 
– Tujuan model transportasi  menentukan berapa yang harus 
dikirim dari sumber mana ke tujuan mana sedemikian sehingga 
total biaya pengiriman seminimal mungkin 
Kamis, 20 November 2014 65
Persoalan Jaringan (Network) 
• Transportation problem (lanjutan) 
– Asumsi dasar dari persoalan transportasi  biaya transportasi 
pada satu rute tertentu proporsional dengan jumlah yang 
diangkut (seringkali tidak realistis, hati-hati!!!) 
Sources Destinations 
1 
2 
... 
m 
1 
2 
... 
n 
C11 : x11 
Cmn : xmn 
a1 
a2 
am 
b1 
b2 
bn 
Units of 
supply 
Units of 
demand 
Kamis, 20 November 2014 66
Persoalan Jaringan (Network) 
• Transportation problem (lanjutan) 
– Misalkan xij adalah jumlah yang diangkut dari titik i ketitik j, maka 
persoalan transportasi dapat dituliskan sebagai berikut: 
m 
n 
 
z c x 
i 
j 
ij ij 
minimize 
subject to: 
  
1 1 
 
 
x  a i  
m 
ij i 
1,2, 
 
x b j n 
n 
 
j 
 
1 
m 
 
i 
  
ij j 
1,2, 
 
1 
x i j 
ij 
0 for all and 
 
n 
m 
– Jika kondisi  a  
1 
 
b 
j 
terpenuhi, maka kondisi ini disebut dengan 
i 
 1 j 
 
1 
balanced transportation model  semua constraint berbentuk 
sama dengan 
– Pada kondisi unbalanced  perlu dummy variables 
Kamis, 20 November 2014 67
Persoalan Jaringan (Network) 
• Transportation problem (lanjutan) 
– Contoh 
• Balanced transport problem  sudah kita kerjakan minggu lalu 
• Unbalanced transport  coba anda kerjakan lagi untuk persoalan yang 
kita bahas minggu lalu tetapi dengan kondisi supply tidak mencukupi 
(supply lebih kecil daripada demand) dengan menggunakan konsep 
penalty cost (demand yang tidak terpenuhi akan muncul biaya penalti) 
– Contoh lain  transhipment problem 
• Sebuah perusahaan memproduksi saus tomat di 3 (tiga) lokasi 
pabrik yang berbeda. Produk ini dapat dikirim oleh 
perusahaan tersebut langsung dari masing-masing pabrik ke 
konsumen, atau dapat dikirim dahulu ke gudang (warehouse) 
untuk selanjutnya baru dikirim ke konsumen. Perusahaan 
memiliki 2 (dua) gudang. Terdapat 2 lokasi demand yang 
harus disupply. Gambar jaringan (network) kasus ini dapat 
dilihat seperti gambar berikut: 
Kamis, 20 November 2014 68
Persoalan Jaringan (Network) 
• Asumsikan bahwa biaya untuk 
memproduksi saus tomat tersebut 
adalah sama untuk semua pabrik, 
sehingga tujuan perusahaan adalah 
meminimumkan biaya pengiriman. 
• Biaya pengiriman per ton saus tomat 
diberikan pada tabel di bawah (ribu 
dolar), tanda “ –” menunjukkan 
bahwa pengiriman pada rute tersebut 
tidak mungkin dilakukan, dan 
diasumsikan maksimum kapasitas 
pengiriman antar dua titik adalah 200 
ton. 
• Perusahaan ingin menentukan pola 
distribusi yang memberikan biaya 
pengiriman yang paling minim 
T: 0 
TUJUAN 
Kamis, 20 November 2014 69 
S: 200 
1 
2 
3 
S: 100 
S: 300 
4 
5 
T: 0 
6 
7 
D: 400 
D: 180 
1 2 3 4 5 6 7 
1 - 5.00 3.00 5.00 5.00 20.00 20.00 
2 9.00 - 9.00 1.00 1.00 8.00 15.00 
3 0.40 8.00 - 1.00 0.50 10.00 12.00 
4 - - - - 1.20 2.00 12.00 
5 - - - 0.80 - 2.00 12.00 
6 - - - - - - 1.00 
7 - - - - - 7.00 - 
ASAL
Non Linear Programming 
• Dalam persoalan optimisasi yang komplek, seringkali 
objective function dan/atau constraint tidak 
berbentuk persamaan linear. 
• Persoalan yang demikian disebut dengan NLP (Non 
Linear Programming) 
• Persoalan menjadi nonlinear disebabkan oleh 
beberapa hal antara lain: 
– Pengaruh dari satu input terhadap output tidak berbentuk 
linear  contoh, penerapan discount pada pembelian 
barang jika melebihi jumlah tertentu, persoalan iklan yang 
memiliki pengaruh besar pada saat awal iklan muncul dsb. 
– Dalam persoalan ekonomi (bisnis)  maximize revenue 
(profit)  R = P.Q (P adalah decision variable) 
Kamis, 20 November 2014 70
Basic Idea of NLP 
• Ketika anda menyelesaikan LP  dijamin solver akan dapat 
menemukan titik optimumnya, tetapi ketika anda berhadapan 
dengan NLP  kadang2 solver gagal untuk menemukan titik 
optimumnya (jika bisa kadang2 titik itu adalah sub optimal). 
Perhatikan fungsi berikut 
4.00 
3.00 
2.00 
1.00 
- 
(1.00) 
(2.00) 
(3.00) 
(4.00) 
A 
C 
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 
B 
D 
Titik C  local maximum 
Titik A  global maximum 
Titik B  local minimum 
Titik D  global minimum 
Y=(x-1)(1-2)(x-3)(x-4)(x-5) 
Kamis, 20 November 2014 71
Convex and Concave Function 
• Solver dapat juga digunakan untuk menyelesaikan beberapa NLP  
perlu pemahaman fungsi convex dan concave 
Line joining any two 
points is above the curve 
Line joining any two 
points is above the curve 
Convex Function 
Line joining any two Concave Function 
points is below the curve 
Line joining any two 
points is below the curve 
Kamis, 20 November 2014 72
Convex and Concave Function 
• Gambar di atas menunjukkan bahwa solver akan dapat 
mencari titik minimum jika fungsi berbentuk convex, dan 
mencari titik maksimum jika fungsi berbentuk concave 
• Hal ini terjadi karena pada fungsi convex, tidak ada local 
mimimum, dan pada fungsi concave tidak ada local 
maximum. 
• Dengan kata lain 
– Solver akan dapat mencari titik global maximum jika: 
• Objective function adalah concave atau logaritma objective function berbentuk 
concave 
• Constraint berbentuk linear 
– Solver akan dapat mencari titik global minimum jika: 
• Objective function adalah convex 
• Constraint berbentuk linear 
Kamis, 20 November 2014 73
Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi?? 
• Seringkali kita tidak dapat mengetahui apakah 
fungsi kita berbentuk convex atau concave. 
• Lantas bagaimna solusinya?? 
• Langkah yang umum digunakan: 
– Mencoba beberapa nilai awal yang berbeda 
– Menjalankan solver pada setiap nilai awal yang berbeda 
– Mengambil solusi terbaik dari hasil running solver 
tersebut 
• Contoh  maximize (x-1)(1-2)(x-3)(x-4)(x-5), 
subject to x ≥ 1 dan x ≤ 5 
Kamis, 20 November 2014 74
Contoh Lain – Pricing Model 
• Sebuah perusahaan memproduksi sesuatu dan 
menjualnya secara retail. Perusahaan ingin 
menentukan price yang akan memaksimumkan 
profit. Unit cost dan biaya marketing adalah $50, 
maka untuk mendapatkan profit, perusahaan 
tersebut harus memasang harga paling tidak 
sebesar $50. Untuk mendapatkan profit yang 
tinggi, maka perusahaan harus menjual dengan 
harga yang lebih tinggi, jumlah permintaan akan 
segera menurun jika harga jual naik karena 
persaingan. Apa yang harus dilakukan oleh 
perusahaan tersebut?? 
Kamis, 20 November 2014 75
Pricing Model 
• Model penyelesaian untuk perusahaan tersebut: 
– Input variable  unit cost, demand function 
– Decision variable  unit price 
– Objective (target cell)  profit 
– Other output variables  revenue, cost 
– Constraints  unit price ≥ unit cost 
• Jika perusahaan tersebut memasang tarif sebesar P, maka profitnya 
adalah (P-50)D dimana D adalah demand (jumlah produk terjual). 
Persoalannya adalah bahwa D juga tergantung dari P  ketika P 
naik maka D turun dan sebaliknya. 
• Oleh karena itu, langkah pertama adalah mengestimasi bagaimana 
D bervariasi terhadap perubahan P  mengestimasi fungsi 
demand. 
• Kita asumsikan bentuk demand memiliki 2 kemungkinan, yaitu 
linear (D=a-bP) atau demand dengan constant elasticity D=aPb. 
Kamis, 20 November 2014 76
Pricing Model 
• Ingat ekonomi mikro (PTE)!! 
– Elastisitas mengukur persentasi perubahan demand akibat 
perubahan harga sebesar 1% 
– Semakin tinggi nilai elastisitas, maka demand semakin 
terpengaruh atas perubahan harga (elastis) 
– Pada constant elasticity (D=aPb)  nilai elastisitas konstan pada 
semua variasi P 
– Pada fungsi demand linear  nilai elastisitas bervariasi 
• Tidak tergantung bentuk fungsi demand seperti apa, tetapi 
yang jelas nilai a dan b pada fungsi tersebut harus diestimasi 
sebelum menentukan P 
• Estimasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan 
excel trend line dengan dasar data historis. Misalnya 
diketahui ketika P= $70 jumlah D= 400 dan ketika P=$80 
jumah D=300 
Kamis, 20 November 2014 77
Tugas Pricing Model 
• Sebuah perusahaan memproduksi sesuatu dan menjualnya 
secara retail. Perusahaan ingin menentukan price yang akan 
memaksimumkan profit. Unit cost dan biaya marketing adalah 
$50, maka untuk mendapatkan profit, perusahaan tersebut harus 
memasang harga paling tidak sebesar $50. Untuk mendapatkan 
profit yang tinggi, maka perusahaan harus menjual dengan harga 
yang lebih tinggi, jumlah permintaan akan segera menurun jika 
harga jual naik karena persaingan. 
• Misalnya lokasi perusahaan di Amerikan dan market yang dituju 
adalah Inggris, dan diketahui bahwa demand di Inggris untuk 
produk ini berbentuk constant elasticity dengan parameter a= 
27.556.760 dan b = -2,4 
• Jika diketahi bahwa kurs $ terhadap £ (poundsterling) adalah ($/ 
£)=1,52 
• Berapakah harga jual di Inggris yang harus ditetapkan oleh 
perusahaan tersebut??? 
Kamis, 20 November 2014 78
Persoalan Combinatorial 
• Adalah merupakan salah satu contoh untuk 
persoalan yang non-linear 
• Tujuan dari persoalan ini adalah untuk 
menentukan kombinasi dari beberapa alternative 
pilihan yang mungkin yang akan memenuhi fungsi 
tujuan 
Kamis, 20 November 2014 79
Persoalan Combinatorial 
Contoh: 
• PT. Pertamina mendapat tugas untuk men-supply 3 jenis product oil (Premium, 
Kerosene, Solar) ke satu lokasi tertentu. 
• Untuk melakukan pengiriman tersebut Pertamina menggunakan tanker yang 
memiliki 5 cargo hold yang akan digunakan untuk mengangkut 3 jenis produk 
tersebut, dimana 1 cargo hold hanya boleh diisi oleh 1 jenis produk oil saja. 
• Jika diketahui ke-5 cargo hold tersebut memiliki kapasitas sebagai berikut: 
– CH 1 = 2.700 ton, CH 2 = 2.800 ton, CH 3 = 1.100 ton, CH 4 = 1.800 ton, dan CH 5 = 
3.400 ton 
• Dan jika diketahui bahwa demand untuk produk oil tersebut adalah sebagai 
berikut: 
• Jika kekurangan melibihi dari yang diijinkan, maka ada penalty cost sebesar Rp. 
100 Juta per ton kekurangan. 
• Bagaimanakah tanker tersebut harus diisi agar total cost (biaya kekurangan dan 
penalty cost) adalah yang paling minim 
Kamis, 20 November 2014 80
Project Management 
• What is a project? 
– Organizations perform work. Work generally involve either 
operations or projects, although the two may overlap. 
Operations and projects share many characteristics, for example: 
• Performed by people 
• Constrained by limited resources 
• Planned, executed and controlled 
– Operations and projects differ primarily in that operations are 
ongoing and repetitive while projects are temporary and unique. 
– Projects has a beginning, an end and one or more well-defined 
goals. 
– The project could be the development of a software, building of 
a new house, building of a new ship and many others 
– Typically, a team of employees is assigned to a project and one 
member of the team is designated as a project manager. 
– The team is assigned to complete the project within a certain 
time, certain budget, and certain specification. 
Kamis, 20 November 2014 81
Project Management 
• Management science (operation management) tends to focus on the 
quantitative tools that have been developed to manage projects. 
• These go under the twin acronyms of PERT (Program Evaluation and 
Review Technique) and CPM (Critical Path Method). 
• These methods were developed independently about a half century ago. 
• PERT was developed jointly by the U.S. Navy, Lockheed, and the consulting 
firm of Booz, Allen, and Hamilton in their work on the Polaris nuclear 
missile 
• CPM was developed at DuPont and Remington-Rand to improve the 
construction of new production facilities and the shut-down of existing 
facilities. 
• The main difference between PERT and CPM is that CPM was developed 
for projects with a set of commonly performed tasks, where the task times 
are fairly well known. 
• In contrast, PERT was developed for projects with tasks where scien-tists 
had little experience and could not estimate their times with much 
certainty. 
Kamis, 20 November 2014 82
Project Management 
• Over the years, the two methods have tended to merge, so 
that people now often speak of PERT/CPM models. In either 
case, the emphasis is on a project that starts at some point 
and ends some time later. 
• The project consists of a number of tasks that must be 
completed for the project to be completed. 
• These tasks have durations (the time it takes to complete 
them, assumed known for CPM, random for PERT), they 
typically cost money, and they often require nonfinancial 
resources such as people and facilities. They also have 
precedence relationships. 
• For example, task G might not be able to start until tasks B, 
D, and F are finished. 
• These precedence relationships put constraints on what can 
be done when. 
Kamis, 20 November 2014 83
Project Management 
• Projects have three dimensions: time, resources, and 
scope. 
• The usual discussion of PERT/CPM focuses primarily 
on the time dimension. 
• How long will the project take to complete if 
everything goes according to schedule, which tasks 
form bottlenecks that pre-vent the project from being 
completed earlier, and which tasks have some slack, in 
the sense that they can be delayed to some extent 
without delaying the project? 
• These questions are the usual focus of PERT/CPM 
models, and we too focus primarily on the time 
dimension. However, we also discuss the resource 
dimension. 
Kamis, 20 November 2014 84
The Basic CPM Model 
• The basic CPM procedure assumes that we know (1) 
the activities that comprise the project, (2) the 
precedence relationships among activities, and (3) the 
time required to complete each activity. 
• This time, called the activity duration, is assumed to 
be known with certainty. 
• To proceed, we need a list of the activities that make 
up the project. The project is complete when all of the 
activities have been completed. 
• Each activity has a set of activities called its 
immediate predecessors that must be completed 
before the activity begins. It also has a set of activities 
called its immediate successors that cannot start until 
it has finished. 
Kamis, 20 November 2014 85
The Basic CPM Model 
• A project network diagram is usually used to represent 
the precedence relationships among activities. 
• Two types of diagrams do this, activity-on-node (AON) 
networks and activity-on-arc (AOA) networks, and 
proponents of each type have rather strong feelings. 
• We favor AON networks because we believe they are 
more intuitive. 
• In the AON representation of a project, there is a node 
for each activity. 
• Then there is an arc from node i to node j if node i is 
an immediate predecessor of node j. 
Kamis, 20 November 2014 86
The Basic CPM Model 
• To illustrate this, consider a project that consists of five activities, 
labeled A, B, C, D, and E. Activities A and B can start immediately. 
• Activity C cannot start until activity B is finished, activity D cannot 
start until activity A is finished, and activity E cannot start until 
activities A and C are both finished. The project is finished when all 
activities are finished. 
Kamis, 20 November 2014 87
The Basic CPM Model 
• The rules for drawing an AON network are as 
follows: 
– Include a node for each activity and place its duration 
next to the node. 
– Include an arc from node i to node j only if node i is 
an immediate predecessor of node j. 
– Include a Start and a Finish node with zero durations. 
There is an arc from the Start node to each node that 
has no predecessors. These activities can all start 
immediately. There is an arc into the Finish node from 
each node that has no successors. When all of these 
activities have been finished, the project is finished. 
Kamis, 20 November 2014 88
The Basic CPM Model 
• Two problems are typically analyzed in project 
scheduling. In the first, the goals are to find the time 
to complete the project and locate the bottleneck 
activities. 
• In the second, the goal is to find cost-efficient ways to 
complete the project within a given deadline. 
• In each of these problems, a key concept is a 
bottleneck activity, called a critical activity. 
• More precisely, a critical activity is an activity that, if 
its duration increases, the time to complete the 
project necessarily increases. 
• The set of critical activities is called the critical path. 
Kamis, 20 November 2014 89
The Basic CPM Model 
• The critical path through a project network is the longest path 
from the Start node to the Finish node, using the durations as 
“distances.” 
• If the project network is not too complex, this longest path can 
be determined easily. 
• For example, there are three paths from Start to Finish in 
previous figure : Start  A  D  Finish; Start  A  E  
Finish; and Start B  C  E  Finish. 
• The lengths of these paths are 8 + 12 = 20, 8 + 6 = 14, and 10 + 3 
+ 6 = 19, respectively. Therefore, the critical path is the longest 
path, Start  A  D  Finish, the critical activities are A and D, 
the time to complete the project is 20, and all activities other 
than A and D have some slack. 
• Although this “longest path through a network” approach is 
appealing and can be implemented fairly easily with Solver, it 
doesn’t generalize easily to the case where the activity durations 
are random. Therefore, we do not pursue this approach 
Kamis, 20 November 2014 90
The Basic CPM Model 
• We first require some basic insights. Let ESj be the 
earliest time activity j can start, and let EFj be the 
earliest time activity j can finish. 
• Clearly, the earliest an activity can finish is the 
earliest time it can start plus its duration. 
• For example, if the earliest activity D can start is 
time 8, and its duration is 12, then the earliest D 
can finish is time 20. 
• In general, if dj is the duration of activity j, we 
have EFj = ESj + dj …. (1) 
Kamis, 20 November 2014 91
The Basic CPM Model 
• Now, if activity i is an immediate predecessor of 
activity j, activity j cannot start until activity i 
finishes. 
• In fact, activity j cannot start until all of its 
immediate predecessors have finished, so the 
earliest time activity j can start is the maximum of 
the earliest finish times of its immediate 
predecessors: ESj = max(EFi) … (2) 
• Here, the maximum is over all immediate 
predecessors i of activity j. 
Kamis, 20 November 2014 92
The Basic CPM Model 
• The earliest start time for the Start node is 0—it 
can start right away. 
• The earliest start time of the Finish node: Project 
completion time = ESFinish node …(3) 
• This calculation of the earliest start and finish 
times through Equations (1) to (3) is usually called 
the forward pass of the CPM algorithm. The 
reason for this term is that the calculations are 
performed in “forward” chronological order of the 
activities. 
Kamis, 20 November 2014 93
The Basic CPM Model 
• To find the critical activities and the critical path, 
two other equations are required. 
• Let LSj and LFj be the latest time activity j can 
start and the latest time it can finish without 
increasing the project completion time. 
• Again, analogous to Equation (1), we have 
• LSj = LFj – dj …(4) 
• The equation is written in this form because you 
find LFj first and then use it to find LSj 
Kamis, 20 November 2014 94
The Basic CPM Model 
• Now suppose activity j is an immediate successor of activity 
i . Then activity i must be finished before activity j can start. 
In fact, a bit of thought should convince you that the latest 
time activity i can finish is the minimum of the latest start 
times of all its successors: 
• LFi = min(LSj) …(5) 
• For example, suppose activity F has two successors, G and H, 
and you somehow find that the latest start times for G and H 
are 26 and 30. In this case, the bottleneck, at least for this 
part of the network, is activity G. The latest it can start 
without delaying the project is 26; activity H can start later. 
Therefore, activity G’s predecessor, activity F, has to be 
finished no later than time 26. 
Kamis, 20 November 2014 95
The Basic CPM Model 
• You can use Equations (4) and (5) to calculate the latest start times and 
latest finish times for all activities, beginning with the fact that the latest 
finish time for the Finish node is the project completion time. 
• This set of calculations is called the backward pass of the CPM algorithm 
because you work through the activities in “backward” chronological 
order. 
• Then you can calculate the slack of each activity j as the difference 
between the latest start time and the earliest start time of activity j: 
• Slack of activity j = LSj – Esj …(6) 
• The idea behind slack is simple. If an activity has any positive slack, this 
activity has some room to maneuver—it could start a bit later without 
delaying the project. In fact, its duration could increase by the amount of 
its slack without delaying the project. However, if an activity has zero 
slack, any increase in its duration necessarily delays the project. Therefore, 
the critical path consists of activities with zero slack. 
Kamis, 20 November 2014 96
Example - Creating an Office LAN 
• An insurance company has decided to construct a 
LAN. The project consists of 15 activities, labeled A 
through O, as listed in Table below. This table 
indicates the immediate predecessors and 
immediate successors of each activity, along with 
each activity’s expected duration. (At this point 
these durations are assumed known.) Note that 
activity A is the only activity that can start right 
away, and activity O is the last activity to be 
completed. The company wants to know how long 
the project will take to complete, and it also wants 
to know which activities are on the critical path. 
Kamis, 20 November 2014 97
Example - Creating an Office LAN 
Kamis, 20 November 2014 98
Kamis, 20 November 2014 99

More Related Content

What's hot

Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasihazhiyah
 
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptPengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptdpmdbusel
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Roudlotul Jannah
 
Scm 07 perencanaan aggregate
Scm 07   perencanaan aggregateScm 07   perencanaan aggregate
Scm 07 perencanaan aggregateAbrianto Nugraha
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemyussiwi purwitasari
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAde Nurlaila
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parametermatematikaunindra
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fasespecy1234
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandPusri Indariyah
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)hazhiyah
 
Material requirements planning
Material requirements planningMaterial requirements planning
Material requirements planningElidad Sukardi
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAde Nurlaila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingFransiska Puteri
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasialawwapnp
 

What's hot (20)

Metode transportasi
Metode transportasiMetode transportasi
Metode transportasi
 
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.pptPengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
Pengantar-Teknik-Industri-PPT-Powerpoint-Presentasi.ppt
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 
Scm 07 perencanaan aggregate
Scm 07   perencanaan aggregateScm 07   perencanaan aggregate
Scm 07 perencanaan aggregate
 
Contoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistemContoh tugas besar pemodelan sistem
Contoh tugas besar pemodelan sistem
 
proses poisson
proses poissonproses poisson
proses poisson
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas
 
Konsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameterKonsep dasar pendugaan parameter
Konsep dasar pendugaan parameter
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demand
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
 
Material requirements planning
Material requirements planningMaterial requirements planning
Material requirements planning
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
 
Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas
Analisis sensitivitas
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
4. metode transportasi
4. metode transportasi4. metode transportasi
4. metode transportasi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasi
 

Viewers also liked

Xii bab 1 semester 1
Xii bab 1 semester 1Xii bab 1 semester 1
Xii bab 1 semester 1arman02091996
 
Seni Rupa Terapan 2 Dimensi
Seni Rupa Terapan 2 DimensiSeni Rupa Terapan 2 Dimensi
Seni Rupa Terapan 2 DimensiMaydina Izzatul
 
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)Maydina Izzatul
 
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2Yoga Pratama Aji
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMaydina Izzatul
 
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfpBhalchandra-1946
 
Tourist object in bengkulu
Tourist object in bengkuluTourist object in bengkulu
Tourist object in bengkuluArib Herzi
 
ragam bahasa indonesia
ragam bahasa indonesiaragam bahasa indonesia
ragam bahasa indonesiaArib Herzi
 
Teori Organisasi
Teori OrganisasiTeori Organisasi
Teori OrganisasiArib Herzi
 
Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Arib Herzi
 
Rumus dasar python buatan nova
Rumus dasar python buatan novaRumus dasar python buatan nova
Rumus dasar python buatan novaArib Herzi
 
Stmikspb sosial media-07-email milis
Stmikspb sosial media-07-email milisStmikspb sosial media-07-email milis
Stmikspb sosial media-07-email milisArib Herzi
 
Perbedaan badan usaha
Perbedaan badan usahaPerbedaan badan usaha
Perbedaan badan usahaArib Herzi
 
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH  PERJUANGAN BANGSA INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH  PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIAArib Herzi
 
Foundation Production question
Foundation Production question Foundation Production question
Foundation Production question Bethany Maggs
 
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"Проект "Электронный учебник "Физиология человека"
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"Bolat Sultangazin
 

Viewers also liked (20)

Xii bab 1 semester 1
Xii bab 1 semester 1Xii bab 1 semester 1
Xii bab 1 semester 1
 
X bab 1 semester 2
X bab 1 semester 2X bab 1 semester 2
X bab 1 semester 2
 
Seni Rupa Terapan 2 Dimensi
Seni Rupa Terapan 2 DimensiSeni Rupa Terapan 2 Dimensi
Seni Rupa Terapan 2 Dimensi
 
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)
Laporan Ilmiah Biologi (Kerenyahan Tepung)
 
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2
Ciri makhluk-hidup-pgsd-part2
 
Matematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan FungsiMatematika Relasi dan Fungsi
Matematika Relasi dan Fungsi
 
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp
1 2 what is edta chelation therapy (5)cvfp
 
Tourist object in bengkulu
Tourist object in bengkuluTourist object in bengkulu
Tourist object in bengkulu
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
ragam bahasa indonesia
ragam bahasa indonesiaragam bahasa indonesia
ragam bahasa indonesia
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Sql (4)
Sql (4)Sql (4)
Sql (4)
 
Teori Organisasi
Teori OrganisasiTeori Organisasi
Teori Organisasi
 
Model data relasional (3)
Model data relasional (3)Model data relasional (3)
Model data relasional (3)
 
Rumus dasar python buatan nova
Rumus dasar python buatan novaRumus dasar python buatan nova
Rumus dasar python buatan nova
 
Stmikspb sosial media-07-email milis
Stmikspb sosial media-07-email milisStmikspb sosial media-07-email milis
Stmikspb sosial media-07-email milis
 
Perbedaan badan usaha
Perbedaan badan usahaPerbedaan badan usaha
Perbedaan badan usaha
 
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH  PERJUANGAN BANGSA INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH  PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
 
Foundation Production question
Foundation Production question Foundation Production question
Foundation Production question
 
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"Проект "Электронный учебник "Физиология человека"
Проект "Электронный учебник "Физиология человека"
 

Similar to Optimisasi 2

Similar to Optimisasi 2 (15)

Pertemuan ii linier programing
Pertemuan ii linier programingPertemuan ii linier programing
Pertemuan ii linier programing
 
Pertemuan 3 Program Linier.pptx
Pertemuan 3 Program Linier.pptxPertemuan 3 Program Linier.pptx
Pertemuan 3 Program Linier.pptx
 
Linear Programming Project
Linear Programming ProjectLinear Programming Project
Linear Programming Project
 
Mentkuan10linierprograming
Mentkuan10linierprogramingMentkuan10linierprograming
Mentkuan10linierprograming
 
Linear programming
Linear programmingLinear programming
Linear programming
 
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptxPERTEMUAN  3 LINIER PROGRAMING  METODE GRAFIK.pptx
PERTEMUAN 3 LINIER PROGRAMING METODE GRAFIK.pptx
 
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksi
 
Typing pembuatan makalah
Typing pembuatan makalahTyping pembuatan makalah
Typing pembuatan makalah
 
Pertemuan 3 lp metode grafik
Pertemuan  3 lp metode grafikPertemuan  3 lp metode grafik
Pertemuan 3 lp metode grafik
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
LINEAR PROGRAMMING ABOUT LINEAR IDEOLOGY.pptx
LINEAR PROGRAMMING ABOUT LINEAR IDEOLOGY.pptxLINEAR PROGRAMMING ABOUT LINEAR IDEOLOGY.pptx
LINEAR PROGRAMMING ABOUT LINEAR IDEOLOGY.pptx
 
Pengenalan Riset Operasi.pptx
Pengenalan Riset Operasi.pptxPengenalan Riset Operasi.pptx
Pengenalan Riset Operasi.pptx
 
Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )Integer Programming ( Quantitative Method )
Integer Programming ( Quantitative Method )
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 

Optimisasi 2

  • 1. Teori dan aplikasi optimisasi Firmanto Hadi
  • 2. RENCANA MATERI KULIAH • Pendahuluan • Linear Programing – Solusi Grafis – Solusi Matematis • Assignment Problem • Transportation Problem • Integer Programing • Non-Linear Programing • Project Management Sistem Penilaian UAS 30% UTS 30% Tugas 20% miniproject 20% Kamis, 20 November 2014 2
  • 3. Pendahuluan • Pengertian Metode Optimisasi (Riset Operasi) – Optimisasi adalah suatu metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pegambilan keputusan. – Tujuan metode ini adalah untuk mencari alternatif terbaik (optimum) dengan menerapkan model matematis atas suatu permasalahan dengan memperhatikan batasan-batasan tertentu – Bagian terpenting dari metode ini adalah menerjemahkan permasalahan ke dalam model matematis.  (art and science) • Proses pengambilan keputusan: – Defining the problem – Determining the objective – Exploring the alternatives – Predicting consequences – Making a choice – Performing sensitivity analysis Kamis, 20 November 2014 3
  • 4. Pendahuluan • Contoh: – Seorang manajer pabrik harus mengambil keputusan untuk membeli mesin otomatis atau semi-otomatis untuk proses produksi di pabriknya. Informasi biaya untuk kedua alternatif mesin tersebut adalah sebagai seperti tabel di bawah. Keputusan yang harus diambil, mesin jenis manakah yang harus di beli? Cost in Dollar semi-automatic automatic Set up cost 20 50 Unit variable cost 0.6 0.4 Kamis, 20 November 2014 4
  • 5. Pendahuluan • Untuk memformulasikan persoalan tersebut, maka: – Identifikasi alternatif solusi yang tersedia – Menentukan kriteria untuk mengevaluasi kelayakan masing-masing alternatif – Menggunakan kriteria tersebut sebagai dasar untuk menentukan pilihan terbaik • Tujuan yang diinginkan – biaya produksi minim • Alternatif yang tersedia: – Membeli mesin otomatis – Membeli mesin semi otomatis Kamis, 20 November 2014 5
  • 6. Pendahuluan • Untuk mengevaluasi kedua alternatif tersebut, maka digunakan kriteria biaya produksi (yang terdiri atas biaya tetap, dan biaya variabel) dengan tujuan untuk meminimalisasi biaya produksi • Misalkan, x adalah jumlah produksi dalam satu batch, maka formulasi perhitungan biaya produksi adalah sebagai berikut: – Biaya produksi = setup cost + (variable cost)x = 50 + 0,4 x  mesin otomatis = 20 + 0,6x  mesin semiotomatis Kamis, 20 November 2014 6
  • 7. • Tahap berikutnya adalah mengambil keputusan, yang dilakukan dengan break-even chart seperti berikut 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Breakeven point Buy semiautomatic Buy automatic 0 50 100 150 200 250 Biaya Produksi Jumlah Produksi Otomatis Semiotomatis Kamis, 20 November 2014 7
  • 8. Pendahuluan • Contoh sebelumnya mengasumsikan bahwa production rate dari kedua jenis mesin tersebut adalah sama. • Bagaimana jika production rate keduanya tidak sama? (agar lebih realistis) • Informasi tambahan, production rate mesin otomatis adalah 25 unit/jam dan semiotomatis adalah 15 unit/jam. Pabrik beroperasi hanya 8 jam sehari (satu shift) dan permintaan atas hasil produksi mesin ini adalah 100 unit/hari dan ada kemungkinan meningkat menjadi 150 unit/hari. Kamis, 20 November 2014 8
  • 9. Pendahuluan 140 120 100 80 60 40 20 Feasible range for automatic Feasible range for semiautomatic Infeasible range Buy semiautomatic Buy automatic Do not buy either machine 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 Biaya Produksi Jumlah Produksi Otomatis Semiotomatis Kamis, 20 November 2014 9
  • 10. LINEAR PROGRAMMING Kamis, 20 November 2014 10
  • 11. Contoh Persoalan LP Sederhana • Sebuah pabrik cat memproduksi 2 jenis cat (exterior dan interior). Untuk memproduksi cat tersebut dibutuhkan material A dan B. Jumlah material A yang tersedia maksimum adalah 6 ton/hari dan material B 8 ton/hari. Jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan untuk menghasilkan cat tersebut adalah sebagai berikut: Kebutuhan material untuk 1 ton cat Exterior Interior Jml Maksimum Material yang tersedia Material A 1 2 6 Material B 2 1 8 • Hasil survei menunjukkan bahwa perbedaan permintaan antara cat interior dan exterior tidak lebih dari 1 ton per hari, sedangkan permintaan untuk cat interior sendiri adalah 2 ton per hari. Harga jual untuk cat exterior adalah $3.000 dan cat interior adalah $2.000 per ton. Berapakah jumlah cat interior dan exterior yang harus diproduksi oleh pabrik tersebut sedmikian sehingga pendapatan pabrik semaksimum mungkin. Kamis, 20 November 2014 11
  • 12. Menyusun Model • Variabel – Apakah yang ingin dicari (tidak diketahui)  jumlah cat interior dan ekterior yang harus diproduksi • xE = jumlah cat exterior yang harus diproduksi • xI = jumlah cat interior yang harus diproduksi • Objective Function (fungsi tujuan) – Berapa cat interior dan ekterior yang harus diproduksi sedemikian sehingga pendapatan maksimum • Z = 3xE + 2xI Kamis, 20 November 2014 12
  • 13. Menyusun Model • Constraint (batasan) – Batasan ketersediaan material • xE + 2xI ≤ 6  Material A • 2xE + xI ≤ 8  Material B – Batasan kondisi pasar • xI – xE ≤ 1  Selisih demand interior dan ekterior • xI ≤ 2  kebutuhan cat interior – Batasan Non-negatif • xI ≥ 0 • xE ≥ 0 Kamis, 20 November 2014 13
  • 14. Menyusun Model • Stadard penulisan model optimisasi z x x maximize  3  2 subject to: x x   2 6 E I x x 2 8 1 2 0 0   E I x x       E I I x E I E I x x 1 2 3 4 5 6 Kamis, 20 November 2014 14
  • 15. Solusi Grafis • Contoh model di atas dapat diselesaikan secara grafis (karena terdiri atas 2 variabel) • Penyelesaian model dengan 3 atau lebih variabel akan sangat sulit dilakukan • Meskipun dalam praktek penyelesaian persoalan, penggunaan metode grafis jarang dilakukan, namun pemahaman atas metode ini menjadi penting agar anda dapat membayangkan bagaimana proses ini berjalan • Langkah pertama dalam metode grafis adalah mengambar feasible solution yaitu yang memenuhi semua constraint yang telah ditentukan Kamis, 20 November 2014 15
  • 16. Gambar Solusi Grafis 9 8 7 5 6 5 4 3 2 1 0 Solusi Optimum xE = 10/3 xI = 4/3 Z = 38/3 1 2 3 4 6 E D feasible region C F A B Garis Objective Function Z=9 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 Kamis, 20 November 2014 16
  • 17. Analisis Sensitivitas • Analisis ini dilakukan setelah hasil optimum diperoleh • Berguna untuk mengetahui seberapa sensitif hasil optimum tadi jika terjadi perubahan data atau informasi pada model – Bagaimana jika harga jual berubah – Bagaimana jika ketersediaan material berubah – Bagaimana jika kebutuhan pasar berubah, dll • Analisis sensivitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses optimisasi – Mampu menjawab what-if scenario Kamis, 20 November 2014 17
  • 18. Analisis Sensitivitas • Sensitivitas 1 – Seberapa banyak material dapat ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan dari hasil optimum? – Seberapa banyak material dapat dikurangi tanpa mengurangi pendapatan dari hasil optimum? • Sensitivitas 2 – Material manakah yang merupakan prioritas utama jika kondisi budget terbatas • Sensitivitas 3 – Seberapa besar koefisien objective function dapat diubah (dinaik/turunkan) tanpa merubah titik optimum  harga Kamis, 20 November 2014 18
  • 19. Sensitivitas 1 • Terdapat 2 jenis constraint dalam LP – Binding  adalah constraint yang melewati titik optimum – Non-binding  constraint yang tidak melewati titik optimum • Dalam solusi grafis terlihat bahwa constraint 1 dan 2 adalah yg melewati titik optimum  binding • Jika suatu constraint adalah binding, maka dapat dikatakan sebagai scarce resource karena seluruh yang tersedia terpakai habis • Sebaliknya, constraint yang nonbinding  abundant resource  tidak habis terpakai • Oleh karena itu: – Binding constraint  seberapa besar scarce resource itu dapat ditingkatkan untuk meningkatkan hasil optimum – Nonbinding constraint  seberapa besar kita dapat mengurangi abundant resource tanpa menurunkan hasil optimum Kamis, 20 November 2014 19
  • 20. Sensitivitas 1 • Hasil optimisasi  material A dan B termasuk binding constraint Pers. garis 1 (constraint material A=6 ton) digeser sejajar hingga menyentuh Perpotongan antara constraint 4 dan 2 (titik K), ketika titik K tercapai, maka constraint 2 dan 4 menjadi binding dan constraint 1 menjadi nonbinding, dan feasible region menjadi ABKEF. Titik optimum menjadi K, yang merupakan perpotongan antaran constraint 2 dan 4 2xE + xI = 8 xI = 2 C E D A B Kamis, 20 November 2014 20 F 1 2 3 4 5 6 K xE = 3 dan xI = 2 Substitusi ke pers. Constraint 1 xE + 2xI = 3 + 2(2) = 7 ton C: (10/3,4/3)  Z = 38/3 K: (2,3)  Z = 13
  • 21. Sensitivitas 1 • Constraint Material B dapat dilakukan dg cara yang sama Dengan cara yang sama seperti pada material A, maka material B dapat ditingkatkan hingga 12 ton (perpotongan antaran constraint 1 dan 6  titik J) C E D A B C: (10/3,4/3)  Z = 38/3 J: (6,0)  Z = 18 Kamis, 20 November 2014 21 F 1 2 3 4 5 6 J
  • 22. Sensitivitas 1 • Mengurangi nonbinding constraint (constraint 4 dan 3) – Constraint 4 dapat dikurangi maksimum hingga melewati titik optimum (C) tanpa mengurangi nilai optimum  karena C (10/3,4/3), maka maksimum pengurangan demand untuk cat interior adalah hingga 4/3 ton  xI ≤ 4/3 – Constraint 3 dpt dilakukan dengan menggeser pers 3 sejajar hingga melewati titik C tanpa mengurangi nilai optimum  -xE + xI = (-10/3) + (4/3) = - 2  xE- xI ≥ 2  yang berarti bahwa solusi optimum tidak akan berubah jika permintaan cat exterior melebihi cat interior hingga 2 ton C E D A B Kamis, 20 November 2014 22 F 1 2 3 4 5 6
  • 23. Sensitivitas 1 • Summary Perubaham Max Perubahan Max Constraint Tipe pd nilai constraint pd nilai optimum 1 Binding 7 - 6 = +1 13 - 38/3 = +1/3 2 Binding 12 - 8 = +4 18 - 38/3 = +16/3 3 Nonbinding -2 - 1 = -3 38/3 - 38/3 =0 4 Nonbinding 4/3 - 2 = -2/3 38/3 - 38/3 =0 Kamis, 20 November 2014 23
  • 24. Sensitivitas 2 • Berguna untuk menjawab material manakah yang memiliki prioritas tertinggi (budget terbatas) – Hal ini dilakukan dengan cara menambahkan satu satuan pada scarce resource dan bagaimana perubahan terhadap objective function – Scarce resource yang memberikan nilai perubahan pada objective function lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih tinggi – Rumus umumnya : maksimum perubahan pada nilai optimum maksimum perubahan pada masing -masing resource  i y – Misalnya material A  dari tabel summary pada sensitivitas sebelumnya: – 1 3 2  13  12 3 7  6  i y Material A memiliki nilai $ 1/3 ribu per ton – Dengan cara yang dilakukan untuk constraint-constraint yang lain Constraint Tipe Nilai Yi 1 Binding y1 = 1/3 2 Binding y2 = 4/3 3 Nonbinding y3 = 0 4 Nonbinding y4 = 0 Material B memiliki prioritas tertinggi Kamis, 20 November 2014 24
  • 25. Sensitivitas 3 • Berguna untuk mengetahui seberapa besar koefisien objective function dapat diubah • Perubahan koefisien pada objective function berakibat pada berubahnya slope persamaan objective function, oleh karena itu sensitivitas ini berhubungan dengan: – Seberapa besar koefisien objective function dapat berubah tanpa merubah titik optimum – Seberapa besar perubahan koefisien objective function yang akan menyebabkan constraint yang tadinya binding menjadi nonbinding atau sebaliknya • Misal cE dan cI masing-masing adalah pendapatan per ton dari cat exterior dan interior, maka objective function dapat ditulis sebagai : z = cExE + cIxI • Sensitivitas ini berkaitan dengan bagaimana jika nilai cE dan cI dibesarkan atau dikecilkan  pers. Objective function akan berputar dengan tumpuan titik optimum (C) Kamis, 20 November 2014 25
  • 26. Sensitivitas 3 • Nilai optimum (C) tidak akan berubah sepanjang slope pers z tersebut bervariasi antara constraint 1 dan 2. – Ketika slope z sama dengan pers. 1, kita memiliki alternative optima yaitu pada C dan D – Ketika slope z sama dengan pers. 2, kita memiliki alternative optima yaitu pada B dan C Misal nilai cI = 2 (nilai asal)  cE akan membesar sampai z berhimpit dengan pers. 2 dan akan mengecil sampai z berhimpit dengan pers. 1 Dengan demikian, variasi nilai maksimum dan minimum perubahan pada cE dapat dicari dengan menyamakan slope z dengan slope 2 dan 1 C E D A B Kamis, 20 November 2014 26 F 1 2 3 4 5 6 Decrease cE or increase cI Increase cE or decrease cI
  • 27. Sensitivitas 3 • Karena slope z = cE/2 dan slope 1 dan 2 masing-masing adalah ½ dan 2, maka nilai minimum cE dapat ditentukan dengan cara: 1  E c • nilai minimu cE = 1 2 2 • Dengan cara yang sama, maka nilai maksimum cE = 4 • Dengan kata lain 1 < cE < 4 – Jika cE = 1, maka titik optimum terjadi di C atau D dan jika cE dibawah 1, maka titik optimum menjadi D – Jika cE = 4, maka titik optimum terjadi di C atau B dan jika cE diatas 4, maka titik optimum menjadi B • Jika cE dibawah 1  resource 2 menjadi abundant dan resource 4 menjadi scarce  jika revenue per ton dari cat exterior turun dibawah $1000, maka lebih menguntungkan untuk memproduksi cat interior hingga batas maksimumnya • Dengan cara yang sama, maka bila cE diatas 4  lebih menguntungkan memproduksi cat exterior • Variasi cI dapat dilakukan dengan cara sama dengan membuat nilai cE fixed (anda dapat mencoba sendiri!!) Kamis, 20 November 2014 27
  • 28. Tugas 1-a • A small plant makes two types of automobile parts. It buys castings that are machined, bored, and polished. The data shown in table below Part A Part B Machining Capacity 25 per hour 40 per hour Boring Capacity 28 per hour 35 per hour Polishing Capacity 35 per hour 25 per hour • Casting for part A cost $2 each; for part B they cost $3 each. They sell for $5 and $6 respectively. The three machines have running costs of $20, $14 and $17.5. Assuming that any combination of parts A and B can be sold, what product mix maximizes profit? Kamis, 20 November 2014 28
  • 29. Tugas 1-b • A company makes desk organizers. The standard model requires 2 hours of the cutter’s and 1 hour of the finisher’s time. The deluxe model requires 1 hour of the cutter’s time and 2 hours of the finisher’s time. The cutter has 104 hours of time available for this work per month, while the finisher has 76 hours of time available for work. The standard model brings a profit of $6 per unit, while the deluxe one brings a profit of $11 per unit. The company, of course, whishes to make the most profit. Assuming they can sell whatever is made, how much of each model should be made in each month? Kamis, 20 November 2014 29
  • 30. Solusi Matematis • Jika persoalan optimisasi memiliki variable 3 atau lebih, maka solusi secara grafis sulit untuk diterapkan  perlu solusi matematis • Solusi matematis untuk LP yang paling umum digunakan akan METODE SIMPLEX • Metode ini menyelesaikan persoalan optimisasi secara iterasi (perhitungan yang sama dilakukan berulang-ulang) sampai titik optimum diketemukan • Karena sifatnya yang iteratif  penggunaan software akan sangat membantu  banyak software yang dirancang untuk menyelesaikan persoalan LP ini • Metode Simplex ini adalah contoh yang paling mudah untuk dipahami bagaimana logika percarian titik optimum dalam persoalan LP Kamis, 20 November 2014 30
  • 31. Bentuk Standar LP Model • Pada contoh sebelumnya, kita berhadapan dengan constraint dalam bentuk ≤,= dan ≥ • Untuk menyelesaikan LP secara matematis, maka ada suatu format khusus yang harus dipenuhi yang disebut dengan Bentuk Standar LP Model. Bentuk standar tersebut harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: – Semua constraint harus berbentuk persamaan (=) dan ruas kanan harus berbentuk non-negative – Semua variabel harus non-negative – Objective function harus berbentuk maximumkan atau minimumkan • Bagaimana menuliskan persoalan optimisasi kita dalam bentuk Standard LP Model sehingga bisa diselesaikan secara matematis? Kamis, 20 November 2014 31
  • 32. Bentuk Standar LP Model • Constraint  merubah constraint dari pertidak-samaan menjadi persamaan – Constraint berbentuk ≤ dapat diubah menjadi bentuk = dengan jalan menambahkan slack variabel pada ruas kiri persamaan 2 6 1 2 x  x  2 6; 0 1 2 1 1 x  x  s  s  – Constraint berbentuk ≥ dapat diubah menjadi bentuk = dengan jalan mengurangi dengan surplus variabel pada ruas kiri persamaan 3 2 3 5 1 2 3 x  x  x  3 2 3 5; 0 1 2 3 2 2 x  x  x  s  s  • Ruas kanan harus non-negative  dapat dilakukan dengan mengalikan kedua ruas dengan -1 2 3 7 5 1 2 3 x  x  x   2 3 7 5 1 2 3  x  x  x  • Tanda pertidak-samaan akan berganti arah ketika dikalikan dengan -1 2 5 1 2 x  x   2 5 1 2  x  x  Kamis, 20 November 2014 32
  • 33. Bentuk Standar LP Model • Variable – Unrestricted variable yi  dapat dinyatakan dalam bentuk dua non-negative variabel dengan menggunakan subsitusi  yi=yi’-yi” dimana yi’ dan yi” non-negative – Substitusi ini harus berlaku untuk semua constraint dan objective function • Objective function – Objective function berbentuk maximumkan atau minimumkan – Namun, jika diperlukan maka bentuk maximumkan dapat dikonversikan menjadi bentuk minimumkan dengan jalan mengalikan fungsi tersebut dengan -1 1 2 3 maksimumka n z  5x  2x  3x 1 2 3 Minimumkan  z  5x  2x 3x Kamis, 20 November 2014 33
  • 34. Bentuk Standar LP Model Contoh • Ubah persamaan LP berikut dalam bentuk standar z x x minimumkan  2  3 subject to: x x   10 1 2 1 2 x x     2 3 5 1 2 x x 7 4 6 unrestricted 0   1 2 x 1 2   x 1. Constraint 2  kalikan dengan -1 dan kurangi dengan surplus variable s2 pada ruas kirinya 2. Constraint 3  tambahkan slack variable s3 pada ruas kirinya 3. Substitusikan x1 = x1’ – x1” dimana x1’, x1” ≥ 0 pada pers. Objective function dan semua constraint " 1 ' 1 z x x x minimumkan  2  2  3 10 subject to: x x x " 1 ' 1    2 " 1 ' 1 x x x s 2  2  3   5 " 1 ' 1 2 2 x x x s 7  7  4   6 " 1 2 3 x x x x s s , , , , , 0 2 3 2 3 ' 1 2  Kamis, 20 November 2014 34
  • 35. Metode Simplex • Ingat penyelesaian secara grafis  titik optimum selalu berada pada titik ekstrem dari feasible region  metode simplex menggunaka logika ini untuk mencari titik optimum • Pencarian titik optimum pada metode simplex selalu diawali dari titik origin (0,0) untuk dilakukan pengujian apakah titik optimum sudah tercapai, kemudian pindah ke titik ekstrem lainnya selanjutnya dilakukan pengujian, demikian seterusnya hingga titik optimum tercapai C E D A B Kamis, 20 November 2014 35 F 1 2 3 4 5 6 Titik A (origin) sebagai starting solution, kemudian pindah ke titik terdekat berikutnya (bisa F atau B). Pilihan berikunya F atau B tergantung pada koefisien dalam Objective function. Karena koefisien xE lebih besar dari xI dan persoalan kita maksimumkan, maka pilihan berikutnya adalah titik B
  • 36. Metode Simplex • Pada contoh sebelumnya, jika persoalan diubah menjadi bentuk standard, maka: z x x s s s s maximize  3  2  0  0  0  0 subject to: x x s    2 6 1 E I x x s 2 8 1 2    2 E I x x s     3 E I x s   1 4 x x s s s s , , , , , 0 1 2 3 4 1 2 3 4  E I E I Ada 4 persamaan dengan 6 yang tidak diketahui Secara umum, dalam bentuk standar, model LP akan memiliki m persamaan dengan n yang tidak diketahui dimana m < n. • Hal-hal yang harus diingat pada metode simplex – Buat n-m variabel sama dengan nol, dan selesaikan variabel lainnya – Dengan memasukkan n-m variabel sama dengan nol, maka variabel lainnya harus non-negative – Dalam contoh sebelumnya  titik A ketika xE=xI=0 menghasilkan s1=6, s2=8, s3=1 dan s4=2 – Secara matematis hasil yang diperoleh dari m-n variabel sama dengan nol disebut dengan BASIC SOLUTION – Jika basic solution ini memenuhi kriteria non-negative maka disebut FEASIBLE BASIC SOLUTION – Variabel yang diset sama dengan nol disebut dengan NON-BASIC VARIABLES, sedangkan sisanya disebut dengan BASIC VARIABLES. – Metode simplex hanya bekerja dengan feasible basic solution ketika bergerak dari satu titik ke titik lainnya. – Penyelesaian untuk satu basic solution disebut satu kali iterasi, sehingga jumlah iterasi maksimum tidak akan melebihi jumlah basic solution dari bentuk standard  max iterasi n !  !( )!  m  m n m Cn Kamis, 20 November 2014 36
  • 37. Metode Simplex • Pada contoh sebelumnya, berikut adalah daftar basic variables and non-basic variables Extreme Non-basic (zero) Basic Point Variable Variable A xE, xI s1, s2, s3, s4 B s2, xI s1, xI, s3, s4 – Titik B dapat diperoleh dari A dengan jalan melakukan pertukaran variable  non-basic xE diganti dengan basic s2 sehingga pada titik B, s2 berubah menjadi non-basic variable dan xE menjadi basic variable – Konsep pertukaran variable ini membawa kita pada 2 kelompok istilah: • Entering variable  non-basic variable yang “masuk” menjadi basic variable • Leaving variable  basic variable yang “keluar” menjadi non-basic variable – Dalam contoh kita pergerakan dari titik A ke titik B  xE adalah entering variable dan s2 adalah leaving variable Kamis, 20 November 2014 37
  • 38. Metode Simplex • Langkah-langkahnya: 1. Tentukan basic feasible solution awal dengan membuat n-m variabel (non-basic variable) sama dengan nol 2. Pilih entering variable dari non-basic variable yang jika nilainya ditambah (di atas nol) akan meningkatkan nilai objective function saat ini. Jika tidak ada maka berarti sudah optimum. Hentikan perhitungan. Jika belum maka, lanjutkan ke langkah 3 3. Pilih leaving variable dari basic variable saat ini dan harus di set sama dengan nol ketika entering variable “masuk” menjadi basic variable 4. Tentukan basic feasible solution yang baru dengan membuat entering variable menjadi basic variable dan leaving variable menjadi non-basic variable. Kembali ke langkah 2 E I Objective function z x x    3 2 0 x x s    2 6 1 E I x x s 2 8 1 2    2 E I x x s     3 E I x s   4 I Pers. Constraint Kamis, 20 November 2014 38
  • 39. Metode Simplex Starting feasible solution m-n = 6-4 = 2 variable diset = 0  xE = xI = 0  s1=6, s2=8, s3=1 dan s4=2 Solusi  z = 0 Entering variable Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution z 1 -3 -2 0 0 0 0 0 s1 0 1 2 1 0 0 0 6 s2 0 2 1 0 1 0 0 8 s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 s4 0 0 1 0 0 0 1 2 Check optimality: Check kondisi z equation, koefisien pada xE dan xI masih bertanda negatif Oleh karena masih ada yang bertanda negatif  belum optimal  harus memilih entering variable Optimum tercapai jika semua nilai non-basic variable pada pers. Z adalah non-negative Entering variable dipilih dari koefisien yang memiliki nilai negatif terbesar  xE Kamis, 20 November 2014 39
  • 40. Metode Simplex • Selanjutnya memilih leaving variable (dari basic variable saat ini; s1,s2,s3 dan s4) yang akan berfungsi sebagai leaving variable yang akan digantikan oleh entering variable • Leaving variable dipilih salah satu dari basic variable saat ini yang akan mencapai nilai nol tercepat ketika entering variable mencapai harga maksimum • Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung ratio antara ruas kanan persamaan constraint dengan nilai positif dari koefisien yang ada pada kolom entering • Yang terpilih sebagai leaving variable adalah yang memiliki ratio terkecil Entering column Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution ratio z 1 -3 -2 0 0 0 0 0 s1 0 1 2 1 0 0 0 6 6 s2 0 2 1 0 1 0 0 8 4 s3 0 -1 1 0 0 1 0 1 - s4 0 0 1 0 0 0 1 2 - Leaving Variable Pivot Equation Pivot Element Diabaikan krn ≤ 0 Kamis, 20 November 2014 40
  • 41. Metode Simplex • Setelah menentukan entering dan leaving variable, maka langkah selajutnya dilakukan operasi baris (row operation) dengan menggunakan metode Gauss-Jordan – Tipe 1  pivot equation  new pivot equation = old pivot equation / pivot elemen – Tipe 2  semua pers. termasuk z : • New equation = old equation – (its entering column coefficient) x new pivot equation • Operasi tipe 1  membuat pivot elemen = 1 pada new pivot equation • Operasi tipe 2  membuat koefisien (selain elemen pivot) menjadi nol pada entering column. Kamis, 20 November 2014 41
  • 42. Metode Simplex • Feasible solution iterasi ke-2 Entering variable Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution z 1 0 - 1/2 0 1 1/2 0 0 12 s1 0 0 1 1/2 1 - 1/2 0 0 2 xE 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4 s3 0 0 1 1/2 0 1/2 1 0 5 s4 0 0 1 0 0 0 1 2 Check optimality !!! Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution ratio z 1 0 - 1/2 0 1 1/2 0 0 12 s1 0 0 1 1/2 1 - 1/2 0 0 2 1 1/3 xE 0 1 1/2 0 1/2 0 0 4 8 s3 0 0 1 1/2 0 1/2 1 0 5 3 1/3 s4 0 0 1 0 0 0 1 2 2 Kamis, 20 November 2014 42
  • 43. Metode Simplex • Feasible solution iterasi ke-3 Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 xI 0 0 1 2/3 - 1/3 0 0 1 1/3 xE 0 1 0 - 1/3 2/3 0 0 3 1/3 s3 0 0 0 -1 1 1 0 3 s4 0 0 0 - 2/3 1/3 0 1 2/3 – Check optimality  sdh tidak ada variable yang berharga negatif pada z equation  kondisi optimum tercapai • Solusi: – xI = 1 1/3 – xE = 3 1/3 – Z = 12 2/3 Kamis, 20 November 2014 43
  • 44. Metode Simplex • INGAT!!! – Memilih entering variable: • Persoalan maksimum  dipilih yang paling negatif pada z equation • Persoalan minimumkan  dipilih yang paling positif pada z equation – Memilih leaving variable: • Baik pada persoalan maksimumkan maupun minimumkan, leaving variable dipilih dari ratio yang terkecil – Kondisi optimum: • Persoalan maksimumkan  jika semua non-basic coefficient berharga non-negative • Persoalan minimumkan  jika semua non-basic coefficient berhaga non-positive Kamis, 20 November 2014 44
  • 45. Metode Simplex – Artificial Starting Solution • Dalam contoh sebelumnya, kita menggunakan slack variable sebagai starting solution • Namun jika constraint yg kita miliki berbentuk ≥ atau = maka kita tidak memiliki starting solution • Perhatikan contoh berikut z x x minimize 4   subject to: x 3x   3 1 2 x x 4  3  6 1 2 x x   2 4 1 2 x x , 0 1 2 1 2  z x x minimize 4   subject to: x 3x   3 1 2 x x x 4  3   6 1 2 3 x x x    2 4 1 2 4 x x x x , , , 0 1 2 3 4 1 2  Bentuk standard Kita memiliki 3 pers. Dg 4 variable  hanya 1 variable yang dapat menjadi non-basic variable Dengan hanya 1 variable sebagai non-basic variable kita tidak dapat yakin bahwa dengan membuat vairable tersebut = 0 akan menghasilkan basic variable yang non-negative. Kita bisa menggunakan jalan trial and error, namun cara ini kurang efektif. Oleh karena itu perlu ada metode khusus yang dapat menangani kasus seperti ini dengan menggunakan artificial variable. Kamis, 20 November 2014 45
  • 46. Metode Simplex – Artificial Starting Solution • Dilakukan dengan menambahkan non-negative variable pada ruah kiri persamaan yang tidak memiliki starting basic variable. • Variable yang ditambahkan tersebut akan berfungsi sebagai slack variable dalam starting basic variable. • Namun karena variable ini tidak memiliki arti fisik dalam soal, maka persedur hanya valid jika variabel ini dipaksa untuk menjadi nol ketika titik optimum tercapai • Dengan kata lain, kita hanya menggunakan variable tersebut pada starting solution dan harus dipaksa menjadi nol pada solusi akhir, jika tidak maka hasilanya akan infeasible • Hal ini dilakukan dengan memberikan “penalti” pada variable tersebut pada objective function. Dua metode yang sering digunakan: – Metode Penalti (M-Technique) – Two-phase Technique Kamis, 20 November 2014 46
  • 47. Metode Simplex – Metode Penalti • Perhatikan contoh sebelumnya z x x Pers. 1 dan 2 tidak memiliki minimize 4   subject to: x 3x   3 1 2 x x x 4  3   6 1 2 3 x x x    2 4 1 2 4 x x x x , , , 0 1 2 3 4 1 2  variable yg dpt berfungsi sebagai slack  perlu adanya artificial variable, misalnya dinotasikan R1 dan R2 x x R 3    3 1 2 1 x x x R 4  3    6 1 2 3 2 Kita dapat mem”penalti” R1 dan R2 dalam objective function dengan jalan memberikan very large positive coefficient z x x MR MR Kita memiliki 3 pers dg 6 variabel  ada 3 variable yang = 0 minimize 4     subject to: x R 3x    3 1 2 1 x x x R 4  3    6 1 2 3 2 x x x    2 4 1 2 4 x x x R R x , , , , , 0 1 2 3 1 2 4 1 2 1 2  Misalnya x1,x2 dan x3 kita nol kan, maka kita akan dapatkan R1=3, R2=6 dan x4=4  starting feasible solution Untuk dapat menyelesaikan persoalan ini dg table simplex, maka hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan komponen R dalam objective function R x x  3  3  Dengan mensubstitusikan 1 1 2 R  6  4 x  3 x  x 2 1 2 3 pers ini dalam objective function z 4 7Mx 1 4Mx Mx 9M 1 2 3       z 4 7Mx 1 4Mx Mx 9M 1 2 3       Kamis, 20 November 2014 47
  • 48. Metode Simplex – Metode Penalti Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio z 1 -4+7M -1+4M -M 0 0 0 9M R1 0 3 1 0 0 0 0 3 1 R2 0 4 3 -1 0 1 1 6 1.5 x4 0 1 2 0 0 0 1 4 4 Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio z 1 0 (-1+5M)/3 -M (4-7M)/3 0 0 4+2M x1 0 1 1/3 0 1/3 0 0 1 3 R2 0 0 5/3 -1 -4/3 1 0 2 1.2 x4 0 0 5/3 0 -1/3 0 1 3 1.8 Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution ratio z 1 0 0 1/5 8/5-M -1/5-M 0 18/5 x1 0 1 0 1/5 3/5 -1/5 0 3/5 3 x2 0 0 1 -3/5 -4/5 3/5 0 6/5 -2 x4 0 0 0 1 1 -1 1 1 1 Basic z x1 x2 x3 R1 R2 x4 Solution z 1 0 0 0 7/5-M -M -1/5 17/5 x1 0 1 0 0 2/5 0 -1/5 2/5 x2 0 0 1 0 -1/5 0 -3/5 9/5 x3 0 0 0 1 1 -1 1 1 optimum Kamis, 20 November 2014 48
  • 49. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Degeneracy – Ingat, cara menentukan leaving variable  memilih ratio terkecil – Bagaimana jika nilai ratio yang terkecil lebih dari satu?  satu atau lebih variable akan bernilai nol pada iterasi berikutnya – Kondisi demikian disebut dengan degeneracy – Contoh: z x x Dg menggunakan x3 dan x4 sbg maximize  3  9 subject to: x x   4 8 1 2 x x   2 4 1 2 x x , 0 1 2 1 2  slack variable maka: Pada iterasi 0  terdapat 2 leaving variable (x3 dan x4)  x4 akan bernilai 0 pada iterasi 1  degeneracy  optimum tercapai pada iterasi 1 meskipun msh terdapat koefisien z berharga negative Iteration Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio 0 z -3 -9 0 0 0 x2 enter x3 1 4 1 0 8 2 x3 leave x4 1 2 0 1 4 2 1 z -0.75 0 2.25 0 18 x1 enter x2 0.25 1 0.25 0 2 8 x4 leave x4 0.5 0 -0.5 1 0 0 2 z 0 0 1.5 1.5 18 optimum x2 0 1 0.5 -0.5 2 x1 1 0 -1 2 0 Kamis, 20 November 2014 49
  • 50. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Degeneracy – Apakah implikasi dari problem degeneracy ini dalam prakteknya? – Perhatikan garfik di bawah  tiga garis melalui titik optimum  salah satu constraint bersifat redundant. – Sayangnya kita tidak dapat mengetahui constraint yang redundant dari table simplex 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 const. 1 Const. 2 obj.function x1 x2 0 2 4 6 8 10 12 14 Kamis, 20 November 2014 50
  • 51. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Degeneracy – Secara teoritis, degeneracy memiliki 2 implikasi: • Terjadinya fenomena cycling atau circling  jika anda lihat iterasi 1 dan 2 pada tabel simplex sebelumnya, maka nilai objective function tidak berubah (z=18)  prosedur simplex akan melakukan iterasi yang sama dan tidak akan meningkatkan nilai optimum dari objective function  perhitungan tidak akan berhenti (khususnya jika dilakukan dengan menggunakan program/software) • Oleh karena itu biasanya dalam program komputer ada teknik untuk tidak memasukkan kondisi cycling ini yaitu pencarian nilai optimum akan dihentikan jika ditemui kondisi degeneracy meskipun pada pers z masih terdapat nilai koefisien yang masih negatif (untuk maksimumkan) atau positif (untuk minimumkan) Kamis, 20 November 2014 51
  • 52. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Alternative Optima – Terjadi jika persamaan objective function paralel dengan binding constraint – Pada kondisi demikian  kondisi optimum terjadi pada lebih dari satu titik – Contoh: z x x maximize  2  4 subject to: x x   2 5 4 1 2 x x   1 2 x x , 0 1 2 1 2  5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 const. 1 const. 2 obj. function Optimal basic soulution 0 2 4 6 8 10 Kamis, 20 November 2014 52
  • 53. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Alternative Optima – Secara matematis Iteration Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio 0 z -2 -4 0 0 0 x2 enter x3 1 2 1 0 5 2.5 x3 leave x4 1 1 0 1 4 4 1 z 0 0 2 0 10 x1 enter x2 0.5 1 0.5 0 2.5 5 x4 leave x4 0.5 0 -0.5 1 1.5 3 2 z 0 0 2 0 10 alternative x2 0 1 1 -1 1 optima x1 1 0 -1 2 3 – Pada iterasi 1 terlihat bhw titik optimum (x1=0, x2=2.5, z=10) titik B (pada gambar) – Bagaimana kita mengetahui adanya alternative optima pada tabel? – Lihat koefisien non-basic variable pada pers. Z pada iterasi 1  koefisien dari non-basic x1 =0 yang mengindikasikan bahwa x1 dpt masuk menjadi basic variable tanpa merubah nilai optimum – Iterasi ke 2 hanya berfungsi untuk merubah x1 menjadi basic variable dan menggantikan x4 tanpa merubah nilai optimum dan ini merupakan titik C pada gambar (x1=3, x2=1, z=10) Kamis, 20 November 2014 53
  • 54. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Unbounded Solution – Kadang-kadang persoalan LP memiliki variable yang memiliki nilai meningkat tak terhingga solution space menjadi tak terhingga – Hal ini menyebabkan objective function akan meningkat terus (kasus maksimukan) atau menurun terus (kasus minimumkan) tak terhingga – Oleh karena itu, pada kasus demikian dikatakan bahwa nilai optimum adalah tak terhingga (unbounded solution) – Jika kita berhadapan pada kondisi yang unbounded solution, maka kita harus waspada apakah hal ini disebabkan karena model kita yang salah atau memang persoalan ini adalah unbounded solution Kamis, 20 November 2014 54
  • 55. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Unbounded Solution z x x maximize 2   subject to: x x   10 1 2 1 2 x 2 40 1  x x , 0 1 2  – Secara Matematis 80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 const. 1 const. 2 obj. fuction 0 5 10 15 20 25 30 35 40 • Pada iterasi 0, x1 dan x2 merupakan kandidat entering variable, namun karena x1 paling negative, maka seharusnya dipilih sbg entering var. • Seharusnya x1 menggantikan x3, namun perhatikan koefisien dibawah x2 yang semuanya bernilai negatif dan nol  x2 dapat meningkat tak terhingga  yang meningkatkan z juga tak terhingga • Kesimpulannya  unbounded solution Basic x1 x2 x3 x4 Solution ratio z -2 -1 0 0 0 x3 1 -1 1 0 10 10 x4 2 0 0 1 40 20 Kamis, 20 November 2014 55
  • 56. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Unbounded Solution – Secara umum untuk mengetahui bahwa model kita unbounded solution: • Jika dalam setiap iterasi koefisien constraint dari non-basic variable adalah non-positive maka adalah merupakan unbounded solution • Jika koefisien objective function adalah negatif (dalam kasus maksimumkan) atau positif (dalam kasus minimumkan) maka nilai optimumnya juga tak terhingga Kamis, 20 November 2014 56
  • 57. Metode Simplex – Kasus2 Spesial • Infeasible Solution – Terjadi jika constraint-constraint tidak dapat dipenuhi secara bersamaan  no feasible solution (infeasible solution) – Situasi ini tidak akan pernah terjadi jika seluruh constraint berbentuk ≤ (dg asumsi sisi ruas kanan adalah konstan dan non-negative)  karena slack variabel akan selalu memberikan feasible solution Kamis, 20 November 2014 57
  • 58. Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex • Iterasi terakhir dari metode simplex, disamping berguna untuk mengetahui nilai optimum, juga berguna untuk analisis sensitivitas • Ingat !! – Sensitivitas 1 • Seberapa banyak material dapat ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan dari hasil optimum? • Seberapa banyak material dapat dikurangi tanpa mengurangi pendapatan dari hasil optimum? – Sensitivitas 2 • Material manakah yang merupakan prioritas utama jika kondisi budget terbatas – Sensitivitas 3 • Seberapa besar koefisien objective function dapat diubah (dinaik/turunkan) tanpa merubah titik optimum  harga • Bagaimana melakukan analisis sensitivitas ini dg menggunakan tabel simplex?? Kamis, 20 November 2014 58
  • 59. Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex • Ingat kembali hasil optimum kita pada contoh pabrik cat Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 xI 0 0 1 2/3 - 1/3 0 0 1 1/3 xE 0 1 0 - 1/3 2/3 0 0 3 1/3 s3 0 0 0 -1 1 1 0 3 s4 0 0 0 - 2/3 1/3 0 1 2/3 Decision Optimum Solution Decision Variable Optimum Value xE 3 1/3 Produce 3 1/3 ton of exterior paint xI 1 1/3 Produce 1 1/3 ton of interior paint z 12 2/3 Resulting profit of 12 2/3 thousand dollars Kamis, 20 November 2014 59
  • 60. Analisis Sensitivitas dg Metode Simplex • Status of Resources Resources Slack Status of Resources Raw Material A s1 = 0 Scarce Raw Material B s2 = 0 Scarce Limit on excess of interior over exterior s3 = 3 Abundant Limit on demand of interior s4 = 2/3 Abundant • Unit of Worth of a Resources Basic z xE xI s1 s2 s3 s4 Solution z 1 0 0 1/3 1 1/3 0 0 12 2/3 Kamis, 20 November 2014 60
  • 61. LP dengan Spreadsheet • Selain dengan metode grafis dan matematis (secara manual), kita dapat menyelesaikan persoalan LP dengan bantuan software – Spreadsheet (Ms Excel) dengan add-in solver – Tora – Lindo – MatLab – Dll • Contoh persoalan produksi cat ekterior dan interior Kamis, 20 November 2014 61
  • 62. LP dengan Spreadsheet Contoh Lain • Sebuah perusahaan memproduksi 4 tipe frame kacamata (tipe 1,2,3 dan 4). Ke-4 tipe tersebut berbeda dari sisi ukuran, bentuk dan material yang digunakan. Masin-masing tipe memerlukan sejumlah tertentu tenga manusia (labor), logam (metal) dan kaca (glass) seperti terlihat pada tabel berikut Labor Metal Glass Selling Price Frame 1 2 4 6 $28.50 Frame 2 1 2 2 $12.50 Frame 3 3 1 1 $29.25 Frame 4 2 2 2 $21.50 • Selama 1 minggu kedepan, perusahaan tersebut mampu membeli (mengadakan) 4.000 jam labor, 6.000 ons metal dan 10.000 ons glass. Unit cost masing-masing resources adalah $8,0 per labor, $0,5 per ons metal dan $0,75 per ons glass. • Dari sisi pasar, dapat diketahui bahwa maksimum permintaan pasar adalah 1.000 frame tipe 1, 2.000 frame tipe 2, 500 frame tipe 3 dan 1.000 frame tipe 4 • Berapakah masing-masing tipe frame kacamata yang harus diproduksi selama minggu depan agar profit maksimum?? Kamis, 20 November 2014 62
  • 63. Contoh Soal LP • The Red Tomato Company operates two plants for canning their tomatoes and has three warehouse for storing the finished products. The company wants to arrange its shipments from the plants to the warehouses so that the requirements of the warehouse are met and show that shipping costs are kept at a minimum. The unit shipping cost is shown at table A. • Each week, plant I can produce up to 850 cases and plant II can produce up to 650 cases of tomatoes. Also, each week warehouse A requires 300 cases, warehouse B requires 400 cases and warehouse C requires 500 cases. If the number of cases shipped from plant I to warehouse A is represented by x1, from plant I to warehouse B by x2, and so on (see table B). Solve this problem. Table A WH-A WH-B WH-C Plant 1 $ 0.25 $ 0.17 $ 0.18 Plant 2 $ 0.25 $ 0.18 $ 0.14 Table B WH-A WH-B WH-C Plant 1 x1 x2 x3 Plant 2 x4 x5 x6 Kamis, 20 November 2014 63
  • 64. Blending Problem • Chandler oil has 5.000 barrels of crude oil 1 and 10.000 barrels of crude oil 2 available. Chandler sells gasoline and heating oil. These products are produced by blending together the two crude oils. Each barrel of crude oil 1 a “quality level” of 10 and each barrel of crude oil 2 has a “quality level” of 5. gasoline must have an average quality level of at least 8, whereas heating oil must have an average quality level of at least 6. Gasoline sells for $25 per barrels and heating oil sells for $20 per barrel. The advertising cost to sell one barrel of gasoline is $0,20 and the advertising cost to sell one barrel of heating oil is $0,10. Assume that demand for heating oil dan gasoline is unlimited. Chandler wants to maximize its profit Kamis, 20 November 2014 64
  • 65. Persoalan Jaringan (Network) • Transportation problem – Persoalan transportasi  mencari pola transportasi dari beberapa sumber menuju beberapa tujuan dengan biaya yang paling minim – Umumnya, informasi yang harus ada pada persoalan transportasi adalah: • Jumlah supply pada masing-masing sumber dan jumlah demand pada masing-masing tujuan. • Unit biaya transportasi yang dibutuhkan untuk mengangkut komoditi dari asal tertentu ke tujuan tertentu  seringkali unit biaya transportasi ini harus dicari sendiri – Bentuk yang paling sederhana  single commodity  tujuan dapat menerima dari satu atau beberapa sumber – Tujuan model transportasi  menentukan berapa yang harus dikirim dari sumber mana ke tujuan mana sedemikian sehingga total biaya pengiriman seminimal mungkin Kamis, 20 November 2014 65
  • 66. Persoalan Jaringan (Network) • Transportation problem (lanjutan) – Asumsi dasar dari persoalan transportasi  biaya transportasi pada satu rute tertentu proporsional dengan jumlah yang diangkut (seringkali tidak realistis, hati-hati!!!) Sources Destinations 1 2 ... m 1 2 ... n C11 : x11 Cmn : xmn a1 a2 am b1 b2 bn Units of supply Units of demand Kamis, 20 November 2014 66
  • 67. Persoalan Jaringan (Network) • Transportation problem (lanjutan) – Misalkan xij adalah jumlah yang diangkut dari titik i ketitik j, maka persoalan transportasi dapat dituliskan sebagai berikut: m n  z c x i j ij ij minimize subject to:   1 1   x  a i  m ij i 1,2,  x b j n n  j  1 m  i   ij j 1,2,  1 x i j ij 0 for all and  n m – Jika kondisi  a  1  b j terpenuhi, maka kondisi ini disebut dengan i  1 j  1 balanced transportation model  semua constraint berbentuk sama dengan – Pada kondisi unbalanced  perlu dummy variables Kamis, 20 November 2014 67
  • 68. Persoalan Jaringan (Network) • Transportation problem (lanjutan) – Contoh • Balanced transport problem  sudah kita kerjakan minggu lalu • Unbalanced transport  coba anda kerjakan lagi untuk persoalan yang kita bahas minggu lalu tetapi dengan kondisi supply tidak mencukupi (supply lebih kecil daripada demand) dengan menggunakan konsep penalty cost (demand yang tidak terpenuhi akan muncul biaya penalti) – Contoh lain  transhipment problem • Sebuah perusahaan memproduksi saus tomat di 3 (tiga) lokasi pabrik yang berbeda. Produk ini dapat dikirim oleh perusahaan tersebut langsung dari masing-masing pabrik ke konsumen, atau dapat dikirim dahulu ke gudang (warehouse) untuk selanjutnya baru dikirim ke konsumen. Perusahaan memiliki 2 (dua) gudang. Terdapat 2 lokasi demand yang harus disupply. Gambar jaringan (network) kasus ini dapat dilihat seperti gambar berikut: Kamis, 20 November 2014 68
  • 69. Persoalan Jaringan (Network) • Asumsikan bahwa biaya untuk memproduksi saus tomat tersebut adalah sama untuk semua pabrik, sehingga tujuan perusahaan adalah meminimumkan biaya pengiriman. • Biaya pengiriman per ton saus tomat diberikan pada tabel di bawah (ribu dolar), tanda “ –” menunjukkan bahwa pengiriman pada rute tersebut tidak mungkin dilakukan, dan diasumsikan maksimum kapasitas pengiriman antar dua titik adalah 200 ton. • Perusahaan ingin menentukan pola distribusi yang memberikan biaya pengiriman yang paling minim T: 0 TUJUAN Kamis, 20 November 2014 69 S: 200 1 2 3 S: 100 S: 300 4 5 T: 0 6 7 D: 400 D: 180 1 2 3 4 5 6 7 1 - 5.00 3.00 5.00 5.00 20.00 20.00 2 9.00 - 9.00 1.00 1.00 8.00 15.00 3 0.40 8.00 - 1.00 0.50 10.00 12.00 4 - - - - 1.20 2.00 12.00 5 - - - 0.80 - 2.00 12.00 6 - - - - - - 1.00 7 - - - - - 7.00 - ASAL
  • 70. Non Linear Programming • Dalam persoalan optimisasi yang komplek, seringkali objective function dan/atau constraint tidak berbentuk persamaan linear. • Persoalan yang demikian disebut dengan NLP (Non Linear Programming) • Persoalan menjadi nonlinear disebabkan oleh beberapa hal antara lain: – Pengaruh dari satu input terhadap output tidak berbentuk linear  contoh, penerapan discount pada pembelian barang jika melebihi jumlah tertentu, persoalan iklan yang memiliki pengaruh besar pada saat awal iklan muncul dsb. – Dalam persoalan ekonomi (bisnis)  maximize revenue (profit)  R = P.Q (P adalah decision variable) Kamis, 20 November 2014 70
  • 71. Basic Idea of NLP • Ketika anda menyelesaikan LP  dijamin solver akan dapat menemukan titik optimumnya, tetapi ketika anda berhadapan dengan NLP  kadang2 solver gagal untuk menemukan titik optimumnya (jika bisa kadang2 titik itu adalah sub optimal). Perhatikan fungsi berikut 4.00 3.00 2.00 1.00 - (1.00) (2.00) (3.00) (4.00) A C - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 B D Titik C  local maximum Titik A  global maximum Titik B  local minimum Titik D  global minimum Y=(x-1)(1-2)(x-3)(x-4)(x-5) Kamis, 20 November 2014 71
  • 72. Convex and Concave Function • Solver dapat juga digunakan untuk menyelesaikan beberapa NLP  perlu pemahaman fungsi convex dan concave Line joining any two points is above the curve Line joining any two points is above the curve Convex Function Line joining any two Concave Function points is below the curve Line joining any two points is below the curve Kamis, 20 November 2014 72
  • 73. Convex and Concave Function • Gambar di atas menunjukkan bahwa solver akan dapat mencari titik minimum jika fungsi berbentuk convex, dan mencari titik maksimum jika fungsi berbentuk concave • Hal ini terjadi karena pada fungsi convex, tidak ada local mimimum, dan pada fungsi concave tidak ada local maximum. • Dengan kata lain – Solver akan dapat mencari titik global maximum jika: • Objective function adalah concave atau logaritma objective function berbentuk concave • Constraint berbentuk linear – Solver akan dapat mencari titik global minimum jika: • Objective function adalah convex • Constraint berbentuk linear Kamis, 20 November 2014 73
  • 74. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi?? • Seringkali kita tidak dapat mengetahui apakah fungsi kita berbentuk convex atau concave. • Lantas bagaimna solusinya?? • Langkah yang umum digunakan: – Mencoba beberapa nilai awal yang berbeda – Menjalankan solver pada setiap nilai awal yang berbeda – Mengambil solusi terbaik dari hasil running solver tersebut • Contoh  maximize (x-1)(1-2)(x-3)(x-4)(x-5), subject to x ≥ 1 dan x ≤ 5 Kamis, 20 November 2014 74
  • 75. Contoh Lain – Pricing Model • Sebuah perusahaan memproduksi sesuatu dan menjualnya secara retail. Perusahaan ingin menentukan price yang akan memaksimumkan profit. Unit cost dan biaya marketing adalah $50, maka untuk mendapatkan profit, perusahaan tersebut harus memasang harga paling tidak sebesar $50. Untuk mendapatkan profit yang tinggi, maka perusahaan harus menjual dengan harga yang lebih tinggi, jumlah permintaan akan segera menurun jika harga jual naik karena persaingan. Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut?? Kamis, 20 November 2014 75
  • 76. Pricing Model • Model penyelesaian untuk perusahaan tersebut: – Input variable  unit cost, demand function – Decision variable  unit price – Objective (target cell)  profit – Other output variables  revenue, cost – Constraints  unit price ≥ unit cost • Jika perusahaan tersebut memasang tarif sebesar P, maka profitnya adalah (P-50)D dimana D adalah demand (jumlah produk terjual). Persoalannya adalah bahwa D juga tergantung dari P  ketika P naik maka D turun dan sebaliknya. • Oleh karena itu, langkah pertama adalah mengestimasi bagaimana D bervariasi terhadap perubahan P  mengestimasi fungsi demand. • Kita asumsikan bentuk demand memiliki 2 kemungkinan, yaitu linear (D=a-bP) atau demand dengan constant elasticity D=aPb. Kamis, 20 November 2014 76
  • 77. Pricing Model • Ingat ekonomi mikro (PTE)!! – Elastisitas mengukur persentasi perubahan demand akibat perubahan harga sebesar 1% – Semakin tinggi nilai elastisitas, maka demand semakin terpengaruh atas perubahan harga (elastis) – Pada constant elasticity (D=aPb)  nilai elastisitas konstan pada semua variasi P – Pada fungsi demand linear  nilai elastisitas bervariasi • Tidak tergantung bentuk fungsi demand seperti apa, tetapi yang jelas nilai a dan b pada fungsi tersebut harus diestimasi sebelum menentukan P • Estimasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan excel trend line dengan dasar data historis. Misalnya diketahui ketika P= $70 jumlah D= 400 dan ketika P=$80 jumah D=300 Kamis, 20 November 2014 77
  • 78. Tugas Pricing Model • Sebuah perusahaan memproduksi sesuatu dan menjualnya secara retail. Perusahaan ingin menentukan price yang akan memaksimumkan profit. Unit cost dan biaya marketing adalah $50, maka untuk mendapatkan profit, perusahaan tersebut harus memasang harga paling tidak sebesar $50. Untuk mendapatkan profit yang tinggi, maka perusahaan harus menjual dengan harga yang lebih tinggi, jumlah permintaan akan segera menurun jika harga jual naik karena persaingan. • Misalnya lokasi perusahaan di Amerikan dan market yang dituju adalah Inggris, dan diketahui bahwa demand di Inggris untuk produk ini berbentuk constant elasticity dengan parameter a= 27.556.760 dan b = -2,4 • Jika diketahi bahwa kurs $ terhadap £ (poundsterling) adalah ($/ £)=1,52 • Berapakah harga jual di Inggris yang harus ditetapkan oleh perusahaan tersebut??? Kamis, 20 November 2014 78
  • 79. Persoalan Combinatorial • Adalah merupakan salah satu contoh untuk persoalan yang non-linear • Tujuan dari persoalan ini adalah untuk menentukan kombinasi dari beberapa alternative pilihan yang mungkin yang akan memenuhi fungsi tujuan Kamis, 20 November 2014 79
  • 80. Persoalan Combinatorial Contoh: • PT. Pertamina mendapat tugas untuk men-supply 3 jenis product oil (Premium, Kerosene, Solar) ke satu lokasi tertentu. • Untuk melakukan pengiriman tersebut Pertamina menggunakan tanker yang memiliki 5 cargo hold yang akan digunakan untuk mengangkut 3 jenis produk tersebut, dimana 1 cargo hold hanya boleh diisi oleh 1 jenis produk oil saja. • Jika diketahui ke-5 cargo hold tersebut memiliki kapasitas sebagai berikut: – CH 1 = 2.700 ton, CH 2 = 2.800 ton, CH 3 = 1.100 ton, CH 4 = 1.800 ton, dan CH 5 = 3.400 ton • Dan jika diketahui bahwa demand untuk produk oil tersebut adalah sebagai berikut: • Jika kekurangan melibihi dari yang diijinkan, maka ada penalty cost sebesar Rp. 100 Juta per ton kekurangan. • Bagaimanakah tanker tersebut harus diisi agar total cost (biaya kekurangan dan penalty cost) adalah yang paling minim Kamis, 20 November 2014 80
  • 81. Project Management • What is a project? – Organizations perform work. Work generally involve either operations or projects, although the two may overlap. Operations and projects share many characteristics, for example: • Performed by people • Constrained by limited resources • Planned, executed and controlled – Operations and projects differ primarily in that operations are ongoing and repetitive while projects are temporary and unique. – Projects has a beginning, an end and one or more well-defined goals. – The project could be the development of a software, building of a new house, building of a new ship and many others – Typically, a team of employees is assigned to a project and one member of the team is designated as a project manager. – The team is assigned to complete the project within a certain time, certain budget, and certain specification. Kamis, 20 November 2014 81
  • 82. Project Management • Management science (operation management) tends to focus on the quantitative tools that have been developed to manage projects. • These go under the twin acronyms of PERT (Program Evaluation and Review Technique) and CPM (Critical Path Method). • These methods were developed independently about a half century ago. • PERT was developed jointly by the U.S. Navy, Lockheed, and the consulting firm of Booz, Allen, and Hamilton in their work on the Polaris nuclear missile • CPM was developed at DuPont and Remington-Rand to improve the construction of new production facilities and the shut-down of existing facilities. • The main difference between PERT and CPM is that CPM was developed for projects with a set of commonly performed tasks, where the task times are fairly well known. • In contrast, PERT was developed for projects with tasks where scien-tists had little experience and could not estimate their times with much certainty. Kamis, 20 November 2014 82
  • 83. Project Management • Over the years, the two methods have tended to merge, so that people now often speak of PERT/CPM models. In either case, the emphasis is on a project that starts at some point and ends some time later. • The project consists of a number of tasks that must be completed for the project to be completed. • These tasks have durations (the time it takes to complete them, assumed known for CPM, random for PERT), they typically cost money, and they often require nonfinancial resources such as people and facilities. They also have precedence relationships. • For example, task G might not be able to start until tasks B, D, and F are finished. • These precedence relationships put constraints on what can be done when. Kamis, 20 November 2014 83
  • 84. Project Management • Projects have three dimensions: time, resources, and scope. • The usual discussion of PERT/CPM focuses primarily on the time dimension. • How long will the project take to complete if everything goes according to schedule, which tasks form bottlenecks that pre-vent the project from being completed earlier, and which tasks have some slack, in the sense that they can be delayed to some extent without delaying the project? • These questions are the usual focus of PERT/CPM models, and we too focus primarily on the time dimension. However, we also discuss the resource dimension. Kamis, 20 November 2014 84
  • 85. The Basic CPM Model • The basic CPM procedure assumes that we know (1) the activities that comprise the project, (2) the precedence relationships among activities, and (3) the time required to complete each activity. • This time, called the activity duration, is assumed to be known with certainty. • To proceed, we need a list of the activities that make up the project. The project is complete when all of the activities have been completed. • Each activity has a set of activities called its immediate predecessors that must be completed before the activity begins. It also has a set of activities called its immediate successors that cannot start until it has finished. Kamis, 20 November 2014 85
  • 86. The Basic CPM Model • A project network diagram is usually used to represent the precedence relationships among activities. • Two types of diagrams do this, activity-on-node (AON) networks and activity-on-arc (AOA) networks, and proponents of each type have rather strong feelings. • We favor AON networks because we believe they are more intuitive. • In the AON representation of a project, there is a node for each activity. • Then there is an arc from node i to node j if node i is an immediate predecessor of node j. Kamis, 20 November 2014 86
  • 87. The Basic CPM Model • To illustrate this, consider a project that consists of five activities, labeled A, B, C, D, and E. Activities A and B can start immediately. • Activity C cannot start until activity B is finished, activity D cannot start until activity A is finished, and activity E cannot start until activities A and C are both finished. The project is finished when all activities are finished. Kamis, 20 November 2014 87
  • 88. The Basic CPM Model • The rules for drawing an AON network are as follows: – Include a node for each activity and place its duration next to the node. – Include an arc from node i to node j only if node i is an immediate predecessor of node j. – Include a Start and a Finish node with zero durations. There is an arc from the Start node to each node that has no predecessors. These activities can all start immediately. There is an arc into the Finish node from each node that has no successors. When all of these activities have been finished, the project is finished. Kamis, 20 November 2014 88
  • 89. The Basic CPM Model • Two problems are typically analyzed in project scheduling. In the first, the goals are to find the time to complete the project and locate the bottleneck activities. • In the second, the goal is to find cost-efficient ways to complete the project within a given deadline. • In each of these problems, a key concept is a bottleneck activity, called a critical activity. • More precisely, a critical activity is an activity that, if its duration increases, the time to complete the project necessarily increases. • The set of critical activities is called the critical path. Kamis, 20 November 2014 89
  • 90. The Basic CPM Model • The critical path through a project network is the longest path from the Start node to the Finish node, using the durations as “distances.” • If the project network is not too complex, this longest path can be determined easily. • For example, there are three paths from Start to Finish in previous figure : Start  A  D  Finish; Start  A  E  Finish; and Start B  C  E  Finish. • The lengths of these paths are 8 + 12 = 20, 8 + 6 = 14, and 10 + 3 + 6 = 19, respectively. Therefore, the critical path is the longest path, Start  A  D  Finish, the critical activities are A and D, the time to complete the project is 20, and all activities other than A and D have some slack. • Although this “longest path through a network” approach is appealing and can be implemented fairly easily with Solver, it doesn’t generalize easily to the case where the activity durations are random. Therefore, we do not pursue this approach Kamis, 20 November 2014 90
  • 91. The Basic CPM Model • We first require some basic insights. Let ESj be the earliest time activity j can start, and let EFj be the earliest time activity j can finish. • Clearly, the earliest an activity can finish is the earliest time it can start plus its duration. • For example, if the earliest activity D can start is time 8, and its duration is 12, then the earliest D can finish is time 20. • In general, if dj is the duration of activity j, we have EFj = ESj + dj …. (1) Kamis, 20 November 2014 91
  • 92. The Basic CPM Model • Now, if activity i is an immediate predecessor of activity j, activity j cannot start until activity i finishes. • In fact, activity j cannot start until all of its immediate predecessors have finished, so the earliest time activity j can start is the maximum of the earliest finish times of its immediate predecessors: ESj = max(EFi) … (2) • Here, the maximum is over all immediate predecessors i of activity j. Kamis, 20 November 2014 92
  • 93. The Basic CPM Model • The earliest start time for the Start node is 0—it can start right away. • The earliest start time of the Finish node: Project completion time = ESFinish node …(3) • This calculation of the earliest start and finish times through Equations (1) to (3) is usually called the forward pass of the CPM algorithm. The reason for this term is that the calculations are performed in “forward” chronological order of the activities. Kamis, 20 November 2014 93
  • 94. The Basic CPM Model • To find the critical activities and the critical path, two other equations are required. • Let LSj and LFj be the latest time activity j can start and the latest time it can finish without increasing the project completion time. • Again, analogous to Equation (1), we have • LSj = LFj – dj …(4) • The equation is written in this form because you find LFj first and then use it to find LSj Kamis, 20 November 2014 94
  • 95. The Basic CPM Model • Now suppose activity j is an immediate successor of activity i . Then activity i must be finished before activity j can start. In fact, a bit of thought should convince you that the latest time activity i can finish is the minimum of the latest start times of all its successors: • LFi = min(LSj) …(5) • For example, suppose activity F has two successors, G and H, and you somehow find that the latest start times for G and H are 26 and 30. In this case, the bottleneck, at least for this part of the network, is activity G. The latest it can start without delaying the project is 26; activity H can start later. Therefore, activity G’s predecessor, activity F, has to be finished no later than time 26. Kamis, 20 November 2014 95
  • 96. The Basic CPM Model • You can use Equations (4) and (5) to calculate the latest start times and latest finish times for all activities, beginning with the fact that the latest finish time for the Finish node is the project completion time. • This set of calculations is called the backward pass of the CPM algorithm because you work through the activities in “backward” chronological order. • Then you can calculate the slack of each activity j as the difference between the latest start time and the earliest start time of activity j: • Slack of activity j = LSj – Esj …(6) • The idea behind slack is simple. If an activity has any positive slack, this activity has some room to maneuver—it could start a bit later without delaying the project. In fact, its duration could increase by the amount of its slack without delaying the project. However, if an activity has zero slack, any increase in its duration necessarily delays the project. Therefore, the critical path consists of activities with zero slack. Kamis, 20 November 2014 96
  • 97. Example - Creating an Office LAN • An insurance company has decided to construct a LAN. The project consists of 15 activities, labeled A through O, as listed in Table below. This table indicates the immediate predecessors and immediate successors of each activity, along with each activity’s expected duration. (At this point these durations are assumed known.) Note that activity A is the only activity that can start right away, and activity O is the last activity to be completed. The company wants to know how long the project will take to complete, and it also wants to know which activities are on the critical path. Kamis, 20 November 2014 97
  • 98. Example - Creating an Office LAN Kamis, 20 November 2014 98