3. PENGERTIAN
NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya) adalah bahan/zat obat yang bila masuk
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh
terutama otak/susunan syaraf pusat dan
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental
emosional dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) dan ketergantungan
terhadap NAPZA.
4. Lanjutan…NARKOBA
NARKOBA (Narkotika dan Obat/Bahan Berbahaya)
adalah istilah yang digunakan masyarakat dan aparat
penegak hukum untuk bahan obat yang masuk
kategori berbahaya atau dilarang untuk digunakan,
diproduksi, dipasok, diperjual belikan, diedarkan dsb.
di luar ketentuan hukum.
5. Jenis NAPZA yang Disalahgunakan
Narkotika (UU RI No. 35 Tahun 2009 ttg Narkotika)
a. Narkotika Gol. I
Hanya untuk ilmu pengetahuan (contoh: heroin/putaw,
kokain, kanabis/ganja)
b. Narkotika Gol II
Untuk pengobatan, sebagai alternatif terakhir (contoh:
morfin, petidin).
c. Narkotika Gol. III
Sering digunakan untuk terapi kesehatan (contoh:
Kodein).
6. Lanjutan…
Psikotropika (UU RI No.5/1997 ttg Psikotropika)
a. Gol. I
Hanya untuk ilmu pengetahuan (contoh: ekstasi). Sudah
tdk digunakan lagi.
b. Gol. II
Untuk pengobatan, dan berpotensi kuat mengakibatkan
ketergantungan (contoh: shabu-shabu/metamfetamin).
c. Gol. III
Untuk pengobatan, dan potensinya ringan, (contoh:
diazepam, fenobartbital, pil koplo)
7. Lanjutan…
Adiktif lainnya
a. Minuman beralkohol
Jika digunakan sbg campuran Narkoba, memperkuat
pengaruh obat/zat tsb dlm tubuh manusia). Contoh; bir,
anggur, vodka dsb.
b. Inhalasi
Dihirup, berupa senyawa organik, contoh: lem, thinner,
bensin dsb.
c. Tembakau
Terdapat dalam rokok, pemakaian sangat luas. Harus dicegah,
karena rokok dan alkohol merupakan pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA.
9. Penyalahgunaan dan
Ketergantungan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA (abuse)
adalah pemakaian zat yang bukan untuk tujuan
pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti
aturan medis dan digunakan secara berulang-ulang
secara berkala maupun tidak akan mengakibatkan
ketagihan.
10. Lanjutan…
Ketergantungan NAPZA (dependent)
adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau jiwa
terhadap zat yang terjadi sebagai akibat pemakaian
zat secara terus menerus atau berlebihan.
Ketergantungan fisik di tunjukkan oleh adanya
toleransi dan gejala putus zat. Ketergantungan
psikologis dapat dikatakan sebagai ketagihan atau
adiksi.
11. Toleransi, Gejala Putus Zat,
Intoksikasi dan Over Dosis
Toleransi: keadaan dimana khasiat zat thd tubuh menurun
setelah pemakaian yang berulang-ulang. Apabila ini
terjadi, maka ia membutuhkan dosis zat yg semakin lama
semakin besar.
Gejala putus zat: gejala fisik/psikologis yang timbul karena
pemakaian zat dihentikan atau di kurangi (sakaw).
Intosikasi: suatu keadaan dimana pikiran, perasaan dan
perilaku seseorang berada dibawah pengaruh zat yang ia
pakai.
Over Dosis: pemakaian berlebih yang membahayakan
bahkan mengakibatkan kematian.
12. Tahapan Penggunaan Zat pada
Remaja
1. Penggunaan coba-coba (eksperimental)
2. Penggunaan sosial (rekreasi); saat pesta
3. Penggunaan situasional; saat stres, sedih, kecewa
dan ingin lari dari situasi tsb.
4. Penyalahgunaan; dlm tahap ini terjadi gangguan
fungsi sosial atau pekerjaan pada pemakainya.
5. Ketergantungan
13. PENYEBAB DAN DETEKSI DINI
PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
1. Faktor individu
- penasaran
- bersenang-senang
- trend
- ingin diterima dlm pergaulan
- komunikasi rendah
- Identitas diri kurang
- Cenderung memberontak
- tidak siap mental
- Kurang percaya diri
- Lari dari kenyataan
- Putus sekolah
- Tidak memiliki rumah tinggal
- Ingin hidup bebas
- Depresi, cemas berkepribadian
ganda
14. Lanjutan…
Faktor Lingkungan
- komunikasi orang tua anak,
kurang baik
- Keluaraga kurang harmonis
- Orang tua berselingkuh atau
kawin lagi
- Orang tua terlalu sibuk atau
acuh tak acauh
- Orang tua terlalu otoriter
- Kurangnya orang yang dijadikan
teladan
- Disiplin sekolah yang terlalu
rendah
- Orang tua kurang peduli
terhadap masalah NAPZA
- Disilin keluarga kurang
konsisten
- Kurang kehidupan beragama
- Ada keluaraga yang menjadi
penyalahguna NAPZA
- Berteman dengan penyalah guna
- Tekanan atau ancaman pengedar
- Lemahnya penegak hukum
- Mudahnya mendapatkan NAPZA
15. MENGENALI KELOMPOK RESIKO
TINGGI
Anak
Ciri-ciri:
Hiperaktif, tidak tekun, sulit berkonsentrasi, mudah
kecewa (shg menjadi agresif dan destruktif), mudah
murung, makan cenderung berlebihan, sudah terbiasa
merokok, sadis, sering berbohong, mencuri atau
melawan tata tertib serta IQ taraf perbatasan.
16. Lanjutan…
Remaja
Ciri-ciri:
Mempunyai rasa rendah diri, kurang pede, citra diri
yang negatif, tidak sabaran, depresi, cemas/ansietas,
mdh bosan, cenderung melakukan hal-hal yang
beresiko, cenderung memberontak, kurang religius,
berkawan dengan pengguna NARKOBA, motivasi
belajar rendah, tidak suka kegiatan yang positif.
17. Lanjutan…
Keluarga
Ciri-ciri:
Orangtua kurang komunikatif, terlalu mengatur,
terlalu menuntut, kurang memberi perhatian
terhadap anak, orang tua menjadi penyalah guna
NAPZA, orang tua kurang harmonis, orang tua yang
tidak memilki standar norma, orang tua yang tidak
dapat menjadikan dirinya teladan yang baik bagi
anaknya.
18. Mengenali Gejala Penyalahgunaan
NAPZA
Perubahan Fisik
- Pada saat menggunakan NAPZA, jalan sempoyongan,
bicara tidak jelas, acuh dan mengantuk.
- Bila kelebihan dosis, mata dan hidung berair, menguap
terus menerus, sakit, diare, sakit sekujur badan, takut air,
malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
- Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat (wajah
menjadi kurang menarik), acuh terhadap kesehatan dan
kebersihan.
19. Lanjutan…
Perubahan perilaku
- Prestasi menurun
- Pola tidur berubah, sulit bangun dan mengantuk ketika
beraktivitas.
- Sering pergi sampai larut malam (kadang tidak pulang)
dan pergi tanpa pamit.
- Sering mengurung diri, lama dikamar mandi dan
menghindari bertemu dengan anggota keluarga.
- Sering berbohong dan minta uang dg berbagai alasan.
- Mudah tersinggung, marah kasar, tertutup, sikap
bermusuhan dan penuh rahasia.
20. Mengenali Peralatan yang
Digunakan
Jarum suntik dan semprit, kadang dibuang di saluran air
kamar mandi.
Botol minumam bekas yang berlubang dindingnya.
Sedotan minuman dari plastik.
Gulungan uang kertas utk menyedot heroin atau kokain.
Kertas timah bekas bungkus rokok atau permen karet,
untuk tempat heroin dibakar.
Kartu telefon untuk memilah bubuk heroin.
Botol-botol kecil sebesar jempol dengan pipa pada
dindingnya.
21. BAHAYA DAN AKIBAT
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Gangguan Fisik
Infeksi kulit akibat penyuntikan, infeksi pada paru,
penularan HIV/AIDS, gangguan fungsi hati, badan
kurus, gigi berlubang, impotensi, gangguan menstruasi,
kelainan jantung, kekurangan cairan, tekanan darah
meningkat, nafsu makan menurun, perasaan tidak
bertenaga, kekurangan oksigen, anemia, kekurangan sel
darah putih, gangguan ginjal, gangguan penglihatan,
kerusakan kromosom, serta gangguan pada organ
pencernaan.
22. Lanjutan…
Gangguan Mental Emosional
Dapat terjadi gangguan psikotik, gangguan tidur,
depresi berat, cemas, gangguan fungsi seksual, kadang
percobaan bunuh diri, hiperaktif, murung, gangguan
kepribadian anti sosial, cemas paranoid, panik,
demensia, kehilangan motivasi, acuh tak acuh,
kehilangan daya ingat dan gangguan jiwa.
23. Lanjutan…
Gangguan Psikiatri Lain
Membunuh orang lain, percobaan bunuh diri, gangguan
jiwa berat (skizofrenia).
Dampak Sosial
Perilaku menyimpang, banyak keluarga berantakan, masa
depan menjadi suram, menggangu suasana lingkungan,
meningkatnya kecelakaan dan kejahatan, DAN
TERANCAM HILANGNYA SATU GENERASI.
24. UPAYA PENCEGAHAN
Dimulai dari keluarga: Iman dan Taqwa, kasih sayang,
perhatian dan kebersamaan, keharmonisan keluarga.
Lingkungan sekolah: memberikan pengetahuan dan
penyuluhan tentang NARKOBA dan bahayanya,
memperbanyak kegiatan positif, meningkatkan konseling,
menegakkan peraturan dan kedisiplinan, razia mendadak.
Lingkungan masyarakat: menciptakan lingkungan yang
kondusif di masyarakat, penyuluhan dan promosi
kesehatan tentang hukum, bahaya NARKOBA di
masyarakat, melibatkan semua unsur dalam melaksanakan
pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
25. PENUTUP
Penyalahgunaan NAPZA merupakan ancaman yang
sangat mengkhawatirkan terutama bagi generasi
muda bangsa. Maka upaya promosi
penanggulangannya harus komprehensif, oleh karena
itu upaya ini harus ditingkatkan dan menjadi
tanggung jawab semua pihak.