SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
KONSEP
PELAYANAN TERPADU
mengacu pada PP No.9 tahun 2008
OLEH :
1. OKTRINA SYAHYANTI
2. PANDU SILABAN
3. REVELINO F VEEP
4. RIVALDI
KELAS : C NINDYA PRAJA
Pengertian
Pelayanan Terpadu adalah serangkaian kegiatan untuk
melakukan perlindungan bagi saksi dan/atau korban tindak
pidana perdagangan orang yang dilaksanakan secara bersama-
sama oleh innstansi atau lembaga terkait sebagai satu kesatuan
penyelenggaraan rehabilitasi kesehatan,rehabilitasi sosial,
pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum bagi saksi
dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.
Pusat Pelayanan Terpadu, yang selanjutnya disingkat PPT, adalah
suatu unit kesatuan yang menyelenggarakan pelayanan terpadu
untuk saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.
Kewajiban Pusat
Pelayanan Terpadu ( PPT )
a. memberikan pelayanan dan penanganan secepat mungkin
kepada saksi dan/atau korban;
b. memberikan kemudahan, kenyamanan, keselamatan, dan
bebas biaya bagi saksi dan/atau korban;
c. menjaga kerahasiaan saksi dan/atau korban; dan
d. menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi saksi
dan/atau korban.
Tujuan Penyelenggaraan
pelayanan terpadu
Penyelenggaraan pelayanan terpadu bertujuan
melaksanakan perlindungan dan pemenuhan hak saksi
dan/atau korban atas rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi
sosial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum
yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah.
Lingkup pelayanan terpadu
Lingkup pelayanan terpadu bagi saksi dan/atau korban
meliputi pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi
sosial, pemulangan dan reintegrasi sosial, termasuk
advokasi, konseling, dan bantuan hukum.
berlaku bagi:
a. setiap saksi dan/atau korban yang berada di wilayah
Republik Indonesia; dan
b. setiap saksi dan/atau korban warga negara Indonesia
yang berada di luar negeri.
PEMBENTUKAN PUSAT
PELAYANAN TERPADU
1. Untuk melindungi saksi dan/atau korban, pemerintah
kabupaten/kota membentuk dan menyelenggarakan PPT.
2. Pembentukan dan penyelenggaraan PPT diatur dalam
peraturan daerah pada masing-masing kabupaten/kota.
3. Untuk mempermudah penanganan saksi dan/atau korban, di
daerah perbatasan dapat dibentuk PPT.
4. Dalam membentuk peraturan daerah, substansi atau materi
peraturan daerah tetap mengacu pada Peraturan Pemerintah
ini.
5. Dalam hal di daerah belum dibentuk peraturan daerah, maka
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan peraturan
pelaksanaannya dapat dijadikan dasar untuk
menyelenggarakan PPT.
SARANA DAN PRASARANA
• Pemerintah kabupaten/kota yang membentuk dan
menyelenggarakan PPT wajib menyediakan sarana dan
prasarana pada PPT.
• Dalam penyediaan sarana dan prasarana wajib disesuaikan
dengan standar pelayanan minimal dan standar operasional
prosedur pemulangan dan reintegrasi sosial yang berlaku.
• Rumah sakit swasta dapat menyediakan sarana dan prasarana
untuk rujukan PPT bagi saksi dan/atau korban setelah
mendapat persetujuan dari dinas kesehatan di daerahnya.
• Persetujuan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan
pelayanan terpadu dan pelaksanaan evaluasi.
PETUGAS PELAKSANA
PELAYANAN TERPADU
• Penyelenggaraan pelayanan terpadu wajib didukung oleh
petugas pelaksana atau petugas fungsional yang meliputi
tenaga kesehatan, psikolog, psikiater, pekerja sosial yang
disediakan oleh instansi atau lembaga terkait.
• Dalam hal tenaga psikolog dan psikiater belum tersedia, maka
PPT dapat meminta bantuan kepada instansi atau lembaga lain
yang tersedia dengan memberikan honorarium.
• Dalam hal diperlukan, PPT dapat melakukan kerja sama
dengan lembaga tertentu dalam penyediaan penerjemah dan
relawan pendamping yang diperlukan oleh saksi dan/atau
korban.
TATA CARA DAN MEKANISME
PELAYANAN TERPADU
• Saksi dan/atau korban berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan,
rehabilitasi sosial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan
hukum pada PPT.
• Hak diajukan oleh saksi dan/atau korban, keluarganya, temannya,
petugas kepolisian, relawan pendamping, atau pekerja sosial.
• Pimpinan atau petugas yang ada pada PPT wajib melayani saksi
dan/atau korban berdasarkan ketentuan.
• Pimpinan atau petugas PPT segera menangani saksi dan/atau korban
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
• Pimpinan atau petugas PPT, dalam waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) jam sejak menerima saksi dan/atau korban yang sedang
dirawat atau dipulihkan kesehatannya, wajib melaporkannya kepada
petugas kepolisian terdekat.
PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU
Pengertian Pelayanan
Terpadu Satu Pintu
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PPTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan jasa perizinan
dan non-perizinan, yang proses pengelolaannya di mulai
dari tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan ijin
dokumen, dilakukan secara terpadu dalam satu tempat.
Dengan konsep ini, pemohon cukup datang ke satu
tempat dan bertemu dengan petugas front office saja. Hal ini
dapat meminimalisasikan interaksi antara pemohon dengan
petugas perizinan dan menghindari pungutan-pungutan
tidak resmi yang seringkali terjadi dalam proses pelayanan.
Pembentukan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP)
pada dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan
perizinan dan non-perizinan dalam bentuk :
• Mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan
dalam pelayanan yang kurang penting. Koordinasi yang lebih baik
juga akan sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan.
• Menekan biaya pelayanan izin usaha, selain pengurangan tahapan,
pengurangan biaya juga dapat dilakukan dengan membuat prosedur
pelayanan serta biaya resmi menjadi lebih transparan.
• Menyederhanakan persyaratan izin usaha industri, dengan
mengembangkan sistem pelayanan paralel dan akan ditemukan
persyaratan-persyaratan yang tumpang tindih, sehingga dapat
dilakukan penyederhanaan persyaratan. Hal ini juga berdampak
langsung terhadap pengurangan biaya dan waktu.
Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu (one
stop service) ini membuat waktu pembuatan izin menjadi lebih
singkat. Pasalnya, dengan pengurusan administrasi berbasis
teknologi informasi, input data cukup dilakukan sekali dan
administrasi bisa dilakukan simultan.
Dengan adanya kelembagaan pelayanan terpadu satu pintu,
seluruh perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan yang
ingin dicapai adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan investasi dengan memberikan perhatian yang lebih
besar pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah.
Tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan publik.
Oleh karena itu, diharapkan terwujud pelayanan publik yang cepat
murah, mudah, transparan, pasti, dan terjangkau, di samping untuk
meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
Bentuk pelayanan terpadu ini bisa berbentuk kantor, dinas, ataupun badan.
Dalam penyelenggaraannya, bupati/wali kota wajib melakukan
penyederhanaan layanan meliputi :
1. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP);
2. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar
waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah;
3. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah
ditetapkan dalam peraturan daerah;
4. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan
proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan
prosedurnya;
5. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk
dua atau Lebih permohonan perizinan;
6. pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan
7. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan Lingkup tugas PPTSP
meliputi pemberian pelayanan atas semua hentuk pelayanan perizinan dan
non perizinan yang menjadi kewenangan Kabupaten / Kota.
Selain itu PPTSP mengeiola administrasi perizinan dan
non perizinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi,
integrasi, sinkronisasi, dan kearnanan berkas. Dalam
pengertian sempit, pelayanan terpadu dapat berarti sebagai
satu instansi pemerintah yang memiliki semua otoritas yang
diperlukan untuk memberi pelbagai perizinan (licenses,
permits, approvals dan clearances).
Tanpa otoritas yang mampu menangani semua urusan
tersebut instansi pemerintah tidak dapat mengatur pelbagai
pengaturan selama proses. Oleh sebab itu, dalam hal ini
instansi tersebut tidak dapat menyediakan semua bentuk
perizinan yang diperlukan dalam berbagai tingkat
administrasi, sehingga harus bergantung pada otoritas lain.
Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Satu Pintu
1. Transparan, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti oleh usaha jasa.
2. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
perizinan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.Salah satu
contoh dengan menggunakan jasa urus perijinan yang resmi
4. Kesamaan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.Dan juga warga yang ingin memiliki surat ijin
membangun bangunan
5. Efisien, yaitu proses pelayanan perizinan pariwisata hanya melibatkan tahap-tahap yang
penting dan melibatkan personil yang telah di tetapkan.
6. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan perizinan
harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
7. Profesional, pemprosesan perizinan melibatkan keahlian yang diperlukan, baik untuk
validasi administratif, verifikasi lapangan, pengukuran dan penilaian kelayakan, yang
masing-masing prosesnya dilaksanakan berdasarkan tata urutan dan prosedur yang telah
ditetapkan
Perbedaan Pelayanan Perizinan Satu
Pintu dengan Pelayanan Perizinan Satu Atap
Aspek Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pelayanan Terpadu Satu Atap
Wewenang dan
Penandatanganan
Wewenang dan Penandatanganan berada di satu
pihak
Wewenang dan Penandatanganan
masih dibanyak SKPD
Koordinasi • Koordinasi Lebih mudah dilakukan
• Kepala Penyenggara PTSP berperan sebagai
koordinator berbagai SKPD dalam Analisis
Koordinasi Lebih sulit karena
kewenangan dan penandatanganan di
banyak SKPD
Prosedur Pelayanan Penyederhanaan Prosedur lebih mudah karena
koordinasi berada di tangan PTSP
Prosedur sulit disederhanakan karena
ego sektoral di banyak SKPD
Pembinaan dan
Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan menjadi tanggung
jawab berada di tangan PTSP
Pembinaan dan pengawasan menjadi
anggung jawab di banyak SKPD
Kelembagaan Berbentuk Kantor/ Badan Biasanya hanya berperan sebagai loket
penerima, yang pada umumnya
berbentuk Penyalur
Pencapaian Target
Retribusi
Sebagai pemegang kewenangan pelayanan
perizinan, PTSP tidak diberi target pencapaian
Sebagai pemegang kewenagan
pelayanan perizinan SKPD teknis
diberikan beban target
Status Kepegawaian Status staf adalah Staf Tetap penyelenggara PTSP Sebagian besar staf dari SKPD teknis

More Related Content

What's hot

Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Ian Setiawan
 

What's hot (20)

Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Etika pembangunan
Etika pembangunanEtika pembangunan
Etika pembangunan
 
perkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.pptperkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.ppt
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahOptimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Optimalisasi Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Makalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publikMakalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publik
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negara
 
Keren! Prospek Kerja Administrasi Negara/Administrasi Publik
Keren! Prospek Kerja Administrasi Negara/Administrasi PublikKeren! Prospek Kerja Administrasi Negara/Administrasi Publik
Keren! Prospek Kerja Administrasi Negara/Administrasi Publik
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Birokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian PolitikBirokrasi dan Kajian Politik
Birokrasi dan Kajian Politik
 

Similar to Pelayanan terpadu

Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Meti Mediya
 
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Ellia Aida Fitri
 
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi BantenProsedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
ushfia
 
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020 copy.pptx
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020  copy.pptxHUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020  copy.pptx
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020 copy.pptx
YANZChannel
 
Unud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-iiUnud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-ii
rhyatokotua
 

Similar to Pelayanan terpadu (20)

Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
 
Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdfPerencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
Perencanaan_Pelayanan_Publik.pdf
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
 
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptxHUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
HUKUM_PERIZINAN_materi.pptx
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
 
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi BantenProsedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
Prosedur Perizinan Online (SIPEKA) DPMPTSP Provinsi Banten
 
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020 copy.pptx
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020  copy.pptxHUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020  copy.pptx
HUKUM PENGAWASAN PEMERINTAHAN UTS -UAS 2020 copy.pptx
 
Pengawasan Pelayanan Publik
Pengawasan Pelayanan PublikPengawasan Pelayanan Publik
Pengawasan Pelayanan Publik
 
Menuju Pelayanan Publik Berkualitas.pdf
Menuju Pelayanan Publik Berkualitas.pdfMenuju Pelayanan Publik Berkualitas.pdf
Menuju Pelayanan Publik Berkualitas.pdf
 
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017
 
review buku manajemen pelayanan publik
review buku manajemen pelayanan publikreview buku manajemen pelayanan publik
review buku manajemen pelayanan publik
 
DISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docxDISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docx
 
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAMBahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
 
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptxPers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
Pers dan Ombudsman pengawasan layanan publik diera covid.pptx
 
Unud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-iiUnud 242-1071384042-bab i-ii
Unud 242-1071384042-bab i-ii
 
MATERI UPTD PPA.pptx
MATERI UPTD PPA.pptxMATERI UPTD PPA.pptx
MATERI UPTD PPA.pptx
 
Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani
 

Recently uploaded

Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Pelayanan terpadu

  • 1. KONSEP PELAYANAN TERPADU mengacu pada PP No.9 tahun 2008 OLEH : 1. OKTRINA SYAHYANTI 2. PANDU SILABAN 3. REVELINO F VEEP 4. RIVALDI KELAS : C NINDYA PRAJA
  • 2.
  • 3. Pengertian Pelayanan Terpadu adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan perlindungan bagi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang yang dilaksanakan secara bersama- sama oleh innstansi atau lembaga terkait sebagai satu kesatuan penyelenggaraan rehabilitasi kesehatan,rehabilitasi sosial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum bagi saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang. Pusat Pelayanan Terpadu, yang selanjutnya disingkat PPT, adalah suatu unit kesatuan yang menyelenggarakan pelayanan terpadu untuk saksi dan/atau korban tindak pidana perdagangan orang.
  • 4. Kewajiban Pusat Pelayanan Terpadu ( PPT ) a. memberikan pelayanan dan penanganan secepat mungkin kepada saksi dan/atau korban; b. memberikan kemudahan, kenyamanan, keselamatan, dan bebas biaya bagi saksi dan/atau korban; c. menjaga kerahasiaan saksi dan/atau korban; dan d. menjamin keadilan dan kepastian hukum bagi saksi dan/atau korban.
  • 5. Tujuan Penyelenggaraan pelayanan terpadu Penyelenggaraan pelayanan terpadu bertujuan melaksanakan perlindungan dan pemenuhan hak saksi dan/atau korban atas rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
  • 6. Lingkup pelayanan terpadu Lingkup pelayanan terpadu bagi saksi dan/atau korban meliputi pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan dan reintegrasi sosial, termasuk advokasi, konseling, dan bantuan hukum. berlaku bagi: a. setiap saksi dan/atau korban yang berada di wilayah Republik Indonesia; dan b. setiap saksi dan/atau korban warga negara Indonesia yang berada di luar negeri.
  • 7. PEMBENTUKAN PUSAT PELAYANAN TERPADU 1. Untuk melindungi saksi dan/atau korban, pemerintah kabupaten/kota membentuk dan menyelenggarakan PPT. 2. Pembentukan dan penyelenggaraan PPT diatur dalam peraturan daerah pada masing-masing kabupaten/kota. 3. Untuk mempermudah penanganan saksi dan/atau korban, di daerah perbatasan dapat dibentuk PPT. 4. Dalam membentuk peraturan daerah, substansi atau materi peraturan daerah tetap mengacu pada Peraturan Pemerintah ini. 5. Dalam hal di daerah belum dibentuk peraturan daerah, maka ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan peraturan pelaksanaannya dapat dijadikan dasar untuk menyelenggarakan PPT.
  • 8. SARANA DAN PRASARANA • Pemerintah kabupaten/kota yang membentuk dan menyelenggarakan PPT wajib menyediakan sarana dan prasarana pada PPT. • Dalam penyediaan sarana dan prasarana wajib disesuaikan dengan standar pelayanan minimal dan standar operasional prosedur pemulangan dan reintegrasi sosial yang berlaku. • Rumah sakit swasta dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk rujukan PPT bagi saksi dan/atau korban setelah mendapat persetujuan dari dinas kesehatan di daerahnya. • Persetujuan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan pelayanan terpadu dan pelaksanaan evaluasi.
  • 9. PETUGAS PELAKSANA PELAYANAN TERPADU • Penyelenggaraan pelayanan terpadu wajib didukung oleh petugas pelaksana atau petugas fungsional yang meliputi tenaga kesehatan, psikolog, psikiater, pekerja sosial yang disediakan oleh instansi atau lembaga terkait. • Dalam hal tenaga psikolog dan psikiater belum tersedia, maka PPT dapat meminta bantuan kepada instansi atau lembaga lain yang tersedia dengan memberikan honorarium. • Dalam hal diperlukan, PPT dapat melakukan kerja sama dengan lembaga tertentu dalam penyediaan penerjemah dan relawan pendamping yang diperlukan oleh saksi dan/atau korban.
  • 10. TATA CARA DAN MEKANISME PELAYANAN TERPADU • Saksi dan/atau korban berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, reintegrasi sosial, dan bantuan hukum pada PPT. • Hak diajukan oleh saksi dan/atau korban, keluarganya, temannya, petugas kepolisian, relawan pendamping, atau pekerja sosial. • Pimpinan atau petugas yang ada pada PPT wajib melayani saksi dan/atau korban berdasarkan ketentuan. • Pimpinan atau petugas PPT segera menangani saksi dan/atau korban sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. • Pimpinan atau petugas PPT, dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam sejak menerima saksi dan/atau korban yang sedang dirawat atau dipulihkan kesehatannya, wajib melaporkannya kepada petugas kepolisian terdekat.
  • 12. Pengertian Pelayanan Terpadu Satu Pintu Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) adalah kegiatan penyelenggaraan jasa perizinan dan non-perizinan, yang proses pengelolaannya di mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap penerbitan ijin dokumen, dilakukan secara terpadu dalam satu tempat. Dengan konsep ini, pemohon cukup datang ke satu tempat dan bertemu dengan petugas front office saja. Hal ini dapat meminimalisasikan interaksi antara pemohon dengan petugas perizinan dan menghindari pungutan-pungutan tidak resmi yang seringkali terjadi dalam proses pelayanan.
  • 13. Pembentukan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) pada dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi pelayanan perizinan dan non-perizinan dalam bentuk : • Mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan dalam pelayanan yang kurang penting. Koordinasi yang lebih baik juga akan sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan. • Menekan biaya pelayanan izin usaha, selain pengurangan tahapan, pengurangan biaya juga dapat dilakukan dengan membuat prosedur pelayanan serta biaya resmi menjadi lebih transparan. • Menyederhanakan persyaratan izin usaha industri, dengan mengembangkan sistem pelayanan paralel dan akan ditemukan persyaratan-persyaratan yang tumpang tindih, sehingga dapat dilakukan penyederhanaan persyaratan. Hal ini juga berdampak langsung terhadap pengurangan biaya dan waktu.
  • 14. Pelayanan perizinan dengan sistem terpadu satu pintu (one stop service) ini membuat waktu pembuatan izin menjadi lebih singkat. Pasalnya, dengan pengurusan administrasi berbasis teknologi informasi, input data cukup dilakukan sekali dan administrasi bisa dilakukan simultan. Dengan adanya kelembagaan pelayanan terpadu satu pintu, seluruh perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan yang ingin dicapai adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan publik. Oleh karena itu, diharapkan terwujud pelayanan publik yang cepat murah, mudah, transparan, pasti, dan terjangkau, di samping untuk meningkatkan hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik.
  • 15. Bentuk pelayanan terpadu ini bisa berbentuk kantor, dinas, ataupun badan. Dalam penyelenggaraannya, bupati/wali kota wajib melakukan penyederhanaan layanan meliputi : 1. pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP); 2. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah; 3. kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah; 4. kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya; 5. mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau Lebih permohonan perizinan; 6. pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan 7. pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan Lingkup tugas PPTSP meliputi pemberian pelayanan atas semua hentuk pelayanan perizinan dan non perizinan yang menjadi kewenangan Kabupaten / Kota.
  • 16. Selain itu PPTSP mengeiola administrasi perizinan dan non perizinan dengan mengacu pada prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan kearnanan berkas. Dalam pengertian sempit, pelayanan terpadu dapat berarti sebagai satu instansi pemerintah yang memiliki semua otoritas yang diperlukan untuk memberi pelbagai perizinan (licenses, permits, approvals dan clearances). Tanpa otoritas yang mampu menangani semua urusan tersebut instansi pemerintah tidak dapat mengatur pelbagai pengaturan selama proses. Oleh sebab itu, dalam hal ini instansi tersebut tidak dapat menyediakan semua bentuk perizinan yang diperlukan dalam berbagai tingkat administrasi, sehingga harus bergantung pada otoritas lain.
  • 17. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Satu Pintu 1. Transparan, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti oleh usaha jasa. 2. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.Salah satu contoh dengan menggunakan jasa urus perijinan yang resmi 4. Kesamaan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.Dan juga warga yang ingin memiliki surat ijin membangun bangunan 5. Efisien, yaitu proses pelayanan perizinan pariwisata hanya melibatkan tahap-tahap yang penting dan melibatkan personil yang telah di tetapkan. 6. Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan perizinan harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak. 7. Profesional, pemprosesan perizinan melibatkan keahlian yang diperlukan, baik untuk validasi administratif, verifikasi lapangan, pengukuran dan penilaian kelayakan, yang masing-masing prosesnya dilaksanakan berdasarkan tata urutan dan prosedur yang telah ditetapkan
  • 18. Perbedaan Pelayanan Perizinan Satu Pintu dengan Pelayanan Perizinan Satu Atap Aspek Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pelayanan Terpadu Satu Atap Wewenang dan Penandatanganan Wewenang dan Penandatanganan berada di satu pihak Wewenang dan Penandatanganan masih dibanyak SKPD Koordinasi • Koordinasi Lebih mudah dilakukan • Kepala Penyenggara PTSP berperan sebagai koordinator berbagai SKPD dalam Analisis Koordinasi Lebih sulit karena kewenangan dan penandatanganan di banyak SKPD Prosedur Pelayanan Penyederhanaan Prosedur lebih mudah karena koordinasi berada di tangan PTSP Prosedur sulit disederhanakan karena ego sektoral di banyak SKPD Pembinaan dan Pengawasan Pembinaan dan pengawasan menjadi tanggung jawab berada di tangan PTSP Pembinaan dan pengawasan menjadi anggung jawab di banyak SKPD Kelembagaan Berbentuk Kantor/ Badan Biasanya hanya berperan sebagai loket penerima, yang pada umumnya berbentuk Penyalur Pencapaian Target Retribusi Sebagai pemegang kewenangan pelayanan perizinan, PTSP tidak diberi target pencapaian Sebagai pemegang kewenagan pelayanan perizinan SKPD teknis diberikan beban target Status Kepegawaian Status staf adalah Staf Tetap penyelenggara PTSP Sebagian besar staf dari SKPD teknis