SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BANK PEMBIAYAAN
RAKYAT SYARIAH
MUHAMMAD AFIYANTO, M.E.
Apa itu BPR Syariah?
Status hukum BPR diakui pertama kali
dalam Pakto tanggal 27 Oktober 1988,
sebagai Paket Kebijakan Keuangan,
Moneter, dan Perbankan.
Sejarah Perkembangan BPR Syariah di Indonesia
BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)
Dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 tentang Pokok Perbankan
melalui ijin dari Menteri Keuangan.
BPRS ialah bank yang didirikan dengan tujuan untuk melayani
usaha mikro dan kecil yangnberoperasi berdasarkan sistem
syariah .
Bank syariah yang dimaksud adalah Bank
Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri
tahun 1992.
Sebagai langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR
syariah. Ketiga BPR syariah tersebut adalah:
1) PT. BPR Dana Mardhatillah, kec. Margahayu, Bandung.
2) PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, kec. Padalarang, Bandung.
3) PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. Banjaran, Bandung.
Untuk mempercepat proses berdirinya BPR-BPR syariah yang lain dibentuklah lembaga-lembaga penunjang,
antara lain:
1) Institute for Syariah Economic Development (ISED)
2) Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Bank Syariah (YPPBS)
Tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR syariah tersebut telah mendapatkan ijin prinsip dari Menteri keuangan RI.
Perbedaan antara bank Syariah dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS)
Menurut UU 21 2008,
Perbedaan Bank Umum Syariah (BUS) dengan BPRS adalah yang mana BUS adalah bank yang melakukan atau
memberikan jasa lalu lintas pembayaran (transfer, kliring, inkaso, letter of credit, giro) sedangkan BPRS adalah
bank yang tidak dapat menjalankan aktivitas lalu lintas pembayaran.
Bank Umum Syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Perbedaan Bank Umum Syariah dengan BPR Syariah dalam Perijinan
Bank Syariah BPR Syariah
1. Memperoleh izin dari Bank Indonesia 1. Milik WNI 100% saham milik WNI
2. Modal utama minimal 1 triliun 2. Milik WNI dan pemerintah daerah
3. Milik WNI/Badan hukum Indonesia 3. Pemerintah daerah
4. WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA
menjalin kemitraan dengan maksimal saham 99%.
4. Modal minimal, 2 milyar Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi. 1 milyar diluar kota provinsi
yang dicantumkan diatas. 500 juta di wilayah diluar
yang disebutkan diatas.
5. Pemerintah daerah
Tujuan dan Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Ada tujuan yang dikehendaki dengan BPR Syariah adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada
umumnya berada di pedesaan.
2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.
3. Membina semangat Ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita menuju kualitas hidup yang memadai.
Strategi oprasional sebagai berikut :
a. BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan
melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha yang bersekala kecil yang perlu dibantu tambahan modal,
sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.
b. BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uanganya jangka pendek dengan mengutamakan usaha
skala menengah dan kecil.
c. BPR Syariah mengkaji pangasa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi
pembiayaan
Bank perkreditan rakyat
mempunyai banyak fungsi
bagi perkembangan
perekonomian nasional
dan utamanya bagi rakyat
pengusaha kecil. Adapun
fungsi bank perkreditan
rakyat yaitu :
1. Memberikan pelayanan jasa
2. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil.
3. Mengurangi praktik ijon dan pelepas uang atau
lintah darat.
4. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi
pedesaan.
FUNGSI
Sistem Operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Kegiatan usaha yang boleh dilakukan BPR meliputi:
1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pendanaan atau pembiayaan yang berlandaskan prinsip syariah serta sesuai dengan
ketentuan yang Bank Indonesia telah tetapkan.
4. Menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka, sertifikat deposito dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-Undang
Perbankan No.7 tahun 1992, meliputi:
1. Menerima simpanan yang berupa giro dan ikut serta dalam penyediaan lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing terkecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin
Bank Indonesia).
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang asuransi.
Produk dan Jasa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Syariah secara garis besar adalah sebagai berikut
(Rodoni dan Hamid : 45)
A. Mobilisasi Dana Masyarakat
1) Simpanan Amanah
2) Tabungan Wadiah
3) Deposito Wadiah atau Deposito Mudharabah
B. Penyaluran dana BPR syariah (Rodoni dan Hamid : 46) sebagai berikut:
1) Pembiayan Mudharabah
2) Pembiayan Musyarakah
3) Pembiayan Bai’bitsaman Ajil
4) Pembiayaan Murabahah
5) Pembiayaan Qardhul Hasan
C. Jasa Perbankan Lainnya
Ketentuan dalam pendirian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
1. Syarat Pendirian
Dalam mendirikan BPR syariah harus mengacu pada bentuk hukum BPR syariah yang telah ditentukan dalam UU
Perbankan. Sebagaimana dalam UU Perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 2, bentuk hukum suatu BPR syarat dapat
berupa:
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi; atau
c. Perusahaan Daerah
Adapun syarat-syarat untuk pendirian BPR syariah adalah sebagai berikut:
a. BPR syariah hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan ijin
Dirreksi Bank Indonesia.
b. BPR syariah hanya didirikan dan dimiliki oleh:
1) Warga Negara Indonesia
2) Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya oleh warga Negara Indonesia
3) Pemerintah Daerah, dan
4) Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c.
Pendirian ijin pendirian BPR syariah, sebagaimana dimaksud di atas dapat dilakukan dengan dua tahap:
a. Persetujuan prinsip
b. Ijin usaha
SK DIR BI No. 32/36/1999 tidak memberikan kemungkinan bagi pihak asing untuk
mendirikan BPR syariah. Menurut ketentuan pasal 15 SK DIR tersebut, yang dapat
menjadi pemilik BPR syariah adalah pihak-pihak yang:
a. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b. Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas yang baik,
antara lain:
1) Memiliki akhlak dan moral yang baik.
2) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Bersedia mengembangkan pembiayaan rakyat syariah yang sehat.
2. Modal
Modal yang harus disetor untuk mendirikan BPR syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar:
a. Rp2.000.000.000,- (dua milliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta Raya dan Kabupaten/Kotamadya Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Karawang.
b. Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Ibu Kota Propinsi di luar
wilayah seperti tersebut pada butir a di atas.
c. Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di luar wilayah yang disebut pada
butir a dan b di atas.
Modal yang disetor tersebut, digunakan untuk modal kerja bagi BPR syariah, wajib sekurang-kurangnya berjumlah
50% (lima puluh persen). Dengan kata lain, biaya investasi dalam rangka pendirian BPR syariah itu tidak boleh
melebihi 50% dari modal yang disetor oleh pendirinya. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan
dilarang:
a. Berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di
Indonesia.
b. Berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk kegiatan-kegiatan yang melanggar
hukum.
Kendala dan strategi dalam pengembangan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS)
Dalam prakteknya BPR syariah mengalami berbagai kendala, kendala tersebut diantaranya
adalah:
1. Kiprah BPR syariah kurang dikenal masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan syariah,
bahkan beberpa pihak menganggap BPR syariah sama dengan BPR konvensional.
2. Upaya untuk meningkatkan profesionalitas kadang terhalang rendahnya sumber daya yang
dimiliki oleh BPR syariah sehingga sehingga proses BPR syariah dalam melakukan
aktivitasnya cenderung lambat dan respon terhadap permasalahan ekonomi rendah.
3. Kurang adanya koordinasi di antara BPR syariah, demikian juga dengan bank syariah dan
BMT, sebagai lembaga keuangan yang mempunyai tujuan syiar Islam tentunya langkah
koordinasi dalam rangka mendapatkan strategi yang terpadu dapat dilakukan guna
mengangkat ekonomi masyarakat.
4. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki konsep Islam tentunya juga bertanggung jjawab
terhadap nilai-nilai keislaman masyarakat yang ada disekitar BPR syariah tersebut.
5. Nama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, masih menyisakan kesan sistem BPR syariah
menggunakan sistem BPR konvensional. Kata “perkreditan” tidak ada dalam terminology
bank dan lembaga kaeuangan syariah.
Adapun strategi pengembangan BPR syariah yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Langkah-langkah untuk mensosialisasikan keberadaan BPR syariah, bukan saja
produknya tetapi sistem yang digunakannya perlu diperhatikan.
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pelatihan-
pelatihan mengenai lembaga keuangan syariah serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
3. Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi daerah akan diketahui berapa besar
kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan syariah yang lain dalam mengelola
sumber-sumber ekonomi yang ada.
4. BPR syariah bertanggung jawab terhadap masalah keislaman masyarakat dimana
BPR syariah tersebut berada.
SEKIAN
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 7-BPR-Syariah.pptx

Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ari Munandar
 
Perkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbprPerkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbpr
kazamajin777
 
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptxPembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
hadiisyam
 
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
AdiyathRandy
 
Bank pengkreditan rakyat syariah
Bank pengkreditan rakyat syariahBank pengkreditan rakyat syariah
Bank pengkreditan rakyat syariah
Marya Fitria
 
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
masids
 
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bankPengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
Iffa Tabahati
 

Similar to 7-BPR-Syariah.pptx (20)

Perkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis SyariahPerkembangan Manajemen Bisnis Syariah
Perkembangan Manajemen Bisnis Syariah
 
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan SyariahRuang Lingkup Perbankan Syariah
Ruang Lingkup Perbankan Syariah
 
Perkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbprPerkembangan sejarahbpr
Perkembangan sejarahbpr
 
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptxPembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
Pembahasan ke 100 Hukum_Perbankan syariah.pptx
 
Bprs
BprsBprs
Bprs
 
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
6. Manajemen Bank Berdasarkan Prinsip Syariah.pptx
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Analisis SWOT pada BRI Syariah,Universitas Mer...
 
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECILPERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
 
Bank syariah
Bank syariahBank syariah
Bank syariah
 
Bank pengkreditan rakyat syariah
Bank pengkreditan rakyat syariahBank pengkreditan rakyat syariah
Bank pengkreditan rakyat syariah
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
 
Kelompok 2 bank syariah
Kelompok 2 bank syariahKelompok 2 bank syariah
Kelompok 2 bank syariah
 
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
 
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bankPengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
Pengaruh pelaksanaan office channeling terhadap pertumbuhan bank
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
LEMBAGA PERBANKAN DAN IKNB.pptx
LEMBAGA PERBANKAN DAN IKNB.pptxLEMBAGA PERBANKAN DAN IKNB.pptx
LEMBAGA PERBANKAN DAN IKNB.pptx
 
Bank
BankBank
Bank
 
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnyaBank dan lembaga keuangan lainnya
Bank dan lembaga keuangan lainnya
 
Makalah habib
Makalah habibMakalah habib
Makalah habib
 

Recently uploaded

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Frida Adnantara
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
armanamo012
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
umusilmi2019
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
ChairaniManasye1
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
Zefanya9
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
GustiAdityaR
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 

7-BPR-Syariah.pptx

  • 2. Apa itu BPR Syariah? Status hukum BPR diakui pertama kali dalam Pakto tanggal 27 Oktober 1988, sebagai Paket Kebijakan Keuangan, Moneter, dan Perbankan. Sejarah Perkembangan BPR Syariah di Indonesia BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) Dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 tentang Pokok Perbankan melalui ijin dari Menteri Keuangan. BPRS ialah bank yang didirikan dengan tujuan untuk melayani usaha mikro dan kecil yangnberoperasi berdasarkan sistem syariah .
  • 3. Bank syariah yang dimaksud adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang berdiri tahun 1992. Sebagai langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR syariah. Ketiga BPR syariah tersebut adalah: 1) PT. BPR Dana Mardhatillah, kec. Margahayu, Bandung. 2) PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, kec. Padalarang, Bandung. 3) PT. BPR Amanah Rabbaniyah, kec. Banjaran, Bandung. Untuk mempercepat proses berdirinya BPR-BPR syariah yang lain dibentuklah lembaga-lembaga penunjang, antara lain: 1) Institute for Syariah Economic Development (ISED) 2) Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Bank Syariah (YPPBS) Tanggal 8 Oktober 1990, ketiga BPR syariah tersebut telah mendapatkan ijin prinsip dari Menteri keuangan RI.
  • 4. Perbedaan antara bank Syariah dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Menurut UU 21 2008, Perbedaan Bank Umum Syariah (BUS) dengan BPRS adalah yang mana BUS adalah bank yang melakukan atau memberikan jasa lalu lintas pembayaran (transfer, kliring, inkaso, letter of credit, giro) sedangkan BPRS adalah bank yang tidak dapat menjalankan aktivitas lalu lintas pembayaran. Bank Umum Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
  • 5. Perbedaan Bank Umum Syariah dengan BPR Syariah dalam Perijinan Bank Syariah BPR Syariah 1. Memperoleh izin dari Bank Indonesia 1. Milik WNI 100% saham milik WNI 2. Modal utama minimal 1 triliun 2. Milik WNI dan pemerintah daerah 3. Milik WNI/Badan hukum Indonesia 3. Pemerintah daerah 4. WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin kemitraan dengan maksimal saham 99%. 4. Modal minimal, 2 milyar Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. 1 milyar diluar kota provinsi yang dicantumkan diatas. 500 juta di wilayah diluar yang disebutkan diatas. 5. Pemerintah daerah
  • 6. Tujuan dan Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Ada tujuan yang dikehendaki dengan BPR Syariah adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan. 2. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi. 3. Membina semangat Ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai. Strategi oprasional sebagai berikut : a. BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha yang bersekala kecil yang perlu dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik. b. BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uanganya jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil. c. BPR Syariah mengkaji pangasa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan
  • 7. Bank perkreditan rakyat mempunyai banyak fungsi bagi perkembangan perekonomian nasional dan utamanya bagi rakyat pengusaha kecil. Adapun fungsi bank perkreditan rakyat yaitu : 1. Memberikan pelayanan jasa 2. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil. 3. Mengurangi praktik ijon dan pelepas uang atau lintah darat. 4. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan. FUNGSI
  • 8. Sistem Operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kegiatan usaha yang boleh dilakukan BPR meliputi: 1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit. 3. Menyediakan pendanaan atau pembiayaan yang berlandaskan prinsip syariah serta sesuai dengan ketentuan yang Bank Indonesia telah tetapkan. 4. Menempatkan dana dalam bentuk deposito berjangka, sertifikat deposito dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Kegiatan usaha yang tidak dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992, meliputi: 1. Menerima simpanan yang berupa giro dan ikut serta dalam penyediaan lalu lintas pembayaran. 2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing terkecuali sebagai pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia). 3. Melakukan penyertaan modal. 4. Melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang asuransi.
  • 9. Produk dan Jasa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Syariah secara garis besar adalah sebagai berikut (Rodoni dan Hamid : 45) A. Mobilisasi Dana Masyarakat 1) Simpanan Amanah 2) Tabungan Wadiah 3) Deposito Wadiah atau Deposito Mudharabah B. Penyaluran dana BPR syariah (Rodoni dan Hamid : 46) sebagai berikut: 1) Pembiayan Mudharabah 2) Pembiayan Musyarakah 3) Pembiayan Bai’bitsaman Ajil 4) Pembiayaan Murabahah 5) Pembiayaan Qardhul Hasan C. Jasa Perbankan Lainnya
  • 10. Ketentuan dalam pendirian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 1. Syarat Pendirian Dalam mendirikan BPR syariah harus mengacu pada bentuk hukum BPR syariah yang telah ditentukan dalam UU Perbankan. Sebagaimana dalam UU Perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 2, bentuk hukum suatu BPR syarat dapat berupa: a. Perseroan Terbatas b. Koperasi; atau c. Perusahaan Daerah Adapun syarat-syarat untuk pendirian BPR syariah adalah sebagai berikut: a. BPR syariah hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dengan ijin Dirreksi Bank Indonesia. b. BPR syariah hanya didirikan dan dimiliki oleh: 1) Warga Negara Indonesia 2) Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya oleh warga Negara Indonesia 3) Pemerintah Daerah, dan 4) Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c. Pendirian ijin pendirian BPR syariah, sebagaimana dimaksud di atas dapat dilakukan dengan dua tahap: a. Persetujuan prinsip b. Ijin usaha
  • 11. SK DIR BI No. 32/36/1999 tidak memberikan kemungkinan bagi pihak asing untuk mendirikan BPR syariah. Menurut ketentuan pasal 15 SK DIR tersebut, yang dapat menjadi pemilik BPR syariah adalah pihak-pihak yang: a. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. b. Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas yang baik, antara lain: 1) Memiliki akhlak dan moral yang baik. 2) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Bersedia mengembangkan pembiayaan rakyat syariah yang sehat.
  • 12. 2. Modal Modal yang harus disetor untuk mendirikan BPR syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar: a. Rp2.000.000.000,- (dua milliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya dan Kabupaten/Kotamadya Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Karawang. b. Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di wilayah Ibu Kota Propinsi di luar wilayah seperti tersebut pada butir a di atas. c. Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) untuk BPR syariah yang didirikan di luar wilayah yang disebut pada butir a dan b di atas. Modal yang disetor tersebut, digunakan untuk modal kerja bagi BPR syariah, wajib sekurang-kurangnya berjumlah 50% (lima puluh persen). Dengan kata lain, biaya investasi dalam rangka pendirian BPR syariah itu tidak boleh melebihi 50% dari modal yang disetor oleh pendirinya. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan dilarang: a. Berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain di Indonesia. b. Berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum.
  • 13. Kendala dan strategi dalam pengembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dalam prakteknya BPR syariah mengalami berbagai kendala, kendala tersebut diantaranya adalah: 1. Kiprah BPR syariah kurang dikenal masyarakat sebagai BPR yang berprinsipkan syariah, bahkan beberpa pihak menganggap BPR syariah sama dengan BPR konvensional. 2. Upaya untuk meningkatkan profesionalitas kadang terhalang rendahnya sumber daya yang dimiliki oleh BPR syariah sehingga sehingga proses BPR syariah dalam melakukan aktivitasnya cenderung lambat dan respon terhadap permasalahan ekonomi rendah. 3. Kurang adanya koordinasi di antara BPR syariah, demikian juga dengan bank syariah dan BMT, sebagai lembaga keuangan yang mempunyai tujuan syiar Islam tentunya langkah koordinasi dalam rangka mendapatkan strategi yang terpadu dapat dilakukan guna mengangkat ekonomi masyarakat. 4. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki konsep Islam tentunya juga bertanggung jjawab terhadap nilai-nilai keislaman masyarakat yang ada disekitar BPR syariah tersebut. 5. Nama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, masih menyisakan kesan sistem BPR syariah menggunakan sistem BPR konvensional. Kata “perkreditan” tidak ada dalam terminology bank dan lembaga kaeuangan syariah.
  • 14. Adapun strategi pengembangan BPR syariah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Langkah-langkah untuk mensosialisasikan keberadaan BPR syariah, bukan saja produknya tetapi sistem yang digunakannya perlu diperhatikan. 2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dapat dilakukan melalui pelatihan- pelatihan mengenai lembaga keuangan syariah serta lingkungan yang mempengaruhinya. 3. Melalui pemetaan potensi dan optimasi ekonomi daerah akan diketahui berapa besar kemampuan BPR syariah dan lembaga keuangan syariah yang lain dalam mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada. 4. BPR syariah bertanggung jawab terhadap masalah keislaman masyarakat dimana BPR syariah tersebut berada.