Dokumen ini membahas teori-teori filosofis terkait penerjemahan, meliputi hermeneutik, pernyataan hermeneutik oleh Steiner yang membentuk empat pergerakan penerjemahan, pandangan Pound tentang energi bahasa, pandangan Benjamin tentang penerjemahan yang transparan, dan dekonstruksi Derrida terhadap asumsi-asumsi linguistik. Dokumen ini juga membahas studi kasus terkait topik tersebut.
1. EVALUASI PENERJEMAHAN
TEORI FILOSOFIS PENERJEMAHAN
Afif suaidi
LINGUISTIK TERAPAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
2. Konsep penting
Hermeneutik (teori menafsirkan makna),
berhubungan dengan romantik Jerman.
Pernyataan hermeneutik oleh Steiner yang
mengakibatkan empat pergerakan dalam
penerjemahan.
Pound: energi bahasa yang menggunakan kata-kata
kuno untuk menjungkirbalikkan bahasa puisi
kesusastraan dimasanya yaitu awal mula munculnya
forenisasi.
Benjamin: bahasa murni asli dari penerjemahan
interlinear.
Derrida: dekonstruksi dan menggali premis dasar dari
linguistik yaitu teori penerjemahan.
3. Pernyataan hermeneutik oleh Steiner
Rudolf Joseph Lorenz Steiner
25/27 February 1861 Pernyataan hermeneutik yang
membentuk bidang yang
dideskripsikan oleh Steiner (hlm.
312-435) terdiri dari empat bagian:
(1) kepercayaan inisiatif
(2) agresi (atau penetrasi)
(3) inkorporasi (atau embodimen)
dan
(4) kompensasi (atau penggantian
rugi). penjelasan lebih lanjut
terdapat dalam poin-poin berikut
ini:
4. Ezra Pound dan energi bahasa
photographed as a young
man in 1913
ia selalu menguji, meneliti,
mencermati kualitas unkap bahasa,
mencari energi bahasa melalui
kejelasan, ritme, suara, dan bentuk
dari pada kesadaran.
Tulisan Pound sendiri pada
penerjemahan kadang-kadang
mencirikan pada ketidak formalan
penggunaan istilah lama pada
penerjemahan:
The ultimate Britons were at that date
unbreeched, painted in woad, and
grunting in an idiom far more difficult
for us to master than the Langue ‘d’Oc
of the plantagenet or the Lingua di si.
(Pound, 1926/2000: 32)
5. Tugas Penerjemah: Walter Benjamin
Penerjemahan yang sesungguhnya
bersifat transparan, tidak menutupi
keasliannya, tidak menghalangi
cahayanya, melainkan
menampilkan bahasa yang murni
asli, sebagaimana diperkuat oleh
mediumya sendiri agar bersinar di
atas keasliannya yang lebih dengan
sepenuhnya. Semua hal di atas,
mungkin bisa diperoleh dengan
memperlakukan penerjemahan
secara literal.
(Benjamin 1969/2000: 21)
6. Dekonstruksi
Jacques Derrida Dekonstruksi membongkar beberapa dalil
kunci ilmu bahasa, dimulai dari divisi yang
jelas yang dicetuskan oleh Saussure tentang
tertanda dan penanda dan konsep yang bisa
mendefinisikan, menangkap, dam
menyetabilkanmakna.
Derrida meragukan Jakobson tentang
pembagian penerjemahan yang interlingual,
intralingual, dan intersemiotik (lihat bab 1)
menunjukkan ketidak logisan definisi
Jakobson tentang penerjemahan interlingual
atau penerjemahan yang sesungguhnya,
dengan kata penerjemahan digunakan sebagai
penerjemahan itu sendiri.
Judul karya Derrida termasuk permainan kata-kata
sebagaimana yang ia bahas pada karya
terjemahannya sendiri dari line from Poeria
dalam karya Shakespeare yang berjudul ‘the
merchan of venice ‘when mercy season justice’.
7. Studi Kasus
Studi Kasus 1 Studi Kasus 2
Pembahasan
Pembahasan
Studi Kasus 1
Studi Kasus 2