Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan hama penting pada tanaman kelapa yaitu kumbang kelapa Oryctes rhinoceros dan kumbang janur kelapa Brontispa longissima. Dokumen tersebut juga menjelaskan siklus hidup, kerusakan, dan cara pengendalian hama tersebut melalui pengendalian hayati, kimiawi, dan sanitasi.
1. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
PENGENALAN HAMA PENTING
PADA TANAMAN KELAPA
Erwin Irawan Permana, SP
Pontianak, 25 Juli 2018
Disampaikan Pada Kegiatan Bimbingan Teknis Petugas Perlindungan Perkebunan di BPTP Pontianak
2. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Kumbang Kelapa Oryctes rhinoceros
Pada areal peremajaan (replanting), serangan hama O.
rhinoceros dapat mengakibatkan tertundanya masa produksi
kelapa sawit sampai satu tahun dan kematian tanaman hingga 25
%
5 kumbang per hektar dapat mematikan 50 % tanaman muda
(Balit Palma)
Pengendalian dapat dilakukan dengan penerapan PHT (sanitasi,
pengendalian hayati dll)
3. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Oryctes rhinoceros
TAHAP HARI
Telur 11-13
Larva 1 26-36
Larva instar 2 70-90
Larva Instar 3 74-104
Pra Kepompong 7
Kepompong 16-24
Kumbang (Imago) 86-139
SIKLUS LENGKAP 7 – 8 BULAN
larva
kepompong
Siklus
Hidup
kumbang
telur
6. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Kerugian akibat Oryctes rhinoceros
Jumlah kumbang
dalam tahap makan
per hektar (ekor)
Rata-rata jumlah
guntingan per
pelepah
Penurunan produksi
buah (%)
< 1 < 0.25 <10
1-2 0.25 10
2-3 0.50 18
3-4 0.75 27
5 1 38
6-7 1.25 45
8-10 1.5 53
Misal :
- Perkiraan potensi panen 1 Ton
(kebun sehat)
- Harga Rp. 3000/kg (kupas)
- Hasil pengamatan kebun, rata-rata
jumlah guntingan pada angka 1,
Berapa persen penurunan produksi?
Berapa kerugian secara rupiah?
7. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Identifikasi lokasi tempat
berkembangnya Oryctes (batang
kelapa lapuk, tunggul, langkau, limbah
gergaji kayu)
Lakukan sanitasi dengan
memusnahkan/mengurangi bekas
kayu lapuk, tunggul supaya tidak
menjadi tempat berkembangnya
Oryctes
8. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Penggunaan Metarhizium anisoplae
Lebih diutamakan untuk mengendalikan larva,
walaupun dapat menginfeksi kumbang
Gunakan 50 gr/sarang tempat
perkembangbiakan larva
(Balit Palma)
9. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Penggunaan Baculovirus
Lebih diutamakan untuk mengendalikan
kumbang, walaupun dapat menginfeksi larva
Pelepasan kumbang terinfeksi 5 ekor per
hektar
(Balit Palma)
10. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Aplikasi Metarhizium dan Baculovirus
Diaplikasikan pada sarang alami (kayu
lapuk dll)
Membuat sarang buatan (breeding
trap) sebagai perangkap, kemudian
diinokulasikan dengan Metarhizium
dan Baculovirus
11. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Pembuatan breeding trap
Membuat kotak dengan ukuran
1x1x0,5 m
Isi pertama kali dengan serbuk gergaji
kurang lebih tebal 8-10 cm, kemudian
inokulasikan 25-50 gr Metarhizium
Kemudian isi lagi dengan serbuk
gergaji dengan tebal 8-10 cm
12. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Pembuatan breeding trap
Kumbang yang terperangkap pada
breeding trap diinokulasi dengan
Baculovirus kemudian dilepaskan
Pembuatan breeding trap sebanyak 5
buah per hektar
Monitoring dilakukan setiap 3 bulan
13. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Penggunaan perangkap dengan feromon
Perangkap bisa berupa pipa pvc, ember,
dsb.
Jumlah perangkap feromon 2 buah per
hektar.
Aplikasi per 3 bulan.
14. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Penggunaan perangkap dengan feromon
Aplikasi feromon diikuti dengan
insektisida dan hand picking
Rata – rata jumlah kumbang yang
tertangkap 20-50 ekor/perangkap,
tergantung tingkat serangan
15. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Oryctes rhinoceros
Pengendalian lainnya
Penggunaan kanfer sebagai repellent
(penolak).
Penggunaan serbuk pestisida nabati
Jaring pada jalur batas kebun
Insektisida kimia
16. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Kumbang Janur Kelapa (Brontispa longissima, Pleisispa reichei)
Kumbang Brontispa dan larvanya menyerang tanaman
dengan memakan daun pucuk kelapa yang masih muda
(berumur antara 1 – 2 tahun).
Serangan hama ini menyebabkan timbulnya garis – garis
pada daun tanaman (bekas dimakan kumbang), yang
kemudian bersatu dan melebar sehingga merupakan bercak
yang berwarna kuning. Bagian daging daun yang tidak
termakan oleh Brontispa akan menjadi busuk dan kering.
Daun kelapa dapat menjadi kering seluruhnya atau robek-
robek seperti tertiup angin kencang. serangan yang hebat
dapat mengakibatkan kematian bibit kelapa yang masih
muda.
17. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Kumbang Janur Kelapa (Brontispa longissima, Pleisispa reichei)
TAHAP HARI
Telur 4-7
Larva 23-43
Pupa 4-7
Kumbang (Imago) 75-90
SIKLUS LENGKAP 3 – 5 BULAN
Larva
Pupa
Siklus
Hidup
Imago
Telur
18. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Kumbang Janur Kelapa (Brontispa longissima, Pleisispa reichei)
Kerusakan akibat Kumbang Janur Kelapa
19. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Kumbang Janur Kelapa
Pengendalian secara hayati
Parasitoid Tetrastichus brontispae
Pemangkasan daun terserang
Rearing (perbanyakan) Release (pelepasan)
20. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pengendalian Kumbang Janur Kelapa
Pengendalian secara hayati
Jamur entomopatogen Metarhizium spp
Metabron
Aplikasi Metabron
- Penyemprotan pada pelepah daun
yang belum terbuka
- Dilakukan dua kali setahun dengan
interval dua minggu setelah
aplikasi pertama
- Dosis 30 gr/ltr air
- Penyemprotan pada pagi atau sore
hari
22. KEMENTERIAN PERTANIAN
Direktorat Jenderal Perkebunan
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Pustaka
Anonim. 2016. PESTISIDA PERTANIAN DAN KEHUTANAN. Direktorat Pupuk dan Pestisida, Dirjen Prasarana
dan Sarana, Kementerian Pertanian. Jakarta
Permana, Erwin I dkk. Eksplorasi Musuh Alami Hama Kumbang Kelapa di Wilayah Segedong, Kab.
Pontianak. Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak, Juni 2010
Hartanto, G. Lulus P dkk. 2010. Uji Pendahuluan Pemanfaatan Feromon Untuk Hama Oryctes di Wilayah
Segedong, Kab. Pontianak. Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Hosang, Meldy LA & Sambiran. 2013. Pelatihan Pengendalian Hama Utama Pada Tanaman Kelapa. Balai
Penelitian Tanaman Palma. Pontianak
Hosang, Meldy LA & Salim. 2013. Serangan Oryctes rhinoceros pada Kelapa Kopyor di Beberapa Sentra
Produksi dan Potensi Metarhizium anisopliae sebagai Musuh Alami. Balai Penelitian Tanaman
Palma