1. MENSYUKURI NIKMAT KEMERDEKAAN
دمالا هلل زالايزاالاذلازارواغزلغزالاياز ا لاَددلالاِفانزلا فاذز،الاذالايَايذامو ُةايحال ددلالاِفا لاي[ذارالاُاعاالا
دلازذااحالا ذتا هلللا دَ ل اذ ف ااَالا[َز ْيب هلللاكَاازايهللاالََاغذَ[لُزاحار ار،ذااحاواالي[ذدااكيزلَا لاَهلل،ذلداغ ااَنا
زداذار،ذااحاغي[ذلااك اواع[دَلاَألدارح دَا اواعدزه ألدا َدألزلاذر َدالها[زداذن ،زلااروزغ ا مأ الا ت راَابا
الهلكاز زل ااتحابااتحاااذلزاغي[ذا ،والات لاتال ِاَُذااادوالاكدلوااُذل لا َز لا ذاَاِباهللالا[د اهللغَلاازاداد ا
ُذو اَوااغزا ُ [ ازداا َاله ايز ا اَا ك ا ط َالاتحاآا ا اَا ت ا [هلل لا
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah Swt....
Banyak sekali nikmat yang Allah berikan, salah satu diantaranya Adalah nikmat
kemerdekaan. Betapa dengan kemerdekaan kita bisa lebih maju, kita bisa melakukan apapun
untuk peningkatan kualitas, sarana dan prasarana ibadah kita. Dengan modal kemerdekaan ini
kita bisa menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, dengan hakikat kemerdekaan juga kita bisa
menjunjung tinggi pendidikan. Maka tanggal 17 agustus merupakan hari yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia, pada hari tersebut segenap komponen bangsa merayakan
kemenangan dan kemerdekaan setelah sekian ratus lamanya hidup dibawah bayang-bayang
intimidasi dan kedzaliman para penjajah. Sangat wajar, jika kemenangan ini disambut dengan
luapan kegembiraan yang gegap gempita, seraya mengumandangkan kalimat tahmid, memuji
dan mensyukuri karunia Allah yang terbesar bagi bangsa ini.
Bagi umat Islam, anugerah kemerdekaan ini selayaknya dijadikan momentum untuk
mengasah rasa syukur kita kepada Allah swt, momentum untuk membangun dan
menghidupkan rasa syukur kita kepada Allah swt dengan tentunya mengkonsumsi dan
mendayagunakan semua nikmat tersebtut kearah tujuan penciptaan manusia, sesuai dengan
definisi syukur yang didefinisikan oleh para Ulama “ As Syukru huwa sorful abdijamii’a ma
amanallaahu ilaa maa khuliqo liajrihi “ syukur merupakan segala bentuk aktivitas seorang
hamba dalam rangka mendayagunakan semua nikmat yang Allah berikan kepadanya menuju
tujuan manusia itu diciptakan yaitu beribadah kepada Allah swt “.
Indikasi dari rasa syukur yang mendalam sudah sepatutnya dibuktikan dengan tiga hal nyata
didalam kehidupan sehari-hari :
1. umat Islam dituntut untuk memiliki disiplin yang tinggi didalam memenuhi semua
tuntunan dan tuntutan baik yang terkait dengan hak Allah swt maupun yang terkait dengan
hak-hak sesama makhluknya, demikian pula dengan berdisiplin tinggi, meninggalkan semua
yang merendahkan dan mengotori nilai luhur sebuah kemerdekaan dan kebebasan.
2. dengan mengagungkan dan meninggikan Allah diatas segala-galanya. Slogan “ Allahu
Akbar “ Allah maha besar bukan hanya dalam bentuk ucapan dan dzikir lisan saja, tetapi
asma-asma Allah swt bagaimana bisa mendominasi seluruh ruang didalam hidup kita,
sebutan asma-asma Allah berwibawa didalam hidup kita, ajaran dan pedomannya pun
mewarnai setiap gerak langkah kita.
3. dengan memberdayakan potensi dari semua anugerah nikmat Allah kepada jalan yang
benar sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu beribadah mengabdi kepada Allah
dalam makna yang seluas-luasnya dan makna yang setepat-tepatnya yaitu ibadah yang
mengambil unsur perlawanan terhadap hawa nafsu yang cenderung merusak kehidupan
manusia.
Sesungguhnya Islam lahir membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin
mengantarkan segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi kemerdekaan
dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan inti dari idiologi yang benar yaitu
tahrirul ‘ibad min ibaadatil ibaad ilaa ibaadati rabbil ibad “, membebaskan manusia dari
2. penghambaan, belenggu, dari ketergantungan kepada sesama manusia menuju penghambaan
dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang pencipta makhluk sealam jagad ini. Allah
menyebutkan didalam surat Ibrahim ayat 1-2
Artinya : Alif, laam raa.( ini adalah ) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, ( Yaitu ) menuju jalan Tuhan yang maha perkasa lagi maha terpuji. Allah yang
memiliki segala apa yang dilangit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena
siksaan yang sangat pedih. ( QS. Ibrahim : 1-2 )
Pembebasan dan kebebesan yang diinginkan oleh Islam bukan hanya terbatas pada kebebasan
dari belenggu fisik semata, tapi lebih dari itu adalah kebebasan dari belenggu dan
ketergantungan kepada selain Allah swt dalam berbagai bentuk dan modusnya :
1. kebebasan dan pembebasan diri manusia dari belenggu hawa nafsu yang sering kali
menjerumuskan seseorang kedalam sifat hewaniah bahkan sifat syaithoniah. Sehingga Allah
swt mengecam sifat ini dalam salah satu firman Nya
“ terangkanlah kepada Ku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya.
Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ? ( QS. AK Furqon : 43 ).
2. pembebasan diri dan bangsa dari belenggu prilaku dan akhlak madzmumah, akhlak yang
tercela yang sekarang ini menjadi tontotan dan tuntunan sehari-hari. Betapa informasi dan
kenyataan sehari-hari dilapangan ini sangat mengkhawatirkan masa depan generasi bangsa ini
yang akan meneruskan estafeta perjuangan para pahlawan yang telah sudi mengorbankan
harta, tenaga bahkan jiwa mereka untuk kedamain dan kesejahteraan para penerusnya.
Pepatah Arab mengingatkan kepada kita akan pentingnya akhlak dalam membangun dan
mempetahankan eksistensi sebuah bangsa “ sesungguhnya jati diri dan eksistrensi sebuah
umat sangat ditentukan dan tergantung kepada akhlaknya, jika akhlak mereka rusak maka
bangsa itu akan segera menemui kehancuran dan terus menerus berada dalam keterpurukan “.
3. pembebasan diri dan bangsa dari budaya dan pandangan hidup hedonisme yang mengarah
kepada semata-mata memburu kenikmatan duniawi sesaat secara berlebih-lebihan yang
akhiranya akan melahirkan budaya persimifisme, yaitu budaya serba boleh. Mereka menuntut
diilegalkannya praktek prostitusi, seks bebas, dan praktek kemaksiatan yang lainnya atas
nama hak asasi manusia dengan melupakan hak asasi Allah swt.
Dalam kondisi semacam ini biasanya segala aktifitas kebaikan, segala bentuk amar ma’ruf
dan nahyi munkar akan dianggap sebagai penyakit, dianggap sebagai hama yang harus segera
dibasmi seperti yang dikatakan oleh kaum nabi Luth terhadap nabi mereka. mereka
mengatakan dengan budaya dan cara pandang hedonisme mereka, dengan budaya dan cara
pandang persimifisme mereka
Artinya : Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan : “ usirlah nabi Luth
beserta keluarganya dari negeri ini karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang
mengaku dirinya bersih dan suci ( QS. An Naml : 56 ).
4. pembebasan diri dan umat dari praktek syirik dalam segala bentuknya, sehingga seperti
yang dikhawatirkan oleh Imam Ali karomallahu wajhah tentang kondisi sebuah umat yang
3. tidak ada nilai dan tidak ada harganya dimata Allah dan juga dimata manusia. Imam Ali
menyebutkan “ akan darang atas manusia suatu zaman semangat mereka hanya berada
disekitar perut mereka, kemuliaan mereka sangat tergantung kepada benda-benda fisik
semata, jidat mereka ada pada perempuan-perempuan, agama mereka ada pada urusan dinar
dan dirham. Mereka itulah orang-orang yang paling jahat dan tidak ada nilainya disisi Allah
swt “. Inilah yang dikhawatirklan oleh Imam Ali, manakala nilai dan semangat kemerdekaan
ini tidak diisi dengan rasa syukur yang mendalam untuk memberdayakan, mendayagunakan
segala kemampuan yang kita miliki, segala potensi yang dimiliki untuk mengharapkan ridho
Allah swt.
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan sumbangan para
Ulama, peran dan sumbangan para pahlawan serta umat Islam begitu besar dan menentukan
dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah dan meraih kemerdekaan. Betapa
kontribusi mereka yang sangat bernilai dimata bangsa ini harus senantiasa dijadikan suatu
semangat untuk mengukir prestasi sebagai bentuk relisasi dari rasa syukur kepada Allah swt.
Saatnya kita menjadikan momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para
pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa kemerdekaan ini menuju
kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti dan bentuknya. Semoga dengan keberkahan dan
rahmat Allah swt, bangsa ini segera terbebas dari segala bentuk ujian dan bencana yang
menimpa, baik ujian secara fisik materil maupun ujian secara akhlak dan moral, karena itu
merupakan ujian yang cukup terbesar bagi bangsa ini. Keberkahan dan rahmat Allah mudah-
mudahan senantiasa mewarnai kehidupan bangsa ini seperti halnya atas berkat rahmat Allah
jualah bangsa ini meraih kemerdekaan.
َارَََ هللاُ َِ ر وَهللاَكَم ُ ريَاُُُُْْ ُ َ رََظُْرِم ََو رَوَرِم يََ ر ويُم ُ ريَم وا ُُِْهللاُِ مي مي ُا وََُرلُ ركُر ُ ُِحُك ريَم ر َُ وو ر وَُر .َ رََيُذرِم ََرََتحِم ُ َ هللاُكلرِ ُكَ
و رَ َمََِم وْ ر وُُلرِم ُ وك واََْم وُ ر وََُرلُ ركهللاَُ َك ِي ِم .
4. KHUTBAH KEDUA (KE-2)
ُ ُ َ :َُ هللاَِم واهللاُِما ََِمي ا ِِْ ء كي ُاهللاْ ِْ ا ُل ج م ُاُِاَ رِِ ،َُ َهللااُِْل ُ َهللاوُ رِلا َُتُْ َقَ وار ُذرمُِ َُِهللاُ ي رُُْ ء َْراَُ هللا
ِذ َْتبكي ِمحء هللاوشَ ِم ِملبَا ك وَُُكاو ِم َوهللاُُْ و ِم ََِميب ا ما ِمل ا رو رثْا . ِلاُ َبويريَُ َت واولِم َي ثيا ََُ ُا
ا لِي ِِْم . و َ ْْم ريتَ َْم َِا وو ُكراو ِم و ُِم ِْل ك هللاْْتحم ِمحء ما ْك ُبا ِا ذ رو رثْا .هللاولِل
هللا ر .َك ْ رج ْهللاَ ِلخ ا ِهللاذل ر َك ب َ ط ِم ا َم ِي َك ِ ك َ ِم هللااَ ب ِْل َهللاخ ا ذ هللا َْا ك ِي
.ْا ِ
Kesyukuran yang tertinggi bagi kita bukan hanya bangsa ini telah meraih kemerdekaan, tetapi
kesyukuran kita selaku umat Islam adalah bahwa kita tidak sekedar menjadi penonton
didalam mengisi kemerdekaan ini, tapi semampu mungkin menjadi pemain dan ikut ambil
bagian sesuai dengan bidangnya masing-masing, sesuai dengan segmentasi masing-masing
untuk menjadi orang-orang yang bisa mencoret dan menuliskan sejarah kegemilangan bangsa
ini dimasa yang akan datang, sehingga kita akan dikenang sebagai sebuah kebaikan yang
Insya Allah jika itu diteruskan oleh generasi yang akan datang, maka kita akan meraih sunah
jariah ( pahala jariah ) yang tidak putus-putus meskipun kita sudah menghadap Allah swt.
Dengan semangat kemerdekaan ini, kita pertahankan keutuhan jati diri dan bangsa ini dengan
nilai-nilai akhlak yang luhur dan nilai-nilai Islam Yang tinggi, hanya dengan itu, kita bisa
meraih kejayaan dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan Allah swt berkenan meneruskan
sejarah bangsa ini sehingga bangsa ini akan menjadi sebuah “ baldatun thayyibatun warabbun
ghaafur “ sebuah negara dan bangsa yang meraih maghfirah Allah swt dalam waktu yang
bersamaan juga meraih kesejahteraan dan kedamaian selama-lamanya.
اَدزَلغ اََعذِْاال،زدعزاالاعذ َحذكَْبالاتااح َددتيزعازَاوذأمغ اابْحذرزدَااتحاااذلزا ا ات ااتحا ،زوالاتس[َاذتََلال َدز[ذَتا اذََاتلاا َددتلاا
ا ،ُ ك غَال ا ت ا اَا ت اا تحاب ا كا ادا ايزباد َزاا ازدلل لدضااَا زاغي[ذا اذل ا تحاآلا ا غي[ذا
َزا ازل تحال ا ا َزا تد ط،هللان َزا اد اهللاا ا ل َزا د َزاذل هللا الغ ،ت َوالا ذع دوالا حاع َزحالا إر
َزا لاياا َزا ازي زايزايزَااا[زاَزاعزاراَا ا ا ل كايمالطهللدلزا ز اَا رََااكزدلكاااَزا روهللَا اتحاذبهللَا
اَل اَ ز،ََذاغذ زاَرهَلذاَزَذغَْز[َال اََاذَذغَْز[َال ذاَز[ذتََز[َال اََاذ[ذتََز[َتذااَهللذ َغالْ ز،ْتايحالاُزا[اَوال َزاآلَزايحالاذلازارَََا ذوادَلدَغه
هلللا ازدالآل َاله ايز ا َا تحاآا ا حا كحالهغ َ زاغي[ذالا اذل ا تحا اا ،ت اةالا َزدوا َزااِلالا ن ََا َ ر
اَو [ ُزا زادبالا اَاع َواآغ ذع دوالا حاع َزحالا إر ا ،ُ ك غَال
وهللا َ [ لا ا شز ي َ،حااَالا ع حا ،هلل اذفالا از رع َزحا ر ل ُذلا زا ا هللبغأ اع ارحاب :كزداب ا
ية الا حواان هلل ِب ال و ت ُ اا و ُا حاع ك لا لل