Pasien wanita berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan pucat pasi. Pasien diduga mengalami serangan jantung dan henti jantung 10 menit sebelumnya. Tindakan yang harus segera dilakukan adalah memulai resusitasi jantung paru secepat mungkin untuk meningkatkan peluang keberhasilan.
2. DEFINISI
“Code”…. Kode yang bertujuan menyatakan keadaan
EMERGENCY di suatu institusi
“Code Blue”… Kode yang menyatakan keadaan emergency
yang berhubungan dengan Cardiopulmonary
CODE BLUE → SISTEM (Medical & Management Support)
❖ Medical Support :Tim Medis, Peralatan, dan Obat.
❖ Management Support: Komunikasi, Security,
Kebijakan,SOP & MOU
3. PENDAHULUAN
Kejadian pasien kritis termasuk henti jantung dapat terjadi di
mana dan kapan saja di rumah sakit
Kejadian ini dapat menimpa pasien, keluarga pasien, maupun
petugas medis sendiri.
Henti jantung apabila tidak ditangani dengan cepat akan
menyebabkan terjadinya kematian.
4. FIRST
RESPONDER
• Diharapkan dengan pertolongan pertama yang
cepat dan tepat yang disebut dengan bantuan hidup
dasar (BHD) diharapkan dapat mengembalikan
fungsi jantung untuk dapat berdenyut kembali.
5. DETEKSI
AKTIFASI
CPR (FUNDAMENTAL)
ADVANCED LIFE SUPPORT
POST CARDIAC ARREST
CARE
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18. AREACODE
BLUE
BERAPAAREA ?
1. AREA SATU : ?
2. AREA DUA : ?
3. AREATIGA : ?
4. AREA EMPAT : ?
5. AREA LIMA : ?
CONTOH CODE BLUE RSML
19. AREA SATU :
area lantai
satu dan
halaman di
gedung lama
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan area
sekitarnya
Paviliun Mentari dan area sekitarnya.
Paviliun Multazam dan area sekitarnya.
Area pintu satu dan area sekitarnya.
Area pintu dua dan area sekitarnya.
Ruang front office dan security
Instalasi Farmasi dan area sekitarnya.
Area masjid Asy-Syifa’ dan sekitarnya.
KlinikVaksin dan MCU
Instalasi Gizi dan area sekitarnya.
Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS) dan area
sekitarnya.
Ruang Logistik lantai 1 dan area sekitarnya.
Ruang kantor kendaraan dan ambulan
KantorTAC
Koperasi Surya Sekawan dan cafeTombo Luwe
Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Instalasi Ma’la.
Halaman depan dan belakang
Parkir depan dan belakang
20. AREA DUA :
seluruh area
lantai dua dan
lantai tiga di
gedung lama
Ruang MPP serta area sekitarnya.
Instalasi Bedah Sentral (Kamar
Operasi dan Unit Perawatan Pasca
Anestesi (UPPA)) dan area
sekitarnya.
Paviliun Arofah dan area
sekitarnya.
Paviliun Roudloh dan area
sekitarnya.
Depo Farmasi lantai 2 dan area
sekitarnya.
Unit Sterilisasi dan area sekitarnya.
Unit Laundry dan area sekitarnya.
Unit K3 – Kesling dan area sekitarnya.
Ruang Logistik lantai 2 dan area
sekitarnya.
Ruang Pengembangan Sumber Daya
Insani (PSDI) lantai 3 dan area
sekitarnya.
Auditorium lantai 3 dan area sekitarnya.
Ruang Pemasaran dan area sekitarnya.
21. AREATIGA :
seluruh area di
gedungAR
Fachrudin
termasuk area
halamandan
parkir
Ruang Direksi dan perkantoran serta
area sekitarnya
Area pintu empat dan area sekitarnya.
Ruang pendaftaran pasien rawat jalan
dan area sekitarnya.
Ruang administrasi rekam medis dan
area sekitarnya.
Ruang casemix dan area sekitarnya.
Instalasi Laboratorium dan area
sekitarnya.
Instalasi Radiologi dan area sekitarnya.
Unit Hemodialisa dan area sekitarnya.
Instalasi Perawatan Intensif (IPI) dan area
sekitarnya.
Paviliun Sakinah dan area sekitarnya.
Paviliun Zamzam dan area sekitarnya.
Klinik Mata dan area sekitarnya.
Unit DIK dan area sekitarnya.
Halaman samping dan belakang gedung
AR Fachrudin
Parkir belakang gedung AR Fachrudin
22. AREA EMPAT
: seluruh area
poliklinik
Instalasi Rawat Jalan (poliklinik) lantai 1 dan lantai 2
serta area sekitarnya.
Klinik Rehabilitasi Medik dan area sekitarnya
Area pintu tiga dan area sekitarnya.
23. AREA LIMA :
seluruh area di
gedung H.M
Soedjak
Pendaftaran, Kasir dan Central Admission dan area sekitarnya
Depo farmasi H.M Soedjak dan sekitarnya
Kamar terima dan area sekitarnya
Poliklinik Spesialis H.M Soedjak dan area sekitarnya.
Paviliun Marwah dan area sekitarnya.
Paviliun Shofa dan area sekitarnya
Kantor Binroh dan area sekitarnya
Halaman depan dan samping gedung H.M Soedjak
Parkir samping gedung H.M Soedjak
24. Tim Code
Blue
sesuai area
Tim Code Blue area satu yaitu tim Code Blue yang bertanggung
jawab terhadap area satu.
Tim Code Blue area dua yaitu tim Code Blue yang bertanggung
jawab terhadap area dua.
Tim Code Blue area tiga yaitu tim Code Blue yang bertanggung
jawab terhadap area tiga.
Tim Code Blue area empat yaitu tim Code Blue yang bertanggung
jawab terhadap area empat.
Tim Code Blue area lima yaitu tim Code Blue yang bertanggung
jawab terhadap area lima.
25. Tim
Code Blue
KetuaTim Code Blue yaitu satu orang dokter spesialis
anestesi.
AnggotaTim Code Blue yang terdiri dari satu orang
dokter dan satu orang perawat.
TIM STANDARD
1. LEADER
2. COMPRESSOR
3. VENTILATOR
4. CIRCULATOR
5. ELETRICAL
6. RECORDER.
26. KETUATIM
CODE BLUE
Shift pagi dan shift sore (jam 07.00 – 21.00WIB) :
- Area satu dan dua adalah dokter spesialis
anestesi yang bertugas di UPPA.
- Area tiga, empat, lima adalah dokter spesialis
anestesi yang bertugas di IPI.
Shift malam (jam 21.00 – 07.00WIB) :
- Semua area adalah dokter spesialis anestesi yang
sedang bertugas jaga shift malam.
27. DOKTER
PELAKSANA
Dokter pelaksana code blue di area satu adalah dokter jaga
ruangan (kecuali area IGD dan sekitarnya dokter jaga IGD)
Dokter pelaksana code blue di area dua adalah dokter jaga
ruangan
Dokter pelaksana code blue di area tiga adalah dokter jaga IPI
Dokter pelaksana code blue di area empat adalah dokter jaga IPI
Dokter pelaksana code blue di area lima adalah dokter jaga
ruangan
28. Perawat
pelaksana
code blue
Perawat pelaksana code blue di area satu adalah perawat jaga
IGD
Perawat pelaksana code blue di area dua adalah perawat jaga
UPPA
Perawat pelaksana code blue di area tiga adalah perawat jaga IPI
Perawat pelaksana code blue di area empat adalah perawat jaga
Poliklinik
Perawat pelaksana code blue di area lima adalah perawat jaga
ruangan Marwah/ Shofa
29. POS
Area satu : posTim Code Blue di IGD.
Area dua : posTim Code Blue di UPPA.
Area tiga : posTim Code Blue di IPI.
Area empat :
- shift pagi dan sore posTim Code Blue di Poliklinik
- shift malam posTim Code Blue di IGD.
Area lima : posTim Code Blue di ruangan Marwah
30. PROSEDUR
Orang / Px tidak sadar/henti jantung dan/atau
henti nafas Bantuan Hidup Dasar (BHD)
Cek kesadaran
Pastikan lingkungan penderita aman untuk
dilakukan pertolongan.
cek respon : memanggil nama atau menepuk
bahu.
Meminta bantuan pertolongan perawat atau
petugas yang lain (penolong kedua) aktifkan
code blue.
31. Penolong kedua
telp 111
aktivasi code blue.
Prosedur :
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri,
2. Sampaikan informasi untuk
mengaktifkan code blue
3. sebutkan nama lokasi code blue dengan
lengkap dan jelas (nama area, nama
ruangan dan nomor kamar).
Contoh : “Assalamu’alaikum wr.wb, saya
Yuli perawat Marwah, menginformasikan
aktivasi code blue di area satu, Paviliun
Marwah tiga”.
Waktu tanggap
operator menerima
telepon adalah telepon
harus segera diterima
dalam waktu kurang
dari 3 (tiga) kali
deringan telepon.
32. Catatan :
Jika lokasi kejadian berada didalam area ruang rawat
inap ataupun rawat jalan :
setelah menghubungi operator, perawat ruangan (II)
segera membawa troli emergensi (resuscitation kit) ke
lokasi dan membantu perawat ruangan (I) melakukan
RJP sampai denganTim Code Blue datang
33. Operator telepon 111 hubungi posTim Code Blue sesuai dengan area code blue.
Contoh : Kejadian code blue di Paviliun Mentari yang termasuk area satu maka yang dihubungi adalah pos
Tim Code Blue di IGD. “Assalamu’alaikum wr.wb, sayaYuli petugas front office, menginformasikan aktivasi
code blue di area satu, Paviliun Mentari tiga”.
Operator telepon 111 segera mengumumkan melalui pengeras suara di bagian front
office :
“Aktifasi code blue di ….. (sebutkan nama lokasi code blue dengan jelas dan lengkap : nama area,
nama ruangan dan nomor kamar). Contoh : “Aktivasi code blue di area satu, Paviliun Mentari
tiga”. Informasi ini diumumkan sampai dengan 3 (tiga) kali melalui pengeras suara.
34. - SetelahTim Code Blue menerima informasi tentang
aktivasi code blue, mereka segera mengambil
resuscitation kit dan menuju lokasi terjadinya code blue.
- Waktu tanggap dari aktivasi code blue sampai dengan
kedatanganTim Code Blue adalah 5 – 10 menit.
35. Petugas bina rohani
segera menuju lokasi
setelah mendengar
informasi aktifasi code
blue
Jika lokasi terjadinya
code blue adalah area
publik (public area)
petugas keamanan
(security) segera menuju
lokasi terjadinya untuk
mengamankan lokasi
36. Code blue
selesai
Tim Code Blue melakukan tugasnya sampai
dengan ketuaTim Code Blue menyatakan
resusitasi dihentikan
KetuaTim Code Blue memutuskan tindak lanjut
pasca resusitasi
37. Tindak
lanjut pasca
resusitasi
Resusitasi berhasil dan pasien stabil Ketua
tim memberikan informasi dan edukasi kepada
keluarga pasien :
Keluarga pasien setuju dirawat di IPI
pasien di transfer ke IPI untuk perawatan
lebih lanjut
IPI penuh pasien dirujuk ke rumah sakit lain
yang mempunyai fasilitas IPI/ICU,.
keluarga pasien menolak dirawat di IPI / dirujuk
Pasien di transfer ke ruang perawatan biasa
Keluarga pasien menandatangani surat penolakan.
38. Tindak
lanjut pasca
resusitasi
Resusitasi tidak berhasil dan pasien dinyatakan
DNR
ke ruang perawatan biasa.
Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien
dinyatakan meninggal Paviliun Ma’la
(kamar jenazah)..
39. KOORDINASI +
DOKUMENTASI
KetuaTim Code Blue atau dokter
pelaksana code blue melakukan koordinasi
dengan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP).
Perawat ruangan di area code blue
mendokumentasikan semua kegiatan
pelayanan code blue dalam rekam medis
pasien.
40. DOKUMENTASI
Dokter pelaksana code blue :
- hari, tanggal, jam ditemukannya pasien henti jantung dan/atau henti
nafas
- jam kedatanganTim Code Blue
- asesmen, asuhan yang telah dilakukan
- kondisi terakhir pasien setelah dilakukan RJP dan tindak lanjutnya,
S-O-A-P
Tiap unit /TLF :
- jumlah pasien yang membutuhkan pelayanan code blue
- respon timeTim Code Blue
- hasil dan tindak lanjut pasca RJP
- hambatan yang ditemui
- kritik dan saran terhadap pelayanan code blue
Laporan bulanan
44. KASUS
Anda bekerja di UGD RS Tipe C bersama 1 orang Dokter
dengan 3 orang Perawat menerima pasien wanita Ny. X usia
52 tahun dengan keluhan nyeri dada seperti tertusuk – tusuk
menjalar dari dada kiri ke bahu terlihat pucat keluar keringat
dingin dan gelisah. Riwayat pasien tidak sadar 10 menit
yang lalu didalam mobil ketika diperjalanan.
Apa yang akan anda lakukan terhadap pasien tersebut ?
46. DEFIBLRILASI
Pemberian tenaga listrik yang menyebabkan kejutan (shock)
pada klien dengan Ventrikel takhikardi atau ventrikel fibrilasi
menjadi suatu irama jantung yang menunjang hidup. Makin
cepat defibrilasi dilakukan maka kemungkinan keberhasilan
suatu RJP makin besar. Setiap kelambatan 1 menit maka
kemungkinan konversi menurun sebanyak 5 %. Karena itu
sangat penting segera mengenal terjadinyaVT atauVF.
47. TUJUAN
Dapat menginterprestasikan gambaran EKG di MONITOR
Dapat mengenali penyebab henti nafas dan henti jantung
Dapat mengenal dan melakukan penatalaksanaan
aritmia yang mengancam nyawa (Aritmia Lethal)
48. VENTRIKEL
FIBRILASI
(VF)
Irama : Tidak taratur
Frekuensi HR : > 350 sehingga tidak dapat
dihitung
Gel P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel QRS : Lebar dan tidak teratur
@ VF kasar (Coarse VF)
@VF Halus (fine VF)
49. VENTRIKULAR
TAKIKARDI
(VT)
Irama : Taratur
Frekuensi HR : 100 - 250 x/menit
Gel P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
50. ASYSTOLE
Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapanya aktifitas
listrik jantung dan pada monitor irama yang terbentuk
adalah seperti “garis lurus”
51. PEA
Pulseless
Electrical
Activity
Suatu keadaan dimana aktifitas lisrik jantung tidak
menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan
kontrakstilitas tetapi tidak adekuat sehingga TD tidak
dapat diukur dan nadi tidak teraba
53. DEFIBRILASI
prosedur mengalirkan arus listrik secara Asinkron
transtorakal pada pasien yang sedang mengalami irama
jantung yang shockable, seperti fibrilasi ventrikel (VF)
atau pulseless ventricular tachycardia (VT). Defibrilasi
dilaksanakan secara simultan bersama resusitasi jantung
paru dan merupakan bagian dari prosedur Advance
Cardiac Life Support
55. Primary Survey
Jika pasien sadar kenali adanya tanda dan gejala dari SKA yang
meliputi :
V : KajiVisual,Verbal (Kaji PQRST) danVital Sign
O : Oksigen
M : Pasang monitor EKG 12 Lead, identifikasi ada atau
tidaknya tanda STEMI maupun Non STEMI
I : Pasang Infus dan periksa laboratorium (Enzim Jantung
CKMB danTroponinT)
T :Treatment /Therapy
56.
57. Algorithm
DCSHOCK
+ EPI 1 mg
+ ---------------
+ EPI 1 mg
V : VITAL SIGN
O : OKSIGEN SaO2
M : MONITOR ( 12 LEAD ?)
I : IV ACCES
T : TERAPHY
CARDIAC ARREST ALGORITHM
VF/VT NO PULSE
+ ---------------
+ EPI 1 mg
+ EPI 1 mg
+ AMIO 300 mg
+ AMIO 150 mg
CPR SHOCK
Editor's Notes
WHAT, WHY, WHERE, WHO, WHEN AND HOW
TIM STANDARD
LEADER
COMPRESSOR
VENTILATOR
CIRCULATOR
ELETRICAL
RECORDER.
Hipovolemia : Keadaan klinis yang sering ditemukan adalah luka bakar yang luas, diabetes, kehilangan cairan gastrointestinal, perdarahan, kanker, dan syok akibat trauma.
Hipoksia : Keadaan klinis ini harus dipertimbangkan pada semua pasien dengan henti jantung.
Hipotermia : Keadaan ini ditemukan pada penyalahgunaan alkohol, luka bakar, pasien usia tua, tenggelam, penyakit endokrin, tunawisma, penyakit medulla spinalis, dan penyakit kulit luas pasca trauma.
Hipokalemia/ Hiperkalemia : Penyalahgunaan alcohol, diabetes, penggunaan diuretik, akibat obat, kehilangan cairan massif melalui gastroinstestinal, hipomagnesemia
Sedangkan hiperkalemia dapat ditemukan pada: Asidosis metabolik, penggunaan kalium berlebih, akibat obat, latihan berat, hemolisis, penyakit ginjal,rhabdomyolisis, sindrom lisis tumor, kerusakan jaringan massif.
Hidrogen Ion (asidosis) Asidosis dapat terjadi pada pasien diabetes, diare, resusitasi lama, penyakit ginjal, syok.
Yang termasuk 5T yaitu:
Tamponade Jantung : sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang cepat atau lambat terhadap jantung akibat adanya akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di ruang perikardium, sebagai akibat adanya efusi,trauma, atau ruptur jantung
Tension Pneumotoraks : peningkatan tekanan intra toraks yang semakin lama semakin bertambah atau progresif.
Trombosis Paru : Keadaan ini biasanya terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit, pasca dilakukannya prosedur bedah,peripartum, terdapatnya faktor risiko terjadinya tromboemboli vena, riwayat tromboemboli vena, emboli paru akut
Trombosis Jantung : Pertimbangkan adanya infark miokard pada semua pasien dengan henti jantung, terutama pasien dengan riwayat penyakit arteri koroner.
Tablet/Toksin: overdosis obat