SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
1
BAB I
INDUSTRI PENERBITAN BUKU
Penerbitan merupakan kegiatan yang memerlukan proses panjang. Kegiatan penerbitan
akan melibatkan banyak banyak waktu dan orang. Sebagai kegiatan proses , penerbitan tidak
berdiri sendiri karena memerlukan beberapa keahlian intelektual yang terlibat dalam proses
penerbitan. Penerbitan merupakan kegiatan intelektual dan profesioanal dalam menyiapkan,
menyunting, dan menghasilkan bebagai publikasi, kemudian memperbanyak dan
menyebarluaskannya untuk kepentingan umum.
Sedangkan dalam Leksikon Grafika, penerbitan adalah orang yang berusaha mengeluarkan
naskah sebagai barang cetakan, untuk disebarluaskan kepada pembaca dan masyarakat,
sehingga dapat menerbitkan hasil karya dari pengarang. Dalam Penerbitan, kedudukan
penerbitan merupakan pusat dari berbagai rencana yang mempunyai hubungan dengan unsur-
unsur lain. Penerbit menerima naskah dari pengarang dengan menyediakan modalnya,
Perusahaan itu juga mempekerja-kan seniman, penerjemah, pemasara; menugaskan dan
mengawasi pekerjaan cetak; memberi petujuk penyaluran buku yang telah dicetak ke pasaran.
Penerbit yang menekan tombol untuk menggerakan peralatanpreses penerbitan buku.
Penggarapan naskah menjadi produk siap dibeli pembaca merupakan proses yang
memakan waktu panjang dan kerja intentif dan rumit. Dan pikiran/ide seseorang hingga
menjadi buku yang dibeli oleh pembaca. Tidak mengherankan bila menerbitkan adalah suatu
usaha yang membawa hal-hal yang sangat diwarnai oleh penerbitnya sendiri.
Kegiatan penerbitan secara eksternal merupakan sentral dari seluruh komponen industri
buku atau infomasi dan sejenisnya. Pengarang, percetakan, otko buku, perpustakaan, menjadi
rekan kerja penerbitan. Dalam industri buku mereka menjadi ―kelompok‖ yang menggerakan
kegiatan industri buku sedangkan secara internal penerbitan terdiri dari bagian-bagian utama
seperti editor, produksi, pemasaran, dan administrasi keuangan.
Gagasan mendirikan penerbitan tentunya bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada
banyak tujuan yang dapat dicapai dengan mendirikan penerbitan. Baik tujuan bagi penerbitan
itu sendiri maupun tujuan oarng/lembaga yang mendirikan penerbitan.
2
Namun secara umum tujuan penerbitan adalah :
 Melakukan penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.
 Menyajikan berbagai pengetahuan melalui berbagai produk terbitan yang disebarkan
ke masyarakat.
 Melakukan perdagangan dengan mencari keuntungan melalui penjualan produk
terbitannya.
Dalam ilmu penerbitan kualitas intelektual seseorang untuk mencapai atau masuk kedalam
dunia penerbitan itu dibagi menjadi 3 tahapan: Observer (pemula), Participant (mulai
berpartisipasi), dan Aktivis (aktif dalam dunia penerbitan). Saat ini sebagai seorang yang baru
mengenali dunia penerbitan saya masih berada di tahapan Observer, dan ada 6 jurus bagi
Observer yang ingin berkiprah dalam dunia penerbitan, antara lain yaitu:
1. Menjadi Observer tetap. (terus bereksplorasi)
2. Menjadi Observer permanent.
3. Menjadi Participant dalam kebebasan.
4. Menjadi aktivis dalam berbagai selera.
5. Memahami arti tanggung jawab. (subyektif)
6. Mengenal profit dan benefit.
Tidak sembarang orang yang mampu memasuki dunia penerbitan, karena Penerbit
mempunyai tugas yang cukup berat baik secara internal maupun eksternal. Penerbit selalu
memiliki peran yang lebih baik daripada urusan finansial, karena yang dihasilkan penerbit
merupakan produk yang memiliki unsur-unsur epistemologi yang memperkaya khasanah
pengetahuan dan kebudayaan masyarakat.
Secara kasat mata fakta menunjukkan bahwa hampir semua pemilik atau pendiri industri
penerbitan nasional adalah orang-orang yang dikenal publik justru memiliki kemampuan
softskill lebih dominan ketimbang hardskill. Sekedar memberi contoh, seperti: Yakob Utama
(pendiri Gramedia Kompas) dengan softskill sebagai guru bahasa dan sejarahnya, Sutan
Takdir Alisyahbana (penerbit Pikiran Rakyat) dengan softskill sastrawan dan ahli bahasanya,
Dalan Iskan dan Surya Paloh (Grup Jawa Pos dan Media Indonesia) dengan softskill
kewartawanannya.
Dari nama-nama tersebut setidaknya menunjukkan fakta bahwa kontribusi knowledge
based capital justru mempunyai potensi yang lebih kuat menghadapi terpaan multi dimensi
krisis dibandingkan industri lainnya sehingga layak dipertimbangkan untuk terus didorong
menjadi domain peningkatan income perkapita negara.
3
Gambaran Industri Penerbitan
686 penerbit tergabung dalam Ikapi.
Sedikitnya 10000 judul buku baru diterbitkan.
3600 Toko Buku (terdaftar)
Sedikitnya 14 kali Pameran Buku per tahun.
Omset per bulan dari toko buku se Indonesia 1,1 trilyun.
A. Sejarah Perkembangan Dunia Penerbitan
Menelusuri dunia penerbitan maka kita akan dihadapkan pada sejarah, peradaban,
kebudayaan manusia yang kenyataannya satu dengan lainnya saling memiliki keterkaitan.
Dunia penerbitan yang sarat dengan berbagai informasi terlibat secara langsung dan sekaligus
menjadi katalisator kemajuan dan kemajemukan kebudayaan manusia. Dahulu baik
penggandaan maupun penyebaran buku-buku ilmu pengetahuan, naskah, ataupun kitab suci
masih dilakukan secara manual melalui tulisan tangan (manuskrip). Namun pada tahun 1450
Mainz di Jerman, yang dipelopori oleh Johannes Gutenberg dan yang menemukan teknologi
cetak mencetak. Dengan ditemukannya teknologi cetak mencetak itu hingga saat ini, proses
penggandaan atau penyerbaran barang-barang media masa baik buku-buku maupun lainnya
menjadi lebih mudah.
Dimasa lalu buku-buku merupakan barang yang langka dan menjadi sumber pengetahuan,
maka sudah tentu jumlah buku pada saat itu yang tersebar masih sangat terbatas dan hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Buku memiliki arti yang sangat penting untuk
menyalin setiap rangkuman pengetahuan dan menjadi penghubung fase sejarah peradaban
manusia. Jika pada masa lalu dunia penerbitan lebih pada upaya penyebaran pengetahuan,
membangun peradaban dan memajukan kebudayaan, dewasa ini dunia penerbitan lebih
berupaya untuk meningkatkan apa yang telah diemban sebelumnya dengan lebih merata lagi.
Dunia penerbitan merupakan sebuah dunia yang khas dan memiliki karakteristik yang
menarik. Kekhasannya dapat dilihat dengan upaya-upaya dunia penerbitan dalam penyebaran
informasi melalui berbagai media cetak seperti; buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.
Dunia penerbitan merupakan kegiatan yang memerlukan proses yang panjang dan melibatkan
banyak waktu dan banyak orang. Sebagai kegiatan proses, ilmu penerbitan tidak berdiri
sendiri karena memerlukan beberapa keahlian- keahlian intelektual dan pendekatan keilmuan
yang terlibat dalam prosesw penerbitan.
4
Penerbitan merupakan kegiatan intelektual dan profesional dalamm menyiapkan,
menyunting, dan menghsilakan berbagai jenis publikasi; kemudian memperbanyak dan
menyebarluakan kepada khalayak umum. Sejarah telah membuktikan, setiap bentuk
perubahan digagas dari buku yang merupakan produk dari penerbitan. Buku merupakan
matarantai peradaban dari masa lampau hingga kini. Dunia penerbitan melahirkan buku,
meliputi juga jenis terbitan-terbitan lainnya, dengan buku dilakukan penyebaran informasi
kepada audience yang membaca maupun mendengar.
Dewasa ini, penerbitan merupakan sebuah dunia usaha di mana tidak terlepas dari hokum
permintaan dan penawaran. Di balik itu banyak peran lain yang dilakukan dan menjadi
tanggung jawabnya sepeti mengusung tradisi membaca, memajukan kebudayaan,
membangun peradan, dan mendidik masyarakat.
Tokoh-tokoh yang berperan di dunia penerbitan :
1. Johannes Gutenberg pada tahun 1440, di Mainz, Jerman.
2. Claude Garamond di Perancis, pada abad 19.
3. John Baskerville (Inggris), pada abad 19.
4. Giambata Bodoni, Italia, pada abad 19.
5. Coernelis de Houtman pada tahun 1596.
6. Taco Roorda pada tahun 1839
7. Johannes Ensshede pada tahun 1839.
B. Masalah yang Berkaitan Dengan Penerbitan
1. Posisi Penulis Lemah
Dalam industri penerbitan banyak terjadi masalah. Posisi penulis lemah dalam rantai
industri perbukuan. Hubungan antara penulis dan penerbit kerap hanya berdasarkan
kepercayaan dan penulis sering dirugikan oleh penerbit yang kurang profesional, terutama
dalam persoalan royalti hasil penjualan buku. Berkaitan dengan rencana membentuk lembaga
yang menangani hak cipta penulis buku, kebijakan perbukuan harus secara komperhensif
dibenahi. Pemerintah harus mendukung biaya produksi buku murah dengan menghilangkan
pajak-pajak terkait.
Penerbit sendiri harus transparansi dan memenuhi kewajibannya terhadap penulis. Terkait
dengan royalti, penulis bergantung kepada kejujuran dan transparansi penerbit. Penulis sulit
mengakases data penjualan buku. Kurang sumber daya menusia guna memulai usaha
5
penerbitan menjadi salah satu penyebab. Penerbitan merupakan industri yang membutuhkan
kreativitas, mulai dari mencari penulis berbakat, menyeleksi naskah, hingga mengeditnya.
2. Pembajakan Buku
Kalangan penerbit buku yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Buku Indonesia atau Ikapi
kembali meminta pemerintah agar benar- benar serius menangani pembajakan buku yang
merugikan industri perbukuan di Tanah Air. "Selain berdampak terhadap menurunnya minat
penerbit untuk menerbitkan buku-buku berkualitas, pembajakan buku yang merajalela juga
sudah sampai memengaruhi kepercayaan penerbit buku di luar negeri yang bukunya hendak
diterbitkan di Indonesia," kata Ketua Ikapi Cabang DKI Jakarta Lucya Andam Dewi, Rabu
(16/5) di Jakarta.
Oleh karena itu, Ikapi meminta pemerintah benar-benar memiliki komitmen politik yang
tinggi dalam menghadapi pembajakan buku yang sudah berkembang menjadi industri yang
hanya mengejar keuntungan. Selain penegakan hukum yang memberi efek jera kepada para
pembajak, juga sudah saatnya pemerintah menciptakan infrastruktur yang memudahkan
masyarakat mengakses buku yang murah. Kegiatan pembajakan buku yang terus merajalela
itu kembali terungkap berkat keberhasilan Tim Penanggulangan Masalah Pembajakan Buku
menggagalkan pembajakan salah satu buku terjemahan yang sangat laris, The Da Vinci Code,
karangan Dan Brown sebanyak 1.840 eksemplar.
Ribuan buku bajakan yang hak penerbitan sahnya dimiliki Penerbit Serambi itu ditemukan
saat dalam proses penjilidan kulit muka buku yang dilakukan di Sejahtera Printing, Jalan
Kalibaru Timur Dalam, Jakarta Pusat. Namun, hingga sejauh ini pemesan dan perusahaan
pencetak buku bajakan itu belum diketahui. Pada Februari lalu, Tim PMPB juga berhasil
menggerebek perusahaan penerbitan PT Samudra Jaya di Bekasi, yang membajak buku-buku
teks terbitan dalam dan luar negeri, yang nilainya mencapai miliaran rupiah."Pembajakan
buku sudah sangat memprihatinkan penerbit buku dan penulis.
Tentu kami tak mau tinggal diam. Setidaknya, kami akan terus meminimalkan pembajakan
buku dan ini butuh dukungan dari pemerintah dan masyarakat," kata Lucya. Menurut dia,
keberhasilan Ikapi mengungkap pembajakan buku ternyata berpengaruh terhadap
kepercayaan penerbit luar negeri. Seperti penerbit Amerika Serikat dan Singapura, mereka
akan ikut mendesak Pemerintah Indonesia agar memberikan perhatian terhadap masalah
pembajakan buku.
6
A. Hubungan Internasional
Dapat sebagai secercah motivasi, disini dikutip hasil amatan study benchmarking, ketika
Direktur Oxford Brookes International Centre for Publishing Studies (Angus Phillips) dan
Deputy Director International Academic Development University of the Arts London (Collin
Kerrigan) dalam pertemuan tanggal 09 dan 10 Juni 2008, mengemukakan bahwa ―salah satu
alasan Inggris mendorong pertumbuhan Industri Penerbitan melalui dunia pendidikan adalah
karena secara ekonomi mikro diakui sulit menandingi Jepang, China, Korea dan Taiwan.‖
Kalaulah Inggris sebagai negara besar yang dalam motonya ―Teach the World‖ terlihat
begitu skeptis dalam menghadapi persaingan bisnis global masa kini, kenapa Indonesia
sebagai negara yang hanya dikenal dunia lewat tari kecaknya (Bali) bergeming dengan
Industri berbasis pengetahuan (knowlegde base industry) sebagai cara tepat untuk
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh setiap anak bangsa melalui fokus pada
pengembangan ide, inovasi, dan kreativitas budaya setempat.
Apabila setiap anak bangsa ini telah memiliki soft skill untuk selalu kreatif
mengembangkan inovasi dan gagasan-gagasan barunya maka sebentar lagi Bangsa ini
tentunya akan dilirik oleh masyarakat dunia sebagai knowledge base country (Negara
berbasis pengetahuan), dan tentunya dunia penerbitan berperan aktif untuk dapat
mewujudkannya.
B. Tentang Penerbitan
Dunia penerbitan buku bagi sebagian masyarakat di Indonesia seperti dunia antah
berantah, tak banyak yang paham seluk beluknya. Bahkan, masih kerap terjadi orang awam
mencampuradukkan pengertian penerbit dan percetakan. Padahal, secara mudah dapat
dibedakan bahwa penerbit ibarat desainer, sedangkan percetakan ibarat tukang jahit. Hal yang
juga kabur tidak terkecuali tentang karier di penerbitan buku. Banyak kisah para pekerja
perbukuan adalah mereka yang tidak sengaja ‖terjerumus‖ ke dunia produksi barang
intelektual tersebut.
Jarang benar yang langsung sejak menempuh pendidikan tinggi bercita-cita akan berkarier
di penerbit buku. Penerbitan buku adalah sebuah industri yang juga membutuhkan tenaga
kerja profesional untuk menggerakkan aktivitas produksinya. Walaupun demikian, kita akui
bahwa industri perbukuan di negeri ini tidaklah terlalu populer karena perkembangan dunia
penerbitan buku di Indonesia hanya baru dalam sepuluh tahun terakhir ini terlihat dinamis
dan menggeliat. Dibandingkan jumlah rakyat Indonesia sebanyak 200 juta lebih, produksi
buku di Indonesia belumlah seimbang. Jumlah penerbit yang tercatat di IKAPI masih di
7
angka 600 penerbit, termasuk yang juga sudah vakum atau gulung tikar. Itu pun sebagian
besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Namun, jangan skeptis dulu untuk berkiprah di dunia buku karena masih banyak peluang
untuk bersinar di penerbit. Dunia penerbit buku di Indonesia belum banyak menghasilkan
‘para bintang‘, baik itu dalam bidang redaksi, produksi, ataupun pemasaran. Karena itu,
peluang sangat terbuka untuk mereka di usia produktif muncul sebagai ‘rising star‘ dalam
dunia buku. Fenomenanya kini dunia penerbitan buku di Indonesia akan berganti generasi.
Mereka yang bersinar dalam kiprahnya pada tahun 70-an hingga 90-an kini sudah harus
menyerahkan tongkat estafet kepada kaum muda yang lebih progresif dan memiliki ide-ide
segar.
8
BAB II
PENYUNTINGAN NASKAH
Penyuntingan telah ada dalam dunia penerbitan buku di Indonesia sejak 1890 (dikerjakan
oleh orang non pribumi, yaitu oleh orang Belanda dan Tionghoa). Pendidikan
Editing/penyuntingan di Indonesia, setingkat D3 baru dimulai tahun 80 an yaitu, program
studi editing D3 di Universitas Pajajaran, Bandung dan Program Studi penerbitan D3 di
Politeknik Negeri Jakarta, dimulai tahun 1990 awal berdirinya Poltek jurusan ini (dahulu
bernama Politeknik Universitas Indonesia).
Dengan demikian, editor-editor yang sampai saat ini menggeluti dunia penerbitan buku
nasional, mungkin berbekal pengalaman dan autodidak, karena memang belum
memasyarakatnya pendidikan tinggi editing (terutama sampai jenjang S1, S2, bahkan S3).
Bekerja menjadi Editor, mungkin tidak dicita-citakan atau direncanakan sebelumnya, selain
itu profesi editor juga belum mendapatkan perhatian dari pihak penerbit buku.
Fungsi seorang penyunting tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata kalimat, tapi juga
berperan untuk memastikan apakah ide penulis sampai ke pembaca secara utuh, tidak kurang
tidak lebih. Dan benar, dalam arti bersesuaian dengan fakta.
A. Pengertian Penyuntingan
Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan
menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah (1) menyiapkan
naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan
bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). (2) merencanakan dan mengarahkan
penerbitan (surat kabar, majalah). (3) menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan
cara memotong-motong dan memasang kembali.
Penyuntingan (editing) pada dasarnya merupakan kegiatan untunk memperbaiki tulisan
atau karangan agar karangan yang disusun mejadi lebih baik. Kegiatan penyuntingan ini
dilakukan setelah kegiatan penulisan selesai. Kegiatan penyuntingan penting sekali dalam
kegiatan tulis-menulis khusunya untuk meningkatkan mutu tulisan.
B. Ketentuan Penyuntingan Naskah
Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata
9
bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan
salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa.
a. Menguasai ejaan
Harus paham benar ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan huruf kecil
dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain-
lain) harus dipahami benar. Bagaimana bisa memperbaiki naskah orang lain jika tidak
memahami seluk beluk ejaan bahasa Indonesia.
b. Menguasai tatabahasa
Seorang editor harus menguasai bahasa Indonesia dalam arti luas, tahu kalimat yang baik
dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, kata-kata yang baku, bentuk-bentuk yang
salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.
c. Bersahabat dengan kamus
Seseorang yang malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi penyunting
naskah karena ahli bahasa sekalipun tidak mungkin menguasai semua kata ag ada dalam satu
bahasa tertentu, apalagi kalau berbicara mengenai bahasa asing.
d. Memiliki kepekaan bahasa
Peyunting naskah harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus; harus tahu
mana kata yang perlu dihindari dan maa kata yang sebaiknya dipakai, harus tahu kapan
kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari. Untuk itu seorang penyunting naskah
peru mengikuti tulisan-tulisan pakar bahasa atau kolom bahasa yang ada di sejumlah media
cetak.
e. Memiliki pengetahuan luas
Harus banyak membaca buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari media
audiovisual agar tidak ketinggalan informasi.
f. Memiliki ketelitian dan kesabaran
Dalam kondisi apapun, ketika menjalankan tugasnya seorang editor harus tetap teliti
menyunting setiap kalimat, setiap kata, dan setiap istilah yang digunakan penulis naskah. Ia
juga harus sabar menghadapi setiap naskah, karena proses editing itu memakan proses yang
berulang-ulang.
g. Memiliki kepekaan terhadap SARA dan Pornografi
Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu diubah
konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal ini seorang
10
penyunting harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA).
h. Memiliki keluwesan
Sikap luwes dan supel harus dimiliki seorang penyunting naskah karena akan sering
berhubungan dengan orang lain. Penyunting harus bersedia mendengarkan berbagai
pertanyaan, saran, dan keluhan. Dengan kata lain, seorang yang kaku tidaklah cocok menjadi
penyunting naskah.
i. Memiliki kemampuan menulis
Hal ini perlu dimiliki seorang penyunting naskah karena kalau tidak tahu menulis kalimat
yang benar tentu kita pun akan sulit membetulkan atau memperbaiki kalimat orang lain.
j. Menguasai bidang tertentu
Ada baiknya jika seorang penyunting naskah menguasai salah satu bidang keilmuan
tertentu karena akan sangat membantu dalam tugasnya sehari-hari.
k. Menguasai bahasa asing
Dalam tugasnya, seorang penyunting naskah akan berhadapan dengan istilah-istilah yang
berasal dari bahasa Inggris. Minimal, seorang penyunting naskah dapat menguasai bahasa
Inggris secara pasif. Artinya dapat membaca dan memahami teks bahasa Inggris.
l. Memahami kode etik penyuntingan naskah
Berikut beberapa kode etik penyuntingan naskah yang ada dalam buku ini.
1) Editor wajib mencari informasi mengenai penulis naskah.
2) Editor bukanlah penulis naskah.
3) Wajib menghormati gaya penulis naskah.
4) Wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya.
5) Wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah. Tidak bisa
menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya.
C. Evaluasi Naskah
Sebelum menyunting karangan, seorang yang melakukan penyuntingan harus melakukan
evalluasi terhadap karangan. Evaluasi dilakukan untuk menetapkan atau memutuskan bagian
naskah yang perlu (1) dihilangkan, (2) ditambah, (3) diganti, (4) diubah, dan (5) diatur
kembali.
11
Secara umum, hasil menyunting sangat ditentukan oleh ketajaman dalam mengadakan
penilaian terhadap naskah. Oleh sebab itu, penulis perlu memiliki kemampuan untuk
melakukan penilaian, baik pada tulisannya maupun pada tulisan orang lain.
Ada beberapa aspek tulisan yang perlu dievaluasi antara lain :
1. Aspek bahasa yang digunakan dalam naskah antara lain:
a. Diksi (pemilihan kata)
b. tata bentukan kata (kata-kata yang menyalahi aturan tata kata)
c. Tata istilah (perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang
dihasilkannya)
d. Penggunaan tanda baca
e. Penggunaan huruf
f. Efektivitas kalimat yang digunakan
2. Aspek organisasi naskah yang meliputi :
a. Penataan ide
b. Keutuhan
c. Kesempurnaan
d. Kelengkapan ide
e. Kebaruan pengungkapan ide
f. Koherensi dan kohesi
g. Daya penulisan
h. Aspek isi yang perlu dievaluasi
i. Catatan Notes ide
j. Kesesuaian ide dengan tujuan,pembaca sasaran, dan media yang digunakan
k. ketepatan atau validitas ide
l. Kesesuaian bentuk-bentuk visual (misalnya grafik, gambar, dan bagan) yang
digunakan
m. Ketepatan, kecukupan, ketelitihan, kepentingan ide penjelas
n. Keluasan, kedalaman, dan kebermanfaatan ide yang dikemukakan
D. Hakikat Menyunting
Menyunting karangan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah pikiran yang telah
tertuang dalam kertas. Pengubahan pikiran itu dilakukan berdasarkan pertimbangan atau
12
pandangan penulis saat itu. Perubahan yang dilakukan dapat bersifat menyeluruh dan bersifat
sebagian. Perubahan itu dilakukan dengan memikirkan kembali dan menata kembali bagian-
bagian tulisan.
Kegiatan penyunting pada umumnya adalah mengevaluasi tulisan, kemudian diikuti
dengan pengubahan-pengubahan bagian tulisan. Namun, perlu diingat bahwa menggunakan
tenaga penyunting berarti menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Hendaknya, para
penulis tidak tergantung pada orang lain. Orang yang mengetahui seluk beluk tulisan itu
adalah penulis. Oleh sebab itu, penulislah yang sebaiknya menyunting tulisannya.
Penyuntingan yang dilakukan oleh orang lain sering tidak sesuai dengan harapan penulisnya,
khususnya untuk tulisan fiksi. Suasana tulisan sering dapat rusak apabila penyunting tidak
memahami suasana batin penulis ketika menuangkan pikirannya dalam tulisannnya tersebut.
E. Strategi Menyunting
Ada empat cara dalam menyunting naskah.
1. Revisi yang dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian karangan yang tidak
perlu atau perlu.
2. Revisi yang dilakukan dengan menambah bagian-bagian karangan yang dirasakan
kurang memadai.
3. Mengganti bagian karangan yang dinilai kurang baik.
4. Mengatur kembali bagian-bagian karangan yang perlu diatur lagi.
Cara-cara itu dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tulisan
kasar. Beberapa penulis pada waktu penyuntingan didahului dengan membaca selintas
tulisannya, kemudian memberi tanda-tanda pada bagian yang terasa tidak memuaskan.
Dengan demikian, dapat dismpulkan bahwa menyunting merupakan bagian dari kiat menulis
dan setiap penulis mempunyai kiat yang berbeda-beda.
Para penulis profesional biasanya melakukan penyuntingan dengan terencana, mereka
menyunting dengan dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Biasanya, mereka
menyunting dengan menggunakan empat tahap. Tiap-tiap tahap itu dibicarakan dibagian
setelah pembahasan ini berakhir. Selanjutnya, banyaknya pengulangan tergantung pada
pertimbangan yang digunakan penulis.
Selanjutnya, cara yang digunakan menyunting sangat bergantung pada penilaian terhadap
karangan. Seorang penulis hendaknya memilih strategi penyuntingan sesuai dengan hasil
penetapan dalam penilaian karangan. Akan tetapi, banyak sekali dijumpai perbedaan cara
13
dalam melakukan penyuntingan. Secara umum, penghilangan dilakukan apabila dalam
karangan ada bagian yang tidak penting dan tidak mempunyai manfaat dalam membangun
karangan. Selanjutnya, menambah dilakukan apabila paragraf tersebut masih terasa kurang
sempurna sehingga perlu mendapat penambahan. Penambahan hendaknya tetap berdasarkan
ide yang telah dinyatakan. Sedangkan, penggantian dilakukan apabila, paragaraf yang
disunting mengandung unsur-unsur yang sesuai dengan yang diharapkan.
F. Langkah-Langkah Menyunting
Tahap dalam menyunting karangan ada lima langkah. Langkah-langkah itu diuraikan
sebagai berikut:
1. Menyunting isi, hal ini dilakukan karena isi itu menentukan bahasa yang digunakan
dalam karangan. Secara umum menyunting isi ditujukan pada ide pokok dan penjelas.
2. Menyunting organisasi, kegiataan penyuntingan pada langkah ini untuk mengatur
kembali ide agar membentuk paragraf yang baik.
3. Menyunting unsur bahasa, kegiatan penyuntingan ini dilakukan pada naskah yang
telah disunting pada tahap pertama dan kedua Pengecekan akhir
4. Setelah aspek isi, organisasi, dan kebahasaan disunting, penulis hendaknya memeriksa
kembali aspek itu untuk menemukan kemungkinan kekurangan atau kesalahan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah
disunting sebelumnya.
5. Penulisan akhir, penulisan akhir pada dasarnya mengetik ulang hasil pengecekan
akhir dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan yang dituntut, misalnya ukuran
kertas, spasi, bentuk huruf.
14
BAB III
INDEKS BUKU DAN ISBN
A. Pengertian Indeks
Indeks adalah kata atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan
informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan. Indeks sangat berguna untuk
mempermudah mencari keterangan di dalam buku karena dengan segera akan ditemukan
informasi yang kita cari. Pada umumnya, indeks buku diletakkan pada halaman akhir buku.
Indeks buku banyak dijumpai pada buku–buku referensi maupun buku–buku untuk tingkat
di perguruan tinggi. Bukan hanya pada buku–buku tersebut, buku yang memuat tentang hasil
penelitian dan buku–buku ilmiah, pada umumnya mencantumkan tentang indeks. Indeks
buku, pada umumnya dicantumkan di halaman yang terakhir, setelah daftar pustaka. Banyak
pembaca yang tidak menyadari tentang keberadaan indeks, karena belum mengetahui dan
memahami manfaatnya.Indeks buku dapat membantu kita dalam meningkatkan kualitas dari
buku–buku teks.
B. Tujuan Dari Indeks Buku
Indeks diperlukan dalam buku untuk mempermudah pembaca dalam mencari sebuah
nama, istilah, dan judul dari buku yang disebutkan di dalam buku tersebut. Maksudnya
adalah, apabila ingin memeriksa suatu istilah tertentu yang kurang dipahami, maka kita cukup
untuk melihat indeks dan mencari di halaman yang sudah dituliskan. Pembaca tidak harus
membaca buku secara keseluruhan untuk mengetahui tentang hal–hal yang belum dipahami.
Indeks buku akan dapat membantu pembaca dalam menemukan atau mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dari buku. Buku yang dimaksud merupakan buku yang memiliki
indeks. Informasi yang diperoleh juga cepat dan tepat dengan cara pemindaian. Setelah
mempelajari tentang tujuan dari penulisan indeks buku. Lebih lanjut, akan dijelaskan tentang
hal–hal apa saja yang perlu dimasukkan dalam indeks buku. Agar kelak, ketika kita membuat
indeks buku, kita sudah tahu poin– oin penting dalam menyusunnya.
C. Hal-Hal yang Perlu dimasukan Dalam Indek Buku
Terdapat tiga hal yang perlu dimasukkan dalam indeks buku. Hal – hal tersebut yaitu
sebagai berikut nama, di mana termasuk nama orang; istilah; dan judul dari buku. Penulisan
15
nama dalam indeks buku harus dibalik, seperti dalam daftar pustaka. Indeks nama merupakan
suatu indeks buku yang hanya memuat nama saja.
Kemudian berkaitan dengan istilah. Tidak semua istilah harus dimasukkan ke dalam
indeks buku. Pada umumnya, istilah yang perlu dimasukkan dalam indeks buku merupakan
suatu istilah yang berhubungan dengan isi dari buku yang bersangkutan. Misalkan, apabila isi
buku berhubungan dengan ilmu kimia, maka istilah – istilah yang dimasukkan ke dalam
indeks buku merupakan istilah yang berkaitan dengan ilmu kimia.
Judul indeks buku ditulis dengan menggunakan huruf yang tebal. Selain itu, juga disusun
berdasarkan pada abjad. Agar dapat memberikan kemudahan untuk mencari judul indeks,
maka pada halaman kiri atas diberikan tulisan judul indeks yang pertama, sedangkan pada
bagian kanan atas dicantumkan judul indeks yang terakhir pada kaki halaman tersebut. Pada
umumnya, judul indeks diikuti dengan keterangan yang dituliskan dalam tanda kurung kotak.
D. Jenis-Jenis Indeks
1. Indeks Belakang Buku
Indeks belakang buku adalah suatu istilah yang terdapat dibelakang sebuah buku dan
biasanya disusun sesuai urutan abjad. Indeks ini digunakan sebagai panduan oleh pengguna
dalam mencari topik yang dikehendaki tanpa perlu membaca keseluruhan isi dari suatu
dokumen.
Contoh indeks belakang buku seperti yang terdapat dalam Encyclopedia Britannica
adalah:
Automatic indexing
Definition, 177
Nature of, 147-52
Other approaches, 152
Automatic methods
Abstracting, 153-54
2. Indeks Berantai
Indeks berantai adalah suatu kaedah mengindeks yang dapat membantu pengguna
mengetahui hubungan antara satu istilah dengan istilah yang lain. Indeks berantai
menghubungkan setiap konsep dengan konsep lain yang berkaitan. Indeks berantai
menyediakan entri-entri tunggal secara terpilih satu demi satu yang tersusun sesuai dengan
16
urutan abjad.
Contoh indeks berantai seperti yang telah diperkenalkan oleh Ranganathan yaitu :
UNITED STATES
Television industry. Computer. Animation.
TELEVISION. United States.
Computers. Animation.
COMPUTERS. Television industry. United States.
Animation.
ANIMATION. Computers.
Television industry. United States.
3. Indeks Nama Pengarang (Author Index)
Indeks nama pengarang adalah suatu data yang berdasarkan urutan abjad nama pengarang.
Pembaca biasanya merujuk kepada suatu hasil penulisan berdasarkan nama pengarang.
Indeks berantai ini dapat membantu pengguna dalam mengenal suatu dokumen atau sumber
informasi berdasarkan bidangnya, karena biasanya seorang pengarang itu kerap kali menulis
dan dikenali berdasarkan bidang yang digelutinya.
4. Indeks Berabjad
Seperti halnya indeks nama pengarang indeks berabjad pada umumnya disusun sesuai
urutan abjad berdasarkan subyek-subyek tertentu. Indeks ini dapat menjadi panduan ringkas
dan terperinci dengan memasukkan istilah yang berkaitan termasuk nama pengarang dan
nama tempat.
5. Indeks Kata Kunci (Keyword Index)
Indeks kata kunci adalah satu bentuk indeks yang dibuat berdasarkan istilah yang terdapat
dalam setiap dokumen. Misalnya, yang dapat menjadi penunjuk kepada seluruh isi
kandungannya. Salah satu dari sumber istilah tersebut adalah judul (tittle). Komponen utama
bagi sebuah indeks adalah entri indeks (Indeks Entry) yang berfungsi sebagai panduan isi
sebuah dokumen atau koleksi dari ilmu pengetahuan yang direkam (Recorder Knowledge).
Entri ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
• Headings, biasanya meliputi kata kunci atau istilah menerangkan suatu perkara.
• Modification, menerangkan suatu perkara dengan lebih tepat. Modifikasi yang baik akan
17
membantu mempastikan kerelevanan bagi suatu entri. Ketepatan modifikasi yang tinggi akan
meminimalkan resiko memperoleh hasil pencarian yang tidak relevan.
• References, atau disebut juga dengan ―Locator ― atau petunjuk dengan menggunakan
simbol, nomor kelas, yang menerangkan suatu bahan atau sumber informasi.
Contoh:
Heading ————- Abstracting 22-23
Forms 169-70
Modification ———– Journal 151-6
Petunjuk 30-1 ———– Reference
B. Pengertian ISBN
International Standard Book Number, atau ISBN (arti harfiah Bahasa Indonesia: Angka
Standar Buku Internasional), adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan
secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 1966 oleh seorang
pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut Standard Book Numbering
atau SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional
ISO 2108 tahun 1970. Pengidentikasi serupa, International Standard Serial Number (ISSN),
digunakan untuk publikasi periodik seperti majalah.
ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara
sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin,
Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara
yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional
ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga tersebut
menjadi badan nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun
1986.
Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Internasional ISBN
Agency dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN ditandatangani pada tanggal 31
Maret 2005. Penerbit yang ingin mengajukan permohonan ISBN harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu:
1. Mengisi formulir surat pernyataan untuk penerbit baru yang belum pernah bergabung
dalam keanggotaan ISBN;
2. Menunjukkan bukti legalitas penerbit (akta notaris, surat keputusan, akta kesepakatan,
atau surat-surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan;
18
3. Membuat surat permohonan di atas kop surat resmi penerbit atau badan yang
bertanggung jawab;
4. Melampirkan halaman judul, halaman balik halaman judul, daftar isi, dan kata
pengantar
Permohonan dapat disampaikan melalui jasa pos, faksimili, email, online, atau datang
langsung ke Perpustakaan Nasional dan tidak dikenakan biaya.
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode
penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami
perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga
digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-
kode penerbit-kode buku-no identifikasi.
1. Pengertian ISBN 10
ISBN Adalah suatu penomoran yang khas atau unik untuk setiap buku, bertujuan untuk
memudahkan pemesanan dan membedakan buku satu dan lainnya. Artikel ini menjelaskan
tentang sejarah, pengertian, penerapan ISBN, dan fungsi ISBN. sekilas tentang Tugas TIM
ISBN Perpustakaan Nasional RI, analisis masalah dan solusinya dengan menerapkan
pendayagunaan Teknologi Informasi.
Fungsi ISBN-10
1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya
kekeliruan dalam pemesanan buku.
3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN di Jakarta,
maupun Badan Internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerma.
GAMBAR ISBN
Kode ISBN-10 terdiri Dari 4 Bagian yaitu:
1. Kode yang mengidentifikasikan bahasa.
2. Kode penerbit.
3. Kode buku tersebut.
19
4. Karakter penguji (digit ke-10).
Contoh ISBN-10 adalah:
Peraturan dari international ISBN Agency mengatakan bahwa ISBN sepuluh angka
memiliki check digit pada angka terakhir. Angka dari ISBN memiliki rentang 0 sampai 10
yang berarti penggunaan huruf diluar angka harus dipakai untuk menyatakan angka 10.
Aritmetika modular digunakan untuk menghitung check digit dengan modulo 11. Setiap 9
angka pertama diaklikan berturut-turut dengan angka 10 hingga 2, lalu dihitung jumlahnya.
Setelah itu, dioperasikan dengan modulo 11.Hasilnya harus sama dengan 11 dikurang check
digit. Atau dapat juga dikatakan hasil penjumlahan tadi jika dijumlahkan dengan check digit
menghasilkan angka 11.
2. Pengertian ISBN 13
ISBN -13 ini pengertianya sama degan ISBN-10 yang juga bisa mengindentifiksi sebuah
buku komirsil. Keistemawaan dari Kode ISBN-13 ini adalah sejalandengan barcode
European Article Number (EAN)-13 dan kode ISBN-13 mempunyai kapasitas kode yang
lebih banyak daripada kode ISBN-10.
Fungsi ISBN-13
Kode ISBN ini adalah pengindentifikan yang dapat dibaca oleh mesin. Kode ISBN
mempunyai peranan penting dalam produksi distirbusi dan, penjualan, penyimpanan data
bibliografic dalam perdagangan buku. ISBN juga merupakan bagian vital dalam manajemen
informasi perpustakaan.
Struktur Kode ISBN-13
1. Prefix element.
2. Registration group element yang mengindentifikasi bahasa buku.
3. Registrant code yang mengidentifikasi penerbit.
4. Publication element yang mengindentifikasi judul buku.
5. Check digit dyang berfungsi untuk mengecek kevalidan dari suatu kode ISBN.
Elemen pertama dari kode ISBN-13 ini adalah elemenyang membedakan kode ISBN-13
dengan kode ISBN-10. Elemen ini mempunyai 3 digit nomor yang disediakan oleh EAN
International. Prefix yang telah disediakan oleh EAN intenatiolan adalah :
• 978
• 979
20
Kesalahan umum yang sering terjadi pada ISBN yaitu penulisan atau pengetikan kode,hal
ini karena kedekatan angka pada penulisannya. Namun karena sebelas merupakan angka
primer, metode ISBN check digit hampir memastikan kalau kesalahan tadi dapat dideteksi.
Namun jika ada kesalahan yang tidak terdeteksi, amak buku akan dipersoalkan memiliki
ISBN yang tidak valid.
Contoh ISBN-13
Dua belas angka pertama masingmasing dikalikan dengan angka 1 dan 3 secara
bergantian. Lalu jumlah dari hasil perkalian dioperasikan dengan modulo 10. Setelah itu,
angka 10 dikurangkan dengan hasil operasi modulo tadi, dan didapatkan check digit dari
ISBN.
Sebagai contoh, ISBN-13 check digit dari 978-0- 306-40615-?
Awalan ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk buku-
buku di Indonesia:
978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi
979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi
Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila prefiks 978 sudah
penuh. Hal ini berlaku untuk semua negara di mana prefiks awal 979 menggantikan
penempatan prefiks 978.
21
BAB IV
ASPEK EKONOMI DAN PEMASARAN PENERBITAN BUKU
A. Penerbitan Buku
Maraknya jumlah penerbit tentu merupakan sebuah kabar baik bagi para penulis. Sebagai
kreator, penulis suatu saat memang membutuhkan sebuah penerbit untuk menerbitkan
manuskripnya. Dalam hal ini akan terjalin hubungan antara penulis dan penerbit dalam proses
penerbitan buku.
Berdasarkan fasenya dapat dijelaskan sejarah penerbitan buku di Indonesia ke dalam tiga
fase. Pertama, Fase Hindia Belanda. Fase ini adalah fase berkembangnya penerbitan awal di
Indonesia yang dipelopori pemerintah kolonial Belanda, terutama untuk menjalankan misi
penyebaran agama. Kedua, Fase Cina Peranakan. Fase ini berkembang disebabkan meluasnya
pemakaian bahasa Melayu di kalangan masyarakat Indonesia. Fase ini juga ditandai
berkembangnya penerbitan surat kabar berbahasa Melayu, di samping surat kabar berbahasa
Jawa waktu itu.
Ketiga, adalah Fase Balai Poestaka, adalah fase ketika pemerintahan kolonial Belanda
membentuk Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat)
berdasarkan keputusan Departmen van Onderwijs en Eeredienst No. 12 pada September
1908. Lembaga ini kemudian diberi nama menjadi Balai Poestaka dan dipimpin oleh D.A.
Rinkes (halaman 2-3). Penulis dalam buku setebal 180 halaman ini juga mengajak pembaca
untuk memahami buku, jenis-jenisnya hingga anatomi buku. Pada awal 1970-an UNESCO
mengeluarkan data statistik tentang perbukuan dunia.
Karena itu, UNESCO membuat batasan buku di antaranya; buku terdiri dari lembaran-
lembaran kertas bercetak; kertas-kertas bercetak itu digabungkan menjadi satu dalam bentuk
jilidan; kertas-kertas bercetak itu mempunyai kulit (sampul) yang biasanya menggunakan
kertas lebih tebal dan berbeda jenis dengan teks; kertas-kertas bercetak itu mengandung lebih
dari 49 halaman; dan cetakannya tidak dilakukan dalam masa-masa tertentu dan tidak
berurutan dengan penerbitan yang lain (bukan berkala).
Proses penerbitan sebuah buku memang membutuhkan proses. Penerbit sebagai pemegang
wewenang dalam penerbitan buku harus benar-benar mempersiapkan secara matang naskah
yang akan dicetak. Maka, dalam penerbitan buku butuh proses yang tidak mudah. Ketika
naskah penulis sudah acc untuk diterbitkan, langkah selanjutnya adalah proses editorial yang
22
juga disebut Departemen Editorial. Pada bagian inilah sebuah naskah disiapkan dan diproses
menjadi buku, baik dalam bentuk dokumen siap cetak maupun dummy.
Bagian edotorial memang ibarat dapur pada sebuah penerbitan dan kokinya adalah para
editor. Bahan baku utama adalah naskah. Hasil racikan koki pun perlu disajikan dengan baik
dan menarik sehingga kemudian editor bekerja sama dengan desainer, layouter, serta
ilustrator dalam penyajian (halaman 84). Maka, dapat dijelaskan beberapa tahapan alur dan
sistem editorial sebagai berikut; tahap pengadaan atau akuisisi naskah; tahap penyuntingan
naskah; tahap pengemasan tata letak dan kover; kemudian tahap persiapan pracetak.
B. Distribusi Buku
7 Tips memasarkan buku self publishing:
1. Hindari bertumpu pada promosi online.
Semua penulis buku melakukannya. Kompetisi terjadi tidak hanya sesama penulis self
publishing. Penerbit mainstream rata-rata memiliki situs yang memajang setiap produknya.
Mereka gencar memberi insentif bagi blog-blog yang meresensi setiap terbitan terbaru
mereka. Penulis indie cenderung menaruh harapan sepenuhnya pada promosi online (gratis ).
Anda bisa melihat status facebook dan timeline twitter dibanjiri oleh promosi buku. Buku
anda berada diantara kerumunan pasar. Anda tidak punya ‗sesuatu‘ yang bisa membuatnya
‗menonjol‘. Sebagai salah satu cara, bolehlah. Tetapi sebagai satu-satunya cara, jangan.
2. Manfaatkan Komunitas spesifik anda.
Umumnya penulis indie dewasa ini berangkat dari blog ( anda blogger ?). Saya yakin anda
punya pembaca, yang lebih dari sekali mengunjungi laman maya anda. Coba buka dashboard
---> Comment. Lihat, dibawah nama pemberi komentar ada tersisip alamat email-nya.
Inventaris semua. Lalu, buatlah satu file attachments berisi foto sampul buku, sinopsis buku
& testimoni pembaca yang mirip sales letter. Kirim sekaligus ke daftar email tersebut.
Mereka suka blog anda, mereka akan suka buku anda. Jangan lupa berikan sentuhan pribadi
berupa tandatangan dan seuntai kalimat bagi pembeli jadi. Sentuhan ini akan jadi kenangan
yang memudahkan penjualan buku kedua anda kelak (karena tandatangan dan kalimat terima
kasih dari penulis Dee Dee Sabrina, saya berjanji akan membeli lagi buku kedua-nya kelak).
3. Testimoni Tokoh
Penulis umumnya –hanya- meminta testimoni dari sesamanya penulis. Dan butuh mukjizat
bagi penulis pemula untuk memperoleh testimoni dari penulis ternama. Testimoni adalah
‗pengaruh‘. Saya sendiri menghindari membeli buku yang halaman belakangnya dipenuhi
23
testimoni. oleh penulis itu-itu lagi, yang royal mentestimoni semua buku dibawah naungan
penerbitnya.
Manfaatkan ‗testimoni tidak tertulis‘. Dee Dee Sabrina menceritakan pengalamannya
memberikan secara cuma-cuma bukunya pada salah seorang dosen sastra. Tak lama setelah
membacanya, Dosen bersangkutan ‗mereferensikan‘ buku antologi fiksi ‗ISI‘ sebagai bacan
yang ‗wajib‘ kepada para mahasiswanya.
4. Berdayakan Media lokal (Koran & radio)
Media konvensional seperti koran harus diakui lebih punya kredibilitas ketimbang media
online. Tingkat kepercayaan publik telah dibangun media tersebut selama bertahun-tahun.
Pembaca mempercayai koran langganannya. Koran biasanya punya halaman budaya pada
edisi hari minggu. Anda bisa menemukan kolom resensi buku disebelah cerpen atau puisi.
Setiap daerah pasti bangga atas setiap pencapaian prestasi warganya sendiri. Koran lokal
umumnya punya keberpihakan untuk memuat sinopsis –atau resensi- buku dari penulis yang
punya keterkaitan dengan wilayah penyebarannya.
Media gemar menampilkan sosok yang bisa menginspirasi lingkungannya. Kirimkanlah
satu jilid buku anda kepada redakturnya. Antar sendiri lebih bagus, disertai dengan soft copy
berisi sinopsis atau resensi siap unggah ke hard disk redaksi. Dee Dee Sabrina
mengungkapkan bagaimana dia mendatangi rekan-rekannya di komunitas radio di kota stabat
Medan, untuk menampilkan profilnya sebagai penulis muda dalam satu sesi siaran. Radio
butuh berita, jadi win-win solution.
5. Datangi bekas sekolah/kampus anda.
Sumbangkan satu jilid buku anda untuk perpustakaan kampus. Lebih bagus lagi jika
kampus anda punya media internal (majalah/bulletin/Koran/radio). Buat satu forum dimana
anda bisa berbagi pengalaman dan inspirasi kepada yunior-yunior anda. Bawa beberapa
contoh buku untuk direct selling. Pembaca buku suka membeli lansung dari tangan
penulisnya. Jangan shock bila mereka meminta foto dan tanda tangan.
6. Stok buku
Ini tips dari Vira Cla. Dia sengaja membeli bukunya sendiri dalam jumlah yang cukup
signifikan sebagai stock. Ini berhubungan dengan psikologi masyarakat kita, yang lebih
nyaman bertransaksi dengan manusia ketimbang situs. Yang perlu diingat dalam penjualan
online adalah kejelasan profil penulis yang sekaligus merangkap sebagai pemasar. Buat calan
pembeli merasa ‗aman‘ berhubungan dengan anda, baik melalui blog pribadi maupun akun
24
anda di jejaring sosial. Lengkapi data-data dan foto pribadi anda di akun tersebut. Penulis
dengan nama alias/samaran tidak punya tempat di era web 2.0 .
7. Kirim buku anda ke editor/kritikus nasional
Ini tidak berdampak lansung bagi penjualan, tapi umpan baliknya bisa diluar dugaan.
Manfaatkan fitur pencarian teman di Facebook anda. Cari nama-nama besar semacam Nirwan
Dewanto atau Nirwan Ahmad Arsuka. Cobalah untuk berteman dengan mereka. Mereka
adalah orang yang ramah. Jika interaksinya sudah dirasa cukup, kirimkanlah satu jilid buku
anda kepada mereka. Minta mereka memberi masukan, semata-mata demi perbaikan bagi
cetakan buku anda selanjutnya.
Mungkin mereka tidak akan meresensinya di Kompas. Paling tidak dia memberikan
apresiasi, penyemangat bagi anda. Syukur-syukur dia menuliskannya di status FB atau tweet
di timeline mereka. Bila itu terjadi, siap-siaplah untuk bolak-balik ke kantor pos.
C. Royalti Penulis dan Penerbit
Untuk mendirikan penerbitan buku, terlebih dahulu dilihat seberapa besar modal yang
dimiliki. Jika modalnya kurang dari 50 juta, berarti yang diterbitkan adalah buku-buku yang
tidak terlalu tebal (kisaran 100 – 200 halaman), dengan asumsi menerbitkan satu buku secara
rutin. Selain itu, tidak perlu mengalokasikan dana untuk kantor ataupun mengangkat pegawai
tetap, cukup di out sourching, yaitu mempekerjakan karyawan free lance. Sebab, jika modal
segitu digunakan untuk sewa gedung dan mengangkat karyawan tetap, maka akan
menghabiskan modal itu sendiri sehingga keberlangsungan usaha akan terancam.
Sebagai simulasi, jika menerbitkan buku setebal 100 halaman, maka biaya yang
dibutuhkan adalah royalti penulis / fee penerjemah sebesar 1.000.000, editor 400.000, setter
250.000, dan cover 250.000, sehingga totalnya adalah 1.900.000. Jika buku dicetak sebanyak
1500 eksemplar, ongkos cetaknya sekitar 6.000.000. Kemudian ongkos kirim ke toko buku
dan distributor sekitar 1.000.000. Total biaya seluruhnya adalah 8.900.000. Kita juga perlu
mengaggarkan lain-lain sekitar 1.100.000 sehingga biaya untuk satu buku dengan ketebalan
100 halaman dan dicetak 1500 eksemplar adalah 10 juta rupiah.
Dengan demikian, dengan modal yang ada dapat dibuat 5 judul buku, masing-masing satu
buku per bulan. Kenapa harus seperti itu? Karena ketika menerbitkan pertama kali, modal
tidak langsung balik begitu saja. Jika buku itu dititipkan di Gramedia atau Gunung Agung,
maka pembayarannya adalah 4 bulan setelahnya. Jadi, selama 4 bulan itu penerbit harus
25
―berpuasa‖. Jika modal hanya satu buku, maka penerbit akan sulit bertahan jika ternyata
bukunya tidak langsung best-seller.
Adapun jika modalnya besar, maka penerbit bisa menggunakannya untuk sewa kantor,
biaya promosi, merekrut karyawan, dll. Biaya sewa kantor tergantung lokasi penerbit berada.
Jika di daerah terpencil pasti lebih murah, tapi jika di Jakarta tentu mahal. Sedangkan untuk
promosi bisa lewat majalah, koran, selebaran, mengadakan bedah buku, dll. Bahkan jika
modalnya lumayan, maka penerbit bisa menerbitkan dua judul atau lebih per bulan.
Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari
ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu
atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut:
20 % untuk ongkos cetak
10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover
5 % untuk transportasi
5 % untuk promosi/lain-lain
10 % untuk keuntungan penerbit
50 % untuk rabat distributor/toko buku.
Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit.
Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri,
dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi. Begitu pula
dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya tawar penerbit. Bagi
penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %, ada juga yang 45 %
atau 50 %.
Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya ―pelit‖ dalam memberi rabat ke toko buku,
angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko buku. Dengan demikian, semakin
besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya sehingga semakin besar pula
keuntungan yang didapatkan.

More Related Content

What's hot

Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahPuji Winarni
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuhanafieminence
 
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihKata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihNash Rul
 
Contoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantarContoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantarEmy Haw
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 
Penerbit dan masalahnya
Penerbit dan masalahnyaPenerbit dan masalahnya
Penerbit dan masalahnyaArdian Syam
 
Panduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiPanduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiAsmin Tana
 
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKANMAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKANPutriana Sari
 
Panduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalPanduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalYuke Puspita
 
Contoh surat permohonan mahasiswa teknik
Contoh surat permohonan mahasiswa teknikContoh surat permohonan mahasiswa teknik
Contoh surat permohonan mahasiswa teknikAneuk Meutuah
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasihAlby Alyubi
 
Laporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanLaporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanDiah Dwi Ammarwati
 
presentasi proposal kewirausahaan
presentasi proposal kewirausahaanpresentasi proposal kewirausahaan
presentasi proposal kewirausahaanameliadhebie
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)Nursidiq 92
 
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Maulana Husada
 

What's hot (20)

Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasihKata pengantar dan ucapan terima kasih
Kata pengantar dan ucapan terima kasih
 
Contoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantarContoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantar
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 
Penerbit dan masalahnya
Penerbit dan masalahnyaPenerbit dan masalahnya
Penerbit dan masalahnya
 
Panduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisiPanduan skripsi ta word revisi
Panduan skripsi ta word revisi
 
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKANMAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
 
Panduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalPanduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnal
 
Contoh surat permohonan mahasiswa teknik
Contoh surat permohonan mahasiswa teknikContoh surat permohonan mahasiswa teknik
Contoh surat permohonan mahasiswa teknik
 
05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih05. ucapan terima kasih
05. ucapan terima kasih
 
Laporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan KewirausahaanLaporan Penjualan Kewirausahaan
Laporan Penjualan Kewirausahaan
 
presentasi proposal kewirausahaan
presentasi proposal kewirausahaanpresentasi proposal kewirausahaan
presentasi proposal kewirausahaan
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)
Kata Pengantar (Makalah Ilmu Lingkungan)
 
PROMOSI PERPUSTAKAAN
PROMOSI PERPUSTAKAANPROMOSI PERPUSTAKAAN
PROMOSI PERPUSTAKAAN
 
Mini project
Mini projectMini project
Mini project
 
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
Materi Teks Cerpen Bahasa Indonesia Kelas XI [K13]
 
Naskah drama religi dan percintaan
Naskah drama religi dan percintaanNaskah drama religi dan percintaan
Naskah drama religi dan percintaan
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Viewers also liked

La princesa congelada P-5 A
La princesa congelada P-5 ALa princesa congelada P-5 A
La princesa congelada P-5 Acipauvila
 
Proyecto colaborativo de e Twinning
Proyecto colaborativo de e TwinningProyecto colaborativo de e Twinning
Proyecto colaborativo de e Twinningcarm
 
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...Центр экологических решений
 

Viewers also liked (6)

Philadelphia Gas Works
Philadelphia Gas WorksPhiladelphia Gas Works
Philadelphia Gas Works
 
TEDP
TEDPTEDP
TEDP
 
La princesa congelada P-5 A
La princesa congelada P-5 ALa princesa congelada P-5 A
La princesa congelada P-5 A
 
Proyecto colaborativo de e Twinning
Proyecto colaborativo de e TwinningProyecto colaborativo de e Twinning
Proyecto colaborativo de e Twinning
 
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...
3 161119 ig_os_belarus_требования к органическому растениеводству [режим совм...
 
Aprendendo a amar
Aprendendo a amarAprendendo a amar
Aprendendo a amar
 

Similar to Industri Penerbitan Buku

Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikAn Nurwoni Albasith
 
Penerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikPenerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikMega Wati
 
Pengelola taman bacaan vq
Pengelola taman bacaan vqPengelola taman bacaan vq
Pengelola taman bacaan vqViki Iswanto
 
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptx
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptxMinat baca untuk Karakter anak bangsa.pptx
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptxNita Nonci
 
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptx
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptxPAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptx
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptxYosiDianEkoPrasetyo1
 
Perkembangan Industri Penerbitan
Perkembangan Industri PenerbitanPerkembangan Industri Penerbitan
Perkembangan Industri PenerbitanSyahremie Teja
 
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum Partisipatorial
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum PartisipatorialMuseum Sejarah Jakarta Menuju Museum Partisipatorial
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum PartisipatorialAnnissa M Gultom
 
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan SosialTUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan SosialNurul Farina Abdul Rahim
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budaya
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budayaMakalah pengaruh globalisasi terhadap budaya
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budayaSeptian Muna Barakati
 
Seminar penulisan penerbitan saintifik
Seminar penulisan penerbitan saintifikSeminar penulisan penerbitan saintifik
Seminar penulisan penerbitan saintifikZamri Mohamad
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik phebtwo Ayy
 

Similar to Industri Penerbitan Buku (20)

Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan ElektronikMakalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
Makalah Penerbitan Grafis Dan Elektronik
 
Desentralisasi Perayaan Literasi
Desentralisasi Perayaan LiterasiDesentralisasi Perayaan Literasi
Desentralisasi Perayaan Literasi
 
Penerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronikPenerbitan grafis dan elektronik
Penerbitan grafis dan elektronik
 
Penerbitan buku
Penerbitan bukuPenerbitan buku
Penerbitan buku
 
9 media cetak_majalah
9 media cetak_majalah9 media cetak_majalah
9 media cetak_majalah
 
Konseo dasar jurnalistik2
Konseo dasar jurnalistik2Konseo dasar jurnalistik2
Konseo dasar jurnalistik2
 
Amalan membaca
Amalan membacaAmalan membaca
Amalan membaca
 
Pengelola taman bacaan vq
Pengelola taman bacaan vqPengelola taman bacaan vq
Pengelola taman bacaan vq
 
Program kerja perpustakaan
Program kerja perpustakaanProgram kerja perpustakaan
Program kerja perpustakaan
 
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptx
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptxMinat baca untuk Karakter anak bangsa.pptx
Minat baca untuk Karakter anak bangsa.pptx
 
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptx
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptxPAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptx
PAPARAN PENGENALAN PUBLIKASI LINGKUP INSTANSI.pptx
 
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdfMeretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
 
Perkembangan Industri Penerbitan
Perkembangan Industri PenerbitanPerkembangan Industri Penerbitan
Perkembangan Industri Penerbitan
 
Bm
BmBm
Bm
 
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum Partisipatorial
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum PartisipatorialMuseum Sejarah Jakarta Menuju Museum Partisipatorial
Museum Sejarah Jakarta Menuju Museum Partisipatorial
 
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan SosialTUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
TUGASAN 3; Amalan Terbaik dalam Pembangunan Sosial
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budaya
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budayaMakalah pengaruh globalisasi terhadap budaya
Makalah pengaruh globalisasi terhadap budaya
 
Seminar penulisan penerbitan saintifik
Seminar penulisan penerbitan saintifikSeminar penulisan penerbitan saintifik
Seminar penulisan penerbitan saintifik
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

Industri Penerbitan Buku

  • 1. 1 BAB I INDUSTRI PENERBITAN BUKU Penerbitan merupakan kegiatan yang memerlukan proses panjang. Kegiatan penerbitan akan melibatkan banyak banyak waktu dan orang. Sebagai kegiatan proses , penerbitan tidak berdiri sendiri karena memerlukan beberapa keahlian intelektual yang terlibat dalam proses penerbitan. Penerbitan merupakan kegiatan intelektual dan profesioanal dalam menyiapkan, menyunting, dan menghasilkan bebagai publikasi, kemudian memperbanyak dan menyebarluaskannya untuk kepentingan umum. Sedangkan dalam Leksikon Grafika, penerbitan adalah orang yang berusaha mengeluarkan naskah sebagai barang cetakan, untuk disebarluaskan kepada pembaca dan masyarakat, sehingga dapat menerbitkan hasil karya dari pengarang. Dalam Penerbitan, kedudukan penerbitan merupakan pusat dari berbagai rencana yang mempunyai hubungan dengan unsur- unsur lain. Penerbit menerima naskah dari pengarang dengan menyediakan modalnya, Perusahaan itu juga mempekerja-kan seniman, penerjemah, pemasara; menugaskan dan mengawasi pekerjaan cetak; memberi petujuk penyaluran buku yang telah dicetak ke pasaran. Penerbit yang menekan tombol untuk menggerakan peralatanpreses penerbitan buku. Penggarapan naskah menjadi produk siap dibeli pembaca merupakan proses yang memakan waktu panjang dan kerja intentif dan rumit. Dan pikiran/ide seseorang hingga menjadi buku yang dibeli oleh pembaca. Tidak mengherankan bila menerbitkan adalah suatu usaha yang membawa hal-hal yang sangat diwarnai oleh penerbitnya sendiri. Kegiatan penerbitan secara eksternal merupakan sentral dari seluruh komponen industri buku atau infomasi dan sejenisnya. Pengarang, percetakan, otko buku, perpustakaan, menjadi rekan kerja penerbitan. Dalam industri buku mereka menjadi ―kelompok‖ yang menggerakan kegiatan industri buku sedangkan secara internal penerbitan terdiri dari bagian-bagian utama seperti editor, produksi, pemasaran, dan administrasi keuangan. Gagasan mendirikan penerbitan tentunya bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak tujuan yang dapat dicapai dengan mendirikan penerbitan. Baik tujuan bagi penerbitan itu sendiri maupun tujuan oarng/lembaga yang mendirikan penerbitan.
  • 2. 2 Namun secara umum tujuan penerbitan adalah :  Melakukan penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.  Menyajikan berbagai pengetahuan melalui berbagai produk terbitan yang disebarkan ke masyarakat.  Melakukan perdagangan dengan mencari keuntungan melalui penjualan produk terbitannya. Dalam ilmu penerbitan kualitas intelektual seseorang untuk mencapai atau masuk kedalam dunia penerbitan itu dibagi menjadi 3 tahapan: Observer (pemula), Participant (mulai berpartisipasi), dan Aktivis (aktif dalam dunia penerbitan). Saat ini sebagai seorang yang baru mengenali dunia penerbitan saya masih berada di tahapan Observer, dan ada 6 jurus bagi Observer yang ingin berkiprah dalam dunia penerbitan, antara lain yaitu: 1. Menjadi Observer tetap. (terus bereksplorasi) 2. Menjadi Observer permanent. 3. Menjadi Participant dalam kebebasan. 4. Menjadi aktivis dalam berbagai selera. 5. Memahami arti tanggung jawab. (subyektif) 6. Mengenal profit dan benefit. Tidak sembarang orang yang mampu memasuki dunia penerbitan, karena Penerbit mempunyai tugas yang cukup berat baik secara internal maupun eksternal. Penerbit selalu memiliki peran yang lebih baik daripada urusan finansial, karena yang dihasilkan penerbit merupakan produk yang memiliki unsur-unsur epistemologi yang memperkaya khasanah pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Secara kasat mata fakta menunjukkan bahwa hampir semua pemilik atau pendiri industri penerbitan nasional adalah orang-orang yang dikenal publik justru memiliki kemampuan softskill lebih dominan ketimbang hardskill. Sekedar memberi contoh, seperti: Yakob Utama (pendiri Gramedia Kompas) dengan softskill sebagai guru bahasa dan sejarahnya, Sutan Takdir Alisyahbana (penerbit Pikiran Rakyat) dengan softskill sastrawan dan ahli bahasanya, Dalan Iskan dan Surya Paloh (Grup Jawa Pos dan Media Indonesia) dengan softskill kewartawanannya. Dari nama-nama tersebut setidaknya menunjukkan fakta bahwa kontribusi knowledge based capital justru mempunyai potensi yang lebih kuat menghadapi terpaan multi dimensi krisis dibandingkan industri lainnya sehingga layak dipertimbangkan untuk terus didorong menjadi domain peningkatan income perkapita negara.
  • 3. 3 Gambaran Industri Penerbitan 686 penerbit tergabung dalam Ikapi. Sedikitnya 10000 judul buku baru diterbitkan. 3600 Toko Buku (terdaftar) Sedikitnya 14 kali Pameran Buku per tahun. Omset per bulan dari toko buku se Indonesia 1,1 trilyun. A. Sejarah Perkembangan Dunia Penerbitan Menelusuri dunia penerbitan maka kita akan dihadapkan pada sejarah, peradaban, kebudayaan manusia yang kenyataannya satu dengan lainnya saling memiliki keterkaitan. Dunia penerbitan yang sarat dengan berbagai informasi terlibat secara langsung dan sekaligus menjadi katalisator kemajuan dan kemajemukan kebudayaan manusia. Dahulu baik penggandaan maupun penyebaran buku-buku ilmu pengetahuan, naskah, ataupun kitab suci masih dilakukan secara manual melalui tulisan tangan (manuskrip). Namun pada tahun 1450 Mainz di Jerman, yang dipelopori oleh Johannes Gutenberg dan yang menemukan teknologi cetak mencetak. Dengan ditemukannya teknologi cetak mencetak itu hingga saat ini, proses penggandaan atau penyerbaran barang-barang media masa baik buku-buku maupun lainnya menjadi lebih mudah. Dimasa lalu buku-buku merupakan barang yang langka dan menjadi sumber pengetahuan, maka sudah tentu jumlah buku pada saat itu yang tersebar masih sangat terbatas dan hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Buku memiliki arti yang sangat penting untuk menyalin setiap rangkuman pengetahuan dan menjadi penghubung fase sejarah peradaban manusia. Jika pada masa lalu dunia penerbitan lebih pada upaya penyebaran pengetahuan, membangun peradaban dan memajukan kebudayaan, dewasa ini dunia penerbitan lebih berupaya untuk meningkatkan apa yang telah diemban sebelumnya dengan lebih merata lagi. Dunia penerbitan merupakan sebuah dunia yang khas dan memiliki karakteristik yang menarik. Kekhasannya dapat dilihat dengan upaya-upaya dunia penerbitan dalam penyebaran informasi melalui berbagai media cetak seperti; buku, majalah, surat kabar dan sebagainya. Dunia penerbitan merupakan kegiatan yang memerlukan proses yang panjang dan melibatkan banyak waktu dan banyak orang. Sebagai kegiatan proses, ilmu penerbitan tidak berdiri sendiri karena memerlukan beberapa keahlian- keahlian intelektual dan pendekatan keilmuan yang terlibat dalam prosesw penerbitan.
  • 4. 4 Penerbitan merupakan kegiatan intelektual dan profesional dalamm menyiapkan, menyunting, dan menghsilakan berbagai jenis publikasi; kemudian memperbanyak dan menyebarluakan kepada khalayak umum. Sejarah telah membuktikan, setiap bentuk perubahan digagas dari buku yang merupakan produk dari penerbitan. Buku merupakan matarantai peradaban dari masa lampau hingga kini. Dunia penerbitan melahirkan buku, meliputi juga jenis terbitan-terbitan lainnya, dengan buku dilakukan penyebaran informasi kepada audience yang membaca maupun mendengar. Dewasa ini, penerbitan merupakan sebuah dunia usaha di mana tidak terlepas dari hokum permintaan dan penawaran. Di balik itu banyak peran lain yang dilakukan dan menjadi tanggung jawabnya sepeti mengusung tradisi membaca, memajukan kebudayaan, membangun peradan, dan mendidik masyarakat. Tokoh-tokoh yang berperan di dunia penerbitan : 1. Johannes Gutenberg pada tahun 1440, di Mainz, Jerman. 2. Claude Garamond di Perancis, pada abad 19. 3. John Baskerville (Inggris), pada abad 19. 4. Giambata Bodoni, Italia, pada abad 19. 5. Coernelis de Houtman pada tahun 1596. 6. Taco Roorda pada tahun 1839 7. Johannes Ensshede pada tahun 1839. B. Masalah yang Berkaitan Dengan Penerbitan 1. Posisi Penulis Lemah Dalam industri penerbitan banyak terjadi masalah. Posisi penulis lemah dalam rantai industri perbukuan. Hubungan antara penulis dan penerbit kerap hanya berdasarkan kepercayaan dan penulis sering dirugikan oleh penerbit yang kurang profesional, terutama dalam persoalan royalti hasil penjualan buku. Berkaitan dengan rencana membentuk lembaga yang menangani hak cipta penulis buku, kebijakan perbukuan harus secara komperhensif dibenahi. Pemerintah harus mendukung biaya produksi buku murah dengan menghilangkan pajak-pajak terkait. Penerbit sendiri harus transparansi dan memenuhi kewajibannya terhadap penulis. Terkait dengan royalti, penulis bergantung kepada kejujuran dan transparansi penerbit. Penulis sulit mengakases data penjualan buku. Kurang sumber daya menusia guna memulai usaha
  • 5. 5 penerbitan menjadi salah satu penyebab. Penerbitan merupakan industri yang membutuhkan kreativitas, mulai dari mencari penulis berbakat, menyeleksi naskah, hingga mengeditnya. 2. Pembajakan Buku Kalangan penerbit buku yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Buku Indonesia atau Ikapi kembali meminta pemerintah agar benar- benar serius menangani pembajakan buku yang merugikan industri perbukuan di Tanah Air. "Selain berdampak terhadap menurunnya minat penerbit untuk menerbitkan buku-buku berkualitas, pembajakan buku yang merajalela juga sudah sampai memengaruhi kepercayaan penerbit buku di luar negeri yang bukunya hendak diterbitkan di Indonesia," kata Ketua Ikapi Cabang DKI Jakarta Lucya Andam Dewi, Rabu (16/5) di Jakarta. Oleh karena itu, Ikapi meminta pemerintah benar-benar memiliki komitmen politik yang tinggi dalam menghadapi pembajakan buku yang sudah berkembang menjadi industri yang hanya mengejar keuntungan. Selain penegakan hukum yang memberi efek jera kepada para pembajak, juga sudah saatnya pemerintah menciptakan infrastruktur yang memudahkan masyarakat mengakses buku yang murah. Kegiatan pembajakan buku yang terus merajalela itu kembali terungkap berkat keberhasilan Tim Penanggulangan Masalah Pembajakan Buku menggagalkan pembajakan salah satu buku terjemahan yang sangat laris, The Da Vinci Code, karangan Dan Brown sebanyak 1.840 eksemplar. Ribuan buku bajakan yang hak penerbitan sahnya dimiliki Penerbit Serambi itu ditemukan saat dalam proses penjilidan kulit muka buku yang dilakukan di Sejahtera Printing, Jalan Kalibaru Timur Dalam, Jakarta Pusat. Namun, hingga sejauh ini pemesan dan perusahaan pencetak buku bajakan itu belum diketahui. Pada Februari lalu, Tim PMPB juga berhasil menggerebek perusahaan penerbitan PT Samudra Jaya di Bekasi, yang membajak buku-buku teks terbitan dalam dan luar negeri, yang nilainya mencapai miliaran rupiah."Pembajakan buku sudah sangat memprihatinkan penerbit buku dan penulis. Tentu kami tak mau tinggal diam. Setidaknya, kami akan terus meminimalkan pembajakan buku dan ini butuh dukungan dari pemerintah dan masyarakat," kata Lucya. Menurut dia, keberhasilan Ikapi mengungkap pembajakan buku ternyata berpengaruh terhadap kepercayaan penerbit luar negeri. Seperti penerbit Amerika Serikat dan Singapura, mereka akan ikut mendesak Pemerintah Indonesia agar memberikan perhatian terhadap masalah pembajakan buku.
  • 6. 6 A. Hubungan Internasional Dapat sebagai secercah motivasi, disini dikutip hasil amatan study benchmarking, ketika Direktur Oxford Brookes International Centre for Publishing Studies (Angus Phillips) dan Deputy Director International Academic Development University of the Arts London (Collin Kerrigan) dalam pertemuan tanggal 09 dan 10 Juni 2008, mengemukakan bahwa ―salah satu alasan Inggris mendorong pertumbuhan Industri Penerbitan melalui dunia pendidikan adalah karena secara ekonomi mikro diakui sulit menandingi Jepang, China, Korea dan Taiwan.‖ Kalaulah Inggris sebagai negara besar yang dalam motonya ―Teach the World‖ terlihat begitu skeptis dalam menghadapi persaingan bisnis global masa kini, kenapa Indonesia sebagai negara yang hanya dikenal dunia lewat tari kecaknya (Bali) bergeming dengan Industri berbasis pengetahuan (knowlegde base industry) sebagai cara tepat untuk menggerakkan potensi yang dimiliki oleh setiap anak bangsa melalui fokus pada pengembangan ide, inovasi, dan kreativitas budaya setempat. Apabila setiap anak bangsa ini telah memiliki soft skill untuk selalu kreatif mengembangkan inovasi dan gagasan-gagasan barunya maka sebentar lagi Bangsa ini tentunya akan dilirik oleh masyarakat dunia sebagai knowledge base country (Negara berbasis pengetahuan), dan tentunya dunia penerbitan berperan aktif untuk dapat mewujudkannya. B. Tentang Penerbitan Dunia penerbitan buku bagi sebagian masyarakat di Indonesia seperti dunia antah berantah, tak banyak yang paham seluk beluknya. Bahkan, masih kerap terjadi orang awam mencampuradukkan pengertian penerbit dan percetakan. Padahal, secara mudah dapat dibedakan bahwa penerbit ibarat desainer, sedangkan percetakan ibarat tukang jahit. Hal yang juga kabur tidak terkecuali tentang karier di penerbitan buku. Banyak kisah para pekerja perbukuan adalah mereka yang tidak sengaja ‖terjerumus‖ ke dunia produksi barang intelektual tersebut. Jarang benar yang langsung sejak menempuh pendidikan tinggi bercita-cita akan berkarier di penerbit buku. Penerbitan buku adalah sebuah industri yang juga membutuhkan tenaga kerja profesional untuk menggerakkan aktivitas produksinya. Walaupun demikian, kita akui bahwa industri perbukuan di negeri ini tidaklah terlalu populer karena perkembangan dunia penerbitan buku di Indonesia hanya baru dalam sepuluh tahun terakhir ini terlihat dinamis dan menggeliat. Dibandingkan jumlah rakyat Indonesia sebanyak 200 juta lebih, produksi buku di Indonesia belumlah seimbang. Jumlah penerbit yang tercatat di IKAPI masih di
  • 7. 7 angka 600 penerbit, termasuk yang juga sudah vakum atau gulung tikar. Itu pun sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Namun, jangan skeptis dulu untuk berkiprah di dunia buku karena masih banyak peluang untuk bersinar di penerbit. Dunia penerbit buku di Indonesia belum banyak menghasilkan ‘para bintang‘, baik itu dalam bidang redaksi, produksi, ataupun pemasaran. Karena itu, peluang sangat terbuka untuk mereka di usia produktif muncul sebagai ‘rising star‘ dalam dunia buku. Fenomenanya kini dunia penerbitan buku di Indonesia akan berganti generasi. Mereka yang bersinar dalam kiprahnya pada tahun 70-an hingga 90-an kini sudah harus menyerahkan tongkat estafet kepada kaum muda yang lebih progresif dan memiliki ide-ide segar.
  • 8. 8 BAB II PENYUNTINGAN NASKAH Penyuntingan telah ada dalam dunia penerbitan buku di Indonesia sejak 1890 (dikerjakan oleh orang non pribumi, yaitu oleh orang Belanda dan Tionghoa). Pendidikan Editing/penyuntingan di Indonesia, setingkat D3 baru dimulai tahun 80 an yaitu, program studi editing D3 di Universitas Pajajaran, Bandung dan Program Studi penerbitan D3 di Politeknik Negeri Jakarta, dimulai tahun 1990 awal berdirinya Poltek jurusan ini (dahulu bernama Politeknik Universitas Indonesia). Dengan demikian, editor-editor yang sampai saat ini menggeluti dunia penerbitan buku nasional, mungkin berbekal pengalaman dan autodidak, karena memang belum memasyarakatnya pendidikan tinggi editing (terutama sampai jenjang S1, S2, bahkan S3). Bekerja menjadi Editor, mungkin tidak dicita-citakan atau direncanakan sebelumnya, selain itu profesi editor juga belum mendapatkan perhatian dari pihak penerbit buku. Fungsi seorang penyunting tidak berhenti pada perbaikan ejaan dan tata kalimat, tapi juga berperan untuk memastikan apakah ide penulis sampai ke pembaca secara utuh, tidak kurang tidak lebih. Dan benar, dalam arti bersesuaian dengan fakta. A. Pengertian Penyuntingan Menurut KBBI (2007:1106) definisi penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan menyunting atau sunting-menyunting. Sedangkan definisi menyunting adalah (1) menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). (2) merencanakan dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah). (3) menyusun atau merakit (film, pita rekaman) dengan cara memotong-motong dan memasang kembali. Penyuntingan (editing) pada dasarnya merupakan kegiatan untunk memperbaiki tulisan atau karangan agar karangan yang disusun mejadi lebih baik. Kegiatan penyuntingan ini dilakukan setelah kegiatan penulisan selesai. Kegiatan penyuntingan penting sekali dalam kegiatan tulis-menulis khusunya untuk meningkatkan mutu tulisan. B. Ketentuan Penyuntingan Naskah Untuk menjadi penyunting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang. Persyaratan itu meliputi penguasaan ejaan bahasa Indonesia, penguasaan tata
  • 9. 9 bahasa Indonesia, ketelitian dan kesabaran, kemampuan menulis, keluwesan, penguasaan salah satu bidang keilmuan, pengetahuan yang luas dan kepekaan bahasa. a. Menguasai ejaan Harus paham benar ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini. Penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain- lain) harus dipahami benar. Bagaimana bisa memperbaiki naskah orang lain jika tidak memahami seluk beluk ejaan bahasa Indonesia. b. Menguasai tatabahasa Seorang editor harus menguasai bahasa Indonesia dalam arti luas, tahu kalimat yang baik dan benar, kalimat yang salah dan tidak benar, kata-kata yang baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya. c. Bersahabat dengan kamus Seseorang yang malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi penyunting naskah karena ahli bahasa sekalipun tidak mungkin menguasai semua kata ag ada dalam satu bahasa tertentu, apalagi kalau berbicara mengenai bahasa asing. d. Memiliki kepekaan bahasa Peyunting naskah harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus; harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan maa kata yang sebaiknya dipakai, harus tahu kapan kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari. Untuk itu seorang penyunting naskah peru mengikuti tulisan-tulisan pakar bahasa atau kolom bahasa yang ada di sejumlah media cetak. e. Memiliki pengetahuan luas Harus banyak membaca buku, majalah, koran, dan menyerap informasi dari media audiovisual agar tidak ketinggalan informasi. f. Memiliki ketelitian dan kesabaran Dalam kondisi apapun, ketika menjalankan tugasnya seorang editor harus tetap teliti menyunting setiap kalimat, setiap kata, dan setiap istilah yang digunakan penulis naskah. Ia juga harus sabar menghadapi setiap naskah, karena proses editing itu memakan proses yang berulang-ulang. g. Memiliki kepekaan terhadap SARA dan Pornografi Penyunting naskah harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu diubah konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal ini seorang
  • 10. 10 penyunting harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). h. Memiliki keluwesan Sikap luwes dan supel harus dimiliki seorang penyunting naskah karena akan sering berhubungan dengan orang lain. Penyunting harus bersedia mendengarkan berbagai pertanyaan, saran, dan keluhan. Dengan kata lain, seorang yang kaku tidaklah cocok menjadi penyunting naskah. i. Memiliki kemampuan menulis Hal ini perlu dimiliki seorang penyunting naskah karena kalau tidak tahu menulis kalimat yang benar tentu kita pun akan sulit membetulkan atau memperbaiki kalimat orang lain. j. Menguasai bidang tertentu Ada baiknya jika seorang penyunting naskah menguasai salah satu bidang keilmuan tertentu karena akan sangat membantu dalam tugasnya sehari-hari. k. Menguasai bahasa asing Dalam tugasnya, seorang penyunting naskah akan berhadapan dengan istilah-istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Minimal, seorang penyunting naskah dapat menguasai bahasa Inggris secara pasif. Artinya dapat membaca dan memahami teks bahasa Inggris. l. Memahami kode etik penyuntingan naskah Berikut beberapa kode etik penyuntingan naskah yang ada dalam buku ini. 1) Editor wajib mencari informasi mengenai penulis naskah. 2) Editor bukanlah penulis naskah. 3) Wajib menghormati gaya penulis naskah. 4) Wajib merahasiakan informasi yang terdapat dalam naskah yang disuntingnya. 5) Wajib mengonsultasikan hal-hal yang mungkin akan diubahnya dalam naskah. Tidak bisa menghilangkan naskah yang akan, sedang, atau telah ditulisnya. C. Evaluasi Naskah Sebelum menyunting karangan, seorang yang melakukan penyuntingan harus melakukan evalluasi terhadap karangan. Evaluasi dilakukan untuk menetapkan atau memutuskan bagian naskah yang perlu (1) dihilangkan, (2) ditambah, (3) diganti, (4) diubah, dan (5) diatur kembali.
  • 11. 11 Secara umum, hasil menyunting sangat ditentukan oleh ketajaman dalam mengadakan penilaian terhadap naskah. Oleh sebab itu, penulis perlu memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian, baik pada tulisannya maupun pada tulisan orang lain. Ada beberapa aspek tulisan yang perlu dievaluasi antara lain : 1. Aspek bahasa yang digunakan dalam naskah antara lain: a. Diksi (pemilihan kata) b. tata bentukan kata (kata-kata yang menyalahi aturan tata kata) c. Tata istilah (perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah yang dihasilkannya) d. Penggunaan tanda baca e. Penggunaan huruf f. Efektivitas kalimat yang digunakan 2. Aspek organisasi naskah yang meliputi : a. Penataan ide b. Keutuhan c. Kesempurnaan d. Kelengkapan ide e. Kebaruan pengungkapan ide f. Koherensi dan kohesi g. Daya penulisan h. Aspek isi yang perlu dievaluasi i. Catatan Notes ide j. Kesesuaian ide dengan tujuan,pembaca sasaran, dan media yang digunakan k. ketepatan atau validitas ide l. Kesesuaian bentuk-bentuk visual (misalnya grafik, gambar, dan bagan) yang digunakan m. Ketepatan, kecukupan, ketelitihan, kepentingan ide penjelas n. Keluasan, kedalaman, dan kebermanfaatan ide yang dikemukakan D. Hakikat Menyunting Menyunting karangan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah pikiran yang telah tertuang dalam kertas. Pengubahan pikiran itu dilakukan berdasarkan pertimbangan atau
  • 12. 12 pandangan penulis saat itu. Perubahan yang dilakukan dapat bersifat menyeluruh dan bersifat sebagian. Perubahan itu dilakukan dengan memikirkan kembali dan menata kembali bagian- bagian tulisan. Kegiatan penyunting pada umumnya adalah mengevaluasi tulisan, kemudian diikuti dengan pengubahan-pengubahan bagian tulisan. Namun, perlu diingat bahwa menggunakan tenaga penyunting berarti menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Hendaknya, para penulis tidak tergantung pada orang lain. Orang yang mengetahui seluk beluk tulisan itu adalah penulis. Oleh sebab itu, penulislah yang sebaiknya menyunting tulisannya. Penyuntingan yang dilakukan oleh orang lain sering tidak sesuai dengan harapan penulisnya, khususnya untuk tulisan fiksi. Suasana tulisan sering dapat rusak apabila penyunting tidak memahami suasana batin penulis ketika menuangkan pikirannya dalam tulisannnya tersebut. E. Strategi Menyunting Ada empat cara dalam menyunting naskah. 1. Revisi yang dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian karangan yang tidak perlu atau perlu. 2. Revisi yang dilakukan dengan menambah bagian-bagian karangan yang dirasakan kurang memadai. 3. Mengganti bagian karangan yang dinilai kurang baik. 4. Mengatur kembali bagian-bagian karangan yang perlu diatur lagi. Cara-cara itu dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tulisan kasar. Beberapa penulis pada waktu penyuntingan didahului dengan membaca selintas tulisannya, kemudian memberi tanda-tanda pada bagian yang terasa tidak memuaskan. Dengan demikian, dapat dismpulkan bahwa menyunting merupakan bagian dari kiat menulis dan setiap penulis mempunyai kiat yang berbeda-beda. Para penulis profesional biasanya melakukan penyuntingan dengan terencana, mereka menyunting dengan dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang. Biasanya, mereka menyunting dengan menggunakan empat tahap. Tiap-tiap tahap itu dibicarakan dibagian setelah pembahasan ini berakhir. Selanjutnya, banyaknya pengulangan tergantung pada pertimbangan yang digunakan penulis. Selanjutnya, cara yang digunakan menyunting sangat bergantung pada penilaian terhadap karangan. Seorang penulis hendaknya memilih strategi penyuntingan sesuai dengan hasil penetapan dalam penilaian karangan. Akan tetapi, banyak sekali dijumpai perbedaan cara
  • 13. 13 dalam melakukan penyuntingan. Secara umum, penghilangan dilakukan apabila dalam karangan ada bagian yang tidak penting dan tidak mempunyai manfaat dalam membangun karangan. Selanjutnya, menambah dilakukan apabila paragraf tersebut masih terasa kurang sempurna sehingga perlu mendapat penambahan. Penambahan hendaknya tetap berdasarkan ide yang telah dinyatakan. Sedangkan, penggantian dilakukan apabila, paragaraf yang disunting mengandung unsur-unsur yang sesuai dengan yang diharapkan. F. Langkah-Langkah Menyunting Tahap dalam menyunting karangan ada lima langkah. Langkah-langkah itu diuraikan sebagai berikut: 1. Menyunting isi, hal ini dilakukan karena isi itu menentukan bahasa yang digunakan dalam karangan. Secara umum menyunting isi ditujukan pada ide pokok dan penjelas. 2. Menyunting organisasi, kegiataan penyuntingan pada langkah ini untuk mengatur kembali ide agar membentuk paragraf yang baik. 3. Menyunting unsur bahasa, kegiatan penyuntingan ini dilakukan pada naskah yang telah disunting pada tahap pertama dan kedua Pengecekan akhir 4. Setelah aspek isi, organisasi, dan kebahasaan disunting, penulis hendaknya memeriksa kembali aspek itu untuk menemukan kemungkinan kekurangan atau kesalahan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disunting sebelumnya. 5. Penulisan akhir, penulisan akhir pada dasarnya mengetik ulang hasil pengecekan akhir dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan yang dituntut, misalnya ukuran kertas, spasi, bentuk huruf.
  • 14. 14 BAB III INDEKS BUKU DAN ISBN A. Pengertian Indeks Indeks adalah kata atau istilah penting yang tersusun berdasarkan abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah ditemukan. Indeks sangat berguna untuk mempermudah mencari keterangan di dalam buku karena dengan segera akan ditemukan informasi yang kita cari. Pada umumnya, indeks buku diletakkan pada halaman akhir buku. Indeks buku banyak dijumpai pada buku–buku referensi maupun buku–buku untuk tingkat di perguruan tinggi. Bukan hanya pada buku–buku tersebut, buku yang memuat tentang hasil penelitian dan buku–buku ilmiah, pada umumnya mencantumkan tentang indeks. Indeks buku, pada umumnya dicantumkan di halaman yang terakhir, setelah daftar pustaka. Banyak pembaca yang tidak menyadari tentang keberadaan indeks, karena belum mengetahui dan memahami manfaatnya.Indeks buku dapat membantu kita dalam meningkatkan kualitas dari buku–buku teks. B. Tujuan Dari Indeks Buku Indeks diperlukan dalam buku untuk mempermudah pembaca dalam mencari sebuah nama, istilah, dan judul dari buku yang disebutkan di dalam buku tersebut. Maksudnya adalah, apabila ingin memeriksa suatu istilah tertentu yang kurang dipahami, maka kita cukup untuk melihat indeks dan mencari di halaman yang sudah dituliskan. Pembaca tidak harus membaca buku secara keseluruhan untuk mengetahui tentang hal–hal yang belum dipahami. Indeks buku akan dapat membantu pembaca dalam menemukan atau mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari buku. Buku yang dimaksud merupakan buku yang memiliki indeks. Informasi yang diperoleh juga cepat dan tepat dengan cara pemindaian. Setelah mempelajari tentang tujuan dari penulisan indeks buku. Lebih lanjut, akan dijelaskan tentang hal–hal apa saja yang perlu dimasukkan dalam indeks buku. Agar kelak, ketika kita membuat indeks buku, kita sudah tahu poin– oin penting dalam menyusunnya. C. Hal-Hal yang Perlu dimasukan Dalam Indek Buku Terdapat tiga hal yang perlu dimasukkan dalam indeks buku. Hal – hal tersebut yaitu sebagai berikut nama, di mana termasuk nama orang; istilah; dan judul dari buku. Penulisan
  • 15. 15 nama dalam indeks buku harus dibalik, seperti dalam daftar pustaka. Indeks nama merupakan suatu indeks buku yang hanya memuat nama saja. Kemudian berkaitan dengan istilah. Tidak semua istilah harus dimasukkan ke dalam indeks buku. Pada umumnya, istilah yang perlu dimasukkan dalam indeks buku merupakan suatu istilah yang berhubungan dengan isi dari buku yang bersangkutan. Misalkan, apabila isi buku berhubungan dengan ilmu kimia, maka istilah – istilah yang dimasukkan ke dalam indeks buku merupakan istilah yang berkaitan dengan ilmu kimia. Judul indeks buku ditulis dengan menggunakan huruf yang tebal. Selain itu, juga disusun berdasarkan pada abjad. Agar dapat memberikan kemudahan untuk mencari judul indeks, maka pada halaman kiri atas diberikan tulisan judul indeks yang pertama, sedangkan pada bagian kanan atas dicantumkan judul indeks yang terakhir pada kaki halaman tersebut. Pada umumnya, judul indeks diikuti dengan keterangan yang dituliskan dalam tanda kurung kotak. D. Jenis-Jenis Indeks 1. Indeks Belakang Buku Indeks belakang buku adalah suatu istilah yang terdapat dibelakang sebuah buku dan biasanya disusun sesuai urutan abjad. Indeks ini digunakan sebagai panduan oleh pengguna dalam mencari topik yang dikehendaki tanpa perlu membaca keseluruhan isi dari suatu dokumen. Contoh indeks belakang buku seperti yang terdapat dalam Encyclopedia Britannica adalah: Automatic indexing Definition, 177 Nature of, 147-52 Other approaches, 152 Automatic methods Abstracting, 153-54 2. Indeks Berantai Indeks berantai adalah suatu kaedah mengindeks yang dapat membantu pengguna mengetahui hubungan antara satu istilah dengan istilah yang lain. Indeks berantai menghubungkan setiap konsep dengan konsep lain yang berkaitan. Indeks berantai menyediakan entri-entri tunggal secara terpilih satu demi satu yang tersusun sesuai dengan
  • 16. 16 urutan abjad. Contoh indeks berantai seperti yang telah diperkenalkan oleh Ranganathan yaitu : UNITED STATES Television industry. Computer. Animation. TELEVISION. United States. Computers. Animation. COMPUTERS. Television industry. United States. Animation. ANIMATION. Computers. Television industry. United States. 3. Indeks Nama Pengarang (Author Index) Indeks nama pengarang adalah suatu data yang berdasarkan urutan abjad nama pengarang. Pembaca biasanya merujuk kepada suatu hasil penulisan berdasarkan nama pengarang. Indeks berantai ini dapat membantu pengguna dalam mengenal suatu dokumen atau sumber informasi berdasarkan bidangnya, karena biasanya seorang pengarang itu kerap kali menulis dan dikenali berdasarkan bidang yang digelutinya. 4. Indeks Berabjad Seperti halnya indeks nama pengarang indeks berabjad pada umumnya disusun sesuai urutan abjad berdasarkan subyek-subyek tertentu. Indeks ini dapat menjadi panduan ringkas dan terperinci dengan memasukkan istilah yang berkaitan termasuk nama pengarang dan nama tempat. 5. Indeks Kata Kunci (Keyword Index) Indeks kata kunci adalah satu bentuk indeks yang dibuat berdasarkan istilah yang terdapat dalam setiap dokumen. Misalnya, yang dapat menjadi penunjuk kepada seluruh isi kandungannya. Salah satu dari sumber istilah tersebut adalah judul (tittle). Komponen utama bagi sebuah indeks adalah entri indeks (Indeks Entry) yang berfungsi sebagai panduan isi sebuah dokumen atau koleksi dari ilmu pengetahuan yang direkam (Recorder Knowledge). Entri ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu : • Headings, biasanya meliputi kata kunci atau istilah menerangkan suatu perkara. • Modification, menerangkan suatu perkara dengan lebih tepat. Modifikasi yang baik akan
  • 17. 17 membantu mempastikan kerelevanan bagi suatu entri. Ketepatan modifikasi yang tinggi akan meminimalkan resiko memperoleh hasil pencarian yang tidak relevan. • References, atau disebut juga dengan ―Locator ― atau petunjuk dengan menggunakan simbol, nomor kelas, yang menerangkan suatu bahan atau sumber informasi. Contoh: Heading ————- Abstracting 22-23 Forms 169-70 Modification ———– Journal 151-6 Petunjuk 30-1 ———– Reference B. Pengertian ISBN International Standard Book Number, atau ISBN (arti harfiah Bahasa Indonesia: Angka Standar Buku Internasional), adalah pengindentikasi unik untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 1966 oleh seorang pedagang buku dan alat-alat tulis W H Smith dan mulanya disebut Standard Book Numbering atau SBN (digunakan hingga tahun 1974). Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO 2108 tahun 1970. Pengidentikasi serupa, International Standard Serial Number (ISSN), digunakan untuk publikasi periodik seperti majalah. ISBN diperuntukkan bagi penerbitan buku. Nomor ISBN tidak bisa dipergunakan secara sembarangan, diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI sejak ditunjuknya lembaga tersebut menjadi badan nasional ISBN untuk wilayah negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1986. Kesepakatan bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Internasional ISBN Agency dengan Perpustakaan Nasional RI untuk urusan ISBN ditandatangani pada tanggal 31 Maret 2005. Penerbit yang ingin mengajukan permohonan ISBN harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: 1. Mengisi formulir surat pernyataan untuk penerbit baru yang belum pernah bergabung dalam keanggotaan ISBN; 2. Menunjukkan bukti legalitas penerbit (akta notaris, surat keputusan, akta kesepakatan, atau surat-surat resmi yang dapat dipertanggungjawabkan;
  • 18. 18 3. Membuat surat permohonan di atas kop surat resmi penerbit atau badan yang bertanggung jawab; 4. Melampirkan halaman judul, halaman balik halaman judul, daftar isi, dan kata pengantar Permohonan dapat disampaikan melalui jasa pos, faksimili, email, online, atau datang langsung ke Perpustakaan Nasional dan tidak dikenakan biaya. ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami perubahan mengikuti pola EAN, yaitu 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara- kode penerbit-kode buku-no identifikasi. 1. Pengertian ISBN 10 ISBN Adalah suatu penomoran yang khas atau unik untuk setiap buku, bertujuan untuk memudahkan pemesanan dan membedakan buku satu dan lainnya. Artikel ini menjelaskan tentang sejarah, pengertian, penerapan ISBN, dan fungsi ISBN. sekilas tentang Tugas TIM ISBN Perpustakaan Nasional RI, analisis masalah dan solusinya dengan menerapkan pendayagunaan Teknologi Informasi. Fungsi ISBN-10 1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. 2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku. 3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerma. GAMBAR ISBN Kode ISBN-10 terdiri Dari 4 Bagian yaitu: 1. Kode yang mengidentifikasikan bahasa. 2. Kode penerbit. 3. Kode buku tersebut.
  • 19. 19 4. Karakter penguji (digit ke-10). Contoh ISBN-10 adalah: Peraturan dari international ISBN Agency mengatakan bahwa ISBN sepuluh angka memiliki check digit pada angka terakhir. Angka dari ISBN memiliki rentang 0 sampai 10 yang berarti penggunaan huruf diluar angka harus dipakai untuk menyatakan angka 10. Aritmetika modular digunakan untuk menghitung check digit dengan modulo 11. Setiap 9 angka pertama diaklikan berturut-turut dengan angka 10 hingga 2, lalu dihitung jumlahnya. Setelah itu, dioperasikan dengan modulo 11.Hasilnya harus sama dengan 11 dikurang check digit. Atau dapat juga dikatakan hasil penjumlahan tadi jika dijumlahkan dengan check digit menghasilkan angka 11. 2. Pengertian ISBN 13 ISBN -13 ini pengertianya sama degan ISBN-10 yang juga bisa mengindentifiksi sebuah buku komirsil. Keistemawaan dari Kode ISBN-13 ini adalah sejalandengan barcode European Article Number (EAN)-13 dan kode ISBN-13 mempunyai kapasitas kode yang lebih banyak daripada kode ISBN-10. Fungsi ISBN-13 Kode ISBN ini adalah pengindentifikan yang dapat dibaca oleh mesin. Kode ISBN mempunyai peranan penting dalam produksi distirbusi dan, penjualan, penyimpanan data bibliografic dalam perdagangan buku. ISBN juga merupakan bagian vital dalam manajemen informasi perpustakaan. Struktur Kode ISBN-13 1. Prefix element. 2. Registration group element yang mengindentifikasi bahasa buku. 3. Registrant code yang mengidentifikasi penerbit. 4. Publication element yang mengindentifikasi judul buku. 5. Check digit dyang berfungsi untuk mengecek kevalidan dari suatu kode ISBN. Elemen pertama dari kode ISBN-13 ini adalah elemenyang membedakan kode ISBN-13 dengan kode ISBN-10. Elemen ini mempunyai 3 digit nomor yang disediakan oleh EAN International. Prefix yang telah disediakan oleh EAN intenatiolan adalah : • 978 • 979
  • 20. 20 Kesalahan umum yang sering terjadi pada ISBN yaitu penulisan atau pengetikan kode,hal ini karena kedekatan angka pada penulisannya. Namun karena sebelas merupakan angka primer, metode ISBN check digit hampir memastikan kalau kesalahan tadi dapat dideteksi. Namun jika ada kesalahan yang tidak terdeteksi, amak buku akan dipersoalkan memiliki ISBN yang tidak valid. Contoh ISBN-13 Dua belas angka pertama masingmasing dikalikan dengan angka 1 dan 3 secara bergantian. Lalu jumlah dari hasil perkalian dioperasikan dengan modulo 10. Setelah itu, angka 10 dikurangkan dengan hasil operasi modulo tadi, dan didapatkan check digit dari ISBN. Sebagai contoh, ISBN-13 check digit dari 978-0- 306-40615-? Awalan ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk buku- buku di Indonesia: 978-979-penerbit-kode buku-no identifikasi 978-602-penerbit-kode buku-no identifikasi 979-979-penerbit-kode buku-no identifikasi 979-602-penerbit-kode buku-no identifikasi Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila prefiks 978 sudah penuh. Hal ini berlaku untuk semua negara di mana prefiks awal 979 menggantikan penempatan prefiks 978.
  • 21. 21 BAB IV ASPEK EKONOMI DAN PEMASARAN PENERBITAN BUKU A. Penerbitan Buku Maraknya jumlah penerbit tentu merupakan sebuah kabar baik bagi para penulis. Sebagai kreator, penulis suatu saat memang membutuhkan sebuah penerbit untuk menerbitkan manuskripnya. Dalam hal ini akan terjalin hubungan antara penulis dan penerbit dalam proses penerbitan buku. Berdasarkan fasenya dapat dijelaskan sejarah penerbitan buku di Indonesia ke dalam tiga fase. Pertama, Fase Hindia Belanda. Fase ini adalah fase berkembangnya penerbitan awal di Indonesia yang dipelopori pemerintah kolonial Belanda, terutama untuk menjalankan misi penyebaran agama. Kedua, Fase Cina Peranakan. Fase ini berkembang disebabkan meluasnya pemakaian bahasa Melayu di kalangan masyarakat Indonesia. Fase ini juga ditandai berkembangnya penerbitan surat kabar berbahasa Melayu, di samping surat kabar berbahasa Jawa waktu itu. Ketiga, adalah Fase Balai Poestaka, adalah fase ketika pemerintahan kolonial Belanda membentuk Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) berdasarkan keputusan Departmen van Onderwijs en Eeredienst No. 12 pada September 1908. Lembaga ini kemudian diberi nama menjadi Balai Poestaka dan dipimpin oleh D.A. Rinkes (halaman 2-3). Penulis dalam buku setebal 180 halaman ini juga mengajak pembaca untuk memahami buku, jenis-jenisnya hingga anatomi buku. Pada awal 1970-an UNESCO mengeluarkan data statistik tentang perbukuan dunia. Karena itu, UNESCO membuat batasan buku di antaranya; buku terdiri dari lembaran- lembaran kertas bercetak; kertas-kertas bercetak itu digabungkan menjadi satu dalam bentuk jilidan; kertas-kertas bercetak itu mempunyai kulit (sampul) yang biasanya menggunakan kertas lebih tebal dan berbeda jenis dengan teks; kertas-kertas bercetak itu mengandung lebih dari 49 halaman; dan cetakannya tidak dilakukan dalam masa-masa tertentu dan tidak berurutan dengan penerbitan yang lain (bukan berkala). Proses penerbitan sebuah buku memang membutuhkan proses. Penerbit sebagai pemegang wewenang dalam penerbitan buku harus benar-benar mempersiapkan secara matang naskah yang akan dicetak. Maka, dalam penerbitan buku butuh proses yang tidak mudah. Ketika naskah penulis sudah acc untuk diterbitkan, langkah selanjutnya adalah proses editorial yang
  • 22. 22 juga disebut Departemen Editorial. Pada bagian inilah sebuah naskah disiapkan dan diproses menjadi buku, baik dalam bentuk dokumen siap cetak maupun dummy. Bagian edotorial memang ibarat dapur pada sebuah penerbitan dan kokinya adalah para editor. Bahan baku utama adalah naskah. Hasil racikan koki pun perlu disajikan dengan baik dan menarik sehingga kemudian editor bekerja sama dengan desainer, layouter, serta ilustrator dalam penyajian (halaman 84). Maka, dapat dijelaskan beberapa tahapan alur dan sistem editorial sebagai berikut; tahap pengadaan atau akuisisi naskah; tahap penyuntingan naskah; tahap pengemasan tata letak dan kover; kemudian tahap persiapan pracetak. B. Distribusi Buku 7 Tips memasarkan buku self publishing: 1. Hindari bertumpu pada promosi online. Semua penulis buku melakukannya. Kompetisi terjadi tidak hanya sesama penulis self publishing. Penerbit mainstream rata-rata memiliki situs yang memajang setiap produknya. Mereka gencar memberi insentif bagi blog-blog yang meresensi setiap terbitan terbaru mereka. Penulis indie cenderung menaruh harapan sepenuhnya pada promosi online (gratis ). Anda bisa melihat status facebook dan timeline twitter dibanjiri oleh promosi buku. Buku anda berada diantara kerumunan pasar. Anda tidak punya ‗sesuatu‘ yang bisa membuatnya ‗menonjol‘. Sebagai salah satu cara, bolehlah. Tetapi sebagai satu-satunya cara, jangan. 2. Manfaatkan Komunitas spesifik anda. Umumnya penulis indie dewasa ini berangkat dari blog ( anda blogger ?). Saya yakin anda punya pembaca, yang lebih dari sekali mengunjungi laman maya anda. Coba buka dashboard ---> Comment. Lihat, dibawah nama pemberi komentar ada tersisip alamat email-nya. Inventaris semua. Lalu, buatlah satu file attachments berisi foto sampul buku, sinopsis buku & testimoni pembaca yang mirip sales letter. Kirim sekaligus ke daftar email tersebut. Mereka suka blog anda, mereka akan suka buku anda. Jangan lupa berikan sentuhan pribadi berupa tandatangan dan seuntai kalimat bagi pembeli jadi. Sentuhan ini akan jadi kenangan yang memudahkan penjualan buku kedua anda kelak (karena tandatangan dan kalimat terima kasih dari penulis Dee Dee Sabrina, saya berjanji akan membeli lagi buku kedua-nya kelak). 3. Testimoni Tokoh Penulis umumnya –hanya- meminta testimoni dari sesamanya penulis. Dan butuh mukjizat bagi penulis pemula untuk memperoleh testimoni dari penulis ternama. Testimoni adalah ‗pengaruh‘. Saya sendiri menghindari membeli buku yang halaman belakangnya dipenuhi
  • 23. 23 testimoni. oleh penulis itu-itu lagi, yang royal mentestimoni semua buku dibawah naungan penerbitnya. Manfaatkan ‗testimoni tidak tertulis‘. Dee Dee Sabrina menceritakan pengalamannya memberikan secara cuma-cuma bukunya pada salah seorang dosen sastra. Tak lama setelah membacanya, Dosen bersangkutan ‗mereferensikan‘ buku antologi fiksi ‗ISI‘ sebagai bacan yang ‗wajib‘ kepada para mahasiswanya. 4. Berdayakan Media lokal (Koran & radio) Media konvensional seperti koran harus diakui lebih punya kredibilitas ketimbang media online. Tingkat kepercayaan publik telah dibangun media tersebut selama bertahun-tahun. Pembaca mempercayai koran langganannya. Koran biasanya punya halaman budaya pada edisi hari minggu. Anda bisa menemukan kolom resensi buku disebelah cerpen atau puisi. Setiap daerah pasti bangga atas setiap pencapaian prestasi warganya sendiri. Koran lokal umumnya punya keberpihakan untuk memuat sinopsis –atau resensi- buku dari penulis yang punya keterkaitan dengan wilayah penyebarannya. Media gemar menampilkan sosok yang bisa menginspirasi lingkungannya. Kirimkanlah satu jilid buku anda kepada redakturnya. Antar sendiri lebih bagus, disertai dengan soft copy berisi sinopsis atau resensi siap unggah ke hard disk redaksi. Dee Dee Sabrina mengungkapkan bagaimana dia mendatangi rekan-rekannya di komunitas radio di kota stabat Medan, untuk menampilkan profilnya sebagai penulis muda dalam satu sesi siaran. Radio butuh berita, jadi win-win solution. 5. Datangi bekas sekolah/kampus anda. Sumbangkan satu jilid buku anda untuk perpustakaan kampus. Lebih bagus lagi jika kampus anda punya media internal (majalah/bulletin/Koran/radio). Buat satu forum dimana anda bisa berbagi pengalaman dan inspirasi kepada yunior-yunior anda. Bawa beberapa contoh buku untuk direct selling. Pembaca buku suka membeli lansung dari tangan penulisnya. Jangan shock bila mereka meminta foto dan tanda tangan. 6. Stok buku Ini tips dari Vira Cla. Dia sengaja membeli bukunya sendiri dalam jumlah yang cukup signifikan sebagai stock. Ini berhubungan dengan psikologi masyarakat kita, yang lebih nyaman bertransaksi dengan manusia ketimbang situs. Yang perlu diingat dalam penjualan online adalah kejelasan profil penulis yang sekaligus merangkap sebagai pemasar. Buat calan pembeli merasa ‗aman‘ berhubungan dengan anda, baik melalui blog pribadi maupun akun
  • 24. 24 anda di jejaring sosial. Lengkapi data-data dan foto pribadi anda di akun tersebut. Penulis dengan nama alias/samaran tidak punya tempat di era web 2.0 . 7. Kirim buku anda ke editor/kritikus nasional Ini tidak berdampak lansung bagi penjualan, tapi umpan baliknya bisa diluar dugaan. Manfaatkan fitur pencarian teman di Facebook anda. Cari nama-nama besar semacam Nirwan Dewanto atau Nirwan Ahmad Arsuka. Cobalah untuk berteman dengan mereka. Mereka adalah orang yang ramah. Jika interaksinya sudah dirasa cukup, kirimkanlah satu jilid buku anda kepada mereka. Minta mereka memberi masukan, semata-mata demi perbaikan bagi cetakan buku anda selanjutnya. Mungkin mereka tidak akan meresensinya di Kompas. Paling tidak dia memberikan apresiasi, penyemangat bagi anda. Syukur-syukur dia menuliskannya di status FB atau tweet di timeline mereka. Bila itu terjadi, siap-siaplah untuk bolak-balik ke kantor pos. C. Royalti Penulis dan Penerbit Untuk mendirikan penerbitan buku, terlebih dahulu dilihat seberapa besar modal yang dimiliki. Jika modalnya kurang dari 50 juta, berarti yang diterbitkan adalah buku-buku yang tidak terlalu tebal (kisaran 100 – 200 halaman), dengan asumsi menerbitkan satu buku secara rutin. Selain itu, tidak perlu mengalokasikan dana untuk kantor ataupun mengangkat pegawai tetap, cukup di out sourching, yaitu mempekerjakan karyawan free lance. Sebab, jika modal segitu digunakan untuk sewa gedung dan mengangkat karyawan tetap, maka akan menghabiskan modal itu sendiri sehingga keberlangsungan usaha akan terancam. Sebagai simulasi, jika menerbitkan buku setebal 100 halaman, maka biaya yang dibutuhkan adalah royalti penulis / fee penerjemah sebesar 1.000.000, editor 400.000, setter 250.000, dan cover 250.000, sehingga totalnya adalah 1.900.000. Jika buku dicetak sebanyak 1500 eksemplar, ongkos cetaknya sekitar 6.000.000. Kemudian ongkos kirim ke toko buku dan distributor sekitar 1.000.000. Total biaya seluruhnya adalah 8.900.000. Kita juga perlu mengaggarkan lain-lain sekitar 1.100.000 sehingga biaya untuk satu buku dengan ketebalan 100 halaman dan dicetak 1500 eksemplar adalah 10 juta rupiah. Dengan demikian, dengan modal yang ada dapat dibuat 5 judul buku, masing-masing satu buku per bulan. Kenapa harus seperti itu? Karena ketika menerbitkan pertama kali, modal tidak langsung balik begitu saja. Jika buku itu dititipkan di Gramedia atau Gunung Agung, maka pembayarannya adalah 4 bulan setelahnya. Jadi, selama 4 bulan itu penerbit harus
  • 25. 25 ―berpuasa‖. Jika modal hanya satu buku, maka penerbit akan sulit bertahan jika ternyata bukunya tidak langsung best-seller. Adapun jika modalnya besar, maka penerbit bisa menggunakannya untuk sewa kantor, biaya promosi, merekrut karyawan, dll. Biaya sewa kantor tergantung lokasi penerbit berada. Jika di daerah terpencil pasti lebih murah, tapi jika di Jakarta tentu mahal. Sedangkan untuk promosi bisa lewat majalah, koran, selebaran, mengadakan bedah buku, dll. Bahkan jika modalnya lumayan, maka penerbit bisa menerbitkan dua judul atau lebih per bulan. Umumnya penerbit memberlakukan harga jual buku sebesar empat kali atau lima kali dari ongkos cetak. Kalau biaya cetaknya nya adalah 4.000. per buku maka harga jualnya 16 ribu atau 20.000 perbuku. Sedangkan perhitungannya adalah sebagai berikut: 20 % untuk ongkos cetak 10 % untuk royalti penulis/fee penerjemah, setting, edit, dan cover 5 % untuk transportasi 5 % untuk promosi/lain-lain 10 % untuk keuntungan penerbit 50 % untuk rabat distributor/toko buku. Perhitungan ini tidak mesti kaku seperti di atas, semuanya tergantung dari penerbit. Misalnya jika buku diterbitkan secara self publishing, yaitu ditulis sendiri, disetting sendiri, dan dibuatkan cover sendiri, maka uang yang ada bisa dialokasikan ke promosi. Begitu pula dengan rabat yang diberikan kepada distributor tergantung dari daya tawar penerbit. Bagi penerbit baru, biasanya diminta oleh distributor tunggal sebesar 55 %, ada juga yang 45 % atau 50 %. Sedangkan penerbit yang mapan, biasaya ―pelit‖ dalam memberi rabat ke toko buku, angkanya sekitar 30 % sampai 40 % yang diberikan ke toko buku. Dengan demikian, semakin besar nama penerbit, maka semakin bagus daya tawarnya sehingga semakin besar pula keuntungan yang didapatkan.