3. Pengertian Identitas Nasional
Kata Identitas berasal dari kata Identity, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-
ciri, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain. Sementara kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi,
pegertian Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa,
filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan
paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini
adalah tatanan hukum yang berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar
Negara yang merupakan norma peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua
warga Negara tanpa kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang
semakin dinamis di Indonesia.
4. Sejarah Terbentuknya Identitas
Nasional
Setiap bangsa pasti memiliki Identitas Nasional, Identitas Nasional itu sendiri
memiliki proses pembentukan yang cukup lama, proses yang dialami untuk membentuk
serta menyepakati apa yang akan di tetapkan untuk menjadi Identitas Nasional untuk
bangsa Indonesia tercinta. Melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak
zaman kerajaan – kerajaan pada abad ke – IV, ke – V kemudian dasar – dasar
kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke – VIII, yaitu ketika timbulnya
kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemidian kerajaan
Airlangga dan Majapahit di jawa timur serta kerajaan – kerajaan lainya. Proses
terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut yamin di istilahkan
sebagia fase terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif sebagai
dasar Identitas Nasional Indonesia. Oleh karena itu akar – akar nasionalisme Indonesia
yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur – unsur
Iddentitas Nasional, yaitu nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah
terbentuknya bangsa Indonesia
5. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas
Nasional
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya. Etnis
Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa.
Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang mendiami kepulauan
diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-
suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia.
Mayoritas dari mereka bermukim di perkotaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang berkembang di
nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
6. 3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai
etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view)
maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Setelah
kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara
7. Faktor-Fakor Pendukung Identitas
Nasional
1. Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara,
ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.
2. Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan
proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara berserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di indonesia pada awal abad
XX.
8. Kesimpulan
Identitas Nasional adalah Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai
pembeda antara Negara satu dengan negaralain. Identitas nasional yang menunjukkan
jati diri Indonesia. Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan
bernegara. Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan
rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas nasional
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan
Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.