SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Oleh :
KHAIRUDDIN TAHMID
(Ketua Umum MUI Provinsi Lampung)
Disampaikan Pada Kegiatan Workshop
Wawasan Kebangsaan dan Keislaman Dalam Rangka
Penyamaan Visi & Persepsi Terhadap Program PBAK
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung
SENIN, 14 Agustus 2018
PENDAHULUAN (1)
1. Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan
(PBAK) berisi, pertama pengenalan budaya akademik
dan kedua pengenalan dunia kemahasiswaan;
2. Hal pertama, pengenalan Budaya Akademik setidaknya
(1) berorientasi pada perubahan paradigma sistem
pembelajaran dari SLTA ke PT, (2) memperkenalkan
sistem pembelajaran di PT (menyusun KRS, perubahan
KRS, adanya PA, SKS, komprehensif, KKN, skripsi) dan
(3) memperkenalkan secara umum alur pelayanan
akademik;
3. Hal kedua, pengenalan kemahasiswaan, seputar (1)
mhs diperkenalkan ormawa; Sema/MPM, Dema/Bem,
UKM, HMJ dll;
PENDAHULUAN (2)
4. Ormawa berfungsi (1) sebagai wadah utk menggali bakat dan
minat mhs, (2) menggali dan mengembangkan kepemimpinan
mhs, (3) pengembangan kepribadian dan kemandirian;
5. Kegiatan kemahasiswaan semestinya sinergis dg budaya akademik.
Bidang kemahisiswaan utk mendukung mutu akademik, sebab
kwalitas akademik idealnya diimplementasikan dlm bidang
kemahasiswaan;
6. Pengembangan mutu akademik dan kemahasiswaan bagi MABA
pada PBAK perlu diperkenalkan (1) wawasan kebangsaan, (2)
wawasan keislaman, (3) wawasan sistem pembelajaran di PT, (4)
wawasan tentang paham dan aliran keagamaan yang bermasalah,
dan (5) ancaman dan bahayanya narkoba serta upaya
pencegahannya.
FIKRAH KEISLAMAN
MAINSTREAM DI INDONESIA
1. Paradigma Islam Wasatiyah semestinya menjadi corak faham
keagamaan mainstream umat Islam di Indonesia dan dunia
kampus. Hal ini dipandang urgen seiring dengan semakin kuatnya
indikasi bergesernya gerakan keislaman di negeri ini ke kutub kiri
ataupun kutub kanan. Pergeseran ke kutub kiri memunculkan
gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama.
Sedangkan pergeseran ke kutub kanan menumbuhkan radikalisme
dan fanatisme sempit dalam beragama;
2. Fikrah Islam wasatiyah disebutkan secara tersurat al-Qur’an
sebagai ‘ummatan washatan’ (Qur’an 2:143). Umat seperti inilah
yang dapat dan mampu menjadi saksi kebenaran bagi manusia
lain. ummatan wasatan adalah umat yang selalu menjaga
keseimbangan, tidak terjerumus ke ekstrimisme kiri atau kanan,
yang dapat mendorong kepada tindakan kekerasan.
ANCAMAN FAHAM
KEAGAMAAN NON
MAINSTREAM
1. Setelah terjadinya revolusi teknologi informasi, di mana semua
faham keagamaan bisa diakses dengan mudah dan bebas oleh
masyarakat, maka mulailah ajaran keagamaan yang awalnya tidak
dikenal di Indonesia dan berkembang di negara lain, mulai masuk
dan diajarkan di Indonesia, termasuk ajaran keagamaan yang non
maistream yang bisa membimbing pemeluknya melakukan
tindakan intoleran, keras dan eksklusif;
2. Sejatinya agama dlm konteks negara mestinya diletakkan sebagai
sumber nilai, dan secara fungsional agama mengambil peran
tawassuth, dlm arti menentukan visi kenegaraannya dg
pendekatan membangun masyarakat Islam (Islam society) dari
pada membangun negara Islam (Islam state). Namun tdk berarti
kehadiran agama tdk fungsional dihadapan negara;
3. Indonesia bukanlah negara agama (teokrasi) dan bukan pula
negara sekuler. Negara Indonesia adalah negara modern yang
FIKRAH ISLAM WASATIYAH
DLM BERBAGAI
PERSPEKTIF
1. Islam wasathiyah sebagai paradigma faham keislaman maistream
di Indonesia diharapkan bisa mengembalikan keislaman di
Indonesia sebagaimana yang dibangun ulama terdahulu, baik dari
aspek fikrahnya maupun harakahnya. Yaitu keislaman yang
mengambil jalan tengah (tawassuth), berkeseimbangan (tawazun),
lurus dan tegas (i’tidal), toleransi (tasamuh), egaliter (musawah),
mengedepankan musyawarah (syura), berjiwa reformasi (islah),
mendahulukan yang prioritas (aulawiyah), dinamis dan inovatif
(tathawwuriyyah) dan berfikir metodologis (manhajiyah);
2. Sikap wasathiyah adalah bersikap tawasuth (jalan tengah) dan
i’tidal (bersikap adil-seimbang); menyeimbangkan di antara iman
dan toleransi. Keimanan tanpa toleransi menbawa ke arah
eksklusivisme dan ekstrimisme, dan sebaliknya, toleransi tanpa
keimanan berujung pada kebingungan dan kekacauan. Dg
toleransi, ummatan wasathan berusaha hidup bersama secara
damai baik intra maupun antar-umat beragama;
3. Wasathiyah sering diterjemahkan dg berpaham moderat;
kaidah fikroh islam wasatiyah (1)
1. Santun, tidak keras dan tidak radikal ( ‫َل‬‫غ‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ظ‬َ‫ف‬ َ
‫َل‬ ‫ا‬ً‫ن‬ِّ‫ي‬َ‫ل‬
‫ا‬ً‫ظ‬ْ‫ي‬ ),
2. Kesukarelaan, tidak memaksa dan tidak mengintimidasi
(‫ا‬ً‫ار‬َ‫ب‬ْ‫ج‬‫ا‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ك‬‫إ‬ َ
‫َل‬ ‫ا‬ً‫ي‬‫ع‬ ُّ‫و‬َ‫ط‬َ‫ت‬),
3.Toleransi, tdk egois dan tdk fanatis ( َ‫و‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫َان‬‫ن‬َ‫أ‬ َ
‫َل‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫ح‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ت‬
‫ًّا‬‫ي‬‫ب‬ُُ‫ا‬َََ‫ت‬ َ
‫َل‬ ).
Prinsip dlm membangun hub antara muslim dan non muslim hrs
menggunakan kaidah (‫ين‬‫د‬ َ‫ي‬‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ن‬‫ي‬‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬), artinya : bagimu
agamamu dan bagiku agamaku. Sedangkan prinsip dlm
membangun hub dg sesama muslim hrs menggunakan kaidah
(ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬), artinya : bagi kami adalah sesuai madzhab
kami, dan bagi kamu adalah sesuai madzhab kamu.
4. Saling mencintai, tdk saling bermusuhan dan membencii
(‫ًّا‬‫ي‬‫ض‬ُ‫غ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ َ‫و‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫م‬ُُ‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬ َ
‫َل‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫د‬ُّ‫د‬ َ‫و‬َ‫ت‬). Dlm hal ini perlu dikembangkan
WAWASAN KEISLAMAN
BERVISI KEBANGSAAN
1. Salah satu wujud dari watak wasathiyyah dengan pengertian al-waqi’iyyah
(realistis), berpandangan bahwa NKRI dengan Pancasila sebagai dasarnya sebagai
sebuah negara yang sah menurut pandangan Islam dan tetap berusaha secara
terus menerus melakukan perbaikan sehingga menjadi negara adil makmur
berketuhanan Yang Maha Esa;
2. Dasar negara dengan Pancasila sebagai titik temu dan UUD 1945 sebagai tatanan
kehidupan bangsa. "Kedua hal itu kita sebut sebagai ittifaqan akhawiyah,
kesepakatan saudara sebangsa dan setanah air. Indonesia bukanlah negara yg
berdasarkan agama (Islam), tetapi Indonesia. adalah negara yang lahir atas
kesepakatan seluruh elemen bangsa. Krnnya ada yg menyebutkan bahwa Indonesia
sebagai darul mitsaq , atau darul sulh atau wilayah damai, darul ahdi atau wilayah
kesepakatan. Indonesia bukan darul Islam (negara Islam);
3. Mendukung kebijakan pimpinan UIN Raden Intan Lampung untuk
mengarusutamakan paham keislaman yang bervisi kebangsaan melalui
pengembangaan kurikulum, kajian keagamaan, kegiatan UKM dan aktifitas kampus
lainnya, serta mendorong pimpinan UIN untuk menyusun regulasi tentang
standarisasi kajian keislaman dan menyusun modul/model pembinaannya. .
ISLAM, PERDAMAIAN DAN TOLERANSI (1)
1. Prinsip perdamaian ini sejalan dengan missi Islam sebagai
“Rahmatan lil ‘alamin”, yakni sebagai rahmat bagi alam,
sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. Al-Anbiya’: 107: “Dan
tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”.
2. Prinsip ini juga didasarkan pada Q.S. al-Hujarat: 11: “Wahai
manusia, sesungguhnya Aku ciptakan kalian dalam bentuk
laki-laki dan perempuan, dan Aku ciptakan kalian dalam
bentuk berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling
mengenal”.
ISLAM, PERDAMAIAN DAN TOLERANSI (2)
3. Saling mengenal dan saling mengakui dalam ayat tersebut
menunjukkan perlunya sikap toleran (tasamuh) dari setiap warga
negara terhadap keberadaan orang atau kelompok lain, sehingga
kelompok lain pun bisa mengekpresikan eksistensi dan hak-hak
asasi mereka;
4. Dengan demikian, Islam tidak membenarkan adanya kekerasan dan
apalagi terorisme (irhâbiyyah), serta menilainya sebagai tindakan
yang tidak manusiawi dan tidak beradab. Bahkan jika terjadi
konflik dalam masyarakat, Islam mengajarkan untuk
menyelesaikannya dengan perdamaian.
PENGUATAN TOLERANSI
1. Hal yang dilakukan dalam membangun tata hubungan
sosial yang harmoni adalah; pertama tawasuth wal
i’tidal dan tidak tahtarruf, kedua, tasamuh, ketiga,
tawazun dan keempat, amar ma’ruf nahi mungkar;
2. Sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai sosial budaya
(kearifan lokal) tentang kerukunan dan kedamaian
sebagai modal sosial;
3. Penguatan kesadaran dan penegakan hukum, baik bagi
aparatur negara maupun kalangan kampus, terutama
terhadap regulasi tentang kehidupan beragama;
4. Penguatan wawasan kebangsaan dan integrasi
nasional, yang meliputi sosialisasi Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Kebhinnekaan.
AGAMA MENJADI PEREKAT, BILA:
1. Agama mengajarkan agar penganutnya menanamkan
pemahaman terhadap teks suci dengan pendekatan
kontekstual, universal, dan tidak literal-harfiyah
semata;
2. Bersikap hidup inklusif, toleransi, antara sesama umat
beragama dan intern mazhab dan aliran dalam satu
agama;
3. Menanamkan kemauan untuk mengedepankan nilai-
nilai ajaran universal agama;
4. Menanamkan saling menerima keberadaan umat
beragama lain dan saling mengerti kebutuhan umat
beragama lain;
5. Menanamkan saling percaya dan tidak saling
mencurigai antar sesama umat beragama;
6. Mengembangkan forum dialog internal dan antarumat
Sekian,
terima kasih

More Related Content

Similar to Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx

093 05toleransiagama
093 05toleransiagama093 05toleransiagama
093 05toleransiagama
adindanurina
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Idrus Abidin
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
NurRahmaeda
 

Similar to Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx (20)

Nota bab-2
Nota bab-2Nota bab-2
Nota bab-2
 
4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx
 
4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx
 
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
 
093 05toleransiagama
093 05toleransiagama093 05toleransiagama
093 05toleransiagama
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
 
Bunga Rampai dalam Jambangan Media Sosial
Bunga Rampai dalam Jambangan Media SosialBunga Rampai dalam Jambangan Media Sosial
Bunga Rampai dalam Jambangan Media Sosial
 
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docxWUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
WUJUD TOLERANSI DIKABUPATEN MAROS.docx
 
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislamanPergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
 
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptxADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
ADAB BERBANGSA & BERNEGARA.pptx
 
Pendidikan karakter berbasis wahyu
Pendidikan karakter berbasis wahyuPendidikan karakter berbasis wahyu
Pendidikan karakter berbasis wahyu
 
3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia3. pancasia dalam sejarah indonesia
3. pancasia dalam sejarah indonesia
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Resume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIResume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMI
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Pluralisme agama
Pluralisme agamaPluralisme agama
Pluralisme agama
 
Agama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak TerpujiAgama Islam : Akhlak Terpuji
Agama Islam : Akhlak Terpuji
 
kerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragamakerukunan antar umat beragama
kerukunan antar umat beragama
 
Arah perkaderan hmi
Arah perkaderan hmiArah perkaderan hmi
Arah perkaderan hmi
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 

Islam Wasatiyah kerukunandan-Radikalisme.pptx

  • 1. Oleh : KHAIRUDDIN TAHMID (Ketua Umum MUI Provinsi Lampung) Disampaikan Pada Kegiatan Workshop Wawasan Kebangsaan dan Keislaman Dalam Rangka Penyamaan Visi & Persepsi Terhadap Program PBAK Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung SENIN, 14 Agustus 2018
  • 2. PENDAHULUAN (1) 1. Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) berisi, pertama pengenalan budaya akademik dan kedua pengenalan dunia kemahasiswaan; 2. Hal pertama, pengenalan Budaya Akademik setidaknya (1) berorientasi pada perubahan paradigma sistem pembelajaran dari SLTA ke PT, (2) memperkenalkan sistem pembelajaran di PT (menyusun KRS, perubahan KRS, adanya PA, SKS, komprehensif, KKN, skripsi) dan (3) memperkenalkan secara umum alur pelayanan akademik; 3. Hal kedua, pengenalan kemahasiswaan, seputar (1) mhs diperkenalkan ormawa; Sema/MPM, Dema/Bem, UKM, HMJ dll;
  • 3. PENDAHULUAN (2) 4. Ormawa berfungsi (1) sebagai wadah utk menggali bakat dan minat mhs, (2) menggali dan mengembangkan kepemimpinan mhs, (3) pengembangan kepribadian dan kemandirian; 5. Kegiatan kemahasiswaan semestinya sinergis dg budaya akademik. Bidang kemahisiswaan utk mendukung mutu akademik, sebab kwalitas akademik idealnya diimplementasikan dlm bidang kemahasiswaan; 6. Pengembangan mutu akademik dan kemahasiswaan bagi MABA pada PBAK perlu diperkenalkan (1) wawasan kebangsaan, (2) wawasan keislaman, (3) wawasan sistem pembelajaran di PT, (4) wawasan tentang paham dan aliran keagamaan yang bermasalah, dan (5) ancaman dan bahayanya narkoba serta upaya pencegahannya.
  • 4. FIKRAH KEISLAMAN MAINSTREAM DI INDONESIA 1. Paradigma Islam Wasatiyah semestinya menjadi corak faham keagamaan mainstream umat Islam di Indonesia dan dunia kampus. Hal ini dipandang urgen seiring dengan semakin kuatnya indikasi bergesernya gerakan keislaman di negeri ini ke kutub kiri ataupun kutub kanan. Pergeseran ke kutub kiri memunculkan gerakan liberalisme, pluralisme dan sekularisme dalam beragama. Sedangkan pergeseran ke kutub kanan menumbuhkan radikalisme dan fanatisme sempit dalam beragama; 2. Fikrah Islam wasatiyah disebutkan secara tersurat al-Qur’an sebagai ‘ummatan washatan’ (Qur’an 2:143). Umat seperti inilah yang dapat dan mampu menjadi saksi kebenaran bagi manusia lain. ummatan wasatan adalah umat yang selalu menjaga keseimbangan, tidak terjerumus ke ekstrimisme kiri atau kanan, yang dapat mendorong kepada tindakan kekerasan.
  • 5. ANCAMAN FAHAM KEAGAMAAN NON MAINSTREAM 1. Setelah terjadinya revolusi teknologi informasi, di mana semua faham keagamaan bisa diakses dengan mudah dan bebas oleh masyarakat, maka mulailah ajaran keagamaan yang awalnya tidak dikenal di Indonesia dan berkembang di negara lain, mulai masuk dan diajarkan di Indonesia, termasuk ajaran keagamaan yang non maistream yang bisa membimbing pemeluknya melakukan tindakan intoleran, keras dan eksklusif; 2. Sejatinya agama dlm konteks negara mestinya diletakkan sebagai sumber nilai, dan secara fungsional agama mengambil peran tawassuth, dlm arti menentukan visi kenegaraannya dg pendekatan membangun masyarakat Islam (Islam society) dari pada membangun negara Islam (Islam state). Namun tdk berarti kehadiran agama tdk fungsional dihadapan negara; 3. Indonesia bukanlah negara agama (teokrasi) dan bukan pula negara sekuler. Negara Indonesia adalah negara modern yang
  • 6. FIKRAH ISLAM WASATIYAH DLM BERBAGAI PERSPEKTIF 1. Islam wasathiyah sebagai paradigma faham keislaman maistream di Indonesia diharapkan bisa mengembalikan keislaman di Indonesia sebagaimana yang dibangun ulama terdahulu, baik dari aspek fikrahnya maupun harakahnya. Yaitu keislaman yang mengambil jalan tengah (tawassuth), berkeseimbangan (tawazun), lurus dan tegas (i’tidal), toleransi (tasamuh), egaliter (musawah), mengedepankan musyawarah (syura), berjiwa reformasi (islah), mendahulukan yang prioritas (aulawiyah), dinamis dan inovatif (tathawwuriyyah) dan berfikir metodologis (manhajiyah); 2. Sikap wasathiyah adalah bersikap tawasuth (jalan tengah) dan i’tidal (bersikap adil-seimbang); menyeimbangkan di antara iman dan toleransi. Keimanan tanpa toleransi menbawa ke arah eksklusivisme dan ekstrimisme, dan sebaliknya, toleransi tanpa keimanan berujung pada kebingungan dan kekacauan. Dg toleransi, ummatan wasathan berusaha hidup bersama secara damai baik intra maupun antar-umat beragama; 3. Wasathiyah sering diterjemahkan dg berpaham moderat;
  • 7. kaidah fikroh islam wasatiyah (1) 1. Santun, tidak keras dan tidak radikal ( ‫َل‬‫غ‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬ًّ‫ظ‬َ‫ف‬ َ ‫َل‬ ‫ا‬ً‫ن‬ِّ‫ي‬َ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ظ‬ْ‫ي‬ ), 2. Kesukarelaan, tidak memaksa dan tidak mengintimidasi (‫ا‬ً‫ار‬َ‫ب‬ْ‫ج‬‫ا‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ه‬‫ا‬َ‫ر‬ْ‫ك‬‫إ‬ َ ‫َل‬ ‫ا‬ً‫ي‬‫ع‬ ُّ‫و‬َ‫ط‬َ‫ت‬), 3.Toleransi, tdk egois dan tdk fanatis ( َ‫و‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫َان‬‫ن‬َ‫أ‬ َ ‫َل‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫ح‬ُ‫م‬‫ا‬َ‫س‬َ‫ت‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫ب‬ُُ‫ا‬َََ‫ت‬ َ ‫َل‬ ). Prinsip dlm membangun hub antara muslim dan non muslim hrs menggunakan kaidah (‫ين‬‫د‬ َ‫ي‬‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ن‬‫ي‬‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬), artinya : bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Sedangkan prinsip dlm membangun hub dg sesama muslim hrs menggunakan kaidah (ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ُ‫ب‬َ‫ه‬ْ‫ذ‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬), artinya : bagi kami adalah sesuai madzhab kami, dan bagi kamu adalah sesuai madzhab kamu. 4. Saling mencintai, tdk saling bermusuhan dan membencii (‫ًّا‬‫ي‬‫ض‬ُ‫غ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬ َ‫و‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫م‬ُُ‫َا‬‫خ‬َ‫ت‬ َ ‫َل‬ ‫ًّا‬‫ي‬‫د‬ُّ‫د‬ َ‫و‬َ‫ت‬). Dlm hal ini perlu dikembangkan
  • 8. WAWASAN KEISLAMAN BERVISI KEBANGSAAN 1. Salah satu wujud dari watak wasathiyyah dengan pengertian al-waqi’iyyah (realistis), berpandangan bahwa NKRI dengan Pancasila sebagai dasarnya sebagai sebuah negara yang sah menurut pandangan Islam dan tetap berusaha secara terus menerus melakukan perbaikan sehingga menjadi negara adil makmur berketuhanan Yang Maha Esa; 2. Dasar negara dengan Pancasila sebagai titik temu dan UUD 1945 sebagai tatanan kehidupan bangsa. "Kedua hal itu kita sebut sebagai ittifaqan akhawiyah, kesepakatan saudara sebangsa dan setanah air. Indonesia bukanlah negara yg berdasarkan agama (Islam), tetapi Indonesia. adalah negara yang lahir atas kesepakatan seluruh elemen bangsa. Krnnya ada yg menyebutkan bahwa Indonesia sebagai darul mitsaq , atau darul sulh atau wilayah damai, darul ahdi atau wilayah kesepakatan. Indonesia bukan darul Islam (negara Islam); 3. Mendukung kebijakan pimpinan UIN Raden Intan Lampung untuk mengarusutamakan paham keislaman yang bervisi kebangsaan melalui pengembangaan kurikulum, kajian keagamaan, kegiatan UKM dan aktifitas kampus lainnya, serta mendorong pimpinan UIN untuk menyusun regulasi tentang standarisasi kajian keislaman dan menyusun modul/model pembinaannya. .
  • 9. ISLAM, PERDAMAIAN DAN TOLERANSI (1) 1. Prinsip perdamaian ini sejalan dengan missi Islam sebagai “Rahmatan lil ‘alamin”, yakni sebagai rahmat bagi alam, sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. Al-Anbiya’: 107: “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. 2. Prinsip ini juga didasarkan pada Q.S. al-Hujarat: 11: “Wahai manusia, sesungguhnya Aku ciptakan kalian dalam bentuk laki-laki dan perempuan, dan Aku ciptakan kalian dalam bentuk berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal”.
  • 10. ISLAM, PERDAMAIAN DAN TOLERANSI (2) 3. Saling mengenal dan saling mengakui dalam ayat tersebut menunjukkan perlunya sikap toleran (tasamuh) dari setiap warga negara terhadap keberadaan orang atau kelompok lain, sehingga kelompok lain pun bisa mengekpresikan eksistensi dan hak-hak asasi mereka; 4. Dengan demikian, Islam tidak membenarkan adanya kekerasan dan apalagi terorisme (irhâbiyyah), serta menilainya sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan tidak beradab. Bahkan jika terjadi konflik dalam masyarakat, Islam mengajarkan untuk menyelesaikannya dengan perdamaian.
  • 11. PENGUATAN TOLERANSI 1. Hal yang dilakukan dalam membangun tata hubungan sosial yang harmoni adalah; pertama tawasuth wal i’tidal dan tidak tahtarruf, kedua, tasamuh, ketiga, tawazun dan keempat, amar ma’ruf nahi mungkar; 2. Sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai sosial budaya (kearifan lokal) tentang kerukunan dan kedamaian sebagai modal sosial; 3. Penguatan kesadaran dan penegakan hukum, baik bagi aparatur negara maupun kalangan kampus, terutama terhadap regulasi tentang kehidupan beragama; 4. Penguatan wawasan kebangsaan dan integrasi nasional, yang meliputi sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan.
  • 12. AGAMA MENJADI PEREKAT, BILA: 1. Agama mengajarkan agar penganutnya menanamkan pemahaman terhadap teks suci dengan pendekatan kontekstual, universal, dan tidak literal-harfiyah semata; 2. Bersikap hidup inklusif, toleransi, antara sesama umat beragama dan intern mazhab dan aliran dalam satu agama; 3. Menanamkan kemauan untuk mengedepankan nilai- nilai ajaran universal agama; 4. Menanamkan saling menerima keberadaan umat beragama lain dan saling mengerti kebutuhan umat beragama lain; 5. Menanamkan saling percaya dan tidak saling mencurigai antar sesama umat beragama; 6. Mengembangkan forum dialog internal dan antarumat