PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
Makalah asfiksia 2
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,
atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan.
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan
pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asfiksia?
2. Apa penyebab asfiksia?
3. Bagaimana patofisiologis asfiksia tali pusat pendek?
4. Apa tanda dan gejala asfiksia?
5. Bagaimana penanganan asfiksia?
2. 2
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari asfiksia.
2. Mengetahui penyebab dari asfiksia.
3. Mengertahui patofisiologis asfiksia akibat dari tali pusat pendek.
4. Mengetahui tanda dan gejala asfiksia.
5. Mengetahui penanganan asfiksia.
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang patofisiologis
asfiksia akibat simpul tali pusat
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali
pusat,atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau
sesudah persalinan.
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan
pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
B. Penyebab Asfiksia
Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya
asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan
bayi berikut ini:
1. Faktor ibu
a. Preeklampsia dan eklampsi
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet
d. Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
4. 4
2. Faktor Tali Pusat
a. Lilitan tali pusat
b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat
3. Faktor Bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
C. Patofisiologi Asfiksia Akibat Tali Pusat Pendek
Tali pusat terlalu pendek(kurang dari 25 cm). Dalam hal ini pada waktu
persalinan tali pusat teersebut kemungkinan menjadi lebih renggang.
Akibatnya ialah pembuluh-pembuluh darah dalam tali pusat menjadi
terjepit, peredaran darah terganggu, hingga dapat menyebabkan anak
dalam asfiksia.
D. Tanda dan Gejala Asfiksia
Gejala lanjut pada asfiksia :
1. Pernafasan megap-magap
2. Denyut jantung terus menurun
3. Tekanan darah mulai menurun
4. Bayi terlihat lemas (flaccid)
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
6. Pernafasan terganggu
7. Detak jantung berkurang (DJJ lebih dari 160×/menit/kurang dari
100×/menit tidak teratur)
8. Reflek / respon bayi melemah
5. 5
9. Tonus otot menurun
10. Warna kulit biru atau pucat
E. Penanganan Asfiksia
Penanganan awal asfiksia yaitu:
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir
4. Keringkan
5. Atur kembali posisi bayi
6. Nilai
Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir ( resusitasi pada bayi baru
lahir )
Resusitasi bertujuan memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan
oksigen kepada otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya. Adapun cara
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir, harus dilakukan sesegera
mungkin dengan waktu 5 menit pada waktu byi lahir yaitu:
a) Meletakan bayi pada tempat yang datar dan keras seperti papan
dan bahu di ganjal dengan kepala dalam posisi ekstensio agar
jalan napas terbuka.
b) Mengisap lendir dengan alat pengisap lendir, melakukan isapan
lender pada mulut dengan kedalaman 5 cm dan melakukan isapan
lender pada hidung dengan kedalaman 3 cm.
c) Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala sampai kaki sambil
melakukan rangsangan taktil.
d) Mengatur kembali posisi kepala bayi agar sedikit ekstensi.
e) Menilai apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak
bernapas.
6. 6
f) Apabila bayi bernapas megap-megap maka kita langsung
melakukan ventilasi dengan memasang sungkup mulai dari dagu,
mulut, dan hidung.
g) Meniup atau memompa udara melalui alat tabung atau sungkup
kebagian mulut dan hidung sebanyak 2 kali dengan kedalaman 30
cm untuk membuka alveoli.
h) Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau dipompa.
Jika dada bayi tidak mengembang periksa posisi sungkup, apakah
bocor atau tidak, posisi kepala, dan periksa apa ada cairan / lendir
dimulut.
i) Melanjutkan ventilasi jika dada mengembang sebanyak 20 kali
dengan kedalaman 20 cm selama 30 detik.
j) Menilai pernapasan bayi selama 30 detik, jika belum bernapas
spontan lanjutkan ventilasi dan jika sudah bernapas lanjutkan
dengan Asuhan Persalinan Normal.
k) Melanjutkan ventilasi 20 kali selama 30 detik dengan kedalaman
20 cm.
l) Melakukan penilaian kembali selama 30 detik, jika sudah
bernapas lanjutkan penanganan bayi baru lahir normal dan jika
belum bernapas / bernapas megap-megap tetap melanjutkan
ventilasi selama 20 menit dengan menyiapkan rujukan dan jika
belum bernapas hentikan ventilasi. Kemudian beritahu ibu atau
keluarganya bahwa bayinya sudah tidak bisa ditolong.
7. 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali
pusat,atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau
sesudah persalinan.
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan
pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul.
B. Saran
Diharapkan bagi seluruh bidan dapat mengetahui gejala-gejala asfiksia
dan dapat manangani asfiksia dengan tepat agar angka kematian bayi dapat
ditekan.
9. 9
TUGAS MAKALAH
DOSEN : WA ODE SITI ASMA SST.,M.Kes
PATOFISIOLOGIS ASFIKSIA KARENA TALI PUSAT PENDEK
OLEH:
NAMA : WA ODE RATNA MILANTI
NIM : PSW.B.2014.IB.0030
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
KABUPATEN MUNA
2015
10. 10
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan II mengenai
Patofisiologis Asfiksia karena Tali Pusat Pendek.
Adapun Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan II tentang Patofisiologis
Asfiksia karena Tali Pusat Pendek. ini telah saya usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat
memperbaiki makalah Konsep Dasar Praktik Klinik Kebidanan II ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Konsep Dasar
Praktik Klinik Kebidanan II ini, kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Raha, Maret 2015
Penyusun
i
11. 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………….…………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………...…….... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………..………..…... ................. 1
B. Rumusan Masalah ……………………..................…....................... 1
C. Tujuan …………………………………………..…..….................. 2
D. Manfaat…………………………………………………………..... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. pengertian asfiksia……………………………………...................... 3
B. penyebab asfiksia……………………………………….................. 3
C. Patofisiologi asfiksia akibat Tali Pusat Pendek..………… ……… 4
D. Tanda dan gejala asfiksia…………………………………............. 4
E. Penanganan asfiksia……………………………………………..... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….……..... 7
B. Saran …………………………………………………....….............. 7
DAFTAR PUSTAKA
ii