Dokumen tersebut membahas tentang Pura Luhur Giri Arjuno di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang belum terdaftar sebagai cagar budaya. Pura ini memiliki sejarah panjang sejak zaman Majapahit dan memiliki kondisi aksesibilitas, fasilitas, dan utilitas yang masih perlu ditingkatkan untuk menunjang pengembangan pariwisata agama di daerah tersebut.
1. • Taufik Turuy 13.24.015
• Hafiz Satriawan 13.24.120
• A. Vony Ratu Taga 13.24.126
2. KAJIAN UU CAGAR BUDAYA
Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya,
dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan melalui proses penetapan.
Pasal 28-29, memerintahkan bahwa setiap Objek Yang Diduga
Cagar Budaya wajib didaftarkan kepada Pemerintah atau
Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten,
atau Pemerintah Kota) untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
Pendaftarannya dapat dilakukan oleh setiap orang atau instansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
UU RI NOMOR 11 TAHUN 2010
TENTANG CAGAR BUDAYA
3. KAJIAN UU CAGAR BUDAYA
Pasal 8, Struktur Cagar Budaya dapat:
a)Berunsur tunggal atau banyak; dan/atau
b)Sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi alam.
Pasal 9, Lokasi dapat ditetapkan sebagai Situs Cagar budaya apabila:
a)Mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
dan/atau Struktur Cagar Budaya; dan
b)Menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu.
Pasal 10, Satuan ruang geografis dapat ditetapkan sebagai Kawasan
Cagar Budaya apabila:
a)Mengandung 2 situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya
berdekatan;
b)Berupa lanskap budaya hasil bentukan manusia berusia paling
sedikit 50 tahun;
c) Memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada masa lalu
berusia paling sedikit 50 tahun;
4. KAJIAN UU CAGAR BUDAYA
d) Memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada proses
pemanfataan ruang berskala luas;
e) Memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya; dan
f) Memiliki lapisan tanah terbenam yang mengandung bukti
kegiatan manusia atau endapan fosil.
Pasal 13, Kawasan Cagar Budaya hanya dapat dimiliki dan/atau
dikuasai oleh Negara, kecuali yang secara turun-temurun dimiliki
oleh masyarakat hukum adat.
PERATURAN DAERAH NOMOR 7
TAHUN 2011 TENTANG
RTRW KOTA BATU TAHUN 2010-2030
“PURA LUHUR GIRI ARJUNO”
Belum Terdaftar Sebagai
Cagar Budaya
6. SEJARAH PURA LUHUR
GIRI ARJUNA
Lokasinya berada di Dusun Junggo,
Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji
atau sekitar 15 kilometer dari Alun-
alun Kota Batu.
Awal mula keberadaan Giri Arjuno—yang dulunya
hanya berupa satu pesanggrahan. Pemugaran
dilakukan karena umat Hindu setempat meyakini
bahwa di Giri Arjuno terdapat Candi Pawon
peninggalan kerajaan Majapahit yang keberadaannya
hingga kini masih misterius. Dulunya di sekitar candi
terdapat ribuan pohon kina yang tumbuh. Namun,
saat Gunung Arjuno meletus, candi terkubur dan
pohon kina musnah diganti dengan pepohonan apel.
7. Lokasi di daerah pegunungan sangat strategis
untuk melakukan sembahyang karena hawa
dan udaranya yang segar meningkatkan
konsentrasi bagi pendo’a.
Belum pernah ada penggusuran maupun
relokasi tempat ibadah.
Utilitas dan Fasilitas yang masih kurang
memadai.
Aksesibilitas, seperti jalan yang masih susah
untuk dilewati kendaraan besar seperti bus.
KONDISI EKSISTING
8. Aksesibilitas menuju ke Pura Giri Arjuno cukup
sulit, karena jalan yang memiliki lebar kurang
lebih 4 meter dan juga tanjakan dan tikungan
yang membuat kendaraan besar seperti bus
susah untuk melewatinya.
AKSESIBILITAS
9. Fasilitas yang ada di Pura Giri Arjuno masih
sangat minim, toilet yang hanya Cuma dua
jumlahnya dan juga lahan parkir yang masih
kurang tertata dengan rapi. Selain itu ada
kantin yang menjual minuman hangat seperti
kopi, susu, dan lain lainnya. Selain sebagai
fasilitas, fasilitas ini juga dapat menambah
pemasukan ekonomi untuk warga yang
berjualan di area Pura Giri Arjuno.
FASILITAS
10. • Jaringan listrik yang sudah ada di area
Pura Giri Arjuno yaitu listrik yang kalau
siang menggunakan tenaga surya dan
kalau malam harinya menggunakan
generator.
• Jaringan air bersih untuk memenuhi
kebutuhan air di Pura Giri Arjuno
menggunakan sumber mata air
langsung dari Gunung Arjuno.
• Persampahan sangat minim, hanya
tersedia beberapa tong sampah saja di
area pura giri arjuno.
UTILITAS
11. Lahan Parkir yang masih kurang luas
dan kurang tertata, dimana tempat
parkir mobil, bus, dan sepeda motor
masih tidak ada tempat khusus untuk
parkir.
PARKIR
12. Aspek sosial yang ada di pura giri arjuno ini
tidak hanya dari penduduk penduduk
sekitar saja, melainkan dari pengunjung
pengunjung yang akan ibadah juga
membuat suasana di pura giri arjuno
semakin hidup.
Di area pura giri ajuno ini masih banyak
lahan perkebunan seperti perkebunan apel
contohnya, sehingga permukiman
penduduk masih jauh dari lokasi pura.
SOSIAL
13. Perkebunan Apel yang terletak di area
sekitar pura bisa menjadi faktor ekonomi
untuk menunjang perkembangan daerah di
sekitar pura, perkebunan apel ini juga bisa
dijadikan wisata sekaligus daya tarik bagi
pengunjung pura giri arjuno.
Kantin yang berada di dalam pura giri arjuno
juga menjadi faktor ekonomi penunjang
berkembangnya pura giri arjuno ini, dimana
setiap pengunjung yang ingin istirahat bisa
di kantin ini.
Penunjang ekonomi lainnya yaitu adanya penjual oleh
oleh khas dari kota batu dan juga khas bergambarkan
pura giri arjono, dimana dengan dijualnya oleh oleh ini
diharapkan bisa memberikan skala yang luas atau
promosi agar pengunjung dapat bisa bertambah
disetiap tahunnya.
EKONOMI
14. SOSIAL BUDAYA
Sebelum Pura Giri Arjuno berdiri, Dusun Junggo sudah memiliki Pura
Indrajaya dan satu sanggar pemujaan. Hari Raya Galungan dan Kuningan
dilaksanakan di Pura Indrajaya, sementara Hari Raya Nyepi, Siwaratri, dan
Saraswati dilaksanakan di Pura Luhur Giri Arjuno.
Di lokasi berdirinya sekarang, di dekat Pura Luhur Giri Arjuno berdiri
Padepokan Pelinggih Hyang Sarip. Saat ini, Pelinggih Hyang Sarip berada
tepat di depan Pura. Warga menjaga tradisi, bahwa sebelum memasuki area
Pura, setiap yang masuk, diharuskan untuk meminta ijin terlebih dahulu di
Pelinggih tersebut.