Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas cara mengatasi gangguan motorik halus pada anak melalui kegiatan seni dan kerajinan tangan. 2) Beberapa kegiatan yang dianjurkan adalah bermain dengan clay, spidol, dan cat air untuk meningkatkan koordinasi mata dan tangan anak. 3) Hal ini penting untuk menunjang perkembangan menulis dan menggambar anak.
Cara Mengatasi Gangguan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini _ Vivi _ UTS _ Semester 5
1. CARA MENGATASI GANGGUAN
MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA DINI
UJIAN TENGAH SEMESTER
SENI & KERAJINAN TANGAN
Dosen Pengampu :
Dra. Yasmin Faradiba, M.Pd
Disusun Oleh :
Vivi Fathiyaturrahmah 1105620063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
2. 1 | H a l a m a n
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali anak usia dini masuk tanpa keterampilan akan motorik halus,
berdasarkan data WHO (World Health Organitation) dalam Yusuf, dkk (2018) tahun
2017 dilaporkan bahwa 5-25% anak usia dini menderrita disfungsi otak minot,
termasuk gangguan pertekmbangan motorik halus. Sedangkan menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2012) Gangguan motorik halus pada usia prasekolah
diperkirakan dari 5-3% dan sebanyak 60% dari kasus yang ditemukan terjadi pada anak
dibawah umur 5 tahun (Yusuf, dkk. 2018). Menumbuhkan perkembangan motorik
halus pada anak merupakan aspek penting dari keberhasilan akademis anak menurut
The National Association for the Education of Young Children (NAEYC) (NAEYC,
2009; Morrow, 2015). Menurut Brook, Thompson & Wagenfeeld (2016) dalam
Morrow (2015) Anak anak yang tidak dikenalkan kegiatan mewarnai, menggunting,
dan menempel atau biasa kita sebut dengan kerajinan tangan maupun seni, mereka
memiliki otot-otot kecil dan persendian yang lemah akibat tidak adanya stimulasi.
Tanpa keterampilan motorik halus dapat menghambat anak dalam kegiatan akademik
selanjutnya, karena ketidakmampuan akan menulis sebagai suatu yang sulit, sehingga
ketermapilan motorik halus pada anak juga sangat penting diutamakan dalam
menumbuhkan fungsi kognitif mereka.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa makalah ini, akan
membahas mengenai bagaimana cara mengatasi anak dengan gangguan motorik halus
terutama kemampuan anak dalam menulis dan menggambar dengan melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang dapat teitegrasi untuk mengembangkan keterampilan otot
kecil dan motorik halus anak dengan cara yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengatasi Anak yang mengalami gangguan motorik halus
sehingga menyebabkan anak sulit mewarnai gambar dan menulis di sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui cara mengatasi anak dengan gangguan motorik halus melalui
pembelajaran seni dan kerajinan tangan pada anak.
3. 2 | H a l a m a n
BAB II
PEMBAHASAN
Motorik halus dapat didefiisikan sebagai sebuah keterampilan yang mengacu pada
koordinasi antara otot-otot kecil seperti tangan, pergelangan tangan dan jari jari anak yang
saling berkoordinasi dengan mata. (Logsdon, 2019) Keterampilan ini memungkinkan anak
anak dapat menulis, menggambar, menggenggam benda kecil, menggunakan pakaian
berkancing dan lainnya. Menurut Jamaris (2003) dalam Sari & Rakimahwati (2018) motorik
halus adalah kemampuan menggerakkan otot-otot halus yang terkoordinasi antara gerakan jari
tangan dan mata yang membutuhkan ketangkasan seperti kegiatan meremas, memasang dan
membuka kancing baju, meronce manik-manik, melipat kertas, menyusun balok dan melukis
dengan jari.
Aquarisnawati, Mustami’ah, & Riskasari (2011) dalam Putra & Pintari (2019)
mengatakan jika mengharapkan anak dapat membaca, menulis dengan baik maka anak sudah
harus melalui perkembangan motorik halus. Sehingga jika anak mengalami gangguan dalam
menulis dan menggambar maka perlu adanya stimulasi kegiatan motorik halus.
Perkembangan motorik halus pada anak yang terlihat yaitu pada usia 4 tahun anak
mengalami gerakan motorik yang cepat. Pada usia 5 tahun, memapuan anak lebuh sempurna,
dimana ia akan bergerak sesuai instruksi dengan menyesuaikan koordinasi mata. Pada usia 6
tahun akhir anak seharusnya sudah bisa belajar menggunakan jari-jarinya untuk menggenggam
pensil. (Mudjito; Yulia, Agung, & Putra, 2013; Putra & Pintari, 2019). Selain itu, Suryana
(2018:159) dalam Rahimah (2021) memaparkan perkembangan motorik anak khususnya
motorik halus usia 4-5 tahun, sebagai berikut: 1) Menggambar sesuatu yang bermakna bagi
anak; 2) Menggunakan gerakan jari selama permainan jari; 3) Menelusuri gambar kotak; 4)
Mewarnai dengan garis-garis; 5) Potong bentuk sederhana seperti geometri.
Faktor yang mempengaruhi tingkat keterampilan morotik halus anak dengan kegiatan,
metode, model pembelajaran yang dapat menarik perhatian anak. (Misiyanti, dkk 2014).
Menurut Putra & Pintari (2019) dalam mengembangkan metode belajar anak untuk
meningkatkan motorik halus dengan metode menggambar dan menulis ada banyak metode
yang dapat digunakan terutama dalam art and hand activities, tentunya masa prasekolah adalah
masa bermain, sehingga pembelajaran tersebut akan dibalut dengan cara bermain. Karena
kegiatan belajar anak harus berprinsip pada pembelajaran yang menyenangkan dimana
4. 3 | H a l a m a n
pembelajaran dilakukan sambil bermain (Hasanah, 2016; Marhaeni dkk., 2022). Bermain
menurut Hurlock (dalam Priyanto, 2014:44) merupakan kegiatan yang berbasis kesenangan.
Kegiatan ini dilakukan secara sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Bermain adalah
aktivitas yang merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir anak-anak secara optimal.
Dalam pembelajaran art and hand avtivity menawarkan banyak sekali kegiatan selain
menggambar dan menulis yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak, maka
berikut beberapa kegiatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini dalam
mengatasi gangguan motorik halus pada anak usia dini
Bermain Clay, Plastisin, dan Play Dough.
Clay, Plastisin dan Playdough merupakan sebuah media berbentuk lembek seperti
adonan yang dapat dimainkan, diremas dan dibentuk. Menurut Kalsum, dkk (2022)
mengatakan bahwa bermain clay bertujuan untuk membuat jari jari tangan anak dapat
terkoordinasi dengan mata. Karena pada saat kegiatan anak akan melakukan kegiatan meremas,
membentuk, emnggunting, meronce, merangkan, menempel dan menyusun clay, anak anak
bebas membentuk apa saja bentuk yang mereka inginkan. Melalui kegiatan ini, keterampilan
koordinasi mata dan tangan akan berkembang dan menjadi dasar stimulasi perkembangan
motorik anak untuk menulis dan menggambar (Difatiguna dkk., 2015).
Media clay merupakan salah satu kerajinan yang dalam bahasa Indonesia disebut tanah
liat (Dayani, 2015; Kalsum dkk., 2021) Namun, selain tanah liat dapat menggunakan tepung,
lem, air dan minyak yang dicampur menjadi sebuah adonan. Playdough menurut Jatmika
(2012) dalam Sari & Rakimahwati (2018) ialah adonan untuk bermain yang lebih modern dari
tanah liat yang berasal dari tepung. Sedangkan plastisin pun hampir sama dnegan clay dan
playdough namun biasannya plastisin mengandung lilin didalam adonannya.
Bermain Spidol
Kegiatan bermain spidol yang dapat diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini
memiliki banyak cara yaitu (1) Mewarnai gambar dengan titik-titik spidol (2) Menggambar
dengan double spidol (3) Menggambar Ajaib dengan spidol dan krayon (4) Melukis dengan
spidol dan air (5) Membatik dengan spidol dan tissue (6) Menjiplak dengan spidol (7)
Menghias botol/gelas dengan spidol permanent. Kegiatan menggunakan spidol yang memiliki
beraneka ragam warna akan mudah menarik perhatian pada anak, tanpa paksaan anak akan
secara sukarela menggenggam spidol.
5. 4 | H a l a m a n
Bermain Cat Air/Cat Minyak
Cat air maupun cat minyak merupakan media bahan yang menyenangkan dalam
kegiatan pembelajaran anak, dalam hal bermain cat air beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
ialah (1) Menggambar Rahasia/Magic Paint, yaitu menggambar krayon putih diatas hvs dan
disapu dengan cat air sehingga akan menghasilkan goresan dari krayon putih (2) Melukis diatas
kertas remas, anak akan meremas kertas dan menggambar diatas kertas (3) Meniup cat air, Cat
air di letakkan diatas kertas dan digerakkan dengan cara ditiup (4) Melukis dengan kelereng,
kertas disimpan diatas nampan dan dijatuhkan kelereng yang mengandung cat air, lalu nampan
digerakan sehingga membentuk goresan abstrak (5) Finger Painting, anak langsung mewarnai
dengan tangan (6) membatik dengan cat air dan kanji, cairan kanji di sapu diatas kertas, lalu
diberikan tetesan pewarna (7) melukis dengan percikan, mewarnai, mewarnai di kertas hvs
dengan sikat gigi, maupun sisir (8) melukis dengan tetesan lilin dan cat air (9) stempel/cap,
menggunakan wortel, maupun spons yang dibentuk menjadi sebuah cap yang akan di cap diatas
hvs (11) Menghias batu (10) membuat jumputan.
Dalam meningkatkan keterampilan menulis dan menggambar pada anak, sederhananya
guru perlu menyiapkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan koordinasi mata dan
tangan sehingga keterampilan motorik halus anak pun akan terlatih.
6. 5 | H a l a m a n
BAB III
KESIMPULAN
Anak dapat membaca, menulis dengan baik maka anak sudah harus melalui
perkembangan motorik halus. Sehingga jika anak mengalami gangguan dalam menulis dan
menggambar maka perlu adanya stimulasi kegiatan motorik halus. Meningkatkan motorik
halus harus dengan cara meningkatkan koordinasi mata dan tangan anak dengan beberapa
kegiatan bermain seperti (1) Kegiatan bermain playdough, plastisin dan clay (2) Kegiatan
bermain spidol serta (3) kegiatan bermain cat air. Masing-masing memiliki keunikan, dan
ketiga kegiatan tersebut dapat membiasakan anak menggerakan otot-otot kecil pada tangan
mereka, hingga pada akhirnya anak akan lebih mudah dalam menggenggam. Dengan anak
menggenggam pensil dengan baik, pun anak dapat terbiasa dan mudah untuk menulis dan
menggambar.
7. 6 | H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
Difatiguna, S., Surahman, M., & Rini, R. (2015). PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN
MENGGUNAKAN PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK
HALUS PADA ANAK. Jurnal Pendidikan Anak, 1(3).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD/article/view/9706/6307
Hefniy, H., Muali, C., Indanis, F., & Hidayati, N. (2022). Management of the Game “Finger
Painting” in Improving Fine Motor Skills In Early Childhood. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4519–4528.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2519
Kalsum, U., Astawa, I. M. S., Rachmayani, I., & Astini, B. N. (2021). Pengaruh Bermain
Konstruktif dengan Media Clay Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6
Tahun di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Indonesian Journal of
Elementary and Childhood Education, 2(3), 300–307. http://journal.publication-
center.com/index.php/ijece/article/view/728/198
Logsdon, A. (2019). How to Help Children Improve Their Fine Motor Skills. Verywell Family.
https://www.verywellfamily.com/what-are-fine-motor-skills-2162037
Marhaeni, B., Septriana, I., & Suci, S. W. (2022). Fine Motor Stimulation of Children Through
Coloring Activities in Early Childhood. TEMATIK: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian
Pendidikan Anak Usia Dini, 8(1), 51. https://doi.org/10.26858/tematik.v8i1.27550
Morrow, M. (2015). Effectiveness of Fine Motor Intervention in Early Childhood Education A
Project Presented to.
https://repository.library.csuci.edu/bitstream/handle/10211.3/141124/Morrow%20Co
mplete%20Project~.pdf?sequence=1
Putra, A., & Pintari, E. D. (2019). Fine Motor Development in Early Childhood. SPEKTRUM:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS), 7(4), 464–468.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/view/109260/103759
Rahimah, R. (2021). The Analysis of Fine Motor Skills and Early Childhood Creativity through
Weaving Activities. Randwick International of Social Science Journal, 2(4), 583–589.
https://doi.org/10.47175/rissj.v2i4.340
Sari, I., & Rakimahwati, R. (2018). Peningkatan kemampuan motorik halus melalui bermain
playdough di taman kanak-kanak qur’aniah air runding pasaman barat. JRTI (Jurnal
8. 7 | H a l a m a n
Riset Tindakan Indonesia), 3(2), 107–113.
https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti/article/view/279/295
Yusuf, R. N., Idaman, M., & Fransisca, D. (2018). Pengaruh Stimulasi Bermain Puzzle
Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Balita. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 9(2), 36. https://doi.org/10.30633/jkms.v9i2.195