Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran intensitas radiasi matahari dan lamanya sinar matahari bersinar menggunakan alat pengukur seperti solarimeter dan Campbell Stokes recorder. Dokumen juga membandingkan tingkat radiasi matahari yang diterima di bawah dan di atas tajuk tanaman pepaya dan kelapa sawit.
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
RADIASI MATAHARI
1. ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas dan
berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari dihitung bersinar
terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes. Lamanya matahari bersinar dapat
dinyatakan dalam presentase atau jam. Untuk keperluan pemasangan dan pengamatan perlu
diketahui hal-hal yang menyangkut waktu smeu lokal dan waktu rata-rata lokal. True Solar Day
yaitu waktu antara dua gerakan matahari melintasi meridian. Waktu yang didasarkan panjang
hari ini disebut apparent solartime atau waktu semu lokal. Waktu ini dapat ditunjukkan oleh
sunshine recorder. Waktu semu lokal ialah waktu yang ditentukan oleh gerakan relatif matahari
terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya (panjangnya) True Solar Day berbeda-beda. Untuk
memudahkan perhitungan dibayangkan adanya matahari fiktif yang beredar mengelilingi bumi
dengan kecepatan tetap selama setahun.
7.1
PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES
Campbell Stokes
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang
khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara
terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus.
Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.
7.2
PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS JORDAN
Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua kotak
berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang sangat peka
terhadap sinar matahari langsung.
2. Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang gelap.
Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk siang
hari.
7.3
PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI
Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi yang jatuh
pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat
bermacam-macam radiasi seperti :
a.
Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke permukaan
bumi.
b.
Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauranpembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
c.
Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh permukaan
bumi.
d.
Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa
gelombang panjang.
e.
Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap air dan
CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
f.
g.
Global (total) Radiation (Q)
Net Radiation (R)
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat
yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :
Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)
Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :
a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien muai
panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai sensor jenis
ini ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter, Pyranometer
dll
3. 7.4
AMSTRONG PYRHELIOMETER
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S). Pyrheliometer
terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik dan recorder yang
berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam sebuah tabung/silinder
logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari
sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung
terdapat tutup yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai
pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.
7.5
SOLARIMETER DAN PYRANOMETER
Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas matahari
secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan Chart
Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder yang
bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari
Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan
oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.
Dengan demikian recorder ini
memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan
pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat
mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.
4. Rabu, 02 Maret 2011
radiasi matahari
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matahari merupakan salah satu dari sekitar 100.000.000 bintang dalam kelompok bintang
di alam semesta. Sebenarnya matahari adalah sebuah bintang yang biasa, artinya masih banyak
bintang yang jauh lebih besar, lebih berat, dan lebih panas dari pada matahari. Matahari tampak
labih besar dan lebih panas dikarenakan kedudukannya sebagai bintang terdekat dengan bumi.
Sinar matahari yang menyinari bumi bervariasi tergantung cuaca pada suatu daerah
tersebut. Ukuran matahari jauh lebih besar daripada ukuran bumi dan planet-planet lainnya dan
satu-satunya yang memiliki cahaya yang luar biasa terangnya sehingga matahari merupakan
pusat tata surya bagi planet-planet lain terutama bumi.
Susunan matahari terdiri atas atmosfer yang mempunyai 2 lapisan. Di bawah atmosfer
adalah daerah yang disebut dengan fotosfer. Berbagai noda matahari merupakan ciri khas dari
permukaan matahari ini. Dan terakhir adalah pusat matahari yang memiliki suhu yang sangat
tinggi.
Radiasi matahari ke bumi merupakan energi yang dipancarkan oleh matahari ke bumi
dengan jumlah energi tertentu. Jumlah radiasi atau banyaknya jumlah energi yang dipancarkan
matahari ke bumi tergantung cuaca atau iklim pada saat itu. Walaupun dalam cuaca mendung,
matahari tetap memancarkan cahayanya walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
yang telah ditentukan. Dengan menggunakan alat pengukur radiasi matahari kita dapat
mengetahui seberapa besar radiasi yang dipancarkan ke bumi pada cuaca dan suhu tertentu.
Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Radiasi Matahari adalah untuk mengetahui intensitas radiasi matahari
dan lamanya penyinaran matahari yang dipancarkan ke bumi dengan menggunakan solarimeter.
.
5. II. TINJAUAN PUSTAKA
Pada waktu radiasi surya memasuki sistem atmosfer menuju permukaan bumi (darat dan
laut), radiasi tersebut akan dipengaruhi oleh gas-gas aerosol, serta awan yang ada diatmosfer.
Sebagian radiasi akan dipantulkan kembali keangkasa luar, sebagian akan diserap dan sisanya
diteruskan kepermukaan bumi berupa radiasi langsung (dircet) maupun radiasi baur (diffuse).
Jumlah kedua bentuk radiasi ini dikenal dengan “Radiasi Global”. Alat pengukur radiasi surya
yang terpasang pada station. Station klimatologi (Solarimeter atau Radiometer) untuk mengukur
radiasi global. (Monteith, j. L. 1975)
Penerimaan radiasi surya dipermukaan Bumi sangat berfariasi menurut tempat dan
waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan
atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng sangat menentukan jumlah radiasi yang
diterima. Menurut waktu perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore hari)
maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran energi radiasi menurut panjang
gelombang sekitar λm, maka secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang semakin
pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993)
Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi
dengan intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang
diterima dipermukaan bumi lebih rendah dari konstanta mataharinya. Radiasi matahari yang
terjadi diatmosfer mengalami berbagai penyimpangan, sehingga kekuatannya menuju bumi lebih
kecil. Bagian dari radiasi matahari yang dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya.
Perubahan dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari panjangnya jalan yang
dilalui oleh sinar tersebut. (Nasir, A, 1990)
III. PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan Bahan
a.
Alat
Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah Solarimeter.
6. Gambar
Stokes
1.
Campbell
Gambar 2. Solarimeter
b. Bahan
- Kelapa sawit ( Elaeis jack quinensis )
- Pepaya (Carica Papaya)
Cara Kerja
a.
Dengan menggunakan solarimeter, lakukan pengamatan dan pengukuran radiasi matahari di
beberapa lokasi (tipe lahan) yaitu di bawah tajuk tanaman dan di atas tajuk tanaman untuk jenis
tanaman yang berbeda.
b.
Untuk masing-masing tipe lahan, diukur dan diamati radiasi matahari selama 5 menit,
pengukuran dilakukan setiap satu menit sekali (6kali ulangan).
c.
Bandingkan variasi radiasi matahari untuk masing-masing tipe lahan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1 . Pengamatan Radiasi pada Pepaya (Carica Papaya)
2
No.
Lokasi (tipe lahan)
1
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m )
Keterangan
I
II
III
IV
V
VI
Dibawah Tajuk
1
1.1
1.2
1.5
1.7
1.9
Hujan
2
Diatas Tajuk
0.5
0.6
0.7
0.7
0.8
0.9
Hujan
No.
Lokasi (tipe lahan)
V
VI
2
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m )
I
II
III
IV
Keterangan
7. 1
Dibawah Tajuk
58
60
69
80
98
110
Hujan
2
Diatas Tajuk
29
34
40
40
46
52
Hujan
Grafik 1 . Pengamatan Radiasi pada Pepaya (Carica Papaya)
Ket Grafik :
a. ( ■ ) Dibawah Tajuk
b. ( ▲) Diatas Tajuk
Tabel 2 . Pengamatan Radiasi pada Kelapa Sawit (Elaeis guinensis)
2
No.
Lokasi (tipe lahan)
1
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m )
Keterangan
I
II
III
IV
V
VI
Dibawah Tajuk
0.5
0.5
0.4
0.4
0.5
0.4
Hujan
2
Diatas Tajuk
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
Hujan
No.
Lokasi (tipe lahan)
1
2
2
Jumlah Ulangan Radiasi (watt/m )
Keterangan
I
II
III
IV
V
VI
Dibawah Tajuk
35
35
28
28
35
28
Hujan
Diatas Tajuk
28
28
28
28
28
28
Hujan
Grafik 2 . Pengamatan Radiasi pada Kelapa Sawit (Elaeis guinensis)
8. Ket Grafik :
c. ( ■ ) Dibawah Tajuk
d. ( ▲) Diatas Tajuk
Pembahasan
Penghitungan nilai kalibrasi pada tanaman Pepaya (Carica Papaya)
Penghitungan nilai kalibrasi pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis)
9. Dari pengamatan yang telah dilakukan dan telah disusun tabel dan grafik diperoleh hasil
bahwa tiap tanaman menyerap radiasi sinar matahari berbeda-beda. Seperti pada tanaman kelapa
sawit (Elaeis guinensis), radiasi matahari yang diserap di atas tajuk lebih besar daripada radiasi
yang diserap pada bagian bawah tajuk. Ini dikarenakan bagian daun lebih banyak menyerap sinar
matahari untuk proses fotosintesis. Selain itu bagian atas tajuk pada tanaman kelapa sawit lebih
leluasa untuk menyerap radiasi matahari daripada bagian bawah tajuk karena pada bagian bawah
tajuk tanaman tersebut terhalang oleh pelepah dan daun kelapa sawit sehingga radiasi matahari
tidak terlalu banyak yang masuk ke bagian bawah tajuk tersebut.
Demikian pula pada tanaman pepaya (Carica papaya), radiasi matahari lebih banyak
masuk pada bagian atas tajuk daripada bagian bawah tajuk. Hal ini disebabkan karena bagian
daun lebih banyak menyerap sinar radiasi.
Hal ini terbukti berdasarkan tabel dan grafik pengamatan ke dua tanaman tersebut. Pada
bagian bawah tajuk, radiasi matahari yang diserap oleh tanaman kelapa sawit dan matahari
semakin lama semakin menurun. Sedangkan pada bagian atas tajuk, radiasi matahari yang
diserap oleh kedua tanaman semakin lama semakin meningkat.
Pada pengamatan kedua tanaman, data menunjukkan adanya kesamaan jumlah nilai
penyerapan. Ini disebabkan oleh faktor cuaca yang menghambat tanaman yang menyerap radiasi
matahari. Oleh karena itu, cuaca juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya intesnsitas cahaya
matahari yang diserap oleh tanaman.
v. KESIMPULAN
10. Radiasi matahari yang dipancarkan ke bumi tergantung oleh jarak matahari dan juga
intensitas matahari (besar kecilnya cahaya matahari dipancarkan). Semakin dekat jarak matahari
ke bumi, maka semakin besar pula radiasi yang dipancarkannya.
Tiap-tiap tanaman menyerap radiasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya untuk
tumbuh dan melakukan fotosintesis. Tanpa adanya radiasi matahari yang dipancarkannya ke
bumi, maka tanaman tidak dapat tumbuh dan melakukan proses-proses metabolisme.
Faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap radiasi yang dipancarkan matahari.
Apabila cuaca cerah, matahari dapat memberikan energi lebih banyak ke bumi. Tetapi apabila
cuaca mendung dan berkabut, energi yang dipancarkan oleh matahari tidak sebesar energi yang
dipancarkan pada keadaan normal.
Nilai radiasi matahari lebih besar terjadi pada tanaman yaitu diatas tajuk karena dinar
matahari diterima langsung oleh tanaman.
Adapun yang mempengaruhi kekuatan radiasi yaitu :
Konstanta matahari
Pengaruh atmosfer
Jarak bumi ke matahari
Kecondongan sumber bumi
Pengaruh jauhnya sinar matahari dari bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, 1993, KLIMATOLOGI DASAR, Pustaka Jaya, Bogor.
Monteith, J. L. 1975. VEGETATION AND THE ATMOSPHERE. Academic
Press. London.
Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. PENGANTAR ILMU IKLIM UNTUK
PERTANIAN, Pustaka Jaya, Bogor.
11. Radiasi Matahari >> Pengukuran intensitas radiasi matahari dilakukan dengan menggunakan
Pyrheliometer dan Pyranometer merek Eppley. Intensitas radiasi matahari yang diukur meliputi
radiasi global (global radiation), radiasi langsung (direct radiation), radiasi baur (diffuse
radiation), dan radiasi inframerah (infrared radiation).
12. Senin, 04 April 2011
Radiasi Surya.
Suatu teori yang akhir-akhir ini dapat diterima para ahli mengatakan bahwa radiasi gelombang
elektromagnetik merupakan kombinasi arus bolak balik berkecepatan tingggi dengan gelombang medan
magnetik yang menumbuhkan partikel-partikel energi dalam bentuk foton.
Gelombang energi yang memancar melalui ruang angkasa memberikan pancaran radiasi dengan panjang
gelombang yang berbeda-beda. Radiasi gelombang elektromagnetik dikelompokkan berdasar panjang
gelombang yang memberikan rangsangan energi yang lebih besar adalah semakin pendek panjang
gelombangnya. Radiasi yang dipancarkan melalui permukaan matahari mempunya variasi panjang
gelombang dari yang paling panjang ( gelombang radio ) sampai yang paling pendek ( gelombang sinar X
dan sinar Y).
Ada tiga macam cara radiasi matahari / surya sampai ke permukaan bumi yaitu :
1. Radiasi langsung ( Beam/ Direct Radiation )
Adalah radiasi yang mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam
arah sejajar sinar datang.
Besarnya radiasi matahari yang jatuh secara normal ke permukaan bumi, ternyata mengalami variasi
yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
Perubahan jarak matahari
Perubahan hamburan di atmosfir oleh molekul udara, uap air dan debu.
Variasi dari absorpsi atmosfir oleh O2 , O3, H2O dan CO2.
2. Radiasi hambur ( Diffuse Radiation )
Radiasi ini merupakan radiasi matahari yang datang ke permukaan bumi setelah terjadi perubahan arah.
Hal ini disebabkan oleh refleksi dan hamburan oleh atmosfir. Radiasi difuse akan selalu ada pada saat
langit terang tak berawan, karena partikel air dan zat endapan di langit akan menghamburkan radiasi
matahari. Pada saat awan tebal semua radiasi mencapai bumi adalah radiasi diffuse.
3. Radiasi total ( Global Radiation )
Radiasi ini merupakan penjumlahan radiasi langsung dan radiasi difuse. Secara keseluruhan faktor faktor
yang mempengaruhi radiasi global ternyata jauh lebih komplek dari radiasi langsung dan difuse. [4]
Adapun faktor utama yang mempengaruhi radiasi global adalah :
Ketinggian matahari
Massa atmosfir
Kondisi kecerahan atmosfir
Lamanya matahari bersinar
Kedudukan letak/lintang suatu lokasi
13. Pengukuran radiasi matahari distabilkan dan diambil nilai rata-rata dengan nilai 1350 W/m2 dengan nilai
toleransi ± 3.4 % yang disebabkan variasi perubahan jarak bumi – matahari pertahunnya. Data ini
diperoleh dari pengukuran satelit di luar admosfer bumi. Energi matahri yang ditransmisikan mempunya
panjang gelombang dengan range 0.25 mikrometer sampai 3 mikrometer ( untuk diluar atmosfer bumi /
extraterrestrial), sedangkan untuk di atmosfer bumi berkisar antara 0.32 mikrometer sampai 2.53
mikrometer. Hanya 7% energi tersebut berisi ultraviolet, 47% adalah cahaya tampak (cahaya tampak
memiliki panjang gelombang 0.4 mikrometer ), 46% merupakan cahaya infra merah.
Diposkan oleh Jumadi ( Ady ) di Senin, April 04, 2011
Template Picture Window. Gambar template oleh konradlew. Diberdayakan oleh Blogger.