2. Latar belakang
• Undang-undang No 36 th 2009
tentang Kesehatan Pasal 24.
• Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketentuan Kode Etik, Standar profesi,
Hak pengguna pelayanan kesehatan ,
standar pelayanan, dan standar
prosedur operasional
3. • Undang-undang No 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Pasal 3
• Penyelenggaraan rumah sakit Bertujuan :
Meningkatkan mutu dan mempertahankan
Standar Pelayanan Rumah Sakit
4. PERUDANGAN TERKAIT DENGAN
PELAYANAN KEBIDANAN
• Undang-undang kesehatan no 36 tahun 2009,
• Undang-undang rumah sakit no 44 tahun
2009,
• Undang-Undang No 25 tahun 2009 tentang
pelayanan publik.
• Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik,
• Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenaga Kerjaan,
• Undang-undang No. 23 tahun 2002, tentang
perlindungan anak,
• Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak
azazi manusia,
• Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen,
5. Kepmenkes dalam Pelayanan
kebidanan
• PP no 9/2010 tentang Tunjangan jabatan Fungsional
Bidan
• Permenpan no 01/2008 tentang Jabatan fungsional
Bidan dan Angka Kreditnya
• Kepmenkes 938/2007 tentang Standar asuhan
kebidanan
• Kepmenkes 229/2010 tentang Pedoman Asuhan
Kebidanan para Perimenopause
• Kepmenkes 230/2010 tentang Pedoman rawat gabung
Ibu dan Bayi
• Permenkes 1464/2010 tentang Izin dan
penyelenggaraan partik Bidan
• Permenkes 28/2017 tentang Izin dan penyelenggaraan
partik Bidan
6. Kebijakan Kemenkes terkait
pelayanan kebidanan
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 284/Menkes/SK/III/2004 tentang Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
• Keputusan Menteri Kesehatan R.I nomor
450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 836/Menkes/SK/VI/2005 tentang pedoman
Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan
di Rumah Sakit dan Puskesmas (PMK)
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 603/Menkes/SK/VII/2008 tentang
pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi
• Kepmenkes n0 2562/2011 tentang Juknis Jampersal
7.
8. PENGERTIAN STANDAR
• Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu
yang dibakukan termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan konsesus semua
pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan
datang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).
10. 4 Ketentuan Standar
• Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu
tingkat praktek, mudah dimengerti oleh para
pelaksananya.
• Mengandung komponen struktur (peraturan-
peraturan), proses (tindakan/actions) dan hasil
(outcomes)
• Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf
dan sistem dalam organosasi
• Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang
berwenang
12. STANDAR STRUKTUR
• Sama dengan standar input/masukan
meliputi:
▫ Filosofi dan objektif
▫ Organisasi dan administrasi
▫ Kebijakan dan peraturan
▫ Staffing dan pembinaan
▫ Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung
jawab setiap posisi klinis)
▫ Fasilitas dan peralatan
13. STANDAR PROSES
Mencakup
▫ Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akuntabilitas
▫ Manajemen kinerja klinis
▫ Monitoring dan evaluasi kinerja klinis
14. STANDAR OUTCOMES
• berfokus pada asuhan pasien yang prima,
meliputi :
▫ Kepuasan pasien
▫ Keamanan pasien
▫ Kenyamanan pasien
15.
16. PENGERTIAN
• Protap/SOP merupakan tatacara atau tahapan
yang harus dilalui dalam suatu proses kerja
tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang
berwenang atau yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat penampilan atau
kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes
RI, 1995)
17. PENGERTIAN SOP
• Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator
teknis, administratif dan prosedural sesuai tata
kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan. Menurut Tjipto Atmoko
(2011)
18. Tujuan
• Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat
kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau
unit.
• Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi
tiap-tiap posisi dalam organisasi
• Memperjelas alur tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari petugas terkait.
• Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek
atau kesalahan administrasi lainnya.
• Untuk menghindari kegagalan/kesalahan,
keraguan, duplikasi dan inefisiensi
19. FUNGSI
Memperlancar tugas petugas atau tim.
Sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan
Mengetahui dengan jelas hambatan-
hambatannya dan mudah dilacak
Mengarahkan petugas untuk sama-sama
disiplin dalam bekerja
Sebagai pedoman dalam melaksanakan
pekerjaan rutin
22. Tips
• Selalu bayangkan siapa pengguna SOP
• Sebelum mulai menulis, putuskan apa tujuan dari
prosedur tsb
• Gunakan prinsip “Ceritakan apa yg akan Anda ceritakan,
kemudian ceritakan”
• Buatlah sebuah panduan sebelum menulis SO (buat
daftar topik yg harus dibicarakan, kemudian
kelompokkan)
• Jelas dan ringkas: hindari kalimat yg panjang
• Komplit: semua informasi penting yg digunakan untuk
menjalankan kegiatan
• Obyektif: berisikan fakta, bukan pendapat
• Koheren: menunjukan alur dan urutan langkah utk
menjalankan kegiatan
23. Prinsip Menyusun SOP:
• Bentuk tim penyusun dengan memperhatikan tujuan
yang hendak dicapai
• Pertimbangkan prosedur dalam suatu kesatuan yang
utuh yang terdiri kesimpulan beberapa prosedur yang
lebih kecil (terutama bila prosedur tersebut cukup
panjang, dibagi-bagi, misal tahap persiapan, tahap
kegiatan awal, tahap akhir tahap evaluasi)
• Menyusun SOP sebelum melaksanakan suatu kerja baru
• Tinjau kepustakaan, info yang relevan, dan mendukung
prosedur penyusunan SOP
24. • Minta masukan dari staf dan petugas terkait
• Tetapkan SOP/Protap sebagai pedoman yang harus
dilaksanakan
• Tetapkan hasil yang diharapkan
• Buat daftar peralatan fasilitas yang diperlukan
• Tetapkan siapa yang berwenang melaksanakan SOP
• Tetapkan indikasi dan kontra indikasi SOP serta
garis bawahi resiko dan hal-hal yang perlu
diwaspadai.
25. • Susun langkah-langkah berdasarkan logika,
efisien dan aman
• Buat bagan alur atau mekanisme untuk
mempermudah pemahaman uraian langkah-
langkah
• Buat sistem penomoran SOP / Protap
• Tulis SOP dengan :
▫ menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,
istilah yang konsisten
▫ menyusun kata-kata sederhana dan sependek
mungkin
▫ menggunakan bahasa yang positif
26. • Uji coba SOP untuk mengetahui kemudahan
pemahaman dan pemakaiannya
• Sempurnakan SOP setelah uji coba
• Bakukan SOP oleh pimpinan institusi
• Sosialisasikan SOP
• Revisi SOP sesuai kebutuhan dan perkembangan
IPTEK
27. Teknik Membuat Pertanyaan Dasar
• Apa sebenarnya yang
dikerjakan dan mengapa?
TUJUAN
• Dimana saja dilakukan dan
mengapa?
TEMPAT
• kapan dilakukan dan
mengapa waktu itu?
URUTAN
• siapa yang melakukan dan
mengapa oleh dia?
PETUGAS
• metode apa yang dipakai dan
mengapa dengan cara itu?
CARA
28. Menyusun Prosedur atau Pelaksanaan Kegiatan
• Prosedur atau pelaksanaan disusun berdasarkan
atas hasil pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas
(flow of work) yang menggambarkan suatu
kegiatan yang terbagi habis sehingga tercapai
kepuasan kerja dan tercapainya tujuan.
30. PENERAPAN SOP KEBIDANAN DI SUATU WILAYAH/DAERAH
PERLU DIIKUTI DENGAN
Dukungan dan
kebijakan Nasional
Aksi lokal
Keterlibatan seluruh
stakeholders utama
Pengujian di wilayah-wilayah
terpilih “lesson learn”
Dikembangkan ke wilayah
lain
31. Format SOP
1. Nama Judul
2. Pengertian
3. Tujuan
4. Kebijakan
5. Referensi
6. Prosedur/ Lamgkah2
7. Flowchart / Bagan Alir
8. Hal yang perlu di perhatikan
9. Unit terkait
10.Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
32. Flowchart : diagram alir
• menggambarkan sebuah algoritma yang
terstruktur dan mudah dipahami oleh
orang lain
• Diagram alir ini akan menunjukkan alur di
dalam program secara logis
• Diagram alir ini selain dibutuhkan sebagai
alat komunikasi dan dokumentasi
33. Flowchart : diagram alir
• Diagram alir digambarkan dengan orientasi
dari atas ke bawah
• Setiap kegiatan dalam diagram alir dinyatakan
secara eksplisit
• Setiap diagram alir harus dimulai dari satu
Start dan berakhir pada satu atau lebih
Terminal/ Akhir
• Gunakan penguhubung (Connector) dengan
label untuk menunjukkan keterhubungan
antar path terputus/terpotong: misalnya ganti
halaman.