WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
HIDUP BERSAMA ALLAH
1. M A N U S I A H I D U P B E R S A M A A L L A H
PERTEMUAN 1
2. PENJELASAN
• Allah menciptakan manusia untuk keselamatan. Oleh
karena itu manusia yang diciptakan oleh Allah sejak
semula baik adanya.
• Manusia diberi sarana dan berkat dengan akal budi dan
nuraninya untuk mengenal Allah dan mengikuti perintah-
Nya.
• Manusia diberi kebebesan untuk memilih dan
menentukan sejarah hidupnya, melalui hidup bersama
dalam berbagai bentuk dalam menjalin relasi dengan
sesamanya.
3. PENGANTAR
• Pertemuan pertama ini kita diajak untuk merenungkan
hidup kita melalui relasi dengan sesama dan lingkungan
kita. Kita dapat merasakan kedekatan dengan pribadi
Allah yang mengasihi kita tanpa batas.
• Hidup bersama Allah berarti kita mempunyai relasi yang
dekat dan mendalam dengan Allah, membuat kita
semakin terbuka kepada Allah dan kehendak-Nya. Dan
semakin menyadari bahwa kita ini milik Allah karena
hidup berasal dari Allah, bersama Allah dan menuju
Allah.
4. HIDUP SEBAGAI KARUNIA ALLAH
• Hidup hanyalah anugerah Allah. Kita sadari setiap saat
kita menerima dari Allah daya kehidupan lewat
pernafasan kita.
• Dalam kehidupan, manusia mengalami proses dari lahir
bertumbuh dan mati. Menyadari akan keterbatasan
secara fisik, manusia sampai pada kesadaran akan
kerinduaan menemukan kehidupan sejati yang tidak
dipengaruhi keterbatasan dunia.
5. • Pengakuan bahwa hidup hanyalah karunia Allah
menunjukkan iman kita akan Tuhan Allah Sang Sumber
Kehidupan.
• Allah yang hidup (Yos 3:10, Mzm 42:3, Yer 10:10)
• Sang Pencipta dunia dan Pencipta Kehidupan (bdk. Kej
1-2 : 4a dan 2:4b-24)
• Hidup diminta dari Allah (Mzm 21:5)
• Allah adalah Sumber Hidup (Mzm 36:10)
• Hidup berasal dari Allah (Ayb 12:10)
• Hidup diberikan kepada manusia melalui Yesus (Yoh
14:6 dan Yoh 11:25)
6. MANUSIA DIPANGGIL HIDUP BERSAMA
ALLAH
• Hidup diberikan sebagai karunia Allah dengan suatu
tujuan agar manusia menikmati kebahagiaan dan
kepenuhan hidup sejati pada Allah. Sehingga:
1. Makna Kasih Allah yang mengundang kita untuk membagikan
cinta-Nya tanpa syarat bagaikan orang tua kepada anaknya.
2. Manusia diciptakan Allah untuk ambil bagian dalam
kebahagiaan dan kepanuhan hidup Allah.
• Singkatnya, panggilan hidup manusia yang paling dasar
adalah hidup bersama Allah, manusia hanya mungkin
menjadi bahagia dan menemukan kepenuhan hidupnya
saat manusia hidup bersama Allah.
7. HIDUP BERSAMA ALLAH
BERLANGSUNG DALAM HIDUP SEHARI-
HARI
• Manusia selalu merasa tidak puas, ia ingin memperoleh
kepuasan batin tertinggi. Manusia merindukan kepuasan
kebahagiaan dan kedamaian sejati yang tersembunya dalam
lubuk hati.
• Kerinduan akan kepuasan yang tercermin mulai dari
kebutuhan fisik, psikologis dan rohani membawa manusia
sampai pada kesadaran bahwa ia merindukan Allah Sang
Sumber kehidupan.
• Sadar atau tidak sadar kita selalu bersama Allah, saat
manusia bebas dari bencana, saat retreat bahkan saat kita
melakukan aktivitas sehari-hari (Mzm 139 : 2-3, 5, 7-10)
8. STRUKTUR HIDUP BERSAMA ALLAH
Dalam pengalaman religius kita membedakan antara pengalaman
dasar dan pengalaman konkret.
1. Pengalaman dasar = pengalaman yang mendasari, menjadi
cakrawala dari pengalaman konkret.
2. Pengalaman konkret = pengalaman langsung karena dapat kita
rasakan.
Contoh:
1. Pengalaman dasar : dicintai orang tua , pengalaman konkretnya :
diberi hadiah, disuapin ketika sakit, dll
2. Pengalaman dasar : dipanggil menjadi biarawati, pengalaman
konkretnya : terkesan saat diberi permen oleh suster.
Singkatnya jika kita hidup bersama Allah itulah pengalaman dasar
maka pengalaman konkret adalah kehidupan kita sehari-hari.
9. Hidup Bersama Allah Dimensi Simbolis
• Hidup bersama Allah dalam realitas sehari-hari dalam aneka
bentuknya
• Relasi dengan Allah adalah simbol dan tanda, misal doa
Angelus jam 06.00, 12.00 dan 18.00, patung dan gambar
suci, sarana peralatan misa.
• Simbol-simbol keagamaan sebagai ungkapan relasi manusia
dengan Tuhan, misalnya abu sebagai simbol
kerapuhan/kehinaan.
Hidup bersama Allah Berciri Sakramental
• Hidup manusia tak bisa lepas dari kehidupan bersama
sesama manusia.
• Manusia tak dapat melepaskan diri dari relasinya dengan
Allah dan simbolitasya.
• Struktur sakramental menunjukkan pada ciri sakramanteal
dalam seluruh sejarah keselamaran. Cirinya adalah adanya
unsur ilahi dan manusiawi.
• Ilahi = tindakan Allah menyelamatkan manusia.
• Duniawi = aspek sejarah.
10. KITAB SUCI DAN AJARAN GEREJA
Kitab Suci Kejadian 2:15-25
Konsili Vatikan II
Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan
memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat
menganggap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh
Kudus, ikut serta dalam kodrat ilahi. Maka dengan wahyu itu Allah yang tidak
kelihatan dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-
sahabat-Nya, dan bergaul dengan mereka untuk mengundang mereka ke dalam
persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut mereka didalamnya. Tata
pewahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat
terjalin, sehingga karya yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah keselamatan,
memperlihatkan dan memeguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang
diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata menyiarkan karya-karya dan
menerangkan rahasia yang tercantum didalamnya. Tetapi melalui wahyu itu
kebenaran yang sedalam-dalamnya. Tetapi melalui wahyu itu kebenaran yang
sedalam-dalamnya tentang Allah dan keselamatan manusia nampak bagi kita
dalam Kristus, yang sekaligus memadai perantara dan kepenuhan seluruh wahyu.