1. IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BAHASA INGGRIS PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Makalah
Disusun oleh :
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd
NIP . 197108171997022003
SMP NEGERI 49 BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG
2014
2. LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR
BAHASA INGGRIS PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Mengetahui / Menyetujui
Bandung, September 2014
Kepala SMP Negeri 49 Bandung
Drs. Nana Hanadi, M.MPd.
NIP : 19650104 199103 1 018
Penulis
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd
NIP : 19710817 199702 2003
3. LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
MAKALAH
1. Judul : “Implementasi Model Picture And Picture Dalam Pembelajaran
Menulis Teks Prosedur Bahasa Inggris Pada Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama”
2. Penulis
a) Nama
b) Jenis Kelamin
c) NIP
d) Pangkat/Golongan
e) Mata Pelajaran yang diampu
f) Sekolah
g) Alamat Sekolah
:
:
:
:
:
:
:
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd
Perempuan
19710817 199702 2003
Pembina / IVa
Bahasa Inggris
SMP Negeri 49 Bandung
Jl. Antapani No 58 Bandung
Koordinator Perpustakaan,
Dedi Ahmad Yudhantara
NIP. 19581011 198303 1 013
Penulis
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd
NIP : 19710817 199702 2003
Mengetahui / Menyetujui
Bandung, September 2014
Kepala SMP Negeri 49 Bandung
Drs. Nana Hanadi, M.MPd.
NIP : 19650104 199103 1 018
4. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, karena
atas Ridlo serta Inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
Implementasi Model Picture and Picture Dalam Pembelajaran Menulis Teks
Prosedur Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasakan masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan hal ini disebabkan berbagai
keterbatasan penulis. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam rangka perbaikan makalah ini.
Akhirul kata penulis berharap mudah-mudahan makalah yang sederhana
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin Ya Robbal Alamin.
Bandung, September 2014
Penulis,
Titin Agustini, S. Pd, M.M.Pd
5. ABSTRAK
Titin Agustini, S.Pd, M.M.Pd, “Implementasi Model Picture and Picture Dalam
Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Bahasa Inggris Pada Peserta Didik Sekolah
Menengah Pertama”
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta didik
mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan dari pokok
bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan pembelajaran dan melatih
olah pikir di dalam otak peserta didik tentang bagaimana hubungan keterkaitan
satu konsep materi dengan konsep materi yang lain. Dalam pendekatan model
belajar Picture and Picture secara terus menerus peserta didik dilatih untuk
menguraikan hubungan konsep satu dengan konsep lain melalui sebuah peta
konsep sehingga peserta didik mudah untuk memahami seluruh rangkaian
hubungan materi tersebut. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui :
Model Picture and Picture dalam pembelajaran menulis teks prosedur dalam
Bahasa Inggris. Implementasi metode Picture and Picture adalah sebagai berikut,
guru memilih tema teks prosedur kemudian menuangkannya dalam beberapa
lembar gambar atau foto. Kemudian peserta didik secara undian kelompok akan
diminta untuk menyusun gambar atau foto tersebut hingga membentuk urutan
yang logis sesuai dengan tema teks prosedur. Selanjutnya peserta didik diminta
untuk menjelaskan alasan penyusunan urutan gambar atau foto. Kemudian
diakhiri dengan penyusunan teks prosedur yang sesuai dengan setiap gambar atau
foto, untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan teks prosedur.
Kata Kunci : Bahasa Inggris, Teks Prosedur, Picture and Picture
6. DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH .................................................... i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN MAKALAH ..................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................iv
DAFTAR ISI ...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................6
A. Kemampuan Menulis Teks Prosedur .......................................................6
B. Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Penulisan
Teks Prosedur .................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN : ........................................................................14
Pembelajaran Membuat Teks Prosedur Dalam Bahasa Inggris Dengan
Model Picture and Picture .........................................................................14
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .........................................................25
A. Simpulan ...............................................................................................25
B. Saran .....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................26
7. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu
mengembangkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Perubahan
tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Oemar
Hamalik (2010: 79) mengungkapkan bahwa taksonomi tujuan pendidikan
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi
tujuan tersebut terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Oleh karena itu dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus
berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta
didik didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian
individu.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain.
Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan
bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif
yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional, dan sangat
penting untuk dipelajari di era global seperti sekarang ini. Hampir 70% dari
190 negara di dunia berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahasa Inggris
juga digunakan dalam perkembangan alam semesta. Bahasa Inggris adalah
bahasa yang dibutuhkan untuk dipelajari di antara para peserta didik bukan
hanya di Indonesia akan tetapi juga di semua negara di dunia agar memiliki
daya saing dalam menghadapi tantangan global.
8. Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa bahasa Inggris merupakan
alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah
memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknolologi dan budaya.
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa bahasa Inggris sebagai bahasa
Internasional memerankan bagian yang sangat penting. PERMENDIKNAS
Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL (Standar Kompetensi Lulusan) untuk
mata pelajaran bahasa Inggris ada empat jenis kompetensi, yaitu:
mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan
menulis (writing). SKL untuk kompetensi menulis adalah mengungkapkan
makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional
sederhana, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative,
procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Inggris di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memegang peranan penting ialah
pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang
ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah hingga
perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Menurut Yeti Mulyati,
dkk. (2008: 5.3) menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan
pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan).
Salah satu bentuk keterampilan menulis dalam bahasa Inggris adalah
teks prosedur. Menurut Djuharie, Setiawan Otong (2007:38) teks prosedur
merupakan teks yang bertujuan untuk memberi petunjuk tentang
langkah/metode/cara-cara melakukan sesuatu. Teks procedure umumnya
berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah untuk membuat suatu
barang atau melakukan suatu aktivitas.
9. Procedure text is a text that shows the way to do or make something.
Artinya teks prosedur adalah teks yang menunjukkan cara untuk membuat/
melakukan sesuatu dengan urutan sebagai berikut :
1) Goal (Title/judul atau bagaimana hasil akhirnya)
2) Material (Bahan-bahan yang diperlukan)
3) Steps (Langkah-langkah pembuatan/cara melakukannya).
Procedure is a text that show a process in order. Its social function is
to describe how something is completely done through a sequence of series.
Ini berarti bahwa teks procedure adalah teks yang menunjukkan
susunan suatu proses. Fungsi sosial teks ini adalah untuk menggambarkan
bagaimana sesuatu dilakukan melalui serangkaian urutan.
Menurut The Liang Gie (1992: 17), mengarang adalah keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan-
nya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sehubungan
dengan hal itu mengarang dapat diartikan keseluruhan rangkaian kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang
dimaksudkan oleh penulis atau pengarang. Karangan itu sendiri memiliki
klasifikasi dan jenis yang beragam.
Menulis teks prosedur merupakan kompetensi menulis yang sudah ada
dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Peserta didik dapat mengungkapkan
perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis
teks prosedur. Kemampuan menulis teks prosedur tidak secara otomatis dapat
dikuasai oleh peserta didik, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur sehingga peserta didik akan lebih mudah berekspresi
dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus
ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila
kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan peserta didik
untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan
semakin berkurang atau tidak berkembang.
10. Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah metode pembelajaran. Menurut T. Raka Joni dalam Soli
Abimanyu (2008: 2-5) metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode merupakan cara
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Salah satu model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran picture and picture dalam menerangkan materi ini.
Melalui model picture and picture ini, penulis menggunakan media gambar
yang dibuat secara berangkai sehingga menggambarkan suatu langkah-
langkah pembuatan sesuatu dengan terurut.
Dalam mempelajari Bahasa Inggris di SMP yang banyak memerlukan
pemahaman secara luas dan tingkat kesulitan yang cukup tinggi maka
diperlukan pemahaman secara mandiri yang digalih dan dibangun dari
pengalaman peserta didik sendiri. Dengan membangun sebuah konsep di
dalam alam pikiran peserta didik sendiri maka diharapkan pemahaman
konsep dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat lebih mudah dipahami.
Pemahaman dapat dibangun dan digalih jika peserta didik diberikan
kesempatan untuk merangkai dan menemukan sendiri konsep tersebut melalui
penalaran dengan turut aktif untuk menemukan jaringan konsep-konsep
materi pembelajaran Bahasa Inggis melalui metode pembelajaran dengan
picture and picture yang dilakukan peserta didik sendiri dengan bimbingan
seorang guru. Dengan demikian pengetahuan yang dibangun tersebut akan
mengakar dan melekat lebih kuat di dalam alam pikiran peserta didik.
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas seringkali peserta
didik mengalami kesulitan dalam membuat atau menarik sebuah kesimpulan
dari pokok bahasan, hal ini dikarenakan guru kurang memberikan
pembelajaran dan melatih olah pikir di dalam otak peserta didik tentang
bagaimana hubungan keterkaitan satu konsep materi dengan konsep materi
yang lain. Dalam pendekatan model belajar picture and picture secara terus
menerus peserta didik dilatih untuk menguraikan hubungan konsep satu
11. dengan konsep lain melalui sebuah peta konsep sehingga peserta didik mudah
untuk memahami seluruh rangkaian hubungan materi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah : Bagaimanakah model
picture and picture dalam pembelajaran menulis teks prosedur dalam Bahasa
Inggris?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui : Model picture
and picture dalam pembelajaran menulis teks prosedur dalam Bahasa Inggris.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi guru,
Upaya guru untuk membangkitkan kemampuan peserta didik untuk
menulis teks prosedur Bahasa Inggris yang selama ini sebagian peserta
didik mengalami kesulitan.
2. Bagi peserta didik,
Adanya metoda yang memudahkan mereka dalam mengerjakan tugas-
tugas pembelajaran membuat teks prosedur Bahasa Inggris.
3. Bagi sekolah,
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam
pengembangan metoda pembelajaran Bahasa Inggris di samping metoda
lainnya serta memberikan bahan untuk rekan guru melakukan penelitian
lanjutan, meningkatkan profesionalisme guru yang berpengaruh terhadap
akreditasi sekolah.
12. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemampuan Menulis Teks Prosedur
Akhmat Sudrajat menganalogikan kemampuan dengan kata
kecakapan. Menurut Robbins dalam http://digilib.petra.ac.id, “Kemampuan
bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil
latihan atau praktek”.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
(ability) adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai
suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir, hasil latihan, atau praktek
dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui
tindakannya.
Robbins, menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu:
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam melakukan aktivitas secara mental.
b. Kemampuan fisik (physical intellectual) merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam melakukan aktivitas berdasarkan stamina,
kekuatan, dan karakteristik fisik.
Berdasarkan kedua faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dipengaruhi oleh kedua faktor yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Begitu juga dengan kemampuan menulis bermula dari
kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik. Dalam kegiatan menulis
kedua faktor ini akan saling mempengaruhi.
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya
(Suparno dan M. Yunus dalam St.Y. Slamet, 2007: 96). Sementara itu Puji
Santosa, dkk (2008: 6.14) mengemukakan bahwa menulis dapat dianggap
sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis adalah menemukan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa
yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-
13. lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu (Tarigan, 1993: 233).
Byrne dalam St.Y. Slamet (2008: 141) mengungkapkan bahwa
keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis
simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun
menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis
adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah
pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut J.Ch. Sujanto (1988: 60) menulis merupakan suatu proses
pertumbuhan melalui banyak latihan. Sebagai suatu proses, menulis
merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan
beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan) yang memerlukan banyak latihan (St.Y. Slamet,
2007: 97).
Sejalan dengan itu, Sri Hastuti dalam St.Y. Slamet, (2007: 98)
mengungkapkan bahwa: Menulis, di samping sebagai proses, menulis juga
merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir
yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik
penulisan, antara lain:
1) adanya kesatuan gagasan;
2) penggunaan kalimat yang jelas;
3) paragraf disusun dengan baik;
4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan
5) penguasaan kosakata yang memadai.
Dalam kegiatan menulis, diperlukan adanya kompleksitas kegiatan
untuk menyusun karangan secara baik yang meliputi:
1) keterampilan gramatikal,
2) penuangan isi,
3) keterampilan stilistika,
14. 4) keterampilan mekanis, dan
5) keterampilan memutuskan (Heaton dalam St.Y. Slamet, 2008: 142).
Sejalan dengan hal tersebut kemampuan menulis menurut Sabarti
Akhadiah (1994: 2) merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut
sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Sehubungan dengan kompleksnya
kegiatan yang diperlukan untuk kegiatan menulis, maka menulis harus
dipelajari atau diperoleh melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-
sungguh.
Dengan demikian menulis adalah serangkaian proses kegiatan yang
kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam
bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang
disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian
kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk
disampaikan kepada pembaca.
Menurut The Liang Gie (1992: 17-18), unsur menulis terdiri atas
gagasan, tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi),
tatanan, dan wahana.
1) Gagasan
Topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang.
Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau pengetahuan
yang dimilikinya.
2) Tuturan
Merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca. Ada
bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
3) Tatanan
Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan
menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis harus
mengindahkan aturan-aturan dalam menulis.
15. 4) Wahana
Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata,
gramatika, retorika (seni memakai bahasa). Bagi penulis pemula, wahana
sering menjadi masalah. Mereka menggunakan kosakata, gramatika,
retorika yang masih sederhana dan terbatas. Untuk mengatasi hal
tersebut, seorang penulis harus memperkaya kosakata yang belum
diketahui artinya. Seorang penulis harus rajin menulis dan membaca.
David P. Haris dalam St.Y. Slamet (2007: 108) menjelaskan proses
menulis sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2)
bentuk karangan, (3) tata bahasa, (4) gaya, (5) ejaan dan tanda baca. Isi
karangan adalah gagasan dari penulis yang akan dikemukakan. Bentuk
karangan merupakan susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa adalah
kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat. Gaya
merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu
terhadap karangan itu. Ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara
penulisan lambang-lambang bahasa tertulis.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur menulis terdiri
atas pengungkapkan gagasan, tuturan yang digunakan penulis dalam
menyampaikan tulisannya, tatanan dalam penulisan, dan wahana yang berupa
kosakata, serta ejaan dan tanda baca.
Salah satu kegiatan menulis adalah menulis teks prosedur. Teks
prosedur merupakan salah satu bentuk karangan yang diterapkan dalam
proses pembelajaran yaitu dalam pelajaran bahasa Indonesia. Teks prosedur
adalah ragam wacana yang menceritakan proses pembuatan sesuatu.
Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal.
Menurut St.Y. Slamet (2007: 97) bahwa menulis merupakan
serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase
(tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi
karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan
16. tulisan). Sehubungan dengan hal itu DePorter dan Hernacki (2006: 194)
menyatakan ada tujuh tahapan dalam proses penulisan:
a) persiapan, yaitu mengelompokkan dan memulai menulis;
b) draft-kasar, yaitu mencari dan mengembangkan gagasan;
c) berbagi, memberikan draft tulisan untuk di baca orang lain dan
mendapatkan umpan balik;
d) perbaikan, yaitu memperbaiki tulisan;
e) penyuntingan, adalah memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan
tanda baca;
f) penulisan kembali, memasukkan isi yang baru dan perubahan
penyuntingan; dan
g) evaluasi, yaitu memeriksa apakah sudah selesai ataukah belum.
Gorys Keraf (2004: 38) menyatakan bahwa rangkaian aktivitas
menulis meliputi: a) pramenulis, b) penulisan draft, c) revisi, d)
penyuntingan, e) publikasi atau pembahasaan. Sementara itu Temple dkk.
(dalam Ahmad dan Darmiyati, 2002: 52) mengidentifikasi bahwa ada 4 tahap
perkembangan tulisan yang dialami oleh peserta didik, yaitu: prafonemik,
fonem.
Dalam standar isi Bahasa Inggris, menulis merupakan
mengungkapkan makna dalam teks tulis fungsional pendek sangat sederhana
untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat, yang meliputi :
1) Mengungkapkan makna gagasan dalam teks tulis fungsional pendek
sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat,
lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
2) Mengungkapkan langkah retorika dalam teks tulis fungsional pendek
sangat sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat,
lancar dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat.
17. B. Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Penulisan Teks Prosedur
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Bahasa Inggris
termasuk dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Alam
semesta. Pembelajaran untuk kelompok mata pelajaran ini dimaksudkan
untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan alam semesta
serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah
pengajaran. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru
atau yang lain untuk membelajarkan peserta didik yang belajar (Aan
Hasanah, 2012:95). Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan
sebagai bantuan kepada peserta didik didik yang dibatasi pada aspek
intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah
pengalaman peserta didik sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses
belajar (Aan Hasanah, 2012:98).
Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta
didik dan buku ajar (textbook). Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai
penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu
dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu
menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah
memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari
banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta
didik.
Hamalik (2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Briggs
bahwa Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh
kemudahan. Hamalik (2010) menjelaskan dengan mengutip pendapat Gagne
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal
peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar.
Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses
informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
18. mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-
cara merancang belajar agar peserta didik mampu belajar secara optimal.
Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah metoda pembelajaran. Menurut T. Raka Joni dalam Soli
Abimanyu (2008: 2-5) metoda adalah cara kerja yang bersifat relatif umum
yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Metoda merupakan cara
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Salah satu metoda pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan
hasil belajar adalah metoda ganbar dan gambar (Picture and picture).
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Dalam operasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama
lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis.
Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran
kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama di antara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Metoda ini dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks
prosedur bahasa Inggris untuk peserta didik di SMP. Oleh karena itu model
19. gambar dan gambar (Picture and Picture) ini akan sangat membantu
memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran terutama digunakan
dalam menulis teks prosedur. Melalui bimbingan guru, pengalaman-
pengalaman tersebut dituangkan melalui gambar dan gambar (Picture and
Picture ).
20. BAB III
PEMBAHASAN
Pembelajaran Membuat Teks Prosedur Dalam Bahasa Inggris Dengan
Model Picture and Picture
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah
menghasilkan belajar, atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Komponen-komponen sistem itu adalah pendidik, peserta didik,
materi pembelajaran, dan lingkungan belajar.
Hasil penggunaan pandangan sistem dalam pembelajaran adalah
memandang pentingnya peranan komponen-komponen di dalam proses
pembelajaran. Komponen-komponen itu harus berinteraksi secara efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen Pembelajaran menurut Suparman (1995) terdiri dari :
1) Tujuan
Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran adalah instructional effect biasanya berupa pengetahuan, dan
keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara.
Tujuan Pembelajaran Khusus dirumuskan akan mempermudah dalam
menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat. Setelah peserta didik
melakukan proses belajar,-mengajar, selain memperoleh hasil belajar, mereka
akan memperoleh dampak pengiring berupa pengetahuan, tenggang rasa,
kecermatan dalam berbahasa dan sebagainya.
2) Subjek belajar
Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama
karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena
peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar.
Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai
perubahan perilaku pada diri subyek belajar. Partisipasi aktif subyek belajar
dari pihak peserta didik berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.
21. Maka, diperlukan perencanaan pembelajaran yang efektif tentang diagnosis
kesulitan belajar dan analisis tugas.
3) Materi pelajaran.
Materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.
Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisir secara sistematis dan
dideskripsikan dengan jelas akan berpengaruh juga terhadap intensitas proses
pembelajaran. Materi dalam sistem pembelajaran berada dalam Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku sumber. Maka, pendidik
hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pelajaran agar
proses pembelajaran dapat berlangsung intensif.
4) Strategi pembelajaran
Dalam penerapan strategi pembelajaran pendidik perlu memilih model-model
pembelajaran yang tepat, metode mengajar yang sesuai dan teknik-teknik
mengajar yang menunjang pelaksanaan metode mengajar. Untuk menentukan
strategi pembelajaran yang tepat, pendidik mempertimbangkan akan tujuan,
karakteristik peserta didik, materi pelajaran dan sebagainya agar strategi
pembelajaran tersebut dapat berfungsi maksimal.
5) Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam
proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
Metode digunakan dalam kegiatan instruksional antara lain karena : (1) media
dapat memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata
menjadi dapat dilihat dengan jelas, (2) dapat menyajikan benda yang jauh dari
subyek belajar, (3) menyajikan peristiwa yang komplek, rumit dan
berlangsung cepat menjadi sistematik dan sederhana, sehingga mudah diikuti.
6) Penunjang
Komponen penunjang adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran,
bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen belajar berfungsi mem-
perlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.
22. Secara garis besar, ada 4 pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran
guru dengan peserta didik tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran
dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan peserta didik,
ketiga, pola (guru+media) dengan peserta didik. Keempat, pola media dengan
peserta didik atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan
pembelajaran yang disiapkan (Baby,2014).
Berdasarkan pola-pola pembelajaran di atas, maka pembelajaran bukan
hanya sekedar mengajar dengan satu pola, akan tetapi lebih dari pada itu seorang
guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi.
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain, bahwa proses
pembelajaran adalah proses yang berkesinambungan antara pembelajar dengan
segala sesuatu yang menunjang terjadinya perubahan tingkah laku. Dalam
mencapai proses yang berkesinambungan itulah diperlukan metode yang tepat
untuk diterapkan. Menurut HG. Tarigan (1991: 7) bahwa metode apapun yang
digunakan dalam pengajaran bahasa, jelas bahwa tujuan utamanya ialah agar para
peserta didik pembelajar terampil atau mampu berbahasa.
Ketepatan model Picture and Picture dalam pembelajaran menulis teks
prosedur pada mata pelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik menulis teks prosedur pada pelajaran bahasa Inggris. Adapun
langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Istarani
(2011:7) adalah sebagai berikut :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Pada tahapan ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka
peserta didik dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat
dicapai oleh peserta didik.
23. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum
permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik
perhatian peserta didik yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan
teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat peserta didik
untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan
materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar peserta didik ikut
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar
yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan
menghemat energi kita dan peserta didik akan lebih mudah memahami materi
yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
Guru menunjuk peserta didik secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif
dan peserta didik merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian,
sehingga peserta didik merasa memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta guru untuk diurutkan,
dibuat, atau di modifikasi peserta didik. Guru memberikan pertanyaan
mengenai alasan peserta didik dalam menentukan urutan gambar. Setelah itu
ajaklah peserta didik menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD
dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran
peserta didik dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi
dalam PBM semakin menarik. Dari alasan tersebut guru akan
mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar
ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan
meminta peserta didik lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain
24. dengan tujuan peserta didik mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa peserta
didik telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran, guru bersama
peserta didik mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
Menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan Picture and Picture
adalah sebagai berikut :
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture:
Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu. Peserta didik lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir karena peserta didik diajak guru
untuk menganalisa gambar yang ada.
Dapat meningkatkan tanggung jawab peserta didik, sebab guru menanyakan
alasan peserta didik mengurutkan gambar.
Pembelajaran lebih berkesan, sebab peserta didik dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture:
Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi peserta didik yang dimiliki.
Baik guru ataupun peserta didik kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
25. Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut
Istarani (2011:7) adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Hasil dari observasi awal yang telah diperoleh digunakan sebagai
bahan untuk merancang program tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Dalam menyusun rancangan program tindakan harus
memperhatikan tujuan pembelajaran, prosedur pelaksanaan, bahan dan isi
pelajaran, target hasil yang diharapkan, kriteria pencapaian dan format
evaluasi yang digunakan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka peserta didik dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-
indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Dalam hal ini dimisalkan tema yang akan diangkat adalah “How to
make orange juice?”
2. Guru Menyajikan materi sebagai pengantar
Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi
sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran
dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang
menarik perhatian peserta didik yang selama ini belum siap. Dengan motivasi
dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat peserta
didik untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
Materi pengantar dapat berupa apersepsi terkait materi yang telah
disampaikan sebelumnya. Materi pengantar disampaikan sebagai upaya
memberikan kerangka berfikir kepada peserta didik mengenai apa yang akan
dipelajari.
26. Perlu dihindarkan menjelaskan materi yang akan dipelajari secara
detail (rinci) dikesempatan awal. Penjelasan materi di awal pembelajaran
akan menyebabkan peserta didik melaksanakan kegiatan berikutnya secara
kaku, seperti robot. Karena seolah-olah sudah dituntun oleh penjelasan di
awal pembelajaran.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar peserta didik ikut
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar
yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar
kita akan menghemat energy kita dan peserta didik akan lebih mudah
memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai
guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video
atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
Perlu diperhatikan dalam pemilihan gambar:
Gambar cukup jelas dan kalau memungkinkan berwarna.
Gambar cukup besar sehingga bisa dilihat oleh semua peserta didik.
Gambar sudah dilengkapi dengan media untuk melekatkan pada papan
tulis, contoh: doubletape, lem, atau yang lainnya
Kalau gambar tidak cukup besar dan tidak dapat dilihat oleh semua
peserta didik dapat dilakukan variasi dalam pelaksanaan model belajar ini
sabagaimana dalam langkah empat.
Berikut ini beberapa contoh gambar model Picture and Picture dalam
konteks teks prosedur ”How to make orange juice?”
29. 4. Guru memanggil peserta didik secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
Guru menunjuk peserta didik secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif
dan peserta didik merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian,
sehingga peserta didik merasa memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan.
Apabila gambar tidak cukup besar sehingga tidak mampu dilihat oleh
semua siswa maka perlu dilaksanakan variasi dalam langkah keempat
sebagaimana berikut:
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil (4 atau 5 kelompok)
Gambar diperbanyak sejumlah kelompok dan dibagikan kepada masing-
masing kelompok.
Gambar dapat pula dibuat berbeda masing-masing kelompok namun
dengan tema yang sama yaitu mengenai banjir.
Masing-masing kelompok memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemilihan urutan gambar tersebut
Variasi dalam langkah kelima ini adalah masing-masing kelompok
mempresentasikan urutan gambar yang telah disusun dan menjelaskan
alasan/dasar pemilihan urutan gambar tersebut. Dalam memperkaya metoda
dan memperdalam materi guru juga bisa memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk bertanya, mengkoreksi, atau menambahkan presentasi dari
kelompok lain.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Setelah peserta didik mengungkapkan dasar pengurutan gambar maka
guru akan mengajak peserta didik menemukan rumus, tinggi, jalan cerita,
atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-
banyaknya peran peserta didik dan teman yang lain untuk membantu
30. sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta peserta didik lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan peserta didik
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator
yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa peserta didik telah menguasai indikator
yang telah ditetapkan.
7. Kesimpulan/rangkuman
Pada akhir pembelajaran, guru bersama peserta didik mengambil
kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran berdasarkan pembuatan teks
prosedur yang telah dibuat di lembar kerja (answer sheet). Demikian pula
pada proses menulis teks prosedur, peserta didik diharapkan bisa menulis teks
prosedur secara lengkap, baik awal teks prosedur, tengah, serta akhir teks
prosedur.
31. BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pembelajaran membuat teks prosedur merupakan serangkaian proses
kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan
menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat
memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa
menulis merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran
dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca
2. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam belajar
menulis yang baik diperlukan suatu metode. Salah satu metode yang dapat
dipakai adalah metode Picture and Picture. Penggunaan model Picture
and Picture akan memudahkan peserta didik dalam pembelajaran
khususnya dalam menulis teks prosedur bagi peserta didik SMP. Melalui
model Picture and Picture peserta didik lebih mudah dalam
mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan teks
prosedur. Metode ini merupakan sistem terbaru yang di desain sesuai
dengan kerja alami otak manusia. Metode Picture and Picture
menggunakan berbagai gambar dan warna yang akan menyeimbangkan
cara kerja kedua otak. Sehingga dengan metode ini dapat menjadikan
peserta didik senang untuk belajar bahasa Inggris
B. Saran
Penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran membuat
teks prosedur dalam Bahasa Inggris sangat baik digunakan sebagai alternatif
model pembelajaran membuat teks prosedur dalam pelajaran Bahasa Inggris.
32. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. Suparman. 1995. Tesis Kesenjangan Antara Hasil Pendidikan Tinggi
dan Jabatan Di Indonesia yang diambil dari
http://www.scribd.com/doc/61823481 /kesenjangan-antara-hasil-
pendidikan-tinggi-dan-jabatan-di-indonesia
Abimanyu,Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
Djuharie, Otong Setiawan. 2007. Genre dilengkapi 700 Soal Uji Pemahaman.
Yrama Yudha:Bandung.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan
Model Pembelajaran). (Medan: Media Persada, 2011)
Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
Petra Christian University. 2008. Kajian Teori Kemampuan.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual
=high&fname=/jiunkpe/s1/eman/2008/jiunkpe-ns-s1 Di unduh 7 September
2014
Sabarti, Akhadiah.1994. Kemampuan Menulis Bahas Indonesia, Jakarta :Erlangga
Santosa, Puji dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Soli Abimanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
St.Y. Slamet. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret Press.
Sudrajat,Akhmat 2008. Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat) Individu.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/kemampuan-individu/.
Diunduh, 26 Agustus 2014
Tarigan, Henry Guntur 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung:
Angkasa.
Yeti Mulyati, dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
33. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Nomor 20 Tahun
2003 tentang Standar Isi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Nomor 23 Tahun
2006 tentang SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan