SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PERTEMUAN 2
PERPAJAKAN 2
 PPh badan pembukuan - tarif pajak
 PPh badan pembukuan - PPh pasal 29, pasal
28 dan pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang
harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak
berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan
sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
Definisi
Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang
harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak
berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan
sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
Definisi
Subjek PPh Badan
Subjek pajak Badan atau subjek PPh Badan adalah setiap Badan Usaha yang diberikan
kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode bulan maupun tahun dan disetor
ke kas negara.
Jenis subjek badan dibedakan menjadi 2 yakni:
a. Subjek Pajak Dalam Negeri
Subjek pajak dalam negeri adalah badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
3. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat (Pempus) atau
Pemerintah Daerah (Pemda)
4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara
5. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
b. Subjek Pajak Luar Negeri
Sedangkan subjek pajak luar negeri adalah badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia.
Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat
menerima / memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha /
melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia, juga termasuk subjek pajak luar negeri
Tarif PPh Badan Terbaru Sesuai UU
HPP
 UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) bagian b
menyatakan bahwa tarif pajak yang dikenakan secara umum kepada WP Badan
adalah sebesar 28% sejak 2009.
 Kemudian tarif PPh Badan turun menjadi 25%. Tarif ini mulai diberlakukan untuk
tahun pajak 2010.
 Selanjutnya, pemerintah telah menurunkan tarif pajak penghasilan badan dari
sebelumnya sejak tahun 2020.
 Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan
Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk
Perseroan Terbatas, tarif PPh badan diturunkan.
 Aturan ini dikeluarkan untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No.
2/2020 tentang Penertapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu) No. 1/2020 tentang:
“Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang”
Melalui aturan baru ini, tarif Pajak Penghasilan Badan turun secara
bertahap yakni:
 22% berlaku pada 2020 dan 2021
 20% mulai berlaku pada 2022
Lebih rendah 3% untuk Perusahaan Terbuka (Tbk) tersebut, maka tarif pajak
penghasilan badan perseroan Tbk menjadi:
 19% pada 2020 dan 2022
 17% mulai pada 2023
Tarif Pajak Penghasilan Badan Berapa Persen dalam dalam UU HPP?
Seperti diketahui, ketentuan tarif pajak badan kembali direvisi melalui Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Melalui UU HPP ini, tarif PPh Badan berubah menjadi 22% mulai Tahun Pajak 2022.
Artinya, tarif PPh Badan terbaru ini lebih tinggi 2% dibanding tarif PPh Badan versi
peraturan sebelumnya pada UU No. 2/2020 tersebut yang sebesar 20%.
Jadi, pemerintah membatalkan penurunan tarif PPh Badan dari rencana semula hanya
sebesar 20% pada 2022. Atau dengan kata lain, pengenaan PPh 22% yang sudah
diberlakukan sejak 2020 dan 2021 itu diperpanjang lagi mulai 2022
Cara Penghitungan
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah
sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang
lalu dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong
dan/atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau
terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal
24, kemudian dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan
dalam bagian tahun pajak.
Cara Penghitungan
Pajak terutang
sesuai SPT.
• Dikurangi
Kredit pajak
dalam negeri.
• Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP)
• Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan)
Kredit pajak
luar negeri
(PPh 24).
• Dikurangi
Angsuran PPh
25 per tahun.
• Sama
Dengan
Angsuran PPh
25 per bulan.
• Dibagi 12
Penyetoran dan Pelaporan
PPh Pasal 25
Ketentuan perundang-undangan perpajakan mengatur penyetoran
dan pelaporan PPh Pasal 25 seperti berikut ini.
1. Pajak Penghasilan Pasal 25 dibayar/disetorkan
selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan
takwim berikutnya.
2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa paling lambat 20 (dua puluh) hari
setelah masa pajak berakhir dalam bentuk Surat
Setoran Pajak (SSP) lembar ketiga.
Penghitungan PPh Pasal 25 Dalam
Hal-hal Tertentu
Yang dimaksud dengan perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal-hal
tertentu adalah perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal:
1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;
3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun
yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang
ditentukan;
4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan;
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran
bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum
pembetulan; dan
6. terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib
Pajak.
Wajib Pajak Berhak atas Kompensasi
Kerugian
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dalam hal Wajib Pajak
berhak atas kompensasi kerugian adalah sebesar Pajak Penghasilan
yang dihitung dengan Dasar Perhitungan dikurangi dengan Pajak
Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta Pajak Penghasilan
yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal
24, kemudian dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian
Tahun Pajak.
Wajib Pajak Memperoleh Penghasilan Tidak
Teratur
Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka
dasar perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah hanya
penghasilan neto yang diterima atau diperoleh secara teratur menurut
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang
lalu.
.
PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa
dengan Hak Opsi, BUMN dan BUMD
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru
Wajib Pajak baru sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008
Tanggal 31 Desember 2008 yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009
adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang baru pertama kali
memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak
berjalan.
PPh Pasal 25 bagi WP Bank dan Sewa
dengan Hak Opsi
Besarnya angsuran Pajak Penghasilan dalam tahun pajak berjalan untuk
setiap bulan yang harus dibayar adalah sebesar Pajak Penghasilan yang
dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut
laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi Pajak
Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun
pajak yang lalu, dibagi 12 (dua belas).
PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa
dengan Hak Opsi, BUMN dan BUMD
PPh Pasal 25 bagi WP Bank dan Sewa dengan Hak Opsi
Contoh Penghitungan PPh Badan dengan Fasilitas Pengurangan dan tanpa fasilitas
pengurang Tarif Pasal 31E
a. Perhitungan PPh Badan Peredaran Bruto hingga Rp 50 Miliar
*22% tarif PPh Badan yang berlaku di 2021
b. Peredaran Bruto di atas Rp 50 miliar
Pajak Penghasilan badan terutang dengan peredaran bruto di atas Rp50 miliar akan dihitung
berdasarkan ketentuan umum atau tanpa fasilitas pengurangan tarif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa besar Pajak Penghasilan badan tetap adalah 22% x penghasilan
kena pajak.
*22% tarif Pajak Penghasilan Badan yang berlaku di 2021
Penghasilan Kotor (Bruto)
(Rp)
Tarif Pajak
Kurang dari Rp4,8 miliar 50% x *22% x Penghasilan Kena Pajak
Lebih dari Rp4.8 miliar s/d
Rp50 Miliar
[(50%x22%) x Penghasilan Kena Pajak yang Memperoleh
Fasilitas] + (22% x Penghasilan Kena Pajak Tidak Memperoleh
Fasilitas)
Pada tahun 2020, PT ANEKA memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 6M.
Selain itu, diketahui selama tahun berjalan tersebut, PT ANEKA memiliki
rincian beban dan pendapatan sebagai berikut :
a. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan bruto sebesar Rp 5,4 miliar.
b. Mendapatkan penghasilan lainnya sebesar Rp 50 juta.
c. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan lainnya sebesar Rp 30 juta.
d. Kompensasi kerugian fiskal dari tahun sebelumnya Rp 10 juta.
e. Kredit PPh Pasal 22 Rp 10 juta
f. Kredit PPh Pasal 23 Rp 20 juta
g. Kredit PPh Pasal 25 Rp 100 juta.
Berapa besaran PPh terutang PT ANEKA untuk dibayar dan dilaporkan pada
SPT Tahunan PPh Badan?
Ilustrasi
 Peredaran Bruto – Biaya 3M Peredaran Bruto = Penghasilan Neto
Rp 6.000.000.000 – Rp 5.400.000.000 = Rp 600.000.000
 Penghasilan lainnya – Biaya 3M Penghasilan Lainnya = Penghasilan Neto
Lainnya
Rp 50.000.000 – Rp 30.000.000 = Rp 20.000.000
Total Penghasilan Neto = Rp 600.000.000 + Rp 20.000.000
Total Penghasilan Neto = Rp 620.000.000
 Penghasilan Kena Pajak = Total Penghasilan Neto – Kompensasi Kerugian
Penghasilan Kena Pajak = Rp 620.000.000 – Rp 10.000.000
Penghasilan Kena Pajak PT ANEKA adalah sebesar Rp 610.000.000
Karena omzet peredaran bruto PT ANEKA di atas Rp 4,8 miliar, maka memperoleh
fasilitas pengurangan tarif:
 Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas
(Rp 4.800.000.000 x Rp 610.000.000) / Rp 6.000.000.000 = Rp 488.000.000
 Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak
memperoleh fasilitas
Rp 610.000.000 – Rp 488.000.000 = Rp 122.000.000
Maka, besaran PPh terutangnya adalah
 (50% x 22%) x Rp 488.000.000 = Rp 53.680.000
 22% x Rp 122.000.000 = Rp 26.840.000
Total PPh terutang = Rp 53.680.000 + Rp 26.840.000
PPh terutang PT ANEKA adalah sebesar Rp 80.520.000
PT ANEKA memiliki beberapa kredit pajak penghasilan yang sudah dibayar :
 PPh Pasal 22 + PPh Pasal 23 + PPh Pasal 25
Rp10.000.000 + Rp20.000.000 + Rp100.000.000
Maka, PPh terutang dikurangi dengan total kredit pajak tersebut.
Rp 80.520.000 – Rp 130.000.000 = (Rp 49.480.000)
Dalam hal ini, ANEKA memiliki lebih bayar pajak (PPh psl 28) sebesar Rp
49.480.000
Apabila PPh lebih bayar, maka wajib pajak badan dapat mengajukan permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau permohonan untuk
memperhitungkan dengan utang pajak lain, sebelum Direktur Jenderal Pajak
memberikan keputusan mengenai pengembalian atau perhitungan kelebihan tersebut
(Waluyo : 2018 ;323).
Pada tahun 2020, PT ANEKA memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 60
Miliar. Selain itu, diketahui selama tahun berjalan tersebut, PT ANEKA memiliki
rincian beban dan pendapatan sebagai berikut:
a. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan bruto sebesar Rp 54 miliar.
b. Mendapatkan penghasilan lainnya sebesar Rp 500 juta.
c. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan lainnya sebesar Rp 300 juta.
d. Kompensasi kerugian fiskal dari tahun sebelumnya Rp 100 juta.
e. Kredit PPh Pasal 22 Rp 100 juta.
f. Kredit PPh Pasal 23 Rp 400 juta
g. Kredit PPh Pasal 25 Rp 500 juta.
Berapa besaran PPh terutang PT ANEKA untuk dibayar dan dilaporkan pada SPT
Tahunan PPh Badan?
 Peredaran Bruto – Biaya 3M Peredaran Bruto = Penghasilan Neto
Rp 60.000.000.000 – Rp 54.000.000.000 = Rp 6.000.000.000
 Penghasilan lainnya – Biaya 3M Penghasilan Lainnya = Penghasilan Neto
Lainnya
Rp 500.000.000 – Rp 300.000.000 = Rp 200.000.000
Total Penghasilan Neto = Rp 6.000.000.000 + Rp 200.000.000
Total Penghasilan Neto = Rp 6.200.000.000
 Penghasilan Kena Pajak = Total Penghasilan Neto – Kompensasi
Kerugian
Penghasilan Kena Pajak = Rp 6.200.000.000 – Rp 100.000.000
Penghasilan Kena Pajak PT ANEKA adalah sebesar Rp 6.100.000.000
Karena omzet peredaran bruto PT ANEKA di atas Rp 50 miliar, maka tidak
memperoleh fasilitas pengurangan tarif sehingga penghitungannya:
22% x Penghasilan Kena Pajak
22% x Rp 6.100.000.000 = Rp 1.342.000.000
PPh terutang PT ANEKA adalah sebesar Rp 1.342.000.000
PT ANEKA memiliki beberapa kredit pajak penghasilan yang sudah dibayar:
 PPh Pasal 22 + PPh Pasal 23 + PPh Pasal 25
Rp 100.000.000 + Rp 400.000.000 + Rp 500.000.000
Maka, PPh terutang dikurangi dengan total kredit pajak tersebut.
Rp 1.342.000.000 – Rp 1.000.000.000= Rp 342.000.000
Dalam hal ini, PT ANEKA masih harus membayar pajak (PPh psl 29) sebesar
Rp 342.000.000
Setelah mendapatkan nominal PPh kurang bayar, wajib pajak badan kemudian
dapat menyetorkan dan melaporkan SPT Tahunan PPh Badan pada negara. Proses
setor dan lapor ini dapat dilakukan melalui situs resmi DJP di e-SPT.
Ilustrasi PPh 25
SPT PPh tahun 2018 milik Yudhistira menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang terutang sebesar Rp
75.000.000,-. Pajak penghasilan Yudhistira telah dipotong oleh pemberi kerja (PPh 21) sebesar Rp
25.000.000,-, dipungut oleh pihak lain (PPh 22 dan 23) sebesar Rp 37.500.000,-, dan pajak LN yang
dapat dia kreditkan sebesar Rp 2.500.000,-.
a. Berapakah besar angsuran PPh 25 yang harus dibayarkan Yudhistira tiap bulan?
b. Bagaimana jika nilai pajak di atas hanya berkaitan dengan penghasilan 6 bulan?
Jawaban :
a.
b. Angsuran PPh 25 per bulan = 10.000.000/6
= Rp 1.666.666,67
P
ajakterutang 75.000.000,00
K
reditP
P
h21 (25.000.000,00)
K
reditP
P
h22dan23 (37.500.000,00)
K
reditP
P
h24 (2.500.000,00)
T
otalangsuranP
P
h25selam
a2018 10.000.000,00
A
ngsuranP
P
h25perbulan 833.333,33
Pencatatan Transaksi PPh 25
Pencatatan angsuran pajak periode berjalan dapat dilakukan dengan dua
pendekatan :
Pembebanan akhir tahun  Dicatat sebagai pembayaran pajak di muka.
Pembebanan langsung  Dicatat sebagai beban pajak kini.
Kedua pendekatan akan mempengaruhi jurnal pada akhir periode.
PT. Bumicakra melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan melakukan
pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember tahun
lalu PT. Bumicakra membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00,
sedangkan berdasar SPT tahun ini PT. Bumicakra akan membayarkan angsuran
sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan. Bagaimanakah PT. Bumicakra membuat jurnal di
setiap bulannya, dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau
pendekatan pembebanan langsung?
Jawaban :
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Angsuran Pajak)
P
endekatanpem
bebananakhirtahun P
endekatanpem
bebananlangsung
B
ulanJanuaridanF
ebruari B
ulanJanuaridanF
ebruari
P
ajakdibayardim
ukaP
P
h25 13.200.000 B
ebanpajakkini 13.200.000
K
as 13.200.000 K
as 13.200.000
B
ulanM
aret-D
esem
ber B
ulanM
aret-D
esem
ber
P
ajakdibayardim
ukaP
P
h25 15.750.000 B
ebanpajakkini 15.750.000
K
as 15.750.000 K
as 15.750.000
PPh Badan dan Angsuran PPh Pasal 25

More Related Content

Similar to PPh Badan dan Angsuran PPh Pasal 25

Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...
Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...
Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...LilisNofitaSari
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Icha Icha
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalSidik Abdullah
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Myla Rezietha
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Almira Agusta
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.pptCesiliaArum1
 
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.pptCesiliaArum1
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) Umiatulazizah
 
Makalah ringkas
Makalah ringkasMakalah ringkas
Makalah ringkascyanmemah
 
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdf
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdfPMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdf
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdfPGGTCAT
 
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajak
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajakPenagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajak
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajakNurulUkhuwaNadia
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxIrwanMusic
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxmatius7
 

Similar to PPh Badan dan Angsuran PPh Pasal 25 (20)

Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...
Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...
Lilis Nofita Sari_Cara Mendapatkan Insentif PPh Pasal 21 DTP Pegawai Tetap Ga...
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
Pajak Penghasilan Pasl 21. 22, 24, 25 dan 26
 
Tax flash mar 2022
Tax flash mar 2022Tax flash mar 2022
Tax flash mar 2022
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
 
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt
10- Pajak Penghasilan Pasal 25.ppt
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
 
Makalah ringkas
Makalah ringkasMakalah ringkas
Makalah ringkas
 
Makalah ptkp1
Makalah ptkp1Makalah ptkp1
Makalah ptkp1
 
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdf
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdfPMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdf
PMK-86 INSENTIF PAJAK LUAS_Rev.4.5.pdf
 
PAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptxPAJAK KOPERASI.pptx
PAJAK KOPERASI.pptx
 
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajak
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajakPenagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajak
Penagihan piutang pajak di masa pandemi sebagai upaya menambah penerimaan pajak
 
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptxRevisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
Revisi Tugas Kelompok 2_Perpajakan.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

PPh Badan dan Angsuran PPh Pasal 25

  • 2.  PPh badan pembukuan - tarif pajak  PPh badan pembukuan - PPh pasal 29, pasal 28 dan pasal 25
  • 3. Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan. Definisi
  • 4. Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan. Definisi
  • 5. Subjek PPh Badan Subjek pajak Badan atau subjek PPh Badan adalah setiap Badan Usaha yang diberikan kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode bulan maupun tahun dan disetor ke kas negara. Jenis subjek badan dibedakan menjadi 2 yakni: a. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek pajak dalam negeri adalah badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria: 1. Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan 2. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 3. Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah Pusat (Pempus) atau Pemerintah Daerah (Pemda) 4. Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara 5. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak b. Subjek Pajak Luar Negeri Sedangkan subjek pajak luar negeri adalah badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima / memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha / melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia, juga termasuk subjek pajak luar negeri
  • 6. Tarif PPh Badan Terbaru Sesuai UU HPP  UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) bagian b menyatakan bahwa tarif pajak yang dikenakan secara umum kepada WP Badan adalah sebesar 28% sejak 2009.  Kemudian tarif PPh Badan turun menjadi 25%. Tarif ini mulai diberlakukan untuk tahun pajak 2010.  Selanjutnya, pemerintah telah menurunkan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya sejak tahun 2020.  Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbatas, tarif PPh badan diturunkan.  Aturan ini dikeluarkan untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No. 2/2020 tentang Penertapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang (Perpu) No. 1/2020 tentang: “Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang”
  • 7. Melalui aturan baru ini, tarif Pajak Penghasilan Badan turun secara bertahap yakni:  22% berlaku pada 2020 dan 2021  20% mulai berlaku pada 2022 Lebih rendah 3% untuk Perusahaan Terbuka (Tbk) tersebut, maka tarif pajak penghasilan badan perseroan Tbk menjadi:  19% pada 2020 dan 2022  17% mulai pada 2023 Tarif Pajak Penghasilan Badan Berapa Persen dalam dalam UU HPP? Seperti diketahui, ketentuan tarif pajak badan kembali direvisi melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Melalui UU HPP ini, tarif PPh Badan berubah menjadi 22% mulai Tahun Pajak 2022. Artinya, tarif PPh Badan terbaru ini lebih tinggi 2% dibanding tarif PPh Badan versi peraturan sebelumnya pada UU No. 2/2020 tersebut yang sebesar 20%. Jadi, pemerintah membatalkan penurunan tarif PPh Badan dari rencana semula hanya sebesar 20% pada 2022. Atau dengan kata lain, pengenaan PPh 22% yang sudah diberlakukan sejak 2020 dan 2021 itu diperpanjang lagi mulai 2022
  • 8. Cara Penghitungan Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, kemudian dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
  • 9. Cara Penghitungan Pajak terutang sesuai SPT. • Dikurangi Kredit pajak dalam negeri. • Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP) • Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan) Kredit pajak luar negeri (PPh 24). • Dikurangi Angsuran PPh 25 per tahun. • Sama Dengan Angsuran PPh 25 per bulan. • Dibagi 12
  • 10. Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 25 Ketentuan perundang-undangan perpajakan mengatur penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 25 seperti berikut ini. 1. Pajak Penghasilan Pasal 25 dibayar/disetorkan selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan takwim berikutnya. 2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir dalam bentuk Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ketiga.
  • 11. Penghitungan PPh Pasal 25 Dalam Hal-hal Tertentu Yang dimaksud dengan perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal-hal tertentu adalah perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal: 1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian; 2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur; 3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan; 4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; 5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan; dan 6. terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.
  • 12. Wajib Pajak Berhak atas Kompensasi Kerugian Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dalam hal Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung dengan Dasar Perhitungan dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, kemudian dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian Tahun Pajak. Wajib Pajak Memperoleh Penghasilan Tidak Teratur Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka dasar perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah hanya penghasilan neto yang diterima atau diperoleh secara teratur menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu. .
  • 13. PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa dengan Hak Opsi, BUMN dan BUMD PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru Wajib Pajak baru sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 255/PMK.03/2008 Tanggal 31 Desember 2008 yang diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009 adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan. PPh Pasal 25 bagi WP Bank dan Sewa dengan Hak Opsi Besarnya angsuran Pajak Penghasilan dalam tahun pajak berjalan untuk setiap bulan yang harus dibayar adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12 (dua belas).
  • 14. PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa dengan Hak Opsi, BUMN dan BUMD PPh Pasal 25 bagi WP Bank dan Sewa dengan Hak Opsi
  • 15. Contoh Penghitungan PPh Badan dengan Fasilitas Pengurangan dan tanpa fasilitas pengurang Tarif Pasal 31E a. Perhitungan PPh Badan Peredaran Bruto hingga Rp 50 Miliar *22% tarif PPh Badan yang berlaku di 2021 b. Peredaran Bruto di atas Rp 50 miliar Pajak Penghasilan badan terutang dengan peredaran bruto di atas Rp50 miliar akan dihitung berdasarkan ketentuan umum atau tanpa fasilitas pengurangan tarif. Jadi dapat disimpulkan bahwa besar Pajak Penghasilan badan tetap adalah 22% x penghasilan kena pajak. *22% tarif Pajak Penghasilan Badan yang berlaku di 2021 Penghasilan Kotor (Bruto) (Rp) Tarif Pajak Kurang dari Rp4,8 miliar 50% x *22% x Penghasilan Kena Pajak Lebih dari Rp4.8 miliar s/d Rp50 Miliar [(50%x22%) x Penghasilan Kena Pajak yang Memperoleh Fasilitas] + (22% x Penghasilan Kena Pajak Tidak Memperoleh Fasilitas)
  • 16. Pada tahun 2020, PT ANEKA memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 6M. Selain itu, diketahui selama tahun berjalan tersebut, PT ANEKA memiliki rincian beban dan pendapatan sebagai berikut : a. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan bruto sebesar Rp 5,4 miliar. b. Mendapatkan penghasilan lainnya sebesar Rp 50 juta. c. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya sebesar Rp 30 juta. d. Kompensasi kerugian fiskal dari tahun sebelumnya Rp 10 juta. e. Kredit PPh Pasal 22 Rp 10 juta f. Kredit PPh Pasal 23 Rp 20 juta g. Kredit PPh Pasal 25 Rp 100 juta. Berapa besaran PPh terutang PT ANEKA untuk dibayar dan dilaporkan pada SPT Tahunan PPh Badan? Ilustrasi
  • 17.  Peredaran Bruto – Biaya 3M Peredaran Bruto = Penghasilan Neto Rp 6.000.000.000 – Rp 5.400.000.000 = Rp 600.000.000  Penghasilan lainnya – Biaya 3M Penghasilan Lainnya = Penghasilan Neto Lainnya Rp 50.000.000 – Rp 30.000.000 = Rp 20.000.000 Total Penghasilan Neto = Rp 600.000.000 + Rp 20.000.000 Total Penghasilan Neto = Rp 620.000.000  Penghasilan Kena Pajak = Total Penghasilan Neto – Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak = Rp 620.000.000 – Rp 10.000.000 Penghasilan Kena Pajak PT ANEKA adalah sebesar Rp 610.000.000
  • 18. Karena omzet peredaran bruto PT ANEKA di atas Rp 4,8 miliar, maka memperoleh fasilitas pengurangan tarif:  Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas (Rp 4.800.000.000 x Rp 610.000.000) / Rp 6.000.000.000 = Rp 488.000.000  Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas Rp 610.000.000 – Rp 488.000.000 = Rp 122.000.000 Maka, besaran PPh terutangnya adalah  (50% x 22%) x Rp 488.000.000 = Rp 53.680.000  22% x Rp 122.000.000 = Rp 26.840.000 Total PPh terutang = Rp 53.680.000 + Rp 26.840.000 PPh terutang PT ANEKA adalah sebesar Rp 80.520.000
  • 19. PT ANEKA memiliki beberapa kredit pajak penghasilan yang sudah dibayar :  PPh Pasal 22 + PPh Pasal 23 + PPh Pasal 25 Rp10.000.000 + Rp20.000.000 + Rp100.000.000 Maka, PPh terutang dikurangi dengan total kredit pajak tersebut. Rp 80.520.000 – Rp 130.000.000 = (Rp 49.480.000) Dalam hal ini, ANEKA memiliki lebih bayar pajak (PPh psl 28) sebesar Rp 49.480.000 Apabila PPh lebih bayar, maka wajib pajak badan dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak atau permohonan untuk memperhitungkan dengan utang pajak lain, sebelum Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan mengenai pengembalian atau perhitungan kelebihan tersebut (Waluyo : 2018 ;323).
  • 20. Pada tahun 2020, PT ANEKA memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 60 Miliar. Selain itu, diketahui selama tahun berjalan tersebut, PT ANEKA memiliki rincian beban dan pendapatan sebagai berikut: a. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan bruto sebesar Rp 54 miliar. b. Mendapatkan penghasilan lainnya sebesar Rp 500 juta. c. Pengeluaran biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lainnya sebesar Rp 300 juta. d. Kompensasi kerugian fiskal dari tahun sebelumnya Rp 100 juta. e. Kredit PPh Pasal 22 Rp 100 juta. f. Kredit PPh Pasal 23 Rp 400 juta g. Kredit PPh Pasal 25 Rp 500 juta. Berapa besaran PPh terutang PT ANEKA untuk dibayar dan dilaporkan pada SPT Tahunan PPh Badan?
  • 21.  Peredaran Bruto – Biaya 3M Peredaran Bruto = Penghasilan Neto Rp 60.000.000.000 – Rp 54.000.000.000 = Rp 6.000.000.000  Penghasilan lainnya – Biaya 3M Penghasilan Lainnya = Penghasilan Neto Lainnya Rp 500.000.000 – Rp 300.000.000 = Rp 200.000.000 Total Penghasilan Neto = Rp 6.000.000.000 + Rp 200.000.000 Total Penghasilan Neto = Rp 6.200.000.000  Penghasilan Kena Pajak = Total Penghasilan Neto – Kompensasi Kerugian Penghasilan Kena Pajak = Rp 6.200.000.000 – Rp 100.000.000 Penghasilan Kena Pajak PT ANEKA adalah sebesar Rp 6.100.000.000
  • 22. Karena omzet peredaran bruto PT ANEKA di atas Rp 50 miliar, maka tidak memperoleh fasilitas pengurangan tarif sehingga penghitungannya: 22% x Penghasilan Kena Pajak 22% x Rp 6.100.000.000 = Rp 1.342.000.000 PPh terutang PT ANEKA adalah sebesar Rp 1.342.000.000
  • 23. PT ANEKA memiliki beberapa kredit pajak penghasilan yang sudah dibayar:  PPh Pasal 22 + PPh Pasal 23 + PPh Pasal 25 Rp 100.000.000 + Rp 400.000.000 + Rp 500.000.000 Maka, PPh terutang dikurangi dengan total kredit pajak tersebut. Rp 1.342.000.000 – Rp 1.000.000.000= Rp 342.000.000 Dalam hal ini, PT ANEKA masih harus membayar pajak (PPh psl 29) sebesar Rp 342.000.000 Setelah mendapatkan nominal PPh kurang bayar, wajib pajak badan kemudian dapat menyetorkan dan melaporkan SPT Tahunan PPh Badan pada negara. Proses setor dan lapor ini dapat dilakukan melalui situs resmi DJP di e-SPT.
  • 24. Ilustrasi PPh 25 SPT PPh tahun 2018 milik Yudhistira menunjukkan bahwa pajak penghasilan yang terutang sebesar Rp 75.000.000,-. Pajak penghasilan Yudhistira telah dipotong oleh pemberi kerja (PPh 21) sebesar Rp 25.000.000,-, dipungut oleh pihak lain (PPh 22 dan 23) sebesar Rp 37.500.000,-, dan pajak LN yang dapat dia kreditkan sebesar Rp 2.500.000,-. a. Berapakah besar angsuran PPh 25 yang harus dibayarkan Yudhistira tiap bulan? b. Bagaimana jika nilai pajak di atas hanya berkaitan dengan penghasilan 6 bulan? Jawaban : a. b. Angsuran PPh 25 per bulan = 10.000.000/6 = Rp 1.666.666,67 P ajakterutang 75.000.000,00 K reditP P h21 (25.000.000,00) K reditP P h22dan23 (37.500.000,00) K reditP P h24 (2.500.000,00) T otalangsuranP P h25selam a2018 10.000.000,00 A ngsuranP P h25perbulan 833.333,33
  • 25. Pencatatan Transaksi PPh 25 Pencatatan angsuran pajak periode berjalan dapat dilakukan dengan dua pendekatan : Pembebanan akhir tahun  Dicatat sebagai pembayaran pajak di muka. Pembebanan langsung  Dicatat sebagai beban pajak kini. Kedua pendekatan akan mempengaruhi jurnal pada akhir periode.
  • 26. PT. Bumicakra melaporkan SPT pada pertengahan Maret setiap tahun dan melakukan pembayaran angsuran PPh 25 berdasar pelaporan tersebut. Di bulan Desember tahun lalu PT. Bumicakra membayarkan angsuran pajak sebesar Rp 13.200.000,00, sedangkan berdasar SPT tahun ini PT. Bumicakra akan membayarkan angsuran sebesar Rp 15.750.000,00 per bulan. Bagaimanakah PT. Bumicakra membuat jurnal di setiap bulannya, dengan menggunakan pendekatan pembebanan akhir tahun atau pendekatan pembebanan langsung? Jawaban : Ilustrasi (Pencatatan Transaksi Angsuran Pajak) P endekatanpem bebananakhirtahun P endekatanpem bebananlangsung B ulanJanuaridanF ebruari B ulanJanuaridanF ebruari P ajakdibayardim ukaP P h25 13.200.000 B ebanpajakkini 13.200.000 K as 13.200.000 K as 13.200.000 B ulanM aret-D esem ber B ulanM aret-D esem ber P ajakdibayardim ukaP P h25 15.750.000 B ebanpajakkini 15.750.000 K as 15.750.000 K as 15.750.000