Dokumen tersebut membahas tentang sengkala, yaitu sistem penanggalan Jawa yang menggunakan kata-kata atau gambar yang mewakili angka tahun. Terdapat empat jenis sengkala yaitu lamba, miring, memet, dan sastra. Sengkala lamba menggunakan kata-kata sederhana dengan masing-masing memiliki nilai angka tertentu sehingga dapat digabungkan untuk merepresentasikan angka tahun.
1. SENGKALAN
Dalam Bahasa Jawa, tembungsengkala berarti 1) kecelakaan, halangan, 2) angka tahun yang dilambangkan dengan kata-kata, atau
gambar yang mempunyai makna. Dalamartikel ini, akan dibahas sengkala dalam arti angka tahun yang dilambangkan dengan kata-kata
atau gambar yang mempunyai makna.
Kata sengkalan ini berasal dari kata saka , dan kala . Saka adalah nama suku (Caka ) dari India yang pernah migrasi ke Jawa, dan kala
yang berarti waktu, atau tahun. Jadi saka kala berarti Tahun Saka. Tahun Saka dimulai sejak Raja Saliwahana, Ajisaka, naik tahta, pada
tahun 78 Masehi. Tembungsaka berubah bunyi menjadi sangka , lalu berubah menjadi sengka.Tembung sengka diikuti tembung kala ,
menjadi sengkala .
Ada surya sengkala , yaitu sengkalan yang dibuat berdasar kalender surya (solar calendar), misalnya Tahun Masehi. Ada juga candra
sengkala yang dibuat berdasar kalender bulan (lunar calendar ), misalnya kalender IslamHijriyah atau Kalender Jawa. Sengkalan boleh
memakai kalender Masehi, Islam, atau Jawa.
Sengkalan dapat dipakai untuk menandai lahirnya seseorang, berdirinya suatu lembaga, daerah, kota, negara, atau berdirinya suatu
bangunan (istana, kantor, gapura). Bisa juga untuk menandai kematian, berakhir, bubar, atau ditutupnya suatu lembaga.
Ada sengkalanlamba, miring, memet , dan sastra . Sengkalan lamba mempergunakan kata-kata yang sederhana , misalnya "Buta Lima
Naga Siji". Buta berwatak 5, lima berwatak 5, naga berwatak 8, dan siji berwatak 1, setelah digabung menjadi 5581, lalu dibalik, berarti
tahun 1855.
Sengkalan miring merupakan sengkalan lamba juga, tetapi mempergunakan kata-kata miring (padanan), yang lebih rumit daripada
sengkalan lamba. Misalnya sengkalan "Lungiding Wasita Ambuka Bawana ". Kata lungid berarti tajam; yang dimaksud adalah tajamnya
senjata (gaman ), gaman mempunyai watak 5. Kata wasita berarti pitutur jati , atau nasihat suci; pitutur jati berkaitan dengan resi, wiku ,
atau pandhita yang berwatak 7. Yang dimaksud dengan kata ambuka, adalah lawang atau gapura yang berwatak 9, dan kata bawana
maksudnya adalah bumi yang berwatak 1. Diperoleh angka 5791, yang berarti tahun 1975.
Contoh lain, misalnya "Naga Salira Ambuka Bumi ". Naga dan salira merupakan lambang angka 8, ambuka lambang 9, dan bumi
lambang 1. Jadi tersusun 8891. Susunan angka ini harus dibalik, sehingga menjadi tahun 1988.
Menurut buku Babad Tanah Jawi (sejarah Majapahit), runtuhnya kerajaan Majapahit ditandai dgn sengkalan "Sirna Ilang Kretaning
Bumi" , masing-masing menunjukkan angka 0, 0, 4, dan 1, lalu dibalik menjadi 1400 Tahun Saka atau 1478 M. Gedung DPRD Wonosobo
diberi sengkalan "Sabda Pandhawa Raga Nyawiji ", karena didirikan pada tahun 1957. Contoh lain, misalnya ada orang yang lahir pada
tahun 2011 M. Mula-mula angka ini dibalik menjadi 1102, lalu pilih kata yang dianggap cocok, misalnya "Aji Budaya Muluk Samya ".
Artinya: nilai budaya yg terbang (manfaat, berkembang) bersama sesama.
Sengkalanmemet memakai lukisan, gambar, atau ornamen, atau memakai Huruf Jawa. Sengkalan memet dapat dijumpai pada arca, candi,
atau gedung.
Di bagian bagian atas gapura magangan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada ornamen dua naga, yang ekornya ke mengarah atas, lalu
melilit, menyatu. Ornamen ini dibaca "Dwi Naga Ngrasa Tunggal" .Dwi berwatak 2, naga berwatak 8, ngrasa berwatak 6, dan tunggal
berwatak 1. Diperoleh susunan angka 2, 8, 6, dan 1,sehingga diperoleh tahun 1682, yaitu saat dibangunnya bagian itu.
Di kraton Surakarta, ada ornamen yang dibaca "Naga Muluk Tinitihan Janma" .Naga berwatak 8, muluk (terbang) berwatak 0, tinitihan
(ditunggangi) berwatak 7, dan janma (manusia) berwatak 1; setelah digabung menjadi 8071, setelah dibalik menjadi 1708.
Sengkalan merupakan chronogram (Yunani; chrono : waktu, gramma : huruf). Chronogram adalah kalimat yang menyembunyikanangka-
angka, yang berkaitan dengan tahun. Sebagai contoh, kalimat AM ORE M ATV RI TAS, jika diambil huruf ygbold , menjadi MMVI,
lambang angka Romawi untuk tahun 2006. M y D ay C losed II n I mmortality, adalah chronogram , yang menunjukkan tahun wafatnya
Ratu Elizabeth I, MDCIII= 1603.
Berikut adalah tembung (kata) dan wataknya.
Watak 1 (satu)
Benda atau sifat yang berwatak 1, adalah:
1. Cacahnya satu: aji (harga, nilai), bangsa , bathara , budaya, budi , dewa , dhara (perut), gusti, hyang,nabi,narendra , narpa (raja),
narpati (raja), nata (raja), pangeran, praja (negara), raja, ratu. swarga (surga), tata (aturan), wani (berani), wiji (biji), urip (hidup).
2 Bentuknya bulat: bawana (bumi), bumi , candra (bulan), jagad (bumi), kartika (bintang), rat (bumi), srengenge (matahari), surya
(matahari), wulan (bulan).
3. Berarti ‘satu’:eka, nyawiji (menyatu) ,siji, tunggal.
4. Berarti ‘orang’:janma, jalma, manungsa, tyas, wong
Watak 2 (dua)
Benda atau sifat yang berwatak 2, adalah:
1. Cacahnya dua: asta (tangan), kuping, mata, netra, paningal (mata), soca (mata), swiwi (sayap), talingan (telinga), sungu (tanduk),
supit.
2. Fungsi no 1 di atas:ndeleng (melihat), ndulu (melihat), ngrungu (mendengar)
3. Berarti ‘dua’:apasang, dwi, kalih, kembar, penganten.
Watak 3 (tiga)
1.Berarti ‘api’: agni , dahana , geni , pawaka , puji
2. Sifat api:benter (panas), murub (menyala), kukus (asap), panas ,sorot , sunar (sinar, cahaya), urub (nyala).
3. Berarti ‘tiga’:hantelu, mantri , tiga, tri, trisula, trima, ujwala, wredu
Watak 4 (empat)
1. Berkaitan dengan air:bun (embun), her ,tirta, toya, samodra, sendang, segara (laut), sindang, tasik (laut), wedang, udan.
2. Berarti ‘empat’:papat, pat, catur, sekawan, keblat, warna (kasta)
3. Berarti ‘bekerja’:karya, karta, kirti, kretaning, pakarti
Watak 5 (lima)
1. Cacahnya lima: cakra (roda), driya (indra), indri, indriya, pandawa
2. Berarti ‘raksasa’: buta , danawa, diyu, raseksa, raseksi, wisaya, yaksa
3. Berarti ‘senjata’:bana, gaman , panah, pusaka, sara, jemparing , warajang, lungid (tajam)
4. Berarti ‘angin’: angin , bayu, samirana, maruta, sindung
5. Berarti ‘lima’:lima , gangsal, panca, pandawa
2. Watak 6 (enam)
1.Berkaitan dengan ‘rasa’:amla, asin, dura, gurih, kecut, legi , pait, pedes, rasa, sinesep, tikta
2. Benda ‘asal rasa’:gendis, gula, uyah
3. Berarti‘enam’: nem, retu (enam tahun), sad,
4. Hewan ‘berkaki enam’:bramara, hangga-hangga (laba-laba), kombang, semut , tawon
Watak 7 (tujuh)
1.Berkaitan dengan ‘petapa’:biksu, dhita, dwija, muni , pandhita, resi, sabda, suyati wiku, yogiswara, wasita
2. Berarti ‘kuda’: aswa, jaran, kapal, kuda, turangga , wajik.
3. Berarti ‘gunung’:ancala , ardi, arga, giri, gunung, prawata, wukir
4. Berarti ‘tujuh’:pitu, sapta,
Watak 8 (delapan)
1. Berkaitan dengan ‘hewan melata’: bajul, baya, bunglon, cecak, menyawak, slira, tanu, murti.
2. Berarti ‘gajah’: gajah, dirada , dwipangga, esthi, kunjara, liman, matengga
3. Berarti ‘naga’:naga, sawer, taksaka , ula
4. Berarti delapan: asta, wolu
Watak 9 (sembilan)
1. Benda ‘berlubang’: ambuka, babahan, butul (tembus), dwara, gapura, gatra (wujug), guwa, lawang, rong, song, trusta, wiwara,
wilasita,
2. Berarti ‘sembilan’: nawa, raga, rumaga, sanga.
Watak 0 (nol)
1. Bersifat tidak ada atau hampa:asat, boma, gegana, ilang , murca (hilang) , musna , nir (tanpa), sirna (hilang), suwung,sunya, tan,
umbul (melayang).
2. Berarti ‘langit’:akasa, gegana, dirgantara, langit, swarga, tawang ;
3. Sifat langit:duwur, inggil, luhur
4. Bersifat menuju langit: tumenga, mumbul, muluk, mesat
Untuk membuat sengkalan, kalimat harus punya makna yang utuh, puitis, dan indah.
SENGKALAN
Yaiku cathetan ngkaning taun gambar/ pepethan utawa tetembungan. Sing awujud gambar utawa pepethan diarani sengkalan memet, dene sing
awujud tetembungan diarani sengkalan lamba.
Ing ngisor iki sing karembug mung sengkalan lamba. Sengkalan kang migunakake tembung-embung sing dianggep duwe watak wilangan.
Watak 1, yaiku Allah, Gusti, manungsa, srengenge, lintang, rembulan, bumi, kawula, wutuh, bunder, wngun, nyt, wani, urip, sirah, ati,
buntut.
Watak 2, yaiku suku, tangan, mripat, kuping, lis, pipi, swiwi, sungut, pengnten, gandheng, bau, nyembh, ndulu, sarakit.
Watak 3, yaiku geni, panas, banter, ati, kukus, guna, cacing, paprangan, rananggana, kobar, murub, pindha.
Watak 4, yaiku sumber, sumur, tlaga, tuk, karya, kanggo, udan, embun, segara, ngumbah, warih, kali, dadi, suci, resik, bening, keblat,
jaman
Watak 5, yaiku sangsaya, galak, guling, turu, buta, yaksa, marga, pandhawa, landhep, lungid, panah, perang, angin, gaman, alas, tata,
srana.
Watak 6, yaiku mangsa, wektu, mangan, endah, rasane, madu, legi, kecut, pait, sepet, sad, wayang, gandrung, ilat, obah, kayu, geger,
tawon, kombang.
Watak 7, yaiku pandhita, resi, gunung, numpak, turangga, jran, suka, wekas, wulang, swara, uni, gedhe.
Watak 8, yaiku hasth, ula, sawer, cecak, murti, gajah, liman, naga, baya, bebeya, warana, basuki, rahayu, slamet, ngenteni.
Watak 9, yaiku kusuma, kembang, putri, ganda, arum, wangi, dewa, mbuka, lawang, mlebu, menga, gatra, terus, wadana, rai, butul,
bolong, gapura.
Watak das utawa 0, yaiku sirna, ilang, musna, mumbul, langit, gegana, lunga, mati, suwarga, nir, rusak, swuh, lebur, suwung, sepi,
sempal.
Sengkalan lamba ana loro, yaiku candra sengkala lan surya sengkala. Cadra sengkala tegese taun rembulan, lire pangetunge manut lakune
rembulan.Taun jawa nggunakake candra sengkala.Surya sengkala tegese taun srengenge, lire pangetunge manut lakune bumi ngubengi
srengenge.Taun jawa karo taun Masehi kaceke 78 taun.
Yenwis ketemu watak ing tembung anggone maca angka taun saka mburi.
Tuladha carane maca:
Sengkalan : Nirwuktanpajalu = taun 1.000
0 0 0 1
Nir watak = 0
Wuk watak = 0
Tanpa watak= 0
Jalu watak = 1
Tuladha sengkalan lamba :
Rusake Majapahit ditengeri candra sengkala Sirna Ilang Kertaning Bumi = 1400 taun Jawa (1478 Masehi)
Nembah Muksa Pujangga Ji = 1802
Tata Jaman Gapuraning Urip = 1945
Tetep Dadi TrusMardika = 1946
Pancasila Ngambar Trusing Bumi = 1995
3. Tuladha:
Sengkalan memet (angka tahun yang digambarkan dengan bentuk binatang, tumbuhan dan sebagainya) berupa tiga ekor katak , mimi,
ketam, seekor belut dan tiga ekor kadal. Menurut Bernet Kempers, arca ketam, belut, dan mimi merupakan sengkalan yang berbunyi welut
(3) wiku (7) anahut (3) iku=mimi (1), sehingga ditemukan angka tahun 1373 saka atau 1451 M.