SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
RENCANA STRATEGIS
PENGEMBANGAN
KOPI ORGANIK
KABUPATEN MALANG
Tujuan :
1. Memperoleh inovasi teknologi budidaya, pemupukan dan
pengendalian organisme pengganggu utama dengan
mengoptimumkan sumberdaya lingkungan fisik dan hayati
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil kopi
kopi organik
2. Memperoleh inovasi teknologi dalam bidang alat, mesin,
ataupun teknologi proses pengolahan kopi guna menghasilkan
produk siap konsumsi yang hiegienis dan bisa meningkatkan
nilai tambah bagi kopi organik sehingga kesejahteraan petani
dapat meningkat
3. Menyebarkan informasi mutakhir tentang inovasi agroteknologi
Tujuan & Manfaat
Renstra
Manfaat :
1. Teridentifikasinya tujuan dan sasaran dari setiap
permasalahan serta tersusun strategi penyelesaiannya
2. Memberikan landasan bagi stakeholder terkait program
dan aksi yang akan dilakukan demi berkembangnya
usaha pengembangan kopi organik.
Tujuan & Manfaat
Renstra
Latar Belakang
Kegagalan revolusi hijau mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang membutuhkan
perbaikan dengan system pertanian
berkelanjutan (Widodo & Nawang Sari,
2016)
Pertanian organik  prospektif mengingat
permintaan produk organik terus
mengalami peningkatan. Tahun 2016
penjualan produk organik mencapai
pertumbuhan 17-20% dan angka tersebut
menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi
dari pada pertumbuhan penjualan produk
non-organik yang hanya mencapai 2-3%
Produk
Perolehan
Penjualan
(US $ Milyar)
Pertumbuhan
Per Tahun
Produk
Non
Organik
566,5 2-3%
Produk
Organik
>15 17-20%
Banyak faktor yang
mempengaruhi. salah satunya
adalah alasan kesehatan dengan
pendapat konsumen sekitar 87%
Mengapa produk organic penjualannya
memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi?
Menyehatkan
87%
Penampilan/Kemasa
n Menarik
3%
Menjaga
Lingkungan
2%
Ingin Mencoba
7% Lainnya
1%
Sumber:
Indonesia
Sustainable
Agriculture
Initiative (ISAI),
2017
Latar Belakang
Agenda prioritas  nawacita.
Kementrian Pertanian melalui sub
agenda peningkatan kedaulatan pangan
telah menetapkan sasaran untuk
mewujudkan 1000 desa organik dan
harapannya Indonesia memenuhi target
menjadi dapur organik di dunia pada
tahun 2020 (Buku II Agenda
Pembangunan RI/ BAPENAS, 2014).
• Kabupaten Malang merupakan salah satu
dari delapan kabupaten tujuan
pengembangan desa Organik di Jawa Timur
• Berdasarkan keputusan Menteri pertanian
nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015, Kabupaten
Malang merupakan salah satu wilayah di
Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan sebagai
lokasi pengembangan komoditi kopi.
• Desa Amandanom di Kecamatan Dampit
Komoditas kopi  komoditas
andalan Kabupaten Malang.
dikarenakan kopi menjadi salah
satu komoditas utama yang
dikembangkan sejak masa kolonial
dan telah mendapatkan
pengakuan dunia dengan adanya
sertifikat 4C atau Common Code
Pemilihan Lingkup
Lokasi
1. Keputusan Menteri pertanian nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015,
Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa
Timur yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan komoditi kopi.
2. Kecamatan Dampit khususnya Desa Amadanom adalah salah satu
pusat pengembangan kopi sejak masa kolonial yang telah terkenal
hingga mancanegara dan merupakan salah satu wilayah yang telah
mendapatkan pengakuan dunia melalui sertifikat 4C atau Common
Code for Coffe Community (Nugroho & Pariasa, 2017).
3. Desa Amadanom dijadikan pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai
pusat pengembangan kopi organik (Hasil wawancara dengan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultur dan Perkebunan Kabupaten Malang,
2018).
4. Desa Amadanom telah memiliki susunan kelembagaan pengembang
kopi organik (Survei primer, 2018).
5. Desa Amadanom telah memiliki sertifikat organik (Survei primer,
2018).
6. Desa Amadanom adalah satu-satunya desa di Kabupaten Malang
yang telah memiliki sistem pengembangan kopi organik baik
kontrol pengembangan produk kopi organik (Survei primer, 2018).
Ruang Lingkup
Perencanaan
• Batas Utara: Desa
Wonoagung Kecamatan
Tirtoyudo
• Batas Timur: Desa Taman
Kuncara dan Desa
Gadungsari Kecamatan
Tirtoyudo
• Batas Selatan: Desa
Bumirejo Kecamatan
Dampit
• Batas Barat: Desa
Dampit Kecamatan
Dampit
Pengembangan Kopi Organik
Amadanom
Kecamatan Dampit
Dilakukan sejak
2001 diwadahi
kelompok Tani
Harapan dg
pengembangan
kopi robusta
Melakukan
pelatihan dan
menjuarai lomba
kebun kopi terbaik
se-Jatim (2001)
Membentuk Gugus kerja
beranggotakan petani yg
terampil dan mengubah
kelompok tani menjadi cluster
tani
Melakukan
pengusahaan kebun
kopi seluas 15 ha
 7,39 ha organik
dg dikembangkan
25 petani dg modal
625ribu/petani
Keikutsertaan Poktan
“Tani Harapan” di PENAS
(Pekan Nasional Kontak
Tani & Nelayan) Tahun
2014 berbuah lahirlah
konsep untuk membangun
Budidaya Kopi Desa Amadanom
Keterangan Kopi Organik Kopi Anorganik
Luas tanam (ha) 7,39 ha 40,29 ha
Masa panen 10 bulan 8 bulan
Produktivitas kopi 1100 kg/ha 1400 kg/ha
Produksi kopi (cerry/petik
merah)
8129 kg 56406 kg
Harga jual kopi green
been
45 ribu rupiah/kg 27 ribu rupiah/kg
Harga jual kopi roasting 75 ribu rupiah/kg 55 ribu rupiah/kg
Harga jual kopi bubuk 100 ribu rupiah/kg 60 ribu rupiah/kg
Sebaran Pengembangan
Kopi Organik
Aksesibilitas Area
Pengembangan Kopi Organik
Kab. Malang
jarak lokasi ekowisata menuju kawasan Pasar
Dampit berjarak ± 2,9 km dengan waktu tempuh
menggunakan kendaraan ± 6 menit
Pengembangan Kopi Organik
Amadanom
Kecamatan Dampit
Sertifikasi organik
Sertifikasi uji cita rasa
Pengembangan Kopi Organik
Amadanom
Kecamatan Dampit
Alat Produksi Kopi Organik Desa Amadanom
STRUKTUR ORGANISASI
LEMBAGA PERTANIAN
ORGANIK DESA AMADANOM
TUGAS ORGANISASI
LEMBAGA PERTANIAN
ORGANIK DESA AMADANOM
Posisi Tugas & Tanggung Jawab
Manager ICS
· Mengawasi keseluruhan ICS
· Menempatkan Sumberdaya &
mempekerjakan staf
· Membuat kontrak dengan sub
kontraktor ang terlibat dalam produksi
organik
· Menjalin kerjasama dengan pihak lain
Petugas Lapang
· Mendaftar dan mengontrak ke petani
anggota ICS
· Membuat peta lahan
· Melakukan pembinaan ke petani organik
tentang standar organik ICS asosiasi
· Memberi tahu tentang standar organik
ICS
TUGAS ORGANISASI
LEMBAGA PERTANIAN
ORGANIK DESA AMADANOM
Posisi Tugas & Tanggung Jawab
Inspektor
· Mengadakan inspektor ke lahan dan tempat kegiatan
pasca panen anggota ICS
· Berkomunikasi dengan komisi persetujuan
Dokumentasi
· Mengelola berkas-berkas ICS
· Membuat dokumentasi kegiatan
· Mengagendakan pertemuan
· Melaporkan semua kegiatan
Komisi Persetujuan
· Memberi persetujuan dan penolakan status
keorganikan terhadap petani yang telah diinspeksi
oleh inspector ICS
Petugas Pembelian &
Penjualan
· Melakukan pembelian gabah produk anggota ICS yang
telah disetujui oleh komisi persetujuan
· Melakukan proses pengolahan pasca panen
· Melakukan proses pengemasan
· Melakukan kerjsama penjualan dengan pihak mitra
Linkage System
Komoditas Kopi Organik
Di Desa Amandanom
Kec. Dampit
Penunjang Proses 2
Penunjang Proses 1
SubSistem
Input
BibitKopi
Peralatan
pertanian
Pupuk
Organik
Produksi
sendiri
Proses1:
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Modal
Finansial
Tenaga
Kerja
Lahan
Perkebunan
Proses2:
Pengolahan
Komposting
Bijikopi
organik
Batang Kopi
Organik
Alat
pengolahan
Modal Tenaga Kerja
Greenbean
kopiorganik
Roasted kopi
organik Konsumen
Perantara:
tengkulak,
pengepul
Wisatawan di
lokasiwisata
SubSistemPenunjang
Pendampingan dariLeSOS
PupukOrganik
Sertifikasi
Organik LeSOS
Uji Citarasa
Kotoran Ternak
Kopi Bubuk
Organik
PelatihandanPembinaan
Konsep Pertanian Organik
KulitKopi
Organik
Daun Kopi
Organik
Penunjang Proses 2 Penunjang Proses1
Sub Sistem
Input
BibitKopi
Peralatan
pertanian
Pupuk
Organik
Proses1:
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Modal
Finansial
Tenaga
Kerja
Lahan
Perkebunan
Proses2:
Pengolahan
Bijikopi
organik
Batang Kopi
Alat
pengolahan
Modal Tenaga Kerja
Greenbean
kopi
anorganik
Roasted coffe
anorganik
Kopi Bubuk
anorganik
Pelatihandan
Pembinaan
Konsep
Pertanian
Organik
KulitKopi
DaunKopi
Bantuan dan DanaHibah
Pupuk
Organik
Pabrik
EksportirKopi
Organik
ORGANIK ANORGANIK
RESIKO PENTING PERTANIAN ORGANIK
DESA AMADANOM & CARA
PENANGANAN
Sub Sistem Risiko Kondisi
Sub Sistem Input Benih  Petani dalam budidaya menggunakan bibit kopi
robusta BP 308 sebagai batang bawah dan klon-
klon robusta yang lain misal, tugusari sebagai
batang atas yang ditangkarkan kelompok sendiri.
Selain itu, tanaman kopi organik telah melalui masa
konversi selama 2 tahun karena pertanian organik
yang telah memperoleh sertifikasi telah
dilaksanakan pada tahun 2013
 Selain itu, bibit sudah ada sejak zaman kolonial
belanda yang telah beradaptasi cukup lama dengan
lingkungan di Desa Amadanom, sehingga untuk
menciptakan ketahanan dan kualitasnya yang
unggul tanpa melalui rekayasa genetika
Pengembangan Kopi
Organik Vs Anorganik
Keterangan Kopi Anorganik Kopi Organik
Luas Lahan 40,29 ha 7,39 ha
Produktivitas 1400 kg/ha 1100 kg/ha
Produksi kopi petik merah 56406 kg 8129 kg
Produksi green bean (setara 80% produksi petik
merah)
45124,8 kg 6503,2 kg
Produksi Kopi Bubuk (setara 60% produksi green
bean)
27074,88 kg 3901,92 kg
Produksi kopi roasting (setara 60% kopi green bean) 27074,88 kg 3901,92 kg
Pendapatan dari
Budidaya Kopi
Desa Amadanom
Pendapatan
Budidaya Kopi
Anorganik
Pendapatan
Budidaya Kopi
Organik
Pend Green bean Rp1.218.369.600 Rp292.644.000
Pend Kopi bubuk Rp1.624.492.800 Rp390.192.000
Pend Roasting Rp1.489.118.400 Rp292.644.000
Produk Kopi
Desa
Amadanom
Pendapatan
Budidaya Kopi
Anorganik per
ha
Pendapatan
Budidaya Kopi
Organik per ha
Pend Green
bean Rp30.240.000 Rp39.600.000
Pend Kopi
bubuk Rp40.320.000 Rp52.800.000
Pend Roasting Rp36.960.000 Rp39.600.000
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan Tentang Kopi
1. Peningkatan Produktivitas dan Mutu
Tanaman Kopi salah satunya dengan
pengembangan kopi organik
Kebijakan Pertanian Organik
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2014. Pengembangan
perkebunan diselenggarakan secara berkelanjutan (ekonomi,
sosial budaya dan ekologi)
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
Konsepsi pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture)
yang mulai gencar disosialisasikan.
kopi keberlanjutan yaitu : Environmentally Sustainable;
Economically Viable; dan Socially Acceptable. Salah satunya
dengan penerapan pertanian organic
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan ttg Kopi
2. Menerapkan Good Manufacture
Practices (GMP) dan ISO series
Kebijakan Pertanian Organik
Peraturan Menteri Pertanian nomor 19/Permentan/HK.140/4/2011.
Penerapan standar mutu melalui penerapan sistem jaminan mutu Good
Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good
Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitary and Phytosanitary (SPS) untuk
perkarantinaan pertanian, serta berbagai macam sertifikasi lainnya seperti
Global GAP, Organic Farming, Keamanan Pangan/HACCP, serta Maximum
Residue Limit (MRL) untuk produk komoditas strategis
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 49/Permentan/OT.140/4/2014 tentang
Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik (Good
Agriculture Practices/GAP on Coffee)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan ttg Kopi
3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015.
Penetapan Kabupaten Malang sebagai lokasi pengembangan kopi
di Jawa Timur
Kebijakan Pertanian Organik
RPJMN 2015 – 2015. Strategis ekonomi domestik, dengan sub agenda peningkatan kedaulatan
pangan yang salah satu sasarannya yaitu 1000 desa pertanian organik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013. Sistem Pertanian Organik
berpedoman pada SNI Sistem Pangan Organik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 standar yang mengatur tentang
Sistem Pangan Organik yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6729-2002
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
RPJMN 2015 – 2015. Kabupaten Malang merupakan salah satu lokasi tujuan dari 8 Desa Organik di Jawa Timur
yang dikembangkan untuk budidaya kopi organic yaitu di Desa Amandanom
Negara-negara pengimpor kopi mulai memperketat persyaratan kualitas kopi yang akan dibeli ke masalah aspek
mikro seperti kandungan unsur mikrobiologi, bakteri, racun, sisa bahan aktif pembasmi hama/pestisida
Cypermentrin dengan Pertanian Organik Aspek mikro tersebut dapat diminimalisir bahkan dihilangkan
Para konsumen kopi menghendaki kopi bersertifikat seperti Fairtrade, Utz Certified, Organic, Common Code for
Coffee Community (4C), Rainforest Alliance, Coffee And Farmer Equity (CAFE) Practices (Starbucks), dan Bird
Friendly. Semua sistem tersebut pada dasarnya menekankan pada kejelasan asal-usul (traceability) dan
keberlanjutan (sustainability).
PERGESERAN
PARADIGMA DAN
VALUE PROPOTITION
Analisis Pesto
No.
PERGESERAN
PARADIGMA DARI
SEGI
PERTANIAN KOPI
NON ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
1. ASPEK POLITIK
 Pasar kopi
Internasional
menghendaki kopi
yang dipasarkan
memiliki jaminan
keamanan
pangan (food
safety attributes),
kandungan nutrisi
tinggi (nutritional
attributes) dan
dibudidayakan
dengan
memperhatikan
lingkungan (eco-
labelling
attributes)
Sistem
budidayanya
mengandalkan
pupuk dan obat-
obatan kimia
Sistem budidayanya yang
mengandalkan bahan-
bahan alami dan
menghindari atau
membatasi penggunaan
bahan kimia sintetis seperti
pupuk kimia atau pabrik,
pestisida, herbisida, zat
pengatur tumbuh dan aditif
pakan
Analisis Pesto
No.
PERGESERA
N
PARADIGMA
DARI SEGI
PERTANIAN KOPI NON
ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
2. ASPEK
EKONOMI
 Biaya
Produksi
 Harga Jual
Produksi
 Tenaga
Kerja
Biaya produksi lebih mahal
karena membutuhakn
bahan kimia untuk
meningkatkan
produktiviatasnya
Harga jual murah dan tidak
stabil tergantung dari buyer
Menggunakan teknologi
tinggi untuk peningkatan
produktivitas mulai dari
pembibitan sampai dengan
pemupukan, sehingga
tenaga yang dibutuhkan
lebih sedikit
Biaya produksi lebih
murah, karena
memanfaatkan bahan-
bahan organic dedaunan
dan kotoran hewan
Harga jual lebih tinggi (30-
40% harganya lebih tinggi
dibandingkan kopi non
organic) dan harga
cenderung stabil
Menggunakan sumbedaya
lokal sehingga tenaga kerja
yang dibutuhkan lebih
banyak dan meningkatan
penyerapan tenaga kerja
Analisis Pesto
No
.
PERGESER
AN
PARADIGM
A DARI
SEGI
PERTANIAN KOPI
NON ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
4. ASPEK
TEKNOLOGI
Keberadaan teknologi saat ini menjadikan
system pemasaran tidak terbatas, bias melalui
media online dan lebih terbuka, perkembangan
harga juga telah dapat diakses dengan mudah
sehingga minimalisir harga dapat diminimalisir
5. ASPEK
OTHER
 Lingkung
an
Untuk meningkatkan
produktivitas
membutuhkan bahan
kimia yang banyak,
sehingga menimbulkan
degradasi lingkungan
lebih ramah lingkungan
karena tidak
menggunakan berbagai
senyawa kimia
berbahaya di dalam
proses
pengeloloaannya
Value Propotition
• Kabupaten Malang diharapkan
memproduksi hasil pertanian kopi dng
mutu yg bagus & petani lebih efisien
menggunakan SD yg dimiliki
• Mutu yang dimaksud adalah mutu
kopi organik yang sesuai standart
internasional
• Kopi merupakan produk yg punya
pangsa pasar strategis utk
dikembangkan & permintaanya terus
meningkat baik permintaan ekspor
maupun lokal akibat peningkatan jml
café
• Di Kab. Malang masih dapat diperluas
produksi kopi organiknya mengingat
pembudidayaan kopi non organic
dapat dikonversi menjadi kopi organic
(kopi anorganik dapat dikonversi
menjadi kopi organik ± memakan
waktu 3 tahun)
Visi
Menjadikan Kabupaten Malang sebagai Produsen
Kopi Organik yang Terpercaya, Berdaya Saing di
Pasar Global dan Menjadi Pusat Acuan
Pengembangan Kopi Organik di Tanah Air
1. Meningkatkan mutu produk kopi organik
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas kopi organik
3. Mengembangkan pusat penelitian dan edukasi terkait
pengelolaan kopi organik
Misi
Rencana Linkage System
Kopi Organik
ARAHAN
PENGEMBANGAN
RENCANA AKSI
Rencana aksi yang diwujudkan dalam 5 program yaitu :
1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kopi
Organik
2. Program Pengembangan Agribisnis
3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia
Program 1
Program Peningkatan Produksi kopi organik meliputi :
1. Mempertahankan lahan eksisting kebun kopi organik
2. Penambahan perluasan tanam kopi organik melalui konversi dari
lahan anorganik menjadi organic
3. Pengamatan, Pengendalian OPT
4. Fasilitasi penyediaan benih kopi organic yang bemutu dan
tersertifikasi
5. Pengembangan dan penerapan teknologi budidaya kopi organic
6. Kerjasama penelitian pengembangan bibit unggul kopi organik
dengan perguruan tinggi
7. Penelitian pengembangan pupuk dan obat-obatan organic untuk
tanaman kopi organic dengan lembaga penelitian dan perguruan
tinggi
Program 2
Program Pengembangan Agribisnis kopi organik meliputi:
1. Peningkatan mutu dan nilai tambah produk kopi organik
melalui fasilitasi peralatan pasca panen
2. Diversifikasi tanaman pada lahan yang dikembangkan
untuk kopi organic (tumpeng sari tanaman organik)
3. Fasilitasi pengawalan dalam proses sertifikasi mutu kopi
organic
4. Pengembangan promosi produk
5. Penguatan Pangsa Pasar kopi organic melalui jalinan
kemitraan
6. Pemberian Bantuan Modal ataupun hibah
Program 2
Program Peningkatan Kesejahteraan petani meliputi:
1. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan
2. Peningkatan sumberdaya petani melalui sekolah lapang
sebagai upaya pendukung optimalisasi kegiatan
budidaya kopi organik
ARAHAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN DEMPLOT
ARAHAN PEMBIBITAN
Demontration Plot
ARAHAN PENGOLAHAN PUPUK
ARAHAN PEMASARAN
PENGENDALIAN
Berdasarkan RTRW Kabupaten Malang No. 3 tahun 2010 arahan
Pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Malang diselenggarakan
melalui penetapan :
1. Peraturan Zonasi
2. Insentif dan Disinsentif, dan
3. Perijinan
4. Sanksi administrasi
PENGENDALIAN BERDASAR
RTRW
Arahan Pola
Ruang dalam
RTRW
Jenis Kebun
(Organik/Anorganik)
Total (ha)
Kebun
Kopi
Anorganik
(Ha)
Kebun Kopi
Organik
(Ha)
Holtikutura
dan lahan
kering/Hutan
Rakyat 29.53 3.66 33.19
Hutan
Produksi 0.30 0.30
Kawasan
Pertanian
Pangan
berkelanjutan 2.56 3.23 5.78
Permukiman
Perdesaan 7.77 0.61 8.38
Permukiman
Perkotaan 0.02 0.00 0.02
Total 40.17 7.51 47.68
POLA RUANG RTRW KAB.
MALANG VS LOKASI KEBUN
KOPI EKSISTING
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Perencanaan Strategis Agro.pptx

tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxnelvameyriani1
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanAnisa Fitri
 
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Kanaidi ken
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Lktm dies natalis 54 nata de nipah
Lktm dies natalis 54   nata de nipahLktm dies natalis 54   nata de nipah
Lktm dies natalis 54 nata de nipahIrwin Septian
 
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.BimantaraOe
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAToriza steva andra
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxnovitawale
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriIAARD/Bogor, Indonesia
 
03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruitstiemberau2
 
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxAzharKurnianto
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-KPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-KHamizan Hibatullah
 

Similar to Perencanaan Strategis Agro.pptx (20)

tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
Lktm dies natalis 54 nata de nipah
Lktm dies natalis 54   nata de nipahLktm dies natalis 54   nata de nipah
Lktm dies natalis 54 nata de nipah
 
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
Ilmu Bercocok Taman (IBT) - Pasca Panen.
 
laporan tentang kopi
laporan tentang kopilaporan tentang kopi
laporan tentang kopi
 
Kopii
KopiiKopii
Kopii
 
Proposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapangProposal padi organik srimukti desa atapang
Proposal padi organik srimukti desa atapang
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
 
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustriKinerja model pengembangan pertanian bioindustri
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
COMPANY PROFILE CV INCON
COMPANY PROFILE CV INCONCOMPANY PROFILE CV INCON
COMPANY PROFILE CV INCON
 
Succes Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima TaniSucces Story Transfer Prima Tani
Succes Story Transfer Prima Tani
 
03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit03 bisnis plan dried fruit
03 bisnis plan dried fruit
 
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptxSEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
SEMINAR PROPOSAL IRWANTO.pptx
 
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-KPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PKM-K
 
Tugas uts sdm
Tugas uts sdmTugas uts sdm
Tugas uts sdm
 

Perencanaan Strategis Agro.pptx

  • 2. Tujuan : 1. Memperoleh inovasi teknologi budidaya, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu utama dengan mengoptimumkan sumberdaya lingkungan fisik dan hayati untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil kopi kopi organik 2. Memperoleh inovasi teknologi dalam bidang alat, mesin, ataupun teknologi proses pengolahan kopi guna menghasilkan produk siap konsumsi yang hiegienis dan bisa meningkatkan nilai tambah bagi kopi organik sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat 3. Menyebarkan informasi mutakhir tentang inovasi agroteknologi Tujuan & Manfaat Renstra
  • 3. Manfaat : 1. Teridentifikasinya tujuan dan sasaran dari setiap permasalahan serta tersusun strategi penyelesaiannya 2. Memberikan landasan bagi stakeholder terkait program dan aksi yang akan dilakukan demi berkembangnya usaha pengembangan kopi organik. Tujuan & Manfaat Renstra
  • 4. Latar Belakang Kegagalan revolusi hijau mengakibatkan kerusakan lingkungan yang membutuhkan perbaikan dengan system pertanian berkelanjutan (Widodo & Nawang Sari, 2016) Pertanian organik  prospektif mengingat permintaan produk organik terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 penjualan produk organik mencapai pertumbuhan 17-20% dan angka tersebut menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi dari pada pertumbuhan penjualan produk non-organik yang hanya mencapai 2-3% Produk Perolehan Penjualan (US $ Milyar) Pertumbuhan Per Tahun Produk Non Organik 566,5 2-3% Produk Organik >15 17-20% Banyak faktor yang mempengaruhi. salah satunya adalah alasan kesehatan dengan pendapat konsumen sekitar 87% Mengapa produk organic penjualannya memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi? Menyehatkan 87% Penampilan/Kemasa n Menarik 3% Menjaga Lingkungan 2% Ingin Mencoba 7% Lainnya 1% Sumber: Indonesia Sustainable Agriculture Initiative (ISAI), 2017
  • 5. Latar Belakang Agenda prioritas  nawacita. Kementrian Pertanian melalui sub agenda peningkatan kedaulatan pangan telah menetapkan sasaran untuk mewujudkan 1000 desa organik dan harapannya Indonesia memenuhi target menjadi dapur organik di dunia pada tahun 2020 (Buku II Agenda Pembangunan RI/ BAPENAS, 2014). • Kabupaten Malang merupakan salah satu dari delapan kabupaten tujuan pengembangan desa Organik di Jawa Timur • Berdasarkan keputusan Menteri pertanian nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015, Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan komoditi kopi. • Desa Amandanom di Kecamatan Dampit Komoditas kopi  komoditas andalan Kabupaten Malang. dikarenakan kopi menjadi salah satu komoditas utama yang dikembangkan sejak masa kolonial dan telah mendapatkan pengakuan dunia dengan adanya sertifikat 4C atau Common Code
  • 6. Pemilihan Lingkup Lokasi 1. Keputusan Menteri pertanian nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015, Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan komoditi kopi. 2. Kecamatan Dampit khususnya Desa Amadanom adalah salah satu pusat pengembangan kopi sejak masa kolonial yang telah terkenal hingga mancanegara dan merupakan salah satu wilayah yang telah mendapatkan pengakuan dunia melalui sertifikat 4C atau Common Code for Coffe Community (Nugroho & Pariasa, 2017). 3. Desa Amadanom dijadikan pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai pusat pengembangan kopi organik (Hasil wawancara dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultur dan Perkebunan Kabupaten Malang, 2018). 4. Desa Amadanom telah memiliki susunan kelembagaan pengembang kopi organik (Survei primer, 2018). 5. Desa Amadanom telah memiliki sertifikat organik (Survei primer, 2018). 6. Desa Amadanom adalah satu-satunya desa di Kabupaten Malang yang telah memiliki sistem pengembangan kopi organik baik kontrol pengembangan produk kopi organik (Survei primer, 2018).
  • 7. Ruang Lingkup Perencanaan • Batas Utara: Desa Wonoagung Kecamatan Tirtoyudo • Batas Timur: Desa Taman Kuncara dan Desa Gadungsari Kecamatan Tirtoyudo • Batas Selatan: Desa Bumirejo Kecamatan Dampit • Batas Barat: Desa Dampit Kecamatan Dampit
  • 8. Pengembangan Kopi Organik Amadanom Kecamatan Dampit Dilakukan sejak 2001 diwadahi kelompok Tani Harapan dg pengembangan kopi robusta Melakukan pelatihan dan menjuarai lomba kebun kopi terbaik se-Jatim (2001) Membentuk Gugus kerja beranggotakan petani yg terampil dan mengubah kelompok tani menjadi cluster tani Melakukan pengusahaan kebun kopi seluas 15 ha  7,39 ha organik dg dikembangkan 25 petani dg modal 625ribu/petani Keikutsertaan Poktan “Tani Harapan” di PENAS (Pekan Nasional Kontak Tani & Nelayan) Tahun 2014 berbuah lahirlah konsep untuk membangun Budidaya Kopi Desa Amadanom Keterangan Kopi Organik Kopi Anorganik Luas tanam (ha) 7,39 ha 40,29 ha Masa panen 10 bulan 8 bulan Produktivitas kopi 1100 kg/ha 1400 kg/ha Produksi kopi (cerry/petik merah) 8129 kg 56406 kg Harga jual kopi green been 45 ribu rupiah/kg 27 ribu rupiah/kg Harga jual kopi roasting 75 ribu rupiah/kg 55 ribu rupiah/kg Harga jual kopi bubuk 100 ribu rupiah/kg 60 ribu rupiah/kg
  • 10. Aksesibilitas Area Pengembangan Kopi Organik Kab. Malang jarak lokasi ekowisata menuju kawasan Pasar Dampit berjarak ± 2,9 km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan ± 6 menit
  • 11. Pengembangan Kopi Organik Amadanom Kecamatan Dampit Sertifikasi organik Sertifikasi uji cita rasa
  • 12. Pengembangan Kopi Organik Amadanom Kecamatan Dampit Alat Produksi Kopi Organik Desa Amadanom
  • 14. TUGAS ORGANISASI LEMBAGA PERTANIAN ORGANIK DESA AMADANOM Posisi Tugas & Tanggung Jawab Manager ICS · Mengawasi keseluruhan ICS · Menempatkan Sumberdaya & mempekerjakan staf · Membuat kontrak dengan sub kontraktor ang terlibat dalam produksi organik · Menjalin kerjasama dengan pihak lain Petugas Lapang · Mendaftar dan mengontrak ke petani anggota ICS · Membuat peta lahan · Melakukan pembinaan ke petani organik tentang standar organik ICS asosiasi · Memberi tahu tentang standar organik ICS
  • 15. TUGAS ORGANISASI LEMBAGA PERTANIAN ORGANIK DESA AMADANOM Posisi Tugas & Tanggung Jawab Inspektor · Mengadakan inspektor ke lahan dan tempat kegiatan pasca panen anggota ICS · Berkomunikasi dengan komisi persetujuan Dokumentasi · Mengelola berkas-berkas ICS · Membuat dokumentasi kegiatan · Mengagendakan pertemuan · Melaporkan semua kegiatan Komisi Persetujuan · Memberi persetujuan dan penolakan status keorganikan terhadap petani yang telah diinspeksi oleh inspector ICS Petugas Pembelian & Penjualan · Melakukan pembelian gabah produk anggota ICS yang telah disetujui oleh komisi persetujuan · Melakukan proses pengolahan pasca panen · Melakukan proses pengemasan · Melakukan kerjsama penjualan dengan pihak mitra
  • 16. Linkage System Komoditas Kopi Organik Di Desa Amandanom Kec. Dampit Penunjang Proses 2 Penunjang Proses 1 SubSistem Input BibitKopi Peralatan pertanian Pupuk Organik Produksi sendiri Proses1: Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Modal Finansial Tenaga Kerja Lahan Perkebunan Proses2: Pengolahan Komposting Bijikopi organik Batang Kopi Organik Alat pengolahan Modal Tenaga Kerja Greenbean kopiorganik Roasted kopi organik Konsumen Perantara: tengkulak, pengepul Wisatawan di lokasiwisata SubSistemPenunjang Pendampingan dariLeSOS PupukOrganik Sertifikasi Organik LeSOS Uji Citarasa Kotoran Ternak Kopi Bubuk Organik PelatihandanPembinaan Konsep Pertanian Organik KulitKopi Organik Daun Kopi Organik Penunjang Proses 2 Penunjang Proses1 Sub Sistem Input BibitKopi Peralatan pertanian Pupuk Organik Proses1: Penanaman Pemeliharaan Pemanenan Modal Finansial Tenaga Kerja Lahan Perkebunan Proses2: Pengolahan Bijikopi organik Batang Kopi Alat pengolahan Modal Tenaga Kerja Greenbean kopi anorganik Roasted coffe anorganik Kopi Bubuk anorganik Pelatihandan Pembinaan Konsep Pertanian Organik KulitKopi DaunKopi Bantuan dan DanaHibah Pupuk Organik Pabrik EksportirKopi Organik ORGANIK ANORGANIK
  • 17. RESIKO PENTING PERTANIAN ORGANIK DESA AMADANOM & CARA PENANGANAN Sub Sistem Risiko Kondisi Sub Sistem Input Benih  Petani dalam budidaya menggunakan bibit kopi robusta BP 308 sebagai batang bawah dan klon- klon robusta yang lain misal, tugusari sebagai batang atas yang ditangkarkan kelompok sendiri. Selain itu, tanaman kopi organik telah melalui masa konversi selama 2 tahun karena pertanian organik yang telah memperoleh sertifikasi telah dilaksanakan pada tahun 2013  Selain itu, bibit sudah ada sejak zaman kolonial belanda yang telah beradaptasi cukup lama dengan lingkungan di Desa Amadanom, sehingga untuk menciptakan ketahanan dan kualitasnya yang unggul tanpa melalui rekayasa genetika
  • 18. Pengembangan Kopi Organik Vs Anorganik Keterangan Kopi Anorganik Kopi Organik Luas Lahan 40,29 ha 7,39 ha Produktivitas 1400 kg/ha 1100 kg/ha Produksi kopi petik merah 56406 kg 8129 kg Produksi green bean (setara 80% produksi petik merah) 45124,8 kg 6503,2 kg Produksi Kopi Bubuk (setara 60% produksi green bean) 27074,88 kg 3901,92 kg Produksi kopi roasting (setara 60% kopi green bean) 27074,88 kg 3901,92 kg Pendapatan dari Budidaya Kopi Desa Amadanom Pendapatan Budidaya Kopi Anorganik Pendapatan Budidaya Kopi Organik Pend Green bean Rp1.218.369.600 Rp292.644.000 Pend Kopi bubuk Rp1.624.492.800 Rp390.192.000 Pend Roasting Rp1.489.118.400 Rp292.644.000 Produk Kopi Desa Amadanom Pendapatan Budidaya Kopi Anorganik per ha Pendapatan Budidaya Kopi Organik per ha Pend Green bean Rp30.240.000 Rp39.600.000 Pend Kopi bubuk Rp40.320.000 Rp52.800.000 Pend Roasting Rp36.960.000 Rp39.600.000
  • 19. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK DI KAB. MALANG No Kebijakan Tentang Kopi 1. Peningkatan Produktivitas dan Mutu Tanaman Kopi salah satunya dengan pengembangan kopi organik Kebijakan Pertanian Organik Undang-Undang Republik Indonesia No. 2014. Pengembangan perkebunan diselenggarakan secara berkelanjutan (ekonomi, sosial budaya dan ekologi) Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang Konsepsi pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture) yang mulai gencar disosialisasikan. kopi keberlanjutan yaitu : Environmentally Sustainable; Economically Viable; dan Socially Acceptable. Salah satunya dengan penerapan pertanian organic
  • 20. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK DI KAB. MALANG No Kebijakan ttg Kopi 2. Menerapkan Good Manufacture Practices (GMP) dan ISO series Kebijakan Pertanian Organik Peraturan Menteri Pertanian nomor 19/Permentan/HK.140/4/2011. Penerapan standar mutu melalui penerapan sistem jaminan mutu Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitary and Phytosanitary (SPS) untuk perkarantinaan pertanian, serta berbagai macam sertifikasi lainnya seperti Global GAP, Organic Farming, Keamanan Pangan/HACCP, serta Maximum Residue Limit (MRL) untuk produk komoditas strategis Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 49/Permentan/OT.140/4/2014 tentang Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP on Coffee)
  • 21. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK DI KAB. MALANG No Kebijakan ttg Kopi 3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015. Penetapan Kabupaten Malang sebagai lokasi pengembangan kopi di Jawa Timur Kebijakan Pertanian Organik RPJMN 2015 – 2015. Strategis ekonomi domestik, dengan sub agenda peningkatan kedaulatan pangan yang salah satu sasarannya yaitu 1000 desa pertanian organik Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013. Sistem Pertanian Organik berpedoman pada SNI Sistem Pangan Organik Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 standar yang mengatur tentang Sistem Pangan Organik yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6729-2002 Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang RPJMN 2015 – 2015. Kabupaten Malang merupakan salah satu lokasi tujuan dari 8 Desa Organik di Jawa Timur yang dikembangkan untuk budidaya kopi organic yaitu di Desa Amandanom Negara-negara pengimpor kopi mulai memperketat persyaratan kualitas kopi yang akan dibeli ke masalah aspek mikro seperti kandungan unsur mikrobiologi, bakteri, racun, sisa bahan aktif pembasmi hama/pestisida Cypermentrin dengan Pertanian Organik Aspek mikro tersebut dapat diminimalisir bahkan dihilangkan Para konsumen kopi menghendaki kopi bersertifikat seperti Fairtrade, Utz Certified, Organic, Common Code for Coffee Community (4C), Rainforest Alliance, Coffee And Farmer Equity (CAFE) Practices (Starbucks), dan Bird Friendly. Semua sistem tersebut pada dasarnya menekankan pada kejelasan asal-usul (traceability) dan keberlanjutan (sustainability).
  • 23. Analisis Pesto No. PERGESERAN PARADIGMA DARI SEGI PERTANIAN KOPI NON ORGANIK PERTANIAN KOPI ORGANIK 1. ASPEK POLITIK  Pasar kopi Internasional menghendaki kopi yang dipasarkan memiliki jaminan keamanan pangan (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan dibudidayakan dengan memperhatikan lingkungan (eco- labelling attributes) Sistem budidayanya mengandalkan pupuk dan obat- obatan kimia Sistem budidayanya yang mengandalkan bahan- bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis seperti pupuk kimia atau pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan
  • 24. Analisis Pesto No. PERGESERA N PARADIGMA DARI SEGI PERTANIAN KOPI NON ORGANIK PERTANIAN KOPI ORGANIK 2. ASPEK EKONOMI  Biaya Produksi  Harga Jual Produksi  Tenaga Kerja Biaya produksi lebih mahal karena membutuhakn bahan kimia untuk meningkatkan produktiviatasnya Harga jual murah dan tidak stabil tergantung dari buyer Menggunakan teknologi tinggi untuk peningkatan produktivitas mulai dari pembibitan sampai dengan pemupukan, sehingga tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit Biaya produksi lebih murah, karena memanfaatkan bahan- bahan organic dedaunan dan kotoran hewan Harga jual lebih tinggi (30- 40% harganya lebih tinggi dibandingkan kopi non organic) dan harga cenderung stabil Menggunakan sumbedaya lokal sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak dan meningkatan penyerapan tenaga kerja
  • 25. Analisis Pesto No . PERGESER AN PARADIGM A DARI SEGI PERTANIAN KOPI NON ORGANIK PERTANIAN KOPI ORGANIK 4. ASPEK TEKNOLOGI Keberadaan teknologi saat ini menjadikan system pemasaran tidak terbatas, bias melalui media online dan lebih terbuka, perkembangan harga juga telah dapat diakses dengan mudah sehingga minimalisir harga dapat diminimalisir 5. ASPEK OTHER  Lingkung an Untuk meningkatkan produktivitas membutuhkan bahan kimia yang banyak, sehingga menimbulkan degradasi lingkungan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan berbagai senyawa kimia berbahaya di dalam proses pengeloloaannya
  • 26. Value Propotition • Kabupaten Malang diharapkan memproduksi hasil pertanian kopi dng mutu yg bagus & petani lebih efisien menggunakan SD yg dimiliki • Mutu yang dimaksud adalah mutu kopi organik yang sesuai standart internasional • Kopi merupakan produk yg punya pangsa pasar strategis utk dikembangkan & permintaanya terus meningkat baik permintaan ekspor maupun lokal akibat peningkatan jml café • Di Kab. Malang masih dapat diperluas produksi kopi organiknya mengingat pembudidayaan kopi non organic dapat dikonversi menjadi kopi organic (kopi anorganik dapat dikonversi menjadi kopi organik ± memakan waktu 3 tahun)
  • 27. Visi Menjadikan Kabupaten Malang sebagai Produsen Kopi Organik yang Terpercaya, Berdaya Saing di Pasar Global dan Menjadi Pusat Acuan Pengembangan Kopi Organik di Tanah Air 1. Meningkatkan mutu produk kopi organik 2. Meningkatkan produksi dan produktivitas kopi organik 3. Mengembangkan pusat penelitian dan edukasi terkait pengelolaan kopi organik Misi
  • 30. RENCANA AKSI Rencana aksi yang diwujudkan dalam 5 program yaitu : 1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kopi Organik 2. Program Pengembangan Agribisnis 3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia
  • 31. Program 1 Program Peningkatan Produksi kopi organik meliputi : 1. Mempertahankan lahan eksisting kebun kopi organik 2. Penambahan perluasan tanam kopi organik melalui konversi dari lahan anorganik menjadi organic 3. Pengamatan, Pengendalian OPT 4. Fasilitasi penyediaan benih kopi organic yang bemutu dan tersertifikasi 5. Pengembangan dan penerapan teknologi budidaya kopi organic 6. Kerjasama penelitian pengembangan bibit unggul kopi organik dengan perguruan tinggi 7. Penelitian pengembangan pupuk dan obat-obatan organic untuk tanaman kopi organic dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi
  • 32. Program 2 Program Pengembangan Agribisnis kopi organik meliputi: 1. Peningkatan mutu dan nilai tambah produk kopi organik melalui fasilitasi peralatan pasca panen 2. Diversifikasi tanaman pada lahan yang dikembangkan untuk kopi organic (tumpeng sari tanaman organik) 3. Fasilitasi pengawalan dalam proses sertifikasi mutu kopi organic 4. Pengembangan promosi produk 5. Penguatan Pangsa Pasar kopi organic melalui jalinan kemitraan 6. Pemberian Bantuan Modal ataupun hibah
  • 33. Program 2 Program Peningkatan Kesejahteraan petani meliputi: 1. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan 2. Peningkatan sumberdaya petani melalui sekolah lapang sebagai upaya pendukung optimalisasi kegiatan budidaya kopi organik
  • 40. Berdasarkan RTRW Kabupaten Malang No. 3 tahun 2010 arahan Pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Malang diselenggarakan melalui penetapan : 1. Peraturan Zonasi 2. Insentif dan Disinsentif, dan 3. Perijinan 4. Sanksi administrasi PENGENDALIAN BERDASAR RTRW
  • 41. Arahan Pola Ruang dalam RTRW Jenis Kebun (Organik/Anorganik) Total (ha) Kebun Kopi Anorganik (Ha) Kebun Kopi Organik (Ha) Holtikutura dan lahan kering/Hutan Rakyat 29.53 3.66 33.19 Hutan Produksi 0.30 0.30 Kawasan Pertanian Pangan berkelanjutan 2.56 3.23 5.78 Permukiman Perdesaan 7.77 0.61 8.38 Permukiman Perkotaan 0.02 0.00 0.02 Total 40.17 7.51 47.68 POLA RUANG RTRW KAB. MALANG VS LOKASI KEBUN KOPI EKSISTING