2. Tujuan :
1. Memperoleh inovasi teknologi budidaya, pemupukan dan
pengendalian organisme pengganggu utama dengan
mengoptimumkan sumberdaya lingkungan fisik dan hayati
untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil kopi
kopi organik
2. Memperoleh inovasi teknologi dalam bidang alat, mesin,
ataupun teknologi proses pengolahan kopi guna menghasilkan
produk siap konsumsi yang hiegienis dan bisa meningkatkan
nilai tambah bagi kopi organik sehingga kesejahteraan petani
dapat meningkat
3. Menyebarkan informasi mutakhir tentang inovasi agroteknologi
Tujuan & Manfaat
Renstra
3. Manfaat :
1. Teridentifikasinya tujuan dan sasaran dari setiap
permasalahan serta tersusun strategi penyelesaiannya
2. Memberikan landasan bagi stakeholder terkait program
dan aksi yang akan dilakukan demi berkembangnya
usaha pengembangan kopi organik.
Tujuan & Manfaat
Renstra
4. Latar Belakang
Kegagalan revolusi hijau mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang membutuhkan
perbaikan dengan system pertanian
berkelanjutan (Widodo & Nawang Sari,
2016)
Pertanian organik prospektif mengingat
permintaan produk organik terus
mengalami peningkatan. Tahun 2016
penjualan produk organik mencapai
pertumbuhan 17-20% dan angka tersebut
menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi
dari pada pertumbuhan penjualan produk
non-organik yang hanya mencapai 2-3%
Produk
Perolehan
Penjualan
(US $ Milyar)
Pertumbuhan
Per Tahun
Produk
Non
Organik
566,5 2-3%
Produk
Organik
>15 17-20%
Banyak faktor yang
mempengaruhi. salah satunya
adalah alasan kesehatan dengan
pendapat konsumen sekitar 87%
Mengapa produk organic penjualannya
memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi?
Menyehatkan
87%
Penampilan/Kemasa
n Menarik
3%
Menjaga
Lingkungan
2%
Ingin Mencoba
7% Lainnya
1%
Sumber:
Indonesia
Sustainable
Agriculture
Initiative (ISAI),
2017
5. Latar Belakang
Agenda prioritas nawacita.
Kementrian Pertanian melalui sub
agenda peningkatan kedaulatan pangan
telah menetapkan sasaran untuk
mewujudkan 1000 desa organik dan
harapannya Indonesia memenuhi target
menjadi dapur organik di dunia pada
tahun 2020 (Buku II Agenda
Pembangunan RI/ BAPENAS, 2014).
• Kabupaten Malang merupakan salah satu
dari delapan kabupaten tujuan
pengembangan desa Organik di Jawa Timur
• Berdasarkan keputusan Menteri pertanian
nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015, Kabupaten
Malang merupakan salah satu wilayah di
Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan sebagai
lokasi pengembangan komoditi kopi.
• Desa Amandanom di Kecamatan Dampit
Komoditas kopi komoditas
andalan Kabupaten Malang.
dikarenakan kopi menjadi salah
satu komoditas utama yang
dikembangkan sejak masa kolonial
dan telah mendapatkan
pengakuan dunia dengan adanya
sertifikat 4C atau Common Code
6. Pemilihan Lingkup
Lokasi
1. Keputusan Menteri pertanian nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015,
Kabupaten Malang merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa
Timur yang ditetapkan sebagai lokasi pengembangan komoditi kopi.
2. Kecamatan Dampit khususnya Desa Amadanom adalah salah satu
pusat pengembangan kopi sejak masa kolonial yang telah terkenal
hingga mancanegara dan merupakan salah satu wilayah yang telah
mendapatkan pengakuan dunia melalui sertifikat 4C atau Common
Code for Coffe Community (Nugroho & Pariasa, 2017).
3. Desa Amadanom dijadikan pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai
pusat pengembangan kopi organik (Hasil wawancara dengan Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultur dan Perkebunan Kabupaten Malang,
2018).
4. Desa Amadanom telah memiliki susunan kelembagaan pengembang
kopi organik (Survei primer, 2018).
5. Desa Amadanom telah memiliki sertifikat organik (Survei primer,
2018).
6. Desa Amadanom adalah satu-satunya desa di Kabupaten Malang
yang telah memiliki sistem pengembangan kopi organik baik
kontrol pengembangan produk kopi organik (Survei primer, 2018).
7. Ruang Lingkup
Perencanaan
• Batas Utara: Desa
Wonoagung Kecamatan
Tirtoyudo
• Batas Timur: Desa Taman
Kuncara dan Desa
Gadungsari Kecamatan
Tirtoyudo
• Batas Selatan: Desa
Bumirejo Kecamatan
Dampit
• Batas Barat: Desa
Dampit Kecamatan
Dampit
8. Pengembangan Kopi Organik
Amadanom
Kecamatan Dampit
Dilakukan sejak
2001 diwadahi
kelompok Tani
Harapan dg
pengembangan
kopi robusta
Melakukan
pelatihan dan
menjuarai lomba
kebun kopi terbaik
se-Jatim (2001)
Membentuk Gugus kerja
beranggotakan petani yg
terampil dan mengubah
kelompok tani menjadi cluster
tani
Melakukan
pengusahaan kebun
kopi seluas 15 ha
7,39 ha organik
dg dikembangkan
25 petani dg modal
625ribu/petani
Keikutsertaan Poktan
“Tani Harapan” di PENAS
(Pekan Nasional Kontak
Tani & Nelayan) Tahun
2014 berbuah lahirlah
konsep untuk membangun
Budidaya Kopi Desa Amadanom
Keterangan Kopi Organik Kopi Anorganik
Luas tanam (ha) 7,39 ha 40,29 ha
Masa panen 10 bulan 8 bulan
Produktivitas kopi 1100 kg/ha 1400 kg/ha
Produksi kopi (cerry/petik
merah)
8129 kg 56406 kg
Harga jual kopi green
been
45 ribu rupiah/kg 27 ribu rupiah/kg
Harga jual kopi roasting 75 ribu rupiah/kg 55 ribu rupiah/kg
Harga jual kopi bubuk 100 ribu rupiah/kg 60 ribu rupiah/kg
10. Aksesibilitas Area
Pengembangan Kopi Organik
Kab. Malang
jarak lokasi ekowisata menuju kawasan Pasar
Dampit berjarak ± 2,9 km dengan waktu tempuh
menggunakan kendaraan ± 6 menit
14. TUGAS ORGANISASI
LEMBAGA PERTANIAN
ORGANIK DESA AMADANOM
Posisi Tugas & Tanggung Jawab
Manager ICS
· Mengawasi keseluruhan ICS
· Menempatkan Sumberdaya &
mempekerjakan staf
· Membuat kontrak dengan sub
kontraktor ang terlibat dalam produksi
organik
· Menjalin kerjasama dengan pihak lain
Petugas Lapang
· Mendaftar dan mengontrak ke petani
anggota ICS
· Membuat peta lahan
· Melakukan pembinaan ke petani organik
tentang standar organik ICS asosiasi
· Memberi tahu tentang standar organik
ICS
15. TUGAS ORGANISASI
LEMBAGA PERTANIAN
ORGANIK DESA AMADANOM
Posisi Tugas & Tanggung Jawab
Inspektor
· Mengadakan inspektor ke lahan dan tempat kegiatan
pasca panen anggota ICS
· Berkomunikasi dengan komisi persetujuan
Dokumentasi
· Mengelola berkas-berkas ICS
· Membuat dokumentasi kegiatan
· Mengagendakan pertemuan
· Melaporkan semua kegiatan
Komisi Persetujuan
· Memberi persetujuan dan penolakan status
keorganikan terhadap petani yang telah diinspeksi
oleh inspector ICS
Petugas Pembelian &
Penjualan
· Melakukan pembelian gabah produk anggota ICS yang
telah disetujui oleh komisi persetujuan
· Melakukan proses pengolahan pasca panen
· Melakukan proses pengemasan
· Melakukan kerjsama penjualan dengan pihak mitra
16. Linkage System
Komoditas Kopi Organik
Di Desa Amandanom
Kec. Dampit
Penunjang Proses 2
Penunjang Proses 1
SubSistem
Input
BibitKopi
Peralatan
pertanian
Pupuk
Organik
Produksi
sendiri
Proses1:
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Modal
Finansial
Tenaga
Kerja
Lahan
Perkebunan
Proses2:
Pengolahan
Komposting
Bijikopi
organik
Batang Kopi
Organik
Alat
pengolahan
Modal Tenaga Kerja
Greenbean
kopiorganik
Roasted kopi
organik Konsumen
Perantara:
tengkulak,
pengepul
Wisatawan di
lokasiwisata
SubSistemPenunjang
Pendampingan dariLeSOS
PupukOrganik
Sertifikasi
Organik LeSOS
Uji Citarasa
Kotoran Ternak
Kopi Bubuk
Organik
PelatihandanPembinaan
Konsep Pertanian Organik
KulitKopi
Organik
Daun Kopi
Organik
Penunjang Proses 2 Penunjang Proses1
Sub Sistem
Input
BibitKopi
Peralatan
pertanian
Pupuk
Organik
Proses1:
Penanaman
Pemeliharaan
Pemanenan
Modal
Finansial
Tenaga
Kerja
Lahan
Perkebunan
Proses2:
Pengolahan
Bijikopi
organik
Batang Kopi
Alat
pengolahan
Modal Tenaga Kerja
Greenbean
kopi
anorganik
Roasted coffe
anorganik
Kopi Bubuk
anorganik
Pelatihandan
Pembinaan
Konsep
Pertanian
Organik
KulitKopi
DaunKopi
Bantuan dan DanaHibah
Pupuk
Organik
Pabrik
EksportirKopi
Organik
ORGANIK ANORGANIK
17. RESIKO PENTING PERTANIAN ORGANIK
DESA AMADANOM & CARA
PENANGANAN
Sub Sistem Risiko Kondisi
Sub Sistem Input Benih Petani dalam budidaya menggunakan bibit kopi
robusta BP 308 sebagai batang bawah dan klon-
klon robusta yang lain misal, tugusari sebagai
batang atas yang ditangkarkan kelompok sendiri.
Selain itu, tanaman kopi organik telah melalui masa
konversi selama 2 tahun karena pertanian organik
yang telah memperoleh sertifikasi telah
dilaksanakan pada tahun 2013
Selain itu, bibit sudah ada sejak zaman kolonial
belanda yang telah beradaptasi cukup lama dengan
lingkungan di Desa Amadanom, sehingga untuk
menciptakan ketahanan dan kualitasnya yang
unggul tanpa melalui rekayasa genetika
18. Pengembangan Kopi
Organik Vs Anorganik
Keterangan Kopi Anorganik Kopi Organik
Luas Lahan 40,29 ha 7,39 ha
Produktivitas 1400 kg/ha 1100 kg/ha
Produksi kopi petik merah 56406 kg 8129 kg
Produksi green bean (setara 80% produksi petik
merah)
45124,8 kg 6503,2 kg
Produksi Kopi Bubuk (setara 60% produksi green
bean)
27074,88 kg 3901,92 kg
Produksi kopi roasting (setara 60% kopi green bean) 27074,88 kg 3901,92 kg
Pendapatan dari
Budidaya Kopi
Desa Amadanom
Pendapatan
Budidaya Kopi
Anorganik
Pendapatan
Budidaya Kopi
Organik
Pend Green bean Rp1.218.369.600 Rp292.644.000
Pend Kopi bubuk Rp1.624.492.800 Rp390.192.000
Pend Roasting Rp1.489.118.400 Rp292.644.000
Produk Kopi
Desa
Amadanom
Pendapatan
Budidaya Kopi
Anorganik per
ha
Pendapatan
Budidaya Kopi
Organik per ha
Pend Green
bean Rp30.240.000 Rp39.600.000
Pend Kopi
bubuk Rp40.320.000 Rp52.800.000
Pend Roasting Rp36.960.000 Rp39.600.000
19. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan Tentang Kopi
1. Peningkatan Produktivitas dan Mutu
Tanaman Kopi salah satunya dengan
pengembangan kopi organik
Kebijakan Pertanian Organik
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2014. Pengembangan
perkebunan diselenggarakan secara berkelanjutan (ekonomi,
sosial budaya dan ekologi)
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
Konsepsi pertanian berkelanjutan (Sustainable Agriculture)
yang mulai gencar disosialisasikan.
kopi keberlanjutan yaitu : Environmentally Sustainable;
Economically Viable; dan Socially Acceptable. Salah satunya
dengan penerapan pertanian organic
20. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan ttg Kopi
2. Menerapkan Good Manufacture
Practices (GMP) dan ISO series
Kebijakan Pertanian Organik
Peraturan Menteri Pertanian nomor 19/Permentan/HK.140/4/2011.
Penerapan standar mutu melalui penerapan sistem jaminan mutu Good
Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good
Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitary and Phytosanitary (SPS) untuk
perkarantinaan pertanian, serta berbagai macam sertifikasi lainnya seperti
Global GAP, Organic Farming, Keamanan Pangan/HACCP, serta Maximum
Residue Limit (MRL) untuk produk komoditas strategis
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 49/Permentan/OT.140/4/2014 tentang
Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik (Good
Agriculture Practices/GAP on Coffee)
21. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOPI ORGANIK
DI KAB. MALANG
No Kebijakan ttg Kopi
3. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 46/Kpts/PD.300/1/2015.
Penetapan Kabupaten Malang sebagai lokasi pengembangan kopi
di Jawa Timur
Kebijakan Pertanian Organik
RPJMN 2015 – 2015. Strategis ekonomi domestik, dengan sub agenda peningkatan kedaulatan
pangan yang salah satu sasarannya yaitu 1000 desa pertanian organik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013. Sistem Pertanian Organik
berpedoman pada SNI Sistem Pangan Organik
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 standar yang mengatur tentang
Sistem Pangan Organik yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6729-2002
Kebijakan Kopi Organik di Kab. Malang
RPJMN 2015 – 2015. Kabupaten Malang merupakan salah satu lokasi tujuan dari 8 Desa Organik di Jawa Timur
yang dikembangkan untuk budidaya kopi organic yaitu di Desa Amandanom
Negara-negara pengimpor kopi mulai memperketat persyaratan kualitas kopi yang akan dibeli ke masalah aspek
mikro seperti kandungan unsur mikrobiologi, bakteri, racun, sisa bahan aktif pembasmi hama/pestisida
Cypermentrin dengan Pertanian Organik Aspek mikro tersebut dapat diminimalisir bahkan dihilangkan
Para konsumen kopi menghendaki kopi bersertifikat seperti Fairtrade, Utz Certified, Organic, Common Code for
Coffee Community (4C), Rainforest Alliance, Coffee And Farmer Equity (CAFE) Practices (Starbucks), dan Bird
Friendly. Semua sistem tersebut pada dasarnya menekankan pada kejelasan asal-usul (traceability) dan
keberlanjutan (sustainability).
23. Analisis Pesto
No.
PERGESERAN
PARADIGMA DARI
SEGI
PERTANIAN KOPI
NON ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
1. ASPEK POLITIK
Pasar kopi
Internasional
menghendaki kopi
yang dipasarkan
memiliki jaminan
keamanan
pangan (food
safety attributes),
kandungan nutrisi
tinggi (nutritional
attributes) dan
dibudidayakan
dengan
memperhatikan
lingkungan (eco-
labelling
attributes)
Sistem
budidayanya
mengandalkan
pupuk dan obat-
obatan kimia
Sistem budidayanya yang
mengandalkan bahan-
bahan alami dan
menghindari atau
membatasi penggunaan
bahan kimia sintetis seperti
pupuk kimia atau pabrik,
pestisida, herbisida, zat
pengatur tumbuh dan aditif
pakan
24. Analisis Pesto
No.
PERGESERA
N
PARADIGMA
DARI SEGI
PERTANIAN KOPI NON
ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
2. ASPEK
EKONOMI
Biaya
Produksi
Harga Jual
Produksi
Tenaga
Kerja
Biaya produksi lebih mahal
karena membutuhakn
bahan kimia untuk
meningkatkan
produktiviatasnya
Harga jual murah dan tidak
stabil tergantung dari buyer
Menggunakan teknologi
tinggi untuk peningkatan
produktivitas mulai dari
pembibitan sampai dengan
pemupukan, sehingga
tenaga yang dibutuhkan
lebih sedikit
Biaya produksi lebih
murah, karena
memanfaatkan bahan-
bahan organic dedaunan
dan kotoran hewan
Harga jual lebih tinggi (30-
40% harganya lebih tinggi
dibandingkan kopi non
organic) dan harga
cenderung stabil
Menggunakan sumbedaya
lokal sehingga tenaga kerja
yang dibutuhkan lebih
banyak dan meningkatan
penyerapan tenaga kerja
25. Analisis Pesto
No
.
PERGESER
AN
PARADIGM
A DARI
SEGI
PERTANIAN KOPI
NON ORGANIK
PERTANIAN KOPI
ORGANIK
4. ASPEK
TEKNOLOGI
Keberadaan teknologi saat ini menjadikan
system pemasaran tidak terbatas, bias melalui
media online dan lebih terbuka, perkembangan
harga juga telah dapat diakses dengan mudah
sehingga minimalisir harga dapat diminimalisir
5. ASPEK
OTHER
Lingkung
an
Untuk meningkatkan
produktivitas
membutuhkan bahan
kimia yang banyak,
sehingga menimbulkan
degradasi lingkungan
lebih ramah lingkungan
karena tidak
menggunakan berbagai
senyawa kimia
berbahaya di dalam
proses
pengeloloaannya
26. Value Propotition
• Kabupaten Malang diharapkan
memproduksi hasil pertanian kopi dng
mutu yg bagus & petani lebih efisien
menggunakan SD yg dimiliki
• Mutu yang dimaksud adalah mutu
kopi organik yang sesuai standart
internasional
• Kopi merupakan produk yg punya
pangsa pasar strategis utk
dikembangkan & permintaanya terus
meningkat baik permintaan ekspor
maupun lokal akibat peningkatan jml
café
• Di Kab. Malang masih dapat diperluas
produksi kopi organiknya mengingat
pembudidayaan kopi non organic
dapat dikonversi menjadi kopi organic
(kopi anorganik dapat dikonversi
menjadi kopi organik ± memakan
waktu 3 tahun)
27. Visi
Menjadikan Kabupaten Malang sebagai Produsen
Kopi Organik yang Terpercaya, Berdaya Saing di
Pasar Global dan Menjadi Pusat Acuan
Pengembangan Kopi Organik di Tanah Air
1. Meningkatkan mutu produk kopi organik
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas kopi organik
3. Mengembangkan pusat penelitian dan edukasi terkait
pengelolaan kopi organik
Misi
30. RENCANA AKSI
Rencana aksi yang diwujudkan dalam 5 program yaitu :
1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Kopi
Organik
2. Program Pengembangan Agribisnis
3. Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia
31. Program 1
Program Peningkatan Produksi kopi organik meliputi :
1. Mempertahankan lahan eksisting kebun kopi organik
2. Penambahan perluasan tanam kopi organik melalui konversi dari
lahan anorganik menjadi organic
3. Pengamatan, Pengendalian OPT
4. Fasilitasi penyediaan benih kopi organic yang bemutu dan
tersertifikasi
5. Pengembangan dan penerapan teknologi budidaya kopi organic
6. Kerjasama penelitian pengembangan bibit unggul kopi organik
dengan perguruan tinggi
7. Penelitian pengembangan pupuk dan obat-obatan organic untuk
tanaman kopi organic dengan lembaga penelitian dan perguruan
tinggi
32. Program 2
Program Pengembangan Agribisnis kopi organik meliputi:
1. Peningkatan mutu dan nilai tambah produk kopi organik
melalui fasilitasi peralatan pasca panen
2. Diversifikasi tanaman pada lahan yang dikembangkan
untuk kopi organic (tumpeng sari tanaman organik)
3. Fasilitasi pengawalan dalam proses sertifikasi mutu kopi
organic
4. Pengembangan promosi produk
5. Penguatan Pangsa Pasar kopi organic melalui jalinan
kemitraan
6. Pemberian Bantuan Modal ataupun hibah
33. Program 2
Program Peningkatan Kesejahteraan petani meliputi:
1. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan
2. Peningkatan sumberdaya petani melalui sekolah lapang
sebagai upaya pendukung optimalisasi kegiatan
budidaya kopi organik
40. Berdasarkan RTRW Kabupaten Malang No. 3 tahun 2010 arahan
Pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Malang diselenggarakan
melalui penetapan :
1. Peraturan Zonasi
2. Insentif dan Disinsentif, dan
3. Perijinan
4. Sanksi administrasi
PENGENDALIAN BERDASAR
RTRW
41. Arahan Pola
Ruang dalam
RTRW
Jenis Kebun
(Organik/Anorganik)
Total (ha)
Kebun
Kopi
Anorganik
(Ha)
Kebun Kopi
Organik
(Ha)
Holtikutura
dan lahan
kering/Hutan
Rakyat 29.53 3.66 33.19
Hutan
Produksi 0.30 0.30
Kawasan
Pertanian
Pangan
berkelanjutan 2.56 3.23 5.78
Permukiman
Perdesaan 7.77 0.61 8.38
Permukiman
Perkotaan 0.02 0.00 0.02
Total 40.17 7.51 47.68
POLA RUANG RTRW KAB.
MALANG VS LOKASI KEBUN
KOPI EKSISTING