3. KELOMPOK 11
ANDI NUR ANNISA N.P C 301 14 312
MIFTAHUL KHAIRA C 301 14 311
HASLINDA SAING C 301 16 281
NIRWANA C 301 16 282
4. KARAKTERISTIK PROSEDUR TAHAP
PENYELESAIAN AUDIT
Prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian
audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:
a. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus
transaksi maupun saldo rekening tertentu
b. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal
neraca
c. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan
pertimbangn subyektif auditor.
d. Prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer
audit atau akuntan senior yang berpengalaman
5. PENYALESAIAN PEKERJAAN LAPANGAN
Prosedur yang digunakan auditor dalam
menyelesaikan pekerjaan lapangan yaitu:
1. Melakukan penelaahan peristiwa kemudian
2. Membaca notulen rapat
3. Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasin
penasihat hukum klien
4. Menghimpun surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis komperhensif
6. MELAKUKAN PENELAAHAN PERISTIWA
KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENT
REVIEW)
Periode peristiwa kemudian adalah periode yang
dihitung sejak tanggal neraca sampai dengan
berakhirnya pekerjaan lapangan. Jenis peristiwa
kemudian ada 2 yaitu:
a. Tipe peristiwa kemudian I
b. Tipe peristiwa kemudian II
7. MENELAAH NOTULEN RAPAT
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya, dapat berisi
hal-hal yang secara signifikan berkaitan erat dengan audit yang dilaksanakan, misalnya:
a. Otorisasi pengeluaran obligasi
b. Otorisasi pengeluaran saham baru
c. Otorisasi pembelian kembali saham sendiri
d. Otorisasi pembayaran deviden
e. Otorisasi penghentian jenis produk tertentu
MENGAJUKAN PERTANYAAN ATAU KONFIRMASI
KEPADA PENASIHAT HUKUM KLIEN
Pengajuan pertanyaan dan konfirmasi dilakukan untuk memperoleh bukti
mengenai keberadaan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengendalian yang
mempengaruhi usaha dan keuangan klien dimasa yang akan datang.
8. MENGHIMPUN SURAT REPRESENTASI
KLIEN
Auditor disyaratkan untuk memperoleh representasi
tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pengauditan. Auditor
mengandalkan representasi klien untuk:
a. Mengkonfirmasi pernyataan lisan yang disampaikan pada
klien
b. Mendokumentasikan ketetapan representasi yang kontinue
c. Menurunkan kesalahpahaman mengenai representasi
manajemen
9. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
KOMPERHENSIF
Prosedur analitis digunakan dalam tahap penyelesaian audit
sebagai alat penelaah menyeluruh atau penelaahan akhir atas laporan
keuangan. Prosedur analitis bertujuan membantu auditor dalam
mengambil kesimpulan mengenai audit, dan dalam mengevaluasi
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
PENGEVALUASIAN TEMUAN
Auditor melaksanakan pengevaluasian atas temuan dengan
tujuan:
a. Untuk menentukan jenis pendapat yang akan diberikan
b. Untuk menentukan apakah standar pengauditan telah
dilaksanakan dengan baik dalam audit.
10. MEMBUAT PENETAPAN AKHIR
MENGENAI MATERIALITAS DAN RISIKO
AUDIT
Titik awal untuk menetapkan akhir materialitas dan risiko
audit adalah menjumlahkan seluruh salah saji yang ditemukan
dalam peneriksaan atas seluruh akun yang tidak dikoresi oleh
klien. Ada dua kasus yang mungkin ditemui oleh klien:
1. Salah saji yang tidak atau belum dikoreksi mungkin secara
individual tidak meterial sehingga auditor meminta koreksi
2. Klien tidak may melakukan koreksi sesuai dengan yang
diminta oleh auditor
11. MELAKUKAN PENELAAHAN TEKNIS
MENGENAI LAPORAN KEUANGAN
Banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai checklist
(daftar pengecek) rincian laporan keuangan. Daftra ini diisi oleh auditor yang
melakukan penelaahan. Checklist yang telah lengkap, dan temuan yang
diperoleh melalui penelaahan, harus dimasukkan kedalam kertas kerja.
MERUMUSKAN PENDAPATAN DAN
MEMBUAT DRAFT LAPORAN AUDIT
Pelaksanaan pengujian audit dapat dilaksanakan oleh beberapa
auditor yang menangani beberapa area yang berbeda.pada setiap selesai
dilaksnakannya prosedur pengujian audit, staf yang melaksanakan prosedur
tersebut diharapakan meringkas temuannya.
12. MELAKUKAN PENELAAHAN AKHIR ATAS
KERTAS KERJA
Setiap kertas kerja telah ditelaah oleh supervisor.
Dimaksudkan untuk menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan,
bukti yang dihimpun, dan kesimpulan yang ditarik oleh pembuat
kertas kerja.
BERKOMUNIKASI DENGAN KLIEN
Komunikasi oleh auditor dapat dilaksanakan dengan
Komite audit adalah komunikasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien.
Manajemen dapat dilaksanakan melalui manajemen letter
13. KOMUNIKASI HAL-HAL YANG BERKAITAN
DENGAN STRUKTUR PENGENDALIAN
INTERN
Auditor tidak berkewajiban untuk mencari kondisi yang
dapat dilaporkan.Tetapi auditor mungkin menemukan kondisi yang
dapat dilaporkan melalui :
Pertimbangan atau pemahamnnya atas unsur-unsur SPI
Penerapan prosedur audit terhadap saldo maupun transaksi
14. KOMUNIKASI MENGENAI
PELAKSANAAN AUDIT (DENGAN
KOMITE AUDIT)
Komunikasi dapat berbentuk lisan atau tertulis.Komunikasi
dengan komite audit meliputi masalah-masalah berikut :
1. Tanggung jawab auditor berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan IAI.
2. Kebijakan akuntansi yang signifikan
3. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
4. Penyelesaian audit yang signifikan
5. Ketidaksepakatan dengan manajemen.
6. Konsultasi dengan akuntan lain mengenai masalah akuntansi dan
auditing
7. Kesulitan yang dijumpai selama pelaksanaan audit
15. MENYUSUN MANAGEMENT LETTER
(SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN)
Management letter dapat mencakupp komentar atas :
Struktur pengendalian intern, yang bukan termasuk reportable condition
Sumber daya manajemen seperti kas, persediaan, dan investasi
Masalah perpajakan
TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan
tanggal dipublikasikannya laporan audit
Penemuan fakta-fakta baru
Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan