SlideShare a Scribd company logo
1 of 112
Sunaeni,M.Keb
Konsep Kebidanan (Bd. 401)
A. Riwayat awal kebidanan di Amerika
 Bidan di AS dimulai dengan masuknya kolonial di dunia
baru, bidan berada diantara wanita pertama yang tinggal
di dalam koloni
 Bidan merupakan profesi penting dalam kehidupan
masyarakat kolonial dan diperlakukan dengan sangat
hormat
 Selama abad ke-19 para wanita perintis menempuh
perjalanan melewati dataran luas dengan mengendarai
wagon tertutup.
 Mengikuti jalur oregon dan sante Fe, kemudian menetap
di bagian barat diberbagai tempat ( dalam kereta wagon,
benteng atau di perkampungan)
 Sejarah Mormon mencatat, peran terhormat
dan fungsi kepahlawanan bidan selama
perjalanan mereka dari illinois ke Utah pada
tahun 1846-47
 Serangakaian faktor telah mengurangi
penghargaan terhadap bidan, dari profesi
yang dihormati menjadi salah satu profesi
yang tidak dihormati pada awal abad ke-20
 Hal ini karena faktor sikap agama, tuntutan
ekonomi, fungsi bidan digantikan dokter,
pendidikan yang tidak adekuat, tidak adanya
pengaturan dan status wanita yang rendah.
 Dokter laki-laki kemudian
menggantikan bidan perempuan
 Pada abad ke-18 dan ke-19 menandai
perkembangan pesat ilmu kedokteran
dan keperawatan serta penemuan dan
pendidikan yang berhubungan dengan
praktik obstetri.
 Dengan penemuan metode analgesia
dan anestesi spinal, wanita harus tetap
di RS, dan kurangnya akses bidan
merujuk wanita ke RS.
 Hal ini menyebabkan penurunan
penggunaan tenaga bidan.
 Semua perkembangan ini, pengetahuan baru,
dan pendidikan ini tidak dapat diikmati oleh
bidan karena adanya isolasi relatif antara bidan
yang satu dengan bidan yang lain.
 Juga kurangnya jumlah sekolah, organisasi
nasional, jurnal, pengakuan hukum, atau cara
lain dalam berkomunikasi yang dapat digunakan
oleh bidan.
 Akibatnya pengetahuan dan praktek kebidanan
menjadi sangat ketinggalan jaman sementara
ilmu kedokteran semakin berkembang dan ilmu
keperawatan modern dimulai.
 Revolusi industri pada akhir abad ke-19
mnyebabkan banyaknya imigran dari Eropa ke
Amerika.
 Hal ini menyebabkan kumpulan komunitas-
komunitas budaya di daerah perkotaan yang
memiliki bidan masing-masing, mereka yang
berasal dari ”negara kuno”.
 Bidan ini mayoritas siap kerja tapi terbentur
karena tidak fasih berbahasa inggris, dan sebagian
lagi bidan keturunan Afrika-Amerika yang
berdiam di daerah pedalaman selatan.
 Mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan
akses ke sistem pelayanan kesehatan.
 Mereka juga tidak berpendidikan karena
masalah ras.
 Tidak adanya lisensi, organisasi dan program
pendidikan formal juga menjadi penyebab
bidan pendatang dan bidan kulit hitam
dipedalaman selatan tidak bisa menjadi
bagian sistem pelayanan kesehatan resmi
didaerah tersebut.
 Semua kejadian dan faktor sosial ini
kemudian menyatu pada akhir abad ke 19
untuk menciptakan sistim pendidikan dan
pelayanan perawatan kesehatan.
 Bidan di dalam koloni, bidan imigran etnik
kota, bidan desa keturunan Afrika-Amerika
dan bidan Amerika asli tidak memiliki akses
untuk menikmati sistim pelayanan
kesehatan tersebut.
 Awal abad ke 20 pada periode ini 2 (dua)
organisasi dibentuk yaitu biro anak dan asosiasi
pusat ibu.
 Melahirkan kedua organisasi ini menyebabkan
pengaruh besar pada perkembangan perawatan
kesehatan maternal bayi dan perawat kebidanan.
 Tahun 1906 dari hasil studi didapatkan dari 40%
persalinan dibantu oleh sekitar 3000 (tiga ribu)
bidan tidak kompoten dan tidak peduli.
 Bidan memikul kesalahan terbesar pada
kenyataannya faktor perawatan obstetrik lain
yang berperan dalam angka mortalitas ibu dan
bayi saat itu.
 Kemajuan dalam meningkatkan perawatan
berlangsung lambat.
 Awal abad ke 20 muncul perdebatan apa yang
dikenal sebagai masalah bidan.
 Ini membuat pengeluaran izin dan praktek
kebidanan menjadi isu yang menghangat.
 Sekolah kedokteran mulai memasukan obsterik
kedalam kurikulumnya selanjutnya obstertik
menjadi profesi spesialis kedokteran pada tahun
1930.
 Sebagian besar orang meyakini praktek
kebidanan harus ditiadakan dan sebagian lagi
menyakini bidan dapat melakukan fungsinya.
 Dua peristiwa penting muncul yaitu beberapa
negara mengeluarkan UU yang menjamin
pengakuan hukum terhadap bidan dan
persaratan dan spesifikasi yang ditujukan untuk
mengontrol praktek bidan hal ini terbukti karna
tidak mampunya profesi kedokteran memikul
seluruh tugas perawatn obsterstik.
 Hasil dari perundang-undangan yang
mengatur praktek kebidanan menyebabkan
beberapa sekolah kebidanan didirikan,
sekolah kebidanan yang paling terkenal
bellevue dikota new york sejak tahun 1911-1913
dan the preston retreak di viladelvia.
 Sekolah ini ditutup atas perintah komisaris
RS yang adalah seorang dokter, ia
berpendapat sekolah bidan tersebut
mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu
dan membebani anggran kota dan
menyebutkan jumlah bidan menurun tapi
angka persalinan di RS meningkat.
 1923 kursus kebidanan dimulai yang akhirnya
menghasilkan perawat praktik dan perawat
berizin praktik.
 Peristiwa kedua yang signifikan adalah
pengenalan perawat bidan dari eropa yang telah
membuktikan ke efektifan mereka dan mereka
menjadi bagian sistem pelayanan kesehatan.
 Perawat bidan yang pertama kali melakukan
praktik kebidanan di AS adalah kebangsaan
inggris tahun 1925 oleh Mary Breckinridge.
 Tindakannya sangat mengagumkan karena latar
belakang pendidikannya dan cara ia dibesarkan
dalam keluarga membuatnya kompeten.
B. Pendidikan Bidan Di AS
 Terdapat 2 (dua) pembagian utama pada
kebidanan modern , yaitu :
1) Nurse-midwives
2) Direct-entry midwives
1. Nurse-midwives
 Perawat-bidan mulai dikenal di Amerika Serikat
pada tahun 1925 oleh Mary Breckinridge pada
Frontier Nursing Service (FNS).
 Perawat-bidan ini merupakan tulang punggung
dalam pemberi pelayanan kesehatan yang
diperlukan oleh keluarga yang tinggal
disekeliling pegunungan bagian Kentucky
Timur
lanjutan
 Kombinasi keperawatan dan kebidanan
sangat berhasil diterapkan di daerah
tersebut  The Metropolitan Life
Insurance Company mengadakan
penelitian selama 7 (tujuh) tahun di FNS 
penurunan angka kematian Ibu dan bayi
secara signifikan daripada daerah-daerah
lain di negara tersebut  disimpulkan
bahwa jika tipe pelayanan yang
dilaksanakan seperti ini dapat diterapkan
pada wanita-wanita di Amerika Serikat
maka ribuan nyawa akan dapat
diselamatkan.
lanjutan
 Breckinridge kemudian membuka Frontier
Graduate School of Midwifery tahun 1939 sebagai
program pendidikan pertama perawat-bidan di
Amerika Serikat.
 Midwifery Program of Philadelphia University
mulai menyelenggarakan the first Masters in
Midwifery degree di Amerika Serikat pada tahun
1997 .
lanjutan
 Di Amerika Serikat, perawat-bidan memiliki
sertifikat yang berbeda, tergantung daripada
negara bagiannya masing-masing apakah
mereka dianggap sebagai advanced practice
nurses, midwives atau nurse-midwives.
 Perawat-bidan dapat melaksanakan praktik
di rumah sakit, klinik medik, tempat
pelayanan kesehatan swasta dan membantu
persalinan di rumah sakit, pelayanan
kebidanan ataupun di rumah
lanjutan
 Perawat-bidan memberikan pelayanan atau
asuhan bagi para wanita mulai dari masa
pubertas sampai dengan menopause.
 Perawat-bidan dapat bekerja sama dengan
dokter ahli kandungan, dan dapat
memberikan konsultasi pada pasien.
 Pada wanita hamil yang memiliki risiko
tinggi, keuntungan dari kolaborasi antara
pelayanan kebidanan oleh perawat-bidan
dan dokter sangat besar dirasakan .
2. Direct-entry midwives
 Istilah yang digunakan untuk menjelaskan
mengenai seorang Bidan, bukan perawat, yang
telah menyelesaikan pendidikan melalui
kegiatan magang atau model atau pendekatan
lainnya daripada selama tiga atau empat tahun
untuk mendapatkan pendidikan kebidanan
secara formal yang telah berkembang di negara-
negara lainnya.
lanjutan
Seorang direct-entry midwife
mendapatkan pelatihan untuk dapat
memberikan Midwives Model of Care
dengan tujuan ibu dan bayi yang sehat
melalui pemberian pelayanan primer
di luar lingkungan rumah sakit.
C. Di AS terdapat tiga tipe bidan yang
merupakan bagian dari direct-entry midwife :
1. Certified Nurse Midwives (CNMs)
 Merupakan bidan yang lulus setelah melalui
pembelajaran pada program pendidikan
American College of Nurse Midwives
(ACNM).
 Saat pendidikan, bidan-bidan CNMs ini
mendapatkan pembelajaran mengenai
disiplin ilmu keperawatan dan kebidanan,
tetapi pembelajaran lebih difokuskan
kepada praktik kebidanan.
lanjutan
 Program pendidikan bidan ini biasanya
diselenggarakan oleh institusi
keperawatan-kebidanan, yang kadang juga
diselenggarakan bergabung dengan sebuah
universitas atau sekolah kesehatan.
 Pada tahun 1999, jenjang pendidikan
terakhir yang diperbolehkan untuk
mengikuti program pendidikan ACNM ini
yaitu sarjana muda
lanjutan
 CNMs dapat memberikan pelayanan
prenatal, pelayanan intranatal, dan nifas
serta bayi baru lahir.
 Kebanyakan dari CNMs bekerja di rumah
sakit, tetapi juga membantu persalinan di
pelayanan kesehatan yang lain dan bahkan
dirumah pasiennya.
 CNMs juga memberikan pelayanan "well-
woman", seperti kunjungan untuk
pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan
panggul dan payudara, serta pap smears,
serta pelayanan keluarga berencana (KB).
lanjutan
 Kebanyakan dari negara-negara bagian
Amerika Serikat menghendaki bidan yang
memiliki gelar master dan CNM untuk
melakukan praktik (seperti pada wilayah
Washington and Oregon)  Advanced
Practice.
 Biasanya praktisi-praktisi di AS merupakan
CNM and ARNP (Advanced Registered Nurse
Practitioner).
 Jumlah lulusan CNMs sudah mencapai 5000
orang.
2. Licensed Or Certified Midwives (CMs)
Diperuntukkan bagi mereka yang telah
memperoleh gelar sarjana tetapi bukan
sarjana keperawatan. Lulusan dari program
ini disebut Certified Midwives (CMs).
 Certified Midwives (CMs) merupakan
profesional yang bekerja di bidang
pelayanan kesehatan.
 Minimal pendidikan terakhir untuk menjadi
CMs asisten dokter, para fisioterapis, atau
praktisi kesehatan lainnya.
lanjutan
 Pendidikan CM hampir mendekati atau
menyerupai pendidikan dari certified nurse-
midwives (CNMs), dan lulusan dari CMs juga
diakreditasi oleh ACNM.
 Tempat atau lahan mereka bepraktik hampir
sama dengan CNMs, tetapi program
sertifikasi ini hanya berlaku pada 3 (tiga)
negara bagian, yaitu New York, New Jersey,
and Rhode Island.
 Pengurusan sertifikasi dari direct-entry
midwives tersedia di 24 negara bagian
lanjutan
 Licensed or certified midwives melakukan
praktik kebidanan yang dimilikinya di
rumah ataupun di tempat pelayanan
persalinan.
 Bidan dalam kategori ini harus
menunjukkan bahwa mereka telah melebihi
persyaratan minimum bagi praktisi
kebidanan dengan cara
mendokumentasikan pengalamannya dan
lulus uji ketrampilan dan uji tulis.
 Organisasi yang mengadakan uji
ketrampilan dan tulis ini adalah Midwives'
Alliance of North America (MANA)
lanjutan
Licensed midwives biasanya bekerja
sama dengan Departemen Kesehatan
Negara Bagian, sehingga mereka
diijinkan untuk membuat sertifikat
atau akta kelahiran, memiliki
laboratorium dan memiliki dokter
penanggung jawab serta prosedur
rujukan emergensi atau gawat
darurat.
Pada saat sekarang ini, terdapat
sekitar 50 CMs yang melakukan
praktik di Amerika Serikat
3. Certified Professional Midwife (CPM)
 Merupakan praktisi bidan mandiri
profesional yang memiliki pengetahuan,
dan ketrampilan yang telah tersertifikasi
sesuai dengan standar North American
Registry of Midwives (NARM).
 Telah memiliki kualifikasi untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan
model pelayanan kebidanan.
 Pada saat sekarang ini, terdapat sekitar 900
CPM yang telah membuka praktik di
Amerika Serikat
lanjutan
 Sebelum lulus, para CPM harus melewati uji
kompetensi inti, termasuk pengalaman klinik,
ketrampilan inti, dan pembuatan rencana tindakan
(termasuk pedoman asuhan dan rencana pelayanan
emergensi atau gawat darurat).
 Setelah menyelesaikan pendidikan Licensed or certified
midwives dan uji sertifikasi, bidan tersebut diberikan
gelar sebagai “CERTIFIED PROFESSIONAL
MIDWIFE (CPM).
lanjutan
 Sertifikat yang dikeluarkan oleh NARM berisi
akumulasi dari nilai ketrampilan,
pengetahuan dan pengalaman  dapat
dipergunakan secara nasional diseluruh
negara.
 Uji ini dilaksanakan berdasarkan pada
kompetensi inti yang diselenggrakan oleh
Midwives' Alliance of North America (MANA)
yang merupakan organisasi nasional yang
mewakili bidan-bidan.
 Para CPMs dapat melakukan praktik sesuai
dengan standar MANA dan pedoman bagi the
Art and Practice of Midwifery
Lay Or Empirical Midwives
 Digunakan untuk menandakan seorang bidan
yang belum tersertifikasi atau tidak memiliki
ijin, dimana mereka telah menyelesaikan
pendidikan melalui jalur informal seperti
belajar mandiri atau kegiatan magang, tidak
pada program pendidikan bidan yang formal.
 Istilah ini bukan berarti mereka sebagai bidan
dengan level paling terendah, tetapi karena
mereka tidak mau melaksanakan proses
sertifikasi, atau karena tidak adanya tipe atau
jenis pendidikan yang sesuai bagi mereka
lanjutan
 Sinonim dari uncertified atau unlicensed
midwives  dukun, dukun beranak, dan
independent midwife
 Hal ini berarti bahwa bidan yang memilih
untuk tidak memiliki lisensi atau sertifikat
dengan berbagai macam alasan, menandakan
pengalaman yang kurang sehingga dalam
pengurusan perijinan, mereka cenderung
untuk tidak bekerja sesuai dengan SOP
ataupun pedoman-pedoman yang berlaku.
 Beberapa dari mereka adalah dari kelompok
yang memiliki basic agama, dan
melaksanakan praktik hanya dalam
lingkungan atau komunitas tertentu.
D. Keperawatan-Kebidanan yang Terstandarisasi di AS
 Pada tahun 1969, the American College of
Nurse-Midwifery pun bergabung dengan the
Kentucky-based American Association of
Nurse-Midwives dan namanya kemudian
berubah menjadi the American College of
Nurse-Midwives (ACNM).
 ACNM masih bergerak sebagai organisasi
profesional bagi acertified nurse-midwives di
Amerika Serikat
lanjutan
 Organisasi ini juga bergerak sebagai pengatur
standar praktik perawat-bidan di Amerika
Serikat, dan telah diakui oleh program
pendidikan keperawatan-kebidanan.
PENDIDIKAN MASTER KEBIDANAN DI NEGARA
PERSEMAKMURAN (AUSTRALIA)
Profesi kebidanan adalah salah satu profesi yang
sudah diakui didunia Internasional
Untuk memberikan pelayanan yang profesional oleh bidan, harus
diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjut,
pelatihan dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Pendidikan bidan merupakan wadah dimana calon bidan
ditempa yang nantinya akan diterjunkan kemasyarakat untuk
pengabdian
Pendidikan langsung atau setelah menempuh
pendidikan perawat merupakan pola pendidikan
bidan yang awalnya diterapkan diseluruh dunia.
Setelah bidan menemukan jati dirinya yang berbeda dengan
keperawatan maka pola pendidikan khusus bidan pun dikembangkan
didunia
Dimulai dari tingkat pendidikan bidan yang setara dengan diploma
sampai pascasarjana.
AUSTRALIA
Salah satu negara penyelenggara pendidikan
kebidanan yang bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme pendidikan berjenjang dan
berkelanjutan sampai ketingkat master.
Pendidikan di Australia terpengaruh Inggris.
 penerimaan bidan direkrut dari perawat, perkembangan terakhir
perlahan mulai ditinggalkan dan mengarah pada pola pendidikan
khusus bagi bidan.
Pendidikan Bidan Jenjang Master di
Australia
Agar mendapatkan pengakuan dan registrasi dari
pemerintah, seorang bidan harus telah
menyelesaikan pendidikan yang diakui oleh
pemerintahan.
Di Negara Australia berlaku juga hal yang sama, yang mana bidan
yang telah mendapatkan registrasi harus sudah mempunyai
kualifikasi sebagai perawat umum sebelum menempuh
pendidikan bidan
Lanjutan…..
 Pendidikan perawat umum ditempuh dalam
waktu tiga tahun.
 Pendidikan perawat ini adalah pendidikan
bergelar dan mempelajari seluruh aspek
kesehatan dan keperawatan setelah tamat diberi
gelar “Bachelor of Health Science Nursing”.
Selama 10 tahun terakhir
Berpindah dari pendidikan di rumah sakit
menjadi pendidikan di universitas,ada yang
menyeluruh ada yang kombinasi
Program pendidikan yang ditawarkan di
universitas berupa “Graduate Diploma”
dan ada pula yang berupa “Master”
Lanjutan……..
Program master biasanya ditempuh dengan
kuliah jarak jauh atau e-learning program.
Sehingga peserta didik selain dapat bekerja
juga dapat mengembangkan jenjang
pendidikannya sampai pada master.
Calon peserta didik :
Harus mempunyai pengalaman kerja minimal
dua tahun sebelum menempuh pendidikan
bidan.
PENDIDIKAN KEBIDANAN DI BELANDA
 Kebidanan merupakan aplikasi/terapan dari ilmu
medis.
 Bidan adalah tenaga profesional yang mengatur dan
monitoring proses fisiologis, berbeda dengan profesi
kesehatan lain yang berfokus pada patologi. Bidan
memberi kontribusi dalam proses medis kedokteran
(Crebas 1991: 25)
A. Perkembangan pendidikan kebidanan di
Belanda adalah sbb :
Tahun 1779 : Pendidikan kebidanan pertama di Maasticht
Tahun 1818 : Pemerintah mengeluarkan panduan untuk
legislasi bidan
Tahun 1861 : Pendidikan kebidanan kedua di Amsterdam.
Pada abad 18 masyarakat mengenal bidan sebagai
praktisi mandiri. Tugas dan tanggung jawab bidan sudah
teridentifikasi dengan jelas dan didukung oleh undang-
undang dari pemerintah.
Lanjutan ....
Tahun 1865 : Pemerintah memberikan kewenangan
kepada bidan sebagai praktisi medis untuk
memberikan pendidikan kesehatan dan mendampingi
ibu selama proses kelahiran normal .
Tahun 1878 : keputusan untuk memberikan gelar
kepada yang telah lulus bidan dan diberi kewenangan
izin praktek bila sudah melakukan ujian dan dianggap
lulus.
Lanjutan .....
Tahun 1941 : Sistem pembayaran
pelayanan kebidanan dengan
asuransi medis (masih ada sampai
dengan sekarang).
Bidan memberikan pelayanan
kepada wanita dengan kehamilan
dan persalinan yang fisiologis dan
berada dibawah pengawasan ahli
Lanjutan ....
 Bidan/dokter yang memberikan pelayanan di luar
wilayah kerjanya tidak akan mendapat klaim
penggantian biaya asuransi
 Siswa bidan diberikan kesempatan yang banyak
dalam menolong persalinan dirumah dibawah
bimbingan bidan seniornya.
 Pemerintah menganjurkan persalinan dirumah dan
ada dukungan yang kuat dalam pendanaan bila
melakukan persalinan dirumah. Hampir 1/3 bidan
menolong persalinan dirumah sesuai penelitian yang
dilakukan oleh Hingstman Mayoritas (80%) bidan di
Netherlands praktik mandiri dan memberikan
pelayanan persalinan di rumah atau di unit
kebidanan dengan masa rawat yang singkat (1994)
Prosentase persalinan di rumah lebih banyak
ditolong oleh bidan (Baker et al 1996)
Lanjutan ....
 Tahun 1991 : Peninjauan kembali kurikulum oleh
suatu komite bekerjasama dengan Departemen
Kesejahteraan, Kesehatan dan Kebudayaan di
Netherland
 Melakukan revisi kurikulum kebidanan dengan
mengidentifikasi kebutuhan kebidanan yang
harus berdasarkan :
1. Perubahan area obstetrik
2. Peningkatan penggunaan teknologi dalam
persalinan dan kelahiran
Lanjutan .....
3.Identifikasi kebutuhan untuk menyediakan pelatihan
USG
4.Pemikiran yang berorientasi pada pendidikan
terutama yang berkenaan dengan penilaian
mahasiswa
5.Kebutuhan bidan dalam mengembangkan kebutuhan
riset
(Commitee for the revision of the curiculum of
midwifery school in nehterlands 1991)
B. Pendidikan Kebidanan di Belanda
Profil bidan di Netherlands terfokus pada 3
komponen yaitu ANC, INC dan PNC
 Tahun 1991 ada penambahan yang termasuk pada
kategorinya antara lain :
1. Prosedur obstetric
2. Pencegahan
3. Management pada kehamilan / keterampilan
berkomunikasi
4. Melaksanakan praktek
5. Meningkatkan dan memelihara keterampilan
professional
Mengacu pada Commitee for the revision of the curiculum of
midwifery school in Netherlands 1991 menyatakan bahwa
keahlian seorang bidan memiliki 5 komponen :
 Keahlian formal yang didapat selama pelatihan dari salah
satu institusi pendidikan bidan
 Memiliki sikap yang tepat untuk seorang bidan yang
profesional
 Keahlian yang profesional yang diperoleh harus selalu
dipelihara secara teratur dengan mengikuti pelatihan.
 Mampu dalam memberikan pendidikan kesehatan
 Ahli dalam ultrasonic scanning
Lanjutan .....
 Tahun 1992 bidan komunitas mensupervisi dari 45%
persalinan di Netherland, lebih dari setengahnya
persalinan terjadi di rumah (Netherland Biro Pusat
Statistik, 1994).
 Sekolah kebidanan adalah universitas mandiri
meskipun pelatihan/training di pertimbangkan dapat
menyeimbangkan pendidikan pada tingkat
pendidikan vokasi yang lebih tinggi.
 Tahun 1993 kurikulum di kembangkan menjadi 4
tahun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan
bidan dalam mendapatkan pengalaman dan
pemahaman mengenai riset dan untuk
menyeimbangkan kualitas program yang dirasakan
bahwa standart akademik dapat dicapai dengan
memungkinkan setiap lulusan untuk melanjutkan
Lanjutan .....
 Lama pendidikan bidan 1.680 jam : kontak program dan
pembelajaran di rumah. Penempatannya di klinik, ruang
bersalin, ruang demo dan unit ginekologi
 Target >40 persalinan, setiap tahun mahasiswa harus
mencapai objek pembelajaran yang spesifik. Program
pembelajaran terselenggara melalui modul dengan tema
utama menggabungkan teori dan keterampilan, pada tahun
ketiga mereka diharuskan meningkatkan kemampuan
keterampilannya.
Lanjutan .....
 Pemerintah menanggung semua biaya pendidikan
dan mahasiswa akan menerima dana pada saat
mereka berada pada tahun ke 4.
PELAJARAN MASTER DAN KEBIDANAN
DI BELANDA
 Pendidikan untuk Master di dalam ilmu keperawatan
dan kebidanan diorganisir oleh agen bekerjasama
dengan Arteveldehogeschool, Hogeschool Gent dan
Hogeschool Vlaanderen Barat.
Master ini menawarkan suatu tingkatan atas untuk
Sarjana Muda professional dalam ilmu perawatan dan
ilmu kebidanan.
Lanjutan .....
 Jenjang Pendidikan ini membentuk sumber daya
manusia yang dapat disalurkan dalam berbagai
pekerjaan, dan penelitian di dalam ilmu
pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan
kebidanan yang menjadi :
1. Spesialis klinis
2. Manajer kasus
3. Kepala ahli perawatan/bidan,
4. Fungsionaris staf
5. Coordinator perawatan
6. Anggota kader menengah
7. Direksi departemen ilmu perawatan dan
kebidanan di dalam sektor kesehatan.
Kurikulum Susunan Global
Ditengah-tengah pendidikan terdapat :
Pengembangan ke arah evidenbased dan bekerja
secara akademis
Mengarah pada belajar tetap dan belajar di dalam
praktek.
Pendidikan diarahkan pada pemikiran terarah
dan berwawasan luas , menggunakan metode dan
mampu memecahkan masalah dengan baik.
Fleksibilitas
Keterbukaan bagi para mahasiswa yang bekerja.
PELAYANAN KEBIDANAN DI BELANDA
 Pelayanan kebidanan di Belanda memiliki keunikan
tersendiri, karena merupakan gabungan dari budaya
dan sistem. Keunikan ini membuat bidan mampu
melakukan pendekatan kepada ibu dengan tidak
meninggalkan profesionalismenya.
Sejarah
 Awal tahun 1970-an, angka persalinan di rumah
berkisar 70%
 peraturan bahwa medis dan bidan harus mampu
mengobservasi 15 persalinan selama pelatihan.
 Tahun 1980-an merupakan masa kebangkitan
bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan,
karena harus mempertahankan persalinan di
rumah. Bidan-bidan banyak menghasilkan buku-
buku dan video pengajaran yang dipublikasikan
Lanjutan ....
 Tahun 1990-an, merupakan masa pencerahan bagi
profesi bidan dan membawa cara berfikir yang
baru. Penelitian  kelahiran di RS sangat rendah
kualitasnya  angka kematian perinatal yang
sangat tinggi  mengalami penghentian 
persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi
persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami
penurunan  kompetisi dengan dokter umum
(17-19%), sedangkan persalinan yang ditolong
bidan pada awal 1990-an hanya sekitar 6%.
Pemerintah lebih mendukung pelayanan yang
diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan
yang diberikan dokter umum.  pendapatan
bidan yang lebih tinggi dibandingkan dokter
umum
Lanjutan .....
 Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan
peningkatan pertolongan persalinan di rumah oleh
bidan.
Kelahiran di Belanda
 Populasi Belanda adalah 15 juta, dan tiap tahun
angka kelahiran sekitar 74.500.  46% ditolong
oleh bidan, 8% oleh dokter umum dan 46%
dibantu oleh dokter obstetri.
 1422 bidan yang telah terdaftar, 70% merupakan
praktek mandiri, 15% bekerja sebagai bidan yang
berpindah-pindah (for those on holiday or leave
etc) dan 15% bekerja di kinik rumah sakit.
Sebagian besar terlibat sebagai supervisi
mahasiswa dalam pelatihan sebagai bidan atau
dokter.
 Beberapa bidan memutuskan tidak mengambil
spesialis dalam risiko tinggi pelayanan dan
mereka bekerja secara tertutup dengan ahli
Lanjutan ....
 Rata-rata kelahiran di rumah mangalami turun
naik.
1. Pada tahun 1997  31% dari semua kelahiran di
rumah
2. Tahun 1998 keadaan ini meningkat menjadi
32,4%.
3. Di Amsterdam, rata-rata mengalami kenaikan
dari 18% pada 1995; menjadi 26% pada
1998.
4. Di Rotterdam, rata-rata mengalami kenaikan
dari 19% pada 1995; menjadi 25% pada
1998.
Lanjutan ....
 Secara nasional rata-rata persalinan operatif
mengalami kenaikan dari 8,5% pada 1993 ;
menjadi 9,5% pada 1997.
 Forceps atau vacum rata-rata tetap sekitar 7,7%
pada 1993; dan 78% pada 1997.
 Rata-rata kejadian epidural adalah 6% dengan
keadaan nyeri hanya dengan pertolongan
persalinan operatif.
 Kematian perinatal rata-rata pada 1997 adalah 8,1
per 1000 kelahiran hidup.
Perbedaan Budaya di Belanda
 Di Belanda bidan termasuk juga profesi kesehatan
sejak 1972, bersama dengan dr. umum, dokter
gigi, farmakolog dan dokter obtetri . Bidan
melakukan pelatihan selalu memiliki standar yang
tinggi, dengan kriteria sangat ketat untuk masuk
universitas, termasuk akademi tinggi dan
mencapai karakter dan perilaku yang baik.
Kriteria ini ditimbulkan dari seorang ibu yang
memiliki kekuatan dan intelegensi dan ini
digambarkan pada bahasa Belanda untuk
"midwife" yang artinya "wise woman".
Lanjutan ....
 Ada peraturan jika seorang klien tidak senang dengan
pelayanan yang diberikan dari dokter dan bidan, dia dapat
menyelesaikan pada komite khusus yang terdiri dari
bidan, ahli obstetri dan dokter umum yang melihat
kembali kasus dan penelitian kesehatan. Kompensasi
finansial tidak menjadi perhatian dan biasanya jika
kesalahan dibuat yang diakui sebagai sesuatu yang
biasanya terjadi maka bidan dan dokter akan menerima
peringatan. Setelah tiga kali peringatan proses peradilan
mungkin dimulai.
 Pendekatan ini dilakukan karena sistem sosial di Belanda,
mendukung penuh orang tua yang memiliki anak cacat
terus memperoleh sistem asuransi nasional dan fasilitas
masyarakat. Tidak ada kebutuhan yang menuntut dokter
atau bidan untuk memperoleh gaji dari pelayanan ini
kecuali meberikan pelayanan yang terbaik, pelayanan
profesional secara keseluruhan.
Lanjutan ....
 Kehidupan di Belanda berpusat di sekitar rumah.
Rumah adalah istana dan keluarga yang
terpenting. Rata-rata ibu mempunyai anak
pertama pada usia 29 tahun. Ibu yang mengurus
karirnya akan berubah untuk menjadi ibu rumah
tangga. Sebagian besar ibu mengambil paruh
waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keadaan ini menunjukkan tingkat emansipasi di
Belanda. Umumnya ibu lebih memilih mengurus
anaknya yang masih kecil dibandingkan dengan
karirnya. Ibu akan kembali bekerja pada usia 40-
an mempunyai keuntungan mendapatkan
keterampilan dari keluarga dan masih ada waktu
untuk mencapai posisi puncak di tempat kerjanya.
Pusat Kelahiran Amsterdam
 Pusat kelahiran didirikan tahun 1992. Hasil survey
menyebutkan dari 800 ibu tiap tahun (pada 1998
bidan merawat 795 ibu : 495 primi dan 300 multi).
Berdasarkan kehamilan sekitar 20% adalah
menghubungi dokter dan lebih lanjut 15%
menghubungi dokter selama kelahiran. Alasan
utama untuk menghubungi dokter selama
kehamilan adalah tekanan darah tinggi,
postmatur (lebih dari 42 minggu), sungsang,
kelahiran multi, kelahiran prematur, IUGR dan
perdarahan. Selama persalinan alasan utama
untuk menghubungi adalah tidak ada kemajuan
pada kala dua, kemajuan yang lambat pada kala
satu, cairan mekonium dan ruptur pada membran
 Di negara ini, penggantian bidan selama observasi
suatu persalinan merupakan hal yang ditentang.
Kecuali bila harus ada penggantian selama masa
observasi ini karena adanya alasan sosial atau
alasan pribadi. Penggantian ini dapat dengan
sesama bidan, dokter umum atau dokter obstetri.
Oleh sebab itu, banyak dokter obstetri
bekerjasama dengan bidan dan terkesan tunduk
dengan nasehat bidan. Suasana di Perguruan
Tinggi mendukung dialog seperti ini dan
mempertajam praktek dari keduanya.
 Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah jika dokter
yang tidak merawat wanita secara "woman friendly" akan
dikesampingkan oleh bidan. Dokter yang bersikap tidak
"woman friendly" akan dimasukkan dalam daftar hitam.
Hal ini berdampak pada institusi rumah sakit yang harus
mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengatasi
klaim/keluhan pasien, klaim/keluhan dari bidan dan
pelatihan yang ditujukan untuk perubahan prilaku tenaga
medis.
 Salah satu pendekatan pelayanan yang berfokus kepada
pemberian pelayanan yang berkualitas kepada
klien/wanita, maka dibentuklah sistem ambulans. Sistem
ini ditujukan untuk keamanan dari kelahiran di rumah
(not bom out by the facts). Jika ada kelahiran, maka
ambulans akan dihubungi dan tiba dalam hitungan
beberapa menit, sehingga bidan tidak repot membawa
banyak peralatan.
Lanjutan ....
 Peran pemerintah yang lain adalah bidan tidak
melakukan pelayanan pada ibu yang tidak termasuk
wilayah kerjanya. Wilayah kerja bidan yang
dimaksudkan adalah bahwa saat pelayanan di
butuhkan oleh ibu di komunitas, bidan dapat segera
datang dan tidak lebih dari 30 menit. Ini ditujukan
agar pelayanan kebidanan dapat diberikan sesegera
mungkin.
Lanjutan ....
 “Persalinan yang aman adalah persalinan dengan
intervensi yang seminimal mungkin baik bagi ibu
dan bayinya”, ini merupakan pesan yang senatiasa
ditekankan oleh para bidan. Oleh karena itu
tempat kelahiran baik di rumah ataupun di rumah
sakit bukanlah menjadi fokus utama. Hal ini
dimengerti oleh para ibu dan memberikan
kebebasan bagi ibu untuk menentukan pilihannya
dalam pelayanan yang diberikan kepadanya.
Lanjutan ....
 Selama kehamilan, pemberian informasi secara
mendetail mengenai kehamilan tidak dilakukan
bidan, kecuali bila ibu ingin mengetahui jika bayi
bertumbuh dengan baik, apakah ibu dalam
keadaan sehat atau hal-hal lain yang perlu
diperhatikan selama kehamilan .
 Pada usia kehamila 36 minggu, terdapat
komunikasi mengenai isu pratikal tentang
kelahiran, bagaimana persalinan akan
didiskusikan. Bidan yang dihubungi akan segera
melakukan penilaian situasi dan memonitor
keadaan bayi, memberikan kenyamanan, dan jika
bidan akan pergi, mengarahkan ibu dan kembali
pada pembukaan 8 cm.
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEBIDANAN DI INDONESIA
SEJARAH PENDIDIKAN BIDAN INDONESIA
ZAMAN PEMERINTAHAN HINDIA
BELANDA
 AKI sangat tinggi
 Tenaga penolong persalinan adalah dukun
 1807 pelatihan dukun (Zaman Gub. Jdrl. H.W.
Deandels)
pelatihan tentang pertolongan persalinan
tidak lama krn tidak ada pelatih kebidanan
Lanjutan…
Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan
hanya diperuntukkan bagi orang-orang belanda yang
ada di indonesia.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan
1952 Pelatihan bidan
(secara formal)
sampai sekarang
1952 Kursus dukun
(oleh bidan)
2004 : dilarang menolong
persalinan & sekarang
paraji hanya membantu
dan diberdayakan saat
memelihara masa nifas
tujuh hari dan perawatan
bayi hingga usia 40 hari.
Lanjutan…
1953 (Yogyakarta)
KTB (kursus Tambahan
Bidan)
Perubahan pengetahuan
dan keterampilan ttg
Yankes ibu & anak
Diikuti kota-kota besar
lainnya
Lanjutan…
Seiring
Pelatihan
• lahir BKIA( bidan sbg PJ)
Pelayanan di
BKIA
• Antenatal
• Postnatal
• Pemeriksaan bayi & anak (termasuk Imunisasi & penyuluhanttg gizi)
Pelayanan di
rumah
• Pertolongan persalinan
• Kunjungan rumah pasca persalinan
Lanjutan…
Lanjutan…
Posyandu
ANC KB Imunisasi Gizi Kesling
Diluar gedung
Kesehatan keluarga Posyandu
Puskesmas
Di dalam gedung Di luar gedung (orientasi wil. Kerja)
lanjutan
1990 : Yankeb
lebih merata &
dekat dg
masyarakat.
1992 : Instruksi
presiden
tentang
mendidik bidan
utk
penempatan di
desa
Tugas Pokok
bidan :
pelaksana KIA
dan pembinaan
dukun bayi
Menjadi
pelaksana
yankes bayi, KB,
melakukan
kunjungan
rumah,
pembinaan
posyandu,
mengembangka
n pondok
bersalin.
Lanjutan…
Pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa
berorientasi pada kesehatan masyarakat, berbeda
dengan bidan yang bekerja di RS yang lebih
berorientasi pada individu.
Lanjutan
Bidan di RS memberikan pelayanan : Poliklinik
Antenatal, gangguan kespro di poliklinik KB, senam
hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar
operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
Lanjutan…
1994
Bertitik tolak konferensi
Kependudukan Dunia di
Kairo yang menekankan
pada Reproductive
health(kesehatan reproduksi)
Memperluas area
garapan
pelayanan
kebidanan
Area meliputi : safe
motherhood,
Family Planing,
PMS termasuk
IMS, Kespro
remaja, Kespro pd
orang tua.
Lanjutan…
Bidan melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya
berdasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang
diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui
Peraturan menteri kesehatan (PERMENKES).
Permenkes selalu mengalami perubahan.
Lanjutan….
Permenkes No.
5380/IX/1963
Persalinan normal
secara mandiri
Tugas lain
Permenkes No.
363/IX/1980 diubah
menjadiPermenkes No.
363/IX/1980 Permenkes
No. 623/IX/1980
Wewenang umum
Wewenang Khusus
(dibawah
pengawasan dokter)
Permenkes No.
572/IX/1996 diubah
menjadi kepmenkes No.
900/Menkes/SK/VI/2002
Registrasi
Praktek bidan
mandiri, kolaborasi,
konsultasi dan
rujukan (yan KIA,
KB, kesmas)
Lanjutan…
•Standar
Profesi
Bidan
KEPMENKES No.
369/MENKES/SK
/III/2007
Perkembangan Pendidikan Kebidanan
1851
dr.W.Bosch membuka Pendidikan
Bidan bagi wanita pribumi di
Batavia
Lulusan bekerja di RS &
Masyarakat
Yankes Ibu & Anak dilakukan oleh
dukun dan bidan
Lanjutan…
1902
1904
Pendidikan bidan pribumi di RS
militer Batavia
Pendidikan Wanita indo
di makasar
Lanjutan…
 1911/1912: pendidikaan perawat di CBZ/RSUP
semarang & Batavia
calon dr HIS(SD 7 th) pddkan 4 th
Khusus pria. 1914 : wanita
Lanjut
Perawat 2 th bidan 2 th
Lanjutan…
1935-1938:
Pemerintah Hindia
belanda
Mendidik bidan lulusan
mulo(SMP) selama 3 th dan
secara bersamaan dibuka
sekolah bidan di beberapa Kota
besar seperti RSB Budi
Kemuliaan (Jakarta), RSB Palang
Dua & Mardi Waluyo (semarang).
Lanjutan….
Bidan
kelas 1
• Latar belakang
pendidikan Mulo
dan Pendidikan
bidan 3 th
Bidan
kelas 2
• Lulusan perawat
Zaman Jepang
Pemerintah Mendirikan Sekolah Perawat/ Sekolah
Bidan
Peserta Didik Kurang Berminat
PROKLAMASI
17 AGUSTUS 1945
Lanjutan…
1950-1953
bidan dari SMP
selama 3 thn (usia
min 17 th)
Kebutuhan
meningkat
1976 Penjenang
Kesehatan E (PKE)
atau Pembantu bidan
dari SMP + 2 th.
PKE melanjutkan lg
pddkan bidan selama
2 th
1953
KTB di yogyakarta 7-
12 mg 1960 pindah
ke Jakarta
1967
KTB ditutup
Lanjutan…
1954
pend guru bidan di Bandung,
bersama guru prwt, kesmas,
awalnya lama pddkan 1 th jd
2 th dan terakhir 3 th.
1972
Lebur jadi SGP
(menerima lulusan
sekolah perawat dan
bidan)
1970
PPB dari SPR +2 th
(SPLJK) Sekolah
Pendidikan Lanjutan
Jurusan Kebidanan
Lanjutan….
1974
Ada 24 kategori
tenkes maka Depkes
menyederhanakan.
Sekolah bidan ditutup
& SPK dibuka
Ada perbedaan
falsafah & kurikulum
utamanya yg
berkaitan dg bidan
Tujuan pemerintah
SPK untuk menolong
persalinan tidak
tercapai
1975-1984
Sekolah bidan
ditutup, tapi IBI
masih ada.
Lanjutan…
1981
• SPK + 1 tahun
Pendidikan
kesehatan ibu
dan anak
• tidak di seluruh
propinsi
1985
• PPB dari SPR
dan SPK
• Lama pddkan 1
th
• dikembalikan pd
institusi yg
mengirim
1989
• PPB langsung dr
SPK disb. PPB-
A.
• Pddkan 1 th.
• Ditempatkan di
Desa
• PNS gol II,
• th 1996 status
berubah jd PTT
: kontrak 3 th
dpt
diperpanjang
2x3 th
Lanjutan…
BDD (dianggap blm
profesional ,
pengetahuan &
kemampuan kurang
krn lama pddkan
singkat dan peserta
banyak.
Kemampuan klinik
Kemampuan
Komunikasi
Kemampuan
Konseling
Kemampuan
menggerakkan
masyarakat desa
dlm meningkatkan
taraf kesehatan ibu
dan anak.
• PPB-B dari AKPER slm 1th, sbg tenaga
pengajar PPB-A, 2x tutup
• PPB-C dari SMP, 11 prop, 6 smt, kurikulum
3700 jam
1993
• Pendidikan Bidan JJ (distance learning) atau
diklat Jarak Jauh (DJJ) bidan di Jawa.
1994-1995
Lanjutan…
DJJ
Tahap I
(1995-1996)
15 propinsi
Tahap II
(1996-1997)
16 propinsi
Tahap III
(1997-1998)
26 propinsi
Tahap IV
(1998-1999)
26 propinsi
Lanjutan…
1994
Pelatihan yan
kegawatdaruratan
maternal & neonatal
atau LSS(life saving
skill)
1995-1998
IBI & Mother care
pelatihan peer
revieew bidan RS,
PKM, Bides
1996: IBI& Depkes
ACNM(america
College of nurse
Midwife) LSS 8 org
1998
D 1 bidan ditutup.
1996
• DIII Kebidanan,
• dari D1 bidan
• selama 5 semester selama 2,5 th
1998
• D III dari SMU
• selama 6 semester
1999
• D III dari SPK
• selama 6 semester
Lanjutan…
• Telah terbentuk Tim
APN
2000
• ada 65 institusi
penyelenggara D III,
Depkes,
TNI, Pemda, Swasta.
2001 • 2004 :D III dari D1
Progsus
• selama 5 semester dlm
2 th: 96 sks
2004
• DIV
Bidan
Pendidik
UGM
2000
• UNPAD
• USU
2001
• stikes
Ngudi
waluyo
2004
Lanjutan…
2006
• S2
Kebidanan
UNPAD
2008
• Program S1
Bidan dari
SMU di unair
Berkat segenap
pengabdian Rabimar,
Presiden RI
menganugerahkan ‘Tanda
Kehormatan Bintang Jasa
Nararya’, sebagai Tokoh
Wanita yang jasa-jasanya
sangat besar terhadap
Negara dan Bangsa
Indonesia. Penghargaan
itu, diterima Rabimar pada
7 Agustus 1995
Dilahirkan di Payakumbuh, Sumatera Barat, 10 Juli
1929.
Termasuk dalam Tentara Pelajar (TP).
1954 PNS,sekretaris Ikatan Bidan Indonesia Cabang
Bukit Tinggi. setahun RSU Bukit Tinggi, RSPAD GS
1974, Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, 3 periode s.d
1993. Di masa-masa itu pulalah, ia duduk di kursi
DPR RI sebagai wakil dari Sumatera Barat.
Memperjuangkan Perlindungan hukum praktik
bidan- kewenangan bidan praktek mandiri
Terima Kasih….

More Related Content

What's hot

Kehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisKehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisSigit Pamungkas
 
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriPerkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriAi Ela Ayu Ningsih
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananachmad087
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalinpjj_kemenkes
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananLatifah Safriana
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidanyantiyanti45
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaAKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananLangkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananrisdiana21
 
Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir BidanPengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir Bidanpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Kehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilisKehamilan dengan sifilis
Kehamilan dengan sifilis
 
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar NegeriPerkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri
 
Makalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidananMakalah sejarah kebidanan
Makalah sejarah kebidanan
 
Bidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesiBidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesi
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Paradigma kebidanan
Paradigma kebidananParadigma kebidanan
Paradigma kebidanan
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
Sejarah bidan di indonesia
Sejarah bidan di indonesiaSejarah bidan di indonesia
Sejarah bidan di indonesia
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidan
 
Masa Antara
Masa Antara Masa Antara
Masa Antara
 
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesiaSejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
Sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan indonesia
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidananLangkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
Langkah langkah pemasaran sosial dalam kebidanan
 
Pengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir BidanPengembangan Karir Bidan
Pengembangan Karir Bidan
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILANASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA KEHAMILAN
 

Similar to SEJARAH BIDAN DI AMERIKA

Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua AmerikaSejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua AmerikaPoltekkes Kemenkes Banten
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Operator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Operator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Operator Warnet Vast Raha
 
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeriSejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeriOperator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan
Perkembangan Pelayanan dan  Pendidikan Bidan Perkembangan Pelayanan dan  Pendidikan Bidan
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan pjj_kemenkes
 
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeriPerkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeripjj_kemenkes
 
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2LutvyGlerrita
 

Similar to SEJARAH BIDAN DI AMERIKA (20)

Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua AmerikaSejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
 
Sejarah kebidanan
Sejarah kebidananSejarah kebidanan
Sejarah kebidanan
 
Midwifery of canada
Midwifery of canadaMidwifery of canada
Midwifery of canada
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
 
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
Perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri (2)
 
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeriSejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri
Sejarah pendidikan kebidanan dan profesi bidan di luar negeri
 
Sejarah kebidanan
Sejarah kebidananSejarah kebidanan
Sejarah kebidanan
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan
Perkembangan Pelayanan dan  Pendidikan Bidan Perkembangan Pelayanan dan  Pendidikan Bidan
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan
 
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negri
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negriSejarah pelayanan kebidanan diluar negri
Sejarah pelayanan kebidanan diluar negri
 
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeriPerkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Sejarah kebidanan 2
Sejarah kebidanan 2Sejarah kebidanan 2
Sejarah kebidanan 2
 
Sri rahayu
Sri rahayuSri rahayu
Sri rahayu
 
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2
Makalah konsep kebidanan kelompok 2 2
 
Sejarah kebidanan
Sejarah kebidananSejarah kebidanan
Sejarah kebidanan
 
Konsep r
Konsep rKonsep r
Konsep r
 
Makalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asmaMakalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asma
 
Makalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asmaMakalah konkeb bu asma
Makalah konkeb bu asma
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

SEJARAH BIDAN DI AMERIKA

  • 2. A. Riwayat awal kebidanan di Amerika  Bidan di AS dimulai dengan masuknya kolonial di dunia baru, bidan berada diantara wanita pertama yang tinggal di dalam koloni  Bidan merupakan profesi penting dalam kehidupan masyarakat kolonial dan diperlakukan dengan sangat hormat  Selama abad ke-19 para wanita perintis menempuh perjalanan melewati dataran luas dengan mengendarai wagon tertutup.  Mengikuti jalur oregon dan sante Fe, kemudian menetap di bagian barat diberbagai tempat ( dalam kereta wagon, benteng atau di perkampungan)
  • 3.  Sejarah Mormon mencatat, peran terhormat dan fungsi kepahlawanan bidan selama perjalanan mereka dari illinois ke Utah pada tahun 1846-47  Serangakaian faktor telah mengurangi penghargaan terhadap bidan, dari profesi yang dihormati menjadi salah satu profesi yang tidak dihormati pada awal abad ke-20  Hal ini karena faktor sikap agama, tuntutan ekonomi, fungsi bidan digantikan dokter, pendidikan yang tidak adekuat, tidak adanya pengaturan dan status wanita yang rendah.
  • 4.  Dokter laki-laki kemudian menggantikan bidan perempuan  Pada abad ke-18 dan ke-19 menandai perkembangan pesat ilmu kedokteran dan keperawatan serta penemuan dan pendidikan yang berhubungan dengan praktik obstetri.  Dengan penemuan metode analgesia dan anestesi spinal, wanita harus tetap di RS, dan kurangnya akses bidan merujuk wanita ke RS.  Hal ini menyebabkan penurunan penggunaan tenaga bidan.
  • 5.  Semua perkembangan ini, pengetahuan baru, dan pendidikan ini tidak dapat diikmati oleh bidan karena adanya isolasi relatif antara bidan yang satu dengan bidan yang lain.  Juga kurangnya jumlah sekolah, organisasi nasional, jurnal, pengakuan hukum, atau cara lain dalam berkomunikasi yang dapat digunakan oleh bidan.  Akibatnya pengetahuan dan praktek kebidanan menjadi sangat ketinggalan jaman sementara ilmu kedokteran semakin berkembang dan ilmu keperawatan modern dimulai.
  • 6.  Revolusi industri pada akhir abad ke-19 mnyebabkan banyaknya imigran dari Eropa ke Amerika.  Hal ini menyebabkan kumpulan komunitas- komunitas budaya di daerah perkotaan yang memiliki bidan masing-masing, mereka yang berasal dari ”negara kuno”.  Bidan ini mayoritas siap kerja tapi terbentur karena tidak fasih berbahasa inggris, dan sebagian lagi bidan keturunan Afrika-Amerika yang berdiam di daerah pedalaman selatan.  Mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses ke sistem pelayanan kesehatan.
  • 7.  Mereka juga tidak berpendidikan karena masalah ras.  Tidak adanya lisensi, organisasi dan program pendidikan formal juga menjadi penyebab bidan pendatang dan bidan kulit hitam dipedalaman selatan tidak bisa menjadi bagian sistem pelayanan kesehatan resmi didaerah tersebut.  Semua kejadian dan faktor sosial ini kemudian menyatu pada akhir abad ke 19 untuk menciptakan sistim pendidikan dan pelayanan perawatan kesehatan.  Bidan di dalam koloni, bidan imigran etnik kota, bidan desa keturunan Afrika-Amerika dan bidan Amerika asli tidak memiliki akses untuk menikmati sistim pelayanan kesehatan tersebut.
  • 8.  Awal abad ke 20 pada periode ini 2 (dua) organisasi dibentuk yaitu biro anak dan asosiasi pusat ibu.  Melahirkan kedua organisasi ini menyebabkan pengaruh besar pada perkembangan perawatan kesehatan maternal bayi dan perawat kebidanan.  Tahun 1906 dari hasil studi didapatkan dari 40% persalinan dibantu oleh sekitar 3000 (tiga ribu) bidan tidak kompoten dan tidak peduli.  Bidan memikul kesalahan terbesar pada kenyataannya faktor perawatan obstetrik lain yang berperan dalam angka mortalitas ibu dan bayi saat itu.  Kemajuan dalam meningkatkan perawatan berlangsung lambat.
  • 9.  Awal abad ke 20 muncul perdebatan apa yang dikenal sebagai masalah bidan.  Ini membuat pengeluaran izin dan praktek kebidanan menjadi isu yang menghangat.  Sekolah kedokteran mulai memasukan obsterik kedalam kurikulumnya selanjutnya obstertik menjadi profesi spesialis kedokteran pada tahun 1930.  Sebagian besar orang meyakini praktek kebidanan harus ditiadakan dan sebagian lagi menyakini bidan dapat melakukan fungsinya.  Dua peristiwa penting muncul yaitu beberapa negara mengeluarkan UU yang menjamin pengakuan hukum terhadap bidan dan persaratan dan spesifikasi yang ditujukan untuk mengontrol praktek bidan hal ini terbukti karna tidak mampunya profesi kedokteran memikul seluruh tugas perawatn obsterstik.
  • 10.  Hasil dari perundang-undangan yang mengatur praktek kebidanan menyebabkan beberapa sekolah kebidanan didirikan, sekolah kebidanan yang paling terkenal bellevue dikota new york sejak tahun 1911-1913 dan the preston retreak di viladelvia.  Sekolah ini ditutup atas perintah komisaris RS yang adalah seorang dokter, ia berpendapat sekolah bidan tersebut mengakibatkan pengeluaran yang tidak perlu dan membebani anggran kota dan menyebutkan jumlah bidan menurun tapi angka persalinan di RS meningkat.
  • 11.  1923 kursus kebidanan dimulai yang akhirnya menghasilkan perawat praktik dan perawat berizin praktik.  Peristiwa kedua yang signifikan adalah pengenalan perawat bidan dari eropa yang telah membuktikan ke efektifan mereka dan mereka menjadi bagian sistem pelayanan kesehatan.  Perawat bidan yang pertama kali melakukan praktik kebidanan di AS adalah kebangsaan inggris tahun 1925 oleh Mary Breckinridge.  Tindakannya sangat mengagumkan karena latar belakang pendidikannya dan cara ia dibesarkan dalam keluarga membuatnya kompeten.
  • 12. B. Pendidikan Bidan Di AS  Terdapat 2 (dua) pembagian utama pada kebidanan modern , yaitu : 1) Nurse-midwives 2) Direct-entry midwives
  • 13. 1. Nurse-midwives  Perawat-bidan mulai dikenal di Amerika Serikat pada tahun 1925 oleh Mary Breckinridge pada Frontier Nursing Service (FNS).  Perawat-bidan ini merupakan tulang punggung dalam pemberi pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh keluarga yang tinggal disekeliling pegunungan bagian Kentucky Timur
  • 14. lanjutan  Kombinasi keperawatan dan kebidanan sangat berhasil diterapkan di daerah tersebut  The Metropolitan Life Insurance Company mengadakan penelitian selama 7 (tujuh) tahun di FNS  penurunan angka kematian Ibu dan bayi secara signifikan daripada daerah-daerah lain di negara tersebut  disimpulkan bahwa jika tipe pelayanan yang dilaksanakan seperti ini dapat diterapkan pada wanita-wanita di Amerika Serikat maka ribuan nyawa akan dapat diselamatkan.
  • 15. lanjutan  Breckinridge kemudian membuka Frontier Graduate School of Midwifery tahun 1939 sebagai program pendidikan pertama perawat-bidan di Amerika Serikat.  Midwifery Program of Philadelphia University mulai menyelenggarakan the first Masters in Midwifery degree di Amerika Serikat pada tahun 1997 .
  • 16. lanjutan  Di Amerika Serikat, perawat-bidan memiliki sertifikat yang berbeda, tergantung daripada negara bagiannya masing-masing apakah mereka dianggap sebagai advanced practice nurses, midwives atau nurse-midwives.  Perawat-bidan dapat melaksanakan praktik di rumah sakit, klinik medik, tempat pelayanan kesehatan swasta dan membantu persalinan di rumah sakit, pelayanan kebidanan ataupun di rumah
  • 17. lanjutan  Perawat-bidan memberikan pelayanan atau asuhan bagi para wanita mulai dari masa pubertas sampai dengan menopause.  Perawat-bidan dapat bekerja sama dengan dokter ahli kandungan, dan dapat memberikan konsultasi pada pasien.  Pada wanita hamil yang memiliki risiko tinggi, keuntungan dari kolaborasi antara pelayanan kebidanan oleh perawat-bidan dan dokter sangat besar dirasakan .
  • 18. 2. Direct-entry midwives  Istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai seorang Bidan, bukan perawat, yang telah menyelesaikan pendidikan melalui kegiatan magang atau model atau pendekatan lainnya daripada selama tiga atau empat tahun untuk mendapatkan pendidikan kebidanan secara formal yang telah berkembang di negara- negara lainnya.
  • 19. lanjutan Seorang direct-entry midwife mendapatkan pelatihan untuk dapat memberikan Midwives Model of Care dengan tujuan ibu dan bayi yang sehat melalui pemberian pelayanan primer di luar lingkungan rumah sakit.
  • 20. C. Di AS terdapat tiga tipe bidan yang merupakan bagian dari direct-entry midwife : 1. Certified Nurse Midwives (CNMs)  Merupakan bidan yang lulus setelah melalui pembelajaran pada program pendidikan American College of Nurse Midwives (ACNM).  Saat pendidikan, bidan-bidan CNMs ini mendapatkan pembelajaran mengenai disiplin ilmu keperawatan dan kebidanan, tetapi pembelajaran lebih difokuskan kepada praktik kebidanan.
  • 21. lanjutan  Program pendidikan bidan ini biasanya diselenggarakan oleh institusi keperawatan-kebidanan, yang kadang juga diselenggarakan bergabung dengan sebuah universitas atau sekolah kesehatan.  Pada tahun 1999, jenjang pendidikan terakhir yang diperbolehkan untuk mengikuti program pendidikan ACNM ini yaitu sarjana muda
  • 22. lanjutan  CNMs dapat memberikan pelayanan prenatal, pelayanan intranatal, dan nifas serta bayi baru lahir.  Kebanyakan dari CNMs bekerja di rumah sakit, tetapi juga membantu persalinan di pelayanan kesehatan yang lain dan bahkan dirumah pasiennya.  CNMs juga memberikan pelayanan "well- woman", seperti kunjungan untuk pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan panggul dan payudara, serta pap smears, serta pelayanan keluarga berencana (KB).
  • 23. lanjutan  Kebanyakan dari negara-negara bagian Amerika Serikat menghendaki bidan yang memiliki gelar master dan CNM untuk melakukan praktik (seperti pada wilayah Washington and Oregon)  Advanced Practice.  Biasanya praktisi-praktisi di AS merupakan CNM and ARNP (Advanced Registered Nurse Practitioner).  Jumlah lulusan CNMs sudah mencapai 5000 orang.
  • 24. 2. Licensed Or Certified Midwives (CMs) Diperuntukkan bagi mereka yang telah memperoleh gelar sarjana tetapi bukan sarjana keperawatan. Lulusan dari program ini disebut Certified Midwives (CMs).  Certified Midwives (CMs) merupakan profesional yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan.  Minimal pendidikan terakhir untuk menjadi CMs asisten dokter, para fisioterapis, atau praktisi kesehatan lainnya.
  • 25. lanjutan  Pendidikan CM hampir mendekati atau menyerupai pendidikan dari certified nurse- midwives (CNMs), dan lulusan dari CMs juga diakreditasi oleh ACNM.  Tempat atau lahan mereka bepraktik hampir sama dengan CNMs, tetapi program sertifikasi ini hanya berlaku pada 3 (tiga) negara bagian, yaitu New York, New Jersey, and Rhode Island.  Pengurusan sertifikasi dari direct-entry midwives tersedia di 24 negara bagian
  • 26. lanjutan  Licensed or certified midwives melakukan praktik kebidanan yang dimilikinya di rumah ataupun di tempat pelayanan persalinan.  Bidan dalam kategori ini harus menunjukkan bahwa mereka telah melebihi persyaratan minimum bagi praktisi kebidanan dengan cara mendokumentasikan pengalamannya dan lulus uji ketrampilan dan uji tulis.  Organisasi yang mengadakan uji ketrampilan dan tulis ini adalah Midwives' Alliance of North America (MANA)
  • 27. lanjutan Licensed midwives biasanya bekerja sama dengan Departemen Kesehatan Negara Bagian, sehingga mereka diijinkan untuk membuat sertifikat atau akta kelahiran, memiliki laboratorium dan memiliki dokter penanggung jawab serta prosedur rujukan emergensi atau gawat darurat. Pada saat sekarang ini, terdapat sekitar 50 CMs yang melakukan praktik di Amerika Serikat
  • 28. 3. Certified Professional Midwife (CPM)  Merupakan praktisi bidan mandiri profesional yang memiliki pengetahuan, dan ketrampilan yang telah tersertifikasi sesuai dengan standar North American Registry of Midwives (NARM).  Telah memiliki kualifikasi untuk memberikan pelayanan sesuai dengan model pelayanan kebidanan.  Pada saat sekarang ini, terdapat sekitar 900 CPM yang telah membuka praktik di Amerika Serikat
  • 29. lanjutan  Sebelum lulus, para CPM harus melewati uji kompetensi inti, termasuk pengalaman klinik, ketrampilan inti, dan pembuatan rencana tindakan (termasuk pedoman asuhan dan rencana pelayanan emergensi atau gawat darurat).  Setelah menyelesaikan pendidikan Licensed or certified midwives dan uji sertifikasi, bidan tersebut diberikan gelar sebagai “CERTIFIED PROFESSIONAL MIDWIFE (CPM).
  • 30. lanjutan  Sertifikat yang dikeluarkan oleh NARM berisi akumulasi dari nilai ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman  dapat dipergunakan secara nasional diseluruh negara.  Uji ini dilaksanakan berdasarkan pada kompetensi inti yang diselenggrakan oleh Midwives' Alliance of North America (MANA) yang merupakan organisasi nasional yang mewakili bidan-bidan.  Para CPMs dapat melakukan praktik sesuai dengan standar MANA dan pedoman bagi the Art and Practice of Midwifery
  • 31. Lay Or Empirical Midwives  Digunakan untuk menandakan seorang bidan yang belum tersertifikasi atau tidak memiliki ijin, dimana mereka telah menyelesaikan pendidikan melalui jalur informal seperti belajar mandiri atau kegiatan magang, tidak pada program pendidikan bidan yang formal.  Istilah ini bukan berarti mereka sebagai bidan dengan level paling terendah, tetapi karena mereka tidak mau melaksanakan proses sertifikasi, atau karena tidak adanya tipe atau jenis pendidikan yang sesuai bagi mereka
  • 32. lanjutan  Sinonim dari uncertified atau unlicensed midwives  dukun, dukun beranak, dan independent midwife  Hal ini berarti bahwa bidan yang memilih untuk tidak memiliki lisensi atau sertifikat dengan berbagai macam alasan, menandakan pengalaman yang kurang sehingga dalam pengurusan perijinan, mereka cenderung untuk tidak bekerja sesuai dengan SOP ataupun pedoman-pedoman yang berlaku.  Beberapa dari mereka adalah dari kelompok yang memiliki basic agama, dan melaksanakan praktik hanya dalam lingkungan atau komunitas tertentu.
  • 33. D. Keperawatan-Kebidanan yang Terstandarisasi di AS  Pada tahun 1969, the American College of Nurse-Midwifery pun bergabung dengan the Kentucky-based American Association of Nurse-Midwives dan namanya kemudian berubah menjadi the American College of Nurse-Midwives (ACNM).  ACNM masih bergerak sebagai organisasi profesional bagi acertified nurse-midwives di Amerika Serikat
  • 34. lanjutan  Organisasi ini juga bergerak sebagai pengatur standar praktik perawat-bidan di Amerika Serikat, dan telah diakui oleh program pendidikan keperawatan-kebidanan.
  • 35. PENDIDIKAN MASTER KEBIDANAN DI NEGARA PERSEMAKMURAN (AUSTRALIA) Profesi kebidanan adalah salah satu profesi yang sudah diakui didunia Internasional Untuk memberikan pelayanan yang profesional oleh bidan, harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjut, pelatihan dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. Pendidikan bidan merupakan wadah dimana calon bidan ditempa yang nantinya akan diterjunkan kemasyarakat untuk pengabdian
  • 36. Pendidikan langsung atau setelah menempuh pendidikan perawat merupakan pola pendidikan bidan yang awalnya diterapkan diseluruh dunia. Setelah bidan menemukan jati dirinya yang berbeda dengan keperawatan maka pola pendidikan khusus bidan pun dikembangkan didunia Dimulai dari tingkat pendidikan bidan yang setara dengan diploma sampai pascasarjana.
  • 37. AUSTRALIA Salah satu negara penyelenggara pendidikan kebidanan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme pendidikan berjenjang dan berkelanjutan sampai ketingkat master. Pendidikan di Australia terpengaruh Inggris.  penerimaan bidan direkrut dari perawat, perkembangan terakhir perlahan mulai ditinggalkan dan mengarah pada pola pendidikan khusus bagi bidan.
  • 38. Pendidikan Bidan Jenjang Master di Australia Agar mendapatkan pengakuan dan registrasi dari pemerintah, seorang bidan harus telah menyelesaikan pendidikan yang diakui oleh pemerintahan. Di Negara Australia berlaku juga hal yang sama, yang mana bidan yang telah mendapatkan registrasi harus sudah mempunyai kualifikasi sebagai perawat umum sebelum menempuh pendidikan bidan
  • 39. Lanjutan…..  Pendidikan perawat umum ditempuh dalam waktu tiga tahun.  Pendidikan perawat ini adalah pendidikan bergelar dan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan keperawatan setelah tamat diberi gelar “Bachelor of Health Science Nursing”.
  • 40. Selama 10 tahun terakhir Berpindah dari pendidikan di rumah sakit menjadi pendidikan di universitas,ada yang menyeluruh ada yang kombinasi Program pendidikan yang ditawarkan di universitas berupa “Graduate Diploma” dan ada pula yang berupa “Master”
  • 41. Lanjutan…….. Program master biasanya ditempuh dengan kuliah jarak jauh atau e-learning program. Sehingga peserta didik selain dapat bekerja juga dapat mengembangkan jenjang pendidikannya sampai pada master. Calon peserta didik : Harus mempunyai pengalaman kerja minimal dua tahun sebelum menempuh pendidikan bidan.
  • 42.
  • 43. PENDIDIKAN KEBIDANAN DI BELANDA  Kebidanan merupakan aplikasi/terapan dari ilmu medis.  Bidan adalah tenaga profesional yang mengatur dan monitoring proses fisiologis, berbeda dengan profesi kesehatan lain yang berfokus pada patologi. Bidan memberi kontribusi dalam proses medis kedokteran (Crebas 1991: 25)
  • 44. A. Perkembangan pendidikan kebidanan di Belanda adalah sbb : Tahun 1779 : Pendidikan kebidanan pertama di Maasticht Tahun 1818 : Pemerintah mengeluarkan panduan untuk legislasi bidan Tahun 1861 : Pendidikan kebidanan kedua di Amsterdam. Pada abad 18 masyarakat mengenal bidan sebagai praktisi mandiri. Tugas dan tanggung jawab bidan sudah teridentifikasi dengan jelas dan didukung oleh undang- undang dari pemerintah.
  • 45. Lanjutan .... Tahun 1865 : Pemerintah memberikan kewenangan kepada bidan sebagai praktisi medis untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mendampingi ibu selama proses kelahiran normal . Tahun 1878 : keputusan untuk memberikan gelar kepada yang telah lulus bidan dan diberi kewenangan izin praktek bila sudah melakukan ujian dan dianggap lulus.
  • 46. Lanjutan ..... Tahun 1941 : Sistem pembayaran pelayanan kebidanan dengan asuransi medis (masih ada sampai dengan sekarang). Bidan memberikan pelayanan kepada wanita dengan kehamilan dan persalinan yang fisiologis dan berada dibawah pengawasan ahli
  • 47. Lanjutan ....  Bidan/dokter yang memberikan pelayanan di luar wilayah kerjanya tidak akan mendapat klaim penggantian biaya asuransi  Siswa bidan diberikan kesempatan yang banyak dalam menolong persalinan dirumah dibawah bimbingan bidan seniornya.  Pemerintah menganjurkan persalinan dirumah dan ada dukungan yang kuat dalam pendanaan bila melakukan persalinan dirumah. Hampir 1/3 bidan menolong persalinan dirumah sesuai penelitian yang dilakukan oleh Hingstman Mayoritas (80%) bidan di Netherlands praktik mandiri dan memberikan pelayanan persalinan di rumah atau di unit kebidanan dengan masa rawat yang singkat (1994) Prosentase persalinan di rumah lebih banyak ditolong oleh bidan (Baker et al 1996)
  • 48. Lanjutan ....  Tahun 1991 : Peninjauan kembali kurikulum oleh suatu komite bekerjasama dengan Departemen Kesejahteraan, Kesehatan dan Kebudayaan di Netherland  Melakukan revisi kurikulum kebidanan dengan mengidentifikasi kebutuhan kebidanan yang harus berdasarkan : 1. Perubahan area obstetrik 2. Peningkatan penggunaan teknologi dalam persalinan dan kelahiran
  • 49. Lanjutan ..... 3.Identifikasi kebutuhan untuk menyediakan pelatihan USG 4.Pemikiran yang berorientasi pada pendidikan terutama yang berkenaan dengan penilaian mahasiswa 5.Kebutuhan bidan dalam mengembangkan kebutuhan riset (Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in nehterlands 1991)
  • 50. B. Pendidikan Kebidanan di Belanda Profil bidan di Netherlands terfokus pada 3 komponen yaitu ANC, INC dan PNC  Tahun 1991 ada penambahan yang termasuk pada kategorinya antara lain : 1. Prosedur obstetric 2. Pencegahan 3. Management pada kehamilan / keterampilan berkomunikasi 4. Melaksanakan praktek 5. Meningkatkan dan memelihara keterampilan professional
  • 51. Mengacu pada Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in Netherlands 1991 menyatakan bahwa keahlian seorang bidan memiliki 5 komponen :  Keahlian formal yang didapat selama pelatihan dari salah satu institusi pendidikan bidan  Memiliki sikap yang tepat untuk seorang bidan yang profesional  Keahlian yang profesional yang diperoleh harus selalu dipelihara secara teratur dengan mengikuti pelatihan.  Mampu dalam memberikan pendidikan kesehatan  Ahli dalam ultrasonic scanning
  • 52. Lanjutan .....  Tahun 1992 bidan komunitas mensupervisi dari 45% persalinan di Netherland, lebih dari setengahnya persalinan terjadi di rumah (Netherland Biro Pusat Statistik, 1994).  Sekolah kebidanan adalah universitas mandiri meskipun pelatihan/training di pertimbangkan dapat menyeimbangkan pendidikan pada tingkat pendidikan vokasi yang lebih tinggi.  Tahun 1993 kurikulum di kembangkan menjadi 4 tahun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan bidan dalam mendapatkan pengalaman dan pemahaman mengenai riset dan untuk menyeimbangkan kualitas program yang dirasakan bahwa standart akademik dapat dicapai dengan memungkinkan setiap lulusan untuk melanjutkan
  • 53. Lanjutan .....  Lama pendidikan bidan 1.680 jam : kontak program dan pembelajaran di rumah. Penempatannya di klinik, ruang bersalin, ruang demo dan unit ginekologi  Target >40 persalinan, setiap tahun mahasiswa harus mencapai objek pembelajaran yang spesifik. Program pembelajaran terselenggara melalui modul dengan tema utama menggabungkan teori dan keterampilan, pada tahun ketiga mereka diharuskan meningkatkan kemampuan keterampilannya.
  • 54. Lanjutan .....  Pemerintah menanggung semua biaya pendidikan dan mahasiswa akan menerima dana pada saat mereka berada pada tahun ke 4.
  • 55. PELAJARAN MASTER DAN KEBIDANAN DI BELANDA  Pendidikan untuk Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan diorganisir oleh agen bekerjasama dengan Arteveldehogeschool, Hogeschool Gent dan Hogeschool Vlaanderen Barat. Master ini menawarkan suatu tingkatan atas untuk Sarjana Muda professional dalam ilmu perawatan dan ilmu kebidanan.
  • 56. Lanjutan .....  Jenjang Pendidikan ini membentuk sumber daya manusia yang dapat disalurkan dalam berbagai pekerjaan, dan penelitian di dalam ilmu pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan kebidanan yang menjadi : 1. Spesialis klinis 2. Manajer kasus 3. Kepala ahli perawatan/bidan, 4. Fungsionaris staf 5. Coordinator perawatan 6. Anggota kader menengah 7. Direksi departemen ilmu perawatan dan kebidanan di dalam sektor kesehatan.
  • 57. Kurikulum Susunan Global Ditengah-tengah pendidikan terdapat : Pengembangan ke arah evidenbased dan bekerja secara akademis Mengarah pada belajar tetap dan belajar di dalam praktek. Pendidikan diarahkan pada pemikiran terarah dan berwawasan luas , menggunakan metode dan mampu memecahkan masalah dengan baik. Fleksibilitas Keterbukaan bagi para mahasiswa yang bekerja.
  • 58. PELAYANAN KEBIDANAN DI BELANDA  Pelayanan kebidanan di Belanda memiliki keunikan tersendiri, karena merupakan gabungan dari budaya dan sistem. Keunikan ini membuat bidan mampu melakukan pendekatan kepada ibu dengan tidak meninggalkan profesionalismenya.
  • 59. Sejarah  Awal tahun 1970-an, angka persalinan di rumah berkisar 70%  peraturan bahwa medis dan bidan harus mampu mengobservasi 15 persalinan selama pelatihan.  Tahun 1980-an merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan-bidan banyak menghasilkan buku- buku dan video pengajaran yang dipublikasikan
  • 60. Lanjutan ....  Tahun 1990-an, merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara berfikir yang baru. Penelitian  kelahiran di RS sangat rendah kualitasnya  angka kematian perinatal yang sangat tinggi  mengalami penghentian  persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami penurunan  kompetisi dengan dokter umum (17-19%), sedangkan persalinan yang ditolong bidan pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Pemerintah lebih mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan dokter umum.  pendapatan bidan yang lebih tinggi dibandingkan dokter umum
  • 61. Lanjutan .....  Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan peningkatan pertolongan persalinan di rumah oleh bidan.
  • 62. Kelahiran di Belanda  Populasi Belanda adalah 15 juta, dan tiap tahun angka kelahiran sekitar 74.500.  46% ditolong oleh bidan, 8% oleh dokter umum dan 46% dibantu oleh dokter obstetri.  1422 bidan yang telah terdaftar, 70% merupakan praktek mandiri, 15% bekerja sebagai bidan yang berpindah-pindah (for those on holiday or leave etc) dan 15% bekerja di kinik rumah sakit. Sebagian besar terlibat sebagai supervisi mahasiswa dalam pelatihan sebagai bidan atau dokter.  Beberapa bidan memutuskan tidak mengambil spesialis dalam risiko tinggi pelayanan dan mereka bekerja secara tertutup dengan ahli
  • 63. Lanjutan ....  Rata-rata kelahiran di rumah mangalami turun naik. 1. Pada tahun 1997  31% dari semua kelahiran di rumah 2. Tahun 1998 keadaan ini meningkat menjadi 32,4%. 3. Di Amsterdam, rata-rata mengalami kenaikan dari 18% pada 1995; menjadi 26% pada 1998. 4. Di Rotterdam, rata-rata mengalami kenaikan dari 19% pada 1995; menjadi 25% pada 1998.
  • 64. Lanjutan ....  Secara nasional rata-rata persalinan operatif mengalami kenaikan dari 8,5% pada 1993 ; menjadi 9,5% pada 1997.  Forceps atau vacum rata-rata tetap sekitar 7,7% pada 1993; dan 78% pada 1997.  Rata-rata kejadian epidural adalah 6% dengan keadaan nyeri hanya dengan pertolongan persalinan operatif.  Kematian perinatal rata-rata pada 1997 adalah 8,1 per 1000 kelahiran hidup.
  • 65. Perbedaan Budaya di Belanda  Di Belanda bidan termasuk juga profesi kesehatan sejak 1972, bersama dengan dr. umum, dokter gigi, farmakolog dan dokter obtetri . Bidan melakukan pelatihan selalu memiliki standar yang tinggi, dengan kriteria sangat ketat untuk masuk universitas, termasuk akademi tinggi dan mencapai karakter dan perilaku yang baik. Kriteria ini ditimbulkan dari seorang ibu yang memiliki kekuatan dan intelegensi dan ini digambarkan pada bahasa Belanda untuk "midwife" yang artinya "wise woman".
  • 66. Lanjutan ....  Ada peraturan jika seorang klien tidak senang dengan pelayanan yang diberikan dari dokter dan bidan, dia dapat menyelesaikan pada komite khusus yang terdiri dari bidan, ahli obstetri dan dokter umum yang melihat kembali kasus dan penelitian kesehatan. Kompensasi finansial tidak menjadi perhatian dan biasanya jika kesalahan dibuat yang diakui sebagai sesuatu yang biasanya terjadi maka bidan dan dokter akan menerima peringatan. Setelah tiga kali peringatan proses peradilan mungkin dimulai.  Pendekatan ini dilakukan karena sistem sosial di Belanda, mendukung penuh orang tua yang memiliki anak cacat terus memperoleh sistem asuransi nasional dan fasilitas masyarakat. Tidak ada kebutuhan yang menuntut dokter atau bidan untuk memperoleh gaji dari pelayanan ini kecuali meberikan pelayanan yang terbaik, pelayanan profesional secara keseluruhan.
  • 67. Lanjutan ....  Kehidupan di Belanda berpusat di sekitar rumah. Rumah adalah istana dan keluarga yang terpenting. Rata-rata ibu mempunyai anak pertama pada usia 29 tahun. Ibu yang mengurus karirnya akan berubah untuk menjadi ibu rumah tangga. Sebagian besar ibu mengambil paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Keadaan ini menunjukkan tingkat emansipasi di Belanda. Umumnya ibu lebih memilih mengurus anaknya yang masih kecil dibandingkan dengan karirnya. Ibu akan kembali bekerja pada usia 40- an mempunyai keuntungan mendapatkan keterampilan dari keluarga dan masih ada waktu untuk mencapai posisi puncak di tempat kerjanya.
  • 68. Pusat Kelahiran Amsterdam  Pusat kelahiran didirikan tahun 1992. Hasil survey menyebutkan dari 800 ibu tiap tahun (pada 1998 bidan merawat 795 ibu : 495 primi dan 300 multi). Berdasarkan kehamilan sekitar 20% adalah menghubungi dokter dan lebih lanjut 15% menghubungi dokter selama kelahiran. Alasan utama untuk menghubungi dokter selama kehamilan adalah tekanan darah tinggi, postmatur (lebih dari 42 minggu), sungsang, kelahiran multi, kelahiran prematur, IUGR dan perdarahan. Selama persalinan alasan utama untuk menghubungi adalah tidak ada kemajuan pada kala dua, kemajuan yang lambat pada kala satu, cairan mekonium dan ruptur pada membran
  • 69.  Di negara ini, penggantian bidan selama observasi suatu persalinan merupakan hal yang ditentang. Kecuali bila harus ada penggantian selama masa observasi ini karena adanya alasan sosial atau alasan pribadi. Penggantian ini dapat dengan sesama bidan, dokter umum atau dokter obstetri. Oleh sebab itu, banyak dokter obstetri bekerjasama dengan bidan dan terkesan tunduk dengan nasehat bidan. Suasana di Perguruan Tinggi mendukung dialog seperti ini dan mempertajam praktek dari keduanya.
  • 70.  Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah jika dokter yang tidak merawat wanita secara "woman friendly" akan dikesampingkan oleh bidan. Dokter yang bersikap tidak "woman friendly" akan dimasukkan dalam daftar hitam. Hal ini berdampak pada institusi rumah sakit yang harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengatasi klaim/keluhan pasien, klaim/keluhan dari bidan dan pelatihan yang ditujukan untuk perubahan prilaku tenaga medis.  Salah satu pendekatan pelayanan yang berfokus kepada pemberian pelayanan yang berkualitas kepada klien/wanita, maka dibentuklah sistem ambulans. Sistem ini ditujukan untuk keamanan dari kelahiran di rumah (not bom out by the facts). Jika ada kelahiran, maka ambulans akan dihubungi dan tiba dalam hitungan beberapa menit, sehingga bidan tidak repot membawa banyak peralatan.
  • 71. Lanjutan ....  Peran pemerintah yang lain adalah bidan tidak melakukan pelayanan pada ibu yang tidak termasuk wilayah kerjanya. Wilayah kerja bidan yang dimaksudkan adalah bahwa saat pelayanan di butuhkan oleh ibu di komunitas, bidan dapat segera datang dan tidak lebih dari 30 menit. Ini ditujukan agar pelayanan kebidanan dapat diberikan sesegera mungkin.
  • 72. Lanjutan ....  “Persalinan yang aman adalah persalinan dengan intervensi yang seminimal mungkin baik bagi ibu dan bayinya”, ini merupakan pesan yang senatiasa ditekankan oleh para bidan. Oleh karena itu tempat kelahiran baik di rumah ataupun di rumah sakit bukanlah menjadi fokus utama. Hal ini dimengerti oleh para ibu dan memberikan kebebasan bagi ibu untuk menentukan pilihannya dalam pelayanan yang diberikan kepadanya.
  • 73. Lanjutan ....  Selama kehamilan, pemberian informasi secara mendetail mengenai kehamilan tidak dilakukan bidan, kecuali bila ibu ingin mengetahui jika bayi bertumbuh dengan baik, apakah ibu dalam keadaan sehat atau hal-hal lain yang perlu diperhatikan selama kehamilan .  Pada usia kehamila 36 minggu, terdapat komunikasi mengenai isu pratikal tentang kelahiran, bagaimana persalinan akan didiskusikan. Bidan yang dihubungi akan segera melakukan penilaian situasi dan memonitor keadaan bayi, memberikan kenyamanan, dan jika bidan akan pergi, mengarahkan ibu dan kembali pada pembukaan 8 cm.
  • 76.
  • 77. ZAMAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA  AKI sangat tinggi  Tenaga penolong persalinan adalah dukun  1807 pelatihan dukun (Zaman Gub. Jdrl. H.W. Deandels) pelatihan tentang pertolongan persalinan tidak lama krn tidak ada pelatih kebidanan
  • 78. Lanjutan… Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang belanda yang ada di indonesia.
  • 79. Perkembangan Pelayanan Kebidanan 1952 Pelatihan bidan (secara formal) sampai sekarang 1952 Kursus dukun (oleh bidan) 2004 : dilarang menolong persalinan & sekarang paraji hanya membantu dan diberdayakan saat memelihara masa nifas tujuh hari dan perawatan bayi hingga usia 40 hari.
  • 80. Lanjutan… 1953 (Yogyakarta) KTB (kursus Tambahan Bidan) Perubahan pengetahuan dan keterampilan ttg Yankes ibu & anak Diikuti kota-kota besar lainnya
  • 81. Lanjutan… Seiring Pelatihan • lahir BKIA( bidan sbg PJ) Pelayanan di BKIA • Antenatal • Postnatal • Pemeriksaan bayi & anak (termasuk Imunisasi & penyuluhanttg gizi) Pelayanan di rumah • Pertolongan persalinan • Kunjungan rumah pasca persalinan
  • 83. Lanjutan… Posyandu ANC KB Imunisasi Gizi Kesling Diluar gedung Kesehatan keluarga Posyandu Puskesmas Di dalam gedung Di luar gedung (orientasi wil. Kerja)
  • 84. lanjutan 1990 : Yankeb lebih merata & dekat dg masyarakat. 1992 : Instruksi presiden tentang mendidik bidan utk penempatan di desa Tugas Pokok bidan : pelaksana KIA dan pembinaan dukun bayi Menjadi pelaksana yankes bayi, KB, melakukan kunjungan rumah, pembinaan posyandu, mengembangka n pondok bersalin.
  • 85. Lanjutan… Pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa berorientasi pada kesehatan masyarakat, berbeda dengan bidan yang bekerja di RS yang lebih berorientasi pada individu.
  • 86. Lanjutan Bidan di RS memberikan pelayanan : Poliklinik Antenatal, gangguan kespro di poliklinik KB, senam hamil, pendidikan perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
  • 87. Lanjutan… 1994 Bertitik tolak konferensi Kependudukan Dunia di Kairo yang menekankan pada Reproductive health(kesehatan reproduksi) Memperluas area garapan pelayanan kebidanan Area meliputi : safe motherhood, Family Planing, PMS termasuk IMS, Kespro remaja, Kespro pd orang tua.
  • 88. Lanjutan… Bidan melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya berdasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan menteri kesehatan (PERMENKES). Permenkes selalu mengalami perubahan.
  • 89. Lanjutan…. Permenkes No. 5380/IX/1963 Persalinan normal secara mandiri Tugas lain Permenkes No. 363/IX/1980 diubah menjadiPermenkes No. 363/IX/1980 Permenkes No. 623/IX/1980 Wewenang umum Wewenang Khusus (dibawah pengawasan dokter) Permenkes No. 572/IX/1996 diubah menjadi kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VI/2002 Registrasi Praktek bidan mandiri, kolaborasi, konsultasi dan rujukan (yan KIA, KB, kesmas)
  • 91. Perkembangan Pendidikan Kebidanan 1851 dr.W.Bosch membuka Pendidikan Bidan bagi wanita pribumi di Batavia Lulusan bekerja di RS & Masyarakat Yankes Ibu & Anak dilakukan oleh dukun dan bidan
  • 92. Lanjutan… 1902 1904 Pendidikan bidan pribumi di RS militer Batavia Pendidikan Wanita indo di makasar
  • 93. Lanjutan…  1911/1912: pendidikaan perawat di CBZ/RSUP semarang & Batavia calon dr HIS(SD 7 th) pddkan 4 th Khusus pria. 1914 : wanita Lanjut Perawat 2 th bidan 2 th
  • 94. Lanjutan… 1935-1938: Pemerintah Hindia belanda Mendidik bidan lulusan mulo(SMP) selama 3 th dan secara bersamaan dibuka sekolah bidan di beberapa Kota besar seperti RSB Budi Kemuliaan (Jakarta), RSB Palang Dua & Mardi Waluyo (semarang).
  • 95. Lanjutan…. Bidan kelas 1 • Latar belakang pendidikan Mulo dan Pendidikan bidan 3 th Bidan kelas 2 • Lulusan perawat
  • 96. Zaman Jepang Pemerintah Mendirikan Sekolah Perawat/ Sekolah Bidan Peserta Didik Kurang Berminat
  • 98. Lanjutan… 1950-1953 bidan dari SMP selama 3 thn (usia min 17 th) Kebutuhan meningkat 1976 Penjenang Kesehatan E (PKE) atau Pembantu bidan dari SMP + 2 th. PKE melanjutkan lg pddkan bidan selama 2 th 1953 KTB di yogyakarta 7- 12 mg 1960 pindah ke Jakarta 1967 KTB ditutup
  • 99. Lanjutan… 1954 pend guru bidan di Bandung, bersama guru prwt, kesmas, awalnya lama pddkan 1 th jd 2 th dan terakhir 3 th. 1972 Lebur jadi SGP (menerima lulusan sekolah perawat dan bidan) 1970 PPB dari SPR +2 th (SPLJK) Sekolah Pendidikan Lanjutan Jurusan Kebidanan
  • 100. Lanjutan…. 1974 Ada 24 kategori tenkes maka Depkes menyederhanakan. Sekolah bidan ditutup & SPK dibuka Ada perbedaan falsafah & kurikulum utamanya yg berkaitan dg bidan Tujuan pemerintah SPK untuk menolong persalinan tidak tercapai 1975-1984 Sekolah bidan ditutup, tapi IBI masih ada.
  • 101. Lanjutan… 1981 • SPK + 1 tahun Pendidikan kesehatan ibu dan anak • tidak di seluruh propinsi 1985 • PPB dari SPR dan SPK • Lama pddkan 1 th • dikembalikan pd institusi yg mengirim 1989 • PPB langsung dr SPK disb. PPB- A. • Pddkan 1 th. • Ditempatkan di Desa • PNS gol II, • th 1996 status berubah jd PTT : kontrak 3 th dpt diperpanjang 2x3 th
  • 102. Lanjutan… BDD (dianggap blm profesional , pengetahuan & kemampuan kurang krn lama pddkan singkat dan peserta banyak. Kemampuan klinik Kemampuan Komunikasi Kemampuan Konseling Kemampuan menggerakkan masyarakat desa dlm meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak.
  • 103. • PPB-B dari AKPER slm 1th, sbg tenaga pengajar PPB-A, 2x tutup • PPB-C dari SMP, 11 prop, 6 smt, kurikulum 3700 jam 1993 • Pendidikan Bidan JJ (distance learning) atau diklat Jarak Jauh (DJJ) bidan di Jawa. 1994-1995
  • 104. Lanjutan… DJJ Tahap I (1995-1996) 15 propinsi Tahap II (1996-1997) 16 propinsi Tahap III (1997-1998) 26 propinsi Tahap IV (1998-1999) 26 propinsi
  • 105. Lanjutan… 1994 Pelatihan yan kegawatdaruratan maternal & neonatal atau LSS(life saving skill) 1995-1998 IBI & Mother care pelatihan peer revieew bidan RS, PKM, Bides 1996: IBI& Depkes ACNM(america College of nurse Midwife) LSS 8 org 1998 D 1 bidan ditutup.
  • 106. 1996 • DIII Kebidanan, • dari D1 bidan • selama 5 semester selama 2,5 th 1998 • D III dari SMU • selama 6 semester 1999 • D III dari SPK • selama 6 semester
  • 107. Lanjutan… • Telah terbentuk Tim APN 2000 • ada 65 institusi penyelenggara D III, Depkes, TNI, Pemda, Swasta. 2001 • 2004 :D III dari D1 Progsus • selama 5 semester dlm 2 th: 96 sks 2004
  • 108. • DIV Bidan Pendidik UGM 2000 • UNPAD • USU 2001 • stikes Ngudi waluyo 2004
  • 110. Berkat segenap pengabdian Rabimar, Presiden RI menganugerahkan ‘Tanda Kehormatan Bintang Jasa Nararya’, sebagai Tokoh Wanita yang jasa-jasanya sangat besar terhadap Negara dan Bangsa Indonesia. Penghargaan itu, diterima Rabimar pada 7 Agustus 1995
  • 111. Dilahirkan di Payakumbuh, Sumatera Barat, 10 Juli 1929. Termasuk dalam Tentara Pelajar (TP). 1954 PNS,sekretaris Ikatan Bidan Indonesia Cabang Bukit Tinggi. setahun RSU Bukit Tinggi, RSPAD GS 1974, Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, 3 periode s.d 1993. Di masa-masa itu pulalah, ia duduk di kursi DPR RI sebagai wakil dari Sumatera Barat. Memperjuangkan Perlindungan hukum praktik bidan- kewenangan bidan praktek mandiri