Makalah ini membahas tentang cumi-cumi, mulai dari latar belakang, tujuan, manfaat, klasifikasi, anatomi, kandungan gizi, dan manfaat kesehatan cumi-cumi. Cumi-cumi memiliki kandungan protein tinggi dan berbagai mineral serta vitamin yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan mencegah penyakit.
1. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................
1.2 Tujuan ....................................................................................
1.3 Mamfaat....................................................................................
BAB II TINJAUANPUSTAKA
2.1 KlasifikasiCumi-Cumi................................................................
2.2 DeskripsiCumi-Cumi...................................................................
2.3 Mamfaat lebih Cumi-Cumi...........................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
3.1 Simpulan
DAFTARPUSTAKA...................................................................................................
2. Kata Pengantar
OM SWASTYASTU
Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa ( Tuhan yang Maha Esa)
makalah ini bisa tersusun, berkat nasehat dosen serta teman-teman dari program studi ayurweda,
fakultas kesehatan UNHI Denpasar.
Makalah sebagai tugas mata kuliah Bahan Pengobatan dari Binatang dapat terwujud yang
jauh dari sempurna, ini semata karena kelemahan dari penulis, yang kurang dari segi penulisan,
tata bahasa, penyajian maupun hal lain yang mendukung mendekati sempurnanya makaah ini.
Ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga
tersusunnya makalah ini, akhirnya penulis berharap makalah ini bermamfaat bagi pembaca serta
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Om santi santi santi om.
Denpasar,oktober 2012
penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-
siripnya berbentuk trianguler atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada
kepalanya di sekitar luabang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat
penghisap (sucker). Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass) dan mantel.
Lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder dengan dinding sebelah dalam tipis dan
halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal, berotot, dan menutupi isi rongga tubuh
pada seluruh isi serta mempunyai tepi yang disebut leher (Pelu 1989). Menurut Voss
(1963) dan Roper, daerah penyebaran cumi-cumi adalah di perairan Pasifik Barat,
Australia Utara, Pulau Filipina, bagian utara Laut Cina Selatan sampai Jepang.
Penyebaran cumi-cumi (Loligo sp.) di seluruh perairan Indonesia hampir merata, yaitu
dari Barat Sumatera sampai ke selatan Irian Jaya, dari Selat Malaka ke timur sampai ke
perairan Timur Sumatera, Laut Jawa, Laut Banda, dan perairan Maluku/ Arafura.
Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan penghuni demersal atau semi pelagik pada
daerah pantai dan paparan benua sampai kedalaman 400 m. Beberapa spesies hidup
sampai di perairan payau. Cumi-cumi melakukan pergerakan diurnal, yaitu pada siang
hari akan berkelompok dekat dasar perairan dan akan menyebar pada kolom perairan
pada malam hari. Cumi-cumi tertarik pada cahaya (fototaksis positif), oleh karena itu
sering ditangkap dengan menggunakan bantuan cahaya (Roper et.al. 1984). Karakteristik
yang dimiliki cumi-cumi adalah adanya kantong tinta yang terletak di atas usus besar.
Bila kantung ini dibuka, maka akan mengeluarkan tinta berwarna coklat atau hitam yang
diakibatkan oleh pigmen melanin. Cumi-cumi akan mengeluarkan tintanya melalui
siphon untuk menghindari predator (Buchsbaum et.al. 1987).
4. 1.2 Tujuan
Mengetahui secara spesifik, kandungan nutrisi pada cumi-cumi dan mamfaatnya sebagai
obat untuk meringankan suatu penyakit tertentu.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai cumi-cumi, terutama mamfaatnya untuk
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
5. 2.1 Klasifikasi Cumi cumi
Gambar 1. Cumi-cumi
Klasifikasi cumi – cumi menurut Kreuzer (1984)
o Kingdom : Animalia
o Phylum : Mollusca
o Kelas : Cephalopoda
o Ordo : Teuthoidea
o Sub – Ordo : Myopsidae
o Family : Loliginidae
Klasifikasi cumi-cumi menurut Saanin (1984)
o Kingdom : Animalia
o Filum : Moluska
o Kelas : Cephalopoda
o Subkelas : Coleoidea
o Ordo : Teuthoidea
o Family : Loligonidae
o Genus : Loligo
o Spesies : Loligo sp.
2.2 Anatomi Cumi-Cumi
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi
besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya
6. terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih
pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap
tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang
penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting
untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung,
mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga
, disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan
tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan
air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air
menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan
seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi
terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem
pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati,
dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi
cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin.
Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel
dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan
dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul
dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin,
1984)
2.3 Struktur Anatomi dan fisiologi Cumi-Cumi
7.
Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan
membasahinya dengan lendir.
Mulut : tempat masuknya makanan.
Mata : sebaga alat penglihatan.
Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.Anus :
mengeluarkan sisa metabolisme.
Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan
lambung.
Insang : sebagai organ pernapasan.
Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
Ovarium : penghasil sel telur.
Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di
semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / bertemu pemangsa/predator.
8. 2.4 Kandungan gizi pada Cumi-Cumi
Cumi-cumi memiliki kandungangizi yangluarbiasakarenakandunganproteinnya cukup
tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan
hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang
khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam
aminoesensial yangdominanadalahleusin,lisin,danfenilalanin. Sementara kadar asam amino
nonesensial yangdominanadalah asamglutamatdanasam asfatat.Kedua asam amino tersebut
berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi
telahmemiliki cita-rasagurih,sehinggadalampengolahannyatakperlu ditambahkan penyedap
(seperti monosodium glutamat).
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah
yang sangattinggi.Kadarmineral yangterkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun
dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup,
ukuran dan umur.Mineral-mineral yangpentingpadacumi-cumi adalahnatrium, kalium, fosfor,
kalsium,magnesium, danselenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka
tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa
tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti
vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E,
K).Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang
tinggi ini memberikanrasayangkhas terhadapdagingcumi-cumi.Dagingcumi-cumi jugabanyak
mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis.
Kandungansulfuryangcukuptinggi padacumi–cumi jugamenyebabkancumi-cumi berbauamis
ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.
Kadar lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing
terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak
tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang
dapat menurunkan kandungankolesteroldalam darahWalaupundemikian,konsumsi cumi-cumi
berlebihharusdihindari karenakadarkolesterolnyalumayantinggi, yaitu mencapai 260 mg/100
g bahan.
10. Daftar Pustaka
Buchsbaum R, M. Buchsbaum, J. Pearse, and V. Pearse. 1987. Animal Without Backbone. Third
Edition. The University of Chicago Press. Chicago.
Hamabe, M, C. Hamura and M. Ogura, 1982. Squid Jigging From Small Boat. The Food and
Agriculture Organization of United Nations. Fishing News (books) Ltd. England.
Kreuzer, R. 1984. Squid – Seafood Extraordinaire. Infofish 6 (86) : 29 – 32
Pelu. 1988. Beberapa Karakteristik Biologi Cumi-Cumi (Squids). LONAWARTA, Balai Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Laut Ambon. Ambon.
Raharjo, S dan D. G. Bengen. 1984. Studi Beberapa Aspek biologi Cumi – cumi (Loligo sp) di
Perairan Gugus Kepulauan Seribu. Bogor : Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor
Roper C.F.E, M.J Sweeney, and Nauen. 1984. Cephalopods of The World. An annoted and Illustrated
Catalogue of Species of Interest to Fisheries. FAO. Species Catalogue vol 3.
Saanin, Hasnuddin. 1984. Kunci dan Identifikasi Ikan. Bandung : Binatjipta.
Soewito, A. P. dan B. Syarif. 1990. Uji Coba Pancing Cumi – cumi “Squid Jigger” di Perairan Laut
Cina Selatan dan Kalimantan Barat. Semarang : Balai Pengembangan Penangkapan Ikan
Voss G.L. 1963. Cephalopods of The Philippine Islands. Smith Sonian Institution. Washington.