SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................
1.1 Latar Belakang......................................................................
1.2 Tujuan ....................................................................................
1.3 Mamfaat....................................................................................
BAB II TINJAUANPUSTAKA
2.1 KlasifikasiCumi-Cumi................................................................
2.2 DeskripsiCumi-Cumi...................................................................
2.3 Mamfaat lebih Cumi-Cumi...........................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
3.1 Simpulan
DAFTARPUSTAKA...................................................................................................
Kata Pengantar
OM SWASTYASTU
Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa ( Tuhan yang Maha Esa)
makalah ini bisa tersusun, berkat nasehat dosen serta teman-teman dari program studi ayurweda,
fakultas kesehatan UNHI Denpasar.
Makalah sebagai tugas mata kuliah Bahan Pengobatan dari Binatang dapat terwujud yang
jauh dari sempurna, ini semata karena kelemahan dari penulis, yang kurang dari segi penulisan,
tata bahasa, penyajian maupun hal lain yang mendukung mendekati sempurnanya makaah ini.
Ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga
tersusunnya makalah ini, akhirnya penulis berharap makalah ini bermamfaat bagi pembaca serta
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Om santi santi santi om.
Denpasar,oktober 2012
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip-
siripnya berbentuk trianguler atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada
kepalanya di sekitar luabang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat
penghisap (sucker). Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass) dan mantel.
Lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder dengan dinding sebelah dalam tipis dan
halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal, berotot, dan menutupi isi rongga tubuh
pada seluruh isi serta mempunyai tepi yang disebut leher (Pelu 1989). Menurut Voss
(1963) dan Roper, daerah penyebaran cumi-cumi adalah di perairan Pasifik Barat,
Australia Utara, Pulau Filipina, bagian utara Laut Cina Selatan sampai Jepang.
Penyebaran cumi-cumi (Loligo sp.) di seluruh perairan Indonesia hampir merata, yaitu
dari Barat Sumatera sampai ke selatan Irian Jaya, dari Selat Malaka ke timur sampai ke
perairan Timur Sumatera, Laut Jawa, Laut Banda, dan perairan Maluku/ Arafura.
Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan penghuni demersal atau semi pelagik pada
daerah pantai dan paparan benua sampai kedalaman 400 m. Beberapa spesies hidup
sampai di perairan payau. Cumi-cumi melakukan pergerakan diurnal, yaitu pada siang
hari akan berkelompok dekat dasar perairan dan akan menyebar pada kolom perairan
pada malam hari. Cumi-cumi tertarik pada cahaya (fototaksis positif), oleh karena itu
sering ditangkap dengan menggunakan bantuan cahaya (Roper et.al. 1984). Karakteristik
yang dimiliki cumi-cumi adalah adanya kantong tinta yang terletak di atas usus besar.
Bila kantung ini dibuka, maka akan mengeluarkan tinta berwarna coklat atau hitam yang
diakibatkan oleh pigmen melanin. Cumi-cumi akan mengeluarkan tintanya melalui
siphon untuk menghindari predator (Buchsbaum et.al. 1987).
1.2 Tujuan
Mengetahui secara spesifik, kandungan nutrisi pada cumi-cumi dan mamfaatnya sebagai
obat untuk meringankan suatu penyakit tertentu.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai cumi-cumi, terutama mamfaatnya untuk
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Cumi cumi
Gambar 1. Cumi-cumi
Klasifikasi cumi – cumi menurut Kreuzer (1984)
o Kingdom : Animalia
o Phylum : Mollusca
o Kelas : Cephalopoda
o Ordo : Teuthoidea
o Sub – Ordo : Myopsidae
o Family : Loliginidae
Klasifikasi cumi-cumi menurut Saanin (1984)
o Kingdom : Animalia
o Filum : Moluska
o Kelas : Cephalopoda
o Subkelas : Coleoidea
o Ordo : Teuthoidea
o Family : Loligonidae
o Genus : Loligo
o Spesies : Loligo sp.
2.2 Anatomi Cumi-Cumi
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi
besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya
terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih
pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap
tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang
penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting
untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung,
mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga
, disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan
tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan
air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air
menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan
seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi
terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem
pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati,
dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi
cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin.
Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel
dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan
dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul
dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin,
1984)
2.3 Struktur Anatomi dan fisiologi Cumi-Cumi



 Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan
membasahinya dengan lendir.
 Mulut : tempat masuknya makanan.
 Mata : sebaga alat penglihatan.
 Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.Anus :
mengeluarkan sisa metabolisme.
 Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
 Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan
lambung.
 Insang : sebagai organ pernapasan.
 Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
 Ovarium : penghasil sel telur.
Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di
semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / bertemu pemangsa/predator.
2.4 Kandungan gizi pada Cumi-Cumi
Cumi-cumi memiliki kandungangizi yangluarbiasakarenakandunganproteinnya cukup
tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan
hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang
khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam
aminoesensial yangdominanadalahleusin,lisin,danfenilalanin. Sementara kadar asam amino
nonesensial yangdominanadalah asamglutamatdanasam asfatat.Kedua asam amino tersebut
berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi
telahmemiliki cita-rasagurih,sehinggadalampengolahannyatakperlu ditambahkan penyedap
(seperti monosodium glutamat).
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah
yang sangattinggi.Kadarmineral yangterkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun
dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup,
ukuran dan umur.Mineral-mineral yangpentingpadacumi-cumi adalahnatrium, kalium, fosfor,
kalsium,magnesium, danselenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka
tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa
tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti
vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E,
K).Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang
tinggi ini memberikanrasayangkhas terhadapdagingcumi-cumi.Dagingcumi-cumi jugabanyak
mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis.
Kandungansulfuryangcukuptinggi padacumi–cumi jugamenyebabkancumi-cumi berbauamis
ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus.
Kadar lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing
terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak
tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang
dapat menurunkan kandungankolesteroldalam darahWalaupundemikian,konsumsi cumi-cumi
berlebihharusdihindari karenakadarkolesterolnyalumayantinggi, yaitu mencapai 260 mg/100
g bahan.
2.5 Khasiat cumi-cumi untuk kesehatan
Daftar Pustaka
Buchsbaum R, M. Buchsbaum, J. Pearse, and V. Pearse. 1987. Animal Without Backbone. Third
Edition. The University of Chicago Press. Chicago.
Hamabe, M, C. Hamura and M. Ogura, 1982. Squid Jigging From Small Boat. The Food and
Agriculture Organization of United Nations. Fishing News (books) Ltd. England.
Kreuzer, R. 1984. Squid – Seafood Extraordinaire. Infofish 6 (86) : 29 – 32
Pelu. 1988. Beberapa Karakteristik Biologi Cumi-Cumi (Squids). LONAWARTA, Balai Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Laut Ambon. Ambon.
Raharjo, S dan D. G. Bengen. 1984. Studi Beberapa Aspek biologi Cumi – cumi (Loligo sp) di
Perairan Gugus Kepulauan Seribu. Bogor : Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor
Roper C.F.E, M.J Sweeney, and Nauen. 1984. Cephalopods of The World. An annoted and Illustrated
Catalogue of Species of Interest to Fisheries. FAO. Species Catalogue vol 3.
Saanin, Hasnuddin. 1984. Kunci dan Identifikasi Ikan. Bandung : Binatjipta.
Soewito, A. P. dan B. Syarif. 1990. Uji Coba Pancing Cumi – cumi “Squid Jigger” di Perairan Laut
Cina Selatan dan Kalimantan Barat. Semarang : Balai Pengembangan Penangkapan Ikan
Voss G.L. 1963. Cephalopods of The Philippine Islands. Smith Sonian Institution. Washington.
Cumi cumi paper

More Related Content

What's hot

Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnatha
f' yagami
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
Putry Untari
 

What's hot (20)

Bivalvia
BivalviaBivalvia
Bivalvia
 
Ppt. sel
Ppt. selPpt. sel
Ppt. sel
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Arsitektur Batang
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
Laporan Mikroteknik Whole Mount (Protozoa)
 
Porifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilisPorifera leucosolenia viriabilis
Porifera leucosolenia viriabilis
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
Jaringan Ikat
Jaringan IkatJaringan Ikat
Jaringan Ikat
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Sel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotikSel eukariotik dan prokariotik
Sel eukariotik dan prokariotik
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Kelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnathaKelompok 6 super kelas agnatha
Kelompok 6 super kelas agnatha
 
Arthropoda
ArthropodaArthropoda
Arthropoda
 
Makalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknikMakalah mata kuliah mikroteknik
Makalah mata kuliah mikroteknik
 
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
Pera- pengaruh peningkatan konsentrasi yeast dan pemotongan ujung bawang terh...
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Coelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandritesCoelenterata meandrina meandrites
Coelenterata meandrina meandrites
 
Bab 9. Reptil
Bab 9. ReptilBab 9. Reptil
Bab 9. Reptil
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 

Similar to Cumi cumi paper

Selasa
SelasaSelasa
Selasa
Anna S
 

Similar to Cumi cumi paper (20)

88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Vertebrata
VertebrataVertebrata
Vertebrata
 
Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
 
pencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptxpencernaan fiswan.pptx
pencernaan fiswan.pptx
 
Makhluk Hidup Vertebrata (Hewan Bertulang Belakang)
Makhluk Hidup Vertebrata (Hewan Bertulang Belakang)Makhluk Hidup Vertebrata (Hewan Bertulang Belakang)
Makhluk Hidup Vertebrata (Hewan Bertulang Belakang)
 
Bab i udangku
Bab i udangkuBab i udangku
Bab i udangku
 
Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docxKELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
KELOMPOK 2_ANCESTOR VERTEBRATA_PB 3C.docx
 
Acara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikanAcara 2 morfologi ikan
Acara 2 morfologi ikan
 
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameiiMinggu ke 4  t.p. udang penaeid vannameii
Minggu ke 4 t.p. udang penaeid vannameii
 
Selasa
SelasaSelasa
Selasa
 
Phylum mollusca
Phylum molluscaPhylum mollusca
Phylum mollusca
 
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Cumi
CumiCumi
Cumi
 
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATACIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
CIRI-CIRI HEWAN VERTEBRATA PADA COORDATA
 
Budidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalahBudidaya kakap makalah
Budidaya kakap makalah
 
Laporan praktikum fha
Laporan praktikum fhaLaporan praktikum fha
Laporan praktikum fha
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Cumi cumi paper

  • 1. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1 Latar Belakang...................................................................... 1.2 Tujuan .................................................................................... 1.3 Mamfaat.................................................................................... BAB II TINJAUANPUSTAKA 2.1 KlasifikasiCumi-Cumi................................................................ 2.2 DeskripsiCumi-Cumi................................................................... 2.3 Mamfaat lebih Cumi-Cumi........................................................... BAB III PENUTUP..................................................................................... 3.1 Simpulan DAFTARPUSTAKA...................................................................................................
  • 2. Kata Pengantar OM SWASTYASTU Atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa ( Tuhan yang Maha Esa) makalah ini bisa tersusun, berkat nasehat dosen serta teman-teman dari program studi ayurweda, fakultas kesehatan UNHI Denpasar. Makalah sebagai tugas mata kuliah Bahan Pengobatan dari Binatang dapat terwujud yang jauh dari sempurna, ini semata karena kelemahan dari penulis, yang kurang dari segi penulisan, tata bahasa, penyajian maupun hal lain yang mendukung mendekati sempurnanya makaah ini. Ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga tersusunnya makalah ini, akhirnya penulis berharap makalah ini bermamfaat bagi pembaca serta mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Om santi santi santi om. Denpasar,oktober 2012 penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris. Sirip- siripnya berbentuk trianguler atau radar yang menjadi satu pada ujungnya. Pada kepalanya di sekitar luabang mulut terdapat 10 tentakel yang dilengkapi dengan alat penghisap (sucker). Tubuh terdiri dari isi rongga tubuh (visceral mass) dan mantel. Lapisan isi rongga tubuh berbentuk silinder dengan dinding sebelah dalam tipis dan halus. Mantel yang dimilikinya berukuran tebal, berotot, dan menutupi isi rongga tubuh pada seluruh isi serta mempunyai tepi yang disebut leher (Pelu 1989). Menurut Voss (1963) dan Roper, daerah penyebaran cumi-cumi adalah di perairan Pasifik Barat, Australia Utara, Pulau Filipina, bagian utara Laut Cina Selatan sampai Jepang. Penyebaran cumi-cumi (Loligo sp.) di seluruh perairan Indonesia hampir merata, yaitu dari Barat Sumatera sampai ke selatan Irian Jaya, dari Selat Malaka ke timur sampai ke perairan Timur Sumatera, Laut Jawa, Laut Banda, dan perairan Maluku/ Arafura. Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan penghuni demersal atau semi pelagik pada daerah pantai dan paparan benua sampai kedalaman 400 m. Beberapa spesies hidup sampai di perairan payau. Cumi-cumi melakukan pergerakan diurnal, yaitu pada siang hari akan berkelompok dekat dasar perairan dan akan menyebar pada kolom perairan pada malam hari. Cumi-cumi tertarik pada cahaya (fototaksis positif), oleh karena itu sering ditangkap dengan menggunakan bantuan cahaya (Roper et.al. 1984). Karakteristik yang dimiliki cumi-cumi adalah adanya kantong tinta yang terletak di atas usus besar. Bila kantung ini dibuka, maka akan mengeluarkan tinta berwarna coklat atau hitam yang diakibatkan oleh pigmen melanin. Cumi-cumi akan mengeluarkan tintanya melalui siphon untuk menghindari predator (Buchsbaum et.al. 1987).
  • 4. 1.2 Tujuan Mengetahui secara spesifik, kandungan nutrisi pada cumi-cumi dan mamfaatnya sebagai obat untuk meringankan suatu penyakit tertentu. 1.3 Manfaat Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai cumi-cumi, terutama mamfaatnya untuk kesehatan. BAB II PEMBAHASAN
  • 5. 2.1 Klasifikasi Cumi cumi Gambar 1. Cumi-cumi Klasifikasi cumi – cumi menurut Kreuzer (1984) o Kingdom : Animalia o Phylum : Mollusca o Kelas : Cephalopoda o Ordo : Teuthoidea o Sub – Ordo : Myopsidae o Family : Loliginidae Klasifikasi cumi-cumi menurut Saanin (1984) o Kingdom : Animalia o Filum : Moluska o Kelas : Cephalopoda o Subkelas : Coleoidea o Ordo : Teuthoidea o Family : Loligonidae o Genus : Loligo o Spesies : Loligo sp. 2.2 Anatomi Cumi-Cumi Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya
  • 6. terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga , disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin, 1984) 2.3 Struktur Anatomi dan fisiologi Cumi-Cumi
  • 7.     Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir.  Mulut : tempat masuknya makanan.  Mata : sebaga alat penglihatan.  Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.  Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.  Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.  Insang : sebagai organ pernapasan.  Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.  Ovarium : penghasil sel telur. Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / bertemu pemangsa/predator.
  • 8. 2.4 Kandungan gizi pada Cumi-Cumi Cumi-cumi memiliki kandungangizi yangluarbiasakarenakandunganproteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam aminoesensial yangdominanadalahleusin,lisin,danfenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yangdominanadalah asamglutamatdanasam asfatat.Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telahmemiliki cita-rasagurih,sehinggadalampengolahannyatakperlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat). Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangattinggi.Kadarmineral yangterkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran dan umur.Mineral-mineral yangpentingpadacumi-cumi adalahnatrium, kalium, fosfor, kalsium,magnesium, danselenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikanrasayangkhas terhadapdagingcumi-cumi.Dagingcumi-cumi jugabanyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungansulfuryangcukuptinggi padacumi–cumi jugamenyebabkancumi-cumi berbauamis ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus. Kadar lemak pada daging cumi relatif rendah, yaitu 7,5 g/100 g bahan, masing-masing terdiri 1,9 g asam lemak jenuh; 2,7 g asam lemak tidak jenuh tunggal; serta 2,1 g asam lemak tidak jenuh ganda. Termasuk ke dalam asam lemak tidak jenuh ganda adalah omega 3 yang dapat menurunkan kandungankolesteroldalam darahWalaupundemikian,konsumsi cumi-cumi berlebihharusdihindari karenakadarkolesterolnyalumayantinggi, yaitu mencapai 260 mg/100 g bahan.
  • 9. 2.5 Khasiat cumi-cumi untuk kesehatan
  • 10. Daftar Pustaka Buchsbaum R, M. Buchsbaum, J. Pearse, and V. Pearse. 1987. Animal Without Backbone. Third Edition. The University of Chicago Press. Chicago. Hamabe, M, C. Hamura and M. Ogura, 1982. Squid Jigging From Small Boat. The Food and Agriculture Organization of United Nations. Fishing News (books) Ltd. England. Kreuzer, R. 1984. Squid – Seafood Extraordinaire. Infofish 6 (86) : 29 – 32 Pelu. 1988. Beberapa Karakteristik Biologi Cumi-Cumi (Squids). LONAWARTA, Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Ambon. Ambon. Raharjo, S dan D. G. Bengen. 1984. Studi Beberapa Aspek biologi Cumi – cumi (Loligo sp) di Perairan Gugus Kepulauan Seribu. Bogor : Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor Roper C.F.E, M.J Sweeney, and Nauen. 1984. Cephalopods of The World. An annoted and Illustrated Catalogue of Species of Interest to Fisheries. FAO. Species Catalogue vol 3. Saanin, Hasnuddin. 1984. Kunci dan Identifikasi Ikan. Bandung : Binatjipta. Soewito, A. P. dan B. Syarif. 1990. Uji Coba Pancing Cumi – cumi “Squid Jigger” di Perairan Laut Cina Selatan dan Kalimantan Barat. Semarang : Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Voss G.L. 1963. Cephalopods of The Philippine Islands. Smith Sonian Institution. Washington.