Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas berbagai perspektif psikologi sosial mengenai fenomena pemeliharaan satwa liar dan eksotis, termasuk motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti biophilia, kebutuhan akan kontrol, status sosial, dan antropomorfisme.
2. Beberapa hasil survei menunjukkan bahwa faktor-faktor dominan yang mendasari pemeliharaan
2. Studi terbaru menunjukkan bahwa kucing domestik
memiliki satu nenek moyang: North African /
Southwest Asian wildcat, Felis silvestris lybica
(Ottoni and others 2017). Kini, ada lebih dari 200
juta kucing di seluruh dunia (Bernstein, 2007)
Old painting @The British Museum
4. Motivasi utama manusia melakukan
domestikasi bukanlah “domestikasi”, tapi
melakukan efisiensi sumber daya. Manusia
selalu mendambakan “bentuk domestik”
dari satwa liar. (Larson, 2014)
5. Ragam Alasan
Peliharaan
Memiliki satwa
peliharaan Psikologis
Sosiologis
Need to Belong
Biophilia
Koi
Arwana
Reptil
Falcon
Ikan
Ikan Badut
Songbird
Cendrawasih
* beberapa satwa dapat memenuhi beberapa jenis kebutuhan sekaligus
Dominansi
Kesehatan Mental
Antropomorfisme
Status sosial
Kucing
Primata
Parental Signal
Evolusi
Mamalia
Paedomorfisme Kukang
9. 2. Parental Signal / Care
- Menunjukkan bahwa kita
berpotensi merawat keturunan
nantinya pada pasangan
potensial (Herzog, 2014)
- Terkait dengan altruisme dan
empati (Bradshaw & Paul, 2010)
- Pria dengan binatang peliharaan
umumnya lebih disukai wanita
(Gueguen & Ciccotti, 2008)
10. Borgi, et al. (2014)
- Keinginan menyelamatkan
anak-anak
- Pada manusia,
mempengaruhi komunikasi
interpersonal
- Pengaruh afeksi
- Preferensi satwa favorit
untuk dipelihara, breeding,
dan adopsi
3. Paedomorfisme
15. Tapi studi baru menemukan
pemelihara sama kesepiannya dengan
non pemelihara pada masa pandemi
Covid-19...
Mueller et al. (2021)
16. Eddy, Gallup, dan Povinelli (1993) -
didukung oleh Harrison dan Hall (2010)
- Semua benda diberi sifat
manusia - Heider & Simmel, 1944
- Efek dari kapasitas otak, Need
for Cognition
- Arketipe terkait: “Innocent”
(Kamil & Susianto, 2018)
- Ciri-ciri: memberi nama,
memberi baju, diajak bermain
- Tidak hanya morfologi namun
juga persepsi kapasitas berpikir,
misal: burung beo dianggap
pintar karena mimicking, parrot
dianggap dapat merasakan
(Rodriguez et al., 2020)
6. Antropomorfisme
18. 7. Social Proof, FOMO, Need to Belong
- Anak-anak (kelas 5-9) cenderung
menyukai binatang populer, terutama
yang sudah pernah memelihara hewan
sebelumnya (Prokop & Tunnicliffe, 2010)
- Hal viral menunjukkan ideal worldview
bagi anggota ingroup
- Namun ternyata, “Nemo Effect” tidak
terbukti...
Nekaris, et al. (2013)
23. 8. Budaya & Status Sosial
Indraswari, et al. (2020)
- Aristokrat Eropa abad
ke-13 memelihara
monyet, sementara di
abad ke-16 memelihara
tupai, kura-kura,
berang-berang, dan
landak (Thomas, 1984)
- Memiliki burung
adalah kebiasaan masa
lampau Tionghoa dan
Jawa, khususnya Jawa
yang menganggap
burung dalam sangkar
adalah simbolisasi
hidup seimbang
(Jepson & Ladle, 2005)