SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
Perdagangan dan Budaya
Pemeliharaan Hewan Non-Native:
Studi Kasus Spesies Invasif di
Indonesia
Haryono
PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI
Disampaikan pada Webinar Human-Wildlife Webinar Serie 4, Sabtu 29 Mei 2021
Nama lengkap : Dr. Haryono, M.Si.
Instansi : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Alamat kantor : Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911
Telepon kantor : 021-8765056/65
Faksmile : 021-8765068
Pekerjaan : Peneliti LIPI sejak tahun 1991
Jabatan : Peneliti Utama
Kepala Lab. Ikan
Bidang keahlian: Iktiologi (Ikan)
HP : 08128477116
Email : ikharyono@yahoo.com; fisharyono@gmail.com
• Perdagangan dan
Budaya Pemeliharaan
Hewan Non-native
• Motivasi memelihara
hewan Non Native
• Perilaku Harian
Pemelihara
• Aspek Budaya
• Studi Kasus Spesies
Invasif (ikan) di
Indonesia
 Fauna Indonesia: 4.782 ikan, 720 mamalia, 1.605 burung, 723 reptil,
385 amfibi, 5.170 moluska, 3.200 krustase,
 Jenis fauna endemik: 270 jenis mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis
reptil, 204 jenis amphibia, dan 280 jenis ikan.
KEKAYAAN FAUNA INDONESIA
Sumber: Widjaja et al. (2014); IBSAP 2015-2020
PEMANFAATAN DAN KONSERVASINYA?
BUDAYA MEMELIHARA HEWAN EKSOTIS
• Manusia sudah memelihara hewan
eksotik sejak ribuan tahun->
SEBELUM ADA KONSEP KEBUN
BINATANG
• Sekitar 3.500 tahun SM di ibu kota
Mesir-> MEMILIKI TEMPAT
PENAMPUNGAN HEWAN EKSOTIS
HASIL TANGKAPAN (gajah, kuda nil,
dan hewan lainnya).
• Kaisar Mongol (Kubilai Khan)->
MEMELIHARA MACAN TUTUL,
HARIMAU, CHEETAH, GAJAH DAN
SEKITAR 200 SPESIES BURUNG DI
TAMAN PRIBADINYA.
• Pada 1210 Kebun Binatang Kerajaan
didirikan di London -> UNTUK
HIBURAN KELUARGA KERAJAAN
INGGRIS.
• Sebagai mainan yang fantastis
bagi pemeliharanya
• Untuk menunjukkan
status/prestise
• Untuk diikembangbiakan/
didomestikasi/pemanfaatan.
• Serigala dipercaya mpk
hewan yang pertama kali
didomestikasi (sekitar 30.000
tahun silam) di kawasan
Eurasia
• Untuk terapi psikologis
• Sebagai komoditas tersendiri
yang dapat diperdagangkan
MOTIVASI DALAM
MEMELIHARA HEWAN
EKSOTIK
Indonesia sekitar 200
jenis untuk ornamental
dan konsumsi
PERDAGANGAN HEWAN PELIHARAAN EKSOTIS
 Jutaan hewan diperdagangkan setiap tahunnya untuk menjadi hewan peliharaan
dan menghibur masyarakat.
 Omset perdagangan hewan eksotis sangat besar, terbesar setelah obat-obatan. Di
Amerika saja mencapai US$15 miliar (Rp217 triliun)
 Media perdagangan melalui internet dan majalah
 Hewan eksotis membutuhkan perawatan khusus baik makanan maupun
kandangnya.
 Diperkirakan 5-7 ribu harimau dipelihara yang lebih besar dibandingkan dengan
yang ada di alam liar
 Sumber untuk perdagangan: ditangkap dari habitat asli, kebun binatang, toko
hewan peliharaan, dan dari peternak yang mengembangbiakkan hewan tersebut.
 Hewan eksotis biasanya dibeli saat anakan, namun terkadang dibuang saat dewasa
karena tak bisa dikendalikan
 Banyak hewan peliharaan eksotis dibunuh atau ditelantarkan karena sudah sakit-
sakitan/bosan
 Hewan eksotis melarikan diri dari kandang dan dapat menyerang warga
 Banyak hewan eksotis yang menularkan penyakit mematikan (Zoonosis)
• Pola perdagangan: banyak
yang illegal dan gelap.
• Saat ini ada sekitar 500-700
harimau yang dijadikan
hewan peliharan
• Kurang dari 400 di antaranya
berada di kebun binatang
resmi.
• Untuk primata, angkanya
bisa mencapai 15.000,
bahkan mungkin bisa lebih
dari itu.
• Untuk perdagangan hewan
terancam punah diatur
melalui CITES
ANGKA PERDAGANGAN HEWAN EKSOTIK
?
STATUS HEWAN
1. Asli/lokal : Tersebar secara alami tanpa campur tangan
manusia
2. Endemik: Tersebar pada wilayah geografis/habitat yang
terbatas
3. Langka: Status populasi pada saat ini sudah jarang sekali
4. Terancam punah: Populasinya belum jarang tetapi rentan
mengalami ancaman kepunahan akibat faktor alami dan
atau aktivitas manusia
5. Introduksi: Tersebar di luar habitat aslinya melalui campur
tangan manusia
6. Invasif: Jenis introduksi yang sudah mengganggu
kelestarian jenis asli, lingkungan atau manusia
13
Spesies asing dianggap invasif jika berdampak negatif
terhadap:
 Keanekaragaman Hayati Asli
 Ekosistem
 Ekonomi
 Kesehatan manusia
Convention on Biological Diversity (CBD) : IAS - spesies asing yang
keberadaan dan penyebarannya mengancam ekosistem, habitat atau
spesies yang memiliki bahaya ekonomi atau lingkungan.
Cucherousset & Olden (2011)
Dampak Ekologis ikan air tawar non-native
A. Invasif
1. Red devil (Amphilophus labiatus)
2. Ikan buaya (Atractosteus garr, Lepisosteus
ocellatus, L. ossues)
3.Piranha (Pygocentrus nattereri)
4. Sapu-sapu (Pterygopichthys pardalis)
5. Lebistes (Poecillia reticulata)
2. Berpotensi invasif
1. Arapaima (Arapaima gigas)
2. Bawal air tawar (Colossoma macropomum)
3. Ekor pedang (Xipophorus helleri)
4. Louhan (Cichlasoma spp.)
3. Introduksi
Lebih dari 80 spesies
 Jumlah ikan asing/introduksi : 90-100 spesies
(Wahyudewantoro, 2015)
 224 spesies ikan (Anonim, 2015)
191
81
110
5
0
50
100
150
200
250
Total Jenis Ikan Asli Ikan Introduksi Ikan Endemik
Total Pemetaan SDI di Wilayah Tengah dan Timur
(BKIPM-2018)
91
9
Persentase Komposisi Biota
Pisces Non Pisces
Sapu-sapu (Pterygoplichthys spp.)
Guppy (Poecilla reticulata)
Koi (Cyprinus carpio)
Nila (Oreochromis niloticus)
Sapu-sapu (Pterygoplichthys spp.)
Piranha (Pygocentrus nattereri)
Red devil (Amphilopus labiatus) Ikan kaca (Parambassis spp.)
INTRODUKSI IKAN PERTAMA YANG TERDOKUMENTASI
DI INDONESIA
Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
Pertama ditemukan di Desa Serang, Kabupaten Blitar Tahun 1939
22
1. Bersifat sebagai kompetitor
2. Bersifat predator
3. Kemampuan reproduksi cepat dan tinggi
4. Kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai faktor
lingkungan/adaptif
5. Dapat membawa penyakit berbahaya
6. Pemakan segala/omnivora
7. Pertumbuhan cepat
8. Mampu berhibridisasi dan menurunkan sifat genetiknya
9. Tidak ada predator alami
10.Dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia
1. Sumberdaya ikan 2. Lingkungan sumberdaya ikan
3. Kesehatan manusia
MEMBAHAYAKAN/MERUGIKAN
BEBERAPA KASUS DAMPAK IKAN INVASIF
Lokasi Jenis Invasif Dampak
Nama Lokal Nama Ilmiah
Danau Laut
Tawar
Nila Oreochromis niloticus Populasi ikan depik (Rasbora
tawarensis) menjadi
berkurang
Danau Sentani Red devil Amphilophus labiatus Menurunnya populasi ikan
asli, diantaranya gabus hitam
(Oxyeleotris cf. heterodon)
Waduk Selorejo Mujair Oreochromis mossambicus Penurunan populasi ikan asli
Danau Poso Mujair Oreochromis mossambicus Punahnya ikan endemik,
yaitu moncong (Adrianichthys
kruyti) dan Xenopoecilus
poptae
Danau Lindu Mujair Oreochromis mossambicus Punahnya ikan endemik,
yaitu Xenopoecilus
sarasinorum
Waduk Cirata
dan Jatiluhur,
Waduk Sermo
Red devil Amphilophus labiatus Menurunnya populasi ikan
asli dan produksi ikan
budidaya
Danau Ayamaru Mas Cyprinus carpio Penurunan drastis populasi
ikan pelangi endemik
(Melanotaenia ayamaruensis)
Sangat merugikan
CONTOH KASUS INVASIF
ARAPAIMA DI SUNGAI BRANTAS
KEBERADAAN RED DEVIL DI INDONESIA
1. Waduk Sermo-Yogyakarta
2. Waduk Cirata
3. Waduk Jatiluhur
4. Waduk Kedungombo
5. Waduk Wonorejo-Tulungagung
6. Danau Beratan-Bali
7. Danau Limboto-Gorontalo
8. Danau Sentani-Jayapura
1. Perlu disusun regulasi yang terkait dengan upaya
menjaga kelestarian jenis fauna asli
2. Penetapan spesies invasive (membahayakan dan
merugikan)
3. Analisis risiko dan valuasi ekonomi
4. Dukungan pemerintah terhadap penelitian jenis
fauna yang bersifat invasif (pendataan/pemetaan)
5. Pengendalian terhadap spesies invasif
6. Sistem informasi yang lengkap dan terakses
secara luas
STRATEGI PENGENDALIAN JENIS INVASIF
7. Upaya pencegahan terhadap masuk/tersebarnya
spesies yang berpotensi invasif
8. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap
spesies invasif (edukasi/sosialisasi)-> SERTA
PROMOSI JENIS ASLI
9. Keterlibatan stakeholder secara nasional baik dalam
pencegahan maupun pengendalian (pelaku
usaha/asosiasi)->KELEMBAGAAN
10.Pengendalian terhadap jenis yang sudah lepas ke
perairan umum-> SECARA BIOLOGI, KIMIA, FISIK
11.Pembentukan pokja secara nasional untuk
pengendalian jenis ikan invasif
Lanjutan:
1. Permen LHK Nomor 94 Tahun 2016 tentang JENIS INVASIF = 187
jenis (tumbuhan dan hewan): Ikan 139-187
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2020
TENTANG LARANGAN PEMASUKAN, PEMBUDIDAYAAN, PEREDARAN, DAN
PENGELUARAN JENIS IKAN YANG MEMBAHAYAKAN DAN/ATAU
MERUGIKAN KE DALAM DAN DARI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA (6 Jenis Membahayakan dan 75 Jenis
Merugikan).
Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2017 tentang pembudidayaan
ikan pasal 66 (ikan membahayakan) dan pasal 67 (ikan
merugikan)
4. UU Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Pasal 12 dan 14
5. UU nomor 45 tahun 2009, Perubahan atas Undang-undang nomor
31 tahun 2004 tentang perikanan
PP NOMOR 28 TAHUN 2018
Kriteria Jenis Ikan Membahayakan:
a. mengandung racun/biotoksin;
b. bersifat parasit; dan/atau
c. melukai/membahayakan keselamatan jiwa manusia.
Kriteria Jenis Ikan Merugikan:
a.bersifat buas atau pemangsa, atau kompetitor bagi Ikan spesies
lain yang dapat mengancam penurunan populasi Ikan lainnya;
b.mengandung racun/biotoksin;
c.bersifat parasit; dan/atau
d.melukai/membahayakan keselamatan jiwa manusia.
33
Ayo kita domestikasi dan budidayakan
34
LANGKAH-LANGKAH
DOMESTIKASI:
1. Karakterisasi spesies
2. Menghimpun data
bioekologi reproduksi
3. Pengadaan calon indukan
4. Pematangan gonad dan
pemijahan
5. Pemeliharaan larva
6. Pendederan
INTRODUKSI
JABI
VS
Bagaimana mengatasi JABI yang terlanjur masuk ke wilayah RI?
 Pendataan terhadap pemelihara/pembudidaya ikan yang bersifat invasive
 Pendataan secara detail melalui logbook: jenis ikan, jumlah, ukuran,
dipasarkan ke mana, peruntukannya
 Pemeliharaaan/pembudidayaan secara terkontrol dan dijamin tidak ada yang
lepas ke perairan umum
 Buka peluang ekspor dan stop kegiatan impornya
 Toleransi ijin usaha/relaksasi dengan jangka waktu tertentu
 Pembuatan regulasi dengan sangsi yang jelas dan tegas
 Edukasi kepada pembudidaya dan pemelihara/konsumen
 Membentuk wadah untuk menampung ikan-ikan dari pemelihara yang sudah
bosan
 Penanganan terhadap jenis yang sudah melimpah di perairan umum
(ERADIKASI)
UU NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN
Pasal 12 ayat 2:
Setiap orang dilarang membudidayakan ikan yang dapat
membahayakan sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan,
dan/atau kesehatan manusia di wilayah pengelolaan perikanan
Republik Indonesia.
Pasal 86 ayat 2:
Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia membudidayakan ikan yang dapat
membahayakan sumber daya ikan dan/atau lingkungan sumber
daya ikan dan/atau kesehatan manusia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00
(satu miliar lima ratus juta rupiah).
UU NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN
Pasal 14 ayat 3 dan 4:
3) Pemerintah mengendalikan pemasukan dan/atau pengeluaran
ikan jenis baru dari dan ke luar negeri dan/atau lalu lintas antar
pulau untuk menjamin kelestarian plasma nutfah yang berkaitan
dengan sumber daya ikan.
4) Setiap orang dilarang merusak plasma nutfah yang berkaitan
dengan sumber daya ikan.
Pasal 100 B:
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (4), yang dilakukan oleh nelayan kecil dan/atau pembudidaya
ikan kecil dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).

More Related Content

What's hot

Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liar
Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liarPerspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liar
Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liarKukangku
 
Sistem beraja dalam tamadun China
Sistem beraja dalam tamadun ChinaSistem beraja dalam tamadun China
Sistem beraja dalam tamadun Chinafiro HAR
 
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusiaManfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusiaDede Adler
 
Makalah sumber daya alam hewani
Makalah sumber daya alam hewaniMakalah sumber daya alam hewani
Makalah sumber daya alam hewaniYadhi Muqsith
 
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Pyo Jihoon
 
Ciri manusia purba berburu
Ciri manusia purba berburuCiri manusia purba berburu
Ciri manusia purba berburuVJ Asenk
 

What's hot (10)

Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liar
Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liarPerspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liar
Perspektif psikologi sosial dan ekonomi dalam konflik manusia - satwa liar
 
Kepunahan Hewan Buas
Kepunahan Hewan BuasKepunahan Hewan Buas
Kepunahan Hewan Buas
 
Biodiversiti
BiodiversitiBiodiversiti
Biodiversiti
 
Sistem beraja dalam tamadun China
Sistem beraja dalam tamadun ChinaSistem beraja dalam tamadun China
Sistem beraja dalam tamadun China
 
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusiaManfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kelangsungan hidup manusia
 
Makalah sumber daya alam hewani
Makalah sumber daya alam hewaniMakalah sumber daya alam hewani
Makalah sumber daya alam hewani
 
DINAMIKA BUDAYA - DOGER MONYET
DINAMIKA BUDAYA - DOGER MONYETDINAMIKA BUDAYA - DOGER MONYET
DINAMIKA BUDAYA - DOGER MONYET
 
Tugas media
Tugas mediaTugas media
Tugas media
 
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
Presentasi biologi ( manfaat keanekaragaman makhuk hidup )
 
Ciri manusia purba berburu
Ciri manusia purba berburuCiri manusia purba berburu
Ciri manusia purba berburu
 

Similar to Perdagangan dan Budaya Memelihara Satwa Non Native - Haryono

Hewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxHewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxmikeyulisa
 
Hewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjauHewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjaumikeyulisa
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Syeahdean123
 
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptxppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptxSudarminSudarmin3
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Dikduff Aj
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.pptAhmadRasito
 
Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.raniazizah04
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1agus narto
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupKelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupmamadila
 
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptxKeanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptxSardiRajagukguk
 
BIOLOGI KONSERVASI.pptx
BIOLOGI KONSERVASI.pptxBIOLOGI KONSERVASI.pptx
BIOLOGI KONSERVASI.pptxRepositoryIPAC
 
Tinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILATinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILAAngga Asc
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...Repository Ipb
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 

Similar to Perdagangan dan Budaya Memelihara Satwa Non Native - Haryono (20)

Hewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptxHewan Endemik.pptx
Hewan Endemik.pptx
 
Hewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjauHewan Endemik di danau maninjau
Hewan Endemik di danau maninjau
 
Rasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan GuppyRasio Kelamin Ikan Guppy
Rasio Kelamin Ikan Guppy
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptxppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
ppt-keanekaragaman-hayati1-140414212804-phpapp01.pptx
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.Presentasi konservasi penyu hijau.
Presentasi konservasi penyu hijau.
 
Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1Ppt keanekaragaman-hayati1
Ppt keanekaragaman-hayati1
 
Kelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidupKelangsungan hidup makhluk hidup
Kelangsungan hidup makhluk hidup
 
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptxKeanekaragaman_hayati_pptx.pptx
Keanekaragaman_hayati_pptx.pptx
 
BIOLOGI KONSERVASI.pptx
BIOLOGI KONSERVASI.pptxBIOLOGI KONSERVASI.pptx
BIOLOGI KONSERVASI.pptx
 
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan IdentifikasiPengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
Pengenalan Jenis Ikan dan Identifikasi
 
Bab 6 keanekaragaman hayati
Bab 6 keanekaragaman hayati Bab 6 keanekaragaman hayati
Bab 6 keanekaragaman hayati
 
Tinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILATinjauan pustaka Ikan NILA
Tinjauan pustaka Ikan NILA
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Budidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIlaBudidaya Ikan NIla
Budidaya Ikan NIla
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 

More from Kukangku

Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...
Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...
Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...Kukangku
 
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina Agustin
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina AgustinMetode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina Agustin
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina AgustinKukangku
 
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...Kukangku
 
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - Sundjaya
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - SundjayaMetode Etnografi dalam Konservasi Alam - Sundjaya
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - SundjayaKukangku
 
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...Kukangku
 
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss Winasis
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss WinasisNasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss Winasis
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss WinasisKukangku
 
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik - Okta Wismandanu
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik  - Okta WismandanuKesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik  - Okta Wismandanu
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik - Okta WismandanuKukangku
 
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3Kukangku
 
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...Kukangku
 
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi - Muhammad Ichsan
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi  - Muhammad IchsanStudi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi  - Muhammad Ichsan
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi - Muhammad IchsanKukangku
 
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?Kukangku
 

More from Kukangku (11)

Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...
Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...
Metode Penelitian Psikologi Sosial Kuantitatif untuk Konservasi - Puspita Ins...
 
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina Agustin
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina AgustinMetode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina Agustin
Metode Penelitian Isu Satwa dalam Perspektif Komunikasi - Herlina Agustin
 
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...
Metode Citizen Science untuk Topik Penelitian Konservasi dan Pelibatan Masyar...
 
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - Sundjaya
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - SundjayaMetode Etnografi dalam Konservasi Alam - Sundjaya
Metode Etnografi dalam Konservasi Alam - Sundjaya
 
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...
Perspektif Psikologi Sosial dalam Pemeliharaan Satwa Liar Eksotis - Puspita I...
 
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss Winasis
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss WinasisNasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss Winasis
Nasib Burung Kicau di Indonesia - Swiss Winasis
 
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik - Okta Wismandanu
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik  - Okta WismandanuKesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik  - Okta Wismandanu
Kesejahteraan dan Kesehatan Hewan Eksotik - Okta Wismandanu
 
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3
Q&A Webinar Human-Wildlife Seri 3
 
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...
Studi Kasus Konsumsi Yaki dan Kampanye Perubahan Perilaku Masyarakat - Harry ...
 
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi - Muhammad Ichsan
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi  - Muhammad IchsanStudi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi  - Muhammad Ichsan
Studi Kasus Konsumsi Hiu dan Dampak Konservasi - Muhammad Ichsan
 
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?
Ular dan Manusia: Apakah kita dapat hidup berdampingan?
 

Recently uploaded

704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 

Recently uploaded (20)

704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 

Perdagangan dan Budaya Memelihara Satwa Non Native - Haryono

  • 1. Perdagangan dan Budaya Pemeliharaan Hewan Non-Native: Studi Kasus Spesies Invasif di Indonesia Haryono PUSAT PENELITIAN BIOLOGI-LIPI Disampaikan pada Webinar Human-Wildlife Webinar Serie 4, Sabtu 29 Mei 2021
  • 2. Nama lengkap : Dr. Haryono, M.Si. Instansi : Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Alamat kantor : Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911 Telepon kantor : 021-8765056/65 Faksmile : 021-8765068 Pekerjaan : Peneliti LIPI sejak tahun 1991 Jabatan : Peneliti Utama Kepala Lab. Ikan Bidang keahlian: Iktiologi (Ikan) HP : 08128477116 Email : ikharyono@yahoo.com; fisharyono@gmail.com
  • 3. • Perdagangan dan Budaya Pemeliharaan Hewan Non-native • Motivasi memelihara hewan Non Native • Perilaku Harian Pemelihara • Aspek Budaya • Studi Kasus Spesies Invasif (ikan) di Indonesia
  • 4.  Fauna Indonesia: 4.782 ikan, 720 mamalia, 1.605 burung, 723 reptil, 385 amfibi, 5.170 moluska, 3.200 krustase,  Jenis fauna endemik: 270 jenis mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis reptil, 204 jenis amphibia, dan 280 jenis ikan. KEKAYAAN FAUNA INDONESIA Sumber: Widjaja et al. (2014); IBSAP 2015-2020 PEMANFAATAN DAN KONSERVASINYA?
  • 5. BUDAYA MEMELIHARA HEWAN EKSOTIS • Manusia sudah memelihara hewan eksotik sejak ribuan tahun-> SEBELUM ADA KONSEP KEBUN BINATANG • Sekitar 3.500 tahun SM di ibu kota Mesir-> MEMILIKI TEMPAT PENAMPUNGAN HEWAN EKSOTIS HASIL TANGKAPAN (gajah, kuda nil, dan hewan lainnya). • Kaisar Mongol (Kubilai Khan)-> MEMELIHARA MACAN TUTUL, HARIMAU, CHEETAH, GAJAH DAN SEKITAR 200 SPESIES BURUNG DI TAMAN PRIBADINYA. • Pada 1210 Kebun Binatang Kerajaan didirikan di London -> UNTUK HIBURAN KELUARGA KERAJAAN INGGRIS.
  • 6. • Sebagai mainan yang fantastis bagi pemeliharanya • Untuk menunjukkan status/prestise • Untuk diikembangbiakan/ didomestikasi/pemanfaatan. • Serigala dipercaya mpk hewan yang pertama kali didomestikasi (sekitar 30.000 tahun silam) di kawasan Eurasia • Untuk terapi psikologis • Sebagai komoditas tersendiri yang dapat diperdagangkan MOTIVASI DALAM MEMELIHARA HEWAN EKSOTIK
  • 7. Indonesia sekitar 200 jenis untuk ornamental dan konsumsi
  • 8.
  • 9. PERDAGANGAN HEWAN PELIHARAAN EKSOTIS  Jutaan hewan diperdagangkan setiap tahunnya untuk menjadi hewan peliharaan dan menghibur masyarakat.  Omset perdagangan hewan eksotis sangat besar, terbesar setelah obat-obatan. Di Amerika saja mencapai US$15 miliar (Rp217 triliun)  Media perdagangan melalui internet dan majalah  Hewan eksotis membutuhkan perawatan khusus baik makanan maupun kandangnya.  Diperkirakan 5-7 ribu harimau dipelihara yang lebih besar dibandingkan dengan yang ada di alam liar  Sumber untuk perdagangan: ditangkap dari habitat asli, kebun binatang, toko hewan peliharaan, dan dari peternak yang mengembangbiakkan hewan tersebut.  Hewan eksotis biasanya dibeli saat anakan, namun terkadang dibuang saat dewasa karena tak bisa dikendalikan  Banyak hewan peliharaan eksotis dibunuh atau ditelantarkan karena sudah sakit- sakitan/bosan  Hewan eksotis melarikan diri dari kandang dan dapat menyerang warga  Banyak hewan eksotis yang menularkan penyakit mematikan (Zoonosis)
  • 10. • Pola perdagangan: banyak yang illegal dan gelap. • Saat ini ada sekitar 500-700 harimau yang dijadikan hewan peliharan • Kurang dari 400 di antaranya berada di kebun binatang resmi. • Untuk primata, angkanya bisa mencapai 15.000, bahkan mungkin bisa lebih dari itu. • Untuk perdagangan hewan terancam punah diatur melalui CITES ANGKA PERDAGANGAN HEWAN EKSOTIK
  • 11.
  • 12. ?
  • 13. STATUS HEWAN 1. Asli/lokal : Tersebar secara alami tanpa campur tangan manusia 2. Endemik: Tersebar pada wilayah geografis/habitat yang terbatas 3. Langka: Status populasi pada saat ini sudah jarang sekali 4. Terancam punah: Populasinya belum jarang tetapi rentan mengalami ancaman kepunahan akibat faktor alami dan atau aktivitas manusia 5. Introduksi: Tersebar di luar habitat aslinya melalui campur tangan manusia 6. Invasif: Jenis introduksi yang sudah mengganggu kelestarian jenis asli, lingkungan atau manusia 13
  • 14. Spesies asing dianggap invasif jika berdampak negatif terhadap:  Keanekaragaman Hayati Asli  Ekosistem  Ekonomi  Kesehatan manusia Convention on Biological Diversity (CBD) : IAS - spesies asing yang keberadaan dan penyebarannya mengancam ekosistem, habitat atau spesies yang memiliki bahaya ekonomi atau lingkungan.
  • 15. Cucherousset & Olden (2011) Dampak Ekologis ikan air tawar non-native
  • 16. A. Invasif 1. Red devil (Amphilophus labiatus) 2. Ikan buaya (Atractosteus garr, Lepisosteus ocellatus, L. ossues) 3.Piranha (Pygocentrus nattereri) 4. Sapu-sapu (Pterygopichthys pardalis) 5. Lebistes (Poecillia reticulata) 2. Berpotensi invasif 1. Arapaima (Arapaima gigas) 2. Bawal air tawar (Colossoma macropomum) 3. Ekor pedang (Xipophorus helleri) 4. Louhan (Cichlasoma spp.) 3. Introduksi Lebih dari 80 spesies  Jumlah ikan asing/introduksi : 90-100 spesies (Wahyudewantoro, 2015)  224 spesies ikan (Anonim, 2015)
  • 17. 191 81 110 5 0 50 100 150 200 250 Total Jenis Ikan Asli Ikan Introduksi Ikan Endemik Total Pemetaan SDI di Wilayah Tengah dan Timur (BKIPM-2018)
  • 19. Sapu-sapu (Pterygoplichthys spp.) Guppy (Poecilla reticulata) Koi (Cyprinus carpio) Nila (Oreochromis niloticus)
  • 20. Sapu-sapu (Pterygoplichthys spp.) Piranha (Pygocentrus nattereri) Red devil (Amphilopus labiatus) Ikan kaca (Parambassis spp.)
  • 21.
  • 22. INTRODUKSI IKAN PERTAMA YANG TERDOKUMENTASI DI INDONESIA Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) Pertama ditemukan di Desa Serang, Kabupaten Blitar Tahun 1939 22
  • 23. 1. Bersifat sebagai kompetitor 2. Bersifat predator 3. Kemampuan reproduksi cepat dan tinggi 4. Kemampuan adaptasi tinggi terhadap berbagai faktor lingkungan/adaptif 5. Dapat membawa penyakit berbahaya 6. Pemakan segala/omnivora 7. Pertumbuhan cepat 8. Mampu berhibridisasi dan menurunkan sifat genetiknya 9. Tidak ada predator alami 10.Dapat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia 1. Sumberdaya ikan 2. Lingkungan sumberdaya ikan 3. Kesehatan manusia MEMBAHAYAKAN/MERUGIKAN
  • 24. BEBERAPA KASUS DAMPAK IKAN INVASIF Lokasi Jenis Invasif Dampak Nama Lokal Nama Ilmiah Danau Laut Tawar Nila Oreochromis niloticus Populasi ikan depik (Rasbora tawarensis) menjadi berkurang Danau Sentani Red devil Amphilophus labiatus Menurunnya populasi ikan asli, diantaranya gabus hitam (Oxyeleotris cf. heterodon) Waduk Selorejo Mujair Oreochromis mossambicus Penurunan populasi ikan asli Danau Poso Mujair Oreochromis mossambicus Punahnya ikan endemik, yaitu moncong (Adrianichthys kruyti) dan Xenopoecilus poptae Danau Lindu Mujair Oreochromis mossambicus Punahnya ikan endemik, yaitu Xenopoecilus sarasinorum Waduk Cirata dan Jatiluhur, Waduk Sermo Red devil Amphilophus labiatus Menurunnya populasi ikan asli dan produksi ikan budidaya Danau Ayamaru Mas Cyprinus carpio Penurunan drastis populasi ikan pelangi endemik (Melanotaenia ayamaruensis)
  • 27. KEBERADAAN RED DEVIL DI INDONESIA 1. Waduk Sermo-Yogyakarta 2. Waduk Cirata 3. Waduk Jatiluhur 4. Waduk Kedungombo 5. Waduk Wonorejo-Tulungagung 6. Danau Beratan-Bali 7. Danau Limboto-Gorontalo 8. Danau Sentani-Jayapura
  • 28. 1. Perlu disusun regulasi yang terkait dengan upaya menjaga kelestarian jenis fauna asli 2. Penetapan spesies invasive (membahayakan dan merugikan) 3. Analisis risiko dan valuasi ekonomi 4. Dukungan pemerintah terhadap penelitian jenis fauna yang bersifat invasif (pendataan/pemetaan) 5. Pengendalian terhadap spesies invasif 6. Sistem informasi yang lengkap dan terakses secara luas STRATEGI PENGENDALIAN JENIS INVASIF
  • 29. 7. Upaya pencegahan terhadap masuk/tersebarnya spesies yang berpotensi invasif 8. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap spesies invasif (edukasi/sosialisasi)-> SERTA PROMOSI JENIS ASLI 9. Keterlibatan stakeholder secara nasional baik dalam pencegahan maupun pengendalian (pelaku usaha/asosiasi)->KELEMBAGAAN 10.Pengendalian terhadap jenis yang sudah lepas ke perairan umum-> SECARA BIOLOGI, KIMIA, FISIK 11.Pembentukan pokja secara nasional untuk pengendalian jenis ikan invasif Lanjutan:
  • 30. 1. Permen LHK Nomor 94 Tahun 2016 tentang JENIS INVASIF = 187 jenis (tumbuhan dan hewan): Ikan 139-187 2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2020 TENTANG LARANGAN PEMASUKAN, PEMBUDIDAYAAN, PEREDARAN, DAN PENGELUARAN JENIS IKAN YANG MEMBAHAYAKAN DAN/ATAU MERUGIKAN KE DALAM DAN DARI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (6 Jenis Membahayakan dan 75 Jenis Merugikan). Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2017 tentang pembudidayaan ikan pasal 66 (ikan membahayakan) dan pasal 67 (ikan merugikan) 4. UU Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan. Pasal 12 dan 14 5. UU nomor 45 tahun 2009, Perubahan atas Undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan
  • 31. PP NOMOR 28 TAHUN 2018 Kriteria Jenis Ikan Membahayakan: a. mengandung racun/biotoksin; b. bersifat parasit; dan/atau c. melukai/membahayakan keselamatan jiwa manusia. Kriteria Jenis Ikan Merugikan: a.bersifat buas atau pemangsa, atau kompetitor bagi Ikan spesies lain yang dapat mengancam penurunan populasi Ikan lainnya; b.mengandung racun/biotoksin; c.bersifat parasit; dan/atau d.melukai/membahayakan keselamatan jiwa manusia.
  • 32.
  • 33. 33 Ayo kita domestikasi dan budidayakan
  • 34. 34 LANGKAH-LANGKAH DOMESTIKASI: 1. Karakterisasi spesies 2. Menghimpun data bioekologi reproduksi 3. Pengadaan calon indukan 4. Pematangan gonad dan pemijahan 5. Pemeliharaan larva 6. Pendederan
  • 35. INTRODUKSI JABI VS Bagaimana mengatasi JABI yang terlanjur masuk ke wilayah RI?  Pendataan terhadap pemelihara/pembudidaya ikan yang bersifat invasive  Pendataan secara detail melalui logbook: jenis ikan, jumlah, ukuran, dipasarkan ke mana, peruntukannya  Pemeliharaaan/pembudidayaan secara terkontrol dan dijamin tidak ada yang lepas ke perairan umum  Buka peluang ekspor dan stop kegiatan impornya  Toleransi ijin usaha/relaksasi dengan jangka waktu tertentu  Pembuatan regulasi dengan sangsi yang jelas dan tegas  Edukasi kepada pembudidaya dan pemelihara/konsumen  Membentuk wadah untuk menampung ikan-ikan dari pemelihara yang sudah bosan  Penanganan terhadap jenis yang sudah melimpah di perairan umum (ERADIKASI)
  • 36.
  • 37. UU NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN Pasal 12 ayat 2: Setiap orang dilarang membudidayakan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan, lingkungan sumber daya ikan, dan/atau kesehatan manusia di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia. Pasal 86 ayat 2: Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia membudidayakan ikan yang dapat membahayakan sumber daya ikan dan/atau lingkungan sumber daya ikan dan/atau kesehatan manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
  • 38. UU NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN Pasal 14 ayat 3 dan 4: 3) Pemerintah mengendalikan pemasukan dan/atau pengeluaran ikan jenis baru dari dan ke luar negeri dan/atau lalu lintas antar pulau untuk menjamin kelestarian plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan. 4) Setiap orang dilarang merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan. Pasal 100 B: Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4), yang dilakukan oleh nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).