2. Pengertian dan Prinsip PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian yang
dilakukan oleh sekelompok guru di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
pembelajaran.
Beberapa prinsip dasar dari PTK diantaranya adal6ah :
1. Dilakukan secara berkelanjutan dan terdiri dari dua siklus atau lebih
2. Kegiatannya merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
3. Identifikasi masalahnya berdasarkan kejadian atau sumber nyata di kelas.
4. Motivasi untuk memperbaiki mutu pembelajaran tumbuh dari dalam diri guru yang bersangkutan
atau kepala sekolah,
5. Lingkup masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
3. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka PTK
mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan yang
dikaji bukan berdasarkan hasil penelitian terdahulu, tetapi
permasalahan yang nyata-nyata terjadi di kelas.
Disamping itu, masalah tersebut benar-benar nyata muncul dari
dunia tanggungjawab guru/peneliti yang bersangkutan. Tegasnya,
seorang peniliti hanya boleh melakukan PTK di kelas atau sekolah
tertentu apabila peneliti tersebut memang benar-benar guru atau
pengajar di kelas/sekolah tersebut.
4. Tabel Perbedaan Penilitian Biasa dengan PTK
No Penelitian Eksperimen Biasa Penelitian Tindakan Kelas
1 Boleh dilakukan oleh orang luar yang bukan guru
di kelas tersebut
Harus dilakukan oleh guru atau bersangkutan lain
2 Sampel harus benar-benar mewakili populasi
(representatif)
Sampel tidak harus mewakili populasi melainkan fokus
penelitian dilakukan pada subjek atau kelas yang
bermasalah
3 Kesimpulan yang diambil, digeneralisasikan/
berlaku bagi semua anggota populasi.
Kesimpulan yang diambil hanya berlaku di kelas yang
diteliti
4 Biasanya mempunyai kelompok control yang
tidak diberi perlakuan
Tidak hanya mempunyai kelompok control, tetapi tindakan
dilakukan secara berulang-ulang.
5 Instrumen harus valid dan reliabel Validalitas dan realibilitas instrument tidak menjadi
keharusan
6 Pada umumnya membutuhkan analisis statistic
yang rumit
Tidak menggunakan analisis statistic yang rumit
7 Pada umumnya selalu memilki hipotesis Tidak selalu menggunakan hipotesis
8 Mengembangkan teori, tidak memperbaiki
praktek pembelajaran secara langsung
Secara langsung memperbaiki praktek pembelajaran
5. Adapun tujuan dilaksanakannya PTK adalah :
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang timbul di kelas
2. Meningkatkan kinerja guru dalam rangka pengembangan kompetensinya
3. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses serta hasil pembelajaran di
sekolah.
4. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi guru agar lebih proaktif
mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran.
5. Meningkatkan kerjsama antara dosen (perguruan tinggi) dengan
guru(sekolah) dalam memecahkan masalah pembelajaran
6. Keunggulan PTK
1. Kegiatan dilakukan tanpa menganggu tugas utama guru dan pelaksanaan
pembelajaran, karena melaksanakannya justru guru harus berada dalam kelas
2. Permasalahan yang diteliti benar-benar berasal dari kelas tersebut.
3. Rancangan yang digunakan dalam PTK sangat fleksibel, dapat disesuaikan dengan
situasi kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan.
4. Hasil atau kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari
bagi guru yang bersangkutan
7. Hasil yang diperoleh dengan melakukan PTK
Peningkatan aktivitas belajar
siswa di sekolah
01
Perbaikan mutu proses
pembelajaran di kelas
02
Perbaikan prosedur dan alat
evaluasi hasil belajar siswa
03 Perbaikan kualitas media, alat
bantu belajar dan sumber belajar
lainnya
04
Perbaikan penerapan
kurikulum di sekolah
05
10. Kegiatan Perencanaan dalam PTK mencakup hal-hal sebagai
berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Masalah 4. Pengembangan Tindakan/
intervensi/action
3. Analisis Penyebab Masalah
11. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diselesaikan dengan
pendekatan PTK adalah :
1. Masalah tersebut benar-benar nyata muncul dari dunia
tanggungjawab guru/peneliti yang bersangkutan.
2. Masalah itu realistis yang artinya memang benar dirasakan ada
masalah
3. Pemecahan terhadap masalah tersebut harus memberi manfaat
yang jelas
4. Masalah tersebut harus feasible yang artinya dapat dipecahkan
atau ditangani dengan sumber daya yang tersedia
12. Siklus I
Permasalahan
Refleksi I
Belum Terselesaikan
Refleksi II
Alternatif Pemecahan I
(Rencana Tindakan)
Pelaksanaan Tindakan I
Analisis Data I Observasi I
Alternatif Pemecahan II
(Rencana Tindakan)
Pelaksanaan Tindakan II
Analisis Data II Observasi II
Siklus II
Belum Terselesaika Siklus Selanjutnya
13. Contoh Identifikasi Masalah
Berdasarkan data di kelas III SMP Sekawan-Binjai, ditemukan bahwa
sebagaian besar siswa (80%) mempunyai minat belajar IPA yang rendah;
sebagian besar siswa (85%) tidak terampil berbahasa inggris, dan lain lain
14. Perumusan Masalah
Apabila masalah telah terindentifikasi, maka langka selanjutnya
adalah merumuskan masalah tersebut dengan kalimat pernyataan.
Dalam menuliskan pernyataan ini perlu diperhatikan supaya faktor-
faktor berikut tercakup didalamnnya yang diantaranya :
1. Berapa banyak yang bermasalah? (How much)
2. Siapa yang bermasalah? (Who)
3. Dimana masalah itu terjadi? (Where)
4. Kapan masalah itu terjadi? (When)
5. Apa masalahnya? (What)
15. Contoh :
1. Sebagian besar (80%) siswa kelas III SMP Sekawan-Medan pada
semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 mempunyai minat belajar IPA
yang rendah.
2. Sekitar 75% siswa kelas III IPA SMA Negeri 1-Medan
Pada semester genap tahun ajaran 2008/2009
tidak terampil berbahasa inggris.
How much who where
who
How much where
when
when
what
what
16. Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah merupakan Langkah untuk menetapkan
akar penyebab masalah tersebut. Dalam kegiatan ini, peneliti dapat
melakukan wawancara dengan siswa, observasi di kelas dan lain
sebagainya sehingga akan diperoleh beberapa kemungkinan akar
penyebab masalah tersebut.
Contoh :
Suatu penelitian Tindakan kelas mempunyai Rumusan Masalah
sebagai berikut : Sebagian besar (80%) siswa kelas III SMP Sekawan-
Medan pada semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 mempunyai
minat belajar IPA yang rendah
17. Langkah-Langkah Melakukan Analisis Penyebab Masalahnya
1 2 3
Lakukan diskusi dengan tim,
edarkan angket, lakukan
wawancara dengan siswa,
lakukan observasi ulang di
kelas maka akan diperoleh
beberapa kemungkinan akar
penyebab masalah
Akar masalah yang telah
diperoleh selanjutnya
dianalisis kembali. Dari ketiga
akar masalah tersebut mana
yang paling mungkin penyebab
masalah dan mana yang paling
mungkin untuk diatasi guru
yang bersangkutan
Lakukan Kembali analisis
untuk mencari penyebab
yang lebih spesifik
18. Pengembangan Tindakan / intervensi / action
Pengembangan Tindakan intervensi/action merupkan langkah
terakhir dalam tahap perencanaan (planning). Tahap ini dilakukan
apabila akar masalah atau penyebab timbulnya masalah telah
ditemukan.
Sebagai contoh : pada kasus telah ditetapkan bahwa akar penyebab
sehingga siswa kelas III SMP Sekawan mempunyai minat belajar IPA
yang rendah karena guru tidak menggunakan media pembelajaran
yang menarik. Berdasarkan hal tersebut ditetapkan bahwa untuk
meningkatakan minat belajar IPA siswa kelas III SMP Sekawan, maka
guru harus selalu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
20. Tahap Pelaksanaan (acting) dimaksudkan untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi masalah
yang telah ditemukan. Pada tahap pelaksanaan ini perlu disusun langkah-langkah praktis yang akan
dilakukan misalnya :
1. Apa saja hal yang pertama kali dilakukan
2. Bagaimana organisasi kelas
3. Siapa yang menjadi pengamat (observer)
4. Siapa yang mengambil data
5. Bagaimana cara mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan kegiatan di kelas.
6. Bagaimana cara untuk memberdayakan siswa selama proses pembelajaran (kegiatan), dan lain
sebagainya
22. Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
merekam seberapa jauh pengaruh Tindakan yang dilakukan telah
mencapai sasaran. Pengaruh Tindakan selama tahap pengamatan harus
diamati secara efektif, disamping itu harus dikumpulkan, apa alat
pengumpul data, kapan mulai mengumpulkan data dan lain sebagainya.
24. Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali tentang perubahan yang terjadi
pada siswa, perubahan suasana kelas dan guru. Melalui kegiatan refleksi ini
maka peniliti akan memperoleh informasi tentang : seberapa jauh Tindakan
telah membawa perubahan, apa saja perubahan yang terjadi, mengapa terjadi
perubahan tersebut, apa saja kelebihan dan kekurangan yang ditemukan,
bagaiamana langkah-langkah penyempurnaan dan lain-lain. Dalam hal ini
peneliti harus mencari langkah-langkah atau strategi mengatasi kelemahan
untuk dilakukan pada siklus berikutnya, hingga masalah penilitian benar-benar
dapat diatasi.