SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
B Y: K E L O M P O K 9
TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI BESI
DAN BAJA
Mukti Lestari 3333120978
Sara Veronica 3333141126
Triska Mutiara P 3333141125
Yoriza Sativa 3333141917
PEMBAHASAN NO 1
• Deformasi bahan disebabkan oleh beban tarik static adalah
dasar dari pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan. Hal
ini disebabkan beberapa alasan yaitu:
• Mudah dilakukan
• Menghasilkan tegangan uniform pada penampang
• Kebanyakan bahan mempunyai kelemahan untuk menerima
beban tarik yang uniform pada penampang. Evaluasi dibagian
yang aman masih mungkin. Maka dalam pengujian bahan
insdustri kekuatan adalah paling sering ditentukan oleh
penarikan statik.
PEMBAHASAN NO 2
Pada logam, daerah elastic
dinyatakan oleh bagian lurus
dari hubungan tersebut dan
gradiennya sebagai modulus
elastic. Secara teknik batas
daerah tersebut ditentukan
oleh regangan sisa aoabila
beban ditiadakan seperti
ditunjukan gambar. Harga ini
dinamakan batas elastic.
Beberapa bahan amorf
mempunyai perpanjangan
elastic yang besar.
Alasannya bahwa molekul
rantai yang panjang saling
terkait dan cara
pembebasannya berbeda satu
sama lain.
PEMBAHASAN NO 3
Apabila diberikan suatu tegangan melampaui
batas elastik, maka perpanjangan permanen
terjadi pada batang uji tersebut. Perpanjangan
tersebut dinamakan deformasi plastis, tegangan
terendah dimana deformasivplastis terjadi
disebut tegangan mulur. Mulur terjadi sangat
berbeda antara badan berkristal dan bahan
amorf. Ada berbagai mekanisme di dalam
Kristal. Dua unsur mulur yang utama dalam
Kristal adalah pergeseran (slip) dan kembaran
(twin).
PEMBAHASAN NO 4, 5
• Kalau bahan dideformasikan pada temperatur
sangat rendah dibandingkan dengan titik cairnya,
maka pengerasan terjadi mengikuti deformasinya.
Gejala ini disebut pengerasan regangan/pengerasan
kerja.
• Pengerasan terjadi selama pengujian tarik dank
arena regangan bertambah maka kekuatan
mulurnya, kekuatan tarik dan kekerasannya
meningkat sedangkan hantaran listrik dan massa
jenisnya menurun
PEMBAHASAN NO 5
• Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan
patah karena perubahan temperatur dan laju
regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut
liat. Gejala ini disebut transisi liat-getas yang
merupakan hal penying yang ditinjau dari
penggunaan praktis bahan. Bahan yang dapat
memberikan gejala patah getas adalah logam BCC
seperti Fe, W, Mo, Nb, Ta. Dan logam HCP
seperti Zn serta paduannya. Sedangkan bagi logam
FCC tidak mengalami gejala ini. Disamping itu
gejala itu dapat mudah terjadi bagi plastik.
PEMBAHASAN NO 7
Patah getas bersifat getas sempurna, yaitu
tanpa adanya deformasi platis sama sekali.
Jadi, berbeda dengan bidang slip basa, patah
terjadi pada bidang kristalografi spesifikasi
pada bidang pecahan. Yang memberikan
pengaruh pada patahan ada 3 faktor yaitu:
• Tegangan tiga sumbu
Karena keadaan tegangan menjadi rumit
terhadap dua sumbu/tiga sumbu disebabkan
pangkal tarikan, terjadi pningkatan yang
mencolok dari tegangan mulur, sementara
tegangan patah kurang mempengaruhi dan patah
getas mudah terjadi.
• Laju regangan
Peningkatan tegangan mulur yang sangat
ditandai oleh peningkatan laju regangan yang
mengakibatkan hasil sama pada no 1
• Temperatur
Makin rendah temperature makin mudah terjadi
patah getas.
PEMBAHASAN NO 8
Pengujian bengkok bagi bahan keras dan getas adalah cara
terbaik untuk menentukan kekuatan dan kegetasan karena alas
an berikut: menurut standar ada beberapa hal bagi besi cor,
logam keras, berbagai keramik dan lain sebagainya yaitu:
• Bentuk batang uji sederhana, dapat dibuat terhadap bahan
yang sukar diproses secara mekanis.
• Bentuk batang uji sederhana, agar sukar terjadi cacat yang
berupa retakan akibat perlakuan panas atau yang lain
• Pada pengujian bengkok dapat diharapkan terjadi patahan
yang ideal dari bahan yang keras dan getas.
• Pada umumnya bahan yang mempunyai kekerasan Brinel lebih
dari 600 tidak dapat diuji dengan tank disebabkan tidak adanya
pemegang yang cocok.
PEMBAHASAN NO 9
• Pengujian bengkok dapat dilakukan terhadap bahan
getas. Untuk bahan liat dimaksudkan agar dapat
menentukan adanya cacat (flaw) dan retakan pada
permukaan. Dan dapat juga menentukan mampu
deformasi untuk ukuran tertentu dengan radius
bengkok tertentu. Cara ini sering dipergunakan
untk menentukan mampu bentuk dari pelat tipis
atau kekuatan sambanguna las. Tidak perlu
menggunakan mesin penguji. Bahan tipis dapat
dibengkokna dengan memegangnya pada catok dan
bahan tebal dapat dibengkokan dengan
mempergunakan dongkrak hidrolik
PEMBAHASAN NO 10
• Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan
patah karena perubahan temperatur dan laju
regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut
liat. Bahan yang memberikan gejala patah getas
adalah logam BCC (body Centered Curbic) seperti
Fe, W, Mo, Nb, Ta dan logam hcp seperti Zn
serta paduannya, sedangkan logam fcc sama sekali
tidak terjadi gejala tersebut. Disamping itu gejala
itu dapat mudah terjadi bagi plastik.
PEMBAHASAN NO 15, 16
• Penambahan Mn, Si, Ni, Cr, Mo dan unsur lainnya akan
memperbaiki keras serta keuletan dari baja berkeuatan
tinggi yang mempunyai fasa martensit.
• Menahan austenit dalam keadaan kurang stabil pada
temperatur antara 400-550oC, yang dideformasikan
sangat sebelum terjadi transformasi, dan kemudian
didinginkan tiba-tiba; maka akan menghasilkan
martensit yang sangat halus dan mempunyai sejumlah
kisi sehingga memiliki kekuatan tinggi. Metoda ini
dinamakan "ausforming" dan pada umumnya cara yang
serupa dinamakan perlakuan termomekanik.
PEMBAHASAN NO 17
• Ausforming tidak dapat dilakukan terhadap baja
karbon biasa, sehingga baja harus dipadu dengan
Cr, Ni, Si dan lainnya. Dengan penemperan yang
cocok setelah proses ausforming maka baja akan
mencapai kekuatan maksimum 3100 MPa dan masih
mempunyai keuletan cukup.
PEMBAHASAN NO 18
• Baja maraging yang berkadar karbon minimum dapat
dikeraskan melalui presipitasi senyawa antar logam. Baja
tersebut mempunyai kadar paduan Ni l8-25% dan kadar
karbon kurang dari 0,03%, dipadu pula dengan unsur
sekunder lainnya.Martensit kubus yang ditemper memiliki
kekuatan yang ekstrim dengan keuletan yang baik pada
atau sebelum tahap presipitasi senyawa antarlogam
dilakukan. Kekuatan maksimum yang diperoleh kira-kira
3000 MPa. Dalam pengelasan tidak mendapat kesukaran
karena tidak mengandung banyak karbon. Pesawat jumbo
747 dikembangkan dengan mempergunakan bahan ini
pada komponen struktur rodanya.
PEMBAHASAN NO 23
• Dilihat dari transformasi ada tiga macam baja yaitu:
• a. Baja dengan titik transformasi A1, berupa ferit dibawah
A1, dan austensit pada A3 atau di atas A1.
• b. Baja dengan titik transformasi A1 dibawah temperature
kamar, berupa austensit pada temperature kamar.
• c. Baja dengan daerah austensit yang kecil, berupa ferit
sampai tempetratur tinggi pada daerah komposisi tertentu.
PEMBAHASAN NO 24, 29, 30
• Ferit mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau body
centered cubi (cbc), menunjukkan titik mulur yang jelas dan
menjadi getas pada temperature rendah.
• Fasa Ferit pada baja mempunyai sifat saat pengelasan seperti :
stabil pada temperature rendah, kelarutan padat terbatas dapat
berada bersama Fe3C (sementit)
• Fasa Dendrit pada baja mempunyai sifat saat pengelasan :
bentuk cabang-cabang seperti pohon, strukturnya terbentuk
karena segregasi karbon pada pembekuan
PEMBAHASAN NO 54
Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas
seperti pada pengecoran cetak, ekstrusi, untuk bilah penggunting, dan untuk
cetakan penempaan panas yang dipakai pada temperature tinggi, dsb.
Sifat-sifatnya yang diperlukan adalah:
1. Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang pada
perlakuan panas.
2.Tidak mempunyai sifat mengarah dan bersifat homogen.
3. Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper.
Cara Pembuatan : Umumnya baja perkakas dingin mempunyai kadar karbon yang
tinggi. Berikut ini adalah tahapan dalam pembuatan baja perkakas dingin:
1. Penempaan. Baja perkakas terutama dibuat dengan cara penempaan, karena
dengan itu diharapkan dapat dibuat berbagai macam bentuk.
2. Penormalan. Proses ini untuk memperbaiki keseragaman keadaan setelah
penempaan, untuk membuat larutnya karbida dan untuk memudahkan
speroidisasi atau pembulatankarbida.
3.Pelunakan. Hal yang terpenting dalam pelunakan ialah speroidisasi dari
karbida.
4.Pencelupan dingin. Baja karbon tinggi perlu mendapat perhatian dekarburisasi,
karena lapisan dekarburisasi menyebabkan keretakan pada waktu celup dingin.
PEMBAHASAN NO 68
Jenis-jenis baja tahan karat:
• Baja tahan karat martensit mengandung 12-13% Cr dan0,1-0,3 C.
Kadar Cr sebanyak ini adalah batas terendah untuk ketahanan asam
karena itu baja ini sukar berkarat diudara, tetapi ketahanan karat dalam
suatu larutan juga cukup.
• Baja tahan karat austenite mengandung 18% Cr dan 8% Ni disebut
baja tahan karat delapan belas delapan. Baja tahan karat austenite
lebih baik pada ketahan korosinya, mampu bentuk dan mampu lasnya.
• Baja tahan karat ferit mengandung Cr sekitar 16-18% atau lebih. Baja
tahan karat ferit yang mengandung lebih dari 18% adalah getas tetapi
keuletannya tergantung pada jumlah kadar C dan N.
• Baja tahan karat maraging mengandung Fe - 18% Ni dengan unsur
paduan Co, Mo, Ti dan lain sebagainya. Baja ini di pergunakan untuk
pesawat terbang, pesawat luar angkasa, tabung bertekanan tinggi,
perkakas dan lain-lain.
PEMBAHASAN NO 70
• Baja Tahan Karat Austenit
a. Komposisi : 18%Cr-8%Ni disebut baja tahan karat delapan belas
delapan.
b. Karakteristik :Lebih baik ketahanan orosi, mampu bentuk dan mampu las
c. Pengggunaan :Dipakai dalam industri kimia, konstruksi, perabot dapur,
turbin mesin jet, mobil, komponen berputar, bangunan kapal, reaktor atom,
dll.
d. Kekurangan:
1.1 Korosi antarbutir : Disebabkan oleh presipitasi karbida Cr pada
batas butir. Temperatur 500-900°C, tertinggi 600-800°C
1.2 Korosi lubang dan krevis : Disebabkan oleh retakan lapisan pasif
kerusakan yang terjadi disebabkan oleh adanya ion klor. Pengurangan Ph
pada permukaan kontak dengan benda lain disebut krevis. Untuk
menghindari korosi ini, dibuat baja dengan kandungan Mo sebesar 2-4%
Mo
1.3 Retakan korosi tegangan : Retakan oleh korosi lokal, dari lapisan
pasif yang pecah. Pengujian retakan korosi tegangan dilakukan dengan
pembebanan kelarutan 42% magnesium klorida.
PEMBAHASAN NO 78
Penyebab dari korosi baja tahan karat
• Korosi antarbutir : Disebabkan oleh presipitasi karbida Cr pada batas
butir.
• Korosi lubang dan krevis :
- Disebabkan oleh retakan lapisan pasif kerusakan yang terjadi
disebabkan oleh adanya ion klor
- Pengurangan Ph pada permukaan kontak dengan benda lain
• Retakan korosi tegangan : Retakan oleh korosi lokal, dari lapisan pasif
yang Pecah
• Bila kita perhatikan penyebab dari korosi lubang dengan reakan korosi
tegangan sama-sama disebabkan oleh lapisan pasif yang rusak dan pecah,
maka Cacat Berupa retakan korosi tegangan pada baja tahan karat
austenite di pandang sangat menyusahkan karena muncul bersamaan
dengan korosi lubang.
PEMBAHASAN NO 79
• Sebagai contoh dari baja tahan karat berfasa ganda
yang saling menutupi yaitu tegangan muluryang rendah
dari fasa austenite dipertinggi dengan adanya fase
ferit , dan keuletan rendah dari fase ferit diperbaiki
oleh fase austenite.
PEMBAHASAN NO 80
• Baja Tahan Karat Austenit ( Baja Tahan Karat 18-8)
yangdiperkuat oleh penambahan Ti,Nb,Mo dsb akan
mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap panas
dengan menambahakan lebih banyak unsure Cr dan Ni
PEMBAHASAN NO 86
• Tujuan utama proses anil adalah pelunakan sehingga
baja yang keras dapat dikerjakan melalui pemesinan
atau pengerjaan dingin
PEMBAHASAN NO 96
Cara Pengendalian Korosi Antar Butir :
• Turunkan Kadar Karbon Di Bawah 0.03 %
• Tambahkan Paduan Yang Dapat Mengikat Karbon
• Pendinginan Cepat Dari Temperature Tinggi
• Pelarutan Karbida Melalui Pemanasan
• Hindari Pengelasan
• Berdasarkan penjelasan cara pengendalian korosi di
atas bahwa seharusnya kadar karbon di bawah 0,03%
bukan lebih atau samadengan
DAFTAR PUSTAKA
• PPT Bahan ajar. Pengetahuan Bahan
• Buku Pengetahuan Bahan Teknik hal 72-107, Prof. Ir
Tata Surdia MS.Met.E
• kuswandybobi.blogspot. com “perlakuan panas”
• bowo.wordpress.com/tag/korosi

More Related Content

What's hot

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Rezki Amaliah
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluanpraptome
 
05.bubut dan latihan
05.bubut dan latihan05.bubut dan latihan
05.bubut dan latihanMahros Darsin
 
Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Annisa Wakhidathus
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramikAgam Real
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanichsan_madya
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)ade jalaludin
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinanasdin amroe
 

What's hot (20)

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
Laporan fisika dasar (sistem kesetimbangan gaya)
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Bidg miring
Bidg miringBidg miring
Bidg miring
 
01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan01. bab i pendahuluan
01. bab i pendahuluan
 
05.bubut dan latihan
05.bubut dan latihan05.bubut dan latihan
05.bubut dan latihan
 
Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi Gerak translasi dan gerak rotasi
Gerak translasi dan gerak rotasi
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)Laporan mesin bubut (selesai)
Laporan mesin bubut (selesai)
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
 
Laporan permesinan
Laporan permesinanLaporan permesinan
Laporan permesinan
 

Viewers also liked

Family guy postmodern
Family guy postmodernFamily guy postmodern
Family guy postmodernsammieharris
 
The devil made me do it
The devil made me do itThe devil made me do it
The devil made me do itel04927567
 
Computer as an exposure.risk prevention.
Computer as an exposure.risk prevention.Computer as an exposure.risk prevention.
Computer as an exposure.risk prevention.Aayupta Mohanty
 
Family Guy presentation
Family Guy presentationFamily Guy presentation
Family Guy presentationSumray1404
 
Hell in the ancient Greece
Hell in the ancient GreeceHell in the ancient Greece
Hell in the ancient GreeceIES MACIÀ ABELA
 
Reform packaging ppt presentation
Reform  packaging ppt presentationReform  packaging ppt presentation
Reform packaging ppt presentationNikul Shah
 
Family guy presentation
Family guy presentationFamily guy presentation
Family guy presentationJhonwayne45
 
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To Do
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To DoSome Things Those Who Go To Hell Will Not Have To Do
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To DoDon McClain
 
Php Introduction nikul
Php Introduction nikulPhp Introduction nikul
Php Introduction nikulNikul Shah
 
String functions
String functionsString functions
String functionsNikul Shah
 
Eileen o connor athens presentation 6 4
Eileen o connor   athens presentation 6 4Eileen o connor   athens presentation 6 4
Eileen o connor athens presentation 6 4Nikul Shah
 
Heaven or hell a matter of choice
Heaven or hell a matter of choiceHeaven or hell a matter of choice
Heaven or hell a matter of choiceDavid Navarro
 
Electromagnetic radiation_Environmental Health
Electromagnetic radiation_Environmental HealthElectromagnetic radiation_Environmental Health
Electromagnetic radiation_Environmental HealthHussain Raufi
 
Electromagnetic pollution and its health effects on the
Electromagnetic pollution and its  health effects on theElectromagnetic pollution and its  health effects on the
Electromagnetic pollution and its health effects on theIvan Figueroa-Otero
 
Presentation on health hazards by em waves
Presentation on health hazards by em  wavesPresentation on health hazards by em  waves
Presentation on health hazards by em wavesRajat Soni
 
Meddelelser 18 1982
Meddelelser 18 1982Meddelelser 18 1982
Meddelelser 18 1982SFAH
 
WiFi PresentationFINAL
WiFi PresentationFINALWiFi PresentationFINAL
WiFi PresentationFINALTomomi Shore
 
Wi-Fi Presentation
Wi-Fi PresentationWi-Fi Presentation
Wi-Fi Presentationguestf11ad4
 

Viewers also liked (20)

Family guy postmodern
Family guy postmodernFamily guy postmodern
Family guy postmodern
 
The devil made me do it
The devil made me do itThe devil made me do it
The devil made me do it
 
Computer as an exposure.risk prevention.
Computer as an exposure.risk prevention.Computer as an exposure.risk prevention.
Computer as an exposure.risk prevention.
 
Health Hazards Essay
Health Hazards EssayHealth Hazards Essay
Health Hazards Essay
 
Family Guy presentation
Family Guy presentationFamily Guy presentation
Family Guy presentation
 
Hell in the ancient Greece
Hell in the ancient GreeceHell in the ancient Greece
Hell in the ancient Greece
 
Reform packaging ppt presentation
Reform  packaging ppt presentationReform  packaging ppt presentation
Reform packaging ppt presentation
 
Family guy presentation
Family guy presentationFamily guy presentation
Family guy presentation
 
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To Do
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To DoSome Things Those Who Go To Hell Will Not Have To Do
Some Things Those Who Go To Hell Will Not Have To Do
 
Php Introduction nikul
Php Introduction nikulPhp Introduction nikul
Php Introduction nikul
 
String functions
String functionsString functions
String functions
 
Eileen o connor athens presentation 6 4
Eileen o connor   athens presentation 6 4Eileen o connor   athens presentation 6 4
Eileen o connor athens presentation 6 4
 
Heaven or hell a matter of choice
Heaven or hell a matter of choiceHeaven or hell a matter of choice
Heaven or hell a matter of choice
 
World of Jinn
World of JinnWorld of Jinn
World of Jinn
 
Electromagnetic radiation_Environmental Health
Electromagnetic radiation_Environmental HealthElectromagnetic radiation_Environmental Health
Electromagnetic radiation_Environmental Health
 
Electromagnetic pollution and its health effects on the
Electromagnetic pollution and its  health effects on theElectromagnetic pollution and its  health effects on the
Electromagnetic pollution and its health effects on the
 
Presentation on health hazards by em waves
Presentation on health hazards by em  wavesPresentation on health hazards by em  waves
Presentation on health hazards by em waves
 
Meddelelser 18 1982
Meddelelser 18 1982Meddelelser 18 1982
Meddelelser 18 1982
 
WiFi PresentationFINAL
WiFi PresentationFINALWiFi PresentationFINAL
WiFi PresentationFINAL
 
Wi-Fi Presentation
Wi-Fi PresentationWi-Fi Presentation
Wi-Fi Presentation
 

Similar to tbb presentasi

12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_Alen Pepa
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)Alen Pepa
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapaltanalialayubi
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasarUmar Fathoni
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinyaM Arif
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...Muhammad Budiman
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptximandarajat
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKiki Zakiyah
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur BajaTianPs27
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.bebenpurba
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failureJaywanroy
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfFirdausFikri3
 
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxStruktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxMuktarSinaga
 
Welding clad steel
Welding clad steelWelding clad steel
Welding clad steelNur Wijianto
 

Similar to tbb presentasi (20)

12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)
 
Ujian mfa
Ujian mfaUjian mfa
Ujian mfa
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
 
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
83357228 tegangan-sisa-perlakuan-permukaan-dalam-mengatasinya
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
 
Baja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - AlBaja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - Al
 
pengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptxpengetahuan material jack.pptx
pengetahuan material jack.pptx
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur Baja
 
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-BajaKonstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
 
Lap.metalografi.
Lap.metalografi.Lap.metalografi.
Lap.metalografi.
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Pengecoran
PengecoranPengecoran
Pengecoran
 
Kuliah materials failure
Kuliah materials failureKuliah materials failure
Kuliah materials failure
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
 
Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptxStruktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
Struktur_Baja_Baja_Paduan.pptx
 
Welding clad steel
Welding clad steelWelding clad steel
Welding clad steel
 

tbb presentasi

  • 1. B Y: K E L O M P O K 9 TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI BESI DAN BAJA Mukti Lestari 3333120978 Sara Veronica 3333141126 Triska Mutiara P 3333141125 Yoriza Sativa 3333141917
  • 2. PEMBAHASAN NO 1 • Deformasi bahan disebabkan oleh beban tarik static adalah dasar dari pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan. Hal ini disebabkan beberapa alasan yaitu: • Mudah dilakukan • Menghasilkan tegangan uniform pada penampang • Kebanyakan bahan mempunyai kelemahan untuk menerima beban tarik yang uniform pada penampang. Evaluasi dibagian yang aman masih mungkin. Maka dalam pengujian bahan insdustri kekuatan adalah paling sering ditentukan oleh penarikan statik.
  • 3. PEMBAHASAN NO 2 Pada logam, daerah elastic dinyatakan oleh bagian lurus dari hubungan tersebut dan gradiennya sebagai modulus elastic. Secara teknik batas daerah tersebut ditentukan oleh regangan sisa aoabila beban ditiadakan seperti ditunjukan gambar. Harga ini dinamakan batas elastic. Beberapa bahan amorf mempunyai perpanjangan elastic yang besar. Alasannya bahwa molekul rantai yang panjang saling terkait dan cara pembebasannya berbeda satu sama lain.
  • 4. PEMBAHASAN NO 3 Apabila diberikan suatu tegangan melampaui batas elastik, maka perpanjangan permanen terjadi pada batang uji tersebut. Perpanjangan tersebut dinamakan deformasi plastis, tegangan terendah dimana deformasivplastis terjadi disebut tegangan mulur. Mulur terjadi sangat berbeda antara badan berkristal dan bahan amorf. Ada berbagai mekanisme di dalam Kristal. Dua unsur mulur yang utama dalam Kristal adalah pergeseran (slip) dan kembaran (twin).
  • 5. PEMBAHASAN NO 4, 5 • Kalau bahan dideformasikan pada temperatur sangat rendah dibandingkan dengan titik cairnya, maka pengerasan terjadi mengikuti deformasinya. Gejala ini disebut pengerasan regangan/pengerasan kerja. • Pengerasan terjadi selama pengujian tarik dank arena regangan bertambah maka kekuatan mulurnya, kekuatan tarik dan kekerasannya meningkat sedangkan hantaran listrik dan massa jenisnya menurun
  • 6. PEMBAHASAN NO 5 • Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena perubahan temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut liat. Gejala ini disebut transisi liat-getas yang merupakan hal penying yang ditinjau dari penggunaan praktis bahan. Bahan yang dapat memberikan gejala patah getas adalah logam BCC seperti Fe, W, Mo, Nb, Ta. Dan logam HCP seperti Zn serta paduannya. Sedangkan bagi logam FCC tidak mengalami gejala ini. Disamping itu gejala itu dapat mudah terjadi bagi plastik.
  • 7. PEMBAHASAN NO 7 Patah getas bersifat getas sempurna, yaitu tanpa adanya deformasi platis sama sekali. Jadi, berbeda dengan bidang slip basa, patah terjadi pada bidang kristalografi spesifikasi pada bidang pecahan. Yang memberikan pengaruh pada patahan ada 3 faktor yaitu: • Tegangan tiga sumbu Karena keadaan tegangan menjadi rumit terhadap dua sumbu/tiga sumbu disebabkan pangkal tarikan, terjadi pningkatan yang mencolok dari tegangan mulur, sementara tegangan patah kurang mempengaruhi dan patah getas mudah terjadi. • Laju regangan Peningkatan tegangan mulur yang sangat ditandai oleh peningkatan laju regangan yang mengakibatkan hasil sama pada no 1 • Temperatur Makin rendah temperature makin mudah terjadi patah getas.
  • 8. PEMBAHASAN NO 8 Pengujian bengkok bagi bahan keras dan getas adalah cara terbaik untuk menentukan kekuatan dan kegetasan karena alas an berikut: menurut standar ada beberapa hal bagi besi cor, logam keras, berbagai keramik dan lain sebagainya yaitu: • Bentuk batang uji sederhana, dapat dibuat terhadap bahan yang sukar diproses secara mekanis. • Bentuk batang uji sederhana, agar sukar terjadi cacat yang berupa retakan akibat perlakuan panas atau yang lain • Pada pengujian bengkok dapat diharapkan terjadi patahan yang ideal dari bahan yang keras dan getas. • Pada umumnya bahan yang mempunyai kekerasan Brinel lebih dari 600 tidak dapat diuji dengan tank disebabkan tidak adanya pemegang yang cocok.
  • 9. PEMBAHASAN NO 9 • Pengujian bengkok dapat dilakukan terhadap bahan getas. Untuk bahan liat dimaksudkan agar dapat menentukan adanya cacat (flaw) dan retakan pada permukaan. Dan dapat juga menentukan mampu deformasi untuk ukuran tertentu dengan radius bengkok tertentu. Cara ini sering dipergunakan untk menentukan mampu bentuk dari pelat tipis atau kekuatan sambanguna las. Tidak perlu menggunakan mesin penguji. Bahan tipis dapat dibengkokna dengan memegangnya pada catok dan bahan tebal dapat dibengkokan dengan mempergunakan dongkrak hidrolik
  • 10. PEMBAHASAN NO 10 • Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena perubahan temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya logam tersebut liat. Bahan yang memberikan gejala patah getas adalah logam BCC (body Centered Curbic) seperti Fe, W, Mo, Nb, Ta dan logam hcp seperti Zn serta paduannya, sedangkan logam fcc sama sekali tidak terjadi gejala tersebut. Disamping itu gejala itu dapat mudah terjadi bagi plastik.
  • 11. PEMBAHASAN NO 15, 16 • Penambahan Mn, Si, Ni, Cr, Mo dan unsur lainnya akan memperbaiki keras serta keuletan dari baja berkeuatan tinggi yang mempunyai fasa martensit. • Menahan austenit dalam keadaan kurang stabil pada temperatur antara 400-550oC, yang dideformasikan sangat sebelum terjadi transformasi, dan kemudian didinginkan tiba-tiba; maka akan menghasilkan martensit yang sangat halus dan mempunyai sejumlah kisi sehingga memiliki kekuatan tinggi. Metoda ini dinamakan "ausforming" dan pada umumnya cara yang serupa dinamakan perlakuan termomekanik.
  • 12. PEMBAHASAN NO 17 • Ausforming tidak dapat dilakukan terhadap baja karbon biasa, sehingga baja harus dipadu dengan Cr, Ni, Si dan lainnya. Dengan penemperan yang cocok setelah proses ausforming maka baja akan mencapai kekuatan maksimum 3100 MPa dan masih mempunyai keuletan cukup.
  • 13. PEMBAHASAN NO 18 • Baja maraging yang berkadar karbon minimum dapat dikeraskan melalui presipitasi senyawa antar logam. Baja tersebut mempunyai kadar paduan Ni l8-25% dan kadar karbon kurang dari 0,03%, dipadu pula dengan unsur sekunder lainnya.Martensit kubus yang ditemper memiliki kekuatan yang ekstrim dengan keuletan yang baik pada atau sebelum tahap presipitasi senyawa antarlogam dilakukan. Kekuatan maksimum yang diperoleh kira-kira 3000 MPa. Dalam pengelasan tidak mendapat kesukaran karena tidak mengandung banyak karbon. Pesawat jumbo 747 dikembangkan dengan mempergunakan bahan ini pada komponen struktur rodanya.
  • 14. PEMBAHASAN NO 23 • Dilihat dari transformasi ada tiga macam baja yaitu: • a. Baja dengan titik transformasi A1, berupa ferit dibawah A1, dan austensit pada A3 atau di atas A1. • b. Baja dengan titik transformasi A1 dibawah temperature kamar, berupa austensit pada temperature kamar. • c. Baja dengan daerah austensit yang kecil, berupa ferit sampai tempetratur tinggi pada daerah komposisi tertentu.
  • 15. PEMBAHASAN NO 24, 29, 30 • Ferit mempunyai sel satuan kubus pusat badan atau body centered cubi (cbc), menunjukkan titik mulur yang jelas dan menjadi getas pada temperature rendah. • Fasa Ferit pada baja mempunyai sifat saat pengelasan seperti : stabil pada temperature rendah, kelarutan padat terbatas dapat berada bersama Fe3C (sementit) • Fasa Dendrit pada baja mempunyai sifat saat pengelasan : bentuk cabang-cabang seperti pohon, strukturnya terbentuk karena segregasi karbon pada pembekuan
  • 16. PEMBAHASAN NO 54 Baja perkakas panas adalah bahan yang dipakai untuk proses pengerjaan panas seperti pada pengecoran cetak, ekstrusi, untuk bilah penggunting, dan untuk cetakan penempaan panas yang dipakai pada temperature tinggi, dsb. Sifat-sifatnya yang diperlukan adalah: 1. Mempunyai mampu keras yang baik dan transformasi yang kurang pada perlakuan panas. 2.Tidak mempunyai sifat mengarah dan bersifat homogen. 3. Mempunyai ketahanan tinggi terhadap pelunakan temper. Cara Pembuatan : Umumnya baja perkakas dingin mempunyai kadar karbon yang tinggi. Berikut ini adalah tahapan dalam pembuatan baja perkakas dingin: 1. Penempaan. Baja perkakas terutama dibuat dengan cara penempaan, karena dengan itu diharapkan dapat dibuat berbagai macam bentuk. 2. Penormalan. Proses ini untuk memperbaiki keseragaman keadaan setelah penempaan, untuk membuat larutnya karbida dan untuk memudahkan speroidisasi atau pembulatankarbida. 3.Pelunakan. Hal yang terpenting dalam pelunakan ialah speroidisasi dari karbida. 4.Pencelupan dingin. Baja karbon tinggi perlu mendapat perhatian dekarburisasi, karena lapisan dekarburisasi menyebabkan keretakan pada waktu celup dingin.
  • 17. PEMBAHASAN NO 68 Jenis-jenis baja tahan karat: • Baja tahan karat martensit mengandung 12-13% Cr dan0,1-0,3 C. Kadar Cr sebanyak ini adalah batas terendah untuk ketahanan asam karena itu baja ini sukar berkarat diudara, tetapi ketahanan karat dalam suatu larutan juga cukup. • Baja tahan karat austenite mengandung 18% Cr dan 8% Ni disebut baja tahan karat delapan belas delapan. Baja tahan karat austenite lebih baik pada ketahan korosinya, mampu bentuk dan mampu lasnya. • Baja tahan karat ferit mengandung Cr sekitar 16-18% atau lebih. Baja tahan karat ferit yang mengandung lebih dari 18% adalah getas tetapi keuletannya tergantung pada jumlah kadar C dan N. • Baja tahan karat maraging mengandung Fe - 18% Ni dengan unsur paduan Co, Mo, Ti dan lain sebagainya. Baja ini di pergunakan untuk pesawat terbang, pesawat luar angkasa, tabung bertekanan tinggi, perkakas dan lain-lain.
  • 18. PEMBAHASAN NO 70 • Baja Tahan Karat Austenit a. Komposisi : 18%Cr-8%Ni disebut baja tahan karat delapan belas delapan. b. Karakteristik :Lebih baik ketahanan orosi, mampu bentuk dan mampu las c. Pengggunaan :Dipakai dalam industri kimia, konstruksi, perabot dapur, turbin mesin jet, mobil, komponen berputar, bangunan kapal, reaktor atom, dll. d. Kekurangan: 1.1 Korosi antarbutir : Disebabkan oleh presipitasi karbida Cr pada batas butir. Temperatur 500-900°C, tertinggi 600-800°C 1.2 Korosi lubang dan krevis : Disebabkan oleh retakan lapisan pasif kerusakan yang terjadi disebabkan oleh adanya ion klor. Pengurangan Ph pada permukaan kontak dengan benda lain disebut krevis. Untuk menghindari korosi ini, dibuat baja dengan kandungan Mo sebesar 2-4% Mo 1.3 Retakan korosi tegangan : Retakan oleh korosi lokal, dari lapisan pasif yang pecah. Pengujian retakan korosi tegangan dilakukan dengan pembebanan kelarutan 42% magnesium klorida.
  • 19. PEMBAHASAN NO 78 Penyebab dari korosi baja tahan karat • Korosi antarbutir : Disebabkan oleh presipitasi karbida Cr pada batas butir. • Korosi lubang dan krevis : - Disebabkan oleh retakan lapisan pasif kerusakan yang terjadi disebabkan oleh adanya ion klor - Pengurangan Ph pada permukaan kontak dengan benda lain • Retakan korosi tegangan : Retakan oleh korosi lokal, dari lapisan pasif yang Pecah • Bila kita perhatikan penyebab dari korosi lubang dengan reakan korosi tegangan sama-sama disebabkan oleh lapisan pasif yang rusak dan pecah, maka Cacat Berupa retakan korosi tegangan pada baja tahan karat austenite di pandang sangat menyusahkan karena muncul bersamaan dengan korosi lubang.
  • 20. PEMBAHASAN NO 79 • Sebagai contoh dari baja tahan karat berfasa ganda yang saling menutupi yaitu tegangan muluryang rendah dari fasa austenite dipertinggi dengan adanya fase ferit , dan keuletan rendah dari fase ferit diperbaiki oleh fase austenite.
  • 21. PEMBAHASAN NO 80 • Baja Tahan Karat Austenit ( Baja Tahan Karat 18-8) yangdiperkuat oleh penambahan Ti,Nb,Mo dsb akan mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap panas dengan menambahakan lebih banyak unsure Cr dan Ni
  • 22. PEMBAHASAN NO 86 • Tujuan utama proses anil adalah pelunakan sehingga baja yang keras dapat dikerjakan melalui pemesinan atau pengerjaan dingin
  • 23. PEMBAHASAN NO 96 Cara Pengendalian Korosi Antar Butir : • Turunkan Kadar Karbon Di Bawah 0.03 % • Tambahkan Paduan Yang Dapat Mengikat Karbon • Pendinginan Cepat Dari Temperature Tinggi • Pelarutan Karbida Melalui Pemanasan • Hindari Pengelasan • Berdasarkan penjelasan cara pengendalian korosi di atas bahwa seharusnya kadar karbon di bawah 0,03% bukan lebih atau samadengan
  • 24. DAFTAR PUSTAKA • PPT Bahan ajar. Pengetahuan Bahan • Buku Pengetahuan Bahan Teknik hal 72-107, Prof. Ir Tata Surdia MS.Met.E • kuswandybobi.blogspot. com “perlakuan panas” • bowo.wordpress.com/tag/korosi