2. Pendahuluan
• Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang
masih mempunyai daya hidup sehat untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi lagi dengan baik.
• Pencangkokan organ tubuh yang menjadi diskursus
saat ini adalah : mata, ginjal dan jantung, karena
ketiga organ tubuh tersebut sangat penting fungsinya
untuk manusia
3. Donor Orang yang Masih Hidup
• Orang yang masih hidup sehat, ada juga yang ingin
menyumbangkan organ tubuhnya kepadaorang yang
memerlukan. Contoh : seorang kakak tidak tega melihat
adiknya karena ginjalnya tidak berfungsi lagi dan tipis
harapan untuk sembuh dengan cara pengobatan.
• Kendati ada donor yang bersedia memberikan organ
tubuhnya, dalam pelaksanaannya harus hati-hati, karena bisa
berbahaya bagi donor dan resipien (penerima).
4. Alasannya
1. Perlu diperhatikan kecocokan organ tubuh antara pendonor dan
resipien
2. Perlu diperhatikan juga kesehatan pendonor, baik sebelum diangkat
organ tubuhnya maupun sesudahnya. Keinginan menolong orang
lain memang suatu perbuatan terpuji, tetapi jangan sampai
mencelakakan diri sendiri.
ُكْيِدْيَاِب ا ْوُقْلُت َ
َلَو
ِةَكُلْهَّتال ىَلِا ْم
“dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan
dengan tangan sendiri.” (QS. Al-Baqarah : 195)
5. Lanjutan..
• Sama halnya menghilangkan suatu penyakit (dari resipien) dengan
cara mendatangkan penyakit baru (bagi pendonor), sesuai dengan
kaidah hukum Islam
ِهِلْثِمِب ُلاَزُي َ
َل ُرَرَّضلَا
“Kemudharatan tidak dihilangkan dengan memunculkan
kemudharatan yang semisal apalagi kemudharatan yang lebih parah”
د
ِحِلاَصَمْلا ِبْلَج ىَلَع ٌمَّدَقُم ِدِساَفمْلا ُءْر
“Menolak kemudharatan lebih diutamakan daripada mendatangkan
kemaslahatan).”
6. Bagaimana halnya dengan orang yang
masih hidup, tetapi sudah dalam
keadaan koma (tidak sadar), apakah
boleh organ tubuhnya
diangkat/diambil dan kemudian
diberikan kepada orang lain?
• Selama orang itu masih hidup,
tidak boleh organ tubuhnya
diambil, karena hal itu sama
artinya mempercepat
kematiannya, dan berarti
mendahului kehendak Allah.
Walaupun menurut
pertimbangan dokter, orang itu
akan segera meninggal.
7. Donor Orang yang Sudah Meninggal
• Donor (Mata, Ginjal dan Jantung) yang berasal dari orang yang sudah
meninggal dunia tidak menyalahi ketentuan hukum Islam, dengan
alasan:
1) Alangkah baik dan terpuji, bila organ tubuh itu dapat dimanfaatkan oleh
orang lain yang sangat memerlukannya, daripada rusak begitu saja sesudah
mayat itu dikuburkan.
2) Tindakan kemanusiaan sangat dihargai oleh agama Islam, sebagaimana
firman Allah
اًعْيِمَج َ
اسَّنال اَيْحَا ٓاَمَّنَاَكَف اَهاَيْحَا ْنَمَو
“Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan
dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” (QS.Al-Maidah : 32)
8. Lanjutan..
• Menghilangkan penderitaan orang lain, baik sakit jantung, ginjal
maupun buta, dianjurkan olah Islam. Apakah dengan cara pengobatan
atau dengan cara pencangkokan organ tubuh. Hal ini sesuai dengan
kaidah Islam
• Kendatipun dilihat dari kemaslahatan, pencangkokan organ tubuh itu
dibenarkan, tetapi perlu diperhatikan segi lain, yaitu izin dari keluarga
si mayat, supaya tidak timbul fitnah di kemudian hari dan
memojokkan orang tertentu seperti dokter dan pihak-pihak lain
dengan tuduhan memperjualbelikan organ tubuh.
الضرريزال
“Kemudharatan itu dihilangkan”.
9. Lanjutan..
• Adapun mengenai organ tubuh binatang yang diharamkan
dicangkokkan kepada manusia, ada dua pendapat, yaitu haram dan
tidak diharamkan dalam keadaan darurat.
• Hukumnya halal (mubah), karena darurat dan tidak ada jalan lain lagi
yang dapat ditempuh. Sejalan dengan kaidah hukum Islam
• Berdasarkan landasan normative di atas, dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan sikap, bagi pendonor dan resipien
mengenai transplantasi organ tubuh
المخظورات تبيح الضرورات
“Keadaan (darurat) itu membolehkan hal-hal yang dilarang.”
10. Daftar Pustaka
• As-Suyuti Imam, Al-Asybah Wa Al-Nazhair, Darul Fikri, Beirut
• Azhar Basyir Ahmad, Refleksi atas Persoalan Keislaman, Mizan,
Bandung, 1993
• Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, Mahkota, Tahun
1989