2. Mengingat janji-janji Allah
Mengingat zaman dahulu
Mengingat untuk tidak menyimpang
Mengingat bahwa Allah yang memberi segalanya
Mengingat siapa kita
Kita cenderung lupa. Kita melupakan saat-saat buruk
ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Kita
melupakan saat-saat indah ketika ada yang salah.
Kita lupa bagaimana kita menjadi sekarang ini...
Mungkin itu sebabnya Tuhan sangat menekankan
untuk mengingat dan tidak melupakan dalam kitab
Ulangan. Apa yang harus kita ingat dan mengapa?
?
?
?
?
3. Apakah Tuhan pelupa? Apakah Dia memerlukan pengingat
di langit untuk mengingat janji-Nya?
Tentu saja tidak! Dia ingin kita tahu bahwa Dia tidak akan
pernah melupakan perjanjian-Nya. Janji-Nya pasti.
Apa yang harus kita lakukan ketika melihat pelangi?
Mengingat janji Allah
Mengingat peringatan Allah
Mengingat campur tangan Allah di dunia ini
Jika kita mengingat apa arti pelangi, kita dapat memiliki
kepastian, tertulis di langit dengan warna-warna indah ini,
bahwa Firman Tuhan itu pasti.
4. Dalam Ulangan 4:33-38, Musa mengingat tiga peristiwa menakjubkan yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Bangsa Israel (dan diri kita sendiri) tidak boleh melupakannya:
Mukjizat yang dilakukan
Allah untuk mengeluarkan
Israel dari Mesir (ay 34, 37)
Suara Allah ketika Dia
berbicara kepada
bangsa itu (ay 33, 36)
Pengusiran besar-
besaran bangsa-
bangsa kafir (ay 38)
Mengapa kita
tidak boleh
melupakan
mukjizat yang
telah Allah
lakukan dalam
hidup kita?
Untuk mengakui
Tuhan sebagai Allah
kita (ay 35, ay 39)
Menaati Dia dan
menerima berkat-
Nya (ay 40)
5. “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang
dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu
seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya
itu,” (Ulangan 4:9)
Mengapa kita tidak boleh melupakan apa yang telah kita
lihat (yaitu apa yang telah Allah lakukan dalam hidup kita)?
Hati kita membara ketika Tuhan bertindak dengan penuh
kuasa dalam hidup kita. Kita rela melakukan apapun untuk
Dia. Namun, setelah beberapa waktu, kita tergoda untuk
menjauh dari-Nya jika kita tidak mengingat saat-saat itu
dan mempertahankan persekutuan kita dengan-Nya.
Musa juga mengingatkan kita untuk berbagi
pengalaman dengan keturunan kita, karena
pengalaman kita bisa menjadi jangkar bagi mereka.
6. “Ketika saya melihat apa yang telah
Tuhan kerjakan, saya dipenuhi dengan
keheranan, dan dengan keyakinan di
dalam Kristus sebagai pemimpin. Kita
tidak perlu takut akan masa depan
kecuali kita akan melupakan cara
Tuhan telah memimpin kita.”
E. G. W. (Testimonies to Ministers and Gospel Workers, cp. 3, p. 31)
7. Tuhan membantu kita untuk berhasil dan
memenuhi keperluan kita (Mazmur 37:25). Dia
juga memperingatkan kita tentang bahaya
kenyamanan materi.
Kita mungkin berpikir bahwa kita telah
mendapatkan semua yang kita miliki berkat usaha
fisik atau mental kita sendiri. Namun, kita tidak
boleh lupa bahwa kekuatan, kecerdasan, dan
kesehatan kita berasal dari Tuhan.
Pada akhirnya, ingatlah bahwa semua yang kita miliki berasal
dari Tuhan. Mari bersyukur kepada Tuhan dan jangan terseret
oleh “tipu daya kekayaan” (Mrk 4:19).
8. “maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah
membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.” (Ulangan 6:12)
Ingatan tentang pembebasan dari Mesir meresapi
Perjanjian Lama. Bangsa Israel masih mengingat
peristiwa itu dengan merayakan Paskah setiap tahun.
Bagi orang Kristen, Paskah adalah pengingat
akan pembebasan yang lebih besar:
pembebasan dari dosa (1Kor 5:7; 15:3).
Kita tidak boleh lupa bahwa kita adalah orang
berdosa. Kristus membebaskan kita dari dosa dan
memberi kita hidup baru. “Karena kita ini buatan
Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)
9. “Hal-hal yang kita sendiri alami tentang berkat-berkat
Tuhan melalui janji-janji-Nya yang murah hati kita
boleh gantungkan dalam ruang ingatan, dan entah kaya
atau miskin, terpelajar atau buta huruf, kita boleh
melihat dan mempertimbangkan tanda-tanda kasih
Tuhan ini. Setiap tanda pemeliharaan dan kebaikan dan
belas kasihan Tuhan harus terpampang sebagai kenang-
kenangan yang tidak dapat binasa dalam ruang ingatan.
Tuhan akan memiliki kasih-Nya, janji-janji-Nya, tertulis
di atas loh pikiran. Jagalah pernyataan Tuhan yang
berharga agar tidak ada satu huruf pun yang akan
dilenyapkan atau diredupkan.”
E. G. W. (Our High Calling, May 9)