Dokumen tersebut membahas tentang istirahat sementara dan istirahat kekal dalam Kristus. Secara singkat, dokumen tersebut menyatakan bahwa: (1) Orang-orang percaya yang meninggal sedang beristirahat menunggu kebangkitan, (2) Kita dapat menemukan istirahat sementara dalam iman kepada Kristus di tengah masalah dunia, (3) Istirahat kekal akan datang ketika Kristus datang kembali untuk membawa umat-Nya ke
2. Tidak dapat disangkal bahwa dunia di
sekitar kita sedang sekarat.
Peristiwa-peristiwan Akhir Zaman sedang
digenapi dengan cepat. Kita menghadapi
masalah pribadi dan kolektif yang serius.
Sementara kita menunggu perhentian
terakhir di dalam Kristus, dapatkah kita
menemukan perhentian di sini dan saat ini?
3. “Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya
ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera
terjadi.” (Wahyu 1:1)
Yohanes hidup dalam pengasingan di
Pulau Patmos ketika dia menerima
suatu wahyu yang luar biasa tentang
Yesus Kristus.
Dia diperintahkan untuk menulis tujuh
surat, masing-masing satu untuk setiap
gereja di Asia. Masa depan Gereja
dinyatakan dalam pekabaran itu.
1
2
3
4
5
6
7
Efesus (31-100)
Smirna (100-313)
Pergamus (313-538)
Tiatira (538-1517)
Sardis (1517-1798)
Filadelfia (1798-1844)
Laodikia (1844-?)
Kemudian Yohanes diperlihatkan peristiwa-peristiwa terakhir yang
akan membawa kepada masa depan yang mulia: istirahat kekal di
Bumi yang Baru bersama Allah (Wahyu 22:1-5).
Kita dapat beristirahat hari ini karena kita percaya bahwa Tuhan
mengetahui masa depan, mengendalikan sejarah kita, dan sedang
mempersiapkan suatu masa depan kekal yang damai dan sejahtera.
4. ISTIRAHAT DITENGAH MASALAH
“Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” (Matius 24:8)
Dalam Matius 24, Yesus memperkenalkan garis besar
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum
KedatanganNya Yang Kedua. Ini adalah skenario realistis
yang penuh dengan masalah dan kesusahan yang
mengarah pada akhir yang luar biasa.
Di satu sisi, dunia diguncang oleh beberapa bencana. Di
sisi lain, mereka yang tetap setia kepada Tuhan dicemooh
dan dianiaya oleh mereka yang tidak mengasihi Dia (Mat
24:9; 2Tim 3:12). Yesus ingin kita dengan percaya beristirahat dalam
kasih-Nya, bahkan jika dunia di sekitar kita runtuh.
Dia pasti akan kembali untuk kita. Kedatangan-Nya
tidak disangka-sangka dan nyata (Mat 24:27, 30-
31, 36-39). Kita harus bersandar pada janji-Nya
dan bertekun sampai akhir (Mat 24:13).
5. “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air.” (Wahyu 14:7)
Istirahat di dalam Kristus bukanlah penantian yang sia-sia. Kita telah dipanggil
untuk menyatakan Injil kepada dunia, memberitahukan tentang penghakiman,
dan mendorong semua orang untuk menyembah Sang Pencipta.
Kita dapat menemukan istirahat di dalam Tuhan saat kita bekerja dengan setia
bagi-Nya. Sebaliknya, mereka yang bekerja untuk musuh “siang malam mereka
tidak henti-hentinya disiksa.” (Wahyu 14:11)
Seperti yang Yesus katakan, kita mungkin menghadapi
masalah saat kita memberitakan Injil yang kekal. Namun,
kita dapat bersukacita bahwa tidak pernah ada situasi
yang kita hadapi di mana Kristus tidak memberikan
bantuan langsung bagi kita hari ini, harapan untuk hari
esok, dan janji perhentian terakhir di dalam Kristus
untuk selama-lamanya.
6. “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-
orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.” (1 Tesalonika 4:13)
Apa yang terjadi pada mereka yang “meninggal”
[yaitu mereka mati]? Apakah mereka sudah
menikmati perhentian terakhir yang Tuhan janjikan?
Tidak diragukan lagi, kematian adalah semacam istirahat: “Berbahagialah
orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." […] supaya
mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka” (Wahyu 14:13). Namun, itu
bukan perhentian kekal (Mzm 6:5; 115:17; 146:4; Pkh 9:5-6, 10; Yes 38:18).
Ekspresi R.I.P. (“Istirahat Dalam Damai”) terukir di banyak batu nisan. Orang-
orang percaya yang meninggal sekarang sedang beristirahat dengan harapan
bahwa suatu hari mereka akan dibangunkan oleh Tuhan mereka.
Alkitab menampilkan kematian sebagai tidur (Yoh 11:11-14; Dan
12:2; 1Kor 11:30; 15:6).
7. “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4)
Bayangkan Anda memulai perjalanan ke tempat baru yang
belum pernah Anda kunjungi sebelumnya. Anda tidak memiliki
petunjuk rute, peta fisik, GPS, atau smartphone. Apakah itu
akan menjadi suatu perjalanan yang santai? Atau apakah Anda
akan merasa gelisah sampai Anda mencapai tujuan Anda?
Untungnya, Tuhan telah memberi kita peta sederhana dan instruksi yang
akurat sehingga kita dapat mencapai tujuan yang telah Dia persiapkan:
peristirahatan terakhir bersama-Nya untuk selama-lamanya.
Tidak peduli situasi kita saat ini, tidak peduli apa cobaan yang kita
hadapi, jika kita tinggal dalam Tuhan, dalam kebaikan-Nya, kasih-Nya,
dan pengorbanan-Nya di kayu salib bagi kita, kita dapat bersukacita di
dalam Dia dan memiliki kedamaian bagi jiwa kita yang lelah.
Oleh karena itu, Paulus mendorong kita untuk
bersukacita dalam pengharapan ini saat ini.
8. “Kristus akan datang dengan awan dan dengan kemuliaan besar.
Banyak sekali malaikat yang bercahaya akan menyertai Dia. Ia akan
datang membangkitkan orang mati dan untuk mengubahkan orang
saleh yang hidup dari kemuliaan kepada kemuliaan. Ia akan datang
untuk menghormati mereka yang mengasihi Dia, dan
memeliharakan hukum Nya, dan membawa mereka kepada-Nya. Ia
tidak melupakan mereka dan juga tidak melupakan janji-Nya.
Rantai kekeluargaan akan dihubungkan kembali. Bila kita melihat
pada kekasih kita yang sudah meninggal, kita boleh berpikir tentang
pagi bila sangkakala Allah akan berbunyi […] Tidak lama kemudian,
kita akan melihat Raja dalam kemuliaan-Nya. Tidak lama kemudian.
Ia akan menghapuskan segala air mata dari mata kita. Tidak lama
kemudian dan Ia akan mendirikan kita “dengan tak bernoda dan
penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.” Yudas 24.
E. G. W. (The Desire of Ages, cp. 69, p. 632)