SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
MK & SISTEM KEKUASAAN
KEHAKIMAN DI INDONESIA
Rusdianto Sudirman, S.H. M.H
A. MK & SISTEM KEKUASAAN
KEHAKIMAN DI INDONESIA
1. Gagasan Judicial Review & MK RI
2. Latar Belakang MK RI
1. Marbury vs Madison
(1803)
 MA AS membatalkan ketentuan dlm
Judiciary Act 1789 krn dinilai >< Konstitusi
AS
 Tdk ada aturan yg beri kewenangan pada
MA, tapi John Marshal (Ketua Hakim MA
AS) berpendapat itu kewajiban
konstitusional & sumpah menjunjung tinggi
& menjaga konstitusi  yg bertentangan
dg konstitusi, harus dibatalkan
 Pemilu th 1800 utk masa jabatan II, John
Adams dikalahkan oleh Thomas Jefferson
(Partai Democratic-Republic)
 Masa peralihan utk serah terima jabatan
dg Presiden Thomas Jefferson, John
Adams membuat keputusan-2 utk
menyelamatkan sahabat2nya sendiri spy
mendapat kedudukan2 yang penting.
 Termasuk John Marshall (Secretary of
State, Presiden John Adams, Partai
Federal) diangkatnya menjadi Ketua MA
(Chief Justice).
 Masa peralihan, John Adams & John
Marshall (Ketua MA, merangkap sbg
Secretary of State), masih terus
menyiapkan & ttd surat-2 pengangkatan
pejabat, duta besar & hakim.
 Di antara mereka, William Marbury,
Dennis Ramsay, Robert Townsend Hooe,
& William Harper yg diangkat mjd hakim
perdamaian (justices of peace).
 Sayangnya, copy surat pengangkatan
mereka tdk sempat lagi diserahterimakan
sebagaimana mestinya.
 Pada keesokan harinya, 4 Maret 1801,
surat-2 tsb masih berada di kantor
kepresidenan.
 Karena itu, ketika Thomas Jefferson sbg
Presiden baru mulai bekerja pada hari I,
surat-2 itu ditahan oleh James Madison
(Secretary of State baru).
 Pdhl pengangkatan mereka mjd hakim tlh
dpt persetujuan Kongres & dituangkan
dalam Keputusan Presiden yg telah
ditandatangani & telah dicap resmi
(sealed).
 Penahanan surat membuat William
Marbury dkk melalui kuasa hukum mereka
(Charles Lee, mantan Jaksa Agung
Federal), mengajukan tuntutan langsung
ke MA yg dipimpin John Marshall agar
sesuai dg kewenangannya memerintahkan
Pemerintah melaksanakan tugas yg
dikenal sbg ‘writ of mandamus’ dlm rangka
penyerahan surat-2 pengangkatan tsb.
 Berdasar Judiciary Act 1789, MA
berwenang memeriksa & memutus perkara
yg mereka ajukan serta mengeluarkan ‘writ
of mandamus’ yg mereka tuntut.
 Tetapi, Pemerintahan Jefferson tetap
menolak, bahkan menolak pula
memberikan keterangan yg diminta oleh
MA agar Pemerintah menunjukkan bukti-
bukti mengapa menurut Pemerintah ‘the
writ of mandamus’ seperti yg didalikan
penggugat tdk dpt dikeluarkan.
 Malah sebaliknya, Kongres (mayoritas
Republik) berpihak pd Pemerintah Thomas
Jefferson mengesahkan UU yg menunda
semua persidangan MA selama lebih dari
1 tahun.
PUTUSAN MA AS
 MA membenarkan bhw pemerintahan John
Adams telah melakukan semua
persyaratan yg ditentukan oleh hukum shg
William Marbury dkk dianggap memang
berhak atas surat-2 pengangkatan mereka
itu menurut hukum.
 MA sendiri dalam putusannya menyatakan
tdk berwenang memerintahkan kepada
aparat pemerintah untuk menyerahkan
surat-2 dimaksud  AS menganut
separation of power
PUTUSAN MA AS
 MA menyatakan bahwa apa yang diminta
oleh penggugat, yaitu agar MA
mengeluarkan ‘writ of mandamus’
sebagaimana ditentukan oleh Section 13
dari Judiciary Act Tahun 1789 tidak dapat
dibenarkan, karena ketentuan Judiciary
Act itu sendiri justru bertentangan dengan
Article III Section 2 Konstitusi Amerika
Serikat.
PUTUSAN MA AS
 Judiciary act :
hakim bisa memerintahkan presiden utk
menyerahkan surat itu (judiciary act
mengatur writ of mandamus)
 Konstitusi AS :
MA tidak memiliki kewenangan untuk
menguji UU (produk dari kongres) thd
konstitusi
PUTUSAN MA AS
 Alasan yuridis John Marshal : hakim MA
berhak menguji & membatalkan hukum yg
dibuat kongres karena hakim MA sudah
diangkat sumpah utk melindungi &
menjaga konstitusi
 MA tdk mengabulkan permohonan utk
melaksanakan judiciary act itu
(mengeluarkan surat presiden), malah
membatalkan judiciary act tersebut.
PUTUSAN MA AS
 Kasus ini melanggar ultra petita :
hakim memutus diluar yg diminta.
 Landmark decission :
MA memutus ttg dirinya sendiri
Writ of mandamus :
 Sebuah surat perintah atau perintah
dari pengadilan yg luar biasa krn
dibuat tanpa proses peradilan
penuh, atau sebelum kasus
disimpulkan.
 Ini dpt dikeluarkan oleh pengadilan
setiap saat, tetapi biasanya
dikeluarkan dlm sebuah kasus yg
sudah dimulai.
HANS KELSEN
 Ide pembentukan lembaga ini bermula
dari usulan Prof. Hans Kelsen (ahli
HTN terkenal), yaitu ketika ia diangkat
menjadi penasihat ahli dlm rangka ide
perancangan konstitusi baru Austria
pd th1919.
 Mengusulkan dibentuknya lembaga
“verfassungsgerichtshof” atau
Mahkamah Konstitusi yg secara resmi
dibentuk dg UU th 1920.
Hans Kelsen
 Konstitusi adalah produk kontrak sosial
seluruh rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi  produk hukum
tertinggi
 Hirariki  validitas dg perat diatasnya
 Prosedur kewenangan atribusi
kewenangan
 Isinya  sesuai dgn aturan diatasnya
 Utk menilai hukum bukan dari berlaku atau
tidak, tapi keseuaian dengan aturan
diatasnya
PEMBAHASAN UUD 1945
(BPUPK,1945)
 Anggota BPUPK, Prof. M. Yamin : “Balai
Agung” (MA) perlu diberi kewenangan utk
membanding UU  utk melindungi HAM
WN dari kekuasaan negara
 Prof Soepomo menolak : UUD yg sedang
disusun tdk menganut Trias Politica &
belum banyak SH & belum pernah judicial
review, tidak mungkin negara merugikan
WN, perl peradilan khusus
SUMBER HUKUM MK
 Materiil :
Pancasila, asas, teori HTN
 Formil :
ketentuan hukum positif yg
mengatur / terkait dg MK
DASAR PEMIKIRAN
 Pentingnya judicial review
 Mengimbangi kekuasaan
pembentuk UU  check and
balance
 Berubahnya Supremasi MPR
supremasi konstitusi
 Perlindungan HAM & hak
konstitusional WN
MK RI
 UsulanYamin  Balai Agung berwenang
membanding UU
 Konstitusi RIS  MA berwenang menguji
UU Negara Bagian
 Rekomendasi PAH II MPRS 1966-1967 
MA berwenang menguji UU
 IKAHI 1970 MA memiliki JR
 Tap MPR No. III/MPR/2000  MPR
berwenang menguji UU thd UUD
 Perubahan III UUD 1945  MK
KEDUDUKAN MK
 Sebagai Lembaga Negara
 Pelaku kekuasaan kehakiman 
menyelenggarakan peradilan 
produknya putusan
 Pasif  selama belum ada permohonan,
tidak ada persidangan
 Sejajar dengan Lembaga Negara lain
 Merdeka (impaartial)
4 Wewenang + 1
Kewajiban
FUNGSI
 Pengawal konstitusi – the guardian of the
constitution
 Penafsir final konstitusi – the final interpreter
of the constitution
 Pelindung HAM – the protector of human
rights
 Pelindung hak konstitusional WN – the
protector of the citizens constitutional rights
 Pelindung demokrasi – the protector of
democracy
PASAL 50
 Hanya menguji UU yg
diundangkan setelah
amandemen
 Dikesampingkan

More Related Content

Similar to 2_PENDAHULUAN-SEJARAH-MK.pptx

Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemenPerbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Operator Warnet Vast Raha
 
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptxpendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
karlinasiti
 
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptxMateri PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
kamdina35
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid
Ronalto_Tan
 
Badan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesiaBadan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesia
Rissa Vilia
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
jimmy
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Rajabul Gufron
 
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
Leonard Rio
 

Similar to 2_PENDAHULUAN-SEJARAH-MK.pptx (20)

Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemenPerbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
 
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945lembaga-lembaga menurut UUD 1945
lembaga-lembaga menurut UUD 1945
 
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptxpendidikan kewarganegaraan 1.pptx
pendidikan kewarganegaraan 1.pptx
 
pancasila m12.docx
pancasila m12.docxpancasila m12.docx
pancasila m12.docx
 
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)
HAK ASASI MANUSIA (HUMAN RIGHTS)
 
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptxMateri PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
Materi PKPA Hukum Acara Perdata Redesign.pptx
 
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan KehakimanPenyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
Penyelenggaraan Kekuasan Kehakiman
 
1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid1 pengertiandan sumberhkacpid
1 pengertiandan sumberhkacpid
 
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan ProduktivitasnyaMengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
Mengenal Lebih Jauh Mahkamah Konstitusi dari Fungsi dan Produktivitasnya
 
Badan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesiaBadan yudikatif di indonesia
Badan yudikatif di indonesia
 
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
Rule of law dan ham (modul etika, profesional dan humaniora)
 
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.pptLEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
LEMBAGA_LEMBAGA_NEGARA.ppt
 
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahanKedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
 
Lembaga yudikatif
Lembaga yudikatifLembaga yudikatif
Lembaga yudikatif
 
Pembelajaran 1
Pembelajaran 1Pembelajaran 1
Pembelajaran 1
 
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)
 
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
Tatahukumindonesia 130307103709-phpapp01
 
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegaraPPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
PPKn - Menyemai kesadaran konstitusional dalam kehidupan bernegara
 
Trias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaanTrias politika atau pembagian kekuasaan
Trias politika atau pembagian kekuasaan
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 

2_PENDAHULUAN-SEJARAH-MK.pptx

  • 1. MK & SISTEM KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA Rusdianto Sudirman, S.H. M.H
  • 2. A. MK & SISTEM KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA 1. Gagasan Judicial Review & MK RI 2. Latar Belakang MK RI
  • 3. 1. Marbury vs Madison (1803)  MA AS membatalkan ketentuan dlm Judiciary Act 1789 krn dinilai >< Konstitusi AS  Tdk ada aturan yg beri kewenangan pada MA, tapi John Marshal (Ketua Hakim MA AS) berpendapat itu kewajiban konstitusional & sumpah menjunjung tinggi & menjaga konstitusi  yg bertentangan dg konstitusi, harus dibatalkan
  • 4.  Pemilu th 1800 utk masa jabatan II, John Adams dikalahkan oleh Thomas Jefferson (Partai Democratic-Republic)  Masa peralihan utk serah terima jabatan dg Presiden Thomas Jefferson, John Adams membuat keputusan-2 utk menyelamatkan sahabat2nya sendiri spy mendapat kedudukan2 yang penting.  Termasuk John Marshall (Secretary of State, Presiden John Adams, Partai Federal) diangkatnya menjadi Ketua MA (Chief Justice).
  • 5.  Masa peralihan, John Adams & John Marshall (Ketua MA, merangkap sbg Secretary of State), masih terus menyiapkan & ttd surat-2 pengangkatan pejabat, duta besar & hakim.  Di antara mereka, William Marbury, Dennis Ramsay, Robert Townsend Hooe, & William Harper yg diangkat mjd hakim perdamaian (justices of peace).  Sayangnya, copy surat pengangkatan mereka tdk sempat lagi diserahterimakan sebagaimana mestinya.
  • 6.  Pada keesokan harinya, 4 Maret 1801, surat-2 tsb masih berada di kantor kepresidenan.  Karena itu, ketika Thomas Jefferson sbg Presiden baru mulai bekerja pada hari I, surat-2 itu ditahan oleh James Madison (Secretary of State baru).  Pdhl pengangkatan mereka mjd hakim tlh dpt persetujuan Kongres & dituangkan dalam Keputusan Presiden yg telah ditandatangani & telah dicap resmi (sealed).
  • 7.  Penahanan surat membuat William Marbury dkk melalui kuasa hukum mereka (Charles Lee, mantan Jaksa Agung Federal), mengajukan tuntutan langsung ke MA yg dipimpin John Marshall agar sesuai dg kewenangannya memerintahkan Pemerintah melaksanakan tugas yg dikenal sbg ‘writ of mandamus’ dlm rangka penyerahan surat-2 pengangkatan tsb.  Berdasar Judiciary Act 1789, MA berwenang memeriksa & memutus perkara yg mereka ajukan serta mengeluarkan ‘writ of mandamus’ yg mereka tuntut.
  • 8.  Tetapi, Pemerintahan Jefferson tetap menolak, bahkan menolak pula memberikan keterangan yg diminta oleh MA agar Pemerintah menunjukkan bukti- bukti mengapa menurut Pemerintah ‘the writ of mandamus’ seperti yg didalikan penggugat tdk dpt dikeluarkan.  Malah sebaliknya, Kongres (mayoritas Republik) berpihak pd Pemerintah Thomas Jefferson mengesahkan UU yg menunda semua persidangan MA selama lebih dari 1 tahun.
  • 9. PUTUSAN MA AS  MA membenarkan bhw pemerintahan John Adams telah melakukan semua persyaratan yg ditentukan oleh hukum shg William Marbury dkk dianggap memang berhak atas surat-2 pengangkatan mereka itu menurut hukum.  MA sendiri dalam putusannya menyatakan tdk berwenang memerintahkan kepada aparat pemerintah untuk menyerahkan surat-2 dimaksud  AS menganut separation of power
  • 10. PUTUSAN MA AS  MA menyatakan bahwa apa yang diminta oleh penggugat, yaitu agar MA mengeluarkan ‘writ of mandamus’ sebagaimana ditentukan oleh Section 13 dari Judiciary Act Tahun 1789 tidak dapat dibenarkan, karena ketentuan Judiciary Act itu sendiri justru bertentangan dengan Article III Section 2 Konstitusi Amerika Serikat.
  • 11. PUTUSAN MA AS  Judiciary act : hakim bisa memerintahkan presiden utk menyerahkan surat itu (judiciary act mengatur writ of mandamus)  Konstitusi AS : MA tidak memiliki kewenangan untuk menguji UU (produk dari kongres) thd konstitusi
  • 12. PUTUSAN MA AS  Alasan yuridis John Marshal : hakim MA berhak menguji & membatalkan hukum yg dibuat kongres karena hakim MA sudah diangkat sumpah utk melindungi & menjaga konstitusi  MA tdk mengabulkan permohonan utk melaksanakan judiciary act itu (mengeluarkan surat presiden), malah membatalkan judiciary act tersebut.
  • 13. PUTUSAN MA AS  Kasus ini melanggar ultra petita : hakim memutus diluar yg diminta.  Landmark decission : MA memutus ttg dirinya sendiri
  • 14. Writ of mandamus :  Sebuah surat perintah atau perintah dari pengadilan yg luar biasa krn dibuat tanpa proses peradilan penuh, atau sebelum kasus disimpulkan.  Ini dpt dikeluarkan oleh pengadilan setiap saat, tetapi biasanya dikeluarkan dlm sebuah kasus yg sudah dimulai.
  • 15. HANS KELSEN  Ide pembentukan lembaga ini bermula dari usulan Prof. Hans Kelsen (ahli HTN terkenal), yaitu ketika ia diangkat menjadi penasihat ahli dlm rangka ide perancangan konstitusi baru Austria pd th1919.  Mengusulkan dibentuknya lembaga “verfassungsgerichtshof” atau Mahkamah Konstitusi yg secara resmi dibentuk dg UU th 1920.
  • 16. Hans Kelsen  Konstitusi adalah produk kontrak sosial seluruh rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi  produk hukum tertinggi  Hirariki  validitas dg perat diatasnya  Prosedur kewenangan atribusi kewenangan  Isinya  sesuai dgn aturan diatasnya  Utk menilai hukum bukan dari berlaku atau tidak, tapi keseuaian dengan aturan diatasnya
  • 17. PEMBAHASAN UUD 1945 (BPUPK,1945)  Anggota BPUPK, Prof. M. Yamin : “Balai Agung” (MA) perlu diberi kewenangan utk membanding UU  utk melindungi HAM WN dari kekuasaan negara  Prof Soepomo menolak : UUD yg sedang disusun tdk menganut Trias Politica & belum banyak SH & belum pernah judicial review, tidak mungkin negara merugikan WN, perl peradilan khusus
  • 18. SUMBER HUKUM MK  Materiil : Pancasila, asas, teori HTN  Formil : ketentuan hukum positif yg mengatur / terkait dg MK
  • 19. DASAR PEMIKIRAN  Pentingnya judicial review  Mengimbangi kekuasaan pembentuk UU  check and balance  Berubahnya Supremasi MPR supremasi konstitusi  Perlindungan HAM & hak konstitusional WN
  • 20. MK RI  UsulanYamin  Balai Agung berwenang membanding UU  Konstitusi RIS  MA berwenang menguji UU Negara Bagian  Rekomendasi PAH II MPRS 1966-1967  MA berwenang menguji UU  IKAHI 1970 MA memiliki JR  Tap MPR No. III/MPR/2000  MPR berwenang menguji UU thd UUD  Perubahan III UUD 1945  MK
  • 21. KEDUDUKAN MK  Sebagai Lembaga Negara  Pelaku kekuasaan kehakiman  menyelenggarakan peradilan  produknya putusan  Pasif  selama belum ada permohonan, tidak ada persidangan  Sejajar dengan Lembaga Negara lain  Merdeka (impaartial)
  • 22. 4 Wewenang + 1 Kewajiban
  • 23. FUNGSI  Pengawal konstitusi – the guardian of the constitution  Penafsir final konstitusi – the final interpreter of the constitution  Pelindung HAM – the protector of human rights  Pelindung hak konstitusional WN – the protector of the citizens constitutional rights  Pelindung demokrasi – the protector of democracy
  • 24. PASAL 50  Hanya menguji UU yg diundangkan setelah amandemen  Dikesampingkan