36. Proses Berpikir
Menurut Abhidhamma, dalam keadaaan biasa pada satu saat berpikir
terdapat 17 getaran kesadaran yang berlangsung dengan cepat.
Adapun proses berpikir pada keadaan biasa tersebut adalah :
1. Bhavanga Atita ( kesadaran tak aktif lampau )
2. Bhavanga Calana ( bhavanga bergetar )
3. Bhavanga Upaccheda ( bhavanga berhenti bergetar )
4. Pancadvaravajjana ( lima gerbang tempat masuk objek )
5. Panca Vinnana ( lima kesadaran )
6.Sampaticchana ( kesadaran penerima )
7. Santirana ( kesadaran pemeriksa )
8. Votahapana ( kesadaran memutuskan )
9 – 15 Javana ( kesadaran impuls )
16 – 17 Tadalambana ( kesadaran merekam )
37. Tahap Pertama :
Bhavanga Citta adalah kesadaran yang pasif. Kesadaran pasif ini terdapat pada orang
yang sedang tidur nyenyak tanpa mimpi atau ketika seseorang tidak memberikan
reaksi apa apa terhadap rangsangan objek dari luar maupun dari dalam. Kesadaran ini
dipandang sebagai tahap pertama untuk mempelajari proses berpikir walaupun proses
berpikir itu belum mulai.
Tahap Kedua :
Bhavanga Calana adalah kesadaran yang bergetar, karena misalnya ada objek luar atau
stimulasi oleh suara cahaya ( bentuk) atau rangsangan pada indriya yang diterima oleh
orang yang tidur, pada tahap ini Bhavanga Atita lenyap atau dengan kata lain bhavanga
citta mulai aktif. Keadaan ini merupakan tahap kedua. Calana artinya bergerak atau
bergetar. Pada tahap ini bhavanga mulai bergetar, getaran ini hanya berlangsung satu
saat saja sesudah itu berhenti. Hal ini merupakan akibat dari rangsangan atau objek
yang berusaha untuk menyentuh atau menarik perhatian kesadaran pikiran dengan
cara menganggu arus bhavanga.
Tahap Ketiga :
Bhavanga Upaccheda adalah tahap pada waktu getaran bhavanga calana terhenti.
Upaccheda artinya dipotong atau diputuskan. Sebagai akibatnya, proses pikiran
muncul dan mulai mengalir, namun stimulasi atau objek belum dapat dikenal oleh
kesadaran.
38. Tahap Keempat :
Pancadvaravajjana atau kesadaran mengarah pada lima pintu
indriya. Pada tahap ini kesadaran dari proses berpikir mulai
mengarah untuk mengenal objek dan pada tahap ini pula
kesadaran diarahkan untuk mengetahui pada indriya mana
dari lima pintu indriya stimulus akan masuk. Pancadvara
adalah “ lima pintu “ sedangkan avajjana artinya “ mengarah
pada ”. Pada tahap ini orang yang tidur baru tersadar dan
perhatiannya diarahkan pada sesuatu, tetapi tidak
mengetahui apa – apa tentang hal itu.
Bila perhatiannya bangkit bukan disebabkan oleh rangsangan
dari luar melalui salah satu panca inderanya tetapi oleh
rangsangan dalam yaitu dari pikiran maka tahap ini disebut
Manodvaravajjana atau “kesadaran mengarah pada pintu
indriya pikiran “. Dalam hal ini tahap proses berpikir agak
berbeda dengan proses yang kita bicarakan sebab tahap ke-5
sampai ke-8 tidak terjadi.
39. Tahap Kelima :
Uraian pada tahap ini dibicarakan bila proses berpikir
didasarkan pada kesadaran yang mendapat rangsangan
luar melalui panca inderanya. Pancavinnana, Panca
adalah lima sedangkan vinnana adalah kesadaran. Bila
rangsangan itu adalah bunyi maka sota – vinnana atau
kesadaran mendengar yang bekerja. Bila rangsangan itu
adalah sentuhan maka disebut kaya – vinnana atau
kesadaran tubuh yang bekerja. Bila itu adalah
bayanganatau objek pandangan maka cakkhu – vinnana
yang bekerja. Dan seterusnya. Dalam hal ini pada setiap
inderiya ada kesadaran inderiya dan kesadaran inderiya
ini yang bekerja. Tapi pada tahap ini kesadaran belum
mengerti betul tentang rangsangan apa yang muncul
melalui pintu inderiya, hal itu hanya dirasakan( sensed ).
40. Tahap Keenam :
Sampaticchana adalah kesadaran penerima, Tahap ini muncul bila
kesan inderiya disebabkan oleh rangsangan yang diterima dengan baik.
Tahap Ketujuh :
Setelah penerima berfungsi, maka muncul fungsi pemeriksa ( santirana
). Pada tahap ini santirana melaksanakan fungsi pemeriksa dengan cara
menentukan rangsangan atau objek apa yang menyebabkan kesan
inderiya dan apa yang diterima lalu diperiksa.
Tahap Kedelapan :
Votthapana adalah kesadaran memutuskan atau menentukan, pada
tahap ini keputusan diambil berdasarkan rangsangan yang disebabkan
oleh kesan inderiya, dan apa yang diperiksa lalu diputuskan atau
ditentukan.
41. Tahap Kesembilan sampai Kelima belas :
Javana adalah impuls kesadaran. Pada saat ini kesadaran bergetar selama
tujuh kali ( pada saat saat menjelang meninggal dunia, javana hanya bergetar
lima kali ). Javana merupakan saat introspeksi yang diikuti oleh perbuatan.
Javana berasal dari kata kerja “ javati ” yang artinya “ lari mendorong atau
mendesak “. Javana merupakan impuls yang muncul sebagai klimaks dari
proses kesadaran dalam proses berpikir. Karena pada tahap ini seseorang
dapat menyadari dengan jelas tentang objek atau rangsangan dengan semua
ciri cirinya.
Pada tahap ini kamma atau karma mulai berproses sebagai karma baik atau
karma buruk. Karena kemauan bebas ada pada javana. Tahap tahap lain dari
proses berpikir merupakan gerakan refleks dan harus muncul, sedangkan
javana merupakan tahap dimana kesadaran bebas untuk menentukan atau
memutuskan. Dalam javana ada hak untuk memilih dan mempunyai kekuatan
untuk menentukan masa depan sesuai dengan kehendaknya ( karmanya ).
Bial suatu hal salah dimengerti dan perbuatan telah dilaksanakan, maka
hasilnya adalah tidak menyenangkan atau karma buruk. Javana adalah kata
tknis yang sulit sekali diterjemahkan dengan tepat.
42. Tahap Keenam belas dan Ketujuh belas :
Tadalambana atau kesadaran mencatat atau merekam kesan.
Tadalambana adalah dua saat yang merupakan akibat yang muncul
segera setelah javana. Fungsi tadalambana adalah mencatat atau
merekam kesan yang dibuat oleh javana. Tadalambana bukan bagian
yang paling penting dari proses berpikir karena fungsinya hanya
merekam kesan saja. Tadalambana berasal dari kata Tadarammana
yang artinya adalah “objek itu”. Dimana Tadalambana karena
kesadaran ini mempunyai objek yang sama dengan objek dari javana.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam uraian ini bahwa 17 tahap yang
membentuk suatu proses berpikir hanya berlangsung dalam waktu
yang sangat pendek sekali. Perkembangan dari proses berpikir adalah
berbeda beda bagi setiap objek, hal ini terjadi karena adanya intensitas
rangsangan yang berbeda pula. Jika intensitas rangsangan besar sekali
maka suatu proses berpikir yang sempurna terjadi, jika intensitas
rangsangan besar maka tadalambana ( tahap 16 dan 17 ) tidak terjadi.
Jika intensitas rangsangan kecil atau kecil sekali maka proses
berlangsung tanpa ada kesadaran yang sempurna.