2. Drainase lapangan terbang
Tujuan dibuatnya drainase pada lapangan terbang adalah untuk
mempertahankan daya dukung tanah dengan menguranginya
masuk air, menjaga agar landasan pacu (run way) dan bahu
landasan pacu (shoulder) tidak digenangi air yang dapat
membahayakan penerbangan, dan Menjaga seluruh daerah
lapangan terbang termasuk terminal building agar tidak tergenang
air.
3. Dalam suatu perencanaan dan perancangan drainase lapangan
terbang, perlu diperhatikan hal-hal berikut di bawah ini :
Saluran drainase harus berada di bawah muka tanah dan tidak
memotong landasan pacu, agar pada saat perawatan tidak
mengganggu.
Tanah di bawah runway, taxiway dan apron harus mempunyai daya
dukung yang cukup kuatterhadap beban pesawat terbang yang lalu di
atasnya.
Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem
drainase lapangan udara. Genangan air akibat air hujan dan tebal salju
maksimum 10 cm di atas runway dan harus segera dapat dikeringkan.
Kemiringan runway kecil sekali yaitu maksimum 1 % ke arah
memanjang dan 1,5 % ke arah melintang, denagn kemiringan shoulder
ke arah melintang maksimum 2,5 – 5 %.
Sistem drainase lapangan terbang harus baik. Tidak diperkenankan ada
selokan terbuka, kecuali selokan keliling lapangan terbang (interception
ditch) yang menampung air yang akan memasuki lapangan terbang dari
daerah sekelilingnya.
Saluran drainase lapangan terbang didesain dengan intensitas hujan 1
kali dalam 5 tahun terlampaui. Yang berarti dalam waktu 5 tahun boleh
terjadi banjir 1 kali atau banjir dengan periode ulang 5 tahun.
4. Dasar perhitungan
Adapun dasar perhitungan drainase lapangan terbang terbagi menjadi
3 bagian utama, yaitu :
Perhitungan debit air hujan rencana
Q = A.α.β.it(=T)
Koefisien Pengaliran α
Penentuan nilai koefisien pengaliran disesuaikan dengan jenis
permukaan yang akan dilalui, dan besarnya adalah seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 8.1.
Koefisien Penyebaran β
Untuk koreksi pengaruh hujan yang tidak merata faktor keadaan
setempat juga mempengaruhi, misalnya untuk daerah kecil β = 1.
Nilai β untuk suatu daerah luasan tertentu belum ada, maka dapat
digunakan tabel perkiraan seperti yang ditunjukkan pada Tabel
5. Koefisien Pengaliran
No. Keadaan Tempat α
1 Atap 0,75-0,95
2 Perkerasan aspal 0,80-0,95
3 Perkerasan beton 0,70-0,90
4 Perkerasan batu pecah 0,35-0,70
5 Tanah padat 0,40-0,55
6 Tanah padat dengan rumput 0,30-0,55
7 Tanah 0,15-0,40
8 Tanah dengan rumput 0,10-0,30
9 Tanah campur pasir 0,10-0,20
10 Tanah campur pasir & lumpur 0,00-0,10
11 0,05-0,25
12 Kebun 0,00-0,20