2. PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS LEARNING CYCLE 7E
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL 4D
JUDUL SKRIPSI
3. SUSUNAN YANG DIBAHAS
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Spesifikasi Produk
Pengembangan
1.5 Pentingnya
Pengembangan
1.6 Keterbatasan
Pengembangan
1.7 Batasan Istilah
2.1 Urgensi E-modul dalam
Pembelajaran Sejarah
2.2 Model Learning Cycle 7E
2.3 Keterampilan Pemecahan
Masalah
2.4 Argumentasi Pemilihan
Model Pengembangan 4D
2.5 Kerangka Berpikir
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Model Pengembangan
4D
3.3 Teknik Pengumpulan
Data
3.4 Teknik Analisis Data
BAB 1.
PENDAHULUAN
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
BAB 3. METODE
PENELITIAN
4. SUSUNAN YANG DIBAHAS
4.1 Hasil Validasi Ahli Terhadap E-modul
Berbasis Learning Cycle 7E
4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-
modul Berbasis Learning Cycle 7E
4.3 Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Peserta Didik Menggunakan E-
Modul Berbasis Learning Cycle 7E
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5. PENUTUP
5. BAB 1. PENDAHULUAN
1. Revolusi Industri 4.0: Penerapan Teknologi dalam pembelajaran
2. Tuntutan Pembelajaran Abad 21 : Meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (4C)
3. Pemenuhan kebutuhan belajar Generasi Z
1.1 Latar Belakang
6. BAB 1. PENDAHULUAN
Permasalahan:
1) 100% pendidik masih menggunakan bahan ajar cetak yaitu buku paket dan LKS
2) 100% pendidik menyatakan bahwa materi yang ada pada bahan ajar yang digunakan
masih belum lengkap dan mendalam
3) 66,66% pendidik cenderung menggunakan model pembelajaran discovery learning di
dalam pembelajaran sejarah
4) 100% kendala yang dihadapi pendidik di dalam pembelajaran sejarah yaitu terbatasnya
sumber atau referensi yang digunakan
5) 66,66% pendidik menginginkan inovasi terkait bahan ajar yang didukung pemanfaatan
teknologi
HASIL ANALISIS PERFORMANSI PENDIDIK
7. BAB 1. PENDAHULUAN
Permasalahan:
1) kemampuan pemecahan masalah peserta didik tegolong rendah, yaitu di SMAN 2
Situbondo sebesar 48,97%, SMAN 1 Panji sebesar 46,71%, dan SMAN 1 Kapongan sebesar
49,13%.
(2) tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik berada pada tingkatan cukup baik
yaitu sebesar 67% dan 71%
(3) 74% peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran sejarah Indonesia kurang menarik;
(4) 67% peserta didik sering mengalami kesalahpahaman dalam memahami pembelajaran
sejarah Indonesia
HASIL ANALISIS TES AWAL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN ANGKET
PERSERTA DIDIK
8. BAB 1. PENDAHULUAN
Permasalahan:
1) 51% peserta didik sering menggunakan buku paket dan LKS sebagai sumber belajar
dalam proses pembelajaran sejarah
2) 97% peserta didik tidak menggunakan sumber referensi selain buku paket dan LKS di
dalam proses pembelajaran sejarah
3) 63% peserta didik menginginkan inovasi terkait bahan ajar untuk digunakan di dalam
pembelajaran sejarah.
HASIL ANALISIS PERFORMANSI PESERTA DIDIK
9. BAB 1. PENDAHULUAN
Pengembangan
e-modul
Model Pembelajaran yang
mampu meningkatkan
kemampuan kognitif dan
keterampilan peserta didik
dalam memcahkan
masalah
E-modul berbasis learning
cycle 7E
Solusi:
10. Rumusan Masalah:
1) bagaimana hasil validasi ahli terhadap e-
modul pembelajaran sejarah berbasis
learning cycle 7E menggunakan model 4D
pada mata pelajaran sejarah Indonesia kelas
XI SMA?
2) bagaimana e-modul berbasis learning cycle
7E menggunakan model 4D dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas XI SMA pada
mata pelajaran sejarah Indonesia?
BAB 1. PENDAHULUAN
11. menghasilkan produk berupa e-modul
berbasis learning cycle 7E dengan model 4D
pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas
XI yang telah tervalidasi ahli.
pengembangan e-modul berbasis learning
cycle 7E menggunakan model 4D dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik kelas XI SMA pada
mata pelajaran sejarah Indonesia.
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
TUJUAN :
12. Product A
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
Product B
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
BAB 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi Produk Pengembangan
spesifikasi e-modul yang
dikembangkan sesuai
dengan karakteristik e-
modul sebagai berikut:
1) self instructional
2) self contained
3) stand alone
4) Adaptif
5) User friendly
1
13. Product A
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
Product B
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
BAB 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi Produk Pengembangan
spesifikasi e-modul yang
dikembangkan sesuai dengan
langkah-langkah model learning
cycle 7E antara lain sebagai
berikut:
1) elicit
2) engage
3) Explore
4) Explain
5) Elaborate
6) Evaluate
7) Extend
2
14. Product A
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
Product B
• Feature 1
• Feature 2
• Feature 3
BAB 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi Produk Pengembangan
Produk yang
dihasilkan
e-modul berbasis learning cycle 7E pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia untuk kelas XI SMA
dengan sub pokok bahasan “Peranan Tokoh-Tokoh
Nasional dan Daerah dalam Memperjuangkan
Kemerdekaan Indonesia Pada Masa Pergerakan
Nasional”
15. Pentingnya Pengembangan
dapat
digunakan
untuk
melengkapi
materi bahan
ajar yang
belum
lengkap
dapat
digunakan oleh
peserta didik
untuk
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah dalam
pembelajaran
sejarah
dapat
digunakan
peserta didik
dalam rangka
mengikuti
perkembangan
zaman di era
globalisasi
abad ke-21
dapat
bermanfaat
bagi peneliti
selanjutnya
guna
melakukan
penelitian
pengembanga
n sejenisnya
dapat
membangun
karakter
peserta didik di
dalam
memaknai
perjuangan
para tokoh-
tokoh untuk
diterapkan
pada masa
kini.
dapat
digunakan
sebagai bahan
pengayaan oleh
pendidik
terhadap
peserta didik
yang telah
mencapai
standar
ketuntasan nilai
mata pelajaran
Sejarah
Indonesia
BAB 1. PENDAHULUAN
16. Asumsi Pengembangan
pengembangan e-modul
berbasis learning cycle 7E pada
mata pelajaran sejarah dengan
model 4D pada sub pokok
bahasan “Peranan tokoh-tokoh
nasional dan daerah dalam
memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia”
dapat menjadi sumber belajar
sejarah yang inovatif dan
mampu menimalisir
permasalahan-permasalahan
dalam pembelajaran sejarah.
mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan
peserta didik dalam
pembelajaran sejarah
BAB 1. PENDAHULUAN
1 2
17. Keterbatasan Pengembangan
pengembangan
e-modul
berbasis
learning cycle
7E
menggunakan
model 4D
hanya
diperuntukkan
kepada peserta
didik kelas XI SMA
hanya terbatas pada
mata pelajaran
Sejarah Indonesia
kelas XI SMA KD 3.6
“Peranan Tokoh-
Tokoh Nasional dan
Daerah dalam
memperjuangkan
kemerdekaan
Indonesia”
menggunakan model
4D yang
dikembangkan oleh
Thiagarajan (1974),
yang terdiri dari empat
langkah yaitu Define,
Design, Develop, dan
Disseminate
terbatas pada analisis
tingkat kemampuan
pemecahan masalah
peserta didik terhadap
mata pelajaran sejarah
Indonesia
BAB 1. PENDAHULUAN
1 2 3 4
18. Batasan Istilah:
Penelitian dan
pengembangan :
proses atau metode
yang digunakan
untuk memvalidasi
dan
mengembangkan
produk (Sugiyono,
2017: 28)
e-modul : bahan ajar mandiri
yang disusun secara sistematis
ke dalam unit pembelajaran
tertentu, yang disajikan dalam
format elektronik (Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Atas dan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan
Menengah, 2017).
learning cycle 7E :
model pembelajaran
yang mempunyai
tujuh tahapan,
meliputi elicit,
engage, explore,
explain, elaborate,
dan extend .
Model
pengembangan 4D :
model yang
dikembangkan oleh
Thiagarajan (1974),
yang terdiri dari 4
tahapan yaitu define
, design, develop,
dan disseminate .
BAB 1. PENDAHULUAN
19. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran Sejarah
Sejarah : Ilmu yang mengkaji
tentang manusia dalam lingkup
ruang dan waktu, dialog antara
masa lampau dan masa kini
yang tidak pernah berakhir, dan
merupakan cerita tentang
kesadaran manusia baik secara
individu maupun kolektif
(Kochar, 2008: 3-6).
Sejarah adalah peristiwa
masa lampau yang
membantu manusia untuk
memahami masa kini
(Gotschalk, 1986: 235).
20. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran :
kegiatan yang dilakukan antara
pendidik dan peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar
(Amri, 2013: 28)
Pembelajaran:
suatu kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Agung dan
Wahyuni, 2013:3)
Pembelajaran sejarah:
suatu kegiatan memepelajari
peristiwa masa lampau secara
berkelanjutan yang
mengandung nilai-nilai
semangat mempelajari sejarah
menggunakan data yang
lampau untuk masa sekarang
(Ali, 2012: 359).
21. 2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran Sejarah
Tujuan mata pelajaran sejarah (Kemendikbud, 2013: 89):
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
konsep waktu dan tempat/ruang dalam rangka memahami
perubahan dan keberlanjutan dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa Indonesia
2) Mengembangkan kemampuan berpikir historis yang menjadi
dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan
inovatif
3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban
bangsa Indonesia di masa lampau
22. 2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran Sejarah
Tujuan mata pelajaran sejarah (Kemendikbud, 2013: 89):
4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri
sendiri, masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih
berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5) Menumbuhkan kesadaran diri peserta didik sebagai bagian
dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta
tanah air, melahirkan empati dan dan perilaku toleran yang
disampaikan dalam berbagai khidupan masyarakat dan
bangsa.
23. 2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran Sejarah
Tujuan mata pelajaran sejarah (Kemendikbud, 2013: 89):
6) Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan
moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan
bangsa
7) Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa
depan
24. 2.1 Urgensi E-modul dalam Pembelajaran
Sejarah
1) Penerapan pembelajaran sejarah akan menjadi lebih
mudah jika disesuaikan dengan era globalisasi (Ciydem,
2012).
2) Pendidik selain dituntut untuk teliti di dalam memilih
metode, juga harus mampu memilih bahan ajar yang tepat
untuk mempermudah menyampaikan materi.
3) Kegitan pembelajaran saat ini menekankan pada
keterampilan proses dan active learning
25. 2.1 Urgensi E-modul
dalam Pembelajaran Sejarah
Solusi:
1. Mengembangkan bahan ajar berupa e-modul sebagai
upaya penyesuaian era globalisasi
2. Pembelajaran saat ini mendorong untuk berorientasi pada
siswa. Oleh karena itu, pendidik harus memfasilitiasi
untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik di
dalam memecahkan masalah pembalajaran sejarah.
26. 2.2 Model Learning Cycle 7E
Salah satu model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan konstruktivis
(Adak, 2017; Kaleli, 2010, Karagoz & Zeki, 2015)
Model yang berpusat pada peserta didik
(Istuningsih, 2018)
Model ini dikembangkan oleh Einskraft
(2003) menjadi 7 tahapan
1
2
3
28. 2.3 Keterampilan Pemecahan
Masalah
Salah satu
kemampuan kognitif
yang diperlukan
dalam kegiatan
pembelajaran dann
kehidupan sehari-
hari.
Merupakan tujuan
utama di dalam
manaajeman
pendidikan
(Phumeechannya &
Wannapiron, 2014)
Merupakan salah
satu keterampilan
yang diharapkan
selama proses
pembelajaran
(Tosten, 2017)
29. Indikator Pemecahan Masalah
No Indikator Sub-Indikator
1. Mendefinisikan masalah a) Menemukan beberapa masalah yang terkait pada gambar atau wacana
b) Menentukan permasalahan dan mendefinisikan masalah
2. Eksplorasi masalah a) Menentukan objek dari permaslahan
b) Membuat asumsi dari permasalahan yang telah ditetapkan
3. Merencanakan solusi a) Memilih teori para ahli, prinsip-prinsip, dan konsep yang sesuai dengan
asumsi yang telah ditentukan
b) Membuat suatu rancangan atau prosedur yang digunakan untuk
membuktikan asumsi yang telah dibuat
4. Melaksanakan solusi Menerapkan atau applying dari kajian teori, prinsip, dan konsep yang telah dipilih
untuk membuktikan asumsi permasalahan yang telah dibuat
5. Memeriksa solusi Mengecek atau melihat kembali rencana yang digunakan untuk membuktikan
jawaban dan sesuai dengan teori yang dikaji
6. Mengevaluasi a) Menganalisa kembali apa yang sudah dilakukan dan menilai pernyataan yang
telah dikemukakan
b) Membandingkan apa yang sudah didapatkan dengan sumber yang telah dikaji
dan analisis penerapan solusi dapat diterima atau tidak
Adaptasi dari Mourtos, Okamoto, & Rhee (2004)
30. 2.4 Argumentasi Pemilihan Model 4D
1. Mempunyai klasifikasi yang sesuai dengan produk yang akan dikembangkan
yaitu e-modul (Preimawati, 2018).
2. Pada tahap define, dapat mempermudah peneliti melakukan pemilihan dan
penyusunan materi yang akan dikembangkan di dalam e-modul (Rosita,
2017).
3. Mempermudah peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya, khususnya
dalam melakukan tahap analisis tugas dan analsisi konsep untuk menentukan
tujuan pengajaran khusus (Preimawati, 2018).
4. Pada tahap develop, peneliti dapat melakukan uji coba dan revisi hingga
sampai memperoleh hasil akhir dengan kualitas pembelajaran yang maksimal.
32. BAB 3. METODE PENELITIAN
Penelitian
Pengembanhan
atau Research
Develoment
Jenis Penelitian
Pengertian Penelitian
Pengembangan
Proses/ metode
yang digunakan
untuk memvalidasi
produk dan
mengembangkan
produk untuk
mengatasi
permasalahan
Desain Penelitian
Model
Pengembangan
4D
33. Model Pengembangan 4D
Tahap 1:
Define
(Pendefinisian)
Tahap 2:
Design
(Perancangan)
Tahap 3:
Develop
(Pengembangan)
Tahap 4:
Disseminate
(Penyebarluasan)
37. Tahap 4. Disseminate (Penyebaran)
Packaging, diffusion and adaption bertujuan agar e-modul yang dikembangkan dapat
bermanfaat untuk pengguna.
• Produk e-modul dikemas dalam bentuk file, yakni diupload ke dalam google drive agar bisa
didownload dan digunakan oleh pengguna.
• Penyebaran produk e-modul disebarkan melalui link dan CD di secara terbatas, yaitu di
SMAN 2 Situbondo
Model Pengembangan 4D
39. Rumus Menghitung Persentase hasil data angket
(Performansi, peserta didik, validasi ahli, dan uji
pengguna)
P =
∑𝑥
∑𝑥𝑖
X 100%
Rumus Menghitung Peningkatan
kemampuan pemecahan masalah
Rumus Peningkatan :
𝑌1−𝑌
𝑌
X 100%
Keterangan :
P = Presentase
∑x = Jumlah skor perolehan
∑xi = Jumlah skor maksimum
100% = Konstanta
Sumber: (Direktorat Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan
Dasar dan Menengah, 2017: 30)
Keterangan:
Y : nilai pre-test
Y1 : nilai post-test
Sumber: (Sudijono, 2009: 43)
40. Tabel 3. 2 Kelayakan Produk
Berdasarkan kualifikasi kelayakan produk tersebut digunakan sebagai acuan standar perbaikan e-modul pembelajaran sejarah
berbasisi learning cycle 7E. E-modul dikatakan belum layak digunakan apabila hasil validasi menunjukkan tingkat persentase < 75%.
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
85%-100% Sangat baik Tidak perlu direvisi
75%-84% Baik Tidak perlu direvisi
65%-74% Cukup Direvisi
55%-64% Kurang Direvisi
0%-54% Sangat Kurang Direvisi
Berdasarkan hasil penilaian dari validator ahli, yang meliputi ahli isi bidang studi, ahli bahasa, dan ahli media pembelajaran,
maka akan diketahui kualitas kelayakan dari produk e-modul berbasis learning cycle 7E berdasarkan kualifikasi kelayakan produk.
Adapun kualifikasi kelayakan produk yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
Sumber: (Riduwan & Kuncoro, 2011)
41. Tabel 3. 3 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah
Interval Predikat
80% ≥ x ≥ 100% Sangat Tinggi
70% ≥SA ≥ 79% Tinggi
60% ≥SA ≥ 69% Cukup Tinggi
≥60 % Kurang Tinggi
Sedangkan kriteria yang digunakan dalam menentukan kemampuan pemecahan masalah peserta
didik, peneliti menggunakan kriteria berikut:
Sumber: (Kemendikbud, 2014:93)
42. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Susunan yang Dibahas :
4.1 Hasil Validasi Ahli Terhadap E-modul
Berbasis Learning Cycle 7E
4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-
modul Berbasis Learning Cycle 7E
4.3 Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Peserta Didik Menggunakan E-
Modul Berbasis Learning Cycle 7E
• Validasi Ahli Isi Bidang Studi
• Validasi Ahli Bahasa
• Validasi Ahli Desain Pembelajaran
• Uji Coba Kelompok Kecil
• Uji Coba Kelompok Besar
• Uji Coba Kelompok Kecil
• Uji Coba Kelompok Besar
43. 4.1 HASIL VALIDASI AHLI TERHADAP E-MODUL BERBASIS
LEARNING CYCLE 7E
Penyajian Data Hasil
Validasi Ahli Isi Bidang
Studi
44. 4.1 HASIL VALIDASI AHLI TERHADAP E-MODUL BERBASIS
LEARNING CYCLE 7E
Penyajian Data
Hasil Validasi
Bahasa
45. 4.1 HASIL VALIDASI AHLI TERHADAP E-MODUL BERBASIS
LEARNING CYCLE 7E
Penyajian Data Hasil
Validasi Desain
Pembelajaran
46. 4.1 HASIL VALIDASI AHLI TERHADAP E-MODUL BERBASIS
LEARNING CYCLE 7E
Komentar dan Saran :
1. Berikan umpan balik dan
rangkuman
2. Tolong cek kembali fakta-fakta
keras dalam tokoh sejarah
tersebut, karena ada beberapa
kesalahan fakta keras seperti
tanggal lahir Soekarno.
3. Lengkapi dengan literatur-
literatur yang memadai dan
terbaru, serta kredibel, sehingga
memberikan ruang bagi anak didik
untuk melakukan analisis dengan
membaca banyak literature
pembanding
Baik dan Layak
1. Pemilihan font pada cover cenderung
standar
2. Sebaiknya text di cover cukup
menggunakan shadow dan tidak perlu glow
sehingga lebih mudah terbaca
3. Penataan image harus lebih presisi
sehingga bisa mengurangi white space
yang terlalu luas (bagus seperti penataan
pada halaman 7)
4. Pemilihan jenis shape yang cenderung
mirip antara sub-judul dan sub-sub judul
seperti tampak pada halaman 20 dan 21
antara nama tokoh dan riwayat hidup
Validasi ahli isi bidang studi Validasi ahli bahasa Validasi ahli desain pembelajaran
47. 4.1 HASIL VALIDASI AHLI TERHADAP E-MODUL BERBASIS
LEARNING CYCLE 7E
Perolehan Skor Hasil Validasi Ahli
P =
63
70
X 100% = 90% P =
49
50
X 100% = 98% P =
52
60
X 100% = 86,66%
Validasi ahli isi bidang studi Validasi ahli bahasa Validasi ahli desain pembelajaran
48. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7E
Penyajian Data
Uji Pengguna
49. N
o
Komentar dan Saran Uji Pengguna:
1.
2.
3.
Modul sebaiknya bisa didesain lebih menarik lagi dengan
meminimalisir uraian materi yg panjang
Cukup disampaikan poin pentingnya saja karena minat baca
siswa masih kurang (bisa diperkaya dengan gambar, video,
atau tersambung dengan link materi di internet dalam rangka
pemanfaatan teknologi, dsb mengingat modulnya berbentuk
elektronik).
Soal-soal yang tercantum dalam modul ada baiknya
menggunakan soal HOTS disesuaikan dengan KKO pada KD
sebagai ajang latihan siswa untuk menghadapi AKM meskipun
mapel sejarah bukan mapel UAN.
4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7E
Perolehan Skor
Hasil uji Pengguna =
65
75
X 100% = 86,66%
50. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7EC
No Nama
Nilai
Pre-Test Post-Test
1 ANT 60 95
2 AM 30 85
3 FB 30 80
4 MAW 40 90
5 MAI 20 75
6 NAP 50 100
7 RH 40 90
8 SPP 40 95
9 VA 30 80
Total 340 790
Penyajian Data Uji
Coba Kelompok
Kecil
51. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7EC
Hasil Uji Normalitas Hasil Paired Statistic
Uji Coba Kelompok Kecil
52. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7EC
Hasil Uji Paired
Correlation
Hasil Uji Paired Sample T-Test
Uji Coba Kelompok Kecil
53. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7EC
Nilai Pre-Test dan Post
Test Pada Uji Coba
Kelompok Besar
No Nama
Nilai
Pre-Test Post-Test
1 AM 40 70
2 ADEP 45 80
3 AZ 30 85
4 AD 50 85
5 BAS 30 80
6 BKRA 60 90
7 DNAW 50 85
8 DZR 40 80
9 DSB 60 90
10 FAF 60 100
11 FUL 20 60
12 FFD 65 90
13 FDIH 40 75
14 GK 40 80
15 KNF 55 80
16 KPUH 30 70
17 MAP 50 85
18 MAN 40 80
19 MLA 60 90
20 NI 60 95
21 NF 70 90
22 NSW 35 80
23 RCN 60 95
24 RAP 40 90
25 RB 40 90
26 SAP 50 85
27 SNA 50 80
28 SKZ 55 90
29 SWH 60 85
30 UD 60 100
31 ZH 50 80
Total 1495 2615
54. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7EC
Hasil Uji Normalitas Hasil Paired Statistic
Uji Coba Kelompok Besar
55. 4.2 Hasil Uji Coba Produk Terhadap E-modul Berbasis
Learning Cycle 7E
Hasil Uji Paired
Correlation
Hasil Uji Paired Sample T-Test
Uji Coba Kelompok Besar
56. 4.3 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Menggunakan E-Modul Berbasis Learning Cycle 7E
Indikator Y (%) Y1 (%) Peningkatan (%) Predikat
1. Mendefinisikan
masalah
41,66 91,66 90,66 Sangat tinggi
2. Eksplorasi masalah 41,66 88,88 87,88 Sangat tinggi
3. Merencanakan
solusi
41,66 88,88 87,88 Sangat tinggi
4. Melaksanakan solusi 16,66 77,77 76,77 Tinggi
5. Memeriksa solusi 38,88 88,88 87,88 Sangat tinggi
6. Mengevaluasi 36,11 86,11 85,11 Sangat tinggi
Rata-Rata Peningkatan 86,03 Sangat tinggi
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Peserta Didik Pada Uji Coba Kelompok Kecil
57. 4.3 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik
Menggunakan E-Modul Berbasis Learning Cycle 7E
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Peserta Didik Pada Uji Coba Kelompok Besar
No. Indikator Y (%) Y1 (%) Peningkatan (%) Predikat
1. Mendefinisikan
masalah
37,90 92,74 91,74 Sangat tinggi
2. Eksplorasi masalah 61,29 90,32 89,32 Sangat tinggi
3. Merencanakan
solusi
43,54 79,03 78,03 Tinggi
4. Melaksanakan
solusi
45,16 74,19 73,19 Tinggi
5. Memeriksa solusi 33,87 77,41 76,41 Tinggi
6. Mengevaluasi 58,87 84,67 83,67 Sangat tinggi
Rata-Rata Peningkatan (%) 82,06 Sangat tinggi
59. Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan e-modul berbasis learning cycle 7E pada
mata pelajaran sejarah Indonesia yang telah tervalidasi ahli oleh tiga ahli
(pakar).
1) Hasil validasi ahli isi bidang studi mendapatkan nilai persentase 90%
dengan kategori “sangat baik”.
2) Hasil validasi ahli bahasa mendapatkan persentase 98% dengan
kategori “sangat baik”.
3) Hasil validasi ahli media pembelajaran mendapatkan nilai persentase
86,66% dengan kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa e-modul berbasis
learning cycle 7E sangat layak digunakan pada mata pelajaran sejarah
Indonesia kelas XI SMA.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah menggunakan e-modul
berbasis learning cycle 7E didasarkan pada hasil pre-test dan post-test uji
coba kelompok kecil dan kelompok besar.
1) Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan nilai rata-rata pre-
test sebesar 37,77 dan post-test sebesar 87,77. Sedangkan pada uji coba
kelompok besar menunjukkan nilai rata-rata pre-test sebesar 48,22 dan post-
test sebesar 84,35.
2) Berdasarkan hasil nilai persentase peningkatan kemampuan pemecahan
masalah pada uji coba kelompok kecil menunjukkan 86,03% yaitu pada
kualifikasi “sangat tinggi” dan pada uji coba kelompok besar sebesar 82,06%
yaitu pada kualifikasi “sangat tinggi”.
BAB 5. PENUTUP
1 2
60. Saran :
Diharapakan e-modul berbasis learning
cycle 7E yang telah dikembangkan
dapat dijadikan bahan ajar atau
sumber belajar pelengkap di dalam
pembelajaran sejarah serta dapat
dimanfaatkan sebagai pembelajaran
mandiri di luar pembelajaran
Diharapkan e-modul berbasis learning
cycle ini dapat dikembangkan lebih
lanjut agar peningkatan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik
lebih sempurna lagi.
Diharapkan peserta didik dapat
memanfaatkan e-modul berbasis
learning cycle 7E dengan cermat dan
lebih teliti pada setiap langkah
pembelajaran agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai.
BAB 5. PENUTUP
1 2 3
Editor's Notes
Keterangan:
Y : nilai pre-test
Y1 : nilai post-test
Sumber: (Sudijono, 2009: 43)