SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
fiqhuulughah

                                               BAGIAN I



                                        BAHASA & LINGUISTIK

                                    DEVENISI BAHASA (                 )

                                    -

           -

       -

- Adalah Bunyi yang digunakan oleh setiap bangsa atau masyarakat untuk mengemukakan ide.

     - Adalah siste lambang bunyi yang arbitrer digunakan untuk saling bertukar pikiran dan
                   perasaan antar anggota kelompok masyarakat dan bangsa.

 - Bahasa adalah sistem mental/dalam pikiran yang membentuk suatu ikatan atau aturan pada
       unsur-unsur bahasa, baik pada tataran fonologi, morfologi, maupun sintaksis.

                                          HAKIKAT BAHASA

 - Satu sistem lambing bunyi yang bersifat arbitrer ( Antara Labang yang berupa Bunyi tidak
             memiliki hubungan wajib dengan konsep yang dilambangkannya )

               - Bersifaf dinamis dan interaksi atau alat berkomunikasi di dalam masyarakat.

                                         ASAL-USUL BAHASA

                            “ Kalau bahasa itu Ada, berarti ada asal-ususlnya “

 -     F.B. Condilac. ( Filosuf Prancis ) Bahasa berasal dari teriakan-teriakan dan gerak-gerik
  badan yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan atau emosi yang kuat. Kemudian
                   teriakan itu berubah menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.

     Menurutnya pula bahwa : Bahasa Berasal dari Tuhan . Tuhan telah melengkapi kehadiran
                    pasangan adam dan hawa dengan kepandaian berbahasa.

 -      Von Herder ; ( Filosuf German ) : Bahasa itu tidak mungkin datang dari Tuhan karena
      bahasa itu sedemikian buruknya dan tidak sesuai dengan Dzat Tuhan yang sempurnah.
Menurutnya : Bahasa terjadi dari proses onomatope. Yaitu peniruan bunyi alam. Bunyi-bunyi
 alam yang ditiru ini merupakan benih yang tumbuh menjadi sebagai akibat dari dorongan hati
                            yang sangat kuat untuk berkomunikasi.

 -      Von Schlegel : ( Filosif German ) : Bahasa yang ada di bumi ini tidak mungkin berasal
dari satu bahasa, ada yang berasal dari onomatope, lahir dari kesadaran manusia, atau dari mana
                   pun bahasa itu manusialah yang membuatnya sempurnah..

  -     Brooks ; Bahasa Itu lahir pada waktu yang sama dengan kelahiran manusia. Artinya
                   manusia telah diciptakan menjadi makhluk berbahasa.

 -      Phlip Liberman : Bahasa lahir secara evolusi sebagaimana teori ovolusinya Darwin .

                                       FUNGSI-FUNGSI BAHASA :

                                          -        Alat Berinteraksi

             -      Alat untuk Menyampaikan Pikiran, Gagasan, Ide dan persaaan

                         -             Alat berkomunikasi baik lisan / tulisan

                            -          Ekspresi           : Mengambarkan Rasa

                        -           Informasi            : Menyampaikan sesuatu

                    -           Eksplorasi         : Menjelaskan Suatu hal/perkara

                                   -          Persuasi          : Mengaruhi

                                   -          Entertaimen       : Menghibur

                                   KARAKTERISTIK BAHASA :

                                               A. Oral : (        )

                                                                                      )

                                              B. Sistematis (         )

                        Contoh : Dalam Bidang Fonologi (                          )

 Penyebutan bunyi Huruf :                                    , Berbeda dengan penyebutan Bunyi huruf


                                C. Arbitrer & Simbolis) (
Arbitrer : Tidak terdapat hubungan yang rasional antara lambang verbal dengan acuannya.

                       Contoh : Benda cair bening yang biasa diminum

                              - Dalam bahasa arab desebut :

                           - Dalam bahasa Indonesia disebut ; Air

                           - Dalam bahasa Inggris disebut : Water

                         - Dalam bahasa Gorontalo disebut : Taluhu

                                 D. Konvensional (          )

  Maksudnya : Bahasa merupakan kesepakatan masyarakat penggunaan bahasa. Kesepakatan
tersebut bukanlah formal, melainkan kesepakatan yang sifatnya “ kebiasaan “ yang berlangsung
                                       turun temurun.

                           E. Unik dan Universal (                          )

         Maksudnya : Bahasa memiliki ciri khas yang berbeda dengan yang lainnya.

                                    F. Beragam (        )

                  Maksudnya : Bahasa memiliki keragaman dilihat dari sisi :

                                     1. Dialek (            )
                                    2. Sosiolek (               )
                                     3. Idiolek (           )

                              G. Berkembang (                       )

Bahasa selalu berkembang bahkan sering menyerap bahasa lain , Contoh : Kata Televisi (
                  ) Enter : (   ) Compac Disck : (        ) File : (    ).

                            H. Produktif / Kreatif (                    )

 Bahwa produksi suatu bahasa itu sangat berlimpah, Hanya berasal dari sebuah akar kata dapat
                              menghasilkan kata lain, contoh :



  Begitu pula dengan kreatif : Bahasa yang dihasilkan oleh manusia senantiasa memproduksi
   sesuatu yang baru, contoh : Kata Hand Phone : bisa disebut dengan :                 .

                             I. Fenomena Sosial (                       )
Bahwa bahasa itu merupakan konveksi suatu masyarakat pemilik atau pengguna bahasa.
    Seseorang menggunakan suatu bahasa sesuai dengan norma-norma yang disepakati atau
                               ditetapkan untuk bahasa itu.

                                   LINGUISTIK : (             )



               Ilmu Bahasa / Ilmu Yang mengambil Bahasa sebagai Objek Kajiannya

                              Pakar Linguistik disebut “ Linguis “

                -      Linguis : Orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa

      -    Linguis : Orang yang mempelajari bahasa bukan hanya bertujuan untuk mahir
    menggunakan bahasa, melainkan untuk mengetahui secara mendalam aspek dan segi yang
                                 menyangkut bahasa itu.

-        Poliglot : Orang yang mahir dan lancar dalam menggunakan beberapa bahasa namun
                             tidak mendalami teori tentang bahasa.

-        Monoglot ; Orang yang mahir dan lancar menggunakan hanya satu bahasa dan tidak
                             mendalami teori tentang bahasa.

                                   BIDANG LINGUISTIK :

                -      Linguistik Makro : Bahasa hubungannya dengan faktor Luar

                                          - Sosiologis

                                          - Psikologis

                                         - Antropologis

                                          - Neorologis

           -        Linguistik Mikro : Bahasa yang hubungnnya dengan Faktor Dalam

                                    - Fhonology (          )

                                    - Morfologi (             )

                                     - Sintaksis (        )

                                     - Semantik (         )
OBJEK KAJIAN LINGUISTIK

  -         Linguistik Teoritis : Bertujuan untuk mencari atau menemukan teori – teori / kaidah-
                                          kaidah Linguistik

      -      Linguistik Terapan : Bertujuan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam
                kegiatan praktis ( Pengajaran / Penerjemahan / Penyusunan Kamus )

  -         Linguistik Sejarah : Bertujuan Untuk mengkaji perkembangan dan perubahan suatu
             bahasa / sejulah bahasa baik dengan memperbandingkannya ataupun tidak.

      -      Sejarah Linguistik : Bertujuan untuk mengkaji perkembangan ilmu linguistik baik
            mengenai tokoh-tokohnya, aliran-aliran teorinya maupun hasil-hasil kerjanya.

                                  PEMBAGIAN LINGUISTIK

                             1. Comparative Linguistics (                   )
                              2. Descriptive Linguistics (                )
                              3. Historical Linguistics (                )
                              4. Contrastive Linguistics (                )

                                  TEORI-TEORI LINGUISTIK

Berikut ini beberapa teori bahasa yang diutarakan oleh para linguistic terhadap hakikat bahasa,
hubungan bahasa dengan kognisi, maupun hubungan bahasa dengan kebudayaan. Seperti sudah
 disebutkan sebelumnya bahwa bahasa memang merupakan objek kajian dari berbagai disiplin.
Namun, dari disiplin linguistik itu sendiri dapat dicermati adanya berbagai teori atau aliran yang
terkadang berbeda, tumpang tindih, maupun bertentangan. Dalam bab ini akan dibicarakan lagi
    secara singkat empat teori atau aliran linguistik yang sedikit banyak punya kaitan dengan
     masalah psikologi, baik kognitif maupun behavioristik, dengan para tokohnya agar kita
mempunyai gambaran yang lebih menyeluruh dan komprehensif, dan bisa memahami masalah
                                   linguistik dengan lebih baik.

                                Keempat aliran atau teori itu adalah :

 1. Teori Ferdinand de Saussure, yang menganut paham psikologi kognitif, behavioristik, dan
                                        pragmatik

             1. Teori Leonard Bloomfield, yang tampak menganut psikologi behavioristik
                2. Teori John Rupert Firth, yang tampak menganut aliran pragmatistik;
          3. Teori Noam Chomsky, yang tampak menganut paham kognitif. Keempat aliran itu
           mempunyai nama sendiri-sendiri sesuai dengan teori linguistiknya bukan psikologinya.

                                 1. Teori Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure (1858-1913) adalah seorang linguis Swiss yang sering disebut-sebut
sebagai Bapak atau Pelopor Linguistik Modern. Bukunya yang terkenal Course de Linguistique
  Generale (1916) diterbitkan oleh murid-muridnya, Bally dan Schehaye, berdasarkan catatan
                               kuliah, setelah beliau meninggal.

  De Saussure disebut sebagai “Bapak Linguistik Modern” karena pandangan pandangannya
yang baru mengenai studi bahasa yang dimuat dalam bukunya itu. Pandangan pandangannya itu
                                   antara lain mengenai :

                    (1) Telaah sinkronik dan diakronik dalam studi bahasa

                               (2) Perbedaan langue dan parole,

         (3) Perbedaan signifianx dan signifie’, sebagai pembentuk signe’ lingustique,

             (4) Hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik

  De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur (speech act) sebagai satu
rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih, seperti antara A dengan B. Perilaku bertutur ini
  terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian-luar dibatasi oleh
     mulut dan telinga sedangkan bagian-dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak
   pembicara dan pendengar. Jika A berbicara maka B menjadi pendengar, dan jika B berbicara
                                    maka A menjadi pendengar.

   Di dalam otak penutur A terdapat konsep-konsep atau fakta-fakta mental yang dihubungkan
  dengan bunyi-bunyi linguistik sebagai perwujudannya yang digunakan untuk melahirkan atau
 mengeluarkan konsep-konsep tersebut. Baik konsep maupun imaji bunyi itu terletak dalam satu
   tempat yaitu di pusat penghubung yang berada di otak. Jika penutur A ingin mengemukakan
sebuah konsep kepada pendengar B, maka konsep itu “membukakan” pintu kepada pewujudnya
  yang berupa imaji bunyi yang masih berada dalam otak dan merupakan fenomena psikologis.
 Kemudian dengan terbukanya pintu imaji bunyi ini, otak pun mengirim satu impuls yang sama
    dengan imaji bunyi itu kepada alat-alat ucap yang mengeluarkan bunyi; dan ini merupakan
    proses fisiologis. Kemudian gelombang bunyi itu bergerak dari mulut A melewati udara ke
telinga B; dan ini merupakan proses fisik. Dari telinga B gelombang bunyi bergerak terus masuk
  ke otak B dalam bentuk impuls. Lalu terjadilah pula proses psikologis yang menghubungkan
 imaji bunyi ini dengan konsep yang sama, seperti yang ada dalam otak A. Apabila B berbicara
    clan A mendengarkan, maka proses yang sama akan terjadi pula. Perhatikan bagan berikut.

                          PROSES BERTUTUR DAN MEMAHAMI

Dalam perilaku berbahasa ini dibedakan antara pelaksana yaitu pusat penghubung penutur clan
    telinga pendengar yang keduanya sebagai bagian yang aktif; clan penerima yaitu pusat
      penghubung pendengar dan telinga penutur yang kedua sebagai bagian yang pasif.

  De Saussure membedakan antara parole, langue, clan langage. Ke tiganya bisa dipadankan
 dengan kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan pengertian yang sangat berbeda.
Parole adalah bahasa yang konkret yang keluar dari mulut seorang pembicara. Jadi, karena
                   sifatnya yang konkret itu maka parole itu bisa didengar.

  Langue adalah bahasa tertentu sebagai satu sistem tertentu seperti bahasa Inggris atau bahasa
 Jawa menggunakan istilah bahasa. Jadi, sifatnya abstrak; hanya ada dalam otak penutur bahasa
                                     yang bersangkutan.

  Langage adalah bahasa pada umumnya sebagai alat interaksi manusia seperti tampak dalam
   kalimat “Manusia punya bahasa, binatang tidak”. Jadi, langage ini juga bersifat abstrak.

 Menurut De Saussure linguistik murni mengkaji langue, bukan parole maupun langage. Teori
 linguistik De Saussure tidak mengikutsertakan parole. Alasan De Saussure mengkaji langue
                                   adalah sebagai berikut.

      1. Langue bersifat sosial sedangkan parole bersifat individual. Kedua sifat ini saling
  bertentangan. Langue berada di dalam otak. Belajar langue bersifat sosial dalam pengertian
  sinkronik, sedangkan parole bersifat idiosinkronik karena ditentukan secara perseorangan.

2. Langue itu bersifat abstrak dan tersembunyi di dalam otak sedangkan parole selalu bergantung
                          pada kemauan penutur dan bersifat intelektual.

                     3. Langue adalah pasif sedangkan parole adalah aktif.

Jadi, menurut De Saussure linguistik haruslah mengkaji langue karena langue adalah fakta sosial
 sedangkan parole merupakan perlakuan individual, dan hanya merupakan embrio dari langage.
    Dengan kata lain, apa yang keluar dari mulut penutur dalam bentuk kalimat-kalimat selalu
   berubah-ubah dan bersifat idiosinkretis. Oleh karena itu, tidak layak dijadikan bahan kajian
  linguistik. Sebaliknya, di kalangan anggota masyarakat yang dipertalikan satu sama lain oleh
langue akan tercipta suatu average yang merupakan tanda atau lambang yang sama dan berpola;
 dan digabungkan dengan konsep-konsep yang sama dan berpola, serta tidak berubah-ubah dari
  satu individu ke individu lain. Maka inilah yang layak dijadikan objek kajian linguistik. Oleh
  karena itu, langue menurut definisi De Saussure adalah satu sistem tanda atau lambang yang
 arbitrer, dan digunakan untuk menyatakan ide-ide, dan mempunyai aturan-aturan. Dengan kata
   lain, langue merupakan satu sistem nilai murni yang terdiri dari pikiran yang tersusun yang
                                   digabungkan dengan bunyi.

 Tanda linguistik seperti yang disebutkan dalam definisi di atas mempersatukan sebuah konsep
dengan sebuah imaji bunyi. Jadi, bukan mempersatukan nama dengan benda seperti nama pohon
                            dengan sebuah pohon sebagai bendanya.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan imaji bunyi bukanlah bunyi dalam bentuk benda atau fisik,
tetapi “cetakan” psikologis dari bunyi itu atau pengaruhnya pada pancaindra kita. Jadi, baik imaji
   bunyi maupun konsep adalah sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu pula, De Saussure tidak
 berpendapat bahwa kata terdiri dari fonem atau fonem-fonem, melainkan terdiri dari imaji-imaji
  bunyi. Fonem itu sendiri terjadi sebagai kegiatan vokal yang merupakan realisasi imaji-dalam
ketika bertutur. Yang paling penting pada teori linguistik De Saussure adalah mengenai signe’
                   linguistique atau tanda Linguistik karena bahasa merupakan.

4. Sebuah sistem tanda. Menurut De Saussure tanda linguistik adalah sebuah maujud psikologis
yang berunsur dua yaitu signifie’ atau konsep atau petanda; dan signifiant atau imaji bunyi atau
    penanda. Kedua unsur ini, signifie’ dan signifiant terikat erat sehingga yang satu selalu
                           mengingatkan yang lain, atau sebaliknya.

              Ada beberapa ciri dari signe’ linguistique ini yaitu sebagai berikut.

  Pertama, tanda linguistik bersifat arbitrer, maksudnya, hubungan antara satu petanda/konsep
  dengan satu penanda/imaji bunyi bersifat kebetulan. Namun, tanda linguistik itu tidak dapat
                    diubah (immutable); tetapi sistem bahasa dapat berubah.

Kedua, penanda (signifiant) dari suatu signe’ linguistique itu merupakan satu bentangan (span)
yang dapat diukur dalam satu dimensi atau merupakan satu garis, satu perpanjangan. Ini berarti
         bahwa bahasa dapat dianggap sebagai satu deretan atau urutan (sequence).

Ketiga, signe’ linguistique mempunyai pergandaan yang tidak dapat dihitung. Dengan kata lain
                            tanda linguistik jumlahnya tidak terbatas.

    Menurut De Saussure metode yang sesuai dalam analisis linguistik adalah segmentasi dan
     klasifikasi. Dengan kedua metode ini seorang linguis akan menentukan pola-pola untuk
   mengklasifikasikan unit-unit yang dianalisis. Pola-pola itu bisa sintagmatik, yaitu pola yang
tersusun berturut-turut dalam satu arus ujaran, atau juga paradigmatik, yaitu hubungan-hubungan
              antara unit-unit yang menduduki tempat yang sama dalam arus ujaran.

 Pembentukan kalimat menurut De Saussure bukanlah semata-mata urusan langue, tetapi lebih
                     banyak menyangkut urusan parole. Pembentukan

  kalimat merupakan satu proses penciptaan bebas, tidak dibatasi oleh rumus-rumus linguistik,
               kecuali dalam hal yang menyangkut bentuk kata dan pola bunyi.

                                2. Teori Leonard Bloomfield

                             Leonard Bloomfield (1887-1949) seorang
                        tokoh linguistik Amerika, sebelum mengikuti aliran
                       behaviorisme dari Watson dan Weiss, adalah seorang
                         penganut paham mentalisme yang sejalan dengan
                        teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang
                           mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau
behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan linguistik Amerika, terutama
 di sekolah linguistik Yale yang didirikan menurut ajarannya. Bloomfield menerangkan makna
           (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya, makna menjadi
              tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur
unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan
(environment) di mana unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung
                               sedangkan makna tidak dapat.

  Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas kalau kita mengikuti
   anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill
 sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata
 kepada Jack hahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel
itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Secara skematis peristiwa itu dapat
                                  digambarkan sebagai berikut.

                                             Penjelasan

          S                        r. ………………………s                                         R

              (1)                (2) (3)                  (4)   (5)      (6)       (7)

                                 (1) Jill melihat apel (S= stimulus)

              (2) Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack.

              (3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r = respons)

      (4) Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…)

(5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan
                                       Jill (s=stin1ulus)

        (6) Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak.

(7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons).

 Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang
 dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik
                                       fianyalah nomor (4).

Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah
  perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan
     makna (S R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia
mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan
proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya
             bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini.

     Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu
masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-
bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam
suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri clan potonganpotongan perilaku
                              (tabiat) yang disusun secara linear.

 Teori linguistik Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita
 tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin
  kita dapat menujukkan bahwa pola-pola yang kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga
      pada bahasa-bahasa lain. Ini harus diterima sebagai satu andaian. Kita tidak mungkin
     menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan dengan makna karena tidak
                     mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data.

Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal
 (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat
           yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158). Umpamanya:

                                   Pukul adalah bentuk ujaran.

                                  Pemukul adalah bentuk ujaran

                                 Pe- adalah bentuk bukan ujaran

Pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. Di sini fonem /u/ digunakan dua kali.

 Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk
              adalah ujaran. Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu:

(1) Bentuk bebas (Free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sendirian seperti bentuk amat,
                       jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan kaki”,

 (2) Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian
       seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan.

Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal, yaitu berikut ini.

Fonem adalah : Satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa, Seperti bunyi
[u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi itu merupakan bunyi distingtif dengan kata
   /bakal/. Di sini kita lihat kedua kata itu, /bakul/ dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda
                             karena berbedanya bunyi [u] dari bunyi [a].

   Morfem adalah : Satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon.
 Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem : Amat, me-, terima, dan
                                           hadiah.

   Frarse adalah : Unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih.
Umpamanya dalam kalimat Adik saya sudah mandi terdapat dua buah frase, yaitu frase adik saya
                                   dan frase sudah mandi.
Kata adalah : Bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan ditambah
bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan adalah kata, sedangkan
         pe-, dan -an bukan kata; tetapi semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem.

Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dart ujaran lain dan merupakan satu ujaran
  yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, clan Ibu dosen itu
                                          cantik.

   Bloomfield dalam analisisnya berusaha memenggal-menggal bagianbagian bahasa itu, serta
menjelaskan hakikat hubungan di antara bagianbagian itu. Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai
  dart fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh
   tentang tata bahasa serta memperkenalkan banyak definisi, istilah, atau konsep yang terlalu
teknis untuk dibicarakan di sini seperti konsep taksem, semem, tagmem, episemem, dan lain-lain.
   Oleh karena itu, teori Bloomfield mi disebut juga linguistik taksonomik karena memotong-
       motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji bagian-bagiannya atau strukturnya.

                                  3. Teori John Rupert Firth

                John Rupert Firth (1890-1960) adalah seorang linguis Inggris yang pada tahun
                1944 mendirikan sekolah linguistik deskriptif di London. Menurut Firth dalam
                  kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth ada
                konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Bahasa adalah susunan dari
                konteks-konteks ini. Tiap-tiap konteks mempunyai peranan sebagai lingkungan
                untuk unsur-unsur atau unit-unit tiap tingkat bahasa itu. Susunan dari konteks-
 konteks ini membentuk satu keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang penuh arti. Maksudnya,
   tiap-tiap unsur pada tiap tingkatan mempunyai arti yang dapat dibedakan dan dianalisis.

  Menurut Firth struktur bahasa itu terdiri dari lima tingkatan yaitu tingkatan fonetik, leksikon,
 morfologi, sintaksis, dan semantik. Yang menjadi unsur dalam tingkatan fonetik adalah fonem,
    yang menjadi unsur dalam tingkatan morfologi adalah morfem, yang menjadi unsur dalam
 tingkatan sintaksis adalah kategori-kategori sintaksis; dan yang menjadi unsur dalam tingkatan
  semantik adalah kategori-kategori semantik. Firth lebih memusatkan perhatian pada tingkatan
         fonetik dan tingkatan semantik. Sedangkan tingkatan lain kurang diperhatikan.

  Fonem dapat dikaji dalam hubungannya dengan kata. Konteks fonologi terbatas pada bunyi-
 bunyi “dalam” yang terdapat pada kata. Bentuk yang meragukan pada satu tingkat, tidak selalu
                               meragukan pada tingkatan lain.

Misalnya, bentuk /kèpala] dalam bahasa Indonesia. Pada tingkatan fonetik bentuk ini meragukan
sebab ada beberapa makna kata kepala dalam bahasa Indonesia. Untuk menjelaskan, kita dapat
 beranjak ketingkatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan morfologi atau sintaksis atau semantik.
  Dalam konteks morfologi bentuk kepala kantor ataupun keras kepala tidak meragukan lagi.

   Arti atau makna menurut teori Firth adalah hubungan antara satu unsur pada satu tingkatan
   dengan konteks unsur itu pada tingkatan yang sama. Jadi, arti tiap kalimat terdiri dari lima
                                   dimensi, yaitu berikut ini.
l. Hubungan tiap fonem dengan konteks fonetiknya (hubungan fonem satu sama lain dalam kata).

                      2. Hubungan kata-kata satu sama lain dalam kalimat.

      3. Hubungan morfem pada satu kata dengan morfem yang sama pada kata lain, clan
                             hubungannya dengan kata itu.

                    4. Jenis kalimat clan bagaimana kalimat itu digolongkan.

                          5. Hubungan kalimat dengan konteks situasi.

Ada dua jenis perkembangan dalam ilmu linguistik yang selalu dikaitkan dengan Firth, Yaitu (a)
 teori konteks situasi untuk menentukan arti, (b) analisis prosodi dalam fonologi. Teori konteks
 situasi ini menjadi dasar teori linguistik Firth; beliau menolak setiap usaha untuk memisahkan
bahasa dari konteksnya dalam kehidupan manusia dan budaya. Firth menekankan bahwa makna
merupakan jantung dari pengkajian bahasa. Semua analisis linguistik dan pernyataan-pernyataan
 tentang linguistik haruslah merupakan analisis dan pernyataan mengenai makna. Dalam hal ini
   beliau memperkenalkan dua kolokasi untuk menerangkan arti, yaitu arti gramatikal clan arti
                                              fonologis.

  Arti Gramatikal adalah peranan dari unsur-unsur tata bahasa di dalam konteks gramatikal dari
yang mendahului dan mengikuti unsur-unsur itu di dalam kata atau konstruksi (gagasan) dan dari
   unsur-unsur tata bahasa yang bersamaan di dalam paradigma-paradigma. Jadi, arti menurut
 kolokasi adalah abstraksi sintagmatik. Umpama dalam kalimat bahasa Inggris “She liked me”.
       Arti gramatikal liked adalah peranan atau hubungannya dengan she dan me; dan juga
                hubungannya dengan like dan likes pada tingkatan paradigmatik.

Arti fonologi adalah peranan atau hubungan dari unsur-unsur fonologi di dalam konteks fonologi
 dari struktur suku-kata dan unsur-unsur lain yang bersamaan secara paradigmatik yang dapat
                            berperanan dalam konteks yang serupa.

     Salah satu dimensi arti dari lima dimensi seperti yang disebutkan di atas adalah dimensi
  hubungan kata-kata; hal ini tidak boleh dipisahkan dari konteks situasi dan budaya. Arti satu
  tergantung dari kolokasi yang mungkin dari kata itu. Umpamanya, salah satu arti kata malam
 adalah kolokasinya dengan gelap, dan sebaliknya gelap berkolokasi dengan malam. Jadi, jelas
                     arti sebuah kata ditentukan oleh konteks linguistiknya.

Sebagai linguis Firth dikenal juga sebagal tokoh analisis prosodi atau fonologi prosodi. Menurut
   Firth analisis prosodi dapat digunakan untuk menganalisis bahasa dan membuat pernyataan-
   pernyataan yang sistematis dari analisis ini yang didasarkan pada penelitian yang mendalam
terhadap data bahasa serta menggunakan istilah-istilah dan kategorikategori yang sesuai. Analisis
                  prosodi ini menganggap ada dua jenis fonologi, yaitu berikut ini.

 1. Unit-unit fonematik yang terdiri dari konsonan-konsonan segmental dan unsur-unsur vokal
  yang merupakan maujud-maujud yang dapat saling menggantikan dalam bermacam-macam
                            posisi pada suku kata Yang berlainan.
2. Prosodi-prosodi yang terdiri dari fitur-fitur atau milik-milik struktur Yang lebih panjang dari
   satu segmen, baik berupa perpanjangan fonetik, maupun sebagai pembatasan struktur secara
 fonologi, seperti suku kata atau kata_ Prosodi-prosodi ini merupakan maujud yang menjadi ciri
          khas suku-suku kata secara keseluruhan, dan tidak dapat saling menggantikan_

Ke dalam perpanjangan fonetik ini termasuk semua fonem suprasegmental dari fitur-fitur seperti
 nasalisasi, glotalisasi, dan retrofleksi yang biasanya tidak diikutsertakan dalam analisis fonetik
                  terutama analisis fonetik menurut linguistik struktural Amerika

   Secara singkat bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosodi menurut teori Firth
   adalah struktur kata beserta ciri-ciri khas lagu kata itu sebagai sifat-sifat abstraksi tersendiri
dalam keseluruhan fonologi bahasa itu. Jadi, yang termasuk ke dalam fitur-fitur prosodi satu kata
                                                adalah:

                                       (1) Jumlah suku kata;

          (2) Hakikat suku katanya: terbuka atau tertutup; (3) Kualitas suku-suku kata

                                    (4) Urutan suku-suku kata

                                  (5) Urutan bunyi-bunyi vokal;

                     (6) Tempat, hakikat, dan kuantitas bunyi-bunyi penting,

                     (7) Kualitas “gelap” atau “terang” dari suku-suku kata;

      (8) Ciri-ciri hakiki lagu suku kata dan juga potongan kalimat tempat kata itu terdapat.

 (9) Semua sifat yang menyangkut struktur suku kata, urutan suku kata, dan keharmonisan suku
                  kata dalam kata, potongan kalimat, dan keseluruhan kalimat.

                                    4. Teori Noam Chomsky

Noam Chomsky adalah linguis Amerika yang dengan teori tata bahasa generatif transformasinya
            dianggap telah membuat satu sejarah baru dalam psikolinguistik.

     Dalam sejarah pertumbuhannya teori Chomsky ini dapat dibagi atas empat fase. Yaitu :

(1) Fase generatif transformasi klasik yang bertumpu pada buku Syntactic Structure antara tahun
 1957 – 1964. (2) Teori standar yang bertumpu pada buku Aspect of the Theory of Syntac antara
tahun 1965-1966. (3) Fase teori standar yang diperluas antara tahun 1967-1972. (4) Fase sesudah
    teori standar yang diperluas antara 1973 sampai kini. seperti teori penguasaan dan ikatan
 (government and binding theory) yang berkembang sejak tahun delapan puluhan. Adanya fase-
   fase itu adalah karena adanya kritik, reaksi, dan saran dari berbagai pihak; dan lebih untuk
                                    menyempurnakan teori itu.
Menurut Chomsky untuk dapat menyusun tata bahasa dari suatu bahasa yang masih hidup (masih
 digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada suatu teori umum mengenai apa yang membentuk
  tata bahasa itu. Teori umum itu adalah satu teori ilmiah yang disusun berdasarkan satu korpus
   ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan asli bahasa itu. Dengan korpus ujaran itu dapat
     ditarik kesimpulan-kesimpulan umum atau kaidah-kaidah umum tata bahasa yang dapat
  digunakan untuk memprediksikan semua ujaran (kalimat) yang dapat dihasilkan oleh seorang
 penutur asli bahasa itu. Begitu pun teori ini harus bisa digunakan untuk menerangkan kalimat-
    kalimat baru yang bisa dihasilkan oleh seorang penutur pada satu kesempatan yang sesuai.
Sedangkan penutur lain dapat memahaminya dengan segera, meskipun kalimat itu juga baru bagi
                                   mereka (Chomsky, 1969: 7).

 Dalam hal ini bisa juga dikatakan kalau kita menguasai suatu bahasa dengan baik, karena kita
    menjadi penutur bahasa itu, maka kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat baru seperti
 disebutkan di atas yang jumlahnya tidak terbatas. Kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak
 terbatas itu tidak mungkin dapat diperoleh dengan teori S – R (stimulus – respons)-nya kaum
  behaviorisme seperti yang dikemukakan oleh Bloomfield karena kita tidak mupgkin pernah
                 mendengar kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas.

 Tampaknya teori linguistik Chomsky menyangkut adanya pasangan penutur-pendengar yang
 ideal di dalam sebuah masyarakat tutur yang betul-betul merata dan sama. Keduanya, penutur
 dan pendengar itu, harus mengetahui dan menguasai bahasanya dengan baik. Terjadinya suatu
 tindak tutur memerlukan adanya interaksi dari berbagai faktor. Dalam hal ini kompetensi atau
  kecakapan linguistik dari penutur-penutur yang menyokong terjadinya tuturan tadi, hanyalah
                                  merupakan satu faktor saja.

    Sehubungan dengan hal di atas, Chomsky membedakan adanya kompetensi (kecakapan
    linguistik) dan performansi (pelaksanaan atau perlakuan linguistik). Kompetensi adalah
     Pengetahuan penutur-pendengar mengenai bahasanya sedangkan Performansi adalah
 pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang nyata.
Pada kenyataan yang sebenarnya perlu diingat bahwa pertuturan tidaklah betul-betul merupakan
      respons dari suatu kecakapan, misalnya jika terjadi kesalahan pada awal percakapan,
  penyimpangan, kaidah tata bahasa atau perubahan yang terjadi di tengah-tengah percakapan.

Menurut Chomsky yang penting bagi seorang linguis adalah menelaah data-data penuturan (yang
berupa kalimat-kalimat), kemudian menentukan sistem kaidah yang telah diterima atau dikuasai
oleh penutur-pendengar dan yang dipakai dalam penuturan yang sebenarnya. Maka itu, menurut
 Chomsky teori linguistik itu bersifat mental karena teori ini mencoba menemukan satu realitas
              mental yang menyokong perilaku bahasa yang sebenarnya terjadi.

Kompetensi atau kecakapan adalah suatu proses generatif, dan bukan “gudang” yang berisi kata-
kata, frasa-frasa, atau kalimat-kalimat seperti konsep langue dalam teori linguistik De Saussure.
  Kompetensi merupakan satu sistem kaidah atau rumus yang dapat kita sebut tata bahasa dari
bahasa penutur itu. Maka kalau dibagankan proses perilaku berbahasa itu adalah sebagai berikut.

                               untuk rr penafsir dengar). kembah
Bagan Perilaku Berbahasa

 Tata bahasa suatu bahasa adalah uraian (deskripsi) kompetensi penutur-pendengar yang ideal;
    clan uraian ini harus mampu memberi uraian struktur tiap-tiap kalimat yang tidak terbatas
   jumlahnya, serta dapat menjelaskan bagaimana kalimat-kalimat ini dipahami oleh penutur-
pendengar yang ideal itu. Dilihat dari segi semantik tata bahasa suatu bahasa adalah satu sistem
   rumus atau kaidah yang menyatakan persamaan atau keterkaitan antara bunyi (bahasa) dan
 makna (bahasa) dalam bahasa itu. Dilihat dari segi daya kreativitas, tata bahasa adalah sebuah
     alat perancangan yang khusus menerangkan dengan jelas pembentukan kalimat-kalimat
  gramatikal (yang jumlahnya tidak terbatas) dan menjelaskan struktur setiap kalimat itu. Alat
perancangan inilah yang diberi nama “tata bahasa generatif‟ oleh Chomsky, untuk membedakan
  dari pernyataan deskriptif yang hanya menggunakan sekumpulan unsur yang muncul dalam
   uraian-uraian struktur yang konteksnya sangat beragam. Tata bahasa generatif sebagai alai
perancangan ini merupakan satu sistem rumus yang tepat dan jelas yang dapat digunakan dalam
  gabungan baru yang belum pernah dicoba untuk membentuk kalimat-kalimat baru. Rumus-
rumus ini dapat juga digunakan untuk menentukan struktur clan bentuk fonetik kalimat ini, dan
 menunjuk penafsiran-penafsiran semantik kalimat-kalimat baru (yang baru kita dengar), serta
                      menolak urutan struktur yang bukan milik “bahasa itu” .

Dari uraian itu kita dapat juga menarik konsep Chomsky mengenai bahasa yakni bahasa adalah
sejumlah kalimat, panjang setiap kalimat adalah terbatas dan dibina oleh sejumlah unsur yang
        terbatas. Bahasa itu sendiri merupakan perilaku yang diatur oleh rumus-rumus.

 Menurut Chomsky perkembangan teori linguistik dan psikologi yang sangat penting dan perlu
                diingat dalam pengajaran bahasa adalah sebagai berikut.

                             1. Aspek kreatif penggunaan bahasa.

                         2. Keabstrakan lambang-lambang linguistik.

                          3. Keuniversalan struktur dasar linguistik.

     4. Peranan organisasi intelek nurani (struktur-dalam) di dalam proses kognitif/mental.

      Yang dimaksud dengan aspek kreatif adalah perilaku linguistik yang biasa, bebas dari
rangsangan, bersifat mencipta dan inovatif. Tiap kalimat merupakan karya baru dari kompetensi,
   dan bukan hasil cungkilan oleh rangsangan. Ulangan dari frase-frase pendek jarang terjadi.
    Hanya dalam hal-hal yang istimewa saja konteks keadaan menentukan kalimat yang akan
  dikeluarkan. Misalnya, dalarn konteks perjumpaan di pagi hari melahirkan kalimat, “selamat
  pagi”. Andaikata ada kalimat yang serupa dengan kalimat yang sudah ada dalam korpus data,
maka hat itu adalah karena kebetulan saja. Kalimat-kalimat yang baru itu masing-masing adalah
kalimat baru yang kebetulan sama dengan kalimat lain. Kalimat-kalimat yang sama itu bukanlah
   hasil cungkilan rangsangan yang keluar sebagai tabiat atau kebiasaan dengan cara mekanis
  karena kalimat itu sudah pernah didengar dan dilatihkan dulu pada waktu mempelajari bahasa
                                               itu.
Seorang penutur bahasa-ibu suatu bahasa sudah menuranikan satu tata bahasa generatif secara
   tidak sadar; dan tanpa disadari dia telah menguasai segala “milik” tata bahasa itu. Jadi, tugas
 linguis adalah menemukan dan menerangkan “milik-milik” tata bahasa yang tidak disadarinya.

 Yang dimaksud dengan keabstrakan lambang-lambang linguistik adalah bahwa rumus-rumus
 atau kaidah-kaidah yang menentukan bentukbentuk kalimat dan penafsiran artinya yang rumit
 bukan merupakan sesuatu yang konkret melainkan merupakan sesuatu yang abstrak. Struktur-
                                         struktur

yang telah dimanipulasi dihubungkan dengan fakta-fakta fisik dengan cara yang jauh sekali, baik
 dalam tataran fonologi, sintaksis, maupun semantik. Karena prinsip-prinsip yang bekerja dalam
   tata bahasa generatif transformasi ini, dan struktur-struktur yang dimanipulasinya tidak ada
  hubungan dengan fenomena-fenomena indra tertentu menurut hukum-hukum teori psikologi
                                    empiris maupun behavioris.

   Yang dimaksud dengan keuniversalan linguistik dasar adalah prinsipprinsip abstrak yang
   mendasari tata bahasa generatif transformasi ini; dan yang tidak dapat diperoleh melalui
pengalaman dan latihan. Oleh karena prinspi-prinsip ini bersifat abstrak dan tidak bisa diperoleh
melalui pengalaman dan latihan, maka berarti prinsip-prinsip ini bersifat universal. Jadi, prinsip-
 prinsip yang mendasari setiap tata bahasa generatif transformasi bersifat universal. Maka itu,
 menurut Chomsky masalah utarna linguistik adalah hal-hal yang universal dari linguistik itu.

 Menurut Chomsky keuniversalan linguistik ini dimiliki manusia sejak lahir karena merupakan
 unsur atau struktur-struktur yang tidak terpisahkan dari manusia. Sernuanya bisa diterangkan
                         berdasarkan peranan organisasi intelek nurani.

Masalah organisasi intelek nurani di dalam proses kognitif umumnya, dan di dalam pemerolehan
     bahasa khususnya, merupakan perkembangan baru yang sangat penting terutama dalam
 psikolinguistik. Prinsip-prinsip dasar organisasi linguistik adalah keuniversalan linguistik yang
oleh Chomsky kemudian disebut tata bahasa universal. Tata bahasa merupakan satu sistem yang
merupakan bagian dari organisasi intelek nurani yang bersifat universal. Tata bahasa mempunyai
 peranan yang sangat penting dalam pemerolehan bahasa; dan peranan ini sama dengan peranan
   yang dimainkan tata bahasa generatif transformasi, misalnya, di dalarn pengenalan bentuk-
  bentuk fonetik sebuah kalimat karena rumus-rumus tata bahasa itu digunakan dalam analisis
   sintaksis kalimat itu untuk mengenal isyaratisyarat fonetik itu. Di dalam teori linguistiknya,
     Chomsky membedakan adanya strukturdalam (deep structure) dan struktur-luar (surface
                                            structure).

                                         BAGIAN KE-2

                                          (            )

                          FONOLOGI, FONETIK DAN FONEMIK

                                 PENGERTIAN FONOLOGI
Fonologi adalah ; Cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa.

                                         UNSUR FONOLOGI

                   1. Fon             : Bunyi-bunyi yang tidak membedakan makna
                      2. Fonem           : Bunyi-bunyi yang membedakan makna

                            Contoh : Bunyi pada          dan kata      :

   Pada kata        Teralisasi Bunyi Nasal Palatal dan pada kata           Teralisasi bunyi Nasal
                                         Sentrodomal

   Fon : Merupakan satuan bahasa terkecil yang bersifat Konkrit. Fon dapat didengar dan
              diucapkan, karena itu lazim pula disebut dengan Istilah Bunyi.

                                              Contoh :

         Kata :       ( Rumah ) = Kata yang mengandung empat Fon / Bunyi yakni :

                              - Ba       – Fathah        – Ya   – Ta

Fonem: Merupakan sutuan bahasa terkecil yang bersifat abstrak dan                  berfungsi membedakan
                                        makna.

         Fonetik : Kajian bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya untuk

                                          membedakan arti

                     Fonemik : Kajian bunyi bahasa yang membedakan arti

                                 PEMBAGIAN FONOLOGI

         Di dalam bahasa arab Fonologi (                   ), dibagi kepada dua bagian :

                              1. Voiceless Sound (                             )
                               2. Voiced Sound (                           )

               :
                                                                :                         .

               :
                                                                                   .

                                     Penulisan Hamzah / Alif

                                     -
-

                            Konsonan & Fokal (                      )


                                       :                                                .



                                                                    )

                                                                          )

                                                                              )

                                            BAGIAN 3



                                           MORFOLOGI :

                                  DEVENISI MORFOLGI

  Morfologi : Cabang ilmu bahasa yang mengkaji aspek kebahasaan yang berupa kata dan
       bagian-bagiannya. Dengan kata lain Morfologi membahas pembentukan makna.

 Morf            Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi berupa bentuk-bentuk kebahasaan
                                           terkecil.

  Morfem     Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi berupa bentuk-bentuk kebahasaan
                                  terkecil yang abstrak.

             :                                                                              .

                 Contoh       : Mencangkul, Memukul, Menggarap, Menyuruh

                          Men-/        , Mem-/   ,   Meng-/ , Meny-/

 Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk kongkrit dan mempunyai satu makna : Yaitu : “
MELAKUKAN SESUATU “. Bentuk-bentuk yang demikian disebut Morf. Dengan kata lain, ke
               Empat Morf terbut diabstraksikan dalam Morfem ( MeN- )

Dalam bahasa Arab Morf disebut dengan istilah : (              ) dan Morfem disebut (       ).
 Contoh kata     merupakan Morf, dengan Morfem               . Yang bermakna Al-Musyarakah.

         Begitupula dengan kata :            yang bermofem        bermakna (        )
Pembagian Morfem :

                            -     Morfem Bebas / Free (                  )

                        -       Morfem Terikat / Bound (                     )




                                                                         .

                                     FRASA (                     )

                 Frasa : Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.

               : Satuan linguistic yang merupakan gabungan dua kata atau lebih

                                yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa.

                     : Gabungan dua kata atau lebih yang tidak predikatif

                Dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Tarkib dan ‘Ibarah.


                                                                         .




Tarkib : Gabungan unsur yang saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam kalimat, atau
 suatu bentuk yang secara sintaksis sama dengan sata kata tunggal, dalam arti gabungan kata
                        tersebut dapat diganti dengan satu kata saja.

„Ibarah : Konstruksi kebahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih, hubungan antar kata dalam
             konstruksi itu tidak predikatif, dan dapat diganti dengan satu kata saja.

                                              Contoh :

                                                : Baju Ali / baru dan bagus

                                                Sebagai Subjek

                                                 Sebagai Predikat

                                             BAGIAN 4
SINTAKSIS

Pengertian

BAGIAN 5



SEMATIK

More Related Content

What's hot

Koreksi kosa kata bahasa indonesia
Koreksi kosa kata bahasa indonesiaKoreksi kosa kata bahasa indonesia
Koreksi kosa kata bahasa indonesiaaliluqman
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)Watak Bulat
 
Bahasa
BahasaBahasa
BahasaJ-M
 
Tugas pembidangan linguistik kelas c
Tugas pembidangan linguistik kelas cTugas pembidangan linguistik kelas c
Tugas pembidangan linguistik kelas cDarwis Maulana
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumDidikparavisi
 
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabPengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabUniversiti Kebangsaan Malaysia
 
Ragam pemerolehan bahasa anak
Ragam pemerolehan bahasa anakRagam pemerolehan bahasa anak
Ragam pemerolehan bahasa anakkholid harras
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikAstri Plenyet
 
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa ArabLinguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arabhibatullah92
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODELita Tania
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajarandibafauzia
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaKamarudin Tahir
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkipRakatajasa
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)Lita Tania
 

What's hot (19)

Koreksi kosa kata bahasa indonesia
Koreksi kosa kata bahasa indonesiaKoreksi kosa kata bahasa indonesia
Koreksi kosa kata bahasa indonesia
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)
Definisi bahasa dan linguistik (atikah md noor)
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Tugas pembidangan linguistik kelas c
Tugas pembidangan linguistik kelas cTugas pembidangan linguistik kelas c
Tugas pembidangan linguistik kelas c
 
Bbm3201 minggu02
Bbm3201 minggu02Bbm3201 minggu02
Bbm3201 minggu02
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabPengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
 
Ragam pemerolehan bahasa anak
Ragam pemerolehan bahasa anakRagam pemerolehan bahasa anak
Ragam pemerolehan bahasa anak
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
 
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa ArabLinguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
Linguistik terapan dan Pendidikan Bahasa Arab
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasa
 
Semantik stkip
Semantik stkipSemantik stkip
Semantik stkip
 
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISME)
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 

Viewers also liked

14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]hashimazlina
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kataAbu Ja'far
 
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1Curtin University Sarawak
 
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013Antasha Kamaruzzaman
 
Kaedah menterjemah
Kaedah menterjemahKaedah menterjemah
Kaedah menterjemahAdibah Alias
 
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)murni mohamat
 

Viewers also liked (7)

Psikolinguistik
PsikolinguistikPsikolinguistik
Psikolinguistik
 
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
14660406 fonetik-dan-fonologi-bahasa-melayu-tinggi[1]
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kata
 
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1
Bahasa Melayu- unsur asing dalam bahasa melayu sem 1
 
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
Fonetik & Fonologi Bahasa Melayu BMMB3013
 
Kaedah menterjemah
Kaedah menterjemahKaedah menterjemah
Kaedah menterjemah
 
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
FONETIK DAN FONOLOGI (VOKAL & KONSONAN)
 

Similar to Fiqhuulughah

Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Imam Suwandi
 
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.pptCMVISSNU17VISSNU
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxDivaSafitri7
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSlemAdi
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxssuserc83cb6
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDFitriadina1
 
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptxQurrotaAyuNeina
 
Bahasa dan Linguistik
Bahasa dan LinguistikBahasa dan Linguistik
Bahasa dan LinguistikNor Idayu
 
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesianoussevarenna
 

Similar to Fiqhuulughah (20)

Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt
4- Pengenalan_kepada_ilmu_linguistik_baru.ppt
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Waj 3104 definisi bahasa
Waj 3104   definisi bahasaWaj 3104   definisi bahasa
Waj 3104 definisi bahasa
 
Waj 3104 Definisi Bahasa
Waj 3104   Definisi BahasaWaj 3104   Definisi Bahasa
Waj 3104 Definisi Bahasa
 
Waj 3104 Definisi Bahasa
Waj 3104   Definisi BahasaWaj 3104   Definisi Bahasa
Waj 3104 Definisi Bahasa
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docx
 
Pengertian bahasa
Pengertian bahasaPengertian bahasa
Pengertian bahasa
 
Konsepsi Bahasa
Konsepsi BahasaKonsepsi Bahasa
Konsepsi Bahasa
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
 
Masalah bahassa notes
Masalah bahassa notesMasalah bahassa notes
Masalah bahassa notes
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
 
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx4. ciri dan ragam bahasa.pptx
4. ciri dan ragam bahasa.pptx
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
Bahasa dan Linguistik
Bahasa dan LinguistikBahasa dan Linguistik
Bahasa dan Linguistik
 
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesiaSejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
Sejarah, fungsi, perkembangan, dan kedudukan bahasa indonesia
 

Fiqhuulughah

  • 1. fiqhuulughah BAGIAN I BAHASA & LINGUISTIK DEVENISI BAHASA ( ) - - - - Adalah Bunyi yang digunakan oleh setiap bangsa atau masyarakat untuk mengemukakan ide. - Adalah siste lambang bunyi yang arbitrer digunakan untuk saling bertukar pikiran dan perasaan antar anggota kelompok masyarakat dan bangsa. - Bahasa adalah sistem mental/dalam pikiran yang membentuk suatu ikatan atau aturan pada unsur-unsur bahasa, baik pada tataran fonologi, morfologi, maupun sintaksis. HAKIKAT BAHASA - Satu sistem lambing bunyi yang bersifat arbitrer ( Antara Labang yang berupa Bunyi tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep yang dilambangkannya ) - Bersifaf dinamis dan interaksi atau alat berkomunikasi di dalam masyarakat. ASAL-USUL BAHASA “ Kalau bahasa itu Ada, berarti ada asal-ususlnya “ - F.B. Condilac. ( Filosuf Prancis ) Bahasa berasal dari teriakan-teriakan dan gerak-gerik badan yang bersifat naluri yang dibangkitkan oleh perasaan atau emosi yang kuat. Kemudian teriakan itu berubah menjadi bunyi-bunyi yang bermakna. Menurutnya pula bahwa : Bahasa Berasal dari Tuhan . Tuhan telah melengkapi kehadiran pasangan adam dan hawa dengan kepandaian berbahasa. - Von Herder ; ( Filosuf German ) : Bahasa itu tidak mungkin datang dari Tuhan karena bahasa itu sedemikian buruknya dan tidak sesuai dengan Dzat Tuhan yang sempurnah.
  • 2. Menurutnya : Bahasa terjadi dari proses onomatope. Yaitu peniruan bunyi alam. Bunyi-bunyi alam yang ditiru ini merupakan benih yang tumbuh menjadi sebagai akibat dari dorongan hati yang sangat kuat untuk berkomunikasi. - Von Schlegel : ( Filosif German ) : Bahasa yang ada di bumi ini tidak mungkin berasal dari satu bahasa, ada yang berasal dari onomatope, lahir dari kesadaran manusia, atau dari mana pun bahasa itu manusialah yang membuatnya sempurnah.. - Brooks ; Bahasa Itu lahir pada waktu yang sama dengan kelahiran manusia. Artinya manusia telah diciptakan menjadi makhluk berbahasa. - Phlip Liberman : Bahasa lahir secara evolusi sebagaimana teori ovolusinya Darwin . FUNGSI-FUNGSI BAHASA : - Alat Berinteraksi - Alat untuk Menyampaikan Pikiran, Gagasan, Ide dan persaaan - Alat berkomunikasi baik lisan / tulisan - Ekspresi : Mengambarkan Rasa - Informasi : Menyampaikan sesuatu - Eksplorasi : Menjelaskan Suatu hal/perkara - Persuasi : Mengaruhi - Entertaimen : Menghibur KARAKTERISTIK BAHASA : A. Oral : ( ) ) B. Sistematis ( ) Contoh : Dalam Bidang Fonologi ( ) Penyebutan bunyi Huruf : , Berbeda dengan penyebutan Bunyi huruf C. Arbitrer & Simbolis) (
  • 3. Arbitrer : Tidak terdapat hubungan yang rasional antara lambang verbal dengan acuannya. Contoh : Benda cair bening yang biasa diminum - Dalam bahasa arab desebut : - Dalam bahasa Indonesia disebut ; Air - Dalam bahasa Inggris disebut : Water - Dalam bahasa Gorontalo disebut : Taluhu D. Konvensional ( ) Maksudnya : Bahasa merupakan kesepakatan masyarakat penggunaan bahasa. Kesepakatan tersebut bukanlah formal, melainkan kesepakatan yang sifatnya “ kebiasaan “ yang berlangsung turun temurun. E. Unik dan Universal ( ) Maksudnya : Bahasa memiliki ciri khas yang berbeda dengan yang lainnya. F. Beragam ( ) Maksudnya : Bahasa memiliki keragaman dilihat dari sisi : 1. Dialek ( ) 2. Sosiolek ( ) 3. Idiolek ( ) G. Berkembang ( ) Bahasa selalu berkembang bahkan sering menyerap bahasa lain , Contoh : Kata Televisi ( ) Enter : ( ) Compac Disck : ( ) File : ( ). H. Produktif / Kreatif ( ) Bahwa produksi suatu bahasa itu sangat berlimpah, Hanya berasal dari sebuah akar kata dapat menghasilkan kata lain, contoh : Begitu pula dengan kreatif : Bahasa yang dihasilkan oleh manusia senantiasa memproduksi sesuatu yang baru, contoh : Kata Hand Phone : bisa disebut dengan : . I. Fenomena Sosial ( )
  • 4. Bahwa bahasa itu merupakan konveksi suatu masyarakat pemilik atau pengguna bahasa. Seseorang menggunakan suatu bahasa sesuai dengan norma-norma yang disepakati atau ditetapkan untuk bahasa itu. LINGUISTIK : ( ) Ilmu Bahasa / Ilmu Yang mengambil Bahasa sebagai Objek Kajiannya Pakar Linguistik disebut “ Linguis “ - Linguis : Orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa - Linguis : Orang yang mempelajari bahasa bukan hanya bertujuan untuk mahir menggunakan bahasa, melainkan untuk mengetahui secara mendalam aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. - Poliglot : Orang yang mahir dan lancar dalam menggunakan beberapa bahasa namun tidak mendalami teori tentang bahasa. - Monoglot ; Orang yang mahir dan lancar menggunakan hanya satu bahasa dan tidak mendalami teori tentang bahasa. BIDANG LINGUISTIK : - Linguistik Makro : Bahasa hubungannya dengan faktor Luar - Sosiologis - Psikologis - Antropologis - Neorologis - Linguistik Mikro : Bahasa yang hubungnnya dengan Faktor Dalam - Fhonology ( ) - Morfologi ( ) - Sintaksis ( ) - Semantik ( )
  • 5. OBJEK KAJIAN LINGUISTIK - Linguistik Teoritis : Bertujuan untuk mencari atau menemukan teori – teori / kaidah- kaidah Linguistik - Linguistik Terapan : Bertujuan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis ( Pengajaran / Penerjemahan / Penyusunan Kamus ) - Linguistik Sejarah : Bertujuan Untuk mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa / sejulah bahasa baik dengan memperbandingkannya ataupun tidak. - Sejarah Linguistik : Bertujuan untuk mengkaji perkembangan ilmu linguistik baik mengenai tokoh-tokohnya, aliran-aliran teorinya maupun hasil-hasil kerjanya. PEMBAGIAN LINGUISTIK 1. Comparative Linguistics ( ) 2. Descriptive Linguistics ( ) 3. Historical Linguistics ( ) 4. Contrastive Linguistics ( ) TEORI-TEORI LINGUISTIK Berikut ini beberapa teori bahasa yang diutarakan oleh para linguistic terhadap hakikat bahasa, hubungan bahasa dengan kognisi, maupun hubungan bahasa dengan kebudayaan. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa bahasa memang merupakan objek kajian dari berbagai disiplin. Namun, dari disiplin linguistik itu sendiri dapat dicermati adanya berbagai teori atau aliran yang terkadang berbeda, tumpang tindih, maupun bertentangan. Dalam bab ini akan dibicarakan lagi secara singkat empat teori atau aliran linguistik yang sedikit banyak punya kaitan dengan masalah psikologi, baik kognitif maupun behavioristik, dengan para tokohnya agar kita mempunyai gambaran yang lebih menyeluruh dan komprehensif, dan bisa memahami masalah linguistik dengan lebih baik. Keempat aliran atau teori itu adalah : 1. Teori Ferdinand de Saussure, yang menganut paham psikologi kognitif, behavioristik, dan pragmatik 1. Teori Leonard Bloomfield, yang tampak menganut psikologi behavioristik 2. Teori John Rupert Firth, yang tampak menganut aliran pragmatistik; 3. Teori Noam Chomsky, yang tampak menganut paham kognitif. Keempat aliran itu mempunyai nama sendiri-sendiri sesuai dengan teori linguistiknya bukan psikologinya. 1. Teori Ferdinand De Saussure
  • 6. Ferdinand De Saussure (1858-1913) adalah seorang linguis Swiss yang sering disebut-sebut sebagai Bapak atau Pelopor Linguistik Modern. Bukunya yang terkenal Course de Linguistique Generale (1916) diterbitkan oleh murid-muridnya, Bally dan Schehaye, berdasarkan catatan kuliah, setelah beliau meninggal. De Saussure disebut sebagai “Bapak Linguistik Modern” karena pandangan pandangannya yang baru mengenai studi bahasa yang dimuat dalam bukunya itu. Pandangan pandangannya itu antara lain mengenai : (1) Telaah sinkronik dan diakronik dalam studi bahasa (2) Perbedaan langue dan parole, (3) Perbedaan signifianx dan signifie’, sebagai pembentuk signe’ lingustique, (4) Hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik De Saussure menjelaskan bahwa perilaku bertutur atau tindak tutur (speech act) sebagai satu rangkaian hubungan antara dua orang atau lebih, seperti antara A dengan B. Perilaku bertutur ini terdiri dari dua bagian kegiatan yaitu bagian-luar dan bagian-dalam. Bagian-luar dibatasi oleh mulut dan telinga sedangkan bagian-dalam oleh jiwa atau akal yang terdapat dalam otak pembicara dan pendengar. Jika A berbicara maka B menjadi pendengar, dan jika B berbicara maka A menjadi pendengar. Di dalam otak penutur A terdapat konsep-konsep atau fakta-fakta mental yang dihubungkan dengan bunyi-bunyi linguistik sebagai perwujudannya yang digunakan untuk melahirkan atau mengeluarkan konsep-konsep tersebut. Baik konsep maupun imaji bunyi itu terletak dalam satu tempat yaitu di pusat penghubung yang berada di otak. Jika penutur A ingin mengemukakan sebuah konsep kepada pendengar B, maka konsep itu “membukakan” pintu kepada pewujudnya yang berupa imaji bunyi yang masih berada dalam otak dan merupakan fenomena psikologis. Kemudian dengan terbukanya pintu imaji bunyi ini, otak pun mengirim satu impuls yang sama dengan imaji bunyi itu kepada alat-alat ucap yang mengeluarkan bunyi; dan ini merupakan proses fisiologis. Kemudian gelombang bunyi itu bergerak dari mulut A melewati udara ke telinga B; dan ini merupakan proses fisik. Dari telinga B gelombang bunyi bergerak terus masuk ke otak B dalam bentuk impuls. Lalu terjadilah pula proses psikologis yang menghubungkan imaji bunyi ini dengan konsep yang sama, seperti yang ada dalam otak A. Apabila B berbicara clan A mendengarkan, maka proses yang sama akan terjadi pula. Perhatikan bagan berikut. PROSES BERTUTUR DAN MEMAHAMI Dalam perilaku berbahasa ini dibedakan antara pelaksana yaitu pusat penghubung penutur clan telinga pendengar yang keduanya sebagai bagian yang aktif; clan penerima yaitu pusat penghubung pendengar dan telinga penutur yang kedua sebagai bagian yang pasif. De Saussure membedakan antara parole, langue, clan langage. Ke tiganya bisa dipadankan dengan kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan pengertian yang sangat berbeda.
  • 7. Parole adalah bahasa yang konkret yang keluar dari mulut seorang pembicara. Jadi, karena sifatnya yang konkret itu maka parole itu bisa didengar. Langue adalah bahasa tertentu sebagai satu sistem tertentu seperti bahasa Inggris atau bahasa Jawa menggunakan istilah bahasa. Jadi, sifatnya abstrak; hanya ada dalam otak penutur bahasa yang bersangkutan. Langage adalah bahasa pada umumnya sebagai alat interaksi manusia seperti tampak dalam kalimat “Manusia punya bahasa, binatang tidak”. Jadi, langage ini juga bersifat abstrak. Menurut De Saussure linguistik murni mengkaji langue, bukan parole maupun langage. Teori linguistik De Saussure tidak mengikutsertakan parole. Alasan De Saussure mengkaji langue adalah sebagai berikut. 1. Langue bersifat sosial sedangkan parole bersifat individual. Kedua sifat ini saling bertentangan. Langue berada di dalam otak. Belajar langue bersifat sosial dalam pengertian sinkronik, sedangkan parole bersifat idiosinkronik karena ditentukan secara perseorangan. 2. Langue itu bersifat abstrak dan tersembunyi di dalam otak sedangkan parole selalu bergantung pada kemauan penutur dan bersifat intelektual. 3. Langue adalah pasif sedangkan parole adalah aktif. Jadi, menurut De Saussure linguistik haruslah mengkaji langue karena langue adalah fakta sosial sedangkan parole merupakan perlakuan individual, dan hanya merupakan embrio dari langage. Dengan kata lain, apa yang keluar dari mulut penutur dalam bentuk kalimat-kalimat selalu berubah-ubah dan bersifat idiosinkretis. Oleh karena itu, tidak layak dijadikan bahan kajian linguistik. Sebaliknya, di kalangan anggota masyarakat yang dipertalikan satu sama lain oleh langue akan tercipta suatu average yang merupakan tanda atau lambang yang sama dan berpola; dan digabungkan dengan konsep-konsep yang sama dan berpola, serta tidak berubah-ubah dari satu individu ke individu lain. Maka inilah yang layak dijadikan objek kajian linguistik. Oleh karena itu, langue menurut definisi De Saussure adalah satu sistem tanda atau lambang yang arbitrer, dan digunakan untuk menyatakan ide-ide, dan mempunyai aturan-aturan. Dengan kata lain, langue merupakan satu sistem nilai murni yang terdiri dari pikiran yang tersusun yang digabungkan dengan bunyi. Tanda linguistik seperti yang disebutkan dalam definisi di atas mempersatukan sebuah konsep dengan sebuah imaji bunyi. Jadi, bukan mempersatukan nama dengan benda seperti nama pohon dengan sebuah pohon sebagai bendanya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan imaji bunyi bukanlah bunyi dalam bentuk benda atau fisik, tetapi “cetakan” psikologis dari bunyi itu atau pengaruhnya pada pancaindra kita. Jadi, baik imaji bunyi maupun konsep adalah sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu pula, De Saussure tidak berpendapat bahwa kata terdiri dari fonem atau fonem-fonem, melainkan terdiri dari imaji-imaji bunyi. Fonem itu sendiri terjadi sebagai kegiatan vokal yang merupakan realisasi imaji-dalam
  • 8. ketika bertutur. Yang paling penting pada teori linguistik De Saussure adalah mengenai signe’ linguistique atau tanda Linguistik karena bahasa merupakan. 4. Sebuah sistem tanda. Menurut De Saussure tanda linguistik adalah sebuah maujud psikologis yang berunsur dua yaitu signifie’ atau konsep atau petanda; dan signifiant atau imaji bunyi atau penanda. Kedua unsur ini, signifie’ dan signifiant terikat erat sehingga yang satu selalu mengingatkan yang lain, atau sebaliknya. Ada beberapa ciri dari signe’ linguistique ini yaitu sebagai berikut. Pertama, tanda linguistik bersifat arbitrer, maksudnya, hubungan antara satu petanda/konsep dengan satu penanda/imaji bunyi bersifat kebetulan. Namun, tanda linguistik itu tidak dapat diubah (immutable); tetapi sistem bahasa dapat berubah. Kedua, penanda (signifiant) dari suatu signe’ linguistique itu merupakan satu bentangan (span) yang dapat diukur dalam satu dimensi atau merupakan satu garis, satu perpanjangan. Ini berarti bahwa bahasa dapat dianggap sebagai satu deretan atau urutan (sequence). Ketiga, signe’ linguistique mempunyai pergandaan yang tidak dapat dihitung. Dengan kata lain tanda linguistik jumlahnya tidak terbatas. Menurut De Saussure metode yang sesuai dalam analisis linguistik adalah segmentasi dan klasifikasi. Dengan kedua metode ini seorang linguis akan menentukan pola-pola untuk mengklasifikasikan unit-unit yang dianalisis. Pola-pola itu bisa sintagmatik, yaitu pola yang tersusun berturut-turut dalam satu arus ujaran, atau juga paradigmatik, yaitu hubungan-hubungan antara unit-unit yang menduduki tempat yang sama dalam arus ujaran. Pembentukan kalimat menurut De Saussure bukanlah semata-mata urusan langue, tetapi lebih banyak menyangkut urusan parole. Pembentukan kalimat merupakan satu proses penciptaan bebas, tidak dibatasi oleh rumus-rumus linguistik, kecuali dalam hal yang menyangkut bentuk kata dan pola bunyi. 2. Teori Leonard Bloomfield Leonard Bloomfield (1887-1949) seorang tokoh linguistik Amerika, sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, adalah seorang penganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan linguistik Amerika, terutama di sekolah linguistik Yale yang didirikan menurut ajarannya. Bloomfield menerangkan makna (semantik) dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya, makna menjadi tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur unsur linguistik diterangkannya berdasarkan distribusi unsur-unsur tersebut di dalam lingkungan
  • 9. (environment) di mana unsur-unsur itu berada. Distribusi dapat diamati secara langsung sedangkan makna tidak dapat. Teori linguistik Bloomfield ini akan bisa diterangkan dengan lebih jelas kalau kita mengikuti anekdot “Jack and Jill” (Bloomfield, 1933:26). Dalam anekdot itu diceritakan Jack dan Jill sedang berjalan-jalan. Jill melihat buah apel yang sudah masak di sebatang pohon. Jill berkata kepada Jack hahwa dia lapar dan ingin sekali makan buah apel itu. Jack memanjat pohon apel itu; memetik buah apel itu; dan memberikannya kepada Jill. Secara skematis peristiwa itu dapat digambarkan sebagai berikut. Penjelasan S r. ………………………s R (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) Jill melihat apel (S= stimulus) (2) Otak Jill bekerja mulai dari melihat apel hingga berkata kepada Jack. (3) Perilaku atau kegiatan Jill sewaktu berkata kepada Jack (r = respons) (4) Bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill waktu berbicara kepada Jack (…) (5) Perilaku atau kegiatan Jack sewaktu mendengarkan bunyi-bunyi atau suara yang dikeluarkan Jill (s=stin1ulus) (6) Otak Jack bekerja mulai dari mendengar bunyi suara Jill sampai bertindak. (7) Jack bertindak memanjat pohon, memetik apel, dan memberikan kepada Jill (R = respons). Nomor (3), (4), dan (5) yaitu (r s) adalah lambang atau perilaku berbahasa (speech act) yang dapat diobservasi secara fisiologis; sedangkan yang dapat diamati atau diperiksa secara fisik fianyalah nomor (4). Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi data linguistik bagi teori Bloomfield adalah perilaku berbahasa atau lambang bahasa (r…………………….. s) dan hubungannya dengan makna (S R). Apa yang terjadi di dalam otak Jill mulai dari (1) hingga (2) sampai dia mengeluarkan bunyi tidaklah penting karena keduanya tidak dapat diamati. Begitu juga dengan proses yang terjadi di dalam otak Jack setelah dia mendengar bunyi-bunyi itu yang membuatnya bertindak (5 dan 6) adalah juga tidak penting bagi teori Bloomfield ini. Menurut Bloomfield bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian- bagiannya. Lalu, bagi Bloomfield bahasa adalah sekumpulan data yang mungkin muncul dalam
  • 10. suatu masyarakat. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri clan potonganpotongan perilaku (tabiat) yang disusun secara linear. Teori linguistik Bloomfield didasarkan pada andaian-andaian dan definisi-definisi karena kita tidak mungkin mendengar semua ujaran di dalam suatu masyarakat tutur. Jadi, tidak mungkin kita dapat menujukkan bahwa pola-pola yang kita temui dalam beberapa bahasa berlaku juga pada bahasa-bahasa lain. Ini harus diterima sebagai satu andaian. Kita tidak mungkin menunjukkan bahwa lambang-lambang ujaran dihubungkan dengan makna karena tidak mungkin mengenal satu per satu makna itu dalam data. Menurut Bloomfield bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem (Bloomfield, 1933;158). Umpamanya: Pukul adalah bentuk ujaran. Pemukul adalah bentuk ujaran Pe- adalah bentuk bukan ujaran Pukul terdiri dari empat fonem, yaitu : /p/, /u/, /k/, dan /l/. Di sini fonem /u/ digunakan dua kali. Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa setiap ujaran adalah bentuk, tetapi tidak semua bentuk adalah ujaran. Menurut Bloomfield ada dua macam bentuk, yaitu: (1) Bentuk bebas (Free Form), yakni bentuk yang dapat diujarkan sendirian seperti bentuk amat, jalan, dan kaki dalam kalimat “Amat jalan kaki”, (2) Bentuk terikat (Bound Farm) yakni bentuk linguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe- pada kata pemukul; dan bentuk -an seperti pada kata pukulan. Dalam teori linguistik Bloomfield ada beberapa istilah/term yang perlu dikenal, yaitu berikut ini. Fonem adalah : Satuan bunyi terkecil dan distingtif dalam leksikon suatu bahasa, Seperti bunyi [u] pada kata bahasa Indonesia /bakul/ karena bunyi itu merupakan bunyi distingtif dengan kata /bakal/. Di sini kita lihat kedua kata itu, /bakul/ dan /bakal/, memiliki makna yang berbeda karena berbedanya bunyi [u] dari bunyi [a]. Morfem adalah : Satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon. Umpamanya dalam kalimat Amat menerima hadiah terdapat morfem : Amat, me-, terima, dan hadiah. Frarse adalah : Unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Umpamanya dalam kalimat Adik saya sudah mandi terdapat dua buah frase, yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi.
  • 11. Kata adalah : Bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas dan ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya, pukul, pemukul, dan pukulan adalah kata, sedangkan pe-, dan -an bukan kata; tetapi semuanya pe-, -an, dan pukul adalah morfem. Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dart ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Misalnya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, clan Ibu dosen itu cantik. Bloomfield dalam analisisnya berusaha memenggal-menggal bagianbagian bahasa itu, serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagianbagian itu. Jadi, kita lihat bagian-bagian itu mulai dart fonem, morfem, kata, frase, dan kalimat. Kemudian beliau juga menerangkan lebih jauh tentang tata bahasa serta memperkenalkan banyak definisi, istilah, atau konsep yang terlalu teknis untuk dibicarakan di sini seperti konsep taksem, semem, tagmem, episemem, dan lain-lain. Oleh karena itu, teori Bloomfield mi disebut juga linguistik taksonomik karena memotong- motong bahasa secara hierarkial untuk mengkaji bagian-bagiannya atau strukturnya. 3. Teori John Rupert Firth John Rupert Firth (1890-1960) adalah seorang linguis Inggris yang pada tahun 1944 mendirikan sekolah linguistik deskriptif di London. Menurut Firth dalam kajian linguistik yang paling penting adalah konteks. Dalam teori Firth ada konteks fonologi, morfologi, leksikon, dan situasi. Bahasa adalah susunan dari konteks-konteks ini. Tiap-tiap konteks mempunyai peranan sebagai lingkungan untuk unsur-unsur atau unit-unit tiap tingkat bahasa itu. Susunan dari konteks- konteks ini membentuk satu keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang penuh arti. Maksudnya, tiap-tiap unsur pada tiap tingkatan mempunyai arti yang dapat dibedakan dan dianalisis. Menurut Firth struktur bahasa itu terdiri dari lima tingkatan yaitu tingkatan fonetik, leksikon, morfologi, sintaksis, dan semantik. Yang menjadi unsur dalam tingkatan fonetik adalah fonem, yang menjadi unsur dalam tingkatan morfologi adalah morfem, yang menjadi unsur dalam tingkatan sintaksis adalah kategori-kategori sintaksis; dan yang menjadi unsur dalam tingkatan semantik adalah kategori-kategori semantik. Firth lebih memusatkan perhatian pada tingkatan fonetik dan tingkatan semantik. Sedangkan tingkatan lain kurang diperhatikan. Fonem dapat dikaji dalam hubungannya dengan kata. Konteks fonologi terbatas pada bunyi- bunyi “dalam” yang terdapat pada kata. Bentuk yang meragukan pada satu tingkat, tidak selalu meragukan pada tingkatan lain. Misalnya, bentuk /kèpala] dalam bahasa Indonesia. Pada tingkatan fonetik bentuk ini meragukan sebab ada beberapa makna kata kepala dalam bahasa Indonesia. Untuk menjelaskan, kita dapat beranjak ketingkatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan morfologi atau sintaksis atau semantik. Dalam konteks morfologi bentuk kepala kantor ataupun keras kepala tidak meragukan lagi. Arti atau makna menurut teori Firth adalah hubungan antara satu unsur pada satu tingkatan dengan konteks unsur itu pada tingkatan yang sama. Jadi, arti tiap kalimat terdiri dari lima dimensi, yaitu berikut ini.
  • 12. l. Hubungan tiap fonem dengan konteks fonetiknya (hubungan fonem satu sama lain dalam kata). 2. Hubungan kata-kata satu sama lain dalam kalimat. 3. Hubungan morfem pada satu kata dengan morfem yang sama pada kata lain, clan hubungannya dengan kata itu. 4. Jenis kalimat clan bagaimana kalimat itu digolongkan. 5. Hubungan kalimat dengan konteks situasi. Ada dua jenis perkembangan dalam ilmu linguistik yang selalu dikaitkan dengan Firth, Yaitu (a) teori konteks situasi untuk menentukan arti, (b) analisis prosodi dalam fonologi. Teori konteks situasi ini menjadi dasar teori linguistik Firth; beliau menolak setiap usaha untuk memisahkan bahasa dari konteksnya dalam kehidupan manusia dan budaya. Firth menekankan bahwa makna merupakan jantung dari pengkajian bahasa. Semua analisis linguistik dan pernyataan-pernyataan tentang linguistik haruslah merupakan analisis dan pernyataan mengenai makna. Dalam hal ini beliau memperkenalkan dua kolokasi untuk menerangkan arti, yaitu arti gramatikal clan arti fonologis. Arti Gramatikal adalah peranan dari unsur-unsur tata bahasa di dalam konteks gramatikal dari yang mendahului dan mengikuti unsur-unsur itu di dalam kata atau konstruksi (gagasan) dan dari unsur-unsur tata bahasa yang bersamaan di dalam paradigma-paradigma. Jadi, arti menurut kolokasi adalah abstraksi sintagmatik. Umpama dalam kalimat bahasa Inggris “She liked me”. Arti gramatikal liked adalah peranan atau hubungannya dengan she dan me; dan juga hubungannya dengan like dan likes pada tingkatan paradigmatik. Arti fonologi adalah peranan atau hubungan dari unsur-unsur fonologi di dalam konteks fonologi dari struktur suku-kata dan unsur-unsur lain yang bersamaan secara paradigmatik yang dapat berperanan dalam konteks yang serupa. Salah satu dimensi arti dari lima dimensi seperti yang disebutkan di atas adalah dimensi hubungan kata-kata; hal ini tidak boleh dipisahkan dari konteks situasi dan budaya. Arti satu tergantung dari kolokasi yang mungkin dari kata itu. Umpamanya, salah satu arti kata malam adalah kolokasinya dengan gelap, dan sebaliknya gelap berkolokasi dengan malam. Jadi, jelas arti sebuah kata ditentukan oleh konteks linguistiknya. Sebagai linguis Firth dikenal juga sebagal tokoh analisis prosodi atau fonologi prosodi. Menurut Firth analisis prosodi dapat digunakan untuk menganalisis bahasa dan membuat pernyataan- pernyataan yang sistematis dari analisis ini yang didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap data bahasa serta menggunakan istilah-istilah dan kategorikategori yang sesuai. Analisis prosodi ini menganggap ada dua jenis fonologi, yaitu berikut ini. 1. Unit-unit fonematik yang terdiri dari konsonan-konsonan segmental dan unsur-unsur vokal yang merupakan maujud-maujud yang dapat saling menggantikan dalam bermacam-macam posisi pada suku kata Yang berlainan.
  • 13. 2. Prosodi-prosodi yang terdiri dari fitur-fitur atau milik-milik struktur Yang lebih panjang dari satu segmen, baik berupa perpanjangan fonetik, maupun sebagai pembatasan struktur secara fonologi, seperti suku kata atau kata_ Prosodi-prosodi ini merupakan maujud yang menjadi ciri khas suku-suku kata secara keseluruhan, dan tidak dapat saling menggantikan_ Ke dalam perpanjangan fonetik ini termasuk semua fonem suprasegmental dari fitur-fitur seperti nasalisasi, glotalisasi, dan retrofleksi yang biasanya tidak diikutsertakan dalam analisis fonetik terutama analisis fonetik menurut linguistik struktural Amerika Secara singkat bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosodi menurut teori Firth adalah struktur kata beserta ciri-ciri khas lagu kata itu sebagai sifat-sifat abstraksi tersendiri dalam keseluruhan fonologi bahasa itu. Jadi, yang termasuk ke dalam fitur-fitur prosodi satu kata adalah: (1) Jumlah suku kata; (2) Hakikat suku katanya: terbuka atau tertutup; (3) Kualitas suku-suku kata (4) Urutan suku-suku kata (5) Urutan bunyi-bunyi vokal; (6) Tempat, hakikat, dan kuantitas bunyi-bunyi penting, (7) Kualitas “gelap” atau “terang” dari suku-suku kata; (8) Ciri-ciri hakiki lagu suku kata dan juga potongan kalimat tempat kata itu terdapat. (9) Semua sifat yang menyangkut struktur suku kata, urutan suku kata, dan keharmonisan suku kata dalam kata, potongan kalimat, dan keseluruhan kalimat. 4. Teori Noam Chomsky Noam Chomsky adalah linguis Amerika yang dengan teori tata bahasa generatif transformasinya dianggap telah membuat satu sejarah baru dalam psikolinguistik. Dalam sejarah pertumbuhannya teori Chomsky ini dapat dibagi atas empat fase. Yaitu : (1) Fase generatif transformasi klasik yang bertumpu pada buku Syntactic Structure antara tahun 1957 – 1964. (2) Teori standar yang bertumpu pada buku Aspect of the Theory of Syntac antara tahun 1965-1966. (3) Fase teori standar yang diperluas antara tahun 1967-1972. (4) Fase sesudah teori standar yang diperluas antara 1973 sampai kini. seperti teori penguasaan dan ikatan (government and binding theory) yang berkembang sejak tahun delapan puluhan. Adanya fase- fase itu adalah karena adanya kritik, reaksi, dan saran dari berbagai pihak; dan lebih untuk menyempurnakan teori itu.
  • 14. Menurut Chomsky untuk dapat menyusun tata bahasa dari suatu bahasa yang masih hidup (masih digunakan dan ada penuturnya) haruslah ada suatu teori umum mengenai apa yang membentuk tata bahasa itu. Teori umum itu adalah satu teori ilmiah yang disusun berdasarkan satu korpus ujaran yang dihasilkan oleh para bahasawan asli bahasa itu. Dengan korpus ujaran itu dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan umum atau kaidah-kaidah umum tata bahasa yang dapat digunakan untuk memprediksikan semua ujaran (kalimat) yang dapat dihasilkan oleh seorang penutur asli bahasa itu. Begitu pun teori ini harus bisa digunakan untuk menerangkan kalimat- kalimat baru yang bisa dihasilkan oleh seorang penutur pada satu kesempatan yang sesuai. Sedangkan penutur lain dapat memahaminya dengan segera, meskipun kalimat itu juga baru bagi mereka (Chomsky, 1969: 7). Dalam hal ini bisa juga dikatakan kalau kita menguasai suatu bahasa dengan baik, karena kita menjadi penutur bahasa itu, maka kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat baru seperti disebutkan di atas yang jumlahnya tidak terbatas. Kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas itu tidak mungkin dapat diperoleh dengan teori S – R (stimulus – respons)-nya kaum behaviorisme seperti yang dikemukakan oleh Bloomfield karena kita tidak mupgkin pernah mendengar kalimat-kalimat baru yang jumlahnya tidak terbatas. Tampaknya teori linguistik Chomsky menyangkut adanya pasangan penutur-pendengar yang ideal di dalam sebuah masyarakat tutur yang betul-betul merata dan sama. Keduanya, penutur dan pendengar itu, harus mengetahui dan menguasai bahasanya dengan baik. Terjadinya suatu tindak tutur memerlukan adanya interaksi dari berbagai faktor. Dalam hal ini kompetensi atau kecakapan linguistik dari penutur-penutur yang menyokong terjadinya tuturan tadi, hanyalah merupakan satu faktor saja. Sehubungan dengan hal di atas, Chomsky membedakan adanya kompetensi (kecakapan linguistik) dan performansi (pelaksanaan atau perlakuan linguistik). Kompetensi adalah Pengetahuan penutur-pendengar mengenai bahasanya sedangkan Performansi adalah pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan kalimat-kalimat dalam keadaan yang nyata. Pada kenyataan yang sebenarnya perlu diingat bahwa pertuturan tidaklah betul-betul merupakan respons dari suatu kecakapan, misalnya jika terjadi kesalahan pada awal percakapan, penyimpangan, kaidah tata bahasa atau perubahan yang terjadi di tengah-tengah percakapan. Menurut Chomsky yang penting bagi seorang linguis adalah menelaah data-data penuturan (yang berupa kalimat-kalimat), kemudian menentukan sistem kaidah yang telah diterima atau dikuasai oleh penutur-pendengar dan yang dipakai dalam penuturan yang sebenarnya. Maka itu, menurut Chomsky teori linguistik itu bersifat mental karena teori ini mencoba menemukan satu realitas mental yang menyokong perilaku bahasa yang sebenarnya terjadi. Kompetensi atau kecakapan adalah suatu proses generatif, dan bukan “gudang” yang berisi kata- kata, frasa-frasa, atau kalimat-kalimat seperti konsep langue dalam teori linguistik De Saussure. Kompetensi merupakan satu sistem kaidah atau rumus yang dapat kita sebut tata bahasa dari bahasa penutur itu. Maka kalau dibagankan proses perilaku berbahasa itu adalah sebagai berikut. untuk rr penafsir dengar). kembah
  • 15. Bagan Perilaku Berbahasa Tata bahasa suatu bahasa adalah uraian (deskripsi) kompetensi penutur-pendengar yang ideal; clan uraian ini harus mampu memberi uraian struktur tiap-tiap kalimat yang tidak terbatas jumlahnya, serta dapat menjelaskan bagaimana kalimat-kalimat ini dipahami oleh penutur- pendengar yang ideal itu. Dilihat dari segi semantik tata bahasa suatu bahasa adalah satu sistem rumus atau kaidah yang menyatakan persamaan atau keterkaitan antara bunyi (bahasa) dan makna (bahasa) dalam bahasa itu. Dilihat dari segi daya kreativitas, tata bahasa adalah sebuah alat perancangan yang khusus menerangkan dengan jelas pembentukan kalimat-kalimat gramatikal (yang jumlahnya tidak terbatas) dan menjelaskan struktur setiap kalimat itu. Alat perancangan inilah yang diberi nama “tata bahasa generatif‟ oleh Chomsky, untuk membedakan dari pernyataan deskriptif yang hanya menggunakan sekumpulan unsur yang muncul dalam uraian-uraian struktur yang konteksnya sangat beragam. Tata bahasa generatif sebagai alai perancangan ini merupakan satu sistem rumus yang tepat dan jelas yang dapat digunakan dalam gabungan baru yang belum pernah dicoba untuk membentuk kalimat-kalimat baru. Rumus- rumus ini dapat juga digunakan untuk menentukan struktur clan bentuk fonetik kalimat ini, dan menunjuk penafsiran-penafsiran semantik kalimat-kalimat baru (yang baru kita dengar), serta menolak urutan struktur yang bukan milik “bahasa itu” . Dari uraian itu kita dapat juga menarik konsep Chomsky mengenai bahasa yakni bahasa adalah sejumlah kalimat, panjang setiap kalimat adalah terbatas dan dibina oleh sejumlah unsur yang terbatas. Bahasa itu sendiri merupakan perilaku yang diatur oleh rumus-rumus. Menurut Chomsky perkembangan teori linguistik dan psikologi yang sangat penting dan perlu diingat dalam pengajaran bahasa adalah sebagai berikut. 1. Aspek kreatif penggunaan bahasa. 2. Keabstrakan lambang-lambang linguistik. 3. Keuniversalan struktur dasar linguistik. 4. Peranan organisasi intelek nurani (struktur-dalam) di dalam proses kognitif/mental. Yang dimaksud dengan aspek kreatif adalah perilaku linguistik yang biasa, bebas dari rangsangan, bersifat mencipta dan inovatif. Tiap kalimat merupakan karya baru dari kompetensi, dan bukan hasil cungkilan oleh rangsangan. Ulangan dari frase-frase pendek jarang terjadi. Hanya dalam hal-hal yang istimewa saja konteks keadaan menentukan kalimat yang akan dikeluarkan. Misalnya, dalarn konteks perjumpaan di pagi hari melahirkan kalimat, “selamat pagi”. Andaikata ada kalimat yang serupa dengan kalimat yang sudah ada dalam korpus data, maka hat itu adalah karena kebetulan saja. Kalimat-kalimat yang baru itu masing-masing adalah kalimat baru yang kebetulan sama dengan kalimat lain. Kalimat-kalimat yang sama itu bukanlah hasil cungkilan rangsangan yang keluar sebagai tabiat atau kebiasaan dengan cara mekanis karena kalimat itu sudah pernah didengar dan dilatihkan dulu pada waktu mempelajari bahasa itu.
  • 16. Seorang penutur bahasa-ibu suatu bahasa sudah menuranikan satu tata bahasa generatif secara tidak sadar; dan tanpa disadari dia telah menguasai segala “milik” tata bahasa itu. Jadi, tugas linguis adalah menemukan dan menerangkan “milik-milik” tata bahasa yang tidak disadarinya. Yang dimaksud dengan keabstrakan lambang-lambang linguistik adalah bahwa rumus-rumus atau kaidah-kaidah yang menentukan bentukbentuk kalimat dan penafsiran artinya yang rumit bukan merupakan sesuatu yang konkret melainkan merupakan sesuatu yang abstrak. Struktur- struktur yang telah dimanipulasi dihubungkan dengan fakta-fakta fisik dengan cara yang jauh sekali, baik dalam tataran fonologi, sintaksis, maupun semantik. Karena prinsip-prinsip yang bekerja dalam tata bahasa generatif transformasi ini, dan struktur-struktur yang dimanipulasinya tidak ada hubungan dengan fenomena-fenomena indra tertentu menurut hukum-hukum teori psikologi empiris maupun behavioris. Yang dimaksud dengan keuniversalan linguistik dasar adalah prinsipprinsip abstrak yang mendasari tata bahasa generatif transformasi ini; dan yang tidak dapat diperoleh melalui pengalaman dan latihan. Oleh karena prinspi-prinsip ini bersifat abstrak dan tidak bisa diperoleh melalui pengalaman dan latihan, maka berarti prinsip-prinsip ini bersifat universal. Jadi, prinsip- prinsip yang mendasari setiap tata bahasa generatif transformasi bersifat universal. Maka itu, menurut Chomsky masalah utarna linguistik adalah hal-hal yang universal dari linguistik itu. Menurut Chomsky keuniversalan linguistik ini dimiliki manusia sejak lahir karena merupakan unsur atau struktur-struktur yang tidak terpisahkan dari manusia. Sernuanya bisa diterangkan berdasarkan peranan organisasi intelek nurani. Masalah organisasi intelek nurani di dalam proses kognitif umumnya, dan di dalam pemerolehan bahasa khususnya, merupakan perkembangan baru yang sangat penting terutama dalam psikolinguistik. Prinsip-prinsip dasar organisasi linguistik adalah keuniversalan linguistik yang oleh Chomsky kemudian disebut tata bahasa universal. Tata bahasa merupakan satu sistem yang merupakan bagian dari organisasi intelek nurani yang bersifat universal. Tata bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemerolehan bahasa; dan peranan ini sama dengan peranan yang dimainkan tata bahasa generatif transformasi, misalnya, di dalarn pengenalan bentuk- bentuk fonetik sebuah kalimat karena rumus-rumus tata bahasa itu digunakan dalam analisis sintaksis kalimat itu untuk mengenal isyaratisyarat fonetik itu. Di dalam teori linguistiknya, Chomsky membedakan adanya strukturdalam (deep structure) dan struktur-luar (surface structure). BAGIAN KE-2 ( ) FONOLOGI, FONETIK DAN FONEMIK PENGERTIAN FONOLOGI
  • 17. Fonologi adalah ; Cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. UNSUR FONOLOGI 1. Fon : Bunyi-bunyi yang tidak membedakan makna 2. Fonem : Bunyi-bunyi yang membedakan makna Contoh : Bunyi pada dan kata : Pada kata Teralisasi Bunyi Nasal Palatal dan pada kata Teralisasi bunyi Nasal Sentrodomal Fon : Merupakan satuan bahasa terkecil yang bersifat Konkrit. Fon dapat didengar dan diucapkan, karena itu lazim pula disebut dengan Istilah Bunyi. Contoh : Kata : ( Rumah ) = Kata yang mengandung empat Fon / Bunyi yakni : - Ba – Fathah – Ya – Ta Fonem: Merupakan sutuan bahasa terkecil yang bersifat abstrak dan berfungsi membedakan makna. Fonetik : Kajian bunyi bahasa yang tidak memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti Fonemik : Kajian bunyi bahasa yang membedakan arti PEMBAGIAN FONOLOGI Di dalam bahasa arab Fonologi ( ), dibagi kepada dua bagian : 1. Voiceless Sound ( ) 2. Voiced Sound ( ) : : . : . Penulisan Hamzah / Alif -
  • 18. - Konsonan & Fokal ( ) : . ) ) ) BAGIAN 3 MORFOLOGI : DEVENISI MORFOLGI Morfologi : Cabang ilmu bahasa yang mengkaji aspek kebahasaan yang berupa kata dan bagian-bagiannya. Dengan kata lain Morfologi membahas pembentukan makna. Morf Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi berupa bentuk-bentuk kebahasaan terkecil. Morfem Satuan kebahasaan dalam tataran morfologi berupa bentuk-bentuk kebahasaan terkecil yang abstrak. : . Contoh : Mencangkul, Memukul, Menggarap, Menyuruh Men-/ , Mem-/ , Meng-/ , Meny-/ Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk kongkrit dan mempunyai satu makna : Yaitu : “ MELAKUKAN SESUATU “. Bentuk-bentuk yang demikian disebut Morf. Dengan kata lain, ke Empat Morf terbut diabstraksikan dalam Morfem ( MeN- ) Dalam bahasa Arab Morf disebut dengan istilah : ( ) dan Morfem disebut ( ). Contoh kata merupakan Morf, dengan Morfem . Yang bermakna Al-Musyarakah. Begitupula dengan kata : yang bermofem bermakna ( )
  • 19. Pembagian Morfem : - Morfem Bebas / Free ( ) - Morfem Terikat / Bound ( ) . FRASA ( ) Frasa : Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. : Satuan linguistic yang merupakan gabungan dua kata atau lebih yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. : Gabungan dua kata atau lebih yang tidak predikatif Dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Tarkib dan ‘Ibarah. . Tarkib : Gabungan unsur yang saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam kalimat, atau suatu bentuk yang secara sintaksis sama dengan sata kata tunggal, dalam arti gabungan kata tersebut dapat diganti dengan satu kata saja. „Ibarah : Konstruksi kebahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih, hubungan antar kata dalam konstruksi itu tidak predikatif, dan dapat diganti dengan satu kata saja. Contoh : : Baju Ali / baru dan bagus Sebagai Subjek Sebagai Predikat BAGIAN 4