4. PERAN PESANTREN DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19
27.722 Pesantren **
4.173.543 Santri **
Tempat berisiko terjadinya
penularan COVID-19
Adanya komitmen
dari Pimpinan
Pesantren
Adanya Peran Aktif
Santri
Melakukan Upaya
Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19.
Strategi Pemberdayaan Masy
-> BerPHBS
Sumber:
* Kemenkes, 5 Oktober 2020
**Pangkalan Data Pesantren Kemenag, 2020
5. Menerbitkan Kebijakan
di Pesantren
Melakukan
Pengorganisasian
Menggalang
Kemitraan untuk
optimalisasi
kegiatan
Meningkatkan literasi
kesehatan
Pelaporan dan
Penilaian
Meningkatkan
kualitas kesehatan
lingkungan
pesantren
Pemberdayaan Masyarakat Pesantren
Proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan
masyarakat pesantren untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 yang
dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan
partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.
Melalui KEGIATAN-KEGIATAN:
Analisis Situasi
Pesantren
6.
7. Pesantren yang telah
membentuk Gugus Tugas
Survei Pelaksanaan Protokol Kesehatan
Pesantren yang telah
memiliki Surat Kesehatan
Aman COVID-19
Seluruh pimpinan, pengelola,
pendidik, dan peserta didik
dalam kondisi sehat yang
dibuktikan dengan surat
keterangan sehat yang
diterbitkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan
setempat
Pesantren telah berkoordinasi
dengan gugus tugas
percepatan penanganan
COVID- 19 daerah dan fasilitas
pelayanan kesehatan atau
dinas kesehatan setempat
6,8%
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi bagi kita semua
Salam Sehat
Yang saya hormati
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau yang mewakili
Ketua PP Muhammadiyah atau yang mewakili
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren atau yang mewakili
Para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kab./Kota seluruh Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat
Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab./Kota seluruh Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan jajarannya
Para Pejabat Struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan RI
Mengawali sambutan ini, saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk menghadiri pertemuan virtual Koordinasi Pembinaan dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Pesantren. Semoga kita semua senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hadirin yang Berbahagia
Saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan penularan COVID-19 yang sudah menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat di dunia. Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya 2 kasus positif pertama pada 2 Maret 2020, Hampir 7 bulan kemudian, pada tanggal 5 Oktober telah meningkat tajam secara akumulatif menjadi 303.498 kasus konfirmasi dengan jumlah kematian 11.151 orang yang melanda 497 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia dan sebanyak 302 kabupaten/kota merupakan transmisi lokal.
Saudara-saudara yang saya banggakan,
Anak usia sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan, perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Oleh karena itu Pemerintah Pusat telah menerbitkan kebijakan dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19, diantaranya adalah Pembentukan Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan Surat Keputusan Bersama 4 menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Namun demikian melihat tajamnya peningkatan kasus bahkan muncul kluster penularan di beberapa pesantren, menunjukkan masih banyak kendala yang dihadapi terutama berkaitan dengan perilaku masyarakat yang tidak mematuhi anjuran pemerintah seperti tidak menggunakan masker, tidak menerapkan physical distancing, banyaknya kerumunan terutama di perbagai tatanan seperti, tatanan pendidikan, tempat umum seperti pasar, terminal dan lain-lainnya. Masalah perilaku ini juga diperberat dengan dampak pada aspek sosial dan ekonomi sehingga pemberdayaan masyarakat merupakan upaya strategis dalam pencegahan COVID-19 ini yang membutuhkan peran aktif dan kerjasama semua pihak.
Para Peserta Virtual meeting yang Saya Muliakan
Pesantren merupakan tatanan/lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia berjumlah 27.722 pesantren dengan santri sebanyak 4.173.543 orang (Pangkalan Data Pondok Pesantren Kementerian Agama, 2020), diantaranya tentu juga berada pada kabupaten/kota zona merah. Oleh karena itu, pesantren merupakan tempat berisiko terjadinya penularan COVID-19, dikarenakan tempat berkumpul banyak santri dan banyak melakukan aktivitas secara bersama. Dengan kondisi seperti ini, sangat penting adanya komitmen dari Pimpinan Pesantren serta melibatkan secara aktif seluruh santri untuk melakukan upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 sebagai bentuk nyata pemberdayaan masyarakat di pondok Pesantren sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki potensi yang luar biasa dan berakhlakul karimah dalam meneruskan perjuangan dan mengisi pembangunan di segala bidang.
Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pesantren dilakukan dengan strategi pemberdayaan masyarakat pesantren. Pemberdayaan masyarakat pesantren adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat pesantren agar berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.
Para peserta Virtual Meeting yang Saya Hormati
Strategi tersebut dilakukan dengan melalui kegiatan-kegiatan:
- menerbitkan kebijakan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pesantren;
- melakukan analisis situasi pesantren;
- melakukan pengorganisasian di pesantren dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19;
- menggalang kemitraan untuk optimalisasi kegiatan;
- meningkatkan literasi kesehatan dengan:
Meningkatkan kapasitas kader di pesantren;
Membuat media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE);
Melakukan KIE;
Meningkatkan peran serta santri melalui Buku Harian Santri di Pondok “SAJA” (Saling Jaga);
- meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pesantren;
- pelaporan dan penilaian
Hadirin yang Berbahagia,
Saat ini sudah banyak bermunculan cluster-cluster penularan COVID-19 di lingkungan pesantren. Hal ini menunjukkan isyarat pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan di pesantren. Diharapkan Pesantren dapat berperan aktif dalam melakukan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di lingkungannya serta peran dari Sektor Kesehatan dan Agama untuk berkolaborasi mengetatkan pembinaan dan pendampingan ke pesantren. Seperti yang kita ketahui, SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran tahun ajaran 2020/2021, menyatakan syarat umum yang harus dilakukan pesantren dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di pesantren adalah:
Membentuk gugus tugas percepatan penanganan COVID-19
Memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan
Dalam kondisi aman dari COVID-19 yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Aman COVID-19 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 atau pemerintah daerah setempat
Pimpinan, pengelola, pendidik dan peserta didik dalam kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat yang diterbitkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan setempat
Oleh karena itu saya berharap bapak/ibu dapat ikut berperan memastikan pesantren telah memenuhi apa yang diamanatkan oleh kebijakan ini.
Saudara-saudara yang saya banggakan,
Berdasarkan hasil survei pelaksanaan protokol kesehatan sesuai dengan SKB 4 menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dengan responden 146 pesantren perwakilan dari 3 regional (Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Timur), menunjukkan :
84,9 % Pesantren yang telah membentuk Gugus Tugas di Pesantren, sedangkan 15,1% belum membentuk Gugus Tugas
69% Pesantren yang telah memilii Surat Kesehatan Aman COVID-19, sedangkan 31% belum memiliki
87,7% Pesantren dimana seluruh pimpinan, pengelola, pendidik, dan peserta didik dalam kondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat yang diterbitkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan setempat, sedangkan 12,3 belum seluruh pimpinan, pengelola, pendidik, dan peserta didik memiliki Surat Keterangan Sehat
93,2% Pesantren telah berkoordinasi dengan gugus tugas percepatanpenanganan COVID- 19 daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan setempat, sedangkan 6,8% belum berkordinasi
Hasil ini menunjukkan masih ada pesantren yang belum menjalankan amanat dari SKB 4 menteri ini yang berakibat masih rentannya terjadi kasus penularan COVID-19 di lingkungan pesantren. Saya berharap seluruh pesantren dapat ikut berperan dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di lingkungannya
Para Peserta Virtual meeting yang Saya Muliakan,
Melihat hal ini perlunya dibangun jejaring pembinaan terkait dengan pelaksanaan protokol kesehatan di pesantren, dimana jejaring ini akan berperan sesuai dengan fungsinya mulai dari pusat sampai dengan daerah. Jejaring ini saya berharap melibatkan lintas sektor yaitu kesehatan, agama, pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan asosiasi-asosiasi pesantren. Jejaring ini saya harapkan dapat melakukan penguatan pemberdayaan masyarakat pesantren dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang dilakukan melalui:
Mendorong ketaatan pesantren untuk memenuhi protokol kesehatan yang diamanatkan dalam kebijakan pemerintah
Peningkatan Peran Mitra Potensial untuk mendukung kegiatan pencegahan dan pengendalian COVID-19
Peningkatan kapasitas Gugus Tugas di Pesantren
Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung
Optimalisasi KIE Kesehatan di Pesantren
Hadirin yang Berbahagia,
Melalui pertemuan ini saya berharap mari kita kuatkan barisan untuk penanggulangan COVID-19 di pesantren. Peran bapak/ibu sangat penting dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan pesantren. Saya berharap sebagai tindak lanjut dari pertemuan koordinasi awal ini, akan ada Rencana Aksi yang melibatkan lintas sektor, implemetasi dan pemantauan pelaksanaan rencana aksi tersebut.
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, video conference “Kegiatan Koordinasi Pembinaan Dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Pesantren” secara resmi dibuka.
Demikianlah saya sampaikan, semoga memberikan manfaat untuk upaya penanggulangan COVID-19.
Wabillahittaufik Walhidayah
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, Oktober 2020
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat