1. DIREKTUR PENYAKIT TIDAK MENULAR – DITJEN P2P
Penguatan Promotif & Preventif pada
penderita Hipertensi
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Disampaikan pada : Focus Group Discusion PIS-PK Kab/Kota Provinsi Kalbar
Pontianak, 10 – 12 Maret 2020
10. ANALISIS INDIKATOR HIPERTENSI
Variasi sasaran :
1. Tidak ada riwayat menderita HT sebelumnya, ditemukan pada pengukuran tekan
an darah Pada PIS-PK systole ≥ 140 mmHg atau diastole ≥ 90 mmHg aplikasi
KS secara otomatis menderita HT dan tidak berobat teratur
2. Ada riwayat menderita HT sebelumnya tapi tidak berobat teratur.
3. DO Pengobatan teratur : 1 kali tidak minum obat dalam 1 bulan terakhir sebelum
wawancara PIS-PK dikatagorikan tidak teratur minum obat batasan DO terlalu
rigid
12. Rekomendasi Intervensi
Usulan perubahan DO berobat teratur :
Konsumsi obat sebanyak 80% dalam
satu bulan dikatakan tidak teratur
minum obat jika total dalam sebulan
terakhir, penderita hipertensi tidak
mengonsumsi obat selama 6 hari
14. PENCAPAIAN INDIKATOR P2PTM
- Advokasi, Sosialisasi, Bimbingan Te
knis, Monev Program P2PTM
- Peningkatan kapasitas SDM melalui
Pelatihan, Orientasi
- Melakukan kampanye kesehatan
(GENTAS, Bulan pengukuran Hiperte
nsi, HTTS, dll)
- Peningkatan infrastruktur pendukung
program P2PTM
- Penguatan sistim surveilans PTM
berbasis internet
- Pengembangan Riset terkait FR dan
PTM bekerjasama dengan Balitbang
kes
- Kemitraan dengan Kementerian/Lem
baga, Akademisi, Organisasi Profesi,
Swasta dan Masyarakat
-
Upaya yang telah
dilakukan
Upaya yang belum
dilakukan
- Melibatkan praktek perorangan
dan bersama dalam program P
2PTM
- Melibatkan Kemendagri, Keme
ndes, Bappeda dalam pelaksan
aan program P2PTM di daerah
- Mengembangkan program P2P
TM sesuai kebutuhan dan mas
alah yang ada di daerah
- Melibatkan organisasi masyara
kat dalam memberikan masuka
n program
- Membentuk komite Ahli Bersam
a dalam P2PTM
17. Bentuk-Bentuk Rekomendasi Intervensi Lanjut
Pertemuan Kelompok
Kunjungan Rumah
Perencanaan
Intervensi
Komunikasi
Perubahan
Prilaku (KPP)
Pertemuan
Linsek
18.
19. Contoh Intervensi Lanjut bagi Penderita Hipertensi
Gerakan Pengelolaan Hipertensi
Kegiatan :
Advokasi linsek
Pelatihan kader
21. Survival Hipertensi terhadap Stroke menurut Konsumsi Natrium
Ajusted Hiperglikemi, Tekanan Darah, Hiperkolesterol, Umur dan Kelamin
Studi Kohort PTM 2011 - 2016
22. Survival Konsumsi Natrium Tinggi Terhadap Kejadian Hipertensi
Studi Kohort PTM 2011 - 2016
TYEARS_Hypertension
4.003.002.001.000.00
CumSurvival
1.00
0.95
0.90
0.85
0.80
0.75
0.70
Natrium >= 2000mg
Natrium < 2000mg
• Subjects age 18-69 yo
• Average of salt intake(NaCl) 6
g/hari
• Main source come from cooking
salt (75%) and soy sauce (15%)
• The decrease of 100 mmol/hari
(sodium urine) will decrease
systolic blood pressure of 4 mmHg
23. Mewajibkan Pencantuman :
1. informasi kandungan Gula, Natrium dan lemak p
ada pangan olahan dan pangan siap saji.
2. Pesan kesehatan tentang batas maksimum kons
umsi Gula, Garam dan Lemak per orang per hari
“Konsumsi Gula kurang dari 54 gram, Garam (natrium)
kurang dari 1500 miligram, atau Lemak kurang dari 72
gram per orang per hari mencegah risiko hipertensi,
diabetes, stroke, dan serangan jantung”
Permenkes No.30/2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lema
k untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
Revisi :
Pesan
kesehatan
1. Mie Instan
2. Minuman Teh Dalam Kemasan
Jenis pang
an olahan
25. Sugar Sweetened Beverage
s
• Produksi minuman berpemanis meningkat 300% dalam 10 tahun
(2005 – 2014) atau setiap tahun 30%. 2.100 juta liter (2005)
5.919 juta liter (2014)
• Kenaikan produksi minuman manis hampir 180% (2014 s.d. 2017)
(Statistik Industri Kemeperin, 2017)
• Kenaikan konsumsi minuman berpemanis 71% (2008 s.d. 2017)
(data Badan Pusat Statistik)
• 29,7% penduduk Indonesia melebihi konsumsi GGL (2014) (data
Survey Konsumsi Makanan Individu 2014)
26. Cukai GGL
• Cukai SEBAGAI startegi best buy yg direkomendasi WHO
• ASEAN Call for Action on Reformulation and Production of Healthy
Foods and Beverages
• Dimulai dari Sugar Sweetened Bavarages
• Studi modelling untuk Indonesia jika mengenakan cukai sebesar $
0.3/liter untuk minuman berpemanis menghasilkan prediksi penuru
nan insiden obesitas (0.2-4.2%), penurunan kasus DM sebesar
0.5 – 8.8%, penurunan insiden stroke sebesar 0.07 – 2%
( EJ Bourke, 2018).
29. Gaya hidup berpengaruh
pada kondisi kesehatan.
Telah terjadi transisi
epidemiologi penyakit di
Indonesia.
Pola Konsumsi Pangan
berpengaruh terhadap
terjadinya PTM di
Indonesia, termasuk
Hipertensi
Diperlukan strategi
Komunikasi Perubahan
Perilaku sebagai upaya
intervensi Lanjut bagi
Penderita Hipertensi