SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
- 1 -
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional
dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita
yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana
Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan
pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang
merata, terjangkau dan berkualitas.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pada Pasal 298 ayat (7) menyebutkan belanja DAK diprioritaskan untuk
mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan Non Fisik.
Tahun 2018 Pemerintah mengalokasikan anggaran DAK Bidang Kesehatan
sebesar Rp................,- (.................) terdiri dari DAK Fisik sebesar
Rp...............,-, (................) dan DAK Non Fisik sebesar Rp...............,-
(.............). Dengan meningkatnya anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun
2018 untuk kegiatan fisik dan Non Fisik, diharapkan dapat mendukung
pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis dengan prioritas nasional.
Pengalokasan DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan
pembangunan kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
- 2 -
Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan
bertanggungjawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan
untuk; 1) meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku
hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera;
2) terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi
dan kebijakan pembiayaan pembangunan kesehatan yang komprehensif
antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan kesehatan.
Mempertimbangkan tanggungjawab pengelolaan DAK Bidang Kesehatan
berada di tangan Bupati/Walikota yang secara teknis dilaksanakan oleh
Kepala Dinas Kesehatan dan atau Direktur Rumah Sakit Daerah, maka
Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan kegiatan yang perlu dilakukan
agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat tercapai. Untuk
itu, prinsip-prinsip tatakelola yang baik (good governance) yakni transparan,
efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan
lainnya harus menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh oleh para pelaksana pembangunan kesehatan di daerah.
Petunjuk Teknis merupakan pedoman penggunaan DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan Tahun 2018 yang berisi penjelasan rinci kegiatan pemanfaatan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan yang meliputi
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK);
2. Jaminan Persalinan (Jampersal);
3. Akreditasi Puskesmas
4. Akreditasi Rumah Sakit
5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendukung daerah dalam penyediaan dana pembangunan bidang
kesehatan untuk mencapai target prioritas nasional bidang kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendukung upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif;
- 3 -
b. Mendukung terlaksananya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota yang
merupakan kegiatan promotif dan preventif;
c. Mendukung terlaksananya akreditasi Puskesmas di daerah;
d. Mendukung terlaksananya akreditasi RS di daerah;
e. Mendukung terlaksananya akreditasi Labkesda di daerah;
f. Mendukung terlaksananya pengelolaan obat dan vaksin di Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota sesuai standar.
C. SASARAN
1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, beserta UPT- nya;
2. Rumah Sakit Daerah.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 dipergunakan
untuk:
1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
2. Jaminan Persalinan (Jampersal)
3. Akreditasi Puskesmas
4. Akreditasi Rumah Sakit
5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)
E. KEBIJAKAN OPERASIONAL
DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN
kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang
merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Untuk bisa
mengimplementasikan dengan baik, maka diperlukan kebijakan operasional
yang meliputi:
1. Kebijakan Umum
a. Pemerintah Daerah berkewajiban mengalokasikan dana untuk
kesehatan sebesar minimal 10% dari APBD sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
khususnya kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan
masyarakat.
b. DAK Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah, sehingga daerah dituntut lebih
kreatif serta inovatif dalam memadukan semua potensi yang ada untuk
- 4 -
pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan sungguh-
sungguh pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan melalui
operasional Puskesmas.
c. Dinas Kesehatan Provinsi sebagai koordinator dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK Bidang Kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS di Provinsi/Kabupaten/Kota yang
mendapatkan DAK Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Provinsi.
d. Kepala Daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah terkait
standar biaya pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan.
e. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Bidang Kesehatan
tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan APBN, APBD
maupun pembiayaan lainnya.
f. Kegiatan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DAK harus
mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Non Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2018. Pemilihan kegiatan sesuai dengan
prioritas dan permasalahan di masing-masing daerah yang
diselaraskan dengan prioritas kegiatan dalam rangka mencapai
prioritas nasional bidang kesehatan.
g. Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, sesuai dengan pasal
11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan daerah, maka Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk
melimpahkan wewenang KPA kepada kepala Puskesmas dalam
pelaksanaan BOK di lapangan.
h. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran
anggaran dan kegiatan diantara DAK Non Fisik.
i. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Bidang
Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah diatur Kementerian
Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.
2. Kebijakan Khusus
a. Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit
Akreditasi Puskesmas dan rumah sakit diarahkan untuk pemenuhan
target prioritas nasional sesuai target RPJMN 2015-2019.
- 5 -
b. Akreditasi Labkesda
Akreditasi Labkesda diarahkan untuk memenuhi ketentuan akreditasi
di dalam Permenkes No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.
- 6 -
BAB II
MANAJEMEN PELAKSANAAN
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2018
A. PERENCANAAN
Kepala Daerah yang menerima DAK Non Fisik Tahun 2018 dan Kepala
SKPD yang melaksanakan perlu melakukan sinkronisasi antara rencana
kegiatan dengan dokumen perencanaan pusat dan daerah.
1. DAK Non Fisik Bidang Kesehatan digunakan untuk mencapai target
prioritas nasional sesuai RKP 2018 dan RKPD 2018.
2. Rencana penggunaan mulai bulan Januari sampai dengan Desember
2018 yang dituangkan dalam rencana kegiatan yang rinci setiap bulan.
3. Penggunaan DAK Non Fisik sinergis antar sumber daya yang tersedia.
B. PENGELOLAAN
Pengelolaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan:
1. Akreditasi Puskesmas disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Akreditasi rumah sakit disalurkan melalui rumah sakit.
3. Akreditasi Labkesda disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kepemilikannya.
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
1. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik mencakup kinerja program dan
kinerja keuangan. Lingkup pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Kesesuaian antara kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dengan
usulan kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
b. Kesesuaian pemanfaatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dalam
Dokumen Pelaksanaan Anggaran – Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis dan pelaksanaan di lapangan.
c. Realisasi waktu pelaksanaan, lokasi, dan sasaran pelaksanaan dengan
perencanaan.
- 7 -
d. Evaluasi pencapaian kegiatan DAK Non Fisik berdasarkan input,
proses, output.
e. Evaluasi pencapaian target Program Prioritas Nasional Bidang
Kesehatan sesuai dengan target unit teknis, RKP 2018 dan Renstra
Kemenkes 2015 – 2019.
2. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi
a. Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik dilakukan oleh organisasi
pelaksana dan atau tim koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota sesuai dengan petunjuk teknis dalam Surat Edaran
Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan DAK.
b. Pemantauan dan evaluasi capaian indikator program dilakukan secara
terpadu di setiap jenjang administrasi. Puskesmas/Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan laporan kinerja program dengan menggunakan format
yang ada sesuai ketentuan yang berlaku.
D. PELAPORAN
1. Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi
a. Pengiriman laporan secara berjenjang sesuai dengan format dan waktu
yang telah ditetapkan (Bagan 1: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat
Kabupaten/Kota; Bagan 2: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat
Provinsi). Pelaksanaan pemantauan realisasi keuangan dan fisik DAK
Non Fisik (Akreditasi) menggunakan format laporan sesuai Surat
Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri
Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan DAK.
b. Format laporan realisasi penggunaan DAK Non Fisik bidang kesehatan
triwulanan Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda
menggunakan contoh Formulir terlampir yang di isi melalui aplikasi
e-monev Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
c. Review atas laporan yang diterima secara berjenjang. Review perlu
dilakukan untuk mencermati laporan yang telah masuk dan melihat
- 8 -
kembali perkembangan pelaksanaan DAK Non Fisik di lapangan.
Review dilakukan oleh forum koordinasi di masing-masing tingkat
pemerintahan. Hasil dari review menjadi dasar untuk memberikan
umpan balik kepada daerah.
2. Pelaksana Pelaporan
a. Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Direktur Rumah
Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan kegiatan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan meliputi jenis kegiatan, lokasi
kegiatan, realisasi keuangan dan realisasi fisik kepada Dinas
Kesehatan Provinsi, paling lambat 7 hari setelah triwulan selesai
(pelaporan bulan Maret, Juni, September, Desember).
b. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan kompilasi laporan pelaksanaan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di wilayah kerjanya, kemudian hasil
kompilasi meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, realisasi keuangan
dan realisasi fisik tersebut dilaporkan kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan
Anggaran paling lambat 14 hari setelah triwulan selesai (Maret, Juni,
September, Desember) Laporan tersebut ditembuskan ke Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan up. Kepala Bagian Program dan
Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (untuk
DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas, Akreditasi Rumah Sakit, dan
Akreditasi Labkesda).
c. Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan triwulanan dijadikan
pertimbangan dalam pengalokasian DAK Non Fisik tahun berikutnya
sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Jenis Pelaporan
Laporan dari kegiatan pemantauan teknis pelaksanaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan terdiri:
a. Laporan triwulan yang memuat jenis kegiatan, lokasi kegiatan,
realisasi keuangan, realisasi fisik dan permasalahan dalam
pelaksanaan DAK Non Fisik, yang disampaikan selambat-lambatnya 7
hari setelah akhir triwulan berakhir.
b. Laporan penyerapan DAK Non Fisik disampaikan kepada Menteri
Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
- 9 -
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah
yang berlaku.
c. Laporan tahunan DAK Non Fisik yang memuat hasil kinerja satu tahun
meliputi: realisasi keuangan, realisasi fisik, capaian program,
disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri
Kesehatan (melalui Sekretaris Jenderal) pada minggu ketiga bulan
Januari tahun berikutnya.
d. Khusus Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda selain
menyerahkan laporan diatas sesuai point a,b dan c dalam bentuk
hardcopy, serta mengisi aplikasi e-monev Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan.
4. Kepala Daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran DAK Non Fisik kepada:
a. Menteri Kesehatan
b. Menteri Dalam Negeri
c. Menteri Keuangan
5. Alur Pelaporan
a. Pelaksanaan di Puskesmas
Kepala Puskesmas menyampaikan laporan rutin bulanan capaian
program kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap tanggal 5
bulan berikutnya.
b. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota
1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris
Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi
laporan SKPD. Bupati/Walikota menyampaikan kompilasi laporan
SKPD kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Teknis (Menteri Kesehatan).
2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit
Kabupaten/Kota) menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi
menyampaikan kompilasi laporan pelaksanaan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan di kabupaten/kota kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan
Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke Ditjen Pelayanan
Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas dan
- 10 -
Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen
Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen Kesehatan
Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal).
3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan laporan
rutin bulanan capaian program kepada Dinas Kesehatan Provinsi,
setiap tanggal 10 bulan berikutnya.
c. Pelaksanaan di Provinsi
1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris
Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi
laporan SKPD. Gubernur menyampaikan kompilasi laporan SKPD
kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Teknis (Menteri Kesehatan).
2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Provinsi dan Rumah Sakit Provinsi)
menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan
kompilasi laporan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di provinsi
kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala
Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke
Ditjen Pelayanan Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi
Puskesmas dan Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan
Masyarakat, Ditjen Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen
Kesehatan Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal).
3) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan laporan rutin
bulanan capaian program kepada Kementerian Kesehatan, setiap
tanggal 15 bulan berikutnya.
- 11 -
Bagan 1. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Kabupaten/Kota
Bagan 2. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Provinsi
SEKDA
KAB/KOTA
MENTERI
KEUANGAN
MENTERI
KESEHATAN
SKPD
MENTERI
DALAM
NEGERI
BUPATI/
WALIKOTA
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
Ket :
: laporan langsung
SEB
: laporan langsung
- 12 -
BAB III
DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN
A. AKREDITASI PUSKESMAS
Menu DAK Non Fisik Akreditasi Tahun Anggaran 2018 terdiri dari:
1. Persiapan akreditasi
2. Survei Akreditasi
3. Persiapan dan Survei
Pengusulan survei akreditasi pada menu 2 (dua) dan 3 (tiga) tidak
diperbolehkan diajukan pada tahun yang sama dengan usulan
rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru, dibuktikan dengan surat
pernyataan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kabupaten/Kota untuk kegiatan
Akreditasi Puskesmas Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengusulkan kegiatan DAK
Nonfisik Akreditasi Puskesmas kepada Dirjen Pelayanan Kesehatan
cq. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan melalui Dinas
Kesehatan Provinsi dibuktikan dengan surat usulan yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk mendapatkan
alokasi DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas yang dibuktikan dengan
surat rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi yang ditandatangani oleh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
c. Pola pembiayaan pendampingan dan survei akreditasi mengikuti
standar biaya yang tercantum pada juknis ini.
d. Adanya Roadmap pelaksanaan akreditasi Puskesmas tahun 2015 –
2019 yang harus memperhatikan rencana usulan DAK Fisik, terutama
pada menu rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru.
e. Persyaratan Puskesmas yang diusulkan survei tahun 2018 :
1) Puskesmas sudah teregistasi di Pusdatin
2) Puskesmas telah memiliki ijin penyelenggaraan
- 13 -
3) Puskesmas memiliki dokter tetap
4) Kepala Puskesmas memenuhi syarat sesuai Permenkes 75/2014
f. Perubahan lokus Puskesmas dari Roadmap yang sudah ditetapkan
dapat dilakukan dengan ketentuan:
1) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas
tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Kecamatan yang
belum memiliki Puskesmas tersertifikasi akreditasi.
2) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Puskesmas yang
berada di daerah terpencil/sangat terpencil/perbatasan,
dibuktikan dengan SK Penetapan Bupati/Walikota walaupun di
Kecamatan tersebut sudah memiliki Puskesmas tersertifikasi
akreditasi
g. Kabupaten/kota yang mengusulkan survei akreditasi Puskesmas
diutamakan pada Puskesmas yang telah menyelesaikan
pendampingan pada tahun sebelumnya.
h. Alokasi Anggaran DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas Tahun
Anggaran 2018 dapat digunakan untuk ATK (Alat Tulis Kantor),
penggadaan dan pencetakan (Foto Copy) dokumen akreditasi
Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota untuk
Akreditasi Puskesmas, sebagai berikut:
a. Menu Persiapan Akreditasi Puskesmas
Terdiri dari :
1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi
Puskesmas
a) Peserta:
(1) Kepala Puskesmas
(2) Kepala TU
(3) Penanggung Jawab Pokja Administrasi dan Manajemen
(4) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM):
(5) Penanggung Jawab UKM Esensial
(6) Penanggung Jawab UKM Pengembangan
- 14 -
(7) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) ditambah:
 Dokter umum/Dokter Gigi
 Penanggung Jawab UGD
 Penanggung Jawab Rawat Inap
 Penanggung Jawab KIA/Poned
 Petugas Laboratorium
 Petugas Kefarmasian
(8) Ketua Tim Mutu
b) Peserta bersedia membagikan ilmu yang didapat selama
workshop kepada karyawan Puskesmas lainnya.
2) Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas
a) Adanya pola perencanaan pendampingan (jadwal dan PoA)
akreditasi pada Puskesmas yang diusulkan untuk di akreditasi.
b) Adanya telaahan yang memuat penjelasan, pemetaan dan
analisa Puskesmas yang akan di akreditasi pada tahun 2019.
c) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan
mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota
selama minimal 2 (dua) tahun.
d) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk
akreditasi sesuai roadmap ke pemerintah pusat.
e) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria
yang tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri
dokter dan dokter gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes.
Diutamakan bagi kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga
pendamping bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP.
b. Menu Survei Akreditasi Puskesmas
1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan survei
pada tahun 2018.
2) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas
berdasarkan roadmap akreditasi tahun 2018.
c. Menu Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas
1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan
diakreditasi pada tahun 2018.
- 15 -
2) Adanya Plan of Action (PoA)/pola perencanaan pendampingan bagi
Puskesmas yang disiapkan untuk diakreditasi pada tahun 2018.
3) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan
mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota selama
minimal 3 tahun.
4) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria yang
tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri dokter dan dokter
gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes. Diutamakan bagi
kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga pendamping
bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP
5) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas
berdasarkan roadmap survei akreditasi tahun 2018.
6) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk
akreditasi sesuai roadmap tahun 2018 ke pemerintah pusat.
URUTAN PRIORITAS MENU
DAK NON FISIK AKREDITASI PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 2018
MENU URUTAN PRIORITAS
1. Persiapan akreditasi Puskesmas
a) Kegiatan Workshop Pendukung
Implementasi Akreditasi Puskesmas
4
b) Kegiatan Pendampingan Akreditasi
Puskesmas
3
2. Survei Akreditasi Puskesmas
Akreditasi pertama / perdana 2
3. Persiapan dan survei akreditasi
Puskesmas pada lokus dan tahun yang
sama
1
Untuk Penjabaran/Penjelasan Menu Akreditasi Puskesmas Tahun Anggaran
2018 sebagai berikut :
1. Persiapan Akreditasi Puskesmas
Menu ini boleh diambil jika Kab/Kota mampu menyelesaikan target menu
nomor 3 (tiga), dan dengan ketentuan lokus Puskesmas harus berbeda
dengan lokus menu nomor 3 (tiga).
2. Survei Akreditasi Puskesmas
- 16 -
Menu ini diperuntukan hanya untuk Survei Perdana Puskesmas di Tahun
2018.
3. Persiapan dan Survei akreditasi Puskesmas pada lokus yang sama
Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapan
dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada
periode tahun yang sama pada tahun 2018, dan lokusnya harus berbeda
dengan lokus menu 1 (satu) dan menu 2 (dua).
Adapun penjelasan masing-masing menu tersebut diatas sebagai berikut.
1. Persiapan Akreditasi Puskesmas
Persiapan akreditasi Puskesmas dipergunakan untuk kegiatan workshop
pendukung implementasi akreditasi dan pendampingan akreditasi
Puskesmas sampai dengan Puskesmas siap disurvei akreditasi termasuk
pendampingan pasca survei akreditasi.
Kegiatan yang termasuk dalam menu persiapan Akreditasi Puskesmas
sebagai berikut:
a. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman Kepala Puskesmas dan para staf Puskesmas terhadap
Audit Internal dan Tinjauan Manajemen serta Keselamatan Pasien.
Kegiatan ini dilaksanakan masing-masing oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bagi Puskesmas dengan narasumber yang kompeten
di bidang mutu dan akreditasi FKTP. Narasumber kompeten adalah
Pelatih pendamping (TOT) akreditasi FKTP, Surveior akreditasi FKTP,
Pendamping akreditasi FKTP yang terlatih akreditasi FKTP dan memiliki
sertifikat pelatihan, Kementerian Kesehatan, dan Unsur dari Dinas
Kesehatan Provinsi yang memiliki sertifikat terkait akreditasi FKTP yang
dikeluarkan oleh institusi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas
terdiri dari:
1) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen
2) Workshop Keselamatan Pasien
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung Implementasi
Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
- 17 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Workshop
Pelaksanaan
Audit Internal
dan Tinjauan
Manajemen
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
- Penyampaian
materi
dilaksanakan
selama 3 hari
efektif
- Untuk
Puskesmas yang
sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin selama
5 hari, 3 hari
materi, 1 hari
kedatangan dan
1 hari
kepulangan)
Belanja bahan:
- ATK &
penggandaan
- Perlengkapan
peserta
Belanja jasa profesi:
- Honor
Narasumber (15
jam dengan
narasumber
minimal 2 orang)
Rp. 900.000/Jam
- Honor Moderator
(1 orang @ KL)
Rp. 700.000 /KL
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
2. Workshop
Keselamatan
Pasien
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
- Penyampaian
materi
dilaksanakan
selama 2 hari
efektif
- Untuk
Puskesmas yang
sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin selama
4 hari (2 hari
materi,1 hari
kedatangan dan
1 hari
kepulangan)
Belanja bahan:
- ATK &
Penggandaan
- Perlengkapan
peserta
Belanja jasa profesi:
- Honor
Narasumber (10
jam dengan
narasumber
minimal 2 orang)
Rp. 900.000/Jam
- Honor Moderator
(1 orang @ KL) Rp.
700.000
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- 18 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
b. Pendampingi Akreditasi Puskesmas
Pendampingan akreditasi Puskesmas dilaksanakan oleh tim
pendamping terlatih akreditasi Puskesmas/FKTP yang dibentuk oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan anggota yang berasal dari
jajaran fungsional atau struktural Dinas Kesehatan dan/atau pihak
ketiga yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan kegiatan pendampingan memerlukan waktu kurang lebih
6 s.d 8 bulan. Bagi kabupaten/kota yang mengusulkan menu
pendampingan akreditasi Puskesmas harus mempertimbangkan
waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga tidak melewati waktu
penggunaan anggaran.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas
sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1 Workshop
Penggalang
an
Komitmen
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Dilaksanakan 1
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
- 19 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Kabupaten/Ko
ta
Belanja perjadin
biasa
(disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
2. Workshop
Pemahaman
Standar dan
Instrumen
Akreditasi
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 2
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa:
(disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
3. Pendamping
an Self
Assessment
dan
Penyusuna
n PoA
Akreditasi
di
Puskesmas
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
Dilaksanakan 2
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
- 20 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
4. Pendamping
an
Penyusuna
n Dokumen
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan
3-5 kali @ 2 hari,
jumlah peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi :
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
5. Pendamping
an
Dilakukan
pada
Dilaksanakan 4
kali, @ 2 hari,
Belanja bahan:
- 21 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Implementa
si Dokumen
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
dalam 3-4 bulan,
jumlah peserta
menyesuaikan
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
6. Penilaian
Pra
Akreditasi
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
survei, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 1
kali @ 2 hari,
jumlah peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
- Honor tim
pendamping (1
tim terdiri dari
3 orang @ 4
jam), @Rp
900.000/jam
(Besaran honor
perjam sesuai
honorarium
narasumber
eselon III
kebawah/yang
disetarakan
- 22 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
sesuai SBM
APBN Tahun
2018)
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
7. Pendamping
an Pasca
Akreditasi
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang telah
tersertifikasi
akreditasi oleh
Tim
Pendamping
yang telah
terserfikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan
minimal 2x per
tahun dan
maksimal 4x per
tahun setiap
Puskesmas @ 2
hari
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun 2018)
Belanja jasa
profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018)
untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
2. Survei Akreditasi Puskesmas
Survei Akreditasi diperuntukan khusus pada Puskesmas yang sudah siap
untuk disurvei akreditasi. Survei akreditasi merupakan kegiatan
penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar
akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Proses penilaian
- 23 -
tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh
Kementerian Kesehatan sebagai penyelenggara akreditasi FKTP.
Komponen belanja survei akreditasi Puskesmas mengikuti Standar Biaya
Masukan APBN Tahun 2018 yang tercantum dalam juknis ini.
Menu Survei Akreditasi Puskesmas pada DAK T.A 2018 hanya
diperuntukkan bagi Puskesmas yang mengajukan Survei Perdana di
Tahun 2018.
Survei akreditasi perdana Puskesmas merupakan kegiatan penilaian
untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang
ditetapkan Kementerian Kesehatan pada Puskesmas yang belum pernah
terakreditasi/ baru pertama kali akreditasi.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada
juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas sebagai
berikut :
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian
Komponen
Belanja
1 Survei
Akreditasi
Perdana
Puskesma
s
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi
untuk
pertama
kalinya
Dilaksanakan 5 hari
(termasuk
kedatangan dan
kepulangan surveior
ke lokasi) yang terdiri
dari 3 hari survei
dan 2 hari
kedatangan dan
kepulangan.
Apabila lokasi di
daerah
Terpencil/Sangat
Terpencil jumlah
hari kedatangan dan
kepulangan dapat
lebih panjang.
Keseluruhan hari
yang dibutuhkan
oleh surveior
(kedatangan
kepulangan dan
survei) ditanggung
biayanya oleh Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota,
yang terdiri dari :
- Biaya transport
surveior (dari
Belanja Bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi
(Disesuaikan
dengan SBM
APBN tahun
2018)
Belanja jasa
profesi:
- Honor surveior
selama 3 hari
survei per
orang per hari
minimal 4 jam,
@Rp
900.000/jam
(Besaran honor
perjam sesuai
honorarium
narasumber
eselon III
kebawah/yang
disetarakan
sesuai SBM
APBN Tahun
2018)
Belanja perjadin
dalam kota:
- 24 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian
Komponen
Belanja
tempat asal
surveior, selama
survei dan pulang
kembali ke tempat
asal)
- Biaya penginapan
- Uang harian
- Honor
Transport lokal
(untuk tim
pendamping)
Belanja
perjalanan dinas
biasa:
- Uang harian
surveior selama
3 hari survei
ditambah
dengan hari
kedatangan
dan hari
kepulangan
- Transport
surveior
dianggarkan
minimal
dengan
menggunakan
pesawat antar
bandara
ibukota
provinsi real
cost (termasuk
alokasi untuk
pesawat, kapal
laut dan
kendaraan
disesuaikan
dengan Standar
Biaya Masukan
APBN tahun
2018, apabila
besaran
transport tidak
terdapat dalam
Standar Biaya
Masukan APBN
maka dapat
disesuaikan
dengan Standar
Biaya APBD)
- Penginapan
surveior
3. Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas pada lokus dan tahun yang
sama.
Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapkan
dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada
periode tahun yang sama.
Adapun kegiatan yang masuk dalam Persiapan dan Survei Akreditasi
Puskesmas pada lokus yang sama.
- 25 -
a. Persiapan Akreditasi Puskesmas
Persiapan akreditasi Puskesmas terdiri dari kegiatan Workshop
pendukung implementasi akreditasi Puskesmas dan pendampingan
akreditasi Puskesmas.
1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi
Puskesmas.
Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas terdiri
dari:
a) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen
b) Workshop Keselamatan Pasien
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung
Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Workshop
Pelaksanaan
Audit
Internal dan
Tinjauan
Manajemen
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
- Penyampaian
materi
dilaksanakan
selama 3 hari
efektif
- Untuk Puskesmas
yang sulit
transportasi dapat
menggunakan
anggaran perjadin
selama 5 hari, 3
hari materi, 1 hari
kedatangan dan 1
hari kepulangan)
Belanja bahan:
- ATK &
penggandaan
- Perlengkapan
peserta
Belanja jasa profesi:
- Honor
Narasumber (15
jam dengan
narasumber
minimal 2 orang)
Rp. 900.000/Jam
- Honor Moderator
(1 orang @ KL)
Rp. 700.000 /KL
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
2. Workshop
Keselamatan
Dinas
Kesehatan
- Penyampaian
materi
Belanja bahan:
- ATK &
- 26 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Pasien Kab/Kota dilaksanakan
selama 2 hari
efektif
- Untuk Puskesmas
yang sulit
transportasi dapat
menggunakan
anggaran perjadin
selama 4 hari (2
hari materi,1 hari
kedatangan dan 1
hari kepulangan)
Penggandaan
- Perlengkapan
peserta
Belanja jasa profesi:
- Honor
Narasumber (10
jam dengan
narasumber
minimal 2 orang)
Rp. 900.000/Jam
- Honor Moderator
(1 orang @ KL)
Rp. 700.000
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Belanja perjadin
paket meeting dalam
kota:
- Uang harian
- Transport lokal
peserta
- Paket meeting
fullday
2) Pendampingan Akreditasi Puskesmas
Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas terdiri dari:
a) Workshop penggalangan komitmen
b) Workshop pemahaman standar dan instrumen akreditasi
c) Pendampingan self assessment dan penyusunan PoA akreditasi
Puskesmas
d) Pendampingan penyusunan dokumen
e) Pendampingan implementasi dokumen
f) Penilaian pra akreditasi
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung
Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
- 27 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Workshop
Penggalan
gan
Komitmen
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 1
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa
(disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
2. Workshop
Pemahama
n Standar
dan
Instrumen
Akreditasi
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 2
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa: (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- 28 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
3. Pendampi
ngan Self
Assessmen
t dan
Penyusuna
n PoA
Akreditasi
di
Puskesma
s
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 2
hari, jumlah
peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
4. Pendampi
ngan
Penyusuna
n
Dokumen
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Dilaksanakan
3-5 kali @ 2 hari,
jumlah peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi
:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
- 29 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Kabupaten/Ko
ta
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
5. Pendampi
ngan
Implement
asi
Dokumen
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
Dilaksanakan 4
kali, @ 2 hari,
dalam 3-4 bulan,
jumlah peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
Honor tim
pendamping (1 tim
terdiri dari 3 orang
@ 4 jam dengan
besaran honor
sesuai dengan
aturan APBD
kab/kota tahun
2018
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
6. Penilaian
Pra
Akreditasi
Dilakukan
pada
Puskesmas
yang
diusulkan
survei, dan
dilaksanakan
oleh tim
pendamping
yang telah
tersertifikasi
pelatihan
pendamping
akreditasi
yang
Dilaksanakan 1
kali @ 2 hari,
jumlah peserta
menyesuaikan
Belanja bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi rapat
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
- Honor tim
pendamping (1
tim terdiri dari 3
orang @ 4 jam,
@Rp
900.000/jam)
- 30 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
ditetapkan
dengan SK
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Ko
ta
(Besaran honor
perjam sesuai
honorarium
narasumber
eselon III
kebawah/yang
disetarakan
sesuai SBM
APBN Tahun
2018)
Belanja perjadin
biasa (disesuaikan
dengan SBM APBN
Tahun 2018) untuk:
- Transport tim
pendamping
- Penginapan
pendamping
(tentative)
b. Survei Akreditasi Perdana Puskesmas
Setelah selesai dilaksanakan kegiatan persiapan akreditasi
Puskesmas, kemudian dilanjutkan dengan survei akreditasi perdana
Puskesmas. Kegiatan ini merupakan penilaian untuk mengukur
tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan
Kementerian Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim
surveior yang ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan
sebagai penyelenggara akreditasi FKTP.
Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum
pada juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas
sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Survei
Akreditasi
Perdana
Puskesmas
Puskesmas
yang
diusulkan
akreditasi
untuk
pertama
kalinya
Dilaksanakan 5
hari (termasuk
kedatangan dan
kepulangan
surveior ke
lokasi) yang
terdiri dari 3 hari
survei dan 2 hari
Belanja Bahan:
- ATK dan
penggandaan
- Konsumsi
(Disesuaikan
dengan SBM APBN
tahun 2018)
Belanja jasa profesi:
- 31 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
kedatangan dan
kepulangan.
Apabila lokasi di
daerah
Terpencil/Sangat
Terpencil jumlah
hari kedatangan
dan kepulangan
dapat lebih
panjang.
Keseluruhan hari
yang dibutuhkan
oleh surveior
(kedatangan
kepulangan dan
survei)
ditanggung
biayanya oleh
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,
yang terdiri dari :
- Biaya transport
surveior (dari
tempat asal
surveior,
selama survei
dan pulang
kembali ke
tempat asal)
- Biaya
penginapan
- Uang harian
- Honor
- Honor surveior
selama 3 hari
survei per orang
per hari minimal 4
jam, @Rp
900.000/jam
(Besaran honor
perjam sesuai
honorarium
narasumber
eselon III
kebawah/yang
disetarakan
sesuai SBM APBN
Tahun 2018)
Belanja perjadin
dalam kota:
Transport lokal
(untuk tim
pendamping)
Belanja perjalanan
dinas biasa:
- Uang harian
surveior selama 3
hari survei
ditambah dengan
hari kedatangan
dan hari
kepulangan
- Transport surveior
dianggarkan
minimal dengan
menggunakan
pesawat antar
bandara ibukota
provinsi real cost
(termasuk alokasi
untuk pesawat,
kapal laut dan
kendaraan
disesuaikan
dengan Standar
Biaya Masukan
APBN tahun
2018, apabila
besaran transport
tidak terdapat
dalam Standar
Biaya Masukan
APBN maka dapat
disesuaikan
dengan Standar
Biaya APBD)
- 32 -
No Kegiatan
Lokasi dan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
-Penginapan
surveior
B. AKREDITASI RUMAH SAKIT
Penerima DAK Non Fisik Akreditasi Rumah Sakit tahun anggaran 2018, harus
memenuhi kriteria:
a. Rumah sakit milik pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
b. Rumah sakit memiliki izin operasional dan teregistrasi di Kementerian
Kesehatan RI.
c. Rumah sakit dikepalai oleh seorang tenaga medis sesuai dengan UU
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d. Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun
berjalan dari pemilik rumah sakit dan pimpinan rumah sakit.
e. Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala 3 bulan
sekali melalui Dinas Kesehatan Provinsi.
f. Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk
melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan.
g. Pelaksanaan kegiatan agar membuat laporan secara terinci yang
ditujukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan c.q. Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan kegiatan akreditasi rumah sakit yang didanai melalui DAK Non
Fisik tahun 2018 dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
1. Persiapan Akreditasi
a. Workshop
1) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf mengidentifikasi
dan menurunkan resiko infeksi yang didapat serta ditularkan di
rumah sakit.
Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi terkait PPI,
Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit
yang telah lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan koordinasi
dengan Kementerian Kesehatan.
2) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
- 33 -
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf terkait:
a. pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
b. pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indikator
mutu;
c. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien ;
d. Pencapaian dan mempertahan kan perbaikan; dan
e. Manajemen resiko.
Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi, Lembaga
Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah
lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan kordinasi Kementrian
Kesehatan.
3) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf memehami
kebutuhan dan prioritas perbaikan system berkelenjutan dalam hal
mutu, keamanan, manfaat serta khasiat obat dan alat kesehatan.
Kegiatan ini dapat melibatkan Organisasi Profesi, Lembaga
Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah
lulus Akreditasi JCI/Paripurna dengan koordinasi Kementerian
Kesehatan.
Adapun rincian kegiatan Workshop sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Workshop
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi (PPI)
Rumah sakit
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Materi
dilaksanakan
selama 2 hari
- Untuk rumah
sakit daerah
yang sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin
selama 4 hari
(2 hari materi,
1 hari
kedatangan
dan 1 hari
kepulangan)
- Peserta dari
RSUD yang
akan
melaksanakan
akreditasi
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopi
- Konsumsi rapat
Belanja jasa profesi:
- Honor
narasumber (4
orang @ 5 jam X
Rp.900.000)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
narasumber
- Penginapan
narasumber
- 34 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
2 Workshop
Peningkatan
Mutu dan
Keselamatan
Pasien
Rumah Sakit
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Materi
dilaksanakan
selama 2 hari
- Untuk rumah
sakit daerah
yang sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin
selama 4 hari
(2 hari materi,
1 hari
kedatangan
dan 1 hari
kepulangan).
- Peserta dari
rumah sakit
yang akan
melaksanakan
akreditasi
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopi
- Konsumsi rapat
Belanja jasa profesi:
- Honor
narasumber (4
orang @ 5 jam X
Rp.900.000 )
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
narasumber
- Penginapan
narasumber
3 Workshop
Pelayanan
Kefarmasian
dan
Penggunaan
Obat (PKPO)
Rumah Sakit
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Materi
dilaksanakan
selama 2 hari
- Untuk rumah
sakit daerah
yang sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin
selama 4 hari
(2 hari materi,
1 hari
kedatangan
dan 1 hari
kepulangan).
- Peserta dari
rumah sakit
yang akan
melaksanakan
akreditasi
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopi
- Konsumsi rapat
Belanja jasa profesi:
- Honor
narasumber (4
orang @ 5 jam X
Rp.900.000)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
narasumber
- Penginapan
narasumber
b. Bimbingan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu rumah sakit dalam persiapan
akreditasi rumah sakit baik dari sisi pemahaman tentang Akreditasi,
penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi
standar. Dalam bimbingan ini, rumah sakit akan dibantu sampai ke
detail teknis implementasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(SNARS) edisi 1.
Materi bimbingan akreditasi rumah sakit berupa:
- 35 -
a. Pendahuluan berupa transformasi budaya menuju Akreditasi;
b. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1;
c. Penyusunan regulasi rumah; dan
d. Metode telusur
Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Indpenden
Penyelenggara Akreditasi.
Adapun rincian kegiatan bimbingan sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Bimbingan
Akreditasi
Rumah Sakit
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Bimbingan
dilaksanakan 2
hari
- Untuk RS
daerah yang
sulit
transportasi
dapat
menggunakan
anggaran
perjadin
selama 4 hari
(2 hari materi
& 1 hari
kedatangan
dan 1 hari
kepulangan)
- Peserta dari
rumah sakit
yang akan
melaksanakan
akreditasi
- Pelaksanaan
materi secara
simultan oleh 4
orang
Narasumber
Belanja bahan:
- ATK & fotocopi
- Konsumsi rapat
(disesuaikan
jumlah peserta dan
NS)
Belanja jasa profesi:
- Honor Narasumber
(4 orang @ 6 jam x
Rp 900.000,-)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
2. Survei Akreditasi
Survei Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan penilaian di tempat untuk
mengukur seberapa jauh rumah sakit mematuhi standar yang ditetapkan.
Survei Akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara
Akreditasi. Survei Akreditasi dapat dilakukan dalam bentuk Survei
Simulasi dan Survei Akreditasi.
1) Survei Simulasi
Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk
skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk
melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi
ini dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga,
- 36 -
staf dan pimpinan rumah sakit, review rekam medis, telusur fasilitas
dsb. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh gambaran
kesiapan rumah sakit dalam menghadapi akreditasi. Output dari
kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan waktu survei.
Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen
yang berwenang.
2) Survei Akreditasi
Survei akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap rumah sakit
untuk mendapatkan sertifikat akreditasi yang dilakukan oleh
Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi kepada rumah sakit
yang telah mengajukan permohonan survei Akreditasi.
Survei akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara
Akreditasi, dengan rincian sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1. Survei
Simulasi
Akreditasi
Rumah Sakit
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
Disesuaikan
dengan agenda
survey simulasi
akreditasi dari
lembaga
indpenden
penyelenggara
akreditasi
Belanja bahan:
- ATK & fotocopi
- Konsumsi rapat
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Honor
Narasumber:
- Disesuaikan
dengan tarif
paket yang telah
dipublikasikan
oleh lembaga
independen
penyelenggara
akreditasi
2. Survei
Akreditasi
Rumah Sakit
Rumah Sakit
yang siap
melaksanakan
akreditasi
Disesuaikan
dengan agenda
survey
akreditasi
rumah sakit
dari lembaga
akreditasi
independen
yang
berwenang
Belanja bahan:
- ATK & fotocopi
- Konsumsi rapat
(disesuaikan
jumlah peserta
dan NS)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
Honor
Narasumber:
- 37 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
- Disesuaikan
dengan tarif
paket yang telah
dipublikasikan
oleh lembaga
independen
penyelenggara
akreditasi
C. AKREDITASI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH (LABKESDA)
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
kegiatan Akreditasi Labkesda Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum
1) Labkesda milik pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota.
2) Labkesda memiliki izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
3) Labkesda dikepalai oleh seorang tenaga kesehatan.
2. Persyaratan Khusus
1) Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun
berjalan dari:
a. Pimpinan Labkesda dan Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota bagi
Labkesda yang merupakan UPT mandiri dari Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota.
b. Dinas kesehatan Prov/Kab/Kota bagi Labkesda yang
keberadaannya merupakan bagian dalam struktur organisasi Dinas
kesehatan Prov/Kab/Kota.
2) Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala setiap
triwulan kepada Kementerian Kesehatan c.q Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan secara berjenjang melalui:
a. Dinas Kesehatan Propinsi jika merupakan UPT dari Dinkes Propinsi
b. Dinas kesehatan Kab/Kota dan diteruskan ke Dinas kesehatan
Propinsi
3) Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk
melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan.
Proses penyiapan Akreditasi laboratorium kesehatan terdiri atas beberapa
tahapan yaitu :
1. Persiapan Akreditasi
Kegiatan persiapan akreditasi meliputi:
- 38 -
a. Workshop
b. Bimbingan
2. Survei Akreditasi
Kegiatan survei akreditasi meliputi :
a. Survei simulasi
b. Survei akreditasi
Untuk penjabaran/penjelasan menu akreditasi laboratorium kesehatan tahun
anggaran 2018 sebagai berikut:
1. Persiapan Akreditasi Labkesda
a. Workshop
1) Workshop Pendukung Implementasi akreditasi Laboratorium
Kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pimpinan laboratorium kesehatan dan para staf
terhadap pelaksanaan akreditasi laboratorium kesehatan, termasuk
penggalangan komitmen dan penyusunan tim akreditasi. Kegiatan ini
dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing laboratorium
kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi laboratorium
kesehatan dengan melibatkan narasumber dari: Kementerian
Kesehatan, Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK),
Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi/Kab/Kota.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium
kesehatan paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop.
Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi
terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan
kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium
kesehatan.
2) Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
petugas laboratorium tentang standar manajemen laboratorium
kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-
- 39 -
masing laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan
akreditasi laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber
dari KALK, Kementerian Kesehatan dan Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan
paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada
Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
3) Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
petugas laboratorium tentang standar teknik laboratorium kesehatan.
Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing
laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi
laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber: KALK,
Kementerian Kesehatan, dan Pendamping Akreditasi Laboratorium
Kesehatan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan paling
lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi
laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada
Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca
Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan.
Adapun rincian kegiatan workshop sebagai berikut:
No Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1 Workshop
Persiapan
Akreditasi
Laboratorium
kesehatan yang
diusulkan akan
melaksanakan
akreditasi
- Penyampaian
Materi
dilaksanakan
selama 3 hari
efektif
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopy
- Penunjang
workshop
- Konsumsi rapat
- 40 -
No Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
- Workshop
ditujukan
untuk
laboratorium
kesehatan
prov/kab/kota
- Peserta berasal
dari
laboratorium
kesehatan
daerah yang
akan
melaksanakan
akreditasi
- Narasumber
berasal dari:
Kementerian
Kesehatan,
Komite
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan
(KALK),
Pendamping
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan dan
Dinas
Kesehatan
Provinsi/Kab/K
ota
Belanja jasa profesi:
- Honor narasumber
(3 orang @ 5 jam),
Rp 900.000 /jam
- Honor narasumber
2 orang
prop/kab/kota
( sesuai lokasi
labkes) @ 2 jam, Rp
900.000 /jam
- Honor moderator 2
orang @ 1 kali Rp
700.000,-
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber sesuai
dengan Peraturan
yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
2 Workshop
Standar
Manajemen
Akreditasi
Labkes
Laboratorium
kesehatan yang
diusulkan akan
melaksanakan
akreditasi
- Penyampaian
Materi
dilaksanakan
selama 3 hari
efektif
- Workshop
ditujukan
untuk
laboratorium
kesehatan
prov/kab/kota
- Peserta berasal
dari
laboratorium
kesehatan
daerah yang
akan
melaksanakan
akreditasi
- Narasumber
terdiri dari:
KALK,
Kementerian
Kesehatan dan
Pendamping
Akreditasi
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopy
- Penunjang
workshop
- Konsumsi rapat
Belanja jasa profesi:
- Honor narasumber
(3 orang @ 5 jam),
Rp 900.000 /jam
- Honor narasumber
2 orang
prop/kab/kota
( sesuai lokasi
labkes) @ 2 jam, Rp
900.000 /jam
- Honor moderator 2
orang @ 1 kali Rp
700.000,-
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber sesuai
- 41 -
No Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Laboratorium
Kesehatan
dengan Peraturan
yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
3 Workshop
Standar
Teknis
Akreditasi
Labkes
Laboratorium
kesehatan yang
diusulkan akan
melaksanakan
akreditasi
- Penyampaian
Materi
dilaksanakan
selama 3 hari
efektif
- Workshop
ditujukan
untuk
laboratorium
kesehatan
prov/kab/kota
- Peserta berasal
dari
laboratorium
kesehatan
daerah yang
akan
melaksanakan
akreditasi
- Narasumber:
KALK,
Kementerian
Kesehatan,
dan
Pendamping
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopy
- Penunjang
workshop
- Konsumsi rapat
Belanja jasa profesi:
- Honor narasumber
(3 orang @ 5 jam),
Rp 900.000 /jam
- Honor narasumber
2 orang
prop/kab/kota
( sesuai lokasi
labkes) @ 2 jam, Rp
900.000 /jam
- Honor moderator 2
orang @ 1 kali Rp
700.000,-
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber sesuai
dengan Peraturan
yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
Tahapan Kegiatan Workshop akreditasi Labkesda yang dibiayai oleh dana
DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018, akreditasi Labkesda adalah 1(satu)
kali kegiatan Workshop. Jika Labkesda masih memerlukan peningkatan
kemampuan manajeman dan teknis tambahan makan dapat dianggarkan
melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
b. Bimbingan Akreditasi
Kegiatan bimbingan teknis bertujuan untuk membantu Laboratorium
Kesehatan dalam persiapan akreditasi Laboratorium Kesehatan baik dari
sisi penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi
standar. Dalam bimbingan ini, Laboratorium Kesehatan akan dibantu
sampai ke detail teknis implementasi standar akreditasi laboratorium
- 42 -
kesehatan. Bimbingan dilaksanakan 2 (dua) kali, dengan materi
bimbingan sbb:
1) Bimbingan Pertama
a) Pengelolaan dan Kepemimpinan (PK)
b) Perencanaan dan Kajian Manajemen (PKM)
c) Pengelolaan Kontrak dan Kerjasama (PKK)
d) Program Manajemen Mutu (PMM)
e) Keamanan dan Keselamatan (KK)
2) Bimbingan Kedua
a) Proses Kontrol Lingkungan (PKL)
b) Proses dan Prosedur Pemeriksaan (PPP)
c) Rujukan Laboratorium (RL)
d) Program Mutu Pemeriksaan (PMP)
e) Tata Kelola Klien (TKK)
Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai lokasi) oleh tim Pembimbing yang
difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan dengan melibatkan lembaga
akreditasi independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam
bentuk bimbingan teknis. Tim Pembimbing adalah tim yang ditunjuk oleh
Kementerian Kesehatan berdasarkan rekomendasi dari KALK.
Pemantauan dan evaluasi tindak lanjut rekomendasi hasil bimbingan,
dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan
Teknis Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan sesuai ketentuan.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil
bimbingan paling lambat 2 (dua) minggu pasca bimbingan. Pendamping
Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan
laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian
Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pasca bimbingan akreditasi.
Rincian kegiatan Bimbingan Akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah
sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1 Bimbingan
Pertama
Laboratorium
Kesehatan
yang
diusulkan
- Pembimbingan
Manajemen
dilaksanakan
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopy
- Konsumsi rapat
(disesuaikan
- 43 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
akan
melaksanakan
akreditasi
selama 3(tiga)
hari efektif.
- Untuk daerah
dengan jarak
dari Ibukota
Provinsi ke
Kabupaten/Kota
memerlukan
waktu tempuh
minimal 6
(enam) jam maka
pelaksanaan
bimbingan dapat
ditambah 1(satu
)hari atau lebih
perjalanan (
sesuai situasi
kondisi
setempat)
- Pembimbingan
dilaksanakan
pada
laboratorium
kesehatan
prov/kab/kota
- Pelaksanaan
materi secara
simultan oleh 3
orang
Narasumber
- Narasumber
terdir dari:
tim
Pembimbing
yang difasilitasi
oleh
Kementerian
Kesehatan
dengan
melibatkan
lembaga
akreditasi
independen
yang
ditetapkan oleh
Menteri
Kesehatan
jumlah peserta dan
Narasumber)
Belanja jasa profesi:
Honor Narasumber
(3 orang @ 5 jam x
Rp 900.000,-)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber sesuai
dengan Peraturan
yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
- Pengganti
Transport
Pendamping
Akreditasi Labkes
- Uang saku
Pendamping
Akreditasi Labkes
2. Bimbingan
Kedua
Laboratorium
Kesehatan
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Pembimbingan
Manajemen
dilaksanakan
selama 3(tiga)
hari efektif.
- Untuk daerah
dengan jarak
dari Ibukota
Provinsi ke
Kabupaten/Kota
Belanja bahan:
- ATK dan fotocopy
- Konsumsi rapat
(disesuaikan
jumlah peserta dan
Narasumber)
Belanja jasa profesi:
- 44 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
memerlukan
waktu tempuh
minimal 6
(enam)jam maka
pelaksanaan
bimbingan dapat
ditambah
1(satu)hari atau
lebih perjalanan
( sesuai situasi
kondisi
setempat)
- Pembimbingan
dilaksanakan
pada
laboratorium
kesehatan
prov/kab/kota
- Pelaksanaan
materi secara
simultan oleh 3
orang
Narasumber
- Narasumber
terdir dari:
tim
Pembimbing
yang difasilitasi
oleh
Kementerian
Kesehatan
dengan
melibatkan
lembaga
akreditasi
independen
yang
ditetapkan oleh
Menteri
Kesehatan
Honor Narasumber
(3 orang @ 5 jam x
Rp 900.000,-)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber sesuai
dengan Peraturan
yang berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama perjalanan)
- Pengganti
Transport
Pendamping
Akreditasi Labkes
- Uang saku
Pendamping
Akreditasi Labkes
Tahapan kegiatan bimbingan akreditasi laboratorium kesehatan yang
dibiayai oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi
laboratorium adalah 1 (satu) kali kegiatan bimbingan. Jika laboratorium
kesehatan masih memerlukan bimbingan akreditasi tambahan, maka
dapat dianggarkan melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Survei Akreditasi
a. Survei Simulasi
Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk
skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk
- 45 -
melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi ini
dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga, staf dan
pimpinan Laboratorium Kesehatan, review rekam medis, telusur fasilitas
dan sebagainya. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh
gambaran kesiapan Laboratorium Kesehatan dalam menghadapi
akreditasi. Output dari kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan
waktu survei.
Pemantauan dan evaluasi tindaklanjut rekomendasi hasil survei simulasi,
dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan
Teknis Pendamping Akreditasi Labkes.
Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut
rekomendasi hasil survei simulasi kepada Pendamping Akreditasi
Laboratorium Kesehatan (Provinsi/Kabupaten/Kota) paling lambat 2 (dua)
minggu pasca survei. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan
melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan
kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat
Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu pasca survei simulasi.
Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen yang
berwenang.
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1 Survei
Simulasi
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Waktu
pelaksanaan
disesuaikan
dengan
agenda survei
simulasi
akreditasi dari
lembaga
akreditasi
independen
yang
berwenang
- Dilaksanakan
oleh
pendamping
akreditasi
laboratorium
kesehatan
prov/kab/ko
Belanja bahan:
ATK dan fotocopy
Konsumsi rapat
(disesuaikan
jumlah peserta dan
Narasumber
Belanja jasa profesi:
Honor surveior (3
orang @ 5 jam x Rp
900.000,-)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
sesuai dengan
Peraturan yang
berlaku
- 46 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
ta yang
tersertifikasi
Peningkatan
Kemampuan
Teknis
Pendamping
Akreditasi
Labkes.
- Uang harian
narasumber
(selama
perjalanan)
- Pengganti
Transport
Pendamping
Akreditasi Labkes
- Uang saku
Pendamping
Akreditasi Labkes
b. Survei Akreditasi Laboratorium Kesehatan
Survei akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah penilaian terhadap
Laboratorium Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat akreditasi nasional
yang dilakukan oleh KALK kepada laboratorium kesehatan yang telah
mengajukan permohonan survei akreditasi kepada KALK. Kegiatan ini
dilakukan di laboratorium kesehatan milik pemerintah Provinsi/
Kabupaten/Kota.
Survei akreditasi dilakukan oleh KALK, dengan rincian sebagai berikut:
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
1 Survei
Akreditasi
Laboratorium
Kesehatan
Laboratorium
Kesehatan
yang
diusulkan
akan
melaksanakan
akreditasi
- Waktu
pelaksanaan
disesuaikan
dengan
agenda survei
akreditasi dari
lembaga
akreditasi
independen
yang
berwenang
Belanja bahan:
ATK dan fotocopy
Konsumsi rapat
(disesuaikan
jumlah peserta dan
Narasumber
Belanja jasa profesi:
Honor surveior (3
orang @ 5 jam x Rp
900.000,-)
Belanja
sertifikasi/uji
laboratorium:
- Pendaftaran
akreditasi KALK
(@ Rp 2.000.000,-)
Belanja perjadin
biasa:
- Transport
Narasumber
- Penginapan
Narasumber
sesuai dengan
- 47 -
No Kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Rincian Komponen Belanja
Peraturan yang
berlaku
- Uang harian
narasumber
(selama
perjalanan)
- Pengganti
Transport
Pendamping
Akreditasi Labkes
- Uang saku
Pendamping
Akreditasi Labkes
Tahapan kegiatan survei akreditasi laboratorium kesehatan yang dibiayai
oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi laboratorium
adalah 1 (satu) kali yaitu survei akreditasi laboratorium kesehatan. Jika
sebelum pelaksanaan survei akreditasi laboratorium kesehatan dirasakan
perlu untuk dilakukan survei simulasi, maka dapat dianggarkan melalui
APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
- 48 -
BAB V
PENUTUP
Petunjuk teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Nonfisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 dan dimungkinkan untuk dapat
digunakan sebagai acuan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan pada tahun
selanjutnya. DAK nonfisik bidang kesehatan diarahkan untuk kegiatan yang
dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat di provinsi/kabupaten/kota terutama daerah dengan derajat
kesehatan yang belum optimal, sehingga masyarakat di seluruh wilayah
Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
Menu kegiatan dalam petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan 2018 ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap
kegiatan DAK Nonfisik tidak diperkenankan dilakukan pengalihan anggaran
ataupun kegiatan antar DAK Nonfisik, baik antara BOK, Jampersal serta
Akreditasi Pukesmas, Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi Labkesda.
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatannya agar disinergikan dan tidak
duplikasi pembiayaan dengan kegiatan yang anggarannya bersumber dari
pendanaan lainnya (seperti APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) sehingga lebih
berdaya guna dan berhasil guna.

More Related Content

What's hot

Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalMulyadi Yusuf
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newDR Irene
 
Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1DR Irene
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Rendra GUnawan
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASZakiah dr
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Ulfah Hanum
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...BPJS Kesehatan RI
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017Ulfah Hanum
 
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012Yayatto Kung
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Mi 12. analisa perhitungan
Mi 12. analisa perhitunganMi 12. analisa perhitungan
Mi 12. analisa perhitunganmreyrasa
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsWira Kusuma
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Muh Saleh
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGtaufans32
 

What's hot (19)

Manstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan finalManstrapem bina upaya kesehatan final
Manstrapem bina upaya kesehatan final
 
Juknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas newJuknis yankesdas jamkesmas new
Juknis yankesdas jamkesmas new
 
Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1
 
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_202...
 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
 
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
Pmk no _85_th_2019_ttg_petunjuk_operasional_penggunaan_dak_fisik_bidang_keseh...
 
Bab i ssk, temanggung
Bab i ssk, temanggungBab i ssk, temanggung
Bab i ssk, temanggung
 
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pe...
 
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
 
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017Permenkes no 10 tahun 2017  juknis dak fisik kesehatan 2017
Permenkes no 10 tahun 2017 juknis dak fisik kesehatan 2017
 
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012
Bahan penyajian dirjen bok bandung 27092012
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Mi 12. analisa perhitungan
Mi 12. analisa perhitunganMi 12. analisa perhitungan
Mi 12. analisa perhitungan
 
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rsKepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
Kepmenkes no-129-tahun-2008-standar-pelayanan-minimal-rs
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
Standar pelayanan Minimal Tahun 2018
 
POA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANGPOA 2013 PKM LUMBANG
POA 2013 PKM LUMBANG
 
Bab 1 admen
Bab 1 admenBab 1 admen
Bab 1 admen
 

Similar to Draft juknis dak non fisik 2018 akreditasi puskesmas

Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Ulfah Hanum
 
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docxshotgun blues
 
1-029017-2tahunan-336.pdf
1-029017-2tahunan-336.pdf1-029017-2tahunan-336.pdf
1-029017-2tahunan-336.pdftentangdwi
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahmreyrasa
 
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...DwiAritaAfuaniyah1
 
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...FhitrianyHerzah
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Etti Suryani
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...dhiyan01792
 
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...Muh Saleh
 
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...Muh Saleh
 
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...romi500250
 
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdfCandraWiaya1
 
Renstra rsud 14 juni 2017
Renstra rsud 14 juni 2017Renstra rsud 14 juni 2017
Renstra rsud 14 juni 2017pandirambo900
 
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdf
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdfPermenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdf
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdfSujimanSKM
 
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Muh Saleh
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmashumanisme
 

Similar to Draft juknis dak non fisik 2018 akreditasi puskesmas (20)

Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
Pmk no _86_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dak_nonfisik_bidang_kesehatan_ta_2020
 
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
1.PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN ok.docx
 
1-029017-2tahunan-336.pdf
1-029017-2tahunan-336.pdf1-029017-2tahunan-336.pdf
1-029017-2tahunan-336.pdf
 
Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
 
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
PMK No. 42 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisi...
 
Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019
 
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
PMK No 2 Th 2022 ttg Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan...
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
Pmk no _3_th_2019_ttg_juknis_penggunaan_dana_alokasi_khusus_nonfisik_bidang_k...
 
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas kesehatan Provinsi Su...
 
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat T...
 
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...
3. PMK No. 8 Th 2021 ttg Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus ...
 
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf
3. Hubungan PBE, ASPAK & EMONEV update.pdf
 
Renstra rsud 14 juni 2017
Renstra rsud 14 juni 2017Renstra rsud 14 juni 2017
Renstra rsud 14 juni 2017
 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbk
 
Bagian 4
Bagian 4Bagian 4
Bagian 4
 
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdf
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdfPermenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdf
Permenkes Nomor 15 Tahun 2022 (6).pdf
 
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 201...
 
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmasKmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
Kmk no. 128 th 2004 ttg kebijakan dasar puskesmas
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxnugrohoaditya12334
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasidadan50
 

Recently uploaded (14)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptxMANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
MANAJEMEN ASET DAN PENGADAAN BARANG_KEL 4_PEMANFAATAN BMN.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasiDasar Telekomunikasi Pengenalan dasar  telekomunikasi
Dasar Telekomunikasi Pengenalan dasar telekomunikasi
 

Draft juknis dak non fisik 2018 akreditasi puskesmas

  • 1. - 1 - PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 298 ayat (7) menyebutkan belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan Non Fisik. Tahun 2018 Pemerintah mengalokasikan anggaran DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp................,- (.................) terdiri dari DAK Fisik sebesar Rp...............,-, (................) dan DAK Non Fisik sebesar Rp...............,- (.............). Dengan meningkatnya anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun 2018 untuk kegiatan fisik dan Non Fisik, diharapkan dapat mendukung pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis dengan prioritas nasional. Pengalokasan DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan kesehatan di daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
  • 2. - 2 - Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk; 1) meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera; 2) terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan kebijakan pembiayaan pembangunan kesehatan yang komprehensif antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan kesehatan. Mempertimbangkan tanggungjawab pengelolaan DAK Bidang Kesehatan berada di tangan Bupati/Walikota yang secara teknis dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan atau Direktur Rumah Sakit Daerah, maka Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan kegiatan yang perlu dilakukan agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat tercapai. Untuk itu, prinsip-prinsip tatakelola yang baik (good governance) yakni transparan, efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lainnya harus menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sungguh- sungguh oleh para pelaksana pembangunan kesehatan di daerah. Petunjuk Teknis merupakan pedoman penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 yang berisi penjelasan rinci kegiatan pemanfaatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan yang meliputi 1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK); 2. Jaminan Persalinan (Jampersal); 3. Akreditasi Puskesmas 4. Akreditasi Rumah Sakit 5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mendukung daerah dalam penyediaan dana pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target prioritas nasional bidang kesehatan. 2. Tujuan Khusus a. Mendukung upaya kesehatan bersifat promotif dan preventif;
  • 3. - 3 - b. Mendukung terlaksananya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota yang merupakan kegiatan promotif dan preventif; c. Mendukung terlaksananya akreditasi Puskesmas di daerah; d. Mendukung terlaksananya akreditasi RS di daerah; e. Mendukung terlaksananya akreditasi Labkesda di daerah; f. Mendukung terlaksananya pengelolaan obat dan vaksin di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sesuai standar. C. SASARAN 1. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, beserta UPT- nya; 2. Rumah Sakit Daerah. D. RUANG LINGKUP Ruang lingkup DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun 2018 dipergunakan untuk: 1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 2. Jaminan Persalinan (Jampersal) 3. Akreditasi Puskesmas 4. Akreditasi Rumah Sakit 5. Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) E. KEBIJAKAN OPERASIONAL DAK Bidang Kesehatan adalah dana yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. Untuk bisa mengimplementasikan dengan baik, maka diperlukan kebijakan operasional yang meliputi: 1. Kebijakan Umum a. Pemerintah Daerah berkewajiban mengalokasikan dana untuk kesehatan sebesar minimal 10% dari APBD sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; khususnya kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat. b. DAK Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah, sehingga daerah dituntut lebih kreatif serta inovatif dalam memadukan semua potensi yang ada untuk
  • 4. - 4 - pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan sungguh- sungguh pemenuhan anggaran pembangunan kesehatan melalui operasional Puskesmas. c. Dinas Kesehatan Provinsi sebagai koordinator dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi DAK Bidang Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan RS di Provinsi/Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. d. Kepala Daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah terkait standar biaya pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan. e. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dibiayai oleh DAK Bidang Kesehatan tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan APBN, APBD maupun pembiayaan lainnya. f. Kegiatan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DAK harus mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018. Pemilihan kegiatan sesuai dengan prioritas dan permasalahan di masing-masing daerah yang diselaraskan dengan prioritas kegiatan dalam rangka mencapai prioritas nasional bidang kesehatan. g. Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, sesuai dengan pasal 11 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk melimpahkan wewenang KPA kepada kepala Puskesmas dalam pelaksanaan BOK di lapangan. h. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran anggaran dan kegiatan diantara DAK Non Fisik. i. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Bidang Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah diatur Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri. 2. Kebijakan Khusus a. Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit Akreditasi Puskesmas dan rumah sakit diarahkan untuk pemenuhan target prioritas nasional sesuai target RPJMN 2015-2019.
  • 5. - 5 - b. Akreditasi Labkesda Akreditasi Labkesda diarahkan untuk memenuhi ketentuan akreditasi di dalam Permenkes No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.
  • 6. - 6 - BAB II MANAJEMEN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018 A. PERENCANAAN Kepala Daerah yang menerima DAK Non Fisik Tahun 2018 dan Kepala SKPD yang melaksanakan perlu melakukan sinkronisasi antara rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan pusat dan daerah. 1. DAK Non Fisik Bidang Kesehatan digunakan untuk mencapai target prioritas nasional sesuai RKP 2018 dan RKPD 2018. 2. Rencana penggunaan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2018 yang dituangkan dalam rencana kegiatan yang rinci setiap bulan. 3. Penggunaan DAK Non Fisik sinergis antar sumber daya yang tersedia. B. PENGELOLAAN Pengelolaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan: 1. Akreditasi Puskesmas disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 2. Akreditasi rumah sakit disalurkan melalui rumah sakit. 3. Akreditasi Labkesda disalurkan melalui Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kepemilikannya. C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik mencakup kinerja program dan kinerja keuangan. Lingkup pemantauan dan evaluasi meliputi: a. Kesesuaian antara kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dengan usulan kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). b. Kesesuaian pemanfaatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran – Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dengan petunjuk teknis dan pelaksanaan di lapangan. c. Realisasi waktu pelaksanaan, lokasi, dan sasaran pelaksanaan dengan perencanaan.
  • 7. - 7 - d. Evaluasi pencapaian kegiatan DAK Non Fisik berdasarkan input, proses, output. e. Evaluasi pencapaian target Program Prioritas Nasional Bidang Kesehatan sesuai dengan target unit teknis, RKP 2018 dan Renstra Kemenkes 2015 – 2019. 2. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi a. Pemantauan dan evaluasi DAK Non Fisik dilakukan oleh organisasi pelaksana dan atau tim koordinasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sesuai dengan petunjuk teknis dalam Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK. b. Pemantauan dan evaluasi capaian indikator program dilakukan secara terpadu di setiap jenjang administrasi. Puskesmas/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan kinerja program dengan menggunakan format yang ada sesuai ketentuan yang berlaku. D. PELAPORAN 1. Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi a. Pengiriman laporan secara berjenjang sesuai dengan format dan waktu yang telah ditetapkan (Bagan 1: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Kabupaten/Kota; Bagan 2: Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Provinsi). Pelaksanaan pemantauan realisasi keuangan dan fisik DAK Non Fisik (Akreditasi) menggunakan format laporan sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK. b. Format laporan realisasi penggunaan DAK Non Fisik bidang kesehatan triwulanan Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda menggunakan contoh Formulir terlampir yang di isi melalui aplikasi e-monev Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. c. Review atas laporan yang diterima secara berjenjang. Review perlu dilakukan untuk mencermati laporan yang telah masuk dan melihat
  • 8. - 8 - kembali perkembangan pelaksanaan DAK Non Fisik di lapangan. Review dilakukan oleh forum koordinasi di masing-masing tingkat pemerintahan. Hasil dari review menjadi dasar untuk memberikan umpan balik kepada daerah. 2. Pelaksana Pelaporan a. Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Direktur Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, realisasi keuangan dan realisasi fisik kepada Dinas Kesehatan Provinsi, paling lambat 7 hari setelah triwulan selesai (pelaporan bulan Maret, Juni, September, Desember). b. Dinas Kesehatan Provinsi melakukan kompilasi laporan pelaksanaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di wilayah kerjanya, kemudian hasil kompilasi meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, realisasi keuangan dan realisasi fisik tersebut dilaporkan kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran paling lambat 14 hari setelah triwulan selesai (Maret, Juni, September, Desember) Laporan tersebut ditembuskan ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan up. Kepala Bagian Program dan Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas, Akreditasi Rumah Sakit, dan Akreditasi Labkesda). c. Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan triwulanan dijadikan pertimbangan dalam pengalokasian DAK Non Fisik tahun berikutnya sesuai peraturan perundang-undangan. 3. Jenis Pelaporan Laporan dari kegiatan pemantauan teknis pelaksanaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan terdiri: a. Laporan triwulan yang memuat jenis kegiatan, lokasi kegiatan, realisasi keuangan, realisasi fisik dan permasalahan dalam pelaksanaan DAK Non Fisik, yang disampaikan selambat-lambatnya 7 hari setelah akhir triwulan berakhir. b. Laporan penyerapan DAK Non Fisik disampaikan kepada Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
  • 9. - 9 - Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah yang berlaku. c. Laporan tahunan DAK Non Fisik yang memuat hasil kinerja satu tahun meliputi: realisasi keuangan, realisasi fisik, capaian program, disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri Kesehatan (melalui Sekretaris Jenderal) pada minggu ketiga bulan Januari tahun berikutnya. d. Khusus Akreditasi Puskesmas, rumah sakit dan Labkesda selain menyerahkan laporan diatas sesuai point a,b dan c dalam bentuk hardcopy, serta mengisi aplikasi e-monev Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 4. Kepala Daerah menyampaikan laporan triwulan yang memuat pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran DAK Non Fisik kepada: a. Menteri Kesehatan b. Menteri Dalam Negeri c. Menteri Keuangan 5. Alur Pelaporan a. Pelaksanaan di Puskesmas Kepala Puskesmas menyampaikan laporan rutin bulanan capaian program kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya. b. Pelaksanaan di Kabupaten/Kota 1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi laporan SKPD. Bupati/Walikota menyampaikan kompilasi laporan SKPD kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Teknis (Menteri Kesehatan). 2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota) menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan kompilasi laporan pelaksanaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan di kabupaten/kota kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke Ditjen Pelayanan Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas dan
  • 10. - 10 - Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen Kesehatan Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal). 3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan laporan rutin bulanan capaian program kepada Dinas Kesehatan Provinsi, setiap tanggal 10 bulan berikutnya. c. Pelaksanaan di Provinsi 1) Kepala SKPD menyampaikan laporan triwulan kepada Sekretaris Daerah dan selanjutnya Sekretaris Daerah melakukan kompilasi laporan SKPD. Gubernur menyampaikan kompilasi laporan SKPD kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Teknis (Menteri Kesehatan). 2) Kepala SKPD (Dinas Kesehatan Provinsi dan Rumah Sakit Provinsi) menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan kompilasi laporan pelaksanaan DAK Bidang Kesehatan di provinsi kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran. Laporan tersebut ditembuskan ke Ditjen Pelayanan Kesehatan (untuk DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas dan Akreditasi Rumah Sakit), Ditjen Kesehatan Masyarakat, Ditjen Kefarmasian dan Alkes dan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (untuk DAK Non Fisik BOK) serta Ditjen Kesehatan Masyarakat (untuk DAK Non Fisik Jampersal). 3) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan laporan rutin bulanan capaian program kepada Kementerian Kesehatan, setiap tanggal 15 bulan berikutnya.
  • 11. - 11 - Bagan 1. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Kabupaten/Kota Bagan 2. Alur Pelaporan Triwulan di Tingkat Provinsi SEKDA KAB/KOTA MENTERI KEUANGAN MENTERI KESEHATAN SKPD MENTERI DALAM NEGERI BUPATI/ WALIKOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI Ket : : laporan langsung SEB : laporan langsung
  • 12. - 12 - BAB III DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN A. AKREDITASI PUSKESMAS Menu DAK Non Fisik Akreditasi Tahun Anggaran 2018 terdiri dari: 1. Persiapan akreditasi 2. Survei Akreditasi 3. Persiapan dan Survei Pengusulan survei akreditasi pada menu 2 (dua) dan 3 (tiga) tidak diperbolehkan diajukan pada tahun yang sama dengan usulan rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru, dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kabupaten/Kota untuk kegiatan Akreditasi Puskesmas Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengusulkan kegiatan DAK Nonfisik Akreditasi Puskesmas kepada Dirjen Pelayanan Kesehatan cq. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi dibuktikan dengan surat usulan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. b. Direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi untuk mendapatkan alokasi DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas yang dibuktikan dengan surat rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. c. Pola pembiayaan pendampingan dan survei akreditasi mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. d. Adanya Roadmap pelaksanaan akreditasi Puskesmas tahun 2015 – 2019 yang harus memperhatikan rencana usulan DAK Fisik, terutama pada menu rehabilitasi/renovasi/pembangunan baru. e. Persyaratan Puskesmas yang diusulkan survei tahun 2018 : 1) Puskesmas sudah teregistasi di Pusdatin 2) Puskesmas telah memiliki ijin penyelenggaraan
  • 13. - 13 - 3) Puskesmas memiliki dokter tetap 4) Kepala Puskesmas memenuhi syarat sesuai Permenkes 75/2014 f. Perubahan lokus Puskesmas dari Roadmap yang sudah ditetapkan dapat dilakukan dengan ketentuan: 1) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Kecamatan yang belum memiliki Puskesmas tersertifikasi akreditasi. 2) Kecamatan yang diusulkan sudah memiliki Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi, maka bisa dialihkan ke Puskesmas yang berada di daerah terpencil/sangat terpencil/perbatasan, dibuktikan dengan SK Penetapan Bupati/Walikota walaupun di Kecamatan tersebut sudah memiliki Puskesmas tersertifikasi akreditasi g. Kabupaten/kota yang mengusulkan survei akreditasi Puskesmas diutamakan pada Puskesmas yang telah menyelesaikan pendampingan pada tahun sebelumnya. h. Alokasi Anggaran DAK Non Fisik Akreditasi Puskesmas Tahun Anggaran 2018 dapat digunakan untuk ATK (Alat Tulis Kantor), penggadaan dan pencetakan (Foto Copy) dokumen akreditasi Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Persyaratan Teknis Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota untuk Akreditasi Puskesmas, sebagai berikut: a. Menu Persiapan Akreditasi Puskesmas Terdiri dari : 1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas a) Peserta: (1) Kepala Puskesmas (2) Kepala TU (3) Penanggung Jawab Pokja Administrasi dan Manajemen (4) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM): (5) Penanggung Jawab UKM Esensial (6) Penanggung Jawab UKM Pengembangan
  • 14. - 14 - (7) Penanggung Jawab Pokja Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) ditambah:  Dokter umum/Dokter Gigi  Penanggung Jawab UGD  Penanggung Jawab Rawat Inap  Penanggung Jawab KIA/Poned  Petugas Laboratorium  Petugas Kefarmasian (8) Ketua Tim Mutu b) Peserta bersedia membagikan ilmu yang didapat selama workshop kepada karyawan Puskesmas lainnya. 2) Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas a) Adanya pola perencanaan pendampingan (jadwal dan PoA) akreditasi pada Puskesmas yang diusulkan untuk di akreditasi. b) Adanya telaahan yang memuat penjelasan, pemetaan dan analisa Puskesmas yang akan di akreditasi pada tahun 2019. c) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota selama minimal 2 (dua) tahun. d) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk akreditasi sesuai roadmap ke pemerintah pusat. e) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria yang tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri dokter dan dokter gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes. Diutamakan bagi kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga pendamping bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP. b. Menu Survei Akreditasi Puskesmas 1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan survei pada tahun 2018. 2) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas berdasarkan roadmap akreditasi tahun 2018. c. Menu Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas 1) Adanya surat pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang Puskesmas yang akan diusulkan diakreditasi pada tahun 2018.
  • 15. - 15 - 2) Adanya Plan of Action (PoA)/pola perencanaan pendampingan bagi Puskesmas yang disiapkan untuk diakreditasi pada tahun 2018. 3) Adanya pernyataan dari kepala daerah untuk tidak melakukan mutasi bagi tenaga terlatih pendamping kabupaten/kota selama minimal 3 tahun. 4) Adanya tim pendamping akreditasi Puskesmas sesuai kriteria yang tercantum di Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, dan Tempat Praktik Mandiri dokter dan dokter gigi, dibuktikan dengan SK Kadinkes. Diutamakan bagi kabupaten/kota yang sudah memiliki tenaga pendamping bersertifikat Pendamping Akreditasi FKTP 5) Adanya jadwal bulanan pelaksanaan survei akreditasi Puskesmas berdasarkan roadmap survei akreditasi tahun 2018. 6) Diutamakan pada Puskesmas yang telah diusulkan untuk akreditasi sesuai roadmap tahun 2018 ke pemerintah pusat. URUTAN PRIORITAS MENU DAK NON FISIK AKREDITASI PUSKESMAS TAHUN ANGGARAN 2018 MENU URUTAN PRIORITAS 1. Persiapan akreditasi Puskesmas a) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas 4 b) Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas 3 2. Survei Akreditasi Puskesmas Akreditasi pertama / perdana 2 3. Persiapan dan survei akreditasi Puskesmas pada lokus dan tahun yang sama 1 Untuk Penjabaran/Penjelasan Menu Akreditasi Puskesmas Tahun Anggaran 2018 sebagai berikut : 1. Persiapan Akreditasi Puskesmas Menu ini boleh diambil jika Kab/Kota mampu menyelesaikan target menu nomor 3 (tiga), dan dengan ketentuan lokus Puskesmas harus berbeda dengan lokus menu nomor 3 (tiga). 2. Survei Akreditasi Puskesmas
  • 16. - 16 - Menu ini diperuntukan hanya untuk Survei Perdana Puskesmas di Tahun 2018. 3. Persiapan dan Survei akreditasi Puskesmas pada lokus yang sama Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapan dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada periode tahun yang sama pada tahun 2018, dan lokusnya harus berbeda dengan lokus menu 1 (satu) dan menu 2 (dua). Adapun penjelasan masing-masing menu tersebut diatas sebagai berikut. 1. Persiapan Akreditasi Puskesmas Persiapan akreditasi Puskesmas dipergunakan untuk kegiatan workshop pendukung implementasi akreditasi dan pendampingan akreditasi Puskesmas sampai dengan Puskesmas siap disurvei akreditasi termasuk pendampingan pasca survei akreditasi. Kegiatan yang termasuk dalam menu persiapan Akreditasi Puskesmas sebagai berikut: a. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Kepala Puskesmas dan para staf Puskesmas terhadap Audit Internal dan Tinjauan Manajemen serta Keselamatan Pasien. Kegiatan ini dilaksanakan masing-masing oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bagi Puskesmas dengan narasumber yang kompeten di bidang mutu dan akreditasi FKTP. Narasumber kompeten adalah Pelatih pendamping (TOT) akreditasi FKTP, Surveior akreditasi FKTP, Pendamping akreditasi FKTP yang terlatih akreditasi FKTP dan memiliki sertifikat pelatihan, Kementerian Kesehatan, dan Unsur dari Dinas Kesehatan Provinsi yang memiliki sertifikat terkait akreditasi FKTP yang dikeluarkan oleh institusi yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas terdiri dari: 1) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen 2) Workshop Keselamatan Pasien Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
  • 17. - 17 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Workshop Pelaksanaan Audit Internal dan Tinjauan Manajemen Dinas Kesehatan Kab/Kota - Penyampaian materi dilaksanakan selama 3 hari efektif - Untuk Puskesmas yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 5 hari, 3 hari materi, 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) Belanja bahan: - ATK & penggandaan - Perlengkapan peserta Belanja jasa profesi: - Honor Narasumber (15 jam dengan narasumber minimal 2 orang) Rp. 900.000/Jam - Honor Moderator (1 orang @ KL) Rp. 700.000 /KL Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Belanja perjadin paket meeting dalam kota: - Uang harian - Transport lokal peserta - Paket meeting fullday 2. Workshop Keselamatan Pasien Dinas Kesehatan Kab/Kota - Penyampaian materi dilaksanakan selama 2 hari efektif - Untuk Puskesmas yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi,1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) Belanja bahan: - ATK & Penggandaan - Perlengkapan peserta Belanja jasa profesi: - Honor Narasumber (10 jam dengan narasumber minimal 2 orang) Rp. 900.000/Jam - Honor Moderator (1 orang @ KL) Rp. 700.000 Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Belanja perjadin paket meeting dalam kota:
  • 18. - 18 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja - Uang harian - Transport lokal peserta - Paket meeting fullday b. Pendampingi Akreditasi Puskesmas Pendampingan akreditasi Puskesmas dilaksanakan oleh tim pendamping terlatih akreditasi Puskesmas/FKTP yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan anggota yang berasal dari jajaran fungsional atau struktural Dinas Kesehatan dan/atau pihak ketiga yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pelaksanaan kegiatan pendampingan memerlukan waktu kurang lebih 6 s.d 8 bulan. Bagi kabupaten/kota yang mengusulkan menu pendampingan akreditasi Puskesmas harus mempertimbangkan waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga tidak melewati waktu penggunaan anggaran. Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Workshop Penggalang an Komitmen Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Dilaksanakan 1 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018
  • 19. - 19 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja Kabupaten/Ko ta Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 2. Workshop Pemahaman Standar dan Instrumen Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa: (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 3. Pendamping an Self Assessment dan Penyusuna n PoA Akreditasi di Puskesmas Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah Dilaksanakan 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi:
  • 20. - 20 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 4. Pendamping an Penyusuna n Dokumen Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 3-5 kali @ 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi : Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 5. Pendamping an Dilakukan pada Dilaksanakan 4 kali, @ 2 hari, Belanja bahan:
  • 21. - 21 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja Implementa si Dokumen Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta dalam 3-4 bulan, jumlah peserta menyesuaikan - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 6. Penilaian Pra Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan survei, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 1 kali @ 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: - Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam), @Rp 900.000/jam (Besaran honor perjam sesuai honorarium narasumber eselon III kebawah/yang disetarakan
  • 22. - 22 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja sesuai SBM APBN Tahun 2018) Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 7. Pendamping an Pasca Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang telah tersertifikasi akreditasi oleh Tim Pendamping yang telah terserfikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan minimal 2x per tahun dan maksimal 4x per tahun setiap Puskesmas @ 2 hari Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 2. Survei Akreditasi Puskesmas Survei Akreditasi diperuntukan khusus pada Puskesmas yang sudah siap untuk disurvei akreditasi. Survei akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Proses penilaian
  • 23. - 23 - tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan sebagai penyelenggara akreditasi FKTP. Komponen belanja survei akreditasi Puskesmas mengikuti Standar Biaya Masukan APBN Tahun 2018 yang tercantum dalam juknis ini. Menu Survei Akreditasi Puskesmas pada DAK T.A 2018 hanya diperuntukkan bagi Puskesmas yang mengajukan Survei Perdana di Tahun 2018. Survei akreditasi perdana Puskesmas merupakan kegiatan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan pada Puskesmas yang belum pernah terakreditasi/ baru pertama kali akreditasi. Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas sebagai berikut : No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Survei Akreditasi Perdana Puskesma s Puskesmas yang diusulkan akreditasi untuk pertama kalinya Dilaksanakan 5 hari (termasuk kedatangan dan kepulangan surveior ke lokasi) yang terdiri dari 3 hari survei dan 2 hari kedatangan dan kepulangan. Apabila lokasi di daerah Terpencil/Sangat Terpencil jumlah hari kedatangan dan kepulangan dapat lebih panjang. Keseluruhan hari yang dibutuhkan oleh surveior (kedatangan kepulangan dan survei) ditanggung biayanya oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang terdiri dari : - Biaya transport surveior (dari Belanja Bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: - Honor surveior selama 3 hari survei per orang per hari minimal 4 jam, @Rp 900.000/jam (Besaran honor perjam sesuai honorarium narasumber eselon III kebawah/yang disetarakan sesuai SBM APBN Tahun 2018) Belanja perjadin dalam kota:
  • 24. - 24 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja tempat asal surveior, selama survei dan pulang kembali ke tempat asal) - Biaya penginapan - Uang harian - Honor Transport lokal (untuk tim pendamping) Belanja perjalanan dinas biasa: - Uang harian surveior selama 3 hari survei ditambah dengan hari kedatangan dan hari kepulangan - Transport surveior dianggarkan minimal dengan menggunakan pesawat antar bandara ibukota provinsi real cost (termasuk alokasi untuk pesawat, kapal laut dan kendaraan disesuaikan dengan Standar Biaya Masukan APBN tahun 2018, apabila besaran transport tidak terdapat dalam Standar Biaya Masukan APBN maka dapat disesuaikan dengan Standar Biaya APBD) - Penginapan surveior 3. Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas pada lokus dan tahun yang sama. Menu ini khusus diperuntukan bagi Puskesmas yang kegiatan persiapkan dan surveinya dilaksanakan pada lokus Puskesmas yang sama pada periode tahun yang sama. Adapun kegiatan yang masuk dalam Persiapan dan Survei Akreditasi Puskesmas pada lokus yang sama.
  • 25. - 25 - a. Persiapan Akreditasi Puskesmas Persiapan akreditasi Puskesmas terdiri dari kegiatan Workshop pendukung implementasi akreditasi Puskesmas dan pendampingan akreditasi Puskesmas. 1) Kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas. Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas terdiri dari: a) Workshop Audit Internal dan Tinjauan Manajemen b) Workshop Keselamatan Pasien Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Workshop Pelaksanaan Audit Internal dan Tinjauan Manajemen Dinas Kesehatan Kab/Kota - Penyampaian materi dilaksanakan selama 3 hari efektif - Untuk Puskesmas yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 5 hari, 3 hari materi, 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) Belanja bahan: - ATK & penggandaan - Perlengkapan peserta Belanja jasa profesi: - Honor Narasumber (15 jam dengan narasumber minimal 2 orang) Rp. 900.000/Jam - Honor Moderator (1 orang @ KL) Rp. 700.000 /KL Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Belanja perjadin paket meeting dalam kota: - Uang harian - Transport lokal peserta - Paket meeting fullday 2. Workshop Keselamatan Dinas Kesehatan - Penyampaian materi Belanja bahan: - ATK &
  • 26. - 26 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja Pasien Kab/Kota dilaksanakan selama 2 hari efektif - Untuk Puskesmas yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi,1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) Penggandaan - Perlengkapan peserta Belanja jasa profesi: - Honor Narasumber (10 jam dengan narasumber minimal 2 orang) Rp. 900.000/Jam - Honor Moderator (1 orang @ KL) Rp. 700.000 Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Belanja perjadin paket meeting dalam kota: - Uang harian - Transport lokal peserta - Paket meeting fullday 2) Pendampingan Akreditasi Puskesmas Kegiatan Pendampingan Akreditasi Puskesmas terdiri dari: a) Workshop penggalangan komitmen b) Workshop pemahaman standar dan instrumen akreditasi c) Pendampingan self assessment dan penyusunan PoA akreditasi Puskesmas d) Pendampingan penyusunan dokumen e) Pendampingan implementasi dokumen f) Penilaian pra akreditasi Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan Workshop Pendukung Implementasi Akreditasi Puskesmas sebagai berikut:
  • 27. - 27 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Workshop Penggalan gan Komitmen Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 1 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 2. Workshop Pemahama n Standar dan Instrumen Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa: (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk:
  • 28. - 28 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 3. Pendampi ngan Self Assessmen t dan Penyusuna n PoA Akreditasi di Puskesma s Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 4. Pendampi ngan Penyusuna n Dokumen Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Dilaksanakan 3-5 kali @ 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi : Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018
  • 29. - 29 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja Kabupaten/Ko ta Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 5. Pendampi ngan Implement asi Dokumen Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan akreditasi, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta Dilaksanakan 4 kali, @ 2 hari, dalam 3-4 bulan, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam dengan besaran honor sesuai dengan aturan APBD kab/kota tahun 2018 Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) 6. Penilaian Pra Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan survei, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi yang Dilaksanakan 1 kali @ 2 hari, jumlah peserta menyesuaikan Belanja bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi rapat (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi: - Honor tim pendamping (1 tim terdiri dari 3 orang @ 4 jam, @Rp 900.000/jam)
  • 30. - 30 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko ta (Besaran honor perjam sesuai honorarium narasumber eselon III kebawah/yang disetarakan sesuai SBM APBN Tahun 2018) Belanja perjadin biasa (disesuaikan dengan SBM APBN Tahun 2018) untuk: - Transport tim pendamping - Penginapan pendamping (tentative) b. Survei Akreditasi Perdana Puskesmas Setelah selesai dilaksanakan kegiatan persiapan akreditasi Puskesmas, kemudian dilanjutkan dengan survei akreditasi perdana Puskesmas. Kegiatan ini merupakan penilaian untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar akreditasi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Proses penilaian tersebut dilakukan oleh tim surveior yang ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP yang diberi kewenangan oleh Kementerian Kesehatan sebagai penyelenggara akreditasi FKTP. Pola pembiayaan kegiatan mengikuti standar biaya yang tercantum pada juknis ini. Rincian kegiatan survei akreditasi perdana Puskesmas sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Survei Akreditasi Perdana Puskesmas Puskesmas yang diusulkan akreditasi untuk pertama kalinya Dilaksanakan 5 hari (termasuk kedatangan dan kepulangan surveior ke lokasi) yang terdiri dari 3 hari survei dan 2 hari Belanja Bahan: - ATK dan penggandaan - Konsumsi (Disesuaikan dengan SBM APBN tahun 2018) Belanja jasa profesi:
  • 31. - 31 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja kedatangan dan kepulangan. Apabila lokasi di daerah Terpencil/Sangat Terpencil jumlah hari kedatangan dan kepulangan dapat lebih panjang. Keseluruhan hari yang dibutuhkan oleh surveior (kedatangan kepulangan dan survei) ditanggung biayanya oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang terdiri dari : - Biaya transport surveior (dari tempat asal surveior, selama survei dan pulang kembali ke tempat asal) - Biaya penginapan - Uang harian - Honor - Honor surveior selama 3 hari survei per orang per hari minimal 4 jam, @Rp 900.000/jam (Besaran honor perjam sesuai honorarium narasumber eselon III kebawah/yang disetarakan sesuai SBM APBN Tahun 2018) Belanja perjadin dalam kota: Transport lokal (untuk tim pendamping) Belanja perjalanan dinas biasa: - Uang harian surveior selama 3 hari survei ditambah dengan hari kedatangan dan hari kepulangan - Transport surveior dianggarkan minimal dengan menggunakan pesawat antar bandara ibukota provinsi real cost (termasuk alokasi untuk pesawat, kapal laut dan kendaraan disesuaikan dengan Standar Biaya Masukan APBN tahun 2018, apabila besaran transport tidak terdapat dalam Standar Biaya Masukan APBN maka dapat disesuaikan dengan Standar Biaya APBD)
  • 32. - 32 - No Kegiatan Lokasi dan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja -Penginapan surveior B. AKREDITASI RUMAH SAKIT Penerima DAK Non Fisik Akreditasi Rumah Sakit tahun anggaran 2018, harus memenuhi kriteria: a. Rumah sakit milik pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. b. Rumah sakit memiliki izin operasional dan teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI. c. Rumah sakit dikepalai oleh seorang tenaga medis sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. d. Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan dari pemilik rumah sakit dan pimpinan rumah sakit. e. Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala 3 bulan sekali melalui Dinas Kesehatan Provinsi. f. Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan. g. Pelaksanaan kegiatan agar membuat laporan secara terinci yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan c.q. Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Pelaksanaan kegiatan akreditasi rumah sakit yang didanai melalui DAK Non Fisik tahun 2018 dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 1. Persiapan Akreditasi a. Workshop 1) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat serta ditularkan di rumah sakit. Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi terkait PPI, Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. 2) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
  • 33. - 33 - Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf terkait: a. pengelolaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien; b. pemilihan, pengumpulan, analisis dan validasi data indikator mutu; c. Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien ; d. Pencapaian dan mempertahan kan perbaikan; dan e. Manajemen resiko. Kegiatan ini dapat melibatkan organisasi profesi, Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah lulus Akreditasi JCI atau Paripurna dengan kordinasi Kementrian Kesehatan. 3) Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pimpinan rumah sakit dan para staf memehami kebutuhan dan prioritas perbaikan system berkelenjutan dalam hal mutu, keamanan, manfaat serta khasiat obat dan alat kesehatan. Kegiatan ini dapat melibatkan Organisasi Profesi, Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, SDM rumah sakit yang telah lulus Akreditasi JCI/Paripurna dengan koordinasi Kementerian Kesehatan. Adapun rincian kegiatan Workshop sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah sakit yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Materi dilaksanakan selama 2 hari - Untuk rumah sakit daerah yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi, 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) - Peserta dari RSUD yang akan melaksanakan akreditasi Belanja bahan: - ATK dan fotocopi - Konsumsi rapat Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (4 orang @ 5 jam X Rp.900.000) Belanja perjadin biasa: - Transport narasumber - Penginapan narasumber
  • 34. - 34 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 2 Workshop Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Materi dilaksanakan selama 2 hari - Untuk rumah sakit daerah yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi, 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan). - Peserta dari rumah sakit yang akan melaksanakan akreditasi Belanja bahan: - ATK dan fotocopi - Konsumsi rapat Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (4 orang @ 5 jam X Rp.900.000 ) Belanja perjadin biasa: - Transport narasumber - Penginapan narasumber 3 Workshop Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Rumah Sakit yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Materi dilaksanakan selama 2 hari - Untuk rumah sakit daerah yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi, 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan). - Peserta dari rumah sakit yang akan melaksanakan akreditasi Belanja bahan: - ATK dan fotocopi - Konsumsi rapat Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (4 orang @ 5 jam X Rp.900.000) Belanja perjadin biasa: - Transport narasumber - Penginapan narasumber b. Bimbingan Kegiatan ini bertujuan untuk membantu rumah sakit dalam persiapan akreditasi rumah sakit baik dari sisi pemahaman tentang Akreditasi, penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi standar. Dalam bimbingan ini, rumah sakit akan dibantu sampai ke detail teknis implementasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1. Materi bimbingan akreditasi rumah sakit berupa:
  • 35. - 35 - a. Pendahuluan berupa transformasi budaya menuju Akreditasi; b. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1; c. Penyusunan regulasi rumah; dan d. Metode telusur Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Indpenden Penyelenggara Akreditasi. Adapun rincian kegiatan bimbingan sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Bimbingan Akreditasi Rumah Sakit yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Bimbingan dilaksanakan 2 hari - Untuk RS daerah yang sulit transportasi dapat menggunakan anggaran perjadin selama 4 hari (2 hari materi & 1 hari kedatangan dan 1 hari kepulangan) - Peserta dari rumah sakit yang akan melaksanakan akreditasi - Pelaksanaan materi secara simultan oleh 4 orang Narasumber Belanja bahan: - ATK & fotocopi - Konsumsi rapat (disesuaikan jumlah peserta dan NS) Belanja jasa profesi: - Honor Narasumber (4 orang @ 6 jam x Rp 900.000,-) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber 2. Survei Akreditasi Survei Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan penilaian di tempat untuk mengukur seberapa jauh rumah sakit mematuhi standar yang ditetapkan. Survei Akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi. Survei Akreditasi dapat dilakukan dalam bentuk Survei Simulasi dan Survei Akreditasi. 1) Survei Simulasi Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi ini dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga,
  • 36. - 36 - staf dan pimpinan rumah sakit, review rekam medis, telusur fasilitas dsb. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh gambaran kesiapan rumah sakit dalam menghadapi akreditasi. Output dari kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan waktu survei. Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen yang berwenang. 2) Survei Akreditasi Survei akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap rumah sakit untuk mendapatkan sertifikat akreditasi yang dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi kepada rumah sakit yang telah mengajukan permohonan survei Akreditasi. Survei akreditasi dilakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi, dengan rincian sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1. Survei Simulasi Akreditasi Rumah Sakit yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi Disesuaikan dengan agenda survey simulasi akreditasi dari lembaga indpenden penyelenggara akreditasi Belanja bahan: - ATK & fotocopi - Konsumsi rapat Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Honor Narasumber: - Disesuaikan dengan tarif paket yang telah dipublikasikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi 2. Survei Akreditasi Rumah Sakit Rumah Sakit yang siap melaksanakan akreditasi Disesuaikan dengan agenda survey akreditasi rumah sakit dari lembaga akreditasi independen yang berwenang Belanja bahan: - ATK & fotocopi - Konsumsi rapat (disesuaikan jumlah peserta dan NS) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber Honor Narasumber:
  • 37. - 37 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja - Disesuaikan dengan tarif paket yang telah dipublikasikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi C. AKREDITASI LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH (LABKESDA) Persyaratan yang harus dipenuhi oleh Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kegiatan Akreditasi Labkesda Tahun Angggaran 2018 sebagai berikut : 1. Persyaratan Umum 1) Labkesda milik pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota. 2) Labkesda memiliki izin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. 3) Labkesda dikepalai oleh seorang tenaga kesehatan. 2. Persyaratan Khusus 1) Membuat pernyataan komitmen melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan dari: a. Pimpinan Labkesda dan Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota bagi Labkesda yang merupakan UPT mandiri dari Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota. b. Dinas kesehatan Prov/Kab/Kota bagi Labkesda yang keberadaannya merupakan bagian dalam struktur organisasi Dinas kesehatan Prov/Kab/Kota. 2) Membuat laporan progres persiapan akreditasi secara berkala setiap triwulan kepada Kementerian Kesehatan c.q Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan secara berjenjang melalui: a. Dinas Kesehatan Propinsi jika merupakan UPT dari Dinkes Propinsi b. Dinas kesehatan Kab/Kota dan diteruskan ke Dinas kesehatan Propinsi 3) Melampirkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk melaksanakan akreditasi pada tahun berjalan. Proses penyiapan Akreditasi laboratorium kesehatan terdiri atas beberapa tahapan yaitu : 1. Persiapan Akreditasi Kegiatan persiapan akreditasi meliputi:
  • 38. - 38 - a. Workshop b. Bimbingan 2. Survei Akreditasi Kegiatan survei akreditasi meliputi : a. Survei simulasi b. Survei akreditasi Untuk penjabaran/penjelasan menu akreditasi laboratorium kesehatan tahun anggaran 2018 sebagai berikut: 1. Persiapan Akreditasi Labkesda a. Workshop 1) Workshop Pendukung Implementasi akreditasi Laboratorium Kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pimpinan laboratorium kesehatan dan para staf terhadap pelaksanaan akreditasi laboratorium kesehatan, termasuk penggalangan komitmen dan penyusunan tim akreditasi. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber dari: Kementerian Kesehatan, Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK), Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota. Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium kesehatan paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca workshop pendukung implementasi akreditasi laboratorium kesehatan. 2) Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petugas laboratorium tentang standar manajemen laboratorium kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-
  • 39. - 39 - masing laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber dari KALK, Kementerian Kesehatan dan Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan. 3) Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petugas laboratorium tentang standar teknik laboratorium kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali oleh oleh masing-masing laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi laboratorium kesehatan dengan melibatkan narasumber: KALK, Kementerian Kesehatan, dan Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil Workshop Standar Teknis Akreditasi Laboratorium Kesehatan paling lambat 1(satu) minggu pasca workshop. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu pasca Workshop Standar Manajemen Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Adapun rincian kegiatan workshop sebagai berikut: No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Workshop Persiapan Akreditasi Laboratorium kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Penyampaian Materi dilaksanakan selama 3 hari efektif Belanja bahan: - ATK dan fotocopy - Penunjang workshop - Konsumsi rapat
  • 40. - 40 - No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja - Workshop ditujukan untuk laboratorium kesehatan prov/kab/kota - Peserta berasal dari laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi - Narasumber berasal dari: Kementerian Kesehatan, Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK), Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/K ota Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (3 orang @ 5 jam), Rp 900.000 /jam - Honor narasumber 2 orang prop/kab/kota ( sesuai lokasi labkes) @ 2 jam, Rp 900.000 /jam - Honor moderator 2 orang @ 1 kali Rp 700.000,- Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) 2 Workshop Standar Manajemen Akreditasi Labkes Laboratorium kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Penyampaian Materi dilaksanakan selama 3 hari efektif - Workshop ditujukan untuk laboratorium kesehatan prov/kab/kota - Peserta berasal dari laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi - Narasumber terdiri dari: KALK, Kementerian Kesehatan dan Pendamping Akreditasi Belanja bahan: - ATK dan fotocopy - Penunjang workshop - Konsumsi rapat Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (3 orang @ 5 jam), Rp 900.000 /jam - Honor narasumber 2 orang prop/kab/kota ( sesuai lokasi labkes) @ 2 jam, Rp 900.000 /jam - Honor moderator 2 orang @ 1 kali Rp 700.000,- Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai
  • 41. - 41 - No Kegiatan Pelaksana Kegiatan Rincian Komponen Belanja Laboratorium Kesehatan dengan Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) 3 Workshop Standar Teknis Akreditasi Labkes Laboratorium kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Penyampaian Materi dilaksanakan selama 3 hari efektif - Workshop ditujukan untuk laboratorium kesehatan prov/kab/kota - Peserta berasal dari laboratorium kesehatan daerah yang akan melaksanakan akreditasi - Narasumber: KALK, Kementerian Kesehatan, dan Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan Belanja bahan: - ATK dan fotocopy - Penunjang workshop - Konsumsi rapat Belanja jasa profesi: - Honor narasumber (3 orang @ 5 jam), Rp 900.000 /jam - Honor narasumber 2 orang prop/kab/kota ( sesuai lokasi labkes) @ 2 jam, Rp 900.000 /jam - Honor moderator 2 orang @ 1 kali Rp 700.000,- Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) Tahapan Kegiatan Workshop akreditasi Labkesda yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018, akreditasi Labkesda adalah 1(satu) kali kegiatan Workshop. Jika Labkesda masih memerlukan peningkatan kemampuan manajeman dan teknis tambahan makan dapat dianggarkan melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota. b. Bimbingan Akreditasi Kegiatan bimbingan teknis bertujuan untuk membantu Laboratorium Kesehatan dalam persiapan akreditasi Laboratorium Kesehatan baik dari sisi penyiapan dokumen regulasi, dokumen bukti dan implementasi standar. Dalam bimbingan ini, Laboratorium Kesehatan akan dibantu sampai ke detail teknis implementasi standar akreditasi laboratorium
  • 42. - 42 - kesehatan. Bimbingan dilaksanakan 2 (dua) kali, dengan materi bimbingan sbb: 1) Bimbingan Pertama a) Pengelolaan dan Kepemimpinan (PK) b) Perencanaan dan Kajian Manajemen (PKM) c) Pengelolaan Kontrak dan Kerjasama (PKK) d) Program Manajemen Mutu (PMM) e) Keamanan dan Keselamatan (KK) 2) Bimbingan Kedua a) Proses Kontrol Lingkungan (PKL) b) Proses dan Prosedur Pemeriksaan (PPP) c) Rujukan Laboratorium (RL) d) Program Mutu Pemeriksaan (PMP) e) Tata Kelola Klien (TKK) Bimbingan dalam kegiatan ini dilaksanakan di laboratorium kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai lokasi) oleh tim Pembimbing yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan dengan melibatkan lembaga akreditasi independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dalam bentuk bimbingan teknis. Tim Pembimbing adalah tim yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan rekomendasi dari KALK. Pemantauan dan evaluasi tindak lanjut rekomendasi hasil bimbingan, dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan Teknis Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan sesuai ketentuan. Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut hasil bimbingan paling lambat 2 (dua) minggu pasca bimbingan. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pasca bimbingan akreditasi. Rincian kegiatan Bimbingan Akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Bimbingan Pertama Laboratorium Kesehatan yang diusulkan - Pembimbingan Manajemen dilaksanakan Belanja bahan: - ATK dan fotocopy - Konsumsi rapat (disesuaikan
  • 43. - 43 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja akan melaksanakan akreditasi selama 3(tiga) hari efektif. - Untuk daerah dengan jarak dari Ibukota Provinsi ke Kabupaten/Kota memerlukan waktu tempuh minimal 6 (enam) jam maka pelaksanaan bimbingan dapat ditambah 1(satu )hari atau lebih perjalanan ( sesuai situasi kondisi setempat) - Pembimbingan dilaksanakan pada laboratorium kesehatan prov/kab/kota - Pelaksanaan materi secara simultan oleh 3 orang Narasumber - Narasumber terdir dari: tim Pembimbing yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan dengan melibatkan lembaga akreditasi independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan jumlah peserta dan Narasumber) Belanja jasa profesi: Honor Narasumber (3 orang @ 5 jam x Rp 900.000,-) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) - Pengganti Transport Pendamping Akreditasi Labkes - Uang saku Pendamping Akreditasi Labkes 2. Bimbingan Kedua Laboratorium Kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Pembimbingan Manajemen dilaksanakan selama 3(tiga) hari efektif. - Untuk daerah dengan jarak dari Ibukota Provinsi ke Kabupaten/Kota Belanja bahan: - ATK dan fotocopy - Konsumsi rapat (disesuaikan jumlah peserta dan Narasumber) Belanja jasa profesi:
  • 44. - 44 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja memerlukan waktu tempuh minimal 6 (enam)jam maka pelaksanaan bimbingan dapat ditambah 1(satu)hari atau lebih perjalanan ( sesuai situasi kondisi setempat) - Pembimbingan dilaksanakan pada laboratorium kesehatan prov/kab/kota - Pelaksanaan materi secara simultan oleh 3 orang Narasumber - Narasumber terdir dari: tim Pembimbing yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan dengan melibatkan lembaga akreditasi independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Honor Narasumber (3 orang @ 5 jam x Rp 900.000,-) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) - Pengganti Transport Pendamping Akreditasi Labkes - Uang saku Pendamping Akreditasi Labkes Tahapan kegiatan bimbingan akreditasi laboratorium kesehatan yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi laboratorium adalah 1 (satu) kali kegiatan bimbingan. Jika laboratorium kesehatan masih memerlukan bimbingan akreditasi tambahan, maka dapat dianggarkan melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota. 2. Survei Akreditasi a. Survei Simulasi Survei simulasi akreditasi merupakan pendampingan dalam bentuk skenario seperti survei dilaksanakan. Tujuan survei simulasi untuk
  • 45. - 45 - melihat sejauh mana persiapan akreditasi sudah dilakukan. Evaluasi ini dilakukan melalui review dokumen, wawancara pasien, keluarga, staf dan pimpinan Laboratorium Kesehatan, review rekam medis, telusur fasilitas dan sebagainya. Dari kegiatan survei simulasi ini dapat diperoleh gambaran kesiapan Laboratorium Kesehatan dalam menghadapi akreditasi. Output dari kegiatan ini berupa rekomendasi perbaikan dan waktu survei. Pemantauan dan evaluasi tindaklanjut rekomendasi hasil survei simulasi, dilakukan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan Teknis Pendamping Akreditasi Labkes. Laboratorium Kesehatan melaporkan kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan mengenai perkembangan tindak lanjut rekomendasi hasil survei simulasi kepada Pendamping Akreditasi Laboratorium Kesehatan (Provinsi/Kabupaten/Kota) paling lambat 2 (dua) minggu pasca survei. Pendamping Akreditasi laboratorium kesehatan melakukan verifikasi terhadap laporan laboratorium kesehatan dan kemudian melaporkan kepada Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu pasca survei simulasi. Survei simulasi dilaksanakan oleh lembaga akreditasi independen yang berwenang. No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Survei Simulasi Akreditasi Laboratorium Kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan agenda survei simulasi akreditasi dari lembaga akreditasi independen yang berwenang - Dilaksanakan oleh pendamping akreditasi laboratorium kesehatan prov/kab/ko Belanja bahan: ATK dan fotocopy Konsumsi rapat (disesuaikan jumlah peserta dan Narasumber Belanja jasa profesi: Honor surveior (3 orang @ 5 jam x Rp 900.000,-) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan Peraturan yang berlaku
  • 46. - 46 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja ta yang tersertifikasi Peningkatan Kemampuan Teknis Pendamping Akreditasi Labkes. - Uang harian narasumber (selama perjalanan) - Pengganti Transport Pendamping Akreditasi Labkes - Uang saku Pendamping Akreditasi Labkes b. Survei Akreditasi Laboratorium Kesehatan Survei akreditasi Laboratorium Kesehatan adalah penilaian terhadap Laboratorium Kesehatan untuk mendapatkan sertifikat akreditasi nasional yang dilakukan oleh KALK kepada laboratorium kesehatan yang telah mengajukan permohonan survei akreditasi kepada KALK. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium kesehatan milik pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota. Survei akreditasi dilakukan oleh KALK, dengan rincian sebagai berikut: No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja 1 Survei Akreditasi Laboratorium Kesehatan Laboratorium Kesehatan yang diusulkan akan melaksanakan akreditasi - Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan agenda survei akreditasi dari lembaga akreditasi independen yang berwenang Belanja bahan: ATK dan fotocopy Konsumsi rapat (disesuaikan jumlah peserta dan Narasumber Belanja jasa profesi: Honor surveior (3 orang @ 5 jam x Rp 900.000,-) Belanja sertifikasi/uji laboratorium: - Pendaftaran akreditasi KALK (@ Rp 2.000.000,-) Belanja perjadin biasa: - Transport Narasumber - Penginapan Narasumber sesuai dengan
  • 47. - 47 - No Kegiatan Lokasi Kegiatan Rincian Komponen Belanja Peraturan yang berlaku - Uang harian narasumber (selama perjalanan) - Pengganti Transport Pendamping Akreditasi Labkes - Uang saku Pendamping Akreditasi Labkes Tahapan kegiatan survei akreditasi laboratorium kesehatan yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2018 Akreditasi laboratorium adalah 1 (satu) kali yaitu survei akreditasi laboratorium kesehatan. Jika sebelum pelaksanaan survei akreditasi laboratorium kesehatan dirasakan perlu untuk dilakukan survei simulasi, maka dapat dianggarkan melalui APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
  • 48. - 48 - BAB V PENUTUP Petunjuk teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 dan dimungkinkan untuk dapat digunakan sebagai acuan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan pada tahun selanjutnya. DAK nonfisik bidang kesehatan diarahkan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di provinsi/kabupaten/kota terutama daerah dengan derajat kesehatan yang belum optimal, sehingga masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu. Menu kegiatan dalam petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan 2018 ini merupakan pilihan kegiatan bagi tiap jenisnya. Tiap kegiatan DAK Nonfisik tidak diperkenankan dilakukan pengalihan anggaran ataupun kegiatan antar DAK Nonfisik, baik antara BOK, Jampersal serta Akreditasi Pukesmas, Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi Labkesda. Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatannya agar disinergikan dan tidak duplikasi pembiayaan dengan kegiatan yang anggarannya bersumber dari pendanaan lainnya (seperti APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna.