ABSTRAK
Dalam kajian ini, membahas tentang kasus misscomunication diddalam lingkup terdekat, yaitu keluarga. Keluarga merupakan kelompok terdekat manusia yang memiliki hubungan intima tau daraj. Kakak beradik yang berkonflik mengenai suatu pembelian buku yang salah oleh adik dan kakak merasa kesal. Tujuan penelitian untuk membuktikan bahwa sedekat apapun komunikator dan komunikan, akan tetap terjadi suatu hambatan. Juga untuk menganalisis kasus dengan pandangan antropologi dari awal munculnya konflik dan dasar yang menjadi konflik. Konflik muncul karena adanya misscommunications didalam suatu proses berkomunikasi. Misscommunications merupakan proses komunikasi yang berjalan kurang atau tidak baik yang dapat menyebabkan informasi yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. konflik sebagai suatu proses sosial dimana suatu pihak punya kepentingan yang berbeda dan punya dampak negatif terhadap pihak – pihak yang tidak cocok, sehingga akan memicu adanya perlawanan. Metode yang digunakan metode kualitatif, yaitu wawancara adalah dengan memberi pertanyaan kepada narasumber yang akan dijawab narasumber dengan semestinya. Teknik observasi partisipan ialah peneliti ikut berpartisipasi dalam kasus tersebut. Didalam kasus ini komunikator mempunyai hubungan kedekatan intim dengan komunikan komunikasi bisa saja terjadi hambatan yang menghambat komunikasi untuk berjalan lancar. Konflik terselesaikan karena adanya mediasi oleh pihak ketiga yang memberi saran kepada individu yang berkonflik.
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISKOMUNIKASI ANTARA KAKAK DAN ADIK
1. ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISKOMUNIKASI ANTARA KAKAK DAN
ADIK
Regita Wyartiningtyaz, Novalia Agung Wardjinto Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta
Email: Regitatyaz97@gmail.com
ABSTRAK
Dalam kajian ini, membahas tentang kasus misscomunication diddalam lingkup terdekat, yaitu
keluarga. Keluarga merupakan kelompok terdekat manusia yang memiliki hubungan intima tau
daraj. Kakak beradik yang berkonflik mengenai suatu pembelian buku yang salah oleh adik dan
kakak merasa kesal. Tujuan penelitian untuk membuktikan bahwa sedekat apapun komunikator
dan komunikan, akan tetap terjadi suatu hambatan. Juga untuk menganalisis kasus dengan
pandangan antropologi dari awal munculnya konflik dan dasar yang menjadi konflik. Konflik
muncul karena adanya misscommunications didalam suatu proses berkomunikasi.
Misscommunications merupakan proses komunikasi yang berjalan kurang atau tidak baik yang
dapat menyebabkan informasi yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
konflik sebagai suatu proses sosial dimana suatu pihak punya kepentingan yang berbeda dan
punya dampak negatif terhadap pihak – pihak yang tidak cocok, sehingga akan memicu adanya
perlawanan. Metode yang digunakan metode kualitatif, yaitu wawancara adalah dengan memberi
pertanyaan kepada narasumber yang akan dijawab narasumber dengan semestinya. Teknik
observasi partisipan ialah peneliti ikut berpartisipasi dalam kasus tersebut. Didalam kasus ini
komunikator mempunyai hubungan kedekatan intim dengan komunikan komunikasi bisa saja
terjadi hambatan yang menghambat komunikasi untuk berjalan lancar. Konflik terselesaikan
karena adanya mediasi oleh pihak ketiga yang memberi saran kepada individu yang berkonflik.
Kata kunci : Konflik, Keluarga, Misscommunications
PENDAHULUAN
2. Manusia merupakan mahluk sosial. Manusia dikatakan mahluk sosial dikarenakan
manusia memerlukan bantuan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan
yang dijalani manusia dengan manusia lain disebut kehidupan sosial. Dalam berhubungan
manusia memiliki suatu alat penghubung yaitu komunikasi. Komunikasi bisa terjadi hambatan
atau suatu yang sulit dipahami membuat komunikasi terganggu. Disini, ilmu antropologi
menganalisis bagaimana hubungan sosial antara kakak dan adik terganggu akibat munculnya
hambatan.
Contoh persoalan antropologi disekitar penulis itu terjadi pada Ara. Pada kasus ini,
terdapat 2 atau dua orang pelaku sebagai pelaku berkonflik. Kala itu konflik terjadi dikarenakan
misskomunikasi yang pelakunya adalah Melati dan Ara. Suatu malam, Ara menitipkan adiknya
untuk membeli buku tulis. Dikarenakan adik ingin pergi ke swalayan yang terletak didepan
rumahnya itu. Maka adik pergi ke swalayan, dan pulang membawa dua kantong plastik putih
yang berisi barang - barang bawaan yang dibeli adik. Sesampai adik dirumah, Ara sang kakak
dengan bersemangat mengecek atau membuka plastik bawaan yang dibawa oleh Melati. Tapi
dirinya agak terkejut karena tidak ada buku tulis didalamnya. Ara menanyakan dimana buku
tulis yang dimintanya. Dan Melati menunjuk buku kecil ukuran 21 x 16 cm. Ara merasa kesal,
punia memarahi Melati karena Melati salah membelikan barang yang dititipkan oleh Ara
kepadaMelati. Pun Melati merasa sedih dan bersalah karena melupakannya.
Melati menjelaskan tadi dirinya mencatat keperluan yang harus dibeli pada ponsel
miliknya, tetapi kebaikan tidak muncul pada Melati hari ini. Ia terburu – buru karena ia ingin
buang air kecil, jadi ia tidak sempat bertanya kepada kakaknya buku apa yang diperlukan
kakaknya itu.
Ara menjelaskan lebih lanjut bahwa ia harus membawa buku tulis itu esok hari guna
untuk keperluan dalam mengerjakan tugasnya esok disekolah. Ibu yang melihat kejadian itu
menasihati Ara untuk tidak memarahi Melati, karena itu tidak menyelesaikan masalah. Pun Ara
juga salah, mengapa tidak bilang dari awal saja bagaimana yang seharusnya dibeli oleh
adiknya. Maka ibu memberi saran untuk menitipkan pada ayah yang belum pulang kerja malam
itu. Ara mengiyakan saran dari ibu dan mengharapkan ayah tidak ikut lupa seperti yang
dilakukan oleh Melati. Walaupun memang Ara sebenarnya merasa bersalah karena memarahi
Melati, ia seharusnya memberi tahu Melati terlebih dahulu.
Pada kasus ini, miss communicaton terjadi karena suatu kepentingan mendesak yang
datang tiba – tiba, membuat kepentingan lain menjadi tersingkirkan. Manusia yang
merupakan mahluk sosial memiliki suatu kepentingan – kepentingan yang hampir selalu akan
3. membutuhkan bantuan manusia lainnya sebagai suatu bentuk atau suatu cara untuk bertahan
hidup. Dan tiap – tiap tolak ukur manusia dalam mengerjakan sesuatu mempunyai tolak ukur
kepentingan yang berbeda – beda.
Alasan penulis mengangkat kasus ini sebagai kasus misscomunicstion tugas
antropologi ini adalah saya ingin memperlihatkan bagaimana perbedaan kepentingan dapat
menimbulkan konflik baru. Menurut antropologi komunikasi, komunikasi yang tidak efektif
tersebut dapat menimbulkan konflik yang disebabkan karena adanya misscommunications.
Jika secara detail. Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari atau mengkaji tentang
hubungan manusia. Sedangkan komunikasi sendiri memiliki arti suatu proses individu dalam
menstimuluskan pesan kepada individu lain. Tidak tersampaikannya makna pesan yang jelas
membuat komunikasi tidak berjalan dengan semestinya.
Manusia merupakan mahluk hidup yang selalu membutuhkan mahluk hidup lain untuk
bertahan hidup. Maka dari itu manusia disebut sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai mahluk
sosial tidak luput dari suatu konflik karena manusia selalu beraktivitas bersama sebagai cara
untuk bertahan hidup. Namun, tiap – tiap individu mempunyai pemikiran yang berbeda satu
sama lain. Tak ada satu pun individu atau manusia didalam dunia ini memiliki pemikiran yang
sama persis. Perbedaan tersebut menyebabkan konflik baru muncul.
Dalam kasus yang diagkat penulis, definisi konflik yang dikemukakan oleh Robbins
terhubung didalam kasus ini. Ia mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial dimana
suatu pihak punya kepentingan yang berbeda dan punya dampak negatif terhadap pihak – pihak
yang tidak cocok, sehingga akan memicu adanya perlawanan. Suatu proses sosial ini yang
dinamakan komunikasi. Definisi komunikasi itu sendiri merupakan proses menstimuluskan
informasi oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk memberikan pemaknaan
suatu informasi bagi komunikator kepada komunikan. Pemaknaan tersebut memiliki perbedaan
antar komunikan dan komunikator sebab tiap – tiap individu memiliki pemirikan yang berbeda.
Maka komunikasi berperan sebagai penghubung penyamaan makna antara komunikator
dengan komunikan. Proses komunikasi tentu sering terjadi kegagalan. Kegagalan tersebut
berupa ketidaksesuaian makna yang ingin disampaikan oleh komunikator dengan komunikan.
Kegagalan komunikasi ini disebut
4. dengan miskomunikasi atau misscommunications. Katalisnet mendefinisikan
misskomunikasi sebagai proses komunikasi yang berjalan kurang atau tidak baik yang dapat
menyebabkan informasi yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
(Definisi dan Pengertian Komunikasi Lengkap, 2020). Maka suatu proses komunikasi
dikatakan benar adalah jika pesan atau informasi yang disampaikan memiliki kesamaan
makna antara komunikator dan komunikan.
Dalam hal ini konflik, komunikasi dan ilmu antropologi memiliki terkaitan, yaitu
Komunikasi itu sendiri akan terjadi bila adanya suatu interaksi. Interaksi tersebut disebut
dengan interaksi komunikasi. Interaksi komunikasi antara pelaku komunikasi. Suatu
interaksi akan mengalami konflik jika adanya suatu kegagalan dalam berkomunikasi.
Presepsi yang dimiliki individu berbeda, maka komunikasi berperan sebagai suatu alat
persamaan presepsi antara komunikator dengan komunikan. Jika proses tersebut gagal atau
terjadi misskomunikasi maka akan menimbulkan konflik yang dapat menciptakan
perlawanan. Dalam hal ini, ilmu antropologi mengkaji bagaimana suatu hubungan
komunkator dan komunikan dapat terjadi konflik. Konflik diatas terjadi sebab adanya
perbedaan presepsi antara Ara dan Melati mengenai buku. Komunikasi tidak berhasil karena
pemaknaan yang berbeda antara Ara dan Melati. Makna yang dimaksud dan ditangkap
seharusnya sama agar terciptanya interaksi komunikasi yang sesuai. Ketidaksesuaian
interaksi komunikasi diatas menimbulkan konflik terjadi karena kegagalan Ara dalam
menyampaikan pesan yang ada didalam pikirannya kepada Melati. Kegagalan tersebut
menimbulkan konflik antara Ara dan Melati. Ilmu antropologi sebagai kajian hubungan
manusia, sebagai pengkajian komunikasi yang berkonflik antara Ara dan Melati.
Pada ilmu antropologi, hubungan manusia (komunikan dan komunikator) pada
masing – masing individu di dalam kasus diatas juga disebabkan suatu perbedaan latar
belakang, yang juga termaksud kedalam perbedaan kepentingan antar individu. Individu Ara
memiliki kepentingan untuk memiliki buku yang lebih besar dari buku yang dibelikan
Melati.Individu Melati, yang memiliki kepentingan untuk membeli barang – barang belanja
yang ia tulis pada ponselnya, tiba – tiba kepentingan mendesak muncul membuat keputusan
baru yang merugikan individu Ara.
Selain itu, kejelasan dalam pemaknaan komunikasi pun juga diperlukan dalam kasus
ini. Individu Ara sebagai komunikator seharusnya memberi instruksi lebih jelas lagi agar
Melati tidak salah dalam membeli buku tulis. Individu Melati pun juga seharusnya dapat
5. menahan kepentingan mendesak tersebut sebentar, dan meminta kejelasan makna apa yang
individu Ara komunikasikan kepada individu Melati.
Pun budaya disini juga memiliki andil besar dalam kasus miss communcstions ini.
Individu Ara yang biasa menggunakan buku yang lebih besar dari ukuran yang dibeli
individu Melati. Individu Melati menggunakan buku tulis ukuran tersebut sebagai alat
miliknya untuk belajar. Kenapa bisa budaya memiliki andil besar dalam konflik ini?
Pengertian budaya itu sendiri sebagai suatu yang diciptakan manusia untuk digunakan oleh
manusia lain. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu kebiasaan yang
diciptakan. Disini individu Ara biasa menggunakan buku besar, sedangkan individu Melati
biasa menggunakan buku lebih kecil daripada individu Ara. Maka sebagai solusi tercepat
untuk Melati lakukan adalah membeli buku yang ia biasa gunakan. Masalah semakin
memanas dikarenakan teguran yang tidak sepantasnya dilakukan oleh Ara. Etika Ara yang
dinilai kurang baik. Dengan naik pitam atau memarahi Melati, tidak akan membuahi hasil
baik. Melati akan merasa takut pada Ara. Dikutip dari wikipedia, etika itu sendiri memiliki
pengertian suatu konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial
berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. (Wikipedia).
Penilaian kebenaran dalam kasus ini adalah dilihat dari peluapan emosi dengan naiknya nada
bicara yang dilakukan Ara, yang seharusnya tidak dilakukan.
Tujuan dari analisis ini ialah untuk membuktikan bahwa sedekat apapun komunikator
dan komunikan, akan tetap terjadi suatu hambatan. Untuk menganalisis kasus dengan
pandangan antropologi dari awal munculnya konflik dan dasar yang menjadi konflik.
METODEOLOGI
6. A. Data narasumber
• Narasumber 1
Nama : Ara
Usia : 20 tahun
Kelamin : Perempuan
• Narasumber 2
Nama : Melati
Usia : 13 tahun
Kelamin : Perempuan
• Narasumber 3
Nama : Ibu
Usia : 36 tahun
Kelamin : Perempuan
B. Teknik Pengumpulam Data
Metode penelitian secara umum sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
bertahap dimulai dari penentuan topik, pengumpulan data dan menganalisis data, sehingga
nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu
(Mulyana, 2018). Peneliti menggunakan metode yang memfokuskan pengamatan yang
dalam, yaitu pendekatan kualitatif. Peneliti atau penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif guna mendeskripsikan kejadian yang terjadi dan digambarkan sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan sumber data dengan
wawancara, observasi, dan daftar kepustakaan. Wawancara kepada objek A dan objek B
dalam mengobservasi konflik tentang misscommunications antara kakak dan adik. Daftar
kepustakaan merupakan pengumpulan data dari berbagai sumber kebukuan. Dapat berupa
artikel, jurnal, buku, dan lain-lain. Dalam penulisan makalah ini, peneliti menggunakan
artikel, e-book, dan jurnal sebagai sumber kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang
dipakai sebagai berikut.
7. 1. Wawancara
Teknik yang akan diguunakan yang pertama dalam pengkajian kasus berkonflik ini
adalah wawancara. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut yang diambil dari
penelitianIlmiah.com. (Penelitianilmiah.com, 2022)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif. Teknik ini
dapat dilakukan pengkaji atau penulis guna mendapatkan informasi – informasi penting yang
berkaitan dengan kasus yang diangkat. Proses pengumpulan data dengan cara wawancara
adalah dengan memberi pertanyaan kepada narasumber yang akan dijawab narasumber
dengan semestinya. Wawancara merupakan teknik pengumupulan data, yang dimana penulis
diharuskan berkomunikasi secara langsung bersama narasumber.
Wawancara memiliki 3 atau tiga jenis macam. Salah satunya adalah wawancara tidak
terstruktur. Menurut Sugiyono (2017) yang dikutip pada penelitianilmiah.com, Wawancara
tidak terstruktur adalah bagian penyebutan daripada adanya wawancara bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. (Penelitianilmiah.com, 2022). Penulis memilih jenis
wawancara ini dikarenakan penulis dapat bertanya atau membuat pertanyaan secara fleksibel
dikarenakan narasumber dapat merasa nyaman, dan tidak merasa terintimidasi. Dalam kasus
ini, wawancara akan dilakukan oleh Ara dan Melati, selaku individu – individu yang
berkonflik. Pandangan dari tiap – tiap sudut akan diberikan narasumber sebagai penjelas dari
keseluruhan kasus ini.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah observasi. Berikut penjelasan lebih
lanjut mengenai teknik observasi yang diambil dari DQLab (Kurniasari, 2021).
Dalam mengumpulkan informasi diperlukan cara agar informasi tersebut memenuhi
suatu penelitan, diperlukan teknik pengumpulan informasi atau teknik pengumpulan data
untuk mengumpulkan informasi. Teknik pengumpulan data secara kualitatif yang digunakan
dalam suatu penelitian juga termasuk dengan observasi itu sendiri. Teknik observasi ini
dilakukan untuk mengamati suatu lokasi penelitian dengan cermat guna mengetahui kondisi
yang terjadi. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk menambah informasi yang digunakan
sebagai data penelitian.
8. Observasi menurut Sanafiah Faisal, terdapat 3 atau tiga macam. Salah satunya
adalah observasi partisipatif. Observasi partisipatif ini bertujuan untuk mendapatkan data
yang lengkap. Metode observasi partisipatif dilakukan secara mendalam oleh pelaku yang
diteliti. Ada beberapa macam kategori partisipan seorang oeneliti, yaitu peneliti berperan
sebagai pengamat saja, peneliti ikut serta dengan narasumber, dan pengamat penuh yang
dilakukan terpisah sehingga subjek tidak merasa diamati. Peneliti memilih teknik observasi
partisipan dikarenakan peneliti sangat memahami bagaimana salah satu narasumber secara
mendalam dikarenakan subjek yang diteliti merupakan ndividu terdekat. Peneliti juga
memilih kategori ikut serta dengan narasumber. Karena peneliti dapat menggali informasi
atau data secara mendalam.
ANALISIS PEMBAHASAN
Manusia merupakan mahluk sosial. Maksud dari manusia merupakan mahluk sosial
adalah manusia didalam dirinya mempunyai dorongan untuk berinteraksi guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam berinteraksi, manusia menggunakan komunikasi sebagai alat
untuk menghubungan antara individu. Individu tersebut akan saling terhubung dengan
komunikasi dan akan memiliki hubungan antar individu.
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam berinteraksi. Jika interaksi tidak
dilakukan dengan baik, maka mungkin menimbulkan kesalahpahaman atau ketidaksesuaian
isi pesan dengan komunikator dengan komunikan. Antropologi merupakan kajian yang
meneliti atau mempelajari hubungan antar manusia. Dimana antropologi memberikan atau
menjelaskan dasar atau apa yang terjadi pada suatu kasus. Keterkaitan komunikasi dengan
antropologi tersebut membuat alasan kasus tersebut dikaji pun terjelaskan menggunakan
dasar antropologi, yaitu konflik.
Dalam suatu interaksi, tak luput dari adanya ketidak seimbangan dalam suatu
hubungan mahluk sosial yang berinteraksi dalam pemaknaan berkomunikasi. Keadaan ini
dapat disebut sebagai konflik. Robbins mendefinisikan konflik sebagai suatu proses sosial
dimana suatu pihak punya kepentingan yang berbeda dan punya dampak negatif terhadap
pihak – pihak yang tidak cocok, sehingga akan memicu adanya perlawanan. Perbedaan
kepentingan yang diungkapkan Robbins menjelaskan bagaimana komunikasi yang tidak
efektif dapat berdampak adanya konflik.
Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan penelitian suatu konflik yang terjadi
9. oleh kakak dan adik ini. Peneliti mengangkat konflik antara adik dan kakak ini, yang dimana
terjadi konflik karena adanya perbedaan kepentingan dan presepsi. Penelitian ini dianalisis
menggunakan teori – teori komunikasi yang ada dan menganalisis penyelesaian dengan teori
resolusi konflik sebagai jalan keluar atau solusi agar konflik teratasi dengan baik.
1. Model Komunikasi Barnlund
Model komunikasi ini menggambarkan komunikasi transaksional yang
menjadi dasar dari komunikasi interpersonal. Komunikasi transaksional ialah
proses komunikasi yang terjadi secara stimultan. Penulis menggunakan model
komunikasi Barnlund sebagai penggambaran proses komunikasi didalam
kasus ini, dikarenakan komunikasi yang terjadi dilakukan secara stimultan
(saling bergantian antara komunikator dan komunikan). Salah satu ciri yang
digambarkan pada kasus ini yang berkaitan dengan model komunikasi
Barnlund adalah terjadi secara kebetulan. Komunikasi pada kasus ini terjadi
secara kebetulan dikarenakan individu Melati ingin pergi ke swalayan,
individu Ara melakukan komunikasi kepada individu Melati dengan subjek
menyuruh membeli buku. Individu Melati meng-iyakan dan menaruhnya
didalam aplikasi catatan di ponselnya. Suatu bentuk rangsangan atau stimulus
ditangkap oleh individu dan diterjemahkan oleh komunikan menjadi makna
yang ada didalam pikirannya. Model komunikasi oleh Barnlund memiliki
komponen yang tepat akan kasus ini. Karena merupakan komunikasi antar
pribadi yang memuat hambatan sebagai komponennya.
2. Teori tabularasa
Teori tabula rasa dikemukakan oleh John Locke pada tahun 1690. Ia
mengemukakan manusia saat lahir tidak memiliki pengetahuan apa – apa,
manusia mendapat ilmu, pengalaman, dan sebagainya dari lingkungannya. Apa
yang didapatkan manusia yang dirinya jadikan suatu acuan atau patokan sebagai
alat untuk bertahan hidup. Jadi pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan
untuk menyerap apa yang ada dilingkungannya dan selanjutnya akan bertahan
menjadi memori yang akan dilakukan sebagai alat untuk membekali kehidupan.
Dilihat dari teori tabula rasa ini, antara individu Melati dan individu Ara
memiliki perbedaan presepsi tentang maksud dari buku. Individu Melati memiliki
10. presepsi bahwa buku yang dimaksud adalah buku ukuran kecil yang biasa ia
pakai, namun yang dimaksud oleh Melati ialah buku lebih besar dari yang
individu Ara beli. Dalam hal ini teori tabula rasa terpampang karena suatu
perbedaan budaya yang ada pada individu Ara dan individu Melati membuat
presepsi berbeda. Memori atau kebiasaan dijadikan sebagai patokan untuk
memilih buku tersebut. Maka dari itu buku yang ada dalam presepsi Melati dan
Ara berbeda.
3. Teori resolusi konflik
Ralf Dahrendorf menyebut ada tiga bentuk resolusi konflik. Konsiliasi,
mediasi, dan arbitrasi. Penggunaan resolusi konflik pada kasus diatas ialah
mediasi. Mediasi sendiri merupakan pengendalian konflik dengan cara
menggunakan pihak ketiga sebagai mediator yang memberi saran atau nasihat,
namun tidak sebagai pemberi keputusan.
Proses memahami kehidupan manusia merupakan salah satu tujuan ilmu antropologi.
Dalam kehidupan manusia yang selalu berhubungan dengan manusia lain, ilmu antropologi
berperan sebagai suatu kajian untuk memahami prilaku, hubungan antar sesama, dan hal lain
yang berhubungan dengan segala hubungan sosial manusia. Salah satunya adalah konflik
antara manusia yang disebabkan oleh misscommunications. Misscommunications
merupakan proses komunikasi yang berjalan kurang atau tidak lancar dan dapat berakibat
informasi atau pesan yang disampaikan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Teori – teori komunikasi yang menggambarkan bagaimana konflik dapat terjadi dan
terselesaikan menjelaskan sebagaimana makna dari teori – teori diatas. Model komunikasi
yang dilakukan adalah model komunikasi Berlund, yang mengungkapkan bahwa komunikasi
terjadi secara stimultan. Adanya aksi pemberian informasi dari komunikator (individu Ara)
kepada komunikan (individu Melati) secara stimultan. Bentuk stimulus ini diterjemahkan
komunikan menjadi informasi yang sesuai dengan keyakinan atau apa yang dipercayai
komunikan. Maka model komunikasi ini memiliki komponen noise, yang dapat dikatakan
pemberian informasi mengalami hambatan (misscommunications). Hambatan yang terjadi
pada kasus diatas ialah penggambaran informasi kepada komunikan yang kurang jelas, hal
itu menciptakan hambatan. J Makna buku yang diberikan dalam proses komunikasi yang
terjadi antara individu Ara dan Melati sehingga komunikasi tidak berjalan lancar atau efektif.
Karena itu dalam suatu komunikasi terdapat suatu inisiatif bagi diri sendiri yang disebut teori
11. interferensi.
John Locke mengemukakan bahwa manusia merupakan mahluk yang seperti kanvas,
dirinya akan mewarnai kanvas tersebut dengan apa yang dia lihat, apa yang pernah dia alami,
bagaimana budaya yang terjadi. Budaya merupakan suatu kebiasaan. Karna hambatan
mendesak mengambil alih pikiran individu Melati, maka individu Melati melakukan apa
yang dirinya biasa lakukan, yaitu membeli buku yang dirinya biasa pakai. Namun nyatanya,
hal itu salah memunculkan konflik antara kakak dan beradik tersebut.
Suasana tegang yang dibuat oleh individu Ara membuat individu ibu sebagai pihak
ketiga masuk kedalam kasus ini. Dalam teori resolusi konflik milik Ralf Dahendrolf, terdapat
tiga bentuk resolusi konflik. Yang menggambarkan kasus ini adalah adanya mediasi sebagai
pengendali konflik. Mediasi merupakan pihak ketiga sebagai mediator yang memberi saran
atau nasihat, namun tidak sebagai pemberi keputusan. Individu ibu sebagai pihak ketiga
menasihati individu Ara untuk tidak memarahi individu Melati karena dirasa tidak
mennyelesaikan masalah. Individu ibu memberikan pelajaran etika atau nasihat kepada
individu Ara dikarenakan ibu memiliki penilaian bahwa etika yang dilakukan individu Ara
tidak baik. Individu Ibu memberi saran kepada individu Ara untuk menitipkan pada individu
ayah yang kebetulan belum pulang dari kantornya. Maka mediasi yang dilakukan oleh pihak
ketiga tersebut terjadi dengan lancar, pengendalian konflik dengan metode mediasi berhasil.
Misscommunication yang terjadi antara individu Ara dan individu Melati sudah
terdapat penyelesaian yang ada. Latar belakang budaya masing – masing individu memiliki
suatu andil yang menyebabkan hal itu menjadi konflik dalam berkomunikasi. Komunikasi
itu sendiri merupakan alat yang menghubungkan manusia lain dengan manusia lainnya
dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan sosialnya. Maka tidak efektif jika komunikasi
yang terjadi tidak memiliki persamaan makna yang sesuai dari komunikator dan komunikan.
KESIMPULAN
Dari analisis kasus pengendalian konflik diatas, dapat disimpulkan bahwa walaupun
komunikator mempunyai hubungan kedekatan intim dengan komunikan komunikasi bisa
saja terjadi hambatan yang menghambat komunikasi untuk berjalan lancar. Teori Barnlund
mengungkapkan komunikasi terjadi secara stimultan. Dalam teori tabula rasa menguak
bagaimana konflik tersebut terjadi karena ketidaksesuaian latar belakang pada presepsi
12. masing – masing individu. Konflik terselesaikan karena adanya mediasi oleh pihak ketiga
yang memberi saran kepada individu yang berkonflik. Dalam ilmu antropologi, keterkaitan
antara koflik dan komunikasi terlihat dalam kasus ini. Jika disingkat, konflik tidak akan
terjadi, jika komunikasi terjadi hambatan. Terhambat atau ketidaksesuaian proses
komunikasi dapat menimbulkan konflik, maka ilmu antropologi sebagai ilmu sosial yang
mengkaji hubungan manusia dengan manusia lain, mengkaji atau menganalis bagaimana
konflik dapat terjadi dalam kehidupan sosial individu.
DAFTAR PUSTAKA
Barzam. (2017, November 11). Model Komunikasi Barnlund – Konsep -
PakarKomunikasi.com. https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-barnlund-
konsep
Bimo. (2017, September 9). 6 Model Komunikasi Antar Pribadi - PakarKomunikasi.com.
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-antar-pribadi
D, S. (2023). Pengertian Konflik Menurut Para Ahli - Deepublish Store.
13. https://deepublishstore.com/blog/materi/pengertian-konflik-menurut-para-ahli/
Definisi dan Pengertian Komunikasi Lengkap » Katalisnet. (2020).
https://katalisnet.com/definisi-dan-pengertian-komunikasi-lengkap/
Etika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (n.d.). Retrieved 26 March 2023, from
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
H. V. Lado. (2021, March 10). Macam-macam Resolusi Konflik Menurut Para Ahli dan
Bentuknya. https://tirto.id/macam-macam-resolusi-konflik-menurut-para-ahli-dan-
bentuknya-gbn1
I, M. (2016). 57379-ID-pergeseran-perspektif-human-mind-john-lo. Pergeseran Perspektif
‘Human Mind’ John Locke Dalam Paradigma Pendidikan Matematika, 46.
https://www.neliti.com/id/publications/57379/pergeseran-perspektif-human-mind-john-
locke-dalam-paradigma-pendidikan-matematik
Kurniasari, D. (2021, March 10). Teknik Pengolahan Data Kualitatif Mengenal 3 Tipe
Observasi. https://dqlab.id/teknik-pengolahan-data-kualitatif-mengenal-3-tipe-observasi
Mulyana, D. (2018). METODELOGI PENELITIAN KUALITATIF. PT. REMAJA
ROSDAKARYA.
Penelitianilmiah.com. (2022, December 31). Pengertian Wawancara Tidak Terstruktur,
Kelebihan, Kelemahan, dan Contohnya. https://penelitianilmiah.com/wawancara-tidak-
terstruktur/
SOPIAH, & Suyanto, S. (2008). PELAKU ORGANISASIONAL.
Website, A. (2022, April 1). Ilmu Antropologi: Pengertian dan Perbedaan dengan Sosiologi.
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/antropologi-adalah/