Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengembangan bahan ajar dan jenis-jenis bahan ajar. Secara ringkas, dokumen menjelaskan beberapa teknik pengembangan bahan ajar seperti teknik indoktrinasi, moral reasoning, meramalkan konsekuensi, klarifikasi, dan internalisasi. Dokumen juga mendefinisikan bahan ajar sebagai sarana pembelajaran tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan guru, dan menjelask
2. 2
Daftar Isi
A. Kompetensi Dasar .....................................................................................................................3
B. Indikator...................................................................................................................................3
C. Uraian Materi............................................................................................................................3
1. Pendahuluan..........................................................................................................................3
2. TEKNIK................................................................................................................................3
3. Bahan Ajar ............................................................................................................................6
4. Latihan ..................................................................................................................................8
D. Kesimpulan .............................................................................................................................10
E. Daftar Referensi......................................................................................................................10
3. 3
A. Kompetensi Dasar
1. Memiliki konsep/pengetahuan definisi tentang teknik dan bahan ajar
2. Memiliki konsep dalam pengembangan bahan ajar
3. Memiliki konsep dalam pemanfaatan media dalam pengembangan bahan ajar
4. Memiliki keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran
B. Indikator
1. Mampu menguasai konsep/pengetahuan definisi tentang teknik dan bahan ajar
2. Mampu menguasai konsep dalam pengembangan bahan ajar
3. Mampu menguasai konsep dalam pemanfaatan media dalam pengembangan bahan ajar
4. Mampu menguasi keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran
C. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari satu perubahan dan
perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan tersebut
menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan
perkembangan itu. Hal itu diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia
Indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta
mampu bersaing secara terbuka di era global. Untuk itu, pembenahan dan
penyempurnaan kinerja pendidikan menjadi hal yang pokok. Pendidikan di Indonesia
diarahkan untuk membentuk peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia guna
mencapai bangsa Indonesia yang bermartabat.
Guru diharapkan mampu untuk merancang ataupun menyusun bahan ajar yang
berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui
sebuah bahan ajar. Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitas. Pengembangan bahan pembelajaran atau bahan ajar disusun untuk
menjadi salah satu referensi yang akan mendukung perkembangan peserta didik agar
ada keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Alat bantu belajar termasuk
salah satu unsur dinamis dalam belajar. Kedudukan alat bantu memiliki peranan yang
penting karena dapat membantu proses belajar siswa.
2. TEKNIK
Teknik-teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai sebagaimana diuraikan
Muhaimin ( 2004 : 176-179 ) sebagai berikut
1. Teknik Indoktrinasi
Prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
1 ) tahap brainwashing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak
tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk dikacaukan, sehingga mereka
menjadi tidak mempunyai pendirian lagi. Beberapa metode dapat digunakan untuk
mengacaukan pikiran siswa, misalnya dengan Tanya jawab, wawancara mendalam
4. 4
dengan teknik dialektik, dan sebagainya. Pada saat pikirannya sudah kosong dan
kesadaran rasionalnya tidak lagi mampu mengontrol dirinya, serta pendiriannya sudah
hilang maka dilanjutkan dengan tahap kedua;
2) tahap menanamkan fanatisme, yakni pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide
baru yang dianggap benar sehingga nilai-nilai yang ditanamkannya masuk kepada anak
tanpa melalui pertimbangan rasional yang mapan. Dalam menanamkan fanatisme ini
lebih banyak digunakan pendekatan 1emosional daripada pendekatan rasional. Apabila
siswa telah mau menerima nilai-nilai itu secara emosional, barulah ditanamkan doktrin
yang sesungguhnya.
3 ) tahap penanaman doktrin, pada tahap ini pendidik dapat menggunakan pendekatan
emosional; keteladanan. Pada saat penanaman doktrin itu hanya dikenal adanya satu
nilai kebenaran yang disajikan, dan tidak ada alterntaif lain., semua siswa harus
menerima kebenran itu tanpa harus memepertanyakan halkikat kebenaran itu.
2. Teknik Moral Reasoning
Langkah-langkah teknik ini dillakikan dengan jalan :
1 ) penyajian dilemma moral, pada tahap ini siswa dihadapkan dengan problematika
nilai yang bersifat sederhana sampai kepada yang komppleks,cara penyajiannya dapat
melalui observasi, membaca Koran/majalah, mendengarkan sandiwara, melihat film
dan sebagainya;
2) pembagian kelompok diskusi setelah disajikan problematic dilema moral tersebut2;
3) hasil diskusi kelompok selanjutnya dibawa dalam diskusi kelas dengan tujuan
untuk mengadakan klarifikasi nilai, membuat alternatife dan konsekuensinya;
4) setelah siswa mendiskusikan secara intensif dan melakukan seleksi nilai yang
terpilih sesuai dengan alternative yang diajukan, selanjutnnya siswa menggorganisasi
nilai-nilai terpilih tersebut dalam dirinya. Hal ini bisa diketahui lewat pendapat siswa,
misalnya melalui karangan-karangannya yang disusun setelah diskusi, atau tindakan
follow up darikegiatan diskusi itu.
3. Teknik meramalkan konsekuensi
Teknik ini sebenarnya merupakan penerapan dari pendekatan rasional dalam
mengajarkan nilai. Dalam arti mengandalkan kemampuan berpikir ke depan bagi siswa
untuk membuat proyeksi tentang hal-hal yang akan terjadi dari penerapan suatu nilai
tertentu. Adaun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) siswa diberikan suatu kasus melalui cerita, membaca majalah, melihat film, atau
melihat kejadian konkret di lapangan;
2) siswa diberi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ia
lihat, ketahui dan ia rasakan.pertanyaan itu adakalanya bersifat memperdalam wawasan
5. 5
tentang nilai yang dilihat,alas an dan kemungkinan yang akan terjadi dari nilai-nilai
tersebut, atau menghubungkan kejadian itu dengan kejadian-kejadian lain yang ada
kaitannya dengan kasus tersebut;
3) upaya membandingkan nilai-nilai yang terdapat dalam kasus itu dengan nilai-nilai
yang bersifat kontradiktif;
4) kemampuan meramalkan konsekuensi yang akan terjadi dari pemilihan dan
penerapan suatu tata nilai tertentu.
4. Teknik Klarifikasi
Teknik ini merupakan salah satu cara untuk membantu anak dalam menentukan nilai-
nilai yang akan dipilihnya. Dalam teknik ini dapat ditempuh lewat tiga tahap, yaitu :
1) tahap pemberian contoh : pada tahap ini guru memperkenalkan kepada siswa nilai-
nilai yang baik dan memberikan contoh penerapannya. Hal ini bisa ditempuh dengan
jalan observasi, melibatkan siswa dalam kegiatan nyata, pemberian contoh secara
langsung dari guru ke siswa dan sebagainya;
2) tahap menegnal kelebihan dan dan kekurangan nilai yang telah diketahui oleh siswa
lewat contoh-contoh tersebut di atas. Hal ini bisa juga ditempuh melalui diskusi atau
Tanya jawab, guna melihat kelebihan dan kekurangan nilai tersebut. Dari kegiatan ini
akhirnya siswa dapat memilih nilai-nilai yang ia setujui dan yang dianggap paling baik
dan benar;
3) tahap mengorganisasikan tata nilai pada diri siswa.
Setelah pemilihan nilai ditentukan maka siswa dapat mengorganisasikan sistem nilai
tersebut dalam dirinya dan menjadikan nilai itu sebagai diri pribadinya.
5. Teknik Internalisasi
Kalau teknik-teknik diatas hanya terbatas pada pemilihan nilai dengan disertai
wawasan yang cukup luas dan mendalam maka dalam teknik internalisasi ini
sasarannya sampai kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian
siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau me-watakm. Tahap-tahap dari teknik
internalisasi ini adalah.
1) Tahap Transformasi nilai : pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilai-
nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan
komunikasi verbal;
2) Tahap Transaksi nilai, yakni suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan
komunikasi dua arah, atau interaksi antara siswa dan guru bersifat interaksi timbal
balik. Kalau3 pada tahap transformasi, komunikasi masih dalam bentuk satu arah,
yakni guru yang aktif. Tetapi dalam transaksi ini guru dan siswa sama-sama memiliki
sifat yang aktif. Tekanan dari komunikasi ini masih menampilkan sosok fisiknya
6. 6
daripada sosok mentalnya. Dalam tahap ini guru tidak hanya menyajikan informasi
tentang nilai yang baik dan buruk, tetapi juga terlibat untuk melakasanakn dan
memberikan respons yang sama, yakni menerima dan mengamalakan nilai itu;
3) Tahap Transinternalisasi : tahap ini jauh lebih dalam dari sekadar transaksi.dalam
tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap
mentalnya ( kepribadiannya ). Demikian juga siswa merespons kepada guru bukan
hanya gerakan/penampilan fisiknya, melainkan sikap mental dan kepribadiannya. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam transinternalisasi ini adalah komunikasi dua
kepribadian yang masing-masing terlibat secara aktif.
Proses-proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang sedrhana sampai yang
kompleks, yaitu mulai dari :
1) Menyimak ( receiving ), yakni kegiatan siswa untuk bersedia menerima adanya
stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya;
2) menanggapi ( responding ), yakni kesediaan siswa untuk merespons nilai-nilai yang
ia terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasaan untuk merespons nilai tersebut
3) memeberi nilai ( valuing ), yakni sebgaai kelanjutan dan aktivitas merespons nilai
menjadi siswa mampu memberikan makna baruterhadap nilai-nilai yang muncul
dengan kriteria nilai-nilai yang diyakini kebenarannya
4) mengorganisasi nilai ( 0rganization of value ), yakni aktivitas siswa untuk mengatur
keberlanjutan berlakunya sistem nilai yang ia yakini sebgai kebenaran dalam laku
kepribadiannya sendiri sehingga ia memiliki satu sistem nilai yang berbeda dengan
yang lain
5) karakteristik nilai yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini,
dan yang telah diorganisir dalam pribadinya sehingga nilai tersebut sudah menjadi
watak kepribadiannya, yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupannya. Nilai yang
sudah mempribadi inilah yang dalam islam disebut dengan kepercayaan/keimanan
yang istiqomah, yang sulit tergoyahkan oleh situasi apapun.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang tertulis seperti buku, majalah, koran,
LCD proyektor, maupun bahan yang tidak tertulis seperti kaset, radio, film dan lain
sebagainya yang digunakan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Menurut Tim Siosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis.4 Sedangkan menurut Ahmad Sudrajat, bahan ajar adalah seperangkat
materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga
tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar atau
materi pelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, prinsip, konsep, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus
7. 7
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.5
Menurut Tim Sosialisasi KTSP Bahan ajar terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu
Bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed) seperti buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, wallchart, foto/gambar, dan non cetak
seperti model/market Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam dan compact disk audio
Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti film dan VCD (video compact
disk)
Bahan ajar multimedia interaktif (interactive learning material) seperti CAI (
Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials) Jadi
bahan ajar itu bisa berupa apa saja yang digunakan guru dalam kegiatan transfer
informasi kepada siswa. Bahan ajar bisa berupa,
Media yang mengandalkan indera penglihatan (visual) seperti buku, modul,
koran, LKS, brosur, foto dan lain sebagainya.
Media yang mengandalkan indera pendengaran (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, CD audio.
Media yang menggabungkan antara audio dan visual (audio-visual) seperti film
dan VCD. Dan,
Bahan ajar multimedia interaktif seperti CD multimedia pembelajaran interaktif
dan internet.
Pemilihan materi pelajaran harus disesuaikan dengan ukuran-ukuran
(kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang
bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan
dalam sistem instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar
mengajar diantaranya yaitu:
a. Kriteria tujuan instruksional (SK/KD)
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya sejalan dengan tujuan-tujuan
instruksional yang telah dirumuskan.
b. Materi pelajaran
Ada keterkaitan antara tujuan yang ingin dicapai dengan materi
pelajaran.
c. Relevan dengan kebutuhan siswa
Setiap materi pelajaran yang disajikan hendaknya sesuai dengan usaha
untuk mengembangkan pribadi siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu materi pelajaran yang disajikan hendaknya memuat
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
d. Sesuai dengan kondisi masyarakat
8. 8
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu siswa dalam
memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan siswa
menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri dan berguna di masyarakat.
e. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
perkembangan moral siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang akan mereka
dapat dari materi pelajaran yang telah mereka terima hendaknya
diarahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai
dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
f. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik
dan logis
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang
lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa.
Dengan begitu materi pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat
segera dilihat keberhasilannnya.
g. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang
ahli, dan masyarakat.
Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya
dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru yang ahli penting karena
sumber utama memanglah guru itu sendiri. Guru dapat mengatur apa yang
dianggapnya perlu atau tidak untuk disampaikan kepada siswa. Masyarakat
juga merupakan sumber belajar yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai
materi belajar yang paling besar.
Hamalik dalam Harjanto (2008: 220)7 mengatakan bahwa di dalam
pengembangan bahan ajar berbagai aspek-aspek yang dapat jadi patokan, antara
lain:
1. Konsep adalah suatu ide atau gagasan.
2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir
3. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan.
4. Proses adalah serangkaian dari perubahan, gerakan perkembangan.
5. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model.
6. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu yang baik.
4. Latihan
SOAL MEDIA PEMBELAJARAN
TEKNIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
1. Dibawah ini, mana yang termasuk kedalam bahan ajar cetak?
9. 9
a. Kaset, radio, piringan hitam
b. Compact disk interaktif
c. Handout, buku, modul, foto/ gambar
2. Apa saja yang termasuk bahan ajar ?
a. Bahan ajar dan bahan ajar interaktif
b. Bahan cetak dan audio visual
c. Jawaban semua benar
3. Apa saja tahap pada teknik Indoktrinasi?
a. Tahap barinwashing, menanamkan fanatisme, penanaman doktrin
b. Tahap pemberian contoh, mengenalkelebihan dan kekurangan,
tahap pengorganisasian
c. Tahap transformasi nilai, transaksi nilai, dan transinternalisasi
4. Apa yang termasuk bahan ajar?
a. Kaset/ piringan hitam/ compact disk
b. Vidio/ film
c. Orang atau narasumber
5. Tahap transaksi nilai, termasuk kepada teknik?
a. Teknik klarifikasi
b. Teknik internalisasi
c. Teknik meramalkan konsekuensi
6. Apa yang dimaksud dengan tahap penanaman doktrin?
a. pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap
benar
b. Pendidik dapat menggunakan pendekatan emosional
c. Pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak nilai yang
sudah mapan dalam diri siswa untuk dikacaukan
7. Apa saja yang mencakup bahan ajar?
a. Informasi
b. Petunjuk
c. Informasi pendukung
8. Bahan Ajar adalah ...
a. Segala bentuk yang digunakan untuk membangun guru/ instructor
dalam melakukan belajar mengajar
b. Untuk membantu guru/ instructor lebih mudah mengajar
c. Untuk membuat peserta didik mudah memahami pelajaran
9. Apa saja proses transinternalisasi ?
a. Recording dan reserving
b. Responding dan gathering
10. 10
c. Valuing dan responding
10. Teknik pembelajaran yang berorientasi pada psikomotor adalah ...
a. Wawasan yang luas
b. Keaktifan moral
c. Drill dan practice
D. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang
dapat digunakan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
ada bisa berupa buku paket, modul, koran, majalah, televisi, internet, lingkungan
alam sekitar dan lain sebagainya yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Bahan ajar ada beberapa macam yaitu bahan ajar pandang (visual), bahan
ajar dengar (aodio), bahan ajar pandang dan dengan (audiovisual), dan bahan ajar
multimedia interaktif.
Kriteria pemilihan materi pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pemahaman peserta didik, keterkaitan dengan SK-KD, relevan dengan
kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
Teknik penyusunan bahan ajar meliputi analisis SK-KD-Indikator, analisis
sumber belajar, pemilihan dan penentuan bahan ajar, dan mengembangkan bahan
ajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencaku petunjuk belajar (petunjuk
siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, content atau isi materi pembelajaran,
informasi pendukung, dan latihan-latihan.
E. Daftar Referensi
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2015. Media Pembelajaran. Bandung.
Sinar Baru Algensindo.
Slide Sosialisasai KTSP, Depdiknas, 2009.
Tim Pustaka Yustia, Panduan Penyusunan KTSP Lengkap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD, SMP, SMA, (Jakarta: Buku Kita, 2007),
hlm. 194.
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 222
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta