Dokumen tersebut merangkum analisis beban kerja yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa dengan memberikan pengertian beban kerja, metode pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan observasi langsung, dasar hukum yang mendasari analisis beban kerja, cara perhitungan beban kerja menggunakan metode WISN, contoh kegiatan di unit rekam medis, tahapan analisis beban kerja, dan manfaat hasil analisis beban kerja.
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
Analisis beban kerja rekam medis
1. ANALISIS BEBAN KERJA
ANALISIS BEBAN KERJA
NAMA KELOMPOK :
Ferica misyaf firnanda
(19134620008)
Nurul hidayati
(19134620026)
Galih nur amalia
(19134620010)
Septian aldi cahyono
(19134620033)
2. Pengertian beban kerja :
Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun di fasilitas pelayanan kesehatan. sesuatu yang dirasa
berada di luar kemampuan pekerja untuk melakukan pekerjaannya.
Jika seseorang pekerja mampu menyelesaikan dan menyesuaikan diri terhadap
sejumlah tugas yang telah diberikan maka hal itu tidak menjadi suatu beban kerja. Tapi,
jika pekerja tidak berhasil maka tugas dan juga kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja.
3. Metode ABK :
Kusioner :
1. Daftar pertanyaan terbuka tentang uraian/rincian tugas
2. Tugas tambahan sesuai renja/renstra
Wawancara :
1. Panduan wawancara terbuka tentang uraian /
rincian tugas dan tugas tambahan
2. Sampel / seluruh pegawai
Metode Pengamatan Langsung :
1. Lembar observasi (check list)
2. Lokasi tempat kerja
4. DASAR HUKUM :
PERMENDAGRI No. 12 tahun 2008 Tentang pedoman analisis beban kerja di lingkungan
departemen dalam negeri dan pemerintah daerah
KEPMENPAN NO. KEP/75/M.PAN/2004 : Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau
target hasil yang harus dicapai dalam satuan waktu tertentu.
PERKA BKN NO. 19 TAHUN 2011 Beban kerja ditetapkan berdasarkan tugas dan fungsi unit
organisasi yang diuraikan menjadi rincian tugas yang diselesaikan pada jangka waktu tertentu.
5. Cara Perhitungan Beban Kerja :
1. Perhitungan kebutuhan SDM kesehatan di tingkat Institusi ini bisa dihitung dengan
menggunakan metode WISN (Work Load Indicator Staff Need / Kebutuhan SDM Kesehatan
Berdasarkan Indikator Beban Kerja)
2. WISN (Work Load Indicator Staff Need) adalah indikator yang menunjukkan besarnya
kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/
relokasi akan lebih mudah dan rasional
3. Langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi :
• Menetapkan waktu kerja tersedia
• Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
• Menyusun standar beban kerja
• Menyusun standar kelonggaran
• Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja
6. Contoh Kegiatan di Unit
Rekam Medis :
• Penamaan
• Penomoran
• Registrasi
• Distribusi
• Penataan
• Analisis
• Klasifikasi
• Indeks
• Pelaporan
• Penyimpanan
• Penjajaran (filing system)
• Pengambilan kembali
• Penyusutan dan
• pemusnahan
7. Aspek dan Dimensi Beban Kerja
Menurut Munandar (2001:381), terdapat dua aspek yang menjadi beban kerja, yaitu:
• Beban kerja sebagai tuntutan Fisik. Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja
yang optimal di samping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak pula
terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja mempunyai pengaruh
terhadap kondisi fatal dan psikologi seseorang.
• Beban kerja sebagai tuntutan tugas. Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan
kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan
dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
• Aspek Analisis Beban Kerja :
Norma waktu variable
Volume Kerja (Variabel Tidak Tetap)
Jam Kerja Efektif
8. Aspek Analisis Beban Kerja :
Norma waktu variable
merupakan waktu yang
dipergunakan untuk
menyelesaikan tugas/
kegiatan. Norma waktu
(variabel tetap) ditetapkan
dalam standar norma
waktu kerja dengan asumsi
tidak ada perubahan yang
menyebabkan norma waktu
tersebut berubah.
Jam Kerja Efektif
jam kerja yang harus
dipergunakan untuk
berproduksi/menjalankan
tugas. Dan juga
merupakan alat ukur
dalam melakukan
analisis beban kerja
Volume Kerja
(Variabel Tidak Tetap)
sebagaimana dimaksud
Dalam Pasal 3 huruf b di
peroleh dari target
pelaksanaan tugas untuk
memperoleh hasil kerja.
9. Tahapan analisis beban kerja
Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistematis dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan :
Formulir isian , wawancara , pengamatan langsung dan referensi.
2. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan :
> Rekapitulasi jumlah beban kerja jabatan
> Perhitungan kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi jabatan dan
prestasi kerja jabatan
> Rekapitulasi kebutuhan pejabat/pegawai, tingkat efisiensi unit dan
prestasi kerja unit
3. Penelaahan hasil olahan data dilakukan untuk memperoleh hasil yang
akurat dan objektif serta sesuai dengan kondisi senyatanya
4. Hasil analisis beban kerja ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk.
10. Tahapan analisis beban kerja
Hasil dan manfaat analisis beban kerja seperti tertuang dalam pasal 20
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 12 tahun 2008 menghasilkan
informasi berupa :
Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit
kerja, Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit, Jumlah kebutuhan
pegawai/pejabat, Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja
unit; dan Standar norma waktu kerja
11. Tahapan analisis beban kerja
Manfaat hasil analisis beban kerja dapat dipergunakan untuk keperluan
sebagai berikut :
1. Penataan/penyempurnaan struktur organisasi
2. Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan
5. Penyusunan standar beban kerja jabatan, penyusunan Daftar
Susunan Pegawai (DSP) atau bahan penetapan eselonisasi jabatan
struktural